Anda di halaman 1dari 2

Tujuan Maintenance

-Mesin dapat menghasilkan Output sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan.


-Kualitas produk yang dihasilkan oleh Mesin dapat terjaga dan sesuai dengan
harapan.
-Mencegah terjadinya kerusakan berat yang memerlukan biaya perbaikan yang lebih
tinggi.
-Untuk menjamin keselamatan tenaga kerja yang menggunakan mesin yang bersangkutan.
-Tingkat Ketersediaan Mesin yang maksimum (berkurangnya downtime)
-Dapat memperpanjang masa pakai mesin atau peralatan kerja.

Jenis Strategi Maintenance

1. Reaktif Maintenance/Tidak ada strategi pemeliharaan


Perawatan reaktif adalah upaya untuk memperbaiki mesin setelah rusak.
juga disebut pemeliharaan darurat, pemeliharaan kerusakan atau sederhananya, tidak
memiliki strategi pemeliharaan.

2. Run to Fail / Corrective Maintenance


Run to fail maintenance (RTF) adalah pilihan yang disengaja untuk membiarkan aset
gagal sebelum memperbaikinya.
Rencana sudah ada sebelumnya sehingga aset dapat diperbaiki atau diganti tanpa
menyebabkan penundaan atau biaya tambahan.
Seperti membiarkan bola lampu padam sementara selusin suku cadang dan tangga siap
untuk memperbaikinya segera.

3. Routin maintenance
Pemeliharaan rutin adalah setiap tugas yang dilakukan secara terencana dan
berkelanjutan untuk mengidentifikasi dan mencegah masalah.
Perawatan rutin jarang membutuhkan pelatihan, keterampilan, atau peralatan khusus.
Daftar periksa keselamatan harian yang diisi oleh banyak operator alat berat adalah
contoh perawatan rutin.

4. Preventif Maintenance
Pemeliharaan preventif (PM) adalah pemeliharaan rutin yang dilakukan pada peralatan
dalam kondisi kerja untuk mengurangi risiko kegagalannya.
Ada dua jenis utama perawatan preventif:
- Pemeliharaan preventif berbasis waktu adalah ketika tugas dijadwalkan pada
aset pada interval waktu tertentu,
seperti yang pertama setiap bulan atau setiap tujuh hari.
- Pemeliharaan preventif berbasis penggunaan adalah saat pekerjaan
dijadwalkan berdasarkan pengoperasian peralatan,
seperti setelah 1.000 mil atau 10 siklus produksi.

5. Condition Based Maintenance (CBM)


Yaitu kinerja aset dipantau untuk menentukan kapan pemeliharaan perlu dilakukan.
CBM menggunakan indikator tertentu, seperti peningkatan getaran atau panas, untuk
mengetahui titik saat kegagalan dimulai,
tetapi sebelum menyebabkan kerusakan.

6. Predictive Maintenance
Pemeliharaan prediktif (PdM) menggunakan alat dan teknik pemantauan kondisi untuk
melacak kinerja peralatan, mengidentifikasi kerusakan,
dan membantu Anda memperbaikinya sebelum rusak.

Perbedaan antara predictive maintenance dan condition based maintenance terletak


pada pengukuran dan waktu.
CBM menggunakan data kinerja waktu nyata untuk menunjukkan masalah setelah mesin
mulai gagal.
PdM mempertimbangkan semua informasi (masa lalu, sekarang, dan masa depan) dan
menawarkan waktu yang ideal
untuk pemeliharaan sebelum terjadi kegagalan, betapapun kecilnya.

7. Prescriptive Maintenance
Pemeliharaan preskriptif (RxM) membawa pemeliharaan prediktif ke tingkat
selanjutnya.
Alat ini menggunakan pemantauan kondisi dan alat pembelajaran mesin untuk
memprediksi kapan harus melakukan perawatan,
tetapi juga menjabarkan dengan tepat jenis perawatan yang harus dilakukan untuk
membantu peralatan tersebut bekerja lebih baik
untuk waktu yang lebih lama.

8. Reliability-centred maintenance
Pemeliharaan keandalan (Reliability-centred maintenance) atau biasa disebut dengan
RCM adalah proses dengan keterlibatan tinggi
dengan menganalisis semua mode kegagalan yang mungkin terjadi pada setiap komponen
dengan menyesuaikan rencana perawatan untuk setiap mesin.
Tujuan akhir dari pemeliharaan RCM adalah untuk meningkatkan ketersediaan atau
keandalan suatu peralatan dan sistem.

RCM merupakan metode pemeliharaan yang kompleks karena setiap peralatan harus
dianalisis dan diprioritaskan berdasarkan kekritisan dan
kemungkinan terburuk yang dapat terjadi. Aset atau kompoenen yang paling kritis
adalah yang cenderung sering mengalami kegagalan atau
akan mengakibatkan masalah besar jika terjadi kegagalan dan tidak dilakukan
pemeliharaan dengan tepat.

9. Breakdown Maintenance (Perawatan saat terjadi Kerusakan)


Breakdown Maintenance adalah perawatan yang dilakukan ketika sudah terjadi
kerusakan pada mesin atau peralatan kerja sehingga
Mesin tersebut tidak dapat beroperasi secara normal atau terhentinya operasional
secara total dalam kondisi mendadak.
Breakdown Maintenance ini harus dihindari karena akan terjadi kerugian akibat
berhentinya Mesin produksi yang menyebabkan tidak tercapai
Kualitas ataupun Output Produksi.

10. Detective Maintenance


Detective Maintenance adalah evaluasi aset yang berfungsi untuk menentukan akar
penyebab kegagalan saat aset rusak.
Detective maintenance bukan pemeliharaan berbasis kondisi, karena tujuannya bukan
untuk mencari tanda-tanda potensi kerusakan,
tetapi untuk menguji apakah aset berfungsi dengan baik. Misalnya, Anda menguji alat
pemadam kebakaran dan detektor asap yang mungkin
beroperasi untuk memastikan berfungsi.

Anda mungkin juga menyukai