Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SURADITA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


TATA LAKSANA RUJUKAN STUNTING PADA ANAK

Nomor : 067/SOP.109/PKM-SRD/2022

Revisi Ke :

Berlaku Tanggal : 09 Mei 2022

Jl. Anggrek Raya Perumnas Suradita RT. 018 RW. 04 Desa Suradita
Kecamatan Cisauk, Kab. Tangerang, 15434

TAHUN 2022
TATA LAKSANA RUJUKAN
STUNTING PADA ANAK
No. 067/SOP.109/PKM-
:
Dokumen SRD/2022
SOP No. Revisi :
Tgl. Terbit : 09 Mei 2022
Hal : 1/3

PUSKESMAS dr. Kustri Suharningsih, MKM


SURADITA NIP. 197505252010012006

1. Pengertian a. Stunting merupakan perawakan pendek atau sangat pendek berdasarkan


panjang/tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 Standar Deviasi (SD)
pada kurva pertumbuhan WHO, disebabkan kekurangan gizi kronik yang
berhubungan dengan status sosio ekonomi rendah, asupan nutrisi dan
kesehatan ibu yang buruk, riwayat sakit berulang dan praktik pemberian
makan pada bayi dan anak yang tidak tepat.
b. Tata laksana stunting merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
dokter spesialis anak di FKRTL yang meliputi tiga aspek yaitu tata laksana
nutrisi dengan pemberian makan yang benar dan energi cukup (protein energy
ratio, PER 10- 15%), jadwal tidur teratur dengan waktu tidur malam mulai
pukul 21.00 untuk mencapai tidur dalam (deep sleep) pada pukul 23.00- 03.00
serta melakukan olahraga/aktivitas fisik teratur paling tidak 30-60 menit,
minimal 3-5 hari dalam seminggu.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas dalam menerapkan langkah-langkah atau prosedur
penatalaksanaan tata laksana stunting dan rujukan stunting pada anak di
Puskesmas
3. Kebijakan Surat keputusan Kepala Puskesmas Suradita nomor: 824/Kep.101/PKM-
SRD/2022 tentang tim pencegahan penurunan stunting
4. Referensi a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kessehatan Masyarakat
b. Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) No.HK.01.07/Menkes/1928/2022
tentang pedoman nasional pelayanan kedokteran tata laksana stunting
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer 165 tahun 2023
tentang Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Prosedur/ Adapun langkah yang dipersiapkan ialah sebagai berikut:
Langkah- a. Kader Posyandu Balita menimbang dan mengukur Balita yang berkunjung di
langkah Posyandu.
b. Jika ditemukan indikasi Balita dengan stunting berdasarkan hasil pengukuran
tinggi badan menurut umur, maka kader merujuk Balita ke Puskesmas.
c. Petugas gizi di Puskesmas melakukan konfirmasi dan validasi kembali hasil
pengukuran kader dengan melakukan pengukuran ulang.
d. Petugas gizi menilai status gizi balita berdasarkan TB/U atau PB/U.
e. Bila terkonfirmasi stunting dari hasil pengukuran TB/U, maka petugas
merujuk Balita tersebut ke rumah sakit yang menjadi rujukan Balita stunting.
f. Bila tidak terkonfirmasi stunting, maka petugas memberikan edukasi kepada
ibu Balita untuk tetap memantau pertumbühan Balita di Posyandu secara
rutin.
6. Bagan Alir
Menimbang dan mengukur Balita
yang berkunjung di Posyandu

Ditemukan Balita stunting menurut


TB/U atau PB/U

Rujuk ke Puskesmas

Melakukan konfirmasi dan validasi kembali


hasil pengukuran kader

Rujuk ke
Stunting
rumah sakit

Edukasi dan anjurkan


rutin ke Posyandu

Selesai

7. Dokumen a. Rekam medis pasien


Terkait b. Formulir PDIME gizi
8. Unit Terkait a. Unit layanan kesehatan ibu dan anak
b. Unit layanan persalinan
9. Hal-hal a. Jika didapatkan anak dengan PB atau TB berdasarkan usia dan jenis kelamin
yang perlu <-2 SD, BB/U <- 2 SD, atau weight faltering (kenaikan berat tidak memadai)
diperhatikan dan growth deceleration (perlambatan pertumbuhan linier), maka anak
tersebut harus dirujuk ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) atau
Puskesmas.
b. Penimbangan berat badan, dan pengukuran panjang badan di Posyandu harus
dilakukan setiap bulan untuk deteksi dini weight faltering.

2/3
10. Rekam No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal diberlakukan
Historis Perubahan
Perubahan

3/3

Anda mungkin juga menyukai