KANTOR OTORITAS
BANDAR UDARA WILAYAH V
MAKASSAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka peningkatan sistem tata kelola penyelenggara pelayanan publik di
lingkungan Kementerian Perhubungan dan meningkatkan kualitas pelayanan yang
diberikan oleh unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian Perhubungan,
berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 19 Tahun 2017 tentang
Pedoman Standar Pelayanan, setiap Unit Penyelenggara Pelayanan Publik di
lingkungan Kementerian Perhubungan wajib menyusun, menetapkan dan menerapkan
standar pelayanan untuk setiap jenis pelayanan.
Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah V Makassar merupakan Unit Pelaksana Teknis
di lingkungan Kementerian Perhubungan yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Menteri Pehubungan melalui Direktur Jenderal Perhubungan Udara.
Mempunyai tugas melaksanakan Pengaturan, Pengendalian, dan Pengawasan Kegiatan
Penerbangan di Bandar Udara serta sebagai pelayanan publik.
Guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam mencapai sasaran kinerja, termasuk
kinerja dalam melakukan kegiatan pelayanan, sebagai upaya untuk menjamin kualitas
pelayanan dan juga mengoptimalkan keberhasilan kegiatan yang telah dilaksanakan
tersebut, perlu disusun sebuah Standar Pelayanan di Kantor Otoritas Bandar Udara
Wilayah V sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2009 tentang Pelayanan Publik.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah V
Makassar selalu berupaya untuk memberikan pelayanan secara prima kepada seluruh
masyarakat pengguna jasa penerbangan di lingkungan Kantor Otoritas Bandar Udara
Wilayah V Makassar Wilayah Makassar.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Standar Pelayanan meliputi :
1. Identifikasi kondisi dan jenis pelayanan;
2. Identifikasi standar pelayanan;
3. Penjabaran Standar Pelayanan.
Yang pelaksanaannya terdiri dari beberapa komponen yaitu :
1. Dasar hukum;
2. Persyaratan;
3. Sistem, mekanisme dan prosedur;
4. Jangka waktu penyelesaian;
5. Biaya/tarif;
6. Produk pelayanan;
7. Sarana, prasarana dan/atau fasilitas;
8. Kompetensi pelaksana;
9. Pengawasan internal;
10. Penanganan pengaduan, saran dan masukan;
11. Jumlah pelaksana;
12. Jaminan pelayanan;
13. Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan;dan
14. Evaluasi kinerja pelaksana.
BAB II
PENGERTIAN DAN PRINSIP PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN
A. Pengertian
1. Standar Pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai
kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan
yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur;
2. Penyelenggara pelayanan publik yang selanjutnya disebut penyelenggara adalah
setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk
berdasarkan UndangUndang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum
lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik;
3. Organisasi penyelenggara pelayanan publik yang selanjutnya disebut organisasi
penyelenggara adalah satuan kerja penyelenggara pelayanan publik yang berada di
lingkungan institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang
dibentuk berdasarkan Undang-Undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan
hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik;
4. Maklumat Pelayanan adalah pernyataan tertulis yang berisi keseluruhan rincian
kewajiban dan janji yang terdapat dalam Standar Pelayanan;
5. Masyarakat adalah seluruh pihak, baik warga negara maupun penduduk sebagai
orang perseorangan, kelompok, maupun badan hukum yang berkedudukan sebagai
penerima manfaat pelayanan publik, baik secara langsung maupun tidak langsung.
6. Pihak terkait adalah pihak yang dianggap kompeten dalam memberikan masukan
terhadap penyusunan Standar Penyusunan;
7. Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan perundang-undangan bagi setiap warga dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau setiap warga negara dan penduduk atas barang
jasa, dan/atau pelyanan administrative yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
8. Pelaksana pelayanan publik yang selanjutnya disebut pelaksana adalah pejabat,
pegawai, petugas dan setiap orang yang bekerja di dalam organisasi penyelenggara
yang bertugas melaksanakan tindakan atau serangkaian pelayanan publik.
