Anda di halaman 1dari 2

PLAGIARISM SCAN REPORT

Date January 16, 2024

Exclude URL: NO

Unique Content 100 Word Count 620

Plagiarized Content 0 Records Found 0

CONTENT CHECKED FOR PLAGIARISM:

Pertumbuhan merupakan pertambahan berat atau ukuran suatu organisme per satuan waktu. Hasil penelitian

pengaruh penambahan Ca2+ terhadap pertumbuhan kepiting bakau menunjukan bahwa adanya perbedaan

pertumbuhan pada tiap perlakuan. Berdasarkan hasil analisis Anova diketahui bahwa pengaruh ion Ca2+ di air

terhadap pertumbuhan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Perlakuan 200ppt memberi pengaruh yang

signifikan terhadap perlakuan 600ppt, namun tidak berbeda nyata terhadap perlakuan 400ppt (Gambar 9). Hasil

yang memberi pengaruh nyata diasumsikan karena, ada kecenderungan bahwa pertumbuhan kurang karenan

perbedaan kadar Ca2+ yang tinggi. Dibandingkn dengan kadar Ca2+ 200pppt yang masih dapat ditolerir. Sesuai

pernyataan Idham et al, (2016) bahwa asupan Ca yang terlalu tinggi mengakibatkan kondisihiperionik Ca2+

dalam tubuh kepiting. Kondisi ini akan menimbulkan gangguan homeostatis dalam tubuh kepiting bakau yang

pada akhirnya akan mengganggu kesehatan dan pertumbuhan kepiting. Sesuai pula dengan pernyataan bahwa

Kekurangan kalsium juga mengganggu proses pengerasan eksoskeleton baru, sehingga proses tersebut akan

berlangsung lebih lama (Peñaflorida, 1999; Pan et al., 2005; Tavabe et al., 2013). Kondisi hipoionik atau

hiperionik Ca2+ akan mempersulit keseimbangan ion Ca2+ dalam tubuh, sehingga energi yang dibutuhkan

untuk kelangsungan proses pengerasan karapas akan lebih besar. Keseimbangan ion Ca2+ yang terganggu

dalam tubuh kepiting pascamolting, pada akhirnya akan menyebabkan gangguan pada pertumbuhan burayak

(Erlando et al., 2015).

Rasio konversi pakan adalah merupakan perbandingan antara berat badan kepiting dan jumlah pakan yang

dikonsumsi. Hasil penelitianmenunjukan bahwa perlakuan perlakuan 200ppt dan 400ppt memili nilai signifikan

yang berbeda Gambar 10. Hal ini menyeba tingkat pertubuhan yang tidak signifikan pada perlakuan tersebut.

Terjadinya transfer Ca2+ pada karapas membutuhkan jumlah energi yang tinggi. Jumlah energi yang tinggi

tersebut agar terpenuhi makan kepiting mengambilnya dari pakan sesuai dengan pernyataan Tavabe et al,

(2013) bahwa kekurangan ion Ca2+ di kepiting bisa menghambat pettumbuhan yang meningkatkan konversi

Page 1 of 2
pakan. Rasio konversi pakan tertinggi pada perlakuan A dengan nilai 9,62±5,3g di sisi lain, tingkat pertumbuhan

terendah adalah 5,45±2,93g. Hal ini diasumsikan karena sejumlah energi hilang selama menggatasi strees yang

diakibatkan ketidak sesuaian kadar Ca2+. Sesuai dengan pernyataan Windan et al, (2017) bahwa Sebuah

konversi pakan yang tinggi menunjukkan bahwa ada jumlah tinggi energi yang hilang selama proses

osmoregulasi pada kepiting dipelihara. Jika kondisi lingkungan pada kondisi optimum yang ditandai dengan

rendah osmotik gradien dan konsumsi oksigen, sehingga energi yang diperoleh dari pakan akan dimanfaatkan

secara maksimal untuk pertumbuhan. Hypreosmotic dan kondisi hipoosmotik menyebabkan pakan yang

diberikan menjadi tidak digunakan untuk pertumbuhan kepiting. Tetapi energi tersebut akan digunakan untuk

menyamakan kondisi osmotik baik di luar maupun di dalam tubuh.

Kualitas air

Kualitas air merupakan parameter yang mendukung akan pertumbuhan kepiting bakau (Scylla sp). Berdasarkan

Tabel 4 menunjukan hasil pengukuran kualitas air selama penelitian. Secara keseluruhan parameter kualitas air

yang tercatan tidak memiliki rentang yang jauh tiap perlakuannya terkecuali ioan Ca2+ yang ditelitikan. Hal ini

diasumsikan karena pemeliharaan dilakukan dengan metode indor sistem resirkulasi sehingga kontrol akan

kualitas air dapat dilakukan lebih maksimal. Sesuai pernyataan Jones (2009) bahwa budidaya sakala in door

membuat kualitas air dapat dilakukan lebih efektif dengan melakukan pergantian dan treatmen air. Tidak

dipungkiri bahwa penambahan Ca2+ akan mempengaruhi parameter kualitas yang lain. Parameter kualitas air

yang paling dipengaruhi karena penambahan Ca2+ adalah pH air dan alkalinitas. Nilai aklalinitas selama

penelitan menunjukan bahwa penurunan Ca2+ pada perlakian 200ppt memiliki nilai terendah dibandingkan

perlakuan lain dimana menurut Bogart et al (2016) alkalinitas terdiri dari banyaknya mineral yang dapat

mempengaruhi alkalinitas dan kekerasa air. Sehingga bila terjadi penurunan alkalinitas menunjukan bahwa

kepiting telah menyerap Ca2+.

KESIMPULAN

Ion Ca memiliki pengaruh terhadap struktural dan mekanik eksoskeleton kepiting bakau. Kadar Ca2+ 600ppt

memberikan struktural yang lebih tebal dibandingkan kadar 200ppt dan 400ppt. Perbedaan pada struktural yang

dipengaruhi penyerapan Ca2+, pula mempengaruhi pertumbuhan dan FCR. Kadar Ca2+ yang direspon oleh

kepiting melalui mekanisme osmoregulasi yang mempengarugi penggunaan energi. Hilangnnya energi yang

mengarah pada semakin rendahnya pertumbuhan yang dicapai.

MATCHED SOURCES:

Report Generated on January 16, 2024 by https://www.check-plagiarism.com/ (https://www.check-


plagiarism.com/)

Page 2 of 2

Anda mungkin juga menyukai