PPSD 1705411543
PPSD 1705411543
Exclude URL: NO
Pertumbuhan merupakan pertambahan berat atau ukuran suatu organisme per satuan waktu. Hasil penelitian
pengaruh penambahan Ca2+ terhadap pertumbuhan kepiting bakau menunjukan bahwa adanya perbedaan
pertumbuhan pada tiap perlakuan. Berdasarkan hasil analisis Anova diketahui bahwa pengaruh ion Ca2+ di air
terhadap pertumbuhan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Perlakuan 200ppt memberi pengaruh yang
signifikan terhadap perlakuan 600ppt, namun tidak berbeda nyata terhadap perlakuan 400ppt (Gambar 9). Hasil
yang memberi pengaruh nyata diasumsikan karena, ada kecenderungan bahwa pertumbuhan kurang karenan
perbedaan kadar Ca2+ yang tinggi. Dibandingkn dengan kadar Ca2+ 200pppt yang masih dapat ditolerir. Sesuai
pernyataan Idham et al, (2016) bahwa asupan Ca yang terlalu tinggi mengakibatkan kondisihiperionik Ca2+
dalam tubuh kepiting. Kondisi ini akan menimbulkan gangguan homeostatis dalam tubuh kepiting bakau yang
pada akhirnya akan mengganggu kesehatan dan pertumbuhan kepiting. Sesuai pula dengan pernyataan bahwa
Kekurangan kalsium juga mengganggu proses pengerasan eksoskeleton baru, sehingga proses tersebut akan
berlangsung lebih lama (Peñaflorida, 1999; Pan et al., 2005; Tavabe et al., 2013). Kondisi hipoionik atau
hiperionik Ca2+ akan mempersulit keseimbangan ion Ca2+ dalam tubuh, sehingga energi yang dibutuhkan
untuk kelangsungan proses pengerasan karapas akan lebih besar. Keseimbangan ion Ca2+ yang terganggu
dalam tubuh kepiting pascamolting, pada akhirnya akan menyebabkan gangguan pada pertumbuhan burayak
Rasio konversi pakan adalah merupakan perbandingan antara berat badan kepiting dan jumlah pakan yang
dikonsumsi. Hasil penelitianmenunjukan bahwa perlakuan perlakuan 200ppt dan 400ppt memili nilai signifikan
yang berbeda Gambar 10. Hal ini menyeba tingkat pertubuhan yang tidak signifikan pada perlakuan tersebut.
Terjadinya transfer Ca2+ pada karapas membutuhkan jumlah energi yang tinggi. Jumlah energi yang tinggi
tersebut agar terpenuhi makan kepiting mengambilnya dari pakan sesuai dengan pernyataan Tavabe et al,
(2013) bahwa kekurangan ion Ca2+ di kepiting bisa menghambat pettumbuhan yang meningkatkan konversi
Page 1 of 2
pakan. Rasio konversi pakan tertinggi pada perlakuan A dengan nilai 9,62±5,3g di sisi lain, tingkat pertumbuhan
terendah adalah 5,45±2,93g. Hal ini diasumsikan karena sejumlah energi hilang selama menggatasi strees yang
diakibatkan ketidak sesuaian kadar Ca2+. Sesuai dengan pernyataan Windan et al, (2017) bahwa Sebuah
konversi pakan yang tinggi menunjukkan bahwa ada jumlah tinggi energi yang hilang selama proses
osmoregulasi pada kepiting dipelihara. Jika kondisi lingkungan pada kondisi optimum yang ditandai dengan
rendah osmotik gradien dan konsumsi oksigen, sehingga energi yang diperoleh dari pakan akan dimanfaatkan
secara maksimal untuk pertumbuhan. Hypreosmotic dan kondisi hipoosmotik menyebabkan pakan yang
diberikan menjadi tidak digunakan untuk pertumbuhan kepiting. Tetapi energi tersebut akan digunakan untuk
Kualitas air
Kualitas air merupakan parameter yang mendukung akan pertumbuhan kepiting bakau (Scylla sp). Berdasarkan
Tabel 4 menunjukan hasil pengukuran kualitas air selama penelitian. Secara keseluruhan parameter kualitas air
yang tercatan tidak memiliki rentang yang jauh tiap perlakuannya terkecuali ioan Ca2+ yang ditelitikan. Hal ini
diasumsikan karena pemeliharaan dilakukan dengan metode indor sistem resirkulasi sehingga kontrol akan
kualitas air dapat dilakukan lebih maksimal. Sesuai pernyataan Jones (2009) bahwa budidaya sakala in door
membuat kualitas air dapat dilakukan lebih efektif dengan melakukan pergantian dan treatmen air. Tidak
dipungkiri bahwa penambahan Ca2+ akan mempengaruhi parameter kualitas yang lain. Parameter kualitas air
yang paling dipengaruhi karena penambahan Ca2+ adalah pH air dan alkalinitas. Nilai aklalinitas selama
penelitan menunjukan bahwa penurunan Ca2+ pada perlakian 200ppt memiliki nilai terendah dibandingkan
perlakuan lain dimana menurut Bogart et al (2016) alkalinitas terdiri dari banyaknya mineral yang dapat
mempengaruhi alkalinitas dan kekerasa air. Sehingga bila terjadi penurunan alkalinitas menunjukan bahwa
KESIMPULAN
Ion Ca memiliki pengaruh terhadap struktural dan mekanik eksoskeleton kepiting bakau. Kadar Ca2+ 600ppt
memberikan struktural yang lebih tebal dibandingkan kadar 200ppt dan 400ppt. Perbedaan pada struktural yang
dipengaruhi penyerapan Ca2+, pula mempengaruhi pertumbuhan dan FCR. Kadar Ca2+ yang direspon oleh
kepiting melalui mekanisme osmoregulasi yang mempengarugi penggunaan energi. Hilangnnya energi yang
MATCHED SOURCES:
Page 2 of 2