Novel Karya :
Dewi Yunita Sari
Dina Hastuti
Penerbit
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT)
Judul : Broken Heart
Penulis : Dewi Yunita Sari, Dina Hastuti & Endang Tri
Lestari
Editor : Ismalinar, S.S., M.Pd.
Design Cover : https://pin.it/7kpVva5
Dosen Mata Kuliah Keterampilan Menulis Kreatif :
Ismalinar, S.S., M.Pd.
Kaprodi : Dr. Prawidi Wisnu Subroto, M.Pd.
Sekprodi : Rika Sukmawati, M.Pd.
Dekan : Enawar, S.Pd., M.M., M.O.S.
Tahun Terbit 2021
Penerbit :
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG (UMT)
Alamat Penerbit : Jl. Perintis Kemerdekaan 1/33 Cikokol
Kota Tangerang, Banten
Perpustakaan Nasional:
Novel karya Dewi Yunita Sari, Dina Hastuti dan
Endang Tri Lestari/Broken Heart/Editor
Ismalinar/Tangerang: FKIP UMT, 2021. vii + hlm: 130
22,14 cm. Cetakan Pertama: 2021
ISBN:
ii
KATA PENGANTAR
4. Jadian .............................................................. 37
6. Siswa Pindahan................................................ 59
7. Berubah ............................................................ 71
9. Koma ................................................................. 98
iv
Sekolah Baru
D
i sebuah kamar bernuansa pink biru terdapat
seorang gadis cantik yang mengenakan piyama
biru masih bergelut manja di dalam selimutnya.
Ia tertidur sangat pulas tanpa peduli hari sudah pagi. Gadis
yang sedang tertidur pulas itu bernama Keyla Anastasya
Wijaya yang sudah beranjak 17 tahun.
1
“Pagi buta dari Hongkong,, lihat noh sekarang udah jam
berapa!, sekarang setengah 7 lu mau telat di hari pertama
sekolah?” jawab Rifan sambil menarik-narik tangan Keyla
untuk segera bangun. Ucapan Rifan tersebut langsung
membuat sang adik membelalakkan matanya.
2
“Kekey bajunya di masukin dulu, sepatunya di pake jangan
kaya gitu adek,” ucapan lembut sang kakak pertama Rafan
Ghifari Wijaya. Walaupun sang kakak terkejut sesaat tetapi
ia bisa menormalkan kembali wajahnya dari
keterkejutannya saat melihat keadaan adik kesayangannya.
3
“Bang Rif mau berangkat bareng ga?, Kekey udah telatt ni,”
teriakan menggelegar Keyla dari pintu utama yang sedang
bersama sang kakak pertama.
“Iyaa bawel.”
4
“Lhaa elu kan biasanya juga telat dek, hukuman kan udah
sodaraan tu sama elu,, gegayaan sok-sokan mau dateng
cepet-cepet lu,” ejek Rifan kepada Keyla.
“Ihhh abang Rafan maaf, makanya sini Kekey aja yang bawa
mobilnya,” “bang Rifan diem ya jangan sampe nih sepatu
Kekey lepas,” ucap Keyla kemudian melirik sinis sang
kakak kedua.
5
astaghfirullah bundaaaaaaa Rifan yang tampan ini masih
pengen hidup belom mau isdettt,” perkataan Rifan
kemudian tergantikan dengan teriakannya karena tiba-tiba
saja Keyla membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Brukkk….
7
“Heh lo!! punya mata ga sih? kalo jalan tu liat-liat dong
dikira jalanan punya nenek moyang lu ape?!” maki Keyla
kepada orang yang menabraknya.
Duarrrr!!!
Kringggg… kringggg..kringggg
10
“Jangan teriak-teriak begitu Keyla! kamu mau buat saya
tuli?” ucap bu Risma dengan tegasnya.
“Ehehe.. kan saya baru masuk nih jadi saya tidak tahu yang
mana Windi jadi gimana bisa saya duduk di sampingnya.
Sedangkan ada dua eh empat bangku kosong,” ucap Keyla
dengan polosnya.