B. Prinsip
Prinsip dalam penyusunan penetapan dan penerapan Standar Pelayanan adalah :
1. Sederhana. Standar Pelayanan yang mudah dimengerti, mudah diikuti, mudah
dilaksanakan, mudah diukur, dengan prosedur yang jelas dan biaya terjangkau bagi
masyarakat maupun penyelenggara;
2. Partisipatif. Penyusunan Standar Pelayanan dengan melibatkan masyarakat dan
pihak terkait untuk membahas bersama dan mendapatkan keselarasan atas dasar
komitmen atau hasil kesepakatan;
3. Akuntabel. Hal-hal yang diatur dalam Standar Pelayanan harus dapat dilaksanakan
dan dipertanggungjawabkan kepada pihak yang berkepentingan;
4. Berkelanjutan. Standar Pelayanan harus terus-menerus dilakukan perbaikan sebagai
upaya peningkatan kualitas dan inovasi pelayanan;
5. Transparansi. Standar Pelayanan harus dapat dengan mudah diakses oleh
masyarakat.
6. Keadilan. Standar Pelayanan harus menjamin bahwa pelayanan yang diberikan
dapat menjangkau semua masyarakat yang berbeda status ekonomi, jarak lokasi
geografis, dan perbedaan kapabilitas fisik dan mental.
C. Komponen
Komponen standar pelayanan berdasarkan pasal 21 Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2009 sekurang-kurangnya meliputi :
1. Dasar hukum, adalah peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar
penyelenggaraan pelayanan;
2. Persyaratan, adalah syarat (dokumen atau hal lain) yang harus dipenuhi dalam
pengurusan suatu jenis pelayanan, baik persyaratan teknis maupun administrative.
3. Sistem, mekanisme dan prosedur, adalah tata cara dan pelayanan yang dibakukan
bagi pemberi dan penerima pelayanan, termasuk pengaduan;
4. Jangka waktu penyelesaian, adalah jangka waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan seluruh proses pelayanan dari setiap jenis pelayanan;
5. Biaya/tarif, adalah biaya yang dikenakan kepada penerima layanan dalam mengurus
dan/atau memperoleh pelayanan dari penyelenggara yang besarnya ditetapkan
berdasarkan kesepakatan antara penyelenggara dan masyarakat;
6. Produk pelayanan, adalah hasil pelayanan yang diberikan dan diterima sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan;
7. Sarana, prasarana dan/atau fasilitas, adalah peralatan dan fasilitas yang
diperlukandalam penyelenggara pelayanan termasuk peralatan dan fasilitas
pelayanan bagi kelompok rentan;
8. Kompetensi pelaksana, adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh pelaksana
meliputi pengetahuan, keahlian, keterampilan dan pengalaman;
9. Pengawasan internal, adalah sistem pengendalian intern dan pengawasan langsung
yang dilakukan oleh pimpinan satuan kerja atau atasan langsung pelaksana;
10. Penanganan pengaduan, saran dan masukan, adalah tata cara pelaksanaan
penanganan pengaduan dan tindak lanjut
11. Jumlah pelaksana, adalah tersedianya pelaksana sesuai dengan beban kerja.
Informasi mengenai komposisi atau jumlah petugas yang melaksanakan tugas sesuai
pembagian dan uraian tugasnya;
12. Jaminan pelayanan, adalah memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai
dengan Standar Pelayanan;
13. Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan, adalah dalam bentuk komitmen
untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, resiko dan keragu-raguan;
14. Evaluasi kinerja pelaksana, adalah penilian untuk mengetahui seberapa jauh
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan Standar Pelayanan.
Penyusunan komponen standar pelayanan perlu memperhatikan peraturan perundang-
undangan lain yang terkait dengan penyusunan Standar Pelayanan seperti Standar
opersional prosedur dan norma, standar, prosedur dan kriteria.
