Anda di halaman 1dari 2

USAHA TAK MENGHIANATI HASIL

Kayla adalah seorang perempuan smart berambut ikal yang selalu ceria. Ia memiliki seorang
sahabat yang telah ia kenal sejak SMP bernama Yuda Saputra atau biasa dipanggil Yuda. Ketika
SMP Yuda tergolong remaja yang sederhana, cuek, namun masa bodoh dengan pelajarannya.

Tiba saatnya memasuki masa SMA, walau Kayla dan Yuda tak satu sekolah lagi, mereka tetap
menjalin komunikasi via whatsapp atau sosmed. Namun belakangan ini, mereka tak saling
memberi kabar. Entah Kayla yang sibuk atau Yuda yang sok sibuk.

Suatu ketika di sore hari, secara tak sengaja Kayla dan Yuda bertemu di sebuah toko buku.

“Eh Yuda! Kamu kemana aja selama ini kok ga ada kabar?” ucap Kayla menepuk pundak Yuda.
Yuda terkejut melihat adanya Kayla

“Hai Ra! Maaf ya, selama masuk SMA ini aku sibuk, jadi gak sempat kasih kabar kamu.”
“Halahhh… sok sibuk kamu, palingan sibuk main game online atau main PS kan…”Ejek Kayla.

“Ya gak lah, aku sibuk soalnya diberi tanggung jawab oleh bu Dewi untuk ikut lomba Cagar
Budaya tingkat Kabupaten. Padahal kamu tahu sendiri kan ini bukan keahlianku. Aku aja ke
toko ini disuruh nyari buku referensi tentang budaya sekitar.

“Huffttt!! Males ih, pusing deeeh.” Jawab Yuda menghela napas kesal.

“Ha? Gak salah? Hahahaha!!!” Ejek Kayla menertawakan Yuda.

“Iya Ra, mana ibu sudah benar-benar berpesan supaya aku dapat memenangkan lomba ini biar
beasiswaku diperpanjang” Jawab Yuda dengan muka lesu.

“Ya kamu semangatlah Yuda! Ini kesempatan emas buat kamu.” Ucap Kayla memberi
semangat.

“Tapi Ra, aku tu gak suka kalau lomba dipaksa gini” Elak Yuda.

“Yaudah terserah kamu aja Yuda. Aku duluan ya.” Kayla berjalan meninggalkan Yuda.

Di hari Kamis setelah pulang sekolah, Bu Dewi memanggil Yuda untuk menemuinya di kantor
guru.

“Pokoknya Ibu gak mau tahu, ini udah jadi tanggung jawab kamu Yuda. Kamu harus bisa
memenangkan lomba ini” Tegas bu Dewi.
“Tapi Bu, saya tidak suka dikekang seperti ini. Lagipula lomba ini kan bukandari keahlian
saya.” Bantah Yuda.

“Yuda kamu pasti bisa memenangkan lomba ini, Ibu yakin sekali.”

“Tapi bu, saya juga masih ada tugas lain yang harus saya prioritaskan.”

“Gausah tapi-tapian! Atau kalau tidak beasiswa kamu saya cabut dan saya skors karena kamu
lari dari tanggungjawab lomba ini.”

“Yaudah, saya usahakan.” Sesampainya di rumah, HP Yuda bergetar tanda adanya WA dan
ternyata itu pesan dari Kayla yang menanyakan tentang lomba Cagar Budayanya. Serta Kayla
menyampaikan kata motivasi untuk Yuda yang berbunyi:

“Yuda, kamu harus semangat. Kalau kamu niat dan berusaha, maka hasil tidak akan
mengkhianati usahamu. Lagipula kasian ibumu jika beasiswamu dicabut. Apa iya kamu gak
sekolah? Ayolah Yuda semangat dan berdoalah maka kamu akan dimudahkan Allah, pasti!”

Namun Yuda merasa kesal dengan Kayla yang ia rasa sama saja seperti ibu dan guru sejarahnya.

Suatu hari dipertengahan malam, Yuda terbangun dari mimpi buruknya dan tiba-tiba ia
terbayang perkataan Kayla. Yuda sadar bahwa apa yang dikatakan Kayla ada benarnya dan ia
tidak mau menambah beban ibunya.

Akhirnya Yuda bertekad mengumpulkan niatnya untuk mengikuti lomba itu. Hari demi hari
Yuda mempersiapkan materi lomba dengan matang. Ia sampai rela keluar malam-malam demi
mencetak atau fotokopi data yang akan digunakan lomba walau hari itu hujan deras.

Dan tiba saatnya perlombaan dimulai. Yuda gugup karena ia merasa bahwa ia tidak lebih mahir
berpresentasi dibanding siswa dari sekolah lain. Tetapi Yuda yakin bahwa Allah akan selalu
memberi kemudahan untuknya. Dan ternyata perjuangan Yuda tidak nihil begitu saja, Yuda
mendapat juara 1 Lomba Cagar Budaya tingkat Kabupaten tersebut. Tidak sia-sia usaha dan
apa yang ia lakukan selama ini.

Ibu Yuda dan bu Dewi sangat senang dan bangga kepadanya. Sembari memelukYuda, ibu Yuda
berkata bahwa suatu hal yang positif jika kita mengerjakannya dengan tulus dan ikhlas serta
tidak lupa berdoa maka hasilnya tidak akan sia-sia. Ia juga teringat perkataan Kayla bahwa
sesuatu yang didasari dengan niat maka hasil tidak akan mengkhianatinya.

Anda mungkin juga menyukai