“Gua kaget tau Key, gua kira elu bakal marahin gua tadi,”
ucap Windi sambil mengusap dadanya.
11
“Key lu utang penjelasan ke kita berdua,” ucap kedua
sahabat Keyla.
12
Hari Yang Sial
B
el berbunyi menandakan jam istirahat telah tiba.
Semua siswa bersorak gembira karena jam
pelajaran yang tidak disukai oleh sebagian siswa
telah selesai. Kemudian guru tersebut mengakhiri pelajaran
dan meninggalkan kelas. Setelah itu, siswa pun merapikan
buku dan berhamburan keluar kelas untuk pergi ke kantin.
“Anjirr.. anjir… gak ngerti Sesil tuh guru jelasin apaan dari
tadi gak ada yang masuk sama sekali materinya ke otak
Sesil,” heboh Sesil yang tidak mengerti pelajaran tadi.
***
14
“Looo!! plakkkkk….” geram Rika yang kemudian
menampar pipi kiri Keyla dengan sangat keras. “Jauhin
pangeran gua! kalo lu mau kehidupan di sekolah ini
damai!” ucap Rika dengan penuh peringatan.
“Makasih Lin.”
“Iya sama-sama.”
“Gak habis pikir gua sama tuh para kating, selalu buat onar
di sekolah ini,” ucap Sesil.
15
“Ya gua gak terimalah ditampar gitu aja, dia kira dia siapa!
awas aja gua bales, sial banget si gue hari ini arghhhhh. Pipi
mulus gua jadi merah kan.. arghhh!! awas aja tuh kakak
kelas.”
“Gua nasi goreng pedes sama es teh anget aja,” jawab Keyla
dengan wajah sok polosnya dan langsung mendapat
pelototan dari Alina.
“Egh… bentar deh Sesil mau tanya nih… emang sejak kapan
ada es teh anget? kok sesil baru tau ya?” tanya polos Sesil
yang sambil menggaruk pipinya.
“Gini nih kalo yang satu polos yang satu pura-pura polos
udah dah bawaannya mau getok orang aja. Udahlah gak
usah lu dengerin si Keyla gila,” ucap Alina sambil tepok
jidat.
“Udahlah. Pesanannya samain aja ya. Ayo Sil gua ikut, gak
usah kelamaan mikirnya keburu laper,” ujar Windi sambil
16
menarik tangan Sesil dan berlalu pergi untuk memesan
makanan.
17
“Ekhmmmmm neng geulis boleh gak kit… eh buset cakep
bener. Ya Allah semalem Leon mimpi apa bisa ketemu
cecan gini," ucap Leon.
"Dah dek gausah di dengerin orang gila tuh, jadi kita boleh
ga duduk di sini? soalnya kursinya udah penuh semua,"
tanya Fahri. Akan tetapi si kembar langsung duduk di
sampingnya Keyla tanpa menghiraukan ucapan Fahri dan
Leon.
"Iya boleh kak silakan saja masih muat kok," ucap Sesil.
"Ekhmmm neng geulis pisan mau teu jadi pacar aa?" tanya
Leon dengan muka sok gantengnya.
"Gasss terosss."
Fahri pun menyikut perut Leon lalu berkata, "lu ga liat noh
pada natap elu buset tajem bener kek pisau daging."
"Hah Kela?"
19
"Lo adeknya mereka?" tanya Fahri sambil menunjuk si
kembar.
"Lu bakal jadi milik gua," batin seseorang yang sendari tadi
diam dan memperhatikan Keyla.
20
"Bener tuh kata bang Rafan, awas loh ampe keselek," timpa
Rifan.
"Ehee iya bang, lagi dari tadi berisik mulu sih udah tau Keyla
laper butuh tenaga buat belajar nanti," sahut Keyla.
"Kyaaaaa baperrr.”
21
"Waahhh nyari penyakit nih."
"Itu cewe bukannya yang tadi ribut sama Rika dan kawan-
kawan ya?"
“Udah abang ih, Keyla gapapa kok. Gak usah kalian bales.
