Pada zaman dahulu kala, ada sebuah desa yang terletak di tepi sungai.
Suatu hari, beberapa penduduk desa hendak pergi ke pasar untuk menjual basil panen
mereka.
Mereka harus menyeberangi sungai untuk sampai ke pasar di kota. Mereka, pun
menyewa sebuah perahu.
Cerpen Cerita Rakyat yang Pendek dan Mudah dihafal Dari Cina
Dalam perjalanan, tiba-tiba hujan turun dengan lebat.
Arus sungai yang deras membuat perahu yang mereka tumpangi terbalik.
"Sebaiknya kita segera berenang ke tepian! Kita selamatkan diri kita! Tidak usah
memikirkan harta benda yang kita bawa sekarang!" seru salah seorang dari mereka.
"Ayo, sepertinya kita bisa ke sana! Di sana ada batu besar!" sahut yang lainnya.
Namun, arus sungai semakin deras, membuat batu besar yang ada di tengah sungai
tidak tampak lagi.
Mereka ingin beristirahat, tapi mereka harus segera sampai di tepi sungai agar tidak
terbawa arus sungai.
"Sepertinya aku sudah tidak kuat lagi," ucap seorang lelaki tua.
Orang-orang pun bergegas membantu lelaki tua itu. Mereka bersama-sama berenang
sambil menyeret lelaki tua itu ke tepi sungai.
Rupanya, ia membawa emas-emas yang sangat berat, sehingga ia jadi terhambat dan
tak bisa berenang cepat.
Orang-orang pun menyuruh saudagar kaya itu untuk membuang emasnya agar ia bisa
selamat.
Akibatnya, saudagar kaya itu terbawa anus sungai yang semakin besar bersama
dengan emas-emasnya.
Pesan moral dari Cerpen Cerita Rakyat : Lebih Sayang Harta adalah harta bukanlah
segalanya. Yang utama adalah keselamatan diri sendiri. Jadi, bijaklah dalam
bertindak.
Setiap hari, sebelum fajar datang, mereka selalu pergi ke sungai untuk memancing.
"Ayo, cepatlah bangun! Pagi ini kita harus mendapatkan ikan besar, agar nanti siang kita
bisa makan ikan," ucap sang kakak.
Padahal, kakaknya sudah mengingatkannya untuk tidak begadang, agar bisa bangun
sebelum fajar.
"Karena kau masih mengantuk, biar aku saja yang memancing. Aku akan menangkap
ikan besar, lalu akan aku goreng untuk menjadi makan siang," celetuk sang kakak.
"Siapa bilang aku masih mengantuk? Aku sudah bangun dari tadi. Apakah kau tidak
melihatku yang berjalan sampai ke sungai?" ucap adiknya, kesal.
"Aku saja yang memancing. Aku akan menangkap ikan besar, lalu akan kujadikan ikan
bakar," lanjut adiknya.
"Tidak bisa. Aku yang lebih tua. jadi, aku yang memutuskan bahwa nanti siang kita akan
makan ikan goreng," gerutu sang kakak.
"Aku tidak mau ikan goreng! Aku mau ikan bakar!" jawab adiknya.
Mereka berdua bertengkar cukup lama. Sang kakak yang lebih tua, merasa dirinya
berhak menentukan segalanya.
Sedangkan sang adik yang lebih muda, merasa semua keinginannya harus dipenuhi.
Olala, tanpa mereka sadari, hari sudah siang. Matahari pun bersinar dengan teriknya.
Ikan-ikan tak lagi berada di tepian dan sudah berhamburan masuk ke tengah sungai.
Terkena panas matahari membuat kakak beradik itu menyadari kesalahan mereka.
Karena keegoisan masing-masing, mereka tidak jadi memancing dan tidak bisa
menikmati ikan hari ini.
Pesan moral dari ringkasan cerita rakyat pendek ini adalah buanglah keegoisanmu,
dan mengalahlah dalam kebaikan.
Baca juga cerita rakyat yang singkat dan menarik yang ada di blog ini seperti cerpen
malin kundangdan cerita rakyat pendek danau toba.
Telegram
WhatsApp
Like this:
Related
Definisi Cerita Rakyat, Jenis, Unsur serta Contoh Dengan Pesan Moral Terbaik
26 April 2019
In "Cerita Rakyat Dunia"
Related Post "Cerpen Cerita Rakyat yang Pendek dan Mudah dihafal Dari Cina"
dongeng cerita rakyat adalah orang tua yang sangat yakin bahwa dengan membacakan
dongeng untuk anak akan membuat ikatan kasih sayang antara orang tua dan anak
semakin kuat. Sebagian besar dari isi blog ini kami terjemahkan dari cerita dongeng
dunia dan sebagian lagi merupakan legenda yang ada di masyarakat Indonesia. Jika
anda merasa dongeng anak atau cerita rakyat yang ada di blog kami melanggar hak
cipta, mohon bantuan untuk mengisi form dan informasikan cerita anak mana yang
melanggar tersebut. Akan kami hapus pada kesempatan pertama.
« Prev
Facebook Comments
Dongeng Terpopuler