Anda di halaman 1dari 2

TUGAS INDIVIDU PERTEMUAN 2

LATSAR CPNS XLVI KEL 2 BANGKALAN

Angkatan : 46
Nama : Nanda Fadila
NDH : 15
Instansi : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Bangkalan
Nama Mentor : Uswatun Hasanah, SH., MM
Jabatan Mentor : Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Pembimbing : Drs. Arif Rofiq., M.Si

ANALISA ISU KONTEMPORER YANG TERJADI PADA MINGGU INI, BESERTA KRONOLOGI
NYA, TOKOH YANG TERLIBAT, PERSEPSI ATAS HAL TERSEBUT, SERTA YANG HARUS
DILAKUKAN SEBAGAI SEORANG ASN YANG MEMPUNYAI WAWASAN KEBANGSAAN
DAN NUSANTARA

1. Kronologi Isu Kontemporer

Isu yang akan saya jabarkan adalah mengenai kasus Fahri Fadillah seorang bintara yang tiba-tiba
namanya dicoret menjelang pendidikan bintara Polri, padahal telah dinyatakan lolos seleksi
dengan ranking ke-35 dari 1.200 pendaftar. Fahri digantikan namanya setelah sempat melakukan
6 bulan bimbingan persiapan pelatihan. Kapolda Metro Jaya sudah menjamin Fahri akan
berangkat pelatihan, tetapi saat gelombang 2 dilapangan, namanya sudah digantikan dengan
orang lain. Menanggapi hal tersebut Polda Metro Jaya menyampaikan bahwa Fahri mengidap
masalah buta warna. Tetapi hasil pemeriksaan pada RS Militer dan dari sentra mata menyatakan
bahwa Fahri tidak mengidap buta warna. Pada tahun 2019, Fahri memang sempat mengikuti tes
Bintara Polri dan dinyatakan TMS (Tidak Memenuhi Syarat) dikarenakan buta warna pasrial.

2. Tokoh yang terlibat

Tokoh yang terlibat disini bisa dikelompokkan atas 2 yaitu bagian yang memiliki kepentingan
(siswa yang digantikan tersebut) dan pihak Polda Metro Jaya itu sendiri.

3. Persepsi saya atas Isu ini


Dalam kasus ini, setelah melakukan pengecekan kembali pada RS Militer dan dari sentra mata
menyatakan bahwa hasil pemeriksaan Fahri tidak buta warna. (hasil pemeriksaan nya saya kutip
dari social media salah satu anggota DPR RI Komisi I Pengaduan Masyarakat). Begitu juga
dengan hasil tes dan hasil supervisi sebelum pengumuman. Saya berharap diagnosis
pembanding ini dapat dipertimbangkan, karena didunia kesehatan sangat disarankan untuk
mencari second opinion. Ranking 23/1.200 membuktikan ia sebenarnya sangat capable, dan
secara logika, argumentasi dimana ada juga dugaan menghafal jawaban test, agak kurang bias
diterima, karena saya yakin test kesehatan mata ada standarisasi tertentu yang tidak akan
semudah itu dihafal.
TUGAS INDIVIDU PERTEMUAN 2
LATSAR CPNS XLVI KEL 2 BANGKALAN

Terkait dengan tidak lulus karena buta warna ditahun sebelumnya, Fahri mampu membuktikan
bahwa ia menjalani terapi buta warna di Yogyakarta yang mana reviewnya di google sangat
bagus, dan sudah banyak juga yang setelah terapi terbukti lolos menjadi anggota TNI dan Polri,
bahkan “alumni” dari tempat terapi buta warna tersebut ada yang menjadi penembak jitu.
Saya rasa apabila benar buta warna, dan memang tidak layak menjadi anggota polri, ia sejak
awal pasti sudah tidak lolos. Fahri juga lolos supervisi Mabes Polri yang sudah dilakukan
sebelum kelulusan. Logika hukumnya, test kesehatan atau test apapun yang krusial dan
menjadi poin penentu kelulusan seharusnya diawal dan sebelum pengumuman kelulusan.
Apabila suatu aturan atau kebijakan baru bias membatalkan kelulusan dengan berlaku surut,
secara hokum tidak dapat dibenarkan.

4. Hal yang harus saya lakukan sebagai seorang ASN


Saya berharap Mabes Polri berkenan untuk melakukan peninjauan ulang permohonan dan
mempertimbangkan diagnosa pembanding yang sudah diberikan oleh pihak keluarga. Dan
saya sebagai seorang ASN yang mempunyai wawasan kebangsaan dan nusantara tetap
menghormati setiap langkah dan putusan yang akan diberikan oleh Pihak Mabes Polri dan juga
tidak akan ikut berkomentar atas hal tersebut di sosial media, dikarenakan kasus tersebut juga
masih dalam proses penyelidikan.

Anda mungkin juga menyukai