Biar Keyla aja pokoknya yang bales, awas aja ampe kalian
bales ke cabe sekilo gope,” ucap Keyla dengan melototkan
matanya.
22
“Diem Leon!” ucap Rafan dengan menatap tajam Leon.
“Iya baik kak. Kita duluan ya,” balas Alina, Windi dan Sesil.
“Kebiasaan banget.”
***
23
Disisi lain, saat ini Alvaro sedang berjalan dengan wajah
datar andalannya. Ia terus melangkahkan kakinya entah
kemana. Hingga, langkah Alvaro pun berhenti tepat di kelas
XI Mipa 3 yang saat ini sedang belajar. Ia kemudian
mengedarkan pandangannya mencari dimana Keyla
berada.
24
Mulai Baper
K
ringg… kringg… kringgg
26
“Ada-ada aja si Sesil. Eh iya Lin lu belum dijemput?” tanya
Keyla.
“Gak tau nih kayanya sih masih di jal… eh itu udah ada
jemputan gua,” balas Alina yang melihat ayahnya baru saja
sampai menjemputnya.
“Udah gua bakalan baik-baik aja kok, udah sana lu balik aja.
Bentar lagi juga abang pada keluar yakin.”
Tingg…
Abang Rafan
Keyla
28
“Dek, maaf ya abang lupa. Hari ini ada latihan basket.
Kamu pulang naik taksi aja ya atau mau nunggu abang
selesai latihan?” ucap Rifan di seberang sana.
“Kenapa kalian gak bilang dari tadi sih! Keyla kan udah
nungguin lama. Udahlah Keyla pulang sendiri. Bye!!”
dengan perasaan kesal Keyla mematikan teleponnya.
“Ekhmm.”
29
“Sumpah keren banget, jadi mau bawa pulang eh,” batin
Keyla saat melihat lelaki tampan yang seperti teman
kakaknya itu.
30
“Stop!! sebentar kak, Keyla mau beli cimol dulu. Nanti baru
dilanjut lagi pulangnya,” teriak Keyla di telinga Alvaro.
“Si neng bisa aja. Udah ini neng,” ucap abang cimol sambil
memberikan dua bungkus cimol.
31
Keyla dengan riangnya membuka satu bungkus cimol untuk
ia makan. Ia terus mengunyah cimol dengan semangatnya
mengingat ini adalah makanan favoritenya. Hingga, ia
melupakan untuk menawari lelaki di sampingnya. Yang
sedari tadi terus memperhatikan Keyla sambil tersenyum
tipis melihat cara makannya yang seperti anak kecil.
32
Kemudiaan mereka pun melanjutkan perjalanan pulangnya
dengan saling diam. Apalagi Keyla yang sedang menggigit
bibirnya berusaha mati-matian agar tidak berteriak senang.
Kan malu atuh sama doi, jadi ia harus menjaga imagenya.
***
33
“Abang mau kemana malem-malem gini?” tanya Keyla.
“Eh Kekey,, maafin abang ya soal tadi siang. Janji deh abang
gak akan kaya gitu lagi. Ya udah gini aja Kekey mau apa?
nanti pulang abang beliin. Abang mau pergi sama temen-
temen soalnya.”
“Uhuy jajan. Mending gua ikut aja abang pergi biar sekalian
gua jailin dia,” batin Keyla dengan pikiran jahatnya.
34
Kemudian mereka pun pergi mengunakan mobil sport
milik Rifan.
35
Keyla tanpa protes pun menaiki motor Alvaro. Keyla
benar-benar merasa takut melihat Alvaro yang marah
seperti ini. Jadi lebih baik ia diam. Selama perjalanan
pulang, Alvaro benar-benar mengatur emosinya agar tak
lepas kendali.
36
Jadian
P
agi hari Alvaro telah rapi dengan seragam yang
melekat ditubuh atletisnya. Ia turun dari tangga
menuju ke meja makan untuk menyapa
bundanya.
“Wah udah gede anak bunda, nah gitu dong deket sama
cewek jangan cuek-cuek,” balas bunda dengan semangat.
“Jangan lupa kapan-kapan bawa kerumah ya, kan bunda
juga mau kenal,” lanjut bunda.
