Anda di halaman 1dari 8

JURNAL WILAYAH DAN LINGKUNGAN

P-ISSN: 2338-1604 dan E-ISSN: 2407-8751


Journal Homepage: http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jwl Volume X Nomor X, Bulan Tahun, xx-xx
http://dx.doi.org/10.14710/jwl.x.x.xx-xx

Konservasi Dan Rehabilitasi Ekosistem Pesisir Laut


Conservation And Rehabilition Of Coastal Ecosystem

Daud Yusuf, S.Kom., M.Si1, Mulis, S.Pi.,M.Sc2, Dr.Eng Sri Maryati3, S.Si, Sry Ayu Kaino4
Univeristas Negeri Gorontalo, Kota Gorontalo, Indonesia

Abstrak: Estimasi Stok Karbon Hutan Mangrove di Kawasan Pesisir Teluk Tomini Menggunakan Citra
Landsat 8. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui estimasi besarnya stok karbon yang mampu
disimpan oleh hutan mangrove di Kawasan Pesisir Teluk Tomini (Kabupaten Boalemo) dan mengetahui
besarnya tingkat akurasi hasil estimasi stok karbon dari berbagai transformasi pada Citra Landsat 8 yang
digunakan serta mengetahui Indeks Vegetasi yang terbaik untuk mengestimasi Stok Karbon Hutan Mangrove.
Kata Kunci : Estimasi karbon, Teluk Tomini, Landsat 8, Mangrove.
Abstract: Carbon stock estimation of mangrove forest in the coastal area of tomini (Kabupaten Boalemo bay
using landsat 8 imagery. Variaous transformation in landsat 8 iamgery used and to find out the best vegetation
index to estima mangrove forest stock karbon .
Keywords: Estimation Karbon, Bay Tomini, Landsat 8, Mangrove

Korespondensi Penulis:
Email:daud@ung.ac.id

© 2020 LAREDEM
2 Konservasi dan Rehabilitasi Ekosistem Pesisir dan Laut

Pendahuluan

Pemanasan global adalah isu yang tidak pernah akan hilang seiring dengan perkembangan dunia.
Salah satu penyebab utama pemansan global adalah karbon dioksida ( CO 2) yang keberadaanya di
udara terus meningkat dan diperparah dengan berkurangnya luas hutan akibat perambahan secara
ilegal dan pembangunan yang terus marak. David Held mengatakan bahwa hutan memiliki peran
strategis dan penting dalam menjaga stabilisasi iklim dimana Hutan akan menyaring CO 2 melalui
proses fotosintesis. Apabila hutan memiliki masalah maka kondisi siklus CO 2 dan O2 di atmosfer
akan berbahaya dan menimbulkan dampak negatif bagi alam dan manusia.
Indonesia dengan garis pantai yang memiliki vegetasi mangrove yang luas, walaupun di beberapa
wilayah juga sudah mengalami kerusakan akibat aktivitas manusia. Sebagai Negara dengan luas
hutan mangrove terbesar di dunia maka perlu dilakukan pendataan yang tepat. Daniel M Alongi telah
melakukan penelitian yang membuktikan bahwa mangrove dapat menyimpan empat kali lipat lebih
banyak karbon jika dibandingkan dengan hutan tropis lainnya.
Remote Sensing sebagai teknologi terdepan dapat saat ini dapat digunakan untuk memprediksi dan
menghitung secara jelas estimasi karbon yang dapat dihasilkan. Setiap obyek yang ada di permukaan
bumi akan memantulkan nilai spectral yang berbeda, hal ini berlaku untuk mangrove. Dengan
mengetahui nilai spectral dari mangrove maka akan memungkinkan prediksi stok karbon yang
dimiliki.
Data penginderaan jauh juga bersifat multitemporal, sehingga dapat diprediksi kenaikan ataupun
penurunan stok karbon yang dimiliki oleh mangrove. Melihat data, kondisi dan potensi yang ada di
Pesisir Teluk Tomini maka perlu dilakukan kajian tentang “Estimasi Stok Karbon Hutan Mangrove
di Kawasan Pesisir Teluk Tomini Menggunakan Citra Landsat 8 “. Tujuan penelitian adalah
menghitung jumlah stok karbon hutan mangrove di Kawasan Pesisir Teluk Tomini menggunakan
citra Landsat 8

Metode

Penelitian ini dilaksanakan di Pesisir Selatan Provinsi Gorontalo yaitu di Kecamatan


Paguyaman Pantai Kabupaten Boalemo . Secara administrasi Kabupaten Boalemo berbatasan :
Bagian Utara : Gorontalo Utara dan Kabupaten Gorontalo
Bagian Selatan : Teluk Tomini
Bagian Barat : Kabupaten Pohuwato
Bagian Timur : Kabupaten Gorontalo

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

JURNAL WILAYAH DAN LINGKUNGAN, X (X), XX-XX


http://dx.doi.org/10.14710/jwl.X.X.XX-XX
Daud Yusuf,Mulis, Sri Maryati,Sry Ayu Kaino 3
Penelitian akan dimulai pada bulan April sampai Oktober tahun 2022. Obyek kajian
penelitian adalah hutan mangrove yang ada di pesisir Kabupaten Boalemo. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara interpretasi Citra Landsat untuk mendapatkan kerapatan tajuk dan jenis
mangrove menggunakan Klasifikasi Unsupervised dan analisis citra penginderaan jauh metode
Normalized Digital Vegetation Indeks (selanjutnya disingkat NDVI). Dimana ada beberapa tahap
penelitian yang di lakukan yaitu :

1. Tahapan Persiapan
Mengumpulkan data penginderaan jauh berupa citra landsat 8 dan peta jenis tanah
2. Tahap Laboratorium I
a. Analisis NDVI untuk mendapatkan kelas kerapatan tajuk hutan mangrove
b. Klasifikasi unsupervised untuk mengetahui variasi jenis mangrove
3. Tahap Lapangan
a. Cek lapangan dilakukan untuk mengetahui tingkat akurasi interpretasi citra yang telah
dilakukan di laboratorium
b. Mengukur tegakan mangrove dan mengetahuji nama mangrove
4. Tahap Laboratorium II
a. Menghitung biomassa mangrove dengan rumus alometri
b. Perbaikan data interpretasi citra sesuai data lapangan
5. Tahap Akhir
Pada tahap ini akan pembuatan peta hasil dan tabel hasil stok biomassa setiap jenis
mangrove.
Dengan menganalisis dimana Pada tahap analisis akan dilihat hubungan antara nilai NDVI
dan Biomassa Mangrove sehingga dapat diketahui stok karbon pada hutan mangrove. Berikut di
sajikan Road map Penelitian
Tabel 1. Road Map Penelitian
NO TAHUN TEMA PENELITIAN LOKASI
1 2015 Pemetaan Sebaran Mangrove di Gorontalo Utara Pulau Dudepo, Pulau
Ponelo
2 2016 Pemetaan Jenis Mangrove Pulau Saronde,
Mohinggito, dan Bogisa
3 2017 Analisis Perkembangan Mangrove Pulau-Pulau Pulau Ponelo, Pulau
Terluar di Gorontalo Utara Saronde
4 2017 Identifikasi Potensi Sumberdaya Alam Pulau Pulau Gorontalo Utara
Terluar di Gorontalo Utara
5 2018 Monitoring Perubahan Luas Mangrove di Gorontalo Pulau Saronde, Pulau
Utara Menggunakan Citra Landsat Multitemporal Bogisa
6 2020 Pemodelan Sistem Informasi Geografis Untuk Zonasi Provinsi Gorontalo
Kawasan Rehabilitasi Mangrove di Kawasan Pesisir
Selatan Provinsi Gorontalo
Hasil dan Pembahasan

Gambar 2. Peta Citra


Peta citra digunakan untuk membuat peta hutan mangrove yang diperoleh melalui klasifikasi citra

© 2020 LAREDEM
4 Konservasi dan Rehabilitasi Ekosistem Pesisir dan Laut

satelit menggunakan klasifikasi unsupervised. Klasifikasi ini kemudian menghasilkan 4 kelas


mangrove berdasarkan nilai spektral Kawasan hutan mangrove.
Selanjutnya melalui citra juga dilakukan analisis untuk membuat peta penggunaan lahan di
Kecamatan Paguyaman Pantai Kabupaten Boalemo sebagai lokasi penelitian.

Gambar 3. Peta Penggunaan Lahan

JURNAL WILAYAH DAN LINGKUNGAN, X (X), XX-XX


http://dx.doi.org/10.14710/jwl.X.X.XX-XX
Daud Yusuf,Mulis, Sri Maryati,Sry Ayu Kaino 5

Berikutnya adalah tahap Cek lapangan dilakukan untuk mengetahui tingkat akurasi interpretasi
citra satelit sehingga hasilnya sesuai dengan kondisi sebenarnya di lapangan. Cek lapangan
mendapatkan dua jenis mangrove yang ada di kecamatan Paguyaman Pantai yaitu Avicena dan
Ceriops . Setelah dilakukan pengecekan maka dilanjutkan dengan pengukuran tegakan mangrove
untuk pada plot lokasi dengan ukuran 20 m x 20 m. pengukuran tegakan mangrove dilanjutkan
dengan pengukuran tingkat kerapatan mangrove yang disandingkan dengan hasil analisis NDVI
pada citra satelit. Berikut adalah tahap Penghitungan Biomasa
Biomassa dihitung menggunakan rumus B = DBh x a
B = Biomassa
DBh = Diameter Tegakan
A = Nilai Konstanta
Biomassa Avicenna Alba B = 6,5m * 0,072911
B = 0, 473
Biomassa untuk setiap hektar = 0,473 * 17 *5 = 40, 2 Kg.Ha
Biomassa Avicenna B = 4,75 m * 0,1848
B = 0,877 * 4 * 5 = 17,55 Kg/Ha
Biomassa untuk setiap hektar = 0,877*
Biomasa Ceriops B=0,251∗ρ ( 0 , 97 )∗D( Komiyaman, 2005)
B = Biomassa
0,251 = Konstanta
ρ=wood density
D = Diameter Tegakan
B = 0,251 * 0,97 * 10 meter
B = 2,43
Biomassa untuk setiap hektar = 2,43 * 1 * 5 = 12, 17 Kg/Ha
5.1.3 Perhitungan Karbon
Karbon dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
Cb = B * 50 %
Cb = Kandungan Carbon (Kg)
B = Total Biomassa (Kg)
Cb = 40, 2 * 50 % = 20, 1 Kg/Ha ( Avicenia alba)
Cb = 17, 55 * 50 % = 8, 77 Kg/Ha ( Avicenia )
Cb = 12, 17 * 50 % = 6, 08 Kg/Ha ( Ceriops)
Berdasarkan peta penggunaan lahan Kecamatan paguyaman pantai diketahui luas hutan mangrove
adalah 20, 14 Ha. Luas ini kemudian dipadukan dengan hasil klasifikasi citra satelit yang
menunjukkan data sebagai berikut :
No Jenis Spesies ( + Persentase Luas Area Cakupan)
1 Avicennia Alba 70, 59 %
2 Avicenia 23,53 %
3 Ceriops 5, 88 $
Sumber : Hasil Interpretasi dan Analisis Citra

JURNAL WILAYAH DAN LINGKUNGAN, X (X), XX-XX


http://dx.doi.org/10.14710/jwl.X.X.XX-XX
6 Konservasi dan Rehabilitasi Ekosistem Pesisir dan Laut

Berdasarkan hasil analisis citra dan peengukuran di Lapangan maka diperoleh estimasi stok
karbon di kecamatan paguyaman pantai adalah sebagai beikut :
1. Avicennia Alba = 20, 1 Kg/Ha x 14, 11 Ha = 284, 32 Kg
2. Avicennia = 8, 77 Kg/Ha x 4, 7 Ha = 94, 77 Kg
3. Ceriops = 6, 08 kg/Ha x 1, 17 ha = 23, 69

Gambar 4. Peta Hutan Mangrove Paguyaman Pantai

Kesimpulan dan Saran

JURNAL WILAYAH DAN LINGKUNGAN, X (X), XX-XX


http://dx.doi.org/10.14710/jwl.X.X.XX-XX
Daud Yusuf,Mulis, Sri Maryati,Sry Ayu Kaino 7
Estimasi stok karbon di Kecamatan Paguyaman Pantai berjumlah 402, 8 kilogram yang
terdiri atas tiga jenis mangrove yaitu Aviceenia Alba, Avicennia dan Ceriops yang mencakup luas
sekitar 20, 14 hektar hutan mangrove. Saran adalah penelitian ini selanjutnya dapat memanfaatkan
citra satelit resolusi tinggi untuk mendapatkan data luasan mangrove yang lebih akurat.

Daftar Pustaka

Hernandea Frieda Forestriko. Pemanfaatan Citra Landsat 8 Untuk Estimasi Stok Karbon Hutan Mangrove Di Kawasan
Segara Anakan Cilacap Jawa Tengah
Daniel M. Alongi. Carbon Cycling and Storage in Mangrove Forests
Belachew G et.al Mapping and estimating the total living biomass and carbon in low-biomass woodlands using
Landsat 8 CDR data
A.B. Imran*, S. Ahmed Potential of Landsat-8 spectral indices to estimate forest biomass International Journal of Human
Capital in Urban Management Department of Forestry and Range Management, PMAS Arid Agriculture University,
Rawalpindi, Pakistan

Dinda Aisyah et al. Estimation of carbon emission from peatland fires using Landsat-8 OLI imagery in Siak District, Riau
Province

JURNAL WILAYAH DAN LINGKUNGAN, X (X), XX-XX


http://dx.doi.org/10.14710/jwl.X.X.XX-XX
8 Konservasi dan Rehabilitasi Ekosistem Pesisir dan Laut

JURNAL WILAYAH DAN LINGKUNGAN, X (X), XX-XX


http://dx.doi.org/10.14710/jwl.X.X.XX-XX

Anda mungkin juga menyukai