Anda di halaman 1dari 2

Akibat Malas Belajar

(Pada suatu pagi di sebuah sekolah menengah atas ada 3 orang murid berbincang – bincang
tentang diadakannya ulangan Fisika hari itu.)
Barra : “Hai! kalian udah belajar belum? , hari ini kita kan ulangan Fisika.”
Angga : “Aku sudah belajar semalam.”
Rama : “Kamu sih memang rajin, aku semalam baca komik.”
Barra : “Ya, kalau aku juga semalam main game sampai tengah malam.”
Angga : “Kok kalian bisa sih nggak belajar!”
Barra : “Mau belajar bagaimana pun aku nggak ngerti pelajaran itu!.”
Rama : “Aku kan memang udah pintar.” (Ucapnya dengan lagak sombong dan terlihat
percaya diri)

(Saat mereka tengah berbicara, Bel pelajaran pun berbunyi, dan Pak Guru pun datang ke kelas
dan mereka memulai pembelajaran.)
Pak Guru : Selamat pagi anak – anak.” ( Ucap pak guru ketika masuk ke dalam Kelas)
Siswa : “Selamat pagi Pak.” ( Ucap mereka di kelas serentak)
Pak Guru : “Hari ini kita Ulangan Fisika, sudah siap kah kalian?”
Siswa : “Siap Pak!” (Ucap mereka serentak namun merasa takut dengan soal soal Fisika
yang akan mereka hadapi)
Pak Guru : “Bagus, (Pak Guru pun membagikan soal ulangan serta lembar jawaban.)
Kerjakan sendiri jangan mencontek yang ketahuan mencontek Bapak akan ambil lembar
jawabannya.”

(Setelah membagikan semua soal ulangan tersebut, Ulangan pun di mulai, ulangan tersebut
merupakan pilihan berganda.)
Barra : “Hey Rama jawaban nomor 3 apa? (sambil berbisik dan melirik-lirik ke arah pak
guru siapa tau dia melihatnya).”
Rama : “Aku juga nggak tahu, nomor 2 jawabannya apa?.”
Barra : “Kalau nomor 2 jawabannya D.”
Rama : “Kalau nomor 4??.” (Dia terus bertanya dan tanpa di sadarinya bapak guru
tersebut sudah menyadarinya sejak tadi)
Pak Guru : “Kalian kerja sama Ya?!, kan sudah bapak peringatkan! (mengambil kertas
jawaban Barra dan Rama secara paksa tanpa basa-basi).”

(Satu minggu kemudian di hari yang sama, Pak guru membagikan hasil ulangan siswa.)
Pak Guru : “Bara, Rama mengapa jawaban kalian salah semua. Apa kalian tidak belajar!?”
Barra, Rama : “Iya, Pak.”
Pak Guru : “Apa saja yang kalian lakukan malam sebelum ulangan.”
Angga : “Mereka bermain game Pak!”
Pak Guru : “Pantas saja kalian mendapat nilai yang rendah. Coba liat Angga dia mendapat
nilai 92 karena rajin belajar. Mulai saat ini jangan suka bermain game, rajin – rajinlah belajar
agar mendapat nilai yang bagus.”
Barra, Rama : “Iya, Pak.”

(Barra dan Rama pun saling berbisik.)


Barra : “Hey, Rama nanti kita keroyok si Angga yuk!”
Rama : “Ayo, aku sudah tidak sabar memukul si Angga!”

(Istirahat pun tiba, Barra dan Rama meneriaki Angga)


Rama : “Hey Angga kemari kamu!”
Angga : “Ada apa Rama!”
Barra : “Mengapa kamu memberi tahu kepada Pak Guru kalau kami berdua bermain
Game!”
Angga : “Aku hanya ingin jujur.”
Rama : “Jangan banyak omong kamu, Angga rasakan ini!” (Tangan Rama bergerak
hampir memukul Angga)
Pak Guru : “(Tiba – tiba Pak Guru datang menangkap tangan Rama) Ada apa ini, mengapa
kalian berkelahi!”
Barra : “Tidak Pak, kami hanya bercanda.”
Angga : “Mereka berbohong Pak! Mereka ingin memukul saya!”
Pak Guru : “Kalian sudah pandai berbohong! Ikut bapak ke ruang guru dan kamu Angga
juga ikut menjadi saksi!”
Angga : “Iya Pak!”
Pak Guru : “Kalian ini sudah mendapat nilai yang rendah, berkelahi lagi. Jika kalian berbuat
salah lain bapak panggil orang tua kalian!”
Barra, Rama : “Maafkan kami pak, jangan panggil orangtua kami. Kami janji akan berubah dan
tidak melakukannya lagi.”
(Mereka sangat takut jika orangtua mereka dipanggil karena itu akan menjadi masalah besar)

Barra dan Rama pun meminta maaf kepada Angga atas perbuatan mereka. Dan mulai saat itu
Barra dan Rama rajin Belajar dan mereka pun sama sama belajar dengan Angga setiap hari.

Anda mungkin juga menyukai