PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011
Gambar 1. Skema Motor DC Pada kasus kontrol ini yang digunakan adalah motor DC dengan parameter-parameter fisik motor sebagai berikut : Moment inertia motor (J) =0.01 kg m2/s2 Damping ratio sistem mekanis (b) =0.1 Nms Konstanta electromotive force (k=kt=ke)=0.01 Nm/A Resistansi motor (R) = 1 Induktansi motor (L) = 0.5 H
Torsi motor berhubungan dengan arus armature dengan faktor konstanta armature (kt) dan emf balik (e) berhubungan dengan kecepatan rotasi () dengan factor konstanta motor (ke).
Berdasarkan Gambar 1 diatas, dengan mengkombinasikan hukum Newton dan Kirchhoff dimana kt=ke= k maka dapat ditulis persamaan :
( ) ( ) ( )( )
=(
)(
( ) ( )
B. RESPON LANGKAH LOOP TERBUKA Diketahui FT dari motor DC adalah sebagai berikut:
Gb. Diagram blok kendali motor DC Sehingga apabila disimulasikan di simulink,respons langkahnya sebagai berikut:
Penguatan DC dari transfer fungsiplant pada motor DC adalah 0,01/0,1001, maka 0,09 adalah nilai akhir dari keluaran pada masukan sebuah langkah. Hal ini membuat kesalahan keadaan tudak sebesar 0,91 yang sebenarnya cukup besar, selain itu parameter waktu naik sekitar 2 detik dan waktu delay sekitar 2,8 detik.
Sehingga untuk mempercepat responnya dapat digunakan kontroller untuk mengendalikan Plant. Sedangkan analisa respons sistem menggunakan plotting matlab :
Unjuk Kinerja sistem: Rise Time = 1,14 s Seetling time=2,07 s Final value (Steady State) = 0,0999 s
1 Step Proportional
Gb. Diagram blok kendali proporsional pada motor DC Fungsi transfer dari sistem diatas dengan proportional kontroller adalah : ( ) ( ) ( )
Dengan mengubah-ubah nilai Kp (Kontroller proportional)-nya, jika nilai Kp=10 maka dapat diketahui :
Unjuk Kinerja sistem: Rise Time = 0,491 s Seetling time=0,829 s Peak Amplitudo = 0,5 ; time : 1,57 s Final value (Steady State) = 0,5 s
Dengan mengubah-ubah nilai Kp (Kontroller proportional)-nya, jika nilai Kp=100 maka dapat diketahui :
Unjuk Kinerja sistem: Rise Time = 0,0994 s Seetling time=0,567 s Peak Amplitudo = 0,5 ; time : 0,23 s Final value (Steady State) = 0,909 s
Gb. Diagram blok kendali proporsional-integral pada motor DC Fungsi transfer dari sistem diatas dengan proportional kontroller adalah : ( ) ( )
( ( )
)
)
Dengan mengubah-ubah nilai Kp (Kontroller proportional)-nya, jika nilai Kp=10 dan Ki=30 , maka dapat diketahui :
Nilai akhir keluaran= 3,5 s
Dengan mengubah-ubah nilai Kp (Kontroller proportional)-nya, jika nilai Kp=100 dan Ki=30 , maka dapat diketahui :
Nilai akhir keluaran= 2,2 s s
Gb.Diagram blok kendali proporsional-integral-derivative pada motor DC Fungsi transfer dari sistem diatas dengan proportional kontroller adalah : ( ) ( )
( ) ( ) ( ( ) )
Dengan mengubah-ubah nilai Kp (Kontroller proportional)-nya, jika nilai Kp=500, Ki=100 dan Kd=30 , maka dapat diketahui respon sistemnya adalah sebagai berikut :
Berdasarkan grafik respon kerja sistem di atas, diperlihatkan bahwa sistem dengan waktu naik (rise time) yang cepat, tanpa overshoot dan tanpa kesalahan keadaan tunak.
F. KESIMPULAN Berdasarkan simulasi pengendalian kecepatan motor DC yang telah dilakukan dengan menggunakan simulink, dapat disimpulkan bahwa penerapan jenis-jenis kontroller Proporsional (Kp), Integral (Ki) maupun Derivatif (Kd) memiliki karakteristik unjuk kerja yang berbeda-beda. Karakteristik unjuk kerja dari jenis kontroller di perlihatkan dalam tabel berikut ini:
Waktu Naik
Overshoot
Waktu turun
Sehingga secara umum, Proporsional kontroller (Kp) akan memberikan efek mengurangi waktu naik, tetapi tidak menghapus kesalahan tunak. Integral kontroller (Ki) akan memberikan efek menghapus kesalahan keadaan tunak, tetapi berakibat memburuknya respons transient. Sedangkan derivatif kontroller (Kd) akan memberikan efek meningkatnya stabilitas sistem, mengurangi overshoot dan menaikkan respons transient. Selain itu bahwa korelasi dari tabel di atas tidak sepenuhnya akurat, karena Kp, Ki dan Kd adalah saling bebas. Sehingga pada kenyataannya, mengubah satu variabel dapat mengubah dua yang lainnya. Sehingga diperlukan proses pengimbangan agar kontroller dapat mengendalikan sistem sesuai dengan yang di inginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, Thomas Wahyu, Analisis dan Desain Sistem Kontrol dengan MATLAB, Penerbit Andi, 2003 Ogata,K. , Teknik Kontrol Automatik, Jilid 1 dan 2, erlangga, 1997