i
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu masalah kesehatan yang tergolong
dalam penyakit tidak menular yang merugikan. Berdasarkan data yang dirilis World
Health Organization (WHO) mencatat bahwa setiap tahun 1,35 juta orang tewas
akibat kecelakaan lalu lintas di seluruh dunia. Artinya, setiap 24 detik terdapat satu
orang kehilangan nyawa di jalanan di seluruh dunia. WHO mendesak dunia untuk
mengambil langkah konkrit (Hardoko 2018).
Demikian pula di Indonesia, kecelakaan lalu lintas menjadi masalah utama
yang sangat serius. Menurut data dari Kepolisian Negara Kesatuan Republik
Indonesia, setiap jamnya terdapat 3 orang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu
lintas. Data ini menyatakan bahwa besarnya jumlah kecelakaan tersebut disebabkan
oleh beberapa hal, yaitu: 61 % akibat faktor manusia yang terkait dengan
kemampuan serta karakter pengemudi, 9 % akibat faktor kendaraan yang terkait
permenuhan persyaratan teknik layak jalan dan 30 % disebabkan oleh faktor
prasarana dan lingkungan (Wahyono 2022).
Mantan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Pudji Hartanto menyatakan di
tahun 2017, “Faktor manusia yaitu terkait dengan kemampuan serta karakter
pengemudi ternyata menjadi faktor yang berpengaruh dalam keselamatan di jalan
raya”. Faktor manusia tersebut diantaranya mengantuk, tidak fokus atau kelelahan.
Oleh karena itu, sangat penting mengutamakan konsentrasi saat berkendara dan
perlu adanya pencegahan untuk tidak mengantuk dengan adanya sebuah peringatan
ketika gejala mengantuk atau lelah terdeteksi dari seorang pengendara. Untuk itu,
sebagai upaya penanganan untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas yang terjadi
menggunakan teknologi masa kini, karena perkembangan teknologi yang sangat
cepat sehingga berbagai alat bermunculan guna memecahkan suatu masalah
ataupun membantu pekerjaan sehari-hari (Yanto et al. 2021).
Seorang warga asal Bandung, Jawa Barat, Simon Yudistira Sanjaya membuat
inovasi helm anti mengantuk bagi pengemudi roda dua atau lebih. Helm terapi anti
mengantuk tersebut memanfaatkan 76 duri tumpul. Duri-duri tumpul tersebut akan
memijat dan menstimulus saraf yang ada di kepala. Hasilnya, bisa melancarkan
aliran darah dan oksigen di kepala sehingga mampu mengurangi rasa ngantuk saat
berkendara. Pengendara minimal menggunakan helm ini setidaknya selama 10
menit (Kinapti 2021). Kemudian, terdapat juga penelitian dari siswa SMAN 3
Semarang yang menciptakan Helm-Dtech, sebuah helm yang dirancang oleh
Sindoro Sindhu Khrisna. Di helmnya terdapat kotak kecil terletak dibagian atas,
kanan dan kiri helm. Setiap gerak memiliki sensor gerak, sedangkan dibagian dalam
terdapat speaker mini dengan suara yang tak terlalu keras. Cara kerjanya yaitu jika
alat dan kendaraan mendekat dari sisi kanan atau kiri, speaker didalamnya akan
mengeluarkan suara. Sensor yang menghadap ke depan akan memberi peringatan
ketika ada benda di depan muncul secara mendadak. Helm ini akan mengeluarkan
2
suara ‘kanan’, ‘kiri’ atau ‘depan’. Jika ada benda mendekat tetapi sangat pelan,
maka speaker tidak akan berbunyi (Ige 2015).
Penelitian sebelumnya menjadi bahan studi litelatur yang mana pada penelitian
ini dikembangkan lebih canggih melalui pemanfaatan teknologi masa kini dengan
pembaharuan yang lebih mutakhir untuk menghadirkan peralatan safety riding.
”SARIMI (Safety Riding Milenial) pada Helm Berbasis Teknologi TrueDepth dan
Pulse Sensor sebagai Pencegah Kecelakaan Lalu Lintas”, hadir dalam bentuk
sebuah helm pendeteksi rasa kantuk pada pengendara dengan menggunakan
teknologi TrueDepth dan pulse sensor berbasis Arduino Uno sebagai solusi untuk
mencegah kecelakaan lalu lintas.
1.2 Tujuan
Berikut adalah tujuan dari helm safety riding :
1. Menciptakan solusi untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas saat
berkendara dengan menggunakan peralatan safety berbasis teknologi
2. Sebagai peralatan safety untuk para pengendara saat berkendara
1.3 Manfaat
Berikut adalah manfaat dari helm safety riding :
1. Mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas akibat mengantuk ketika
berkendara
2. Memberi perlindungan kepada pengendara yang mengantuk saat berkendara
3. Memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mengatasi masalah dimana dalam
hal ini adalah kecelakaan lalu lintas yang disebabkan karena mengantuk
1.4 Luaran
Berikut adalah luaran dari kegiatan penelitian:
1. Laporan kemajuan
2. Laporan akhir
3. Prototipe yang akan dihasilkan berupa produk fisik pembuatan alat safety
riding yaitu ”SARIMI (Safety Riding Milenial) pada Helm Berbasis
Teknologi TrueDepth dan Pulse Sensor sebagai Pencegah Kecelakaan Lalu
Lintas”
4. Akun media sosial yang berisi konten edukasi topik mengenai produk untuk
menunjang publikasi atau promosi pelaksanaan kegiatan PKM-KC
3
itu dapat diketahui denyut jantung atau bukan (Akbar 2018). Pulse Sensor adalah
sensor detak jantung yang didesain dan dibuat oleh World Famous Electronic. Pada
prinsipnya sensor ini menggabungkan sensor detak jantung sederhana dengan
sirkuit penguat, sensor ini dapat digunakan dengan pemograman Arduino maupun
mikrokontroler lainnya. Untuk mendeteksi detak jantung cukup dengan cara
menempatkan sensor pada ujung jari atau pada salah satu daun telinga (Prastyo
2020).
2.5 Alat yang Dikembangkan
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan pada alat yang sudah ada, maka pada
penelitian ini alat dikembangkan lebih canggih melalui pemanfaatan teknologi
masa kini dengan pembaharuan yang lebih mutakhir untuk menghadirkan peralatan
safety riding yang lebih akurat dan efisien. Alat safety riding yang berupa helm ini
mempunyai keunggulan yang jauh lebih baik karena dilengkapi dengan sensor
pendeteksi rasa kantuk yang akurat. Artinya bukan hanya dapat meminimalisisr
kecelakaan lalu lintas tetapi dapat mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas.
SARIMI (Safety Riding Milenial) memanfaatkan teknologi canggih TrueDepth dan
pulse sensor berbasis Arduino Uno. Penelitian ini dirancang untuk mencegah
kecelakaan saat berkendara sepeda motor. SARIMI (Safety Riding Milenial)
menggunakan teknologi TrueDepth dan pulse sensor berbasis Arduino Uno akan
disambungkan dengan intercom sebagai outputnya. Sensor TrueDepth dan pulse
sensor akan diprogram menggunakan pemograman Arduino uno yang akan
mengeluarkan suara secara otomatis.
TrueDepth akan bekerja ketika mendeteksi mata tertutup selama 3-5 detik
sedangkan pulse sensor akan mendeteksi detak jantung pengendara dimana ketika
nilai threshold menyatakan mengantuk maka TrupDepsth dan pulse sensor akan
memerintah intercom untuk mengeluarkan suara. Untuk mendapatkan hasil yang
baik diperlukan langkah kerja yang rinci dan sistematis. SARIMI (Safety Riding
Milenial) membantu memberikan solusi bagi masyarakat untuk menekan angka
kecelakaan lalu lintas di jalan raya akibat rasa kantuk dan dapat berguna bagi
pengembangan dimasa yang akan datang. Dengan adanya prototipe para
pengembang dapat mengklarifikasi kebutuhan dan interpretasinya terlebih dahulu
sebelum dilakukan tahapan produksi akhir.
Tingkat pendeteksian TrueDepth sangat kuat, sehingga dapat mendeteksi mata
tertutup selama 3-5 detik. Pulse sensor juga akan mendeteksi denyut jantung dalam
keadaan mengantuk, normal atau kecapean. Jika pulse sensor mendeteksi denyut
jantung pengendara dalam keadaan mengantuk namun mata pengendara dipaksakan
untuk terbuka maka tidak akan ada yang memerintah intercom, namun jika pulse
sensor mendeteksi denyut jantung pengendara mengantuk dan mata tertutup 3-5
detik maka sensor akan secara bersamaan memerintahkan intercom untuk
mengeluarkan suara yang dapat memberikan refleks bangun kepada pengendara
supaya dapat menepi untuk beristirahat dan dengan demikian pengendara dapat
terhindar dari kecelakaan lalu lintas.
5
Studi Literatur
Perancangan
Alat
Perancangan
Design Helm
Selesai
Intercom
Pulse sensor dengan
pemrograman Sensor kamera TrueDepth
Penempatan dengan pemrograman
Arduino
Arduino Arduino
Gambar 3.2 Helm 3 Dimensi Tampak Depan, Samping dan Belakang serta
Prototipe Helm
Belmawa Rp 4.725.000
1 Bahan Habis Pakai Perguruan Tinggi Rp 500.000
Instansi Lain Rp 0
Belmawa Rp 625.000
2 Sewa dan Jasa Perguruan Tinggi Rp 500.000
Instansi Lain Rp 0
Belmawa Rp 1.125.000
3 Transportasi lokal Perguruan Tinggi Rp 500.000
Instansi Lain Rp 0
Belmawa Rp 925.000
4 Lain-lain Perguruan Tinggi Rp 500.000
Instansi Lain Rp 0
Jumlah Rp 9.400.000
Belmawa Rp 7.400.000
Perguruan Tinggi Rp 2.000.000
Rekap Sumber Dana
Instansi lain Rp 0
Jumlah Rp 9.400.000
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Falachudin. 2018. “Sistem Monitoring Denyut Jantung Menggunakan” 2
(12): 5969–76.
Apple. 2022. “Mengenai Teknologi Canggih Face ID.”
Https://Support.Apple.Com. 2022. https://support.apple.com/id-
id/HT208108.
Hardoko, Ervan. 2018. “WHO: Tiap 24 Detik Satu Orang Tewas Akibat
Kecelakaan Lalu Lintas.” Internasional.Kompas.Com, December 2018.
https://internasional.kompas.com/read/2018/12/07/13032721/who-tiap-24-
detik-satu-orang-tewas-akibat-kecelakaan-lalu-lintas?page=all.
Ige, Edhie Prayitno. 2015. “Siswa SMA Semarang Ciptakan Helm Anti Ngantuk.”
Liputan6.Com. 2015. https://www.liputan6.com/tekno/read/2350300/siswa-
sma-semarang-ciptakan-helm-anti-ngantuk.
Kinapti, Tyas Titi. 2021. “Helm Anti Ngantuk, Inovasi Dari Warga Bandung Untuk
Tekan Angka Kecelakaan.” Merdeka.Com. 2021.
https://www.merdeka.com/jabar/helm-anti-ngantuk-inovasi-praktisi-
kesehatan-di-bandung-untuk-kurangi-kecelakaan.html.
Poudel, Govinda R., Carrie R.H. Innes, Philip J. Bones, Richard Watts, and Richard
D. Jones. 2014. “Losing the Struggle to Stay Awake: Divergent Thalamic and
Cortical Activity during Microsleeps.” Human Brain Mapping 35 (1): 257–69.
https://doi.org/10.1002/hbm.22178.
Prastyo, Elga Aris. 2020. “Pulse Sensor (Sensor Detak Jantung).”
Https://Www.Edukasielektronika.Com/. 2020.
https://www.edukasielektronika.com/2020/10/pulse-sensor-sensor-detak-
jantung.html.
Savitrie, Elsa. 2022. “Mengenal Microsleep Dan Gejalanya.”
Https://Yankes.Kemkes.Go.Id/. 2022.
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/705/mengenal-microsleep-dan-
gejalanya.
Wahyono, Edi. 2022. “Kecelakaan Lalu Lintas Bikin Ngeri, Satu Orang Meninggal
Tiap 24 Detik!” Oto.Detik.Com, 2022. https://oto.detik.com/berita/d-
5965054/kecelakaan-lalu-lintas-bikin-ngeri-satu-orang-meninggal-tiap-24-
detik.
Yanto, Nur Witdi, Lila Elisana, Sri Wiji Lestari, and Wike Handini. 2021.
“Rancang Bangun Sistem Pendeteksi Kantuk Menggunakan Sensor Imu Dan
WeMOS.” Jurnal Teknologi 9 (1): 72–79.
https://doi.org/10.31479/jtek.v9i1.136.
11
12
13
14
15
16
17
18
Keterangan gambar :
1. Tampak depan
Helm tampak depan dilengkapi dengan sensor TrueDepth di kiri atas, bertujuan
sebagai sensor yang akan bereaksi ketika mata terpejam 3-5 detik
2. Tampak Samping
Helm di lengkapi intercom, dimana berfungsi untuk mengeluarkan suara agar
pengendara sadar secara cepat ketika mengantuk. Dan terdapat pulse sensor
dimana dalam penempatannya akan ditempatkan di daun telinga sebagai
pendeteksi detak jantung yang apabila terdeteksi mengantuk maka akan
memerintahkan intercom untuk mengeluarkan suara
3. Tampak Belakang
Helm berbasis teknologi canggih TrueDepth dan pulse sensor ini sangat praktis
digunakan karena helm dirancang sedemikian rupa agar nyaman saat digunakan