BAB III
IDENTIFIKASI KONDISI SAAT INI
Tujuan dari identifikasi kondisi saat ini yaitu untuk mengenali, mendata dan mengetahui
sejauh mana kondisi atau kapasitas/kemampuan daru unsur-unsur organisasi dan atau
fungsi manajemen yang terkait dengan komponen Standar Pelayanan yang akan disusun
adalam penyelenggaraan pelayanan.
Hal-hal yang diidentifikasi dalam proses penyusunan standar pelayanan, antara lain
meliputi:
1. Tugas, fungsi dan dasar hukum kelembagaan;
2. Jenis pelayanan, produk pelayanan, masyarakat dan pihat terkait;
3. Mekanis dan prosedur, persyaratan, biaya dan waktu;
4. Sarana prasaran dan anggaran;
5. Jumlah dan kompetensi SDM;
6. Pengawasan internal;
7. Penanganan pengaduan, sarana dan masukan;
8. Sistem jaminan pelayanan dan jaminan keamanan;dan
9. Aspek-aspek lain yang terkait dengan komponen Standar Pelayanan
Guna memudahkan proses dalam identifikasi, perlu dilakukan Langkah pendataan dan
pencatatan informasi dengan bantuan lembar kerja, sebagai berikut:
A. IDENTIFIKASI TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN DAN DASAR HUKUM KELEMBAGAAN
1. Kewenangan menyelenggarakan jenis pelayanan;
2. Bentuk/struktur, tugas, fungsi dan kewenangan dari kelembagaan satuan kerja pelayanan saat ini;
3. Instansi/unit/satker mana saja yang terkait
4. Peraturan/ketentuan apa saja.
Tabel 1
Tugas, Fungsi, Kewenangan dan Dasar Hukum Kelembagaan
No Unsur/Aspek Uraian Dasar Hukum/ Ketentuan yang terkait
. Manajemen
1. Tugas dan Fungsi Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah V Makassar mempunyai tugas 1. Peraturan Menteri Perhubungan
melaksanakan Pengaturan, Pengendalian, dan Pengawasan Kegiatan Nomor: PM 41 Tahun 2011 tentang
Penerbangan di Bandar Udara. Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Dalam melaksanakan tugasnya, Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah Otoritas Bandar Udara;
V Makassar menyelenggarakan fungsi : 2. Peraturan Menteri Pehubungan
1. Pelaksanaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan terhadap Nomor 22 Tahun 2015 tentang
keselamatan, keamanan, kelancaran, serta kenyamanan penerbangan Peningkatan Fungsi Pengendalian
di bandar udara; Dan Pengawasan Oleh Kantor
2. Pelaksanaan koordinasi kegiatan pemerintahan di bandar udara; Otoritas Bandar Udara
3. Pelaksanaan pengaturan, pengendalian dan pengawasan di bidang 3. Peraturan Menteri Pehubungan
fasilitas, pelayanan dan pengoperasian bandar udara; Nomor 59 Tahun 2015 tentang
4. Pelaksanaan pengaturan, pengendalian dan pengawasan penggunaan Kriteria, Tugas Dan Wewenang
lahan daratan dan/atau perairan bandar udara sesuai dengan rencana Inspektur Penerbangan
induk bandar udara; 4. Peraturan Direktur Jenderal
5. Pelaksanaan pengaturan, pengendalian dan pengawasan penggunaan Perhubungan Udara Nomor KP. 114
Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) dan Daerah Tahun 2013 tentang Petunjuk
Lingkungan Kerja (DLKr) serta Daerah Lingkungan Kepentingan Pelaksanaan Peraturan Menteri
Bandar Udara (DLKP); Perhubungan Nomor : PM 41 Tahun
6. Pelaksanaan pengaturan, pengendalian dan pengawasan 2011 tentang Organisasi dan Tata
pelaksanaan standar kinerja operasional pelayanan bandar udara, Kerja Kantor Otoritas Bandar Udara
angkutan udara, keamanan penerbangan, pesawat udara dan
navigasi penerbangan;
7. Pelaksanaan pengaturan, pengendalian dan pengawasan
pelaksanaan pelestarian lingkungan bandar udara;
8. Pelaksanaan pengaturan, pengendalian dan pengawasan di bidang
angkutan udara, kelaikudaraan dan pengoperasian pesawat udara di
Bandar udara, pelaksanaan ketentuan mengenai organisasi
perawatan pesawat udara, serta sertifikasi kompetensi dan lisensi
personel pengoperasian pesawat udara;
9. Pemberian sertifikat kelaikudaraan standar lanjutan (continous
airworthiness certificate) untuk pesawat udara bukan kategori
transport (non transport category) atau bukan niaga (non
commercial);
10. Pelaksanaan pengaturan, pengendalian dan pengawasan dibidang
keamanan penerbangan dan pelayanan darurat di Bandar udara; dan
11. Pelaksanaan urusan administrasi dan kerumah tanggaan Kantor
Otoritas Bandar Udara.