37
“Siap bunda nanti Alvaro kenalin kalau udah punya pacar,”
balas Alvaro.
***
“Eh Key maaf ya, kamu udah lama nunggu ya?” tanya
Alvaro.
38
“Ah ngga kak baru 5 menit kok hehe,” balas Keyla.
CLIT
“Sinian deh.”
39
terenyum. Kemudian mereka meninggalkan rumah Keyla
dan langsung bergegas menuju sekolah.
40
meminta izin untuk masuk ke kelas duluan karena tidak
ingin terlihat oleh siswi lain. sedangkan Alvaro masih duduk
santai di atas motornya.
“Siap.”
***
41
Perasaannya tidak karuan, karena masih memikirkan
ucapan Alvaro saat di perjalanan tadi. Teman-temannya
pun merasa ada yang aneh dengan sikap Keyla yang terus
menerus melamun dan tersenyum. Hingga Alina yang
melihat Keyla terus-terusan senyum pun menjadi
penasaran, ada apa dengan sahabatnya itu.
***
42
“Guys, gw pulang duluan ya,” ucap Keyla.
43
Sesampainya di suatu tempat, ternyata Keyla di bawa ke
sebuah taman yang tidak jauh dari sekolah, suasana disana
terlihat sepi. Alvaro pun meminta Keyla untuk turun dari
motornya lalu menarik tangan Keyla untuk duduk di kursi
taman yang berada di pojok kanan.
“Udah ikut aja, nanti kamu juga bakalan tau,” balas Alvaro.
44
“Iyah kak aku bingung banget maksud kakak mengajak aku
kesini itu untuk apa? daritadi kakak diam dan aku belum
mendapatkan jawabannya dari kakak,” balas Keyla.
45
“KEYLA ANASTASYA WIJAYA MAUKAH KAMU
MENJADI PACARKU?” ucap Alvaro.
“Siap bosque.”
***
46
“Gelap banget ya langitnya, sebentar lagi sepertinya akan
turun hujan.. gua anterin lu pulang sekarang ya, gua gamau
bidadari gw basah kuyup”
“Okey cintaku.”
“Dah…”
47
Orang Baru
S
etelah menjalani hubungan dengan Alvaro, Keyla
memutuskan untuk menceritakan hubungannya
kepada sahabat dan kedua kakaknya.
***
49
Sontak Keyla yang mendengar kata cimol pun menoleh
kearah Alvaro. Ia pun mematikan ponselnya dan berjalan
mendekati kekasihnya.
Pletak
“Lagi ciam cium ciam cium aja, nih mau cium?” ucap Keyla
melototkan matanya sambil menunjukkan kepalan
tangannya.
50
Alvaro yang melihat itu pun merasa gemas sendiri. Ia pun
mengacak rambut Keyla membuat gadis itu mencebikkan
bibirnya.
“Hall—”
“Lu mau pulang jam berapa heh, udah sore ini, inget anak
gadis gak boleh pulang malem,” cerocos Rifan.
“Bawel! iya ini gua balik bang, bye!” ucap Keyla yang
langsung mematikan sambungan teleponnya membuat
Rifan kesal setengah mati.
***
51
“JANGAN TERIAK-TERIAK KEYLA BERISIK,” teriak
bunda Keyla dari dalam dapur.
Keyla
sayang Alvaro
Alvaro
Iya hati-hati.
53
“Yaudah cepetan bang.”
***
54
“Lagian kan kita ngumpul gini cuma mau seneng-seneng
aja.”
“Ihh kok gua gatau si? kapan weh kapan? kita kudu nonton
pokoknya!” heboh Sesil.
55
konser BTS itu. Ya walaupun ia suka tapi tidak sefanatik
teman-temannya itu.
DEGGG
Air mata Keyla menetes begitu saja saat melihat lelaki itu
mencium kening wanita lain. Bahkan mereka seperti
sepasang kekasih yang begitu bahagia. Keyla terus
memperhatikan mereka tanpa berniat untuk
menghampirinya.
56
Alina yang duduk disamping Keyla pun menoleh dan saat
melihatnya dia terkejut Keyla menangis. Padahal sendari
tadi ia begitu bersemangat.
***
57
“DEK HELM NYA!!!” teriak Rifan yang kesal sekaligus
gemas dengan tingkah ajaibnya Keyla.
TUK…
“Eh anjir sejak kapan pala gua gak ada rambut,” gumam
Keyla kepada dirinya sendiri. “Weh anjir dasar bang Rifan,
adiknya masih make helm bukannya di bilangin kek, huwaa
kan malu gue,” lanjut Keyla yang misruh-misruh.
58
Siswa Pindahan
S
etelah bel berbunyi, Keyla dan kawan-kawan
bersiap menuju kantin. Dengan santai mereka
berjalan di koridor seraya bersenda gurau
menghiraukan tatapan para siswa lainnya.
“HAH!”
“Iya tadi liat meja penuh, makanya mau makan di kelas aja,”
jawab Keyla.
“Hmm..”
60
“Ada yang panas tapi bukan otak,” celetuk Rifan.
“Ape tu.”
Brukk..
“Awsh, sakit Sil buset dah, salah abang apa si neng,” ringis
Leon dengan muka yang di sedih-sedihkan.
61
“Gak boleh! cepet makan itu baksonya, atau mau aku ganti
jadi nasi goreng?”
“Oh iya, Key kenalin dia sahabat aku dari kecil. Dia juga
pindahan dari bandung.”
62
“Enak aja nama abang di bawa-bawa.”
63
***
“Hah?”
“Ah gamungkin lah na, dia keliatannya baik kok asik juga
orangnya, cantik pula.”
64
“Brengsek,” batin seseorang
“Iya emang dia tuh dulunya atlet lari tau,” balas Sesil.
“Lu gak papa Rai? tadi gua panik liat lu di gendong Alvaro
makanya gua langsung nyusul kesini juga.”
67
“Ah aku gapapa kok cuma pusing aja kepalanya,” sambil
memegang kepalanya.
“Aku anter kamu pulang ya. Key maaf kita gajadi pergi yaa.
Aku anter Raini pulang takut dia di jalan kenapa-kenapa
kalo maksain bawa mobil, kamu gapapa kan?”
68
“Yaudah, iya aku dianter pulang sama Alvaro. Maaf ya
Keyla.”
“hah? Pbb!”
“Woaahhhhh, deabak!”
69
Sedangkan Alina hanya tepuk jidat melihat kelakuan kedua
sahabatnya.
70
Berubah
K
eesokan harinya Keyla mengajak Alvaro untuk
menjenguk Raini ke rumahnya, karena ia tidak
masuk hari ini semenjak pingsan kemarin.
Alvaro pun menyetujui ajakan kekasihnya.
72
Kemudian Alvaro pun menyuapi Raini.
“Nyaammmmm.”
“Enak?”
73
Satu kejadian yang membuat Keyla tak habisa pikir adalah
dengan spontan Raini memeluk Alvaro di hadapan Keyla.
“Rai kami pulang dulu ya, jangan lupa istirahat yang cukup,
diminum juga ya vitaminnya.”
“Sama-sama Rai.”
***
74
"Capeee bang," rengek Keyla.
"Yaudah kamu tunggu sini abang sama Rifan mau satu kali
putaran lagi yaa. Inget ga boleh kemana-mana," kata Rafan.
Brukkkk
Ckrek
75
"Foto yang baguss right," perkataan seseorang yang
kemudian pergi dari sana.
"Iya dek ini Eza yang dulu suka jailin kamu berdua sama
Rifan."
76
Sorenya ia tengah bersiap-siap di kamar. Hingga akhirnya
sang kekasih telah tiba menjemputnya.
“Tante kita jalan dulu ya, izin ajak anak tante pergi boleh
kan?” tanya Alvaro.
“Wa’alaikumsalam."
"Timezone."
77
“Oke.”
Bi Inah
Alvaro
Bi Inah
“Baik den.”
78
Varo merasa gelisah setelah mendengar kabar itu, tapi ia tak
mau meninggalkan kekasihnya juga.
“HAH ? PINGSAN?”
“Bi Inah minta aku untuk segera datang ke sana, aku harus
gimana,” tanya Alvaro.
79
“Kamu bagaimana?”
“Aku juga gak enak sama kamu acara kita hari ini
keganggu.. maaf ya sayang aku gak bisa anterin kamu
pulang.. atau kamu mau ikut?”
“Iyah gapapa kok yang nanti aku minta jemput bang Rifan
aja, aku gak ikut dulu ya soalnya aku ada janji malam ini
mau ngerjain tugas bareng Sesil, Windi dan Alina nanti
mereka akan kerumahku. Kamu hati-hati ya di jalan, salam
buat Raini.”
“Oh gitu okedeh, kamu juga hati-hati ya, kabarin aku kalau
sudah sampai rumah, pasti aku sampaikan salam kamu ke
Raini.”
“Okee.”
“Dahhhh.”
“Byee.”
80
dengan ucapan Alina yang mengatakan kepadanya harus
berhati-hati kepada Raini.
81
“Kalau Varo beneran bermain di belakang dengan
sahabatnya, Kekey gak terima itu, gak ikhlas… apakah
Alvaro saling menyayangi satu sama lain?” batin Keyla.
Dengan masih berjalan dan kondisinya sudah basah kuyup
karena dibasuhi air hujan
“Aku Reza teman kakak kamu itu, heii kamu kenapa basah
kuyup gini?” tanya Reza.
82
“Udah-udah sekarang kamu masuk ke mobil kakak terus
kakak antar pulang yah, pasti keluarga kamu khawatir.”
“Ohhh gitu.”
83
“Iyah, miris sekali cerita kamu Key, kamu yang kuat yaaa..
pertahankan hubungan ini dan tetap positif thinking sampai
kamu bebanr-benar tau yang sebenarnya.”
“Baik kak, tapi Kekey mohon banget sama kak Eza untuk
tidak menceritakan ini semua ke kak Rifan dan Rafan ya.”
“Baik ka.”
***
84
“Heiii anak bunda sayang, kamu kenapa basah kuyup gini,
Varo mana?” tanya bunda.
86
Hal Aneh Yang
Dirasakan
S
udah beberapa hari Keyla merasakan hal yang aneh
pada dirinya. Gejala-gejala yang ia alami diantaranya
demam disertai menggigil, mimisan, pucat serta
berat badan menurun.
Tetapi Keyla pikir ini hanya sakit biasa, besok juga sembuh.
Namun kondisi Keyla tidak stabil, sewaktu-waktu Keyla
merasakan hal yang sama seperti itu.
87
“Yaudah kalau gitu sarapa dulu ya udah bunda siapin nasi
goreng sama susu.”
“Siap bunda.”
“Iya bunda.”
88
“Sama-sama, siap neng.”
89
Sesampainya di UKS, Keyla diberi minyak angin, lalu ia
pun mulai sadar.
“Sama-sama.”
“I’m okay beb.. dah gausah khawatirin gw, tadi cuma kurang
istirahat aja kayanya, soalnya belakangan ini gw sering
banget begadang,” balas Keyla.
90
“Yaudah sahabatku tersayang, jaga kesehatannya jangan
cape-cape nanti pingsan lagi,” sahut Alina.
“Iya Bawelll.”
“Ihhh Sesil apaan sih bener tau hot news pokoknya, jadi
tadi waktu gua jalan menuju sini, gua mampir dulu tuh ke
kantin buat beli minum secara kan abis upacara cape yee
kan terus keringetan, nah tanpa sengaja gua liat Alvaro sama
si cewe gatel itu kek mesra banget anj! mana tu cewe
bergelayut manja di lengan alvaro. Teruss yee Alvaro kaga
risih malah dia kek seneng.”
“Masa kalian gak tau siiii… itu loh yang namanya Rai….”
“Raini Lin.”
91
“Astagaa…. Varo,” ucap Keyla dengan raut wajah tidak
percaya sambil menahan air matanya agar tidak jatuh.
“Benerