Anda di halaman 1dari 3

Nama : Hilwa Karimah

NPM : 41183402220056

Indonesia Melakukan Ekspor Logam Mulia ke Negara Swiss.

Indonesia adalah salah satu negara dengan kekayaan sumber daya alam yang
melimpah, termasuk di antaranya adalah logam mulia, seperti emas dan perak. Swiss, di
sisi lain, merupakan salah satu pusat perdagangan logam mulia terkemuka di dunia.
Negara ini dikenal sebagai salah satu tempat penyimpanan aman untuk logam mulia dan
juga menjadi pusat keuangan global.

Logam mulia menduduki peringkat teratas hingga akhir Desember 2022, diikuti
oleh pakaian jadi, tekstil, furnitur, barang-barang listrik, kopi, karet, mesin turbin, dan
minyak atsiri. Ekspor dari Indonesia ke Swiss naik 4,5 persen pada Mei 2021.
Pada bulan Mei, nilai ekspor Indonesia diperkirakan mencapai USD 228 juta, naik dari
USD 218 juta pada bulan yang sama di tahun 2020.

Sepuluh produk teratas yang akan diekspor Indonesia ke Swiss pada tahun 2021
telah didaftarkan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
HS 71 untuk perhiasan dan logam mulia, HS 64 untuk alas kaki, HS 62 untuk tekstil
bukan rajutan, HS 61 untuk tekstil rajutan, HS 85 untuk elektronik, HS 0901 untuk kopi,
HS 94 untuk furnitur, HS 3301.29 untuk minyak atsiri, HS 84 untuk mesin dan suku
cadang turbin, dan HS 29 untuk bahan kimia organik adalah beberapa di antaranya.

Dari Januari hingga Desember 2022, Indonesia mengekspor barang senilai total
2,21 miliar dolar AS atau sekitar 33,31 triliun rupiah. Jumlah impor dari Swiss ke
Indonesia adalah 428,63 juta dolar AS, atau sekitar 6,45 triliun rupiah. Dengan demikian,
menurut Muliaman Hadad, surplus perdagangan antara Indonesia dan Swiss adalah
sekitar 1,78 miliar dolar AS, atau hampir Rp26,86 triliun. Jumlah yang dicapai pada
tahun 2022 ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan periode tahun 2021.
Pada tahun 2021, seluruh nilai impor dari Swiss hanya 360,30 dolar AS atau Rp5,42
triliun, dibandingkan dengan total nilai ekspor dari Indonesia ke Swiss yang mencapai
1,70 miliar dolar AS atau Rp25,58 triliun.

Cukup mengagumkan apa yang dicapai Indonesia di Swiss pada tahun 2022,
terutama dalam hal neraca perdagangan. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa saat ini
mengiklankan produk Indonesia di Eropa, khususnya di Swiss, merupakan hal yang
menantang. Salah satu pengaruhnya adalah konflik di Ukraina. Swiss sendiri memiliki
inflasi 1,2% meskipun sebagian besar bebas dari kerusuhan politik. Sejak krisis keuangan
tahun 2008, tingkat inflasi ini merupakan yang tertinggi di Swiss.

Berdasarkan data ekspor perhiasan dari Indonesia ke Swiss selama ini, khususnya
perhiasan yang terbuat dari logam mulia, perhiasan dari Indonesia merupakan salah satu
komoditas non-migas yang mampu bersaing di pasar global dan berpotensi untuk
diekspor ke negara lain seperti Swiss. Indonesia didorong untuk mengembangkan potensi
salah satu industri ekonomi kreatifnya, yaitu industri perhiasan, agar dapat terus
memproduksi dan membuat produk perhiasan dalam negeri yang potensial yang unik dan
sekreatif mungkin dengan berbagai macam bahan yang berkualitas. Hal ini dimungkinkan
dengan adanya permintaan yang kuat dari Swiss terhadap perhiasan Indonesia.

Berikut adalah beberapa contoh lain barang yang dapat diekspor atau diimpor antara
Swiss dan Indonesia sebagai ilustrasi perdagangan antara kedua negara:
1. Produk Pertanian: Ekspor terbesar dari Indonesia ke Swiss adalah produk pertanian
seperti kopi, teh, kakao, karet, dan rempah-rempah.

2. Produk perikanan: Indonesia mengekspor ikan, udang, dan produk perikanan lainnya
dalam jumlah yang signifikan ke Swiss.

3. Tekstil dan Pakaian: Indonesia memiliki sektor tekstil yang berkembang pesat yang
menghasilkan berbagai macam produk tekstil dan pakaian yang diekspor ke Swiss, di
antara negara-negara lain.
4. Perhiasan: Sebagai pemasok logam mulia, Indonesia mampu mengekspor perhiasan
emas dan perak ke Swiss, negara yang terkenal dengan sektor perhiasannya.

5. Mebel: Indonesia juga mengekspor produk furnitur ke Swiss, termasuk rotan, kayu
olahan, dan furnitur yang terbuat dari bahan lainnya.

Swiss mengekspor barang-barang berikut ini ke Indonesia:


1. Logam mulia, terutama emas, karena Swiss terkenal dengan industri logam mulianya.
Swiss merupakan sumber logam mulia yang dapat diimpor Indonesia untuk
digunakan dalam pembuatan perhiasan atau sebagai investasi.

2. Mesin dan peralatan industri: Untuk membantu pengembangan sektor industri dalam
negeri, Indonesia dapat mengimpor mesin dan peralatan industri mutakhir dari Swiss.

3. Farmasi dan Obat-obatan: Untuk memenuhi kebutuhan medis dan perawatan kesehatan
di Indonesia, barang-barang farmasi dan obat-obatan berkualitas tinggi dari Swiss dapat
diimpor.

4. Bahan kimia dan farmasi: Untuk meningkatkan sektor bisnis kimia dan farmasi di
Indonesia, bahan kimia khusus atau bahan baku farmasi juga dapat diimpor dari Swiss.

5. Teknologi dan Elektronik: Untuk memenuhi permintaan Indonesia akan teknologi dan
elektronik berkualitas tinggi, Swiss dapat memasok sebagian impor Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai