Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/356603674

Digital Quotient Tool: Alat Ukur Kecerdasan Digital

Article in Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Robotika · June 2021


DOI: 10.33005/jifti.v3i1.51

CITATIONS READS

0 453

9 authors, including:

Indri Rozas Khalid Sjamsuri


UIN Sunan Ampel Surabaya UIN Sunan Ampel Surabaya
24 PUBLICATIONS 176 CITATIONS 18 PUBLICATIONS 34 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Green Computing Research View project

thesisku View project

All content following this page was uploaded by Khalid Sjamsuri on 28 March 2023.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


JIFTI - Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Robotika Volume 3 Nomor 1 Bulan Juni 2021

Digital Quotient Tool: Alat Ukur Kecerdasan Digital


Indri Sudanawati Rozas1, Khalid2, Widya Veronica3, Andhy Permadi4, Muhammad Andik Izzuddin5
1,2,3,4,5
Program Studi Sistem Informasi, UIN Sunan Ampel Surabaya
1
indrisrozas@uinsby.ac.id

Abstrak— Sejak bertahun lalu, hasil tes IQ menjadi patokan untuk [1] [2]. Namun sayangnya masyarakat lebih mengenal alat
mengukur kecerdasan seseorang. IQ (Intellectual Quotient) sering ukur yang sudah jauh lebih tua, yakni IQ (Intellectual
diartikan sebagai kemampuan kognitif, bakat, intelektual, Quotient).
kemampuan berpikir, dan kemampuan menggunakan logika secara
umum. Namun seiring perkembangan jaman, penelitian mengatakan Alfred Binet dan Theodore Simon adalah perintis tes IQ
bahwa EQ (Emotional Quotient) atau juga disebut dengan Emotional pertama kali di dunia. Alat ukut ini dinamakan Binet-Simon
Intelligence lebih berpengaruh pada etos kerja dan kemampuan Intelligence Scale, dirilis di Prancis pada tahun 1905 [3].
seseorang berbaur dengan tim. Sehingga istilah ini menjadi sangat Tujuan tes ini adalah untuk memprediksi kesiapan anak-anak
populer dalam dunia kerja. Baik IQ maupun EQ memililki tool/alat untuk masuk sekolah. Sejak saat itu, hingga 100 tahun terakhir,
ukurnya masing-masing. Sehingga seseorang dapat dikategorikan ke
hasil tes IQ menjadi patokan untuk mengukur kecerdasan
dalam rentang kurang, rata-rata, atau superior.
seseorang. IQ sering diartikan sebagai kemampuan kognitif,
Belakangan ini, dengan adanya disrupsi teknologi, muncul lagi
istilah kecerdasan baru yang disebut dengan Digital Quotient (DQ)
bakat, intelektual, kemampuan berpikir, dan kemampuan
yang menunjukkan sebuah set kompetensi manusia terkait dunia menggunakan logika secara umum.
digital. Menurut Digital Institute, DQ memiliki 8 variabel inti yaitu; Namun seiring perkembangan jaman, banyak penelitian
Digital Identity, Digital Use, Digital Safety, Digital Security, Digital
mengatakan bahwa EQ (Emotional Quotient) atau juga
Emotional Intelligence, Digital Communication, Digital Literacy,
dan Digital Right. Jika dahulu dunia digital hanya milik mereka yang disebut dengan Emotional Intelligence lebih berpengaruh pada
berkecimpung di dunia teknologi dan informasi (segmented) maka etos kerja dan kemampuan seseorang berbaur dengan tim.
saat ini tidak lagi. Semua orang mesti cerdas digital, karena jika tidak Sehingga istilah ini menjadi sangat populer dalam dunia kerja
cerdas memahami situasi, bisa jadi diri mereka sendiri yang karena yang dibutuhkan di dunia pekerjaan bukan hanya
terugikan, misalkan terkait dengan keamanan data pribadi atau kecerdasan intelegensia semata. The Emotional Competence
bahkan pencurian uang di rekening bank. Inventory 2.0 (ECI) merupakan salah satu alat ukur
Untuk itu perlu untuk membuat alat ukur guna mengetahui tingkat kecerdasan emosi yang mulai banyak digunakan dalam
kecerdasan digital sebuah individu. Dalam penelitian ini alat ukur mengukur kecerdasan emosi [4].
tersebut diberi nama DQ tool. Harapannya DQ tool yang dihasilkan
mampu menggambarkan skor DQ yang seseorang saat tes dilakukan. Dan belakangan ini, dengan adanya disrupsi teknologi,
Dari hasil pengujian terhadap 72 indikator dalam DQ tool, semua muncul lagi istilah kecerdasan baru yang disebut dengan
indikator dinyatakan valid. Namun ketika dilakukan uji reliabilitas, Digital Quotient (DQ) [5]. yang menunjukkan sebuah set
ada 6 area yang masih belum reliabel dan memerlukan penelitian kompetensi manusia terkait dunia digital. Menurut Digital
lebih lanjut. Institute, DQ memiliki 8 variabel inti yaitu; Digital Identity,
Digital Use, Digital Safety, Digital Security, Digital
Emotional Intelligence, Digital Communication, Digital
Kata Kunci— Digital Quotient, DQ tool, Emotional Intelligence, Literacy, dan Digital Right. Jika dahulu dunia digital hanya
Intellectual Quotient, Literasi Digital. milik mereka yang berkecimpung di dunia teknologi dan
I. PENDAHULUAN informasi (segmented) maka saat ini tidak lagi. Semua orang
mesti cerdas digital, karena jika tidak cerdas memahami
Manusia adalah suatu individu yang kompleks, bahkan situasi, bisa jadi diri mereka sendiri yang terugikan, misalkan
Howard Gardner menyebutkan bahwa manusia mesti dilihat terkait dengan keamanan data pribadi atau bahkan pencurian
sebagai sosok yang memiliki Multiple Intelligences (MI) atau uang di rekening bank.
jika diterjemahkan menjadi Kecerdasan Jamak. Gardner
dalam bukunya yang berjudul "Frames of Mind: Teori Dari paparan di atas disimpulkan bahwa baik IQ maupun
Multiple Intelegences" pada tahun 1983 mendefinisikan EQ memililki tool atau alat ukurnya masing-masing sehingga
kecerdasan sebagai kemampuan untuk memecahkan suatu seseorang dapat dikategorikan ke dalam rentang kurang, rata-
masalah dalam menciptakan suatu (produk) yang bernilai pada rata, atau superior [4]. Untuk itu dianggap sangat perlu untuk
suatu budaya. Kecerdasan Jamak (MI) tersebut meliputi 9 area membuat alat ukur guna mengetahui tingkat kecerdasan
yakni: Musical Intelligence, Kinesthetic intelligence, Logical- digital sebuah individu dengan munculnya era 4.0 atau era
mathematical Intelligence, Visual-Spatial Intelligence, disrupsi teknologi informasi [6]. Dan dalam penelitian ini alat
ukur kecerdasan digital tersebut diberi nama DQ tool.
Linguistic Intelligence, Interpersonal Intelligence,
Harapannya, dengan skor yang dihasilkan oleh DQ tool dapat
Intrapersonal Intelligence, dan Naturalist Intelligence.
menjadi gambaran kecerdasan digital seseorang, dan bisa
Sebenarnya terdapat berbagai pendekatan untuk mengukur MI,
salah satunya disebut dengan multiple intelligence instruments menjadi pijakan untuk terus membuka diri pada literasi digital
demi perbaikan berkelanjutan.

1
JIFTI - Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Robotika Volume 3 Nomor 1 Bulan Juni 2021

II. ALAT UKUR KECERDASAN familiar, diantaranya yakni: IST (Intelligenz Struktur Test),
FIT (Culture Fair Intelligence Test) dan TIKI (Tes Intelegensi
A. Intellectual Quotient Kolektif Indonesia). Namun sayangnya kini mulai banyak
Menurut bahasa inteligensi diartikan sebagai kemampuan yang mengatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang erat
umum manusia dalam memahami hal-hal yang abstrak. antara hasil tes IQ dengan prestasi belajar siswa [Lampung]
Sedangkan menurut istilah, inteligensi didefinisikan sebagai bahkan dengan karir seseorang di masa depan [UTP].
kesanggupan seseorang untuk beradaptasi dengan berbagai Sehingga kemudian kecerdasan berikutnya yaitu kecerdasan
situasi. Dapat ditarik definisi bahwa intelegensi atau emosi EQ tool mulai banyak digunakan [4].
kecerdasan yaitu sebagai kecakapan untuk memecahkan
B. Emotional Intelligence
masalah yang dihadapi dalam kehidupan [7].
Dr. Reuven Bar-On adalah seorang psikolog Israel dan
Intelegensi berbeda dengan IQ. Jika intelegensi merupakan
salah satu pelopor yang dianggap sebagai orang pertama yang
suatu konsep umum tentang kemampuan individu, maka IQ
memperkenalkan konsep “Emotional Quotient” pada
hanyalah hasil dari suatu tes intelegensi yang notabene hanya
disertasinya di tahun 1985. Rauven Bar-On menggunakan
mengukur sebagai kelompok dari intelegensi saja [8].
istilah EQ untuk mengukur kompetensi emosional dan social
Sedangkan IQ (Intelegence Quotient) adalah skor yang
seseorang. Istilah kecerdasan emosional ini kemudian pada
diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan [8]. Ada beberapa
tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard
jenis tes yang bisa digunakan untuk mengukur IQ, antara lain
University dan John Mayer dari University of New Hampshire
tes inteligensi Binet, Wechsler, dan tes Progressive Matrices.
digunakan untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional
Berikut adalah penjelasannya:
yang tampaknya penting bagi keberhasilan. Dan kemudian,
a. Tes Inteligensi Binet istilah tersebut dipublikasikan pada tahun 1995 oleh Daniel
Goleman dengan definisi kecerdasan emosi sebagai
Tes kecerdasan ini adalah yang tertua. Disusun tahun 1905
“kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan diri
oleh Alfred Binet, ahli psikologis Prancis. Tes Binet
sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan-perasaan
diperuntukkan bagi anak usia 2-15 tahun. Rumus untuk
itu untuk memandu pikiran dan tindakan” [9].
mencari tingkat inteligensi seseorang dengan cara merasiokan
umur mental (Mental Age) dengan umur kronologis Goleman juga membagi kecerdasan emosional (EQ) ke
(Chronologikal Age). Teori Binet ini terkenal sampai sekarang dalam lima unsur yang meliputi [10]:
dan masih banyak digunakan oleh para ahli untuk mencari a. Kesadaran diri (Self-Awareness)
tingkat inteligensi seseorang. b. Pengaturan Diri (Self-Management)
c. Motivasi (Self-Motivation)
b. Wechsler
d. Empati (Empathy)
Tes pertama disusun tahun 1939 dan diberi nama Wechsler e. Keterampilan Sosial (Relation-Management)
Belleveu Intelligence Scale disingkat WBIS, dan direvisi Kelima unsur tersebut dikelompokkan ke dalam dua
tahun 1955 dengan nama Wechsler Adult Intelligence Scale kecakapan, yaitu: kecakapan pribadi yang meliputi kesadaran
(WAIS). Tes Wechsler terdiri atas dua bentuk yaitu skala diri, pengaturan diri, dan motivasi; serta kecakapan sosial
verbal dijawab dengan bahasa, tulis dan lisan, dan skala yang meliputi empati dan keterampilan sosial [10].
performance yang berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan,
Hingga saat ini, ada berbagai alat ukut kecerdasan emosi
seperti menyusun balok, menyusun guntingan gambar. Kedua yang terkenal di dunia, diantaranya:
bentuk skala tersebut digabungkan ke dalam satu buah alat
test WAIS – R yang terdiri dari 11 buah subtes, yang terdiri a. Bar-On Emotional Quotient Inventory (EQ-i)
dari 6 subtest verbal dan 5 subtest performance.
Instrumen untuk mengukur kecerdasan emosional pertama
kali diperkenalkan oleh Dr. Reuven Bar-On dalam
c. Tes Progressive Matrices
disertasinya pada tahun 1985. Sebelumnya Bar-On mulai
Tes ini diperkenalkan oleh Raven pada tahun 1938 mengembangkan pendahulu Bar-On Emotional Quotient
sehingga disebut juga dengan RPM (Raven’s Progressive Inventory™ (EQ-i™), yang dirancang untuk mempelajari dan
Matrices). RPM merupakan salah satu bentuk test inteligensi menilai kompetensi emosional dan sosial yang dia identifikasi.
yang tidak membutuhkan kemampuan verbal ataupun Bar-On mengusulkan pendekatan kuantitatif untuk
kemampuan dalam berhitung sama sekali. RPM menggunakan menciptakan skor EQ yang dianalogikan dengan skor IQ yang
kemampuan spasial, yaitu kemampuan dalam merangkai sudah lebih dahulu ada. Namun sayangnya instrumen ini
bentuk dan juga ruang dalam mengerjakannya. RPM mempunyai kemampuan validitas prediktif yang relatif rendah
merupakan bentuk test inteligensi yang sifatnya pada situasi kerja.
supplementary, atau bisa disebut sebagai test tambahan dalam b. Multifactor Emotional Intelligence Scale (MEIS)
rangkaian test inteligensi. RPM terdiri dari beberapa
rangkaian butir soal pilihan berganda, ada yang berwarna, Instrumen kecerdasan emosional yang diperkenalkan
yaitu untuk anak kecil (s.d 10 tahun) dan tidak berwarna untuk berikutnya adalah Multifactor Emotional Intelligence Scale
anak besar (11 s.d 14 tahun). (MEIS) yang dikembangkan oleh Mayer, Caruso, dan Salovey.
MEIS merupakan tes kemampuan untuk mendeteksi
Selain tiga akat ukur kecerdasan (IQ tool) di atas, ada lagi
kemampuan seseorang dalam mempersepsikan,
alat ukur lain yang bisa digunakan meskipun tak terlalu
mengidentifikasi, memahami dan bagaimana bekerja dengan

2
JIFTI - Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Robotika Volume 3 Nomor 1 Bulan Juni 2021

emosi. Instrumen ini mempunyai validitas konstruk, namun juga memiliki sub area di dalamnya. Sub area tersebut
konvergensi dan diskriminan yang baik, namun disebutkan dikenal dengan istilah kompetensi. Merujuk pada Gambar 1,
belum menunjukkan validitas prediktif yang cukup. dikarenakan terdapat 3 kompetensi pada masing-masing area,
maka secara total ada 24 kompetensi untuk kerangka kerja
c. The Emotional Competence Inventory (ECI)
kecerdasan digital (DQ framework).
Instrumen ketiga yang dikembangkan adalah Emotional
Dari 24 kompetensi DQ framework itulah jika seseorang
Competence Inventory yang dikembangkan oleh Goleman
menjawab serangkaian pertanyaan sesuai kondisinya maka
pada tahun 1999. Bentuk alat ukur ini adalah instrumen 360
dapat dihasilkan skor DQ. Contoh hasil pengukuran DQ (DQ
derajad untuk mengetahui 20 kompetensi sebagaimana
Score Card) untuk seorang anak diilustrasikan sebagaimana
dikemukakan oleh Goleman. Edisi terbaru dari ECI
Gambar 2 berikut. Ada nilai rata-rata DQ, juga spider chart
dikembangkan pada tahun 2007 yang disebut dengan The
yang menggambarkan area mana yang tinggi dan area mana
Emotional Competence Inventory 2.0, dan kini menjadi salah
yang skornya masih rendah sehingga masih perlu belajar
satu alat ukur kecerdasan emosi yang mulai banyak digunakan
literasi digital.
dalam mengukur kecerdasan emosi.
d. Mayer Salovey Caruso Emotional Intelligence Test
(MSCEIT)
Pada tahun 2000 Mayer, Salovey dan Caruso merevisi
MEIS dengan MayerSalovey-Caruso Emotional Intelligence
Test (MSCEIT) dan kemudian disempurnakan lagi menjadi
MSCEIT v 2.0 pada tahun 2002. Item dari MSCEIT
dikelompokkan menjadi: delapan tasks, dengan empat cabang
(branch) meliputi: Emotions Perception, Facilitating
Cognition through Emotions, Understanding Emotions, dan
Managing Emotions) yang kemudian digabungkan untuk
membentuk dua bidang (Experiential dan Strategic).
Selain empat instrument pengukuran EQ di atas, masih ada
Gbr 2. DQ Score (https://www.dqtest.org/)
lagi instrument yang dipakai untuk mengukur kecerdasan
emosional, seperti: Emotional Intelligence Scale dari Schutte, Sayangnya DQ Score yang dimiliki oleh Dqtest.org di atas
Trait Meta-Mood Scale (TMMS), dan juga Schutte Emotional belum tersedia dalam Bahasa Indonesia hingga saat ini. Selain
Intelligence Scale (SEIS) [11]. itu untuk bisa menggunakan tools tersebut, juga diperlukan
login dari institusi yang telah bekerjasama dengan DQtest.org.
C. Digital Quotient Sehingga itu juga yang mendasari mengapa penelitian ini
Kecerdasan digital atau Digital Intelligent (DI) merupakan dilakukan.
kerangka kerja yang pertama kali diciptakan oleh Dr Yuhyun
III. TAHAP PEMBANGUNAN DIGITAL QUOTIENT TOOL
Park pada tahun 2016 [5]. Saat ini konsep DI sudah diterima
menjadi standar IEEE dengan kode IEEE 3527.1-2020 Berdasarkan kondisi dimana alat ukur digital intelligence
bernama IEEE Standard for Digital Intelligence (DQ) saat ini masih terbatas keberadaannya baik dari sisi Bahasa
Framework for Digital Literacy, Skills, and Readiness. maupun aksesnya, maka penelitian ini melakukan pendekatan
kualitatif berupa studi pustaka untuk bisa menghasilkan
sebuah DQ tool yang mudah digunakan dan sesuai dengan
standar internasional. Ada tiga tahap utama dalam penelitian
sebagaimana tertera pada Gambar 3 berikut.

Perencanaan

Implementasi
Penentuan   Penentuan  
instrumen   skala  ukur

Gbr 1. DQ Framework (https://www.dqinstitute.org/)

Sebagaimana telah disebutkan di pendahuluan, DQ


Pengujian
memiliki 8 area yaitu; Digital Identity, Digital Use, Digital
Safety, Digital Security, Digital Emotional Intelligence,
Digital Communication, Digital Literacy, dan Digital Right Gbr 3. Tahap Pembangunan DQ Tool
sebagaimana Gambar 1.Pada Gambar 1 juga terlihat bahwa
DQ framework tidak hanya terdiri dari 8 (delapan) area,

3
JIFTI - Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Robotika Volume 3 Nomor 1 Bulan Juni 2021

Sebagaimana terlihat pada Gambar 3, secara umum tahap Untuk melakukan pembahasan DQ, struktur dan urutan
pembangunan terdiri dari tiga fase yakni: perencanaan, dari DQ kompetensi mengikuti penomoran yang ada di
implementasi dan pengujian. Fase pertama dalam Gambar 4 karena DQ merupakan sebuah framework dengan
pembangunan DQtool adalah perencanaan. Dalam fase maksud dan tujuan yang sudah ditetapkan. Kemudian jika
perencanaan yang dilakukan adalah melakukan pengkajian ditelusuri lagi di dalam framework, dari 24 kompetensi pada
terhadap variabel DQ dari DQ Institute, karena dari sinilah Gambar 4, masing-masing memiliki tiga kemampuan yang
instrument DQ tool akan disusun. Sedangkan pada fase mesti diperhatikan yakni dari sisi pengetahuan (knowledge),
implementasi terdiri dari dua pekerjaan yakni: penentuan ketrampilan (skill), dan sikap/nilai (attitude/values)
instrument DQ tool dan penentuan skala ukur. Dan untuk sebagaimana Gambar 5 berikut.
melihat efektivitas alat ukur, akan dilakukan pengujian DQ
tool kepada sejumlah responden.
Penjelasan lebih rinci dari ketiga langkah di atas dijelaskan
pada penjabaran di bawah ini.
A. Perencanaan.
Dalam fase perencanaan yang dilakukan adalah melakukan
pengkajian literatur terhadap variabel DQ dari DQ Institute.
Dalam DQ framework (Gambar 1) terdapat 24 kompetensi
yakni:
1. Digital Citizen Identity
Gbr 5. Kemampuan dalam Kompetensi DQ
2. Balanced Use of Technology
3. Behavioural Cyber-Risk Management Dari 24 kompetensi (Gambar 4) dan 3 kemampuan di
4. Personal Cyber Security Management dalam masing-masing kompetensinya sebagaimana Gambar 5,
5. Digital Empathy maka untuk menghasilkan alat ukur yang sesuai dengan
6. Digital Footprint Management framework DQ Institute dilakukan proses inventarisasi
7. Media and Information Literacy instrumen sehingga didapatkan sejumlah indikator
8. Privacy Management sebagaimana Tabel 1 di bawah ini.
9. Digital Co-Creator Identity TABEL 1
10. Healthy Use of Technology DAFTAR INDIKATOR UNTUK INSTRUMENT DQ TOOL
11. Content Cyber-Risk Management
12. Network Security Management Area Kompetensi Kemampuan
13. Self-Awareness and Management Knowledge 1
14. Online Communication and Collaboration Digital Citizen Identity Skill 2
15. Content Creation and Computational Literacy
16. Intellectual Property Rights Management Atitude 3

17. Digital Changemaker Identity Knowledge 4

18. Civic Use of Technology 1. Digital Digital Co-Creator


Skill 5
19. Commercial and Community Cyber-Risk Management Identity Identity
Atitude 6
20. Organisational Cyber Security Management
21. Relationship Management Knowledge 7

22. Public and Mass Communication Digital Changemaker


Skill 8
Identity
23. Data and AI Literacy
Atitude 9
24. Participatory Rights Management
Knowledge 10
Dua puluh empat (24) kompetensi di atas sebenarnya Balanced Use of
Skill 11
merupakan breakdown dari 8 area DQ pada 3 hal yakni: Technology
digital citizenship, digital creativity, dan digital Atitude 12

competitiveness sebagaimana struktur DQ kompetensi yang Knowledge 13


terdapat pada Gambar 4 di bawah ini. 2. Digital Use
Healthy Use of
Skill 14
Technologgy
Atitude 15

Knowledge 16

Civic Use of Technology Skill 17

Atitude 18

Knowledge 19
Behavioural Cyber-Risk
3. Digital Skill 20
Management
Safety Atitude 21

Gbr 4. Struktur DQ Kompetensi Content Cyber-Risk Knowledge 22

4
JIFTI - Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Robotika Volume 3 Nomor 1 Bulan Juni 2021

Management Skill 23 Atitude 69

Atitude 24 Knowledge 70
Participatory Rights
Knowledge 25 Skill 71
Commercial and Management
Community Cyber-Risk Skill 26 Atitude 72
Management
Atitude 27
Setelah didapatkan jumlah indikator yang sesuai dengan
Knowledge 28 framework DQ sebagaimana Tabel 1, maka proses pembuatan
Personal Cyber Security alat ukur kecerdasan digital dapat dilanjutkan pada tahap
Skill 29
Management impleentasi.
Atitude 30

Knowledge 31 B. Implementasi
4. Digital Network Security
Security Management
Skill 32 Tahap implementasi dilakukan terdiri dari dua aktivitas,
Atitude 33 penjabaran masing-masing kegiatan terdapat pada penjelasan
di bawah ini.
Knowledge 34
Organisational Cyber 1). Penentuan instrument DQ tool
Skill 35
Security Management
Atitude 36 Sekalipun telah diketahui bahwa jumlah indikator untuk
Knowledge 37
DQ tool adalah 72 sebagaimana Tabel 1, namun masih perlu
dilakukan verifikasi terlebih dahulu terhadap penomoran DQ
Digital Empaty Skill 38
kompetensi sesuai Gambar 4. Perlu diperhatikan bahwa urutan
Atitude 39 nama kompetensi pada Tabel 1 masih tidak sesuai penomoran
Knowledge 40 kompetensi pada Gambar 4. Karena DQ tool merujuk pada
5. Digital DQ framework, maka penomotan kompetensi mesti merujuk
Self-Awareness and
Emotional Skill 41
Management pada Gambar 4. Sehingga dengan menggunakan urutan
Intelligence Atitude 42 tersebut diperoleh urutan 72 indikator yang terverifikasi
Knowledge 43 sebagaimana Tabel 2 di bawah ini.
Relationship Management Skill 44 TABEL 2
URUTAN PENOMORAN INDIKATOR.
Atitude 45
Kompetensi (Variabel) Kemampuan No Indikator
Knowledge 46
Digital Footprint Knowledge 1
Skill 47
1.Digital Citizen Identity Skill 2
Management
Atitude 48 Attitute/values 3
Knowledge 4
Knowledge 49 2. Balanced Use of
Skill 5
6. Digital Online Communication Technology
Skill 50 Attitude/values 6
Communication and Collaboration
Atitude 51 Knowledge 7
3. Behavioural Cyber-Risk
Skill 8
Knowledge 52 Management
Attitude/values 9
Public and Mass
Skill 53 Knowledge 10
Communication 4. Personal Cyber Security
Skill 11
Atitude 54 Management
Attitude/values 12
Knowledge 55
Knowledge 13
Media and Information 5.Digital Empaty Skill 14
Skill 56
Literacy Attitude/values 15
Atitude 57
Knowledge 16
Knowledge 6. Digital Footprint
58 Skill 17
7. Digital Content Creation and Management
Skill 59 Attitude/values 18
Literacy Computational Literacy Knowledge 19
Atitude 60 7. Media and Information
Skill 20
Literacy
Knowledge 61 Attitude/values 21
Data and AI Literacy Skill 62
Knowledge 22
8. Privacy Management Skill 23
Atitude 63
Attitude/values 24
Knowledge 64 Knowledge 25
9. Digital Co-Creator
Skill 26
Privacy Management Skill 65 Identity
Attitude/values 27
8. Digital Right Atitude 66 Knowledge 28
10. Healthy Use of
Knowledge 67 Skill 29
Intellectual Property Technologgy
Attitude/values 30
Rights Management Skill 68
11. Content Cyber-Risk knowledge 31

5
JIFTI - Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Robotika Volume 3 Nomor 1 Bulan Juni 2021

Management Skill 32 berkomunikasi) yang disepakati oleh lingkungan


Attitude/values 33 sosial yang ada?
Knowledge 34 Saya menjaga citra diri saya tidak hanya secara
12. Network Security online namun juga secara offline. Karena citra
Skill 35
Management 3 diri ini bukan hanya tentang penilaian manusia,
Attitude/values 36
Knowledge 37 ini tentang kejujuran saya terhadap diri sendiri
13. Self-Awareness and dan juga di hadapan Tuhan Yang Maha Esa.
Skill 38
Management Apakah anda mengetahui dampak penggunaan
Attitude/values 39
Knowledge 40 4 teknologi yang berlebihan terhadap kesehatan dan
14. Online Communication kualitas hidup seseorang?
Skill 41
and Collaboration Apakah kamu dapat menilai resiko kesehatan
Attitude/values 42
Knowledge 43 5 yang ditimbulkan oleh teknologi dan mampu
15. Content Creation and mengurangi masalah terkait teknologi tersebut?
Skill 44
Computational Literacy Saya mengetahui dan menyadari bahwa
Attitude/values 45
penggunaan teknologi harus bermanfaat untuk
Knowledge 46
16.Intellectual Property 6 kehidupan saya di dunia dan akhirat. Untuk itu
Skill 47
Rights Management saya terus menjaga keseimbangan pemanfaatan
Attitude/values 48 teknologi demi kebaikan.
Knowledge 49 Apakah kamu memahami berbagai jenis resiko
17. Digital Changemaker
Skill 50 cyber seperti, cyberbulliying, pelecehan,
Identity 7
Attitude/values 51 penguntit dan dapat menghadapi resiko yang
Knowledge 52 berpengaruh bagi dirimu?
18. Civic Use of Technology Skill 53 Apakah kamu menangani insiden resiko cyber
Attitude/values 54 dengan cara mengembangkan keterampilan
19. Commercial and Knowledge 55 8
teknis, sosio-kognitif, komunikasi dan
Community Cyber-Risk Skill 56 pengambilan keputusan yang tepat?
Management Attitude/values 57 Saya menunjukan kebaikan ketika online dan
Knowledge 58 mengetahui kerangka kerja yang mendukung
20. Organisational Cyber 9
Skill 59 untuk mengatasi resiko dan mampu mengelola
Security Management
Attitude/values 60 perilaku ketika online.
Knowledge 61 Apakah kamu dapat mengidentifikasi strategi dan
21. Relationship
Skill 62 alat yang dapat digunakan untuk menghindari
Management 10
Attitude/values 63 berbagai jenis ancaman dunia maya seperti
Knowledge 64 peretasan,penipuan dan malware?
22. Public and Mass Apakah kamu dapat mengidentifikasi ancaman
Skill 65
Communication 11 dunia maya dan dapat menggunakan teknologi
Attitude/values 66
Knowledge 67 tanpa membahayakan data dan perangkat mu?
23.Data and AI Literacy Skill 68 Saya menunjukan ketahanan dan kewaspadaan
Attitude/values 69 terhadap perilaku ceroboh atau lalai yang dapat
Knowledge 70 membahayakan keamanan data dan perangkat
24. Participatory Rights 12
Skill 71 saya ataupun orang lain, serta memiliki
Management keyakinan tentang apa yang harus dilakukan saat
Attitude/values 72
ada masalah
Penomoran indikator pada Tabel 2 di atas merupakan Apakah anda mengetahui bahwa interaksi online
dasar penyusunan instrument pertanyaan DQ tool selanjutnya. yang anda lakukan dapat mempengaruhi perasaan
13
Daftar pertanyaan pada 3 kemampuan (Knowledge, Skill, orang lain dan anda tau bagaimana cara orang
tersebut dapat terpengaruh?
Attitude/values) juga merujuk kepada DQ framework
Apakah anda mampu mengembangkan
sebagaimana Gambar 5. Namun pernyataan dalam DQ
keterampilan sosio-emosional dan menghormati
framework tentu saja masih dalam Bahasa Inggris, sehingga 14
perspektif orang lain melalui interaksi online
langkah langkah selanjutnya adalah melakukan translasi dari yang anda lakukan?
pernyataan tersebut ke dalam kalimat Bahasa Indonesia yang Saya menunjukan sikap kesadaran dan kasih
lebih mudah dipahami. Hasil proses ini disajikan ke dalam sayang terhadap orang lain baik pada perasaan,
15
Tabel 3 berikut. kebutuhan, dan perhatian saat saya berinteraksi
online dengan orang lain
TABEL 3
DAFTAR PERTANYAAN PER INDIKATOR DQ TOOL Apakah anda memahami konsep jejak digital dan
anda tau tentang konsekuensi jejak informasi
16
Nomor anda jika jejak informasi tersebut disebarkan
Pertanyaan
Indikator secara online?
Apakah Anda mengetahui bahwa konstruksi citra Apakah anda dapat mengelola jejak digital anda
17
diri dan kepribadian di lingkungan digital dan dapat menggunakan teknologi secara positif?
1 diperlukan karena ini dapat mempengaruhi Saya menunjukan sikap perhatian penuh, kehati-
urusan profesional di masa kini dan masa hatian dan tanggung jawab saat online yang
mendatang? 18 bertujuan untuk mengelola jejak digital yang
Apakah kamu berkomunikasi di dunia digital nantinya dapat dibagikan dan dikumpulkan oleh
2
sesuai dengan netiket (etika dalam diri sendiri atau orang lain di berbagai

6
JIFTI - Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Robotika Volume 3 Nomor 1 Bulan Juni 2021

platform/media ancaman dunia maya dan anda tau cara


mengatasinya?
Apakah kamu mengetahui bahwa media digital
19 dapat dimanaje untuk mendapatkan informasi dan Saya terus berinisiatif untuk tetap up-to-date
pengetahuan? tentang ancaman dunia maya yang berkembang,
36
profil resiko dan kerentanan jaringan saat
Apakah anda memiliki ketrampilan
menggunakan teknologi
mengoperasikan perangkat yang sesuai untuk
20 Apakah anda mengetahui bahwa ternyata suasana
mencari, mengolah, dan menampilkan
pengetahuan di media digital? 37 hati anda dapat mempengaruhi orang lain pada
lingkungan digital?
Saya selalu bersikap hati-hati dan kritis terhadap
informasi yang saya dapatkan secara online, dan Apakah anda telah mampu untuk mengelola
21 emosi dan menahan diri untuk tak meluapkan
saya selalu mengevaluasi dengan teliti informasi 38
yang didapatkan tersebut segala suasana hati ke dalam status sosial media
yang saya miliki?
Apakah anda memahami tentang privasi, hak
asasi, dan apa saja informasi pribadi serta Saya memiliki kesadaran untuk menghandle
22 suasana hati saya sendiri dengan cara tidak
bagaimana menjaganya agar tetap aman di media
digital? 39 mencurahkan segala isi hati ke dalam status,
karena saya menghormati orang lain dalam
Apakah anda memiliki strategi dan kemampuan
lingkungan digital yang saya miliki.
23 untuk membatasi pelanggaran privasi milik anda
sendiri? Apakah anda memahami berbagai jenis
komunikasi melalui media digital yang efektif
Saya selalu menunjukkan rasa hormat terhadap 40
dan sesuai baik secara individu (dua orang)
privasi/informasi pribadi saya ataupun orang lain,
24 maupun secara kelompok (grup)?
dan memperlakukannya sebagai aset berharga
dan layak dilindungi Apakah anda mampu dapat memanfaatkan
teknologi digital untuk bertukar ide dan
Apakah anda terbuka untuk belajar dan
pengetahuan secara efisien, dan tetap bekerja
25 bereksperimen dengan teknologi baru dalam 41
sama bahkan dari jarak jauh dengan
rangka mencari peluang kreasi?
memanfaatkan berbagai saluran komunikasi yang
Apakah anda mampu membangun ide menjadi
sesuai dengan kebutuhan?
sebuah solusi teknologi dan bahkan terus
26 Saya menunjukkan inisiatif dan sikap positif
menggali ide baru yang akan didesain solusi
terhadap penggunaan teknologi dan juga
teknologinya secara efisien? 42
membantu orang lain membangun reputasi digital
Saya mampu mengekpresikan diri dan sumber
yang positif melalui dukungan yang diberikan
daya saat menggunakan teknologi, baik
Apakah anda memahami teori pembuatan konten
27 mengambil inisiatif atau dengan mengetahui
43 digital serta memiliki literasi algorimik seperti
kapan dan bagaimana mengalokasikan waktu,
pemrograman dan pemodelan digital?
upaya dan sumber daya saat menggunakannya
Apakah anda dapat membuat konsep,
Apakah anda memahami konteks tentang dampak
membangun, mengatur dan berbagi pengetahuan
teknologi pada kesejahteraan masyarakat, dan
28 konten digital dan teknologi, serta anda dapat
mampu membedakan bagaimana menggunakan 44
berbagi informasi dan pengetahuan untuk
teknologi dengan tepat?
mendesain kreasi digital seperti konten,
Apakah anda dapat menggunakan teknologi
perangkat keras/lunak berdasarkan kebutuhan?
secara ergonomis (tepat) , dan dapat membantu
29 Saya menunjukkan kemauan untuk terlibat
orang lain mengidentifikasi peralatan yang aman
dengan perkembangan dan kemajuan teknologi
dan nyaman untuk proses kerja yang bermanfaat?
45 digital, dan mempelajari keterampilan yang
Saya menghargai kesehatan mental serta fisik
diperlukan untuk pembelajaran seumur hidup dan
30 dan secara aktif mengatur diri sendiri dalam
perkembangan diri sendiri
menggunakan teknologi dengan cara yang sehat
Apakah anda memahami undang-undang dan hak
Apakah anda memahami resiko konten di dunia
seputar kepemilikan konten online seperti hak
maya yang kamu hadapi secara online (misal;
31 46 cipta, plagiasi, pemberian lisensi serta mampu
konten berbahaya, rasis, kebencian,dll), dan
membedakan antara mana pengguna kreatif dan
bagaimana anda menghadapinya?
mana hasil dari perampasan karya orang lain?
Apakah anda tahu bagaimana cara menghadapi
Apakah anda mampu membedakan antara koten
dan memanaje risiko terhadap konten berbahaya,
32 yang dapat diunduh secarar legal dan yang harus
misalkan dengan melaporkan kepada 47
di bayarkan, serta memiliki strategi yang dapat
administrator platform?
melindungi konten anda sendiri?
Saya memiliki ketahanan dan membentengi diri
Saya senantiasa membangun kepercayaan,
terhadap konten yang mungkin menyakitkan atau
33 menunjukkan sikap tanggung jawab, menghargai
menghina, baik pada diri sendiri maupun pada
48 diri sendiri, dan menghormati orang lain dengan
komunitas online
melindungi kreasi digital sendiri maupun orang
Apakah anda memahami ancaman dunia maya
lain
khusus untuk jaringan cloud yang dapat
34 Apakah anda memahami tentang tren-tren yang
membahayakan data,perangkat, dan sistem mu
muncul dalam lingkungan digital dan mengetahui
sendiri? 49
bagaimana pengguna teknologi akan terpengaruh
Apakah anda dapat memprediksi dan memahami
oleh kemajuan teknologi tersebut?
35 kelemahan resiko pada jaringanmu sendiri, yang
Apakah anda memiliki keterampilan berpikir
akan membuat rentan terhadap kemungkinan 50
secara luas dengan memantau dan

7
JIFTI - Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Robotika Volume 3 Nomor 1 Bulan Juni 2021

mengitegrasikan tren yang muncul? Saya selalu bersikap baik/etis terhadap


66 penggunaan teknologi dan siap untuk terlibat
Saya menunjukkan sikap profesionalisme,
dalam wacana produktif dengan komunitas digital
keingintahuan dan kesadaran akan kesenjangan
yang ada dalam kompetensi digital yang ada pada Apakah anda memahami bagaimana data
51 67
teknologi dan memanfaatkan teknologi untuk dihasilkan?
pengembangan diri dan pertumbuhan bisnis lebih Apakah anda mampu membaca, mengelola,
lanjut? menganalisis, dan mengolah data dari berbagai
68
Apakah anda memahami pentingnya keterlibatan sumber, dan menyiapkan data dalam struktur
komunitas pada media sosial yang bertujuan yang baik untuk dimanfaatkan?
52 Saya percaya diri dalam mengejar karir yang
untuk kesejahteraan komunitas lokal, nasional
maupun global? 69 inovatif dan provaktif terkait pemanfaatan data
Apakah anda dapat mengatur dan mengumpulkan dengan bantuan komputer.
kelompok secara online dan siap untuk terlibat Apakah anda memahami tentang hak anda
53 sebagai warga digital seperti perlindungan data
dengan individu/ kelompok tersebut melalui 70
media digital? pribadi, hak atas kebebasan berekpresi, atau
Saya menunjukkan kepercayaan dan untuk dilupakan?
menghormati keterlibatan sipil dan bersedia Apakah anda dapat mengembangkan
54 keterampilan kognitif dan meta-kognitif untuk
untuk terlibat dalam komunitas mereka demi 71
kemajuan teknologi dan masyarakat memastikan bahwa hak digital ditegakkan dan
Apakah anda memahami berbagai jenis resiko dihormati secara online?
ciber komunitas, seperti propaganda online atau Saya menunjukkan pemikiran yang proaktif,
55 berdasarkan pada penghormatan terhadap cita-
perjudian, dan mempunyai pengetahuan tentang
hukum dan etika terkait masalah ciber tersebut? cita demokrasi, supremasi hukum, hak asasi
72
Apakah anda mampu mengembangkan manusian dan akan bertanggung jawab untuk
56 mengelola teknologi untuk mempromosikan
strategi/alat untuk mengurangi resiko ciber?
kebaikan publik masyarakat dan lingkungan
Saya menunjukkan kehati-hatian dan waspada
saat online dan memahami dimana dan kapan Dari 72 pertanyaan yang terapat pada Tabel 3 di atas,
57
untuk menghindari bahaya terkait dengan resiko kemudian dilakukan proses pengukuran pada jawaban yang
yang sewaktu-waktu dapat terjadi
diberikan. Untuk mendapatkan hasil skor DQ, maka harus
Apakah anda memiliki pengetahuan tentang
penanganan cyber yang tepat pada suatu
dirumuskan skala ukur yang digunakan. Penjabaran rinci
58 tentang skala ukur terdapat pada bagian 2 berikut.
organisasi untuk membatasi potensi bisnis atau
risiko hukum? 2). Penentuan skala ukur
Apakah anda dapat mengembangkan
keterampilan kognitif dan teknis untuk Sebenarnya desain jawaban dari DQ tool memiliki rentang
59 meningkatkan sistem keamanan cyber organisasi yang mirip dengan likert. Sebagaimana yang jamak dilakukan
anda sendiri? (Seperti: memperkirakan dan dalam kuisioner skala likert, jawaban akan memiliki nilai 1, 2,
menilai risiko keamanan pada organisasi) 3, 4, dan 5. Namun dikarenakan skor DQ ditujukan untuk
Saya menghargai keamanan dunia maya dan memiliki skala yang sama dengan score yang digunakan pada
secara proaktif mendukungnya dalam organisasi
IQ dan EQ, yakni dengan range antara 0 sampai 145 maka
saya sendiri dengan memberikan saran/panduan
60 nilai 1, 2, 3, 4, dan 5 tidak mungkin digunakan untuk
tentang potensi risiko, strategi mitigasi, dan
praktik terbaik dalam mengelola cyber terkait menghitung skor DQ.
organisasi saya sendiri Sehingga dibuatlah desain perhitungan untuk jawaban DQ
Apakah anda memahami bagaimana norma-
yang terdiri dari 6 skala yakni: a, b, c, d, e, dan f sebagai
norma berperilaku dan reaksi emosional saat
61 berikut;
berinteraksi di komunitas online atau dimedia
sosial? a. Jawaban a memiliki skor = 0,00
Apakah anda mampu untuk terlibat secara efektif b. Jawaban b memiliki skor = 0,40
dalam dialog online antar budaya, dan mampu c. Jawaban c memiliki skor = 0,81
62 memelihara, mengelola serta menumbuhkan d. Jawaban d memiliki skor = 1,51
hubungan dengan kelompok tertentu berdasarkan e. Jawaban e memiliki skor = 1,61
kebutuhan individu atau organisasi? f. Jawaban f memiliki skor = 2,01
Saya memotivasi diri untuk memberikan budaya Dengan desain skor tersebut, maka ketika seseorang
yang menumbuhkan toleransi satu sama lain dan menjawab ke 72 pertanyaan dengan jawaban f, maka ia akan
63
kerja tim untuk membangun komunitas online
mendapatkan skor maksimum DQ yakni 145. Demikian
yang positif guna untuk melampaui kebutuhan
Apakah anda mengetahui bahwa platform sosial
sebaliknya, jika ada yang menjawab semuanya a, maka yang
media itu berbeda-beda budaya dan bersangkutan akan mendapatkan skor 0.
64 peruntukannya? Misal: antara twitter, facebook
dan instagram yang memiliki karakter dan
C. Pengujian
pengguna yang berbeda? Untuk mengetahui apakah desain dari instrumen DQ tool
Apakah anda dapat mengembangkan strategi dan telah layak menjadi sebuah alat ukur kecerdasan digital, maka
65 mengoptimalkan ide/pesan anda melalui platform instrumen diujikan kepada sejumlah sampel. Penelitian ini
media digital yang sesuai tujuan?
menggunakan rujukan Tabel Isaac dan Michael untuk

8
JIFTI - Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Robotika Volume 3 Nomor 1 Bulan Juni 2021

populasi tak hingga dan tingkat kepercayaan 95% sehingga 13 0,578 valid
menggunakan rujukan jumlah minimal responden adalah 349 Digital Empaty 14 0,543 valid
orang. Setelah disebarkan melalui beberapa platform social 15 0,425 valid
media, penelitian ini mendapatkan responden sejumlah 351 16 0,617 valid
Digital Footprint
orang. Dan menggunakan data tersebut kemudian dilakukan 17 0,576 valid
Management
uji validitas serta uji reliabilitas. Hasil pengujian diberikan 18 0,447 valid
Media and 19 0,560 valid
pada bagian hasil dan pembahasan.
Information 20 0,651 valid
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Literacy 21 0,506 valid
22 0,626 valid
Privacy
A. Uji Validitas 23 0,647 valid
Management
24 0,440 valid
Untuk mendapatkan hasil uji validitas, maka instrument 25 0,703 valid
DQ tool yang telah jadi disebarkan ke responden. Jumlah Digital Co-Creator
26 0,668 valid
responden yang digunakan adalah di atas 349 dikarenakan Identity
27 0,516 valid
populasi yang tidak diketahui. Dengan menggunakan tabel 28 0,641 valid
Isaac dan Michael populasi yang tak terhingga dan tingkat Healthy Use of
29 0,670 valid
Technologgy
kepercayaan 95% maka reponden minimal yang harus 30 0,424 valid
digunakan adalah sejumlah 349 tersebut. Pengumpulan data 31 0,631 valid
Content Cyber-Risk
dilaksanakan selama 3 bulan (September – November 2020) 32 0,574 valid
Management
dan mendapatkan sampel sejumlah 352 orang dari seluruh 33 0,505 valid
Indonesia. Metode penyebaran dengan simple random 34 0,665 valid
Network Security
sampling. Berdasarkan umur responden, Gambar 6 berikut 35 0,640 valid
Management
sebaran data sampel yang diperoleh. 36 0,548 valid
37 0,632 valid
Self-Awareness and
38 0,437 valid
Management
39 0,353 valid
Online 40 0,594 valid
Communication 41 0,608 valid
and Collaboration 42 0,575 valid
Content Creation 43 0,615 valid
and Computational 44 0,597 valid
Literacy 45 0,553 valid
Intellectual 46 0,648 valid
Property Rights 47 0,591 valid
Gbr 6. Sebaran responden berdasarkan umur Management 48 0,546 valid
Terlihat sebagaimana Gambar 6 di atas bahwa responden Digital 49 0,712 valid
mayoritas berasal dari rentang usia 21-25 tahun. Dari data Changemaker 50 0,696 valid
yang masuk tersebut, kemudian dilakukan uji validitas Identity 51 0,573 valid
menggunakan SPSS. Sebuah instrument dinyatakan valid jika 52 0,654 valid
Civic Use of
nilai r hitung > r table. Karena sampel berjumlah 352 dan 53 0,566 valid
Technology
54 0,581 valid
tingkat signifikansi yang dipilih adalah 0,05 maka jika dirujuk
Commercial and 55 0,622 valid
pada nilai r tabelnya adalah 0,1042. Artinya, jika nilai r hitung
Community Cyber- 56 0,532 valid
ada di atas angka 0,1042 maka item instrumen tersebut Risk Management 57 0,574 valid
dinyatakan valid. Tabel 4 berikut adalah hasil r hitung Organisational 58 0,673 valid
menggunakan SPSS. Cyber Security 59 0,634 valid
TABEL 4 Management 60 0,539 valid
HASIL UJI VALIDITAS DQ TOOL 61 0,644 valid
Relationship
62 0,653 valid
Kode Nilai Management
DQ Kompetensi Keterangan 63 0,543 valid
Indikator Corelations
64 0,653 valid
1 0,458 valid Public and Mass
Digital citizen 65 0,583 valid
2 0,475 valid Communication
Identity 66 0,521 valid
3 0,446 valid
67 0,657 valid
4 0,406 valid Data and AI
Balanced Use of 68 0,629 valid
5 0,331 valid Literacy
Technology 69 0,461 valid
6 0,415 valid
Participatory 70 0,705 valid
7 0,420 valid
Behavioural Cyber- Rights 71 0,733 valid
8 0,480 valid
Risk Management Management 72 0,487 valid
9 0,518 valid
Personal Cyber 10 0,593 valid Dikarenakan seluruh nilai r hitung ada di atas angka 0,1042
Security 11 0,502 valid (nilai r table untuk 352) maka seseluruhan item instrumen DQ
Management 12 0,467 valid tool dinyatakan valid. Sehingga pertanyaan DQ tool pada

9
JIFTI - Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Robotika Volume 3 Nomor 1 Bulan Juni 2021

Tabel 3 dapat digunakan sebagai alat ukur kecerdasan digital pp. 7–11, 2016.
untuk skala yang lebih besar. [6] G. Bak, Measurement of Digital Intelligence (DQ).
18th International Conference on Management,
B. Uji Reliabilitas Enterprise, 2019.
Sebagaimana diketahui, uji realibilitas digunakan untuk [7] B. Maunah, “Landasan Pendidikan.pdf.” Penerbit
mengetahui apakah jawaban yang diberikan oleh para Teras, Yogyakarta, pp. 5–6, 2009.
responden dapat dipercaya. Suatu kuesioner dinyatakan [8] Donosuko, “Kontribusi Kualitas IQ dalam
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap Menentukan Keberhasilan Karir Manusia,” J. Ilm.
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Konseling, vol. 19, no. 2, pp. 1–13, 2019.
Sebuah instrumen dikatakan reliabel jika nilai Cronbach [9] Sholahuddin; Azis Fathoni; Leonardo Budi Hasiholan,
Alpha (CA) > 0,6. Setelah dilakukan uji reliabilitas pada “MEASURE THE POTENTIAL VALUE OF EQ, IQ,
jawaban 352 responden diperoleh hasil uji reliabilitas SPSS AND SQ IN RELATION USE OF MERRIT
sebagaimana Gambar 7 berikut. SYSTEM IN ACHIEVING THE MANAGEMENT
BY OBJECTIVE (MBO) IN THE SERVICE
SECTION OF CV. KALASUBA SEMARANG,” no.
1, pp. 1–14, 2006.
[10] F. Setiadi, “PENGARUH KECERDASAN
EMOSIONAL (EQ) TERHADAP KEPEMIMPINAN
YANG EFEKTIF,” vol. 12, no. 1, pp. 1–16, 2020.
Gbr 7. Hasil uji reliabilitas jawaban responden [11] M. Harsono dan Wisnu Untoro Staf Pengajar Jurusan
Manajemen, “Pengujian Kerangka Kerja Dimensi-
Terlihat pada Gambar 7 bahwa angka Cronbach Alpha dimensi Kecerdasan Emosional Daniel Goleman
hasil penelitian ini adalah 0,970 atau di atas 0,6 sehingga (1995) dan Perbandingannya Berdasarkan
dinyatakan bahwa instrument DQ tool juga mampu Karakteristik Demografis Responden,” Perspektif, vol.
menghasilkan jawaban responden yang reliabel atau konsisten. 9, no. 1, pp. 53–66, 2004.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Adanya disrupsi teknologi memuncul istilah kecerdasan
baru yang disebut dengan Digital Quotient (DQ). Dahulu
dunia digital hanya milik mereka yang berkecimpung di dunia
teknologi dan informasi (segmented) maka saat ini tidak lagi,
dimana semua orang mesti cerdas digital untuk menghadapi
tantangan jaman. Penelitian ini membangun sebuah alat ukur
kecerdasan digital yang diberi nama DQ tool. DQ tool terdiri
dari 72 pertanyaan dengan desain jawaban 6 skala (a, b, c, d, e,
dan f). Setelah dilakukan uji DQ tool terhadap 352 responden
diperoleh kesimpulan bahwa semua item instrumen telah valid
dan reliabel sehingga bisa digunakan sebagai alat ukur digital
intelligence atau kecerdasan digital.

VI. REFERENSI
[1] A. Kurniawan, N. Y. Rustaman, I. Kaniawati, and L.
Hasanah, “Development of multiple intelligence test
instrument for teen students in perspective of physics
learning,” J. Phys. Conf. Ser., vol. 1157, no. 3, pp. 0–5,
2019.
[2] K. Suarca, S. Soetjiningsih, and I. E. Ardjana,
“Kecerdasan Majemuk pada Anak,” Sari Pediatr., vol.
7, no. 2, p. 85, 2016.
[3] E. N. Tamatjita, M. Irawaty, and R. Ramdhani,
“Sistem Pakar Pada Permainan Untuk Mengukur
Tingkat Intelligence Quotient (Iq) Menggunakan
Metode Binet-Simon Berbasis Android,” Compiler,
vol. 5, no. 1, pp. 75–84, 2016.
[4] R. Wulandari, “Uji Validitas Alat Ukur Kecerdasan
Emosi (The Emotional Competence Inventory 2.0),” J.
Pengukuran Psikol. dan Pendidik. Indones., vol. 11,
pp. 504–514, 2013.
[5] Y. Park, “8 Digital Life Skills All Children Need –
and a Plan for Teaching Them,” World Econ. Forum,

10
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai