Anda di halaman 1dari 2

Tugas 1

Dikerjakan secara kelompok dan dilaporkan secara individual!

Lelaki Tua dan Laut mengisahkan ulang tentang perjuangan kepahlawanan antara seorang lelaki
nelayan tua yang berpengalaman dengan seekor ikan marlin raksasa yang disebut sebagai
tangkapan terbesar dalam hidupnya. Cerita diawali dengan cerita bahwa nelayan yang bernama
Santiago tersebut telah melewati 84 hari tanpa menangkap seekor ikan pun (kemudian
disebutkan dalam cerita ternyata 87 hari). Dia tampaknya selalu tidak beruntung dalam
menangkap ikan sehingga murid mudanya, Manolin dilarang oleh orangtuanya untuk berlayar
dengan si lelaki tua dan diperintahkan untuk pergi dengan nelayan yang lebih berhasil. Masih
berbakti kepada si lelaki tua tersebut, Manolin mengunjungi gubuk Santiago setiap malam,
mengangkat peralatan nelayannya, memberinya makan dan membicarakan olahraga bisbol
Amerika dengan si lelaki tua. Santiago berkata pada Manolin bahwa pada hari berikutnya dia
akan berlayar sangat jauh ke tengah teluk untuk menangkap ikan, dan dia yakin bahwa
gelombang nasibnya yang kurang beruntung akan segera berakhir.

Maka pada hari ke-85, Santiago berlayar sendirian, membawa perahu kecilnya jauh ke tengah
teluk Meksiko. Dia mengatur kailnya, dan di siang selanjutnya, seekor ikan besar yang dia yakin
adalah seekor ikan marlin menggigit umpannya. Santiago tidak dapat menarik ikan tersebut,
malah mendapati perahu kecilnya yang justru ditarik oleh sang ikan raksasa. Dua hari dua malam
lewat dalam situasi tersebut, dan selama itu si lelaki tua menahan tali jeratnya dengan tenaganya
sendiri dengan susah payah. Walaupun dia sangat kesakitan dan terluka dalam perjuangannya,
Santiago merasakan rasa kasih, haru dan penghargaan untuk lawannya, kerap menyebut sang
ikan sebagai saudaranya. Dia juga memutuskan bahwa karena martabat besar sang ikan, tak ada
seorang pun yang layak untuk memakan ikan tersebut.

Pada hari ketiga perjuangannya, sang ikan mulai mengitari perahu kecilnya, menunjukkan
kelelahannya pada si lelaki tua. Santiago, sekarang telah kehabisan tenaga, mulai mengigau, dan
hampir tidak waras, menggunakan seluruh sisa tenaga yang masih dimilikinya untuk menarik
sang ikan ke sisi perahunya dan menikam sang marlin dengan sebuah harpun, dengan demikian
mengakhiri perjuangan panjang antara si lelaki tua dan sang ikan yang sangat kuat bertahan.

Santiago mengikat bangkai sang marlin di sisi perahu kecilnya dan mulai berlayar pulang,
berpikir tentang harga tinggi yang akan diberikan sang ikan di pasar ikan dan jumlah orang yang
dapat menikmati hasil tangkapannya tersebut. Selama Santiago melanjutkan perjalanannya
pulang ke tepi laut, ikan-ikan hiu mulai tertarik dengan jejak darah yang ditinggalkan sang
marlin di air. Yang pertama adalah ikan hiu mako yang dibunuh Santiago dengan harpunnya,
menyebabkan dia kehilangan senjata tersebut. Dia kemudian merakit sebuah harpun baru dengan
mengikat bilah pisaunya ke ujung sebuah dayung untuk mengusir pergi hiu-hiu yang berdatangan
selanjutnya. Lima hiu dibunuhnya dan banyak hiu lain yang akhirnya pergi. Di malam harinya
hiu-hiu tersebut telah melahap habis seluruh bangkai sang marlin, meninggalkan hanya kerangka
tulang punggung, ekor, dan kepalanya, di mana di kepalanya masih tertancap harpun nelayan si
lelaki tua. Santiago sangat sedih dan menghukum dirinya sendiri karena telah mengorbankan
sang marlin, dan akhirnya sampai di tepian laut sebelum subuh keesokan harinya. Dia berjuang
untuk berjalan menuju gubuknya, membawa tiang kapalnya yang berat di atas pundaknya.
Setelah tiba di rumah, dia merebahkan dirinya di tempat tidur dan masuk ke dalam tidur yang
panjang.

Isilah tabel di bawah ini dengan benar!


No. Isi Kalimat Singkat

1. Abstrak

2. Orientasi

3. Komplikasi

4. Evaluasi

5. Reorientasi

6. Koda

1. Analisislah nilai-nilai (unsur ekstrinsik) yang terdapat dalam novel berjudul


“Lelaki Tua dan Lautan karya ernest Hemingway”!
No. Nilai-nilai Kalimat singkat
1.
2.
3.
4.
5.

Anda mungkin juga menyukai