2. Kewenangan 1. Pelayanan PAS Bandara; Peraturan Menteri Perhubungan
menyelenggarakan 2. Pelayanan rekomendasi KKOP; Nomor: PM 41 Tahun 2011 tentang
jenis pelayanan 3. Flight Approval (FA) Lokal Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Otoritas Bandar Udara
3. Instansi/Unit/Satke 1. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; 1. Peraturan Menteri Perhubungan
r yang rerkait 2. Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara; Nomor: PM 41 Tahun 2011 tentang
dengan 3. Direktorat Bandar Udara; Organisasi dan Tata Kerja Kantor
penyelenggaraan 4. Direktorat Keamanan Penerbangan; Otoritas Bandar Udara;
pelayanan 5. Direktorat Angkutan Udara; 2. Peraturan Menteri Pendayagunaan
6. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai; Aparatur Negara dan Reformasi
7. Kantor Imigrasi; Birokrasi Republik Indonesia Nomor
10 Tahun 2019 tentang Perubahan
8. Kantor Kesehatan Pelabuhan;
Atas Peraturan Menteri
9. Balai Besar Karantina Pertanian;
Pendayagunaan Aparatur Negara
10. Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil dan Reformasi Birokrasi Nomor 52
Perikanan; Tahun 2014 tentang Pedoman
11. BMKG;
12. Kantor SAR; Pembangunan Zona Integritas
13. Perum LPPNPI; Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi
14. PT Angkasa Pura I; dan Wilayah Birokrasi Bersih dan
15. Airlines; Melayani di lingkungan Instansi
Pemerintah.
Tabel 2
Jenis Pelayanan, Produk Pelayanan, Masyarakat dan Pihak Terkait
No Jenis Pelayanan Produk Pelayanan Dasar Hukum Masyarakat / Pihak terkait
. Penyelenggaraan Pengguna Layanan
Layanan
1. Pelayanan PAS Bandara Tanda izin masuk 1. Peraturan Menteri 1. Orang perorangan 1. PT Angkasa Pura I
orang kedaerah Perhubungan yang mempunyai Bandar Udara
keamanan terbatas di Nomor PM 51 tugas dan fungsi Internasional Sultan
Bandara Internasional Tahun 2020 tentang untuk berada di Hasanuddin Makassar
Sultan Hasanuddin Keamanan daerah keamanan
Makassar (PAS Penerbangan terbatas
Bandara) Nasional ; berdasarkan
2. Peraturan Menteri wilayah/area kerja
Perhubungan kegiatannya di
Nomor PM 33 bandar udara;
Tahun 2015 tentang 2. Kendaraan yang
Pengendalian Jalan masuk keluar dari
Masuk (Access dan melakukan
Control) ke Daerah pergerakan di
Keamanan Terbatas daerah keamanan
di Bandar Udara terbatas bandar
sebagaimana udara; dan
diubah dengan PM 3. Orang perorangan
167 Tahun 2015 ; yang mempunyai
dan tugas dan fungsi
3. Keputusan Direktur untuk
Jenderal mengemudikan
Perhubungan Udara kendaraan
Nomor : bermotor di sisi
SKEP/140/VI/1999 udara di bandar
tentang Persyaratan udara.
dan Prosedur
Pengoperasian
Kendaraan di Sisi
Udara.
2. Pelayanan rekomendasi Rekomendasi 1.UU No. 1 Tahun Setiap orang yang Penyelenggara Bandar
KKOP;dan ketinggian 2009 tentang berada di daerah Udara
gedung/bangunan di Penerbangan tertentu di bandar
dalam KKOP Wilayah 2.Peraturan Menteri udara, membuat
Kerja Kantor Otoritas Perhubungan Nomor halangan (obstacle),
Bandar Udara PM 41 Tahun 2011 dan/atau melakukan
Wilayah V Makassar tentang Organisasi kegiatan lain di
dan Tata Kerja kawasan keselamatan
Kantor Otoritas operasi penerbangan
Bandar Udara yang dapat
3.Peraturan Direktur membahayakan
Jenderal keselamatan dan
Perhubungan Udara keamanan
Nomor KP 459 penerbangan.
Tahun 2015 tentang
Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor
PM 41 Tahun 2011
tentang Organisasi
dan Tata Kerja
Kantor Otoritas
Bandar Udara
3 Flight Approval (FA) Lokal Dokumen Persetujuan 1. Undang Undang Melayani pemberian 1. Badan Usaha Angkutan
FA Lokal Nomor 1 Tahun FA local untuk Udara (Maskapai);
2009 Tentang penerbangan Training 2. Angkasa Pura I
Penerbangan; Flight, Test Flight (Bandar Udara)
2. Keputusan Menteri 3. Perum LPPNPI Airnav
Perhubungan MATSC
Nomor 25 Tahun
2008 tentang
Angkutan Udara;
3. Peraturan Menteri
Perhubungan
Nomor PM 50
Tahun 2017 tentang
Pedoman
Penyusunan Peta
Proses Bisnis dan
Standar Operasional
Prosedur (SOP) di
Lingkungan
Kementerian
Perhubungan;
4. Peraturan Menteri
Perhubungan
Nomor PM 61
Tahun 2017 tentang
Peraturan
Keselamatan
Penerbangan Sipil
Bagian 121;
5. Peraturan Menteri
Perhubungan
Nomor PM 61
Tahun 2017 tentang
Peraturan
Keselamatan
Penerbangan Sipil
Bagian 135;
6. Peraturan Menteri
Perhubungan
Nomor PM 81
Tahun 2017 tentang
Peraturan
Keselamatan
Penerbangan Sipil
Bagian 91;
7. Peraturan Menteri
Perhubungan
Nomor PM 66
Tahun 2017 tentang
Peraturan
Keselamatan
Penerbangan Sipil
Bagian 61;
8. Keputusan Direktur
Jenderal
Perhubungan Udara
Nomor SKEP
2759/XII/2010
tentang Perubahan
Kedua atas
Peraturan Direktur
Jenderal
Perhubungan Udara
Nomor SKEP
195/IX/2008
tentang Petunjuk
Pelaksanaan
Persetujuan
Terbang (Flight
Approval);
1. Bukti Kepemilikan/
penguasaan kendaraan
2. Surat keterangan
kegunaan kendaraan
2. PAS Kendaraan beroperasi di Daerah
Keamanan Terbatas;
3. Bukti lulus uji laik
kendaraan; dan
4. Surat Tanda Nomor
Kendaraan (STNK)
F. PENGAWASAN INTERNAL
Tabel 6
Pengawasan Internal
Status/bentuk organisasi Prosedur Dukungan SDM Sarana Keterangan
Internal Audit Kantor Pengawasan internal 1. Laporan Bulanan
Otoritas Bandar Udara melalui audit atau pengeluaran PAS
Wilayah V Makassar inspeksi yang 2. Evaluasi kegiatan setiap
dilaksanakan dalam bulan
waktu tertentu untuk
menjamin kualitas
produk layanan
Berdasarkan hasil identifikasi kondisi saat ini, ditetapkan Standar Pelayanan di lingkungan
Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah V Makassar sebagai berikut :
1. Penerbitan PAS Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar
N KOMPONEN URAIAN
O
1 Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan
(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4075);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor PP 15 tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif atas
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Perhubungan;
4. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 41 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Otoritas Bandar Udara;
5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 22 Tahun 2015 tentang Peningkatan Fungsi
Pengendalian dan Pengawasan oleh Kantor Otoritas Bandar Udara;
6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 33 Tahun 2015 tentang Pengendalian Jalan Masuk
(Access Control) ke Daerah Keamanan Terbatas di Bandar Udara;
7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 77 Tahun 2015 Tentang Standarisasi dan Sertifikasi
Fasilitas Bandar Udara;
8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 167 Tahun 2015 tentang Perubahan atas PM 33
Tahun 2015 tentang Pengendalian Jalan Masuk (Access Control) ke Daerah Keamanan Terbatas
di Bandar Udara;
9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 92 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 77 Tahun 2015 Tentang Standarisasi dan Sertifikasi Fasilitas
Bandar Udara;
10. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 78 Tahun 2017 tentang
Pengenaan Sanksi Administratif Terhadap Pelanggaran Peraturan Perundang-undangan di Bidang
Penerbangan;
11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 80 Tahun 2017 tentang Program Keamanan
Penerbangan Nasional ;
12. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP/100/XI/1985 tentang Peraturan
dan Tata Tertib Bandar Udara;
13. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP/140/VI/1999 Tentang Persyaratan
dan Prosedur Pengoperasian Kendaraan di Sisi Udara;
14. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 459 Tahun 2015 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 41 Tahun 2011 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Otoritas Bandar Udara;
15. Annex 17 Security: Safeguarding International Civil Aviation against Acts of Unlawful
Interference;
16. Doc 8973 Aviation Security Manual.
2. Persyaratan Pelayanan PAS ORANG
1. Surat permohonan yang diajukan oleh Kepala Kantor atau Pimpinan Perusahaan;
2. Kartu Tanda Penduduk / KTP atau PASPOR & KITAS (yang masih berlaku
3. Surat Keterangan Catatan Keplosian, Surat Keterangan Sehat dan Surat Keterangan Bebas
Narkoba, kecuali bagi pemohon dari Instansi Pemerintah/TNI/POLRI, BUMN atau BUMD, yang
harus disertai dengan surat keterangan dari Kepala Kantor Instansi/perusahaan yang
bersangkutan;
4. Daftar Riwayat Hidup;
5. Kontrak Kerja antara pemohon dengan perusahaan tempatnya bekerja atau surat keterangan /
Keputusan dari Instansi Pemohon;
6. Pas photo berwarna terakhir (latar belakang warna putih); dan
7. Pakta Integritas (khusus protokoler)
8. Surat Keterangan dari Kedutaan Besar Negara pemohon bagi Warga Negara Asing.
PAS KENDARAAN
1. Surat Permohonan,
2. Data kendaraan,
3. Bukti kepemilikan/penguasaan kendaraan,
4. Surat keterangan kegunaan kendaraan beroperasi daerah keamanan terbatas,
5. Bukti lulus uji laik kendaraaan dan Surat Tanda Nomor Kendaraan
6. Bukti lulus pemeriksaan kendaraan oleh kantor otoritas bandar udara;
7. STNK kendaraan;
8. Sertifikasi alat pemadam api ringan dari penyelenggara bandara;
9. Identitas (KTP/ID/Pas) penanggungjawab dan TIM
TIM
1. Surat Permohonan,
2. Foto Copy Sertifikat kecakapan (khsusu GSE),
3. PAS Bandara dan sesuai dengan golangan TIM yang dimohon,
4. SIM yang masih berlaku,
5. Surat keterangan sehat jasmani dan rohani serta tidak buta warna dari dokter pemerintah dan pas
foto terbaru dengan latar belakang merah ukuran 25 x 30 cm 3 (tiga) lembar.
4. Umum
a. Mingguan : Rp. 100.000,- / orang / minggu
b. Bulanan : Rp. 300.000,- / orang / bulan
c. Tahunan : Rp.2.500.000,- / orang / tahun
PAS KENDARAAN
IZIN MENGEMUDI
6. Produk Pelayanan Tanda izin masuk orang dan Kendaraan kedaerah keamanan terbatas di Bandara Internasional Sultan
Hasanuddin Makassar (PAS Bandara)
7. Sarana, Prasarana, 1. Aplikasi berbasis Web;
dan/atau fasilitas 2. Komputer;
3. Mesin Pencetak PAS Bandara;
4. Printer;
5. Kamera;
6. Ruang Foto;
10. Penanganan Pengaduan, Penanganan pengaduan, saran dan masukan dapat melalui https://skm.dephub.go.id/,
Saran dan Masukan https://simadu.dephub.go.id/, dan https://www.otban5.com/Contact
N KOMPONEN URAIAN
O
1 Dasar Hukum 1. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 Tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2016 Jenis dan Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak
Yang Berlaku Pada Kementerian Perhubungan;
4. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM No 41 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Otoritas Bandar Udara;
5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 95 Tahun 2021 tentang Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 139 tentang Aerodrome;
6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 50 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Peta
Proses Bisnis dan Standar Operasional Prosedur (SOP) di Lingkungan Kementerian Perhubungan;
7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 90 Tahun 2018 tentang Norma, Standar, Prosedur dan
Kriteria Perizinan Berusaha secara Elektronik Sektor Perhubungan di Bidang Udara;
8. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 23 Tahun 2005 tentang Pemberlakuan SNI
Mengenai Pemberian Tanda dan Pemasangan Lampu Halangan (Obstacle Light) di sekitar Bandar
Udara sebagai Standar Wajib;
9. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 44 Tahun 2005 tentang Pemberlakuan SNI
Mengenai Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan Sebagai Standar Wajib;
10. Keputusan Menteri Perhubungan tentang Rencana Induk Bandar Udara dalam Wilayah Kerja
Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah V;
11. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP. 326 Tahun 2019 tentang Standar
Teknis dan Operasional Volume I Bandar Udara (MOS).
10. Penanganan Pengaduan, Penanganan pengaduan, saran dan masukan dapat melalui https://skm.dephub.go.id/,
Saran dan Masukan https://simadu.dephub.go.id/, dan https://www.otban5.com/Contact
11. Jumlah Pelaksana SMA Jumlah : 2 orang
S1 Jumlah : 4 orang
S2 Jumlah : 2 orang
12. Jaminan Pelayanan Pelayanan akan dilaksanakan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur dan norma waktu yang
telah ditetapkan
13. Jaminan Keamanan dan 1. Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah V Makassar menjamin pengguna jasa akan mendapatkan
Keselamatan Pelayanan pelayanan dengan baik, dilaksanakan sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah
ditetapkan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku;dan
2. Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah V Makassar berkomitmen untuk menjamin keamanan dan
keselamatan terhadap jasa pelayanan.
3. Flight Approval
N KOMPONEN URAIAN
O
1 Dasar Hukum 1. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan;
2. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2008 tentang Angkutan Udara;
3. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 50 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Peta
Proses Bisnis dan Standar Operasional Prosedur (SOP) di Lingkungan Kementerian Perhubungan;
4. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 61 Tahun 2017 tentang Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 121;
5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 61 Tahun 2017 tentang Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 135;
6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 81 Tahun 2017 tentang Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 91;
7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 66 Tahun 2017 tentang Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 61;
8. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP 2759/XII/2010 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP 195/IX/2008 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Persetujuan Terbang (Flight Approval);
b. Pihak maskapai yang melakukan pengajuan memilih salah satu jenis Flight Approval (FA)
yang ditampilkan di website yang terdiri atas :
1) Flight Approval (FA) Lokal Training Flight
2) Flight Approval (FA) Lokal Test Flight