2
PRAKATA
3
teman seperjuangan penulis yang telah berkenan
membantu dalam proses penyusunan hingga
novel ini berhasil diselesaikan.
4
DAFTAR ISI
Kesempatan ................................................................6
Penentuan ..................................................................43
5
BAB I
KESEMPATAN
6
Kyara yang sedang melamun dengan pikiran
acaknya, akhirnya tersadar dari lamunannya. Ia pun
segera berpindah posisi menuju kasurnya.
***
06:00
7
“Kyara, bangun udah siang, Nak, nanti kamu
telat ke sekolah,” ucap ibu Kyara sambil membuka
pintu kamar Kyara.
8
“Lama banget sih kak dandannya, udah
kayak tuan putri aja,” ucap Yudha dengan nada
meledek.
9
Mereka segera menyudahi kegiatan makan
dan langsung bergegas ke mobil. Sekolah Kyara dan
adiknya searah, namun Kyara diantarkan lebih
dahulu karena jarak sekolahnya lebih dekat dari
rumah.
10
“Kay! Kay!” panggil Lea dengan hebohnya
11
“Kenapa si, El? tiba-tiba nanya tentang itu,
mana heboh banget lagi lo,” tanya Kyara yang
penasaran dengan maksud pertanyaan Lea.
12
“Tenang aja, gue udah bilang kok ke om gue,
kalo lo belum punya basic apa-apa, tapi lo punya
fisik yang kuat dan suka olahraga,” jelas Lea.
13
gak bakal dateng dua kali, gue yakin kok lo pasti bisa
Kay” ucap Lea berusaha menyakinkan Kyara.
“Iya juga sih el, ini kan mimpi gue dari dulu
dan gue gak boleh sia-siain kesempatan ini, gue pasti
bisa!” ucap Kyara yang berusaha menyakinkan
dirinya. “Terus gue harus ngehubungin siapa el,
buat ikut kejuaraan ini?” tanya Kyara kepada Lea.
14
juga buat bilang ke om lo, emang lo the best banget
deh,” ucap Kyara sambil memeluki Lea.
15
Bab II
Harapan Yang Tak Sejalan
16
“Assalamu’alaikum, Mah.”
17
“Kok bisa?” tanya ibu Kyara. “Kamu cerita
dulu dari awal gimana, Kay, biar mamah paham
atuh.”
18
“Tapi mamah masih ragu, mamah takut
kamu kenapa-napa, karena ini bukan hal yang biasa
buat orang lakuin, Nak. Kamu pasti harus berusaha
banget buat menyesuaikan diri, karena mamah tau
ini diluar zona nyaman kamu,” ibu Kyara
menjelaskan keresahan yang ia rasakan.
19
ini, ia merasa sudah satu langkah lebih maju untuk
meraih mimpinya menjadi seorang atlet dayung.
20
KRRRK..KRRRK..
21
Kyara yang tengah asik di kamarnya dengan
handphone yang ada di genggamannya, ia sedang
sibuk mengobrol dengan Lea melalui via chat. Kyara
menceritakan kepada Lea, ia telah mendapat izin
dari ibunya akan tetapi ia belum meminta izin dari
ayahnya. Kyara merasa cemas karena takut dengan
respon ayahnya yang tidak sesuai dengan
harapannya.
KYARA
Gimana nih, gue takut banget izin ke ayah gue, El
LEA
Udah gapapa izin aja dulu, siapa tau ayah lo luluh,
Itu kan mimpi lo
KYARA
Yaudah gue coba, doain ya semoga aja gue diizinin
LEA
Aamiin, Semangat ya!
Kyara melamun dan berkutat dengan isi
kepalanya, ia memikirkan bagaimana nanti respon
22
dari ayahnya setelah ia meminta izin. Hingga ia
tidak sadar seseorang telah memanggilnya.
23
“Hehe, enggak kok, Yah. Aku Cuma mau
ngomongin sesuatu aja. Tapi mood ayah lagi bagus
gak sekarang?”
24
“Tunggu-tunggu, gimana bisa gitu Kay?”
tanya sang ayah yang masih bingung dengan
ucapan Kyara.
25
“Aku tau, Yah. Pasti gak akan mudah dan
butuh berjuangan, tapi aku yakin bisa
ngelewatinnya. Banyak juga kok atlet perempuan,
dan mereka keren banget, aku mau kayak mereka,
Yah.”
26
terisak. Ia benar-benar merasa kaget dan sakit hati
dengan apa yang ayahnya ucapkan.
27
“Tuh, kan. Kamu itu sebenernya khawatir
sama anakmu, tapi cara nyampeinnya aja salah,
malah keburu emosi dan ngebentak anakmu. Pasti
lagi nangis Kyara dikamarnya”
28
“Yaudah, aku ngomong dulu sama Kya.”
Tok..tok..tok..
29
ngebentak kamu tadi. Maaf ya, anak ayah yang
cantik.”
30
“Ohh iya, iya, aku paham maksud ayah. Kya
janji bakal jaga kesehatan kok, Yah,” ucap Kyara
kepada ayahnya.
31
BAB III
LANGKAH AWAL
KYARA
Lea!!!
Seneng banget ya ampun
Akhirnya ayah gue ngizinin
32
LEA
Serius???
Akhirnya
Gue kabarin om gue ya
KYARA
Iya, serius
Gue harus ngehubungin om lo juga ga buat
konfirmasi?
LEA
Gak usah, gue aja nanti lo konfirmasi langsung aja
ke kantor om gue.
KYARA
Temenin ya, El
Please
LEA
Y.
Besok ya.
KYARA
Siap Bos!
33
Saat ini Kyara dan sahabatnya Lea sedang
berada di Kantor Pusat Komite Olahraga Nasional
Indonesia, Jakarta. Mereka mendatangi kantor
tersebut untuk menemui omnya Lea yang bekerja
disana. Kyara merasa sangat gugup untuk menemui
om sahabatnya itu, namun ia berusaha mengontrol
dirinya agar tetap tenang. Saat mereka bertemu,
Kyara membicarakan mimpi dan ambisinya kepada
om sahabatnya itu, Kyara berusaha meyakinkan
bahwa dirinya pantas untuk mendapatkan
kesempatan ini, dan hal itu pun direspon dengan
baik oleh om sahabatnya itu.
Setelah mereka berbincang Kyara merasa
sangat lega dan tenang karena om sahabatnya yang
Bernama om Agung sangat baik dan ramah, Kyara
merasa mimpi dan ambisinya sangat di dukung oleh
om Agung dan tidak ada rasa terbebani karena om
Agung menaruh harapan yang sangat besar
kepadanya, malah ia semakin bersemangat karena
semakin banyak orang yang mendukungnya.
34
Kyara diberi arahan oleh om Agung bahwa
mulai besok ia bisa mengikuti program latihan
setiap hari setelah pulang sekolah, latihan itu terdiri
dari Latihan Teknik dan Latihan Fisik. Kyara sedikit
terkejut karena saat weekend pun tetap diadakan
latihan, namun ia tidak mempermasalahkan hal itu
karena ia sadar belum memiliki dasar apapun
tentang olahraga dayung.
****
35
Danau Sunter, Jakarta, merupakan tempat
yang biasa digunakan para atlet dayung untuk
berlatih baik latihan teknik maupun latihan fisik,
selain danau yang digunakan untuk latihan
mendayung, di sekitarnya juga terdapat jalur
tracking untuk lari dan area yang bisa digunakan
untuk latihan fisik, di tempat tersebut dilengkapi
berbagai macam alat untuk olahraga, salah satunya
adalah alat angkat beban dari yang bebannya ringan
hingga yang bebannya besar.
Kyara sedari tadi mematung dengan
matanya yang berbinar melihat danau yang dihiasi
oleh beberapa atlet yang sedang berlatih, di mata
Kyara mereka tampak mengagumkan. Karena
sangat fokus dengan pemandangan yang ada di
depan matanya, Kyara tidak sadar bahwa ada
seseorang yang memperhatikannya.
“Hey..”
36
Kyara yang sedang fokus pun kaget
mendengar suara panggilan itu, ia menoleh
kebelakang dan alangkah terkejut lagi dirinya
karena ada seorang laki-laki yang ada
dibelakangnya, belum sempat Kyara merespon
panggilan itu, laki-laki itu pun mengeluarkan
suaranya lagi.
“Udah ngeliatinnya?”
“Eh..Iya, udah kok” jawab Kyara dengan
nada yang kikuk, pasalnya ia tak mengenali siapa
laki-laki yang bertanya padanya.
“Anak baru ya?” laki-laki itu bertanya lagi
kepada Kyara.
“Eh..Iya, Kak eh Bang,” ucap Kyara yang
terdengar aneh karena kebingungan.
“Eh eh mulu, santai aja. Lo mau latihan kan?
Yuk kesana dulu, anak-anak yang lain sama pak
Agung kayanya ada disana,” ujar laki-laki itu sambil
menunjukan suatu tempat dan mengisyaratkan
Kyara untuk mengikutinya.
37
Kyara terdiam tidak berkata apapun dan
langsung mengikuti laki-laki itu. Ia menebak orang
itu pasti salah satu atlet dayung, walaupun awalnya
ia sempat bingung karena laki-laki itu masih
memakai seragam sekolah seperti dirinya.
Setelah tiba di tempat yang dimaksud,
mereka berdua masuk ke dalam ruangan tersebut
dan benar saja ada om Agung dan beberapa orang
atlet di ruangan itu, om Agung pun menyapa Kyara
juga laki-laki yang datang bersamanya, Arkan
namanya.
Om Agung memberitahukan adanya anggota
baru kepada beberapa atlet yang ada di ruangan itu,
Kyara pun memperkenalkan diri kepada mereka.
Setelah berkenalan dengan masing-masing atlet
termasuk dengan Arkan, Kyara menjadi gugup
karena merasa adanya tekanan dari beberapa atlet
tapi ia berusaha mengontrol diri dan memahami
bahwa tekanan itu berartikan ia harus bisa
berprogress agar dapat menyeimbangi para atlet lain.
38
Latihan pertama Kyara dimulai dengan
latihan teknik, dimana latihan ini dimulai dari dasar
yaitu cara memegang dayung dengan benar, cara
mengayuh dayung dan cara memposisikan badan
yang benar saat mendayung. Hal ini tentu saja hal
yang pertama kali ia lakukan, dimana sebelumnya
Kyara hanya bisa melihat hal ini dilakukan oleh
orang lain.
****
20:00
Kyara tengah mengeringkan rambutnya,
setelah mandi badannya terasa segar karena
seharian beraktivitas dan berkeringat, namun ia
merasa cukup lelah dengan kegiatan yang
dilakukan hari ini, Kyara mulai merasakan kantuk
menyerang dirinya. Sebelum kantuk itu menguasai
dirinya dan membuat ia terlelap, ia bergegas duduk
di depan meja belajar dan mengambil buku jurnal
39
yang sudah ia siapkan untuk mencatat segala
progress dalam latihannya untuk dijadikan evaluasi
bagi dirinya, ia mencatat apa saja yang sudah
diajarkan hari ini dan menandai hal-hal penting
dalam catatan itu.
Setelah selesai mencatat Kyara
membaringkan tubuhnya di atas kasur, ia
mengambil handphonenya dan menyadari ia belum
membalas pesan sahabatnya.
LEA
Kay, gimana hari ini?
KYARA
Sorry baru bales, gue baru selesai bebersih
Capek sih, tapi gue seneng banget
LEA
Tumben lo capek wkwkwk
KYARA
Capek lah, gue kan manusia bukan robot
Gue ngantuk, Bye.
40
LEA
Woy, bentar lo gak mau cerita dulu
Tadi ngapain aja?
KYARA
Besok aja
Gue ngantuk banget, El.
41
canggung. Lama-lama kantuk pun menguasai
dirinya seutuhnya, Kyara terlelap dalam tidurnya.
42
BAB IV
PENENTUAN
43
menatap Kyara dengan sinis dan angkuh, hal itu
tentu saja membuat kepercayaan dirinya sedikit
menurun ia terus-terusan meremat bajunya. Arkan
yang melihat kejadian itu datang menghampiri
Kyara.
“It’s Okey, Kay. Kamu gak usah khawatir, gak
usah panik, itu hal biasanya,” Arkan berusaha
menenangkan Kyara.
“Iyaa, Ar. Shock dikit aja kok, tapi takut juga
sih, saingannya pada udah berpengalaman.”
“Gapapa, Kay. Let it flow walaupun kamu
baru latihan empat bulan tapi kemampuan kamu
udah cukup setara sama mereka,” ucap Arkan
meyakinkan Kyara. Arkan dapat mengatakan hal itu
bukan hanya omong kosong belaka, tapi karena
Kyara yang sangat berkembang pesat saat masa-
masa latihan.
“Aku usahain yang terbaik doain ya, Ar.”
44
“Pasti aku doain kok, Semangat ya cantik!”
ucap Arkan sambil menepuk-nepuk pucuk rambut
Kyara.
Pip….
Peluit berbunyi menandakan pertandingan
sudah berakhir, dan Kyara berhasil menempati
45
posisi pertama pada pertandingan ini yang berarti ia
berhasil menyumbangkan medali emas untuk
Indonesia. Setelah naik ke darat, ia disorakin dengan
sorakan kemenangan, Kyara segera menghampiri
pelatihnya, ia pun langsung dipeluk oleh sang
pelatih juga teman-temannya memberikan selamat.
** Selesai **
46
Tentang Penulis
Instagram: @nsrsy_
Email: annisaresya4@gmail.com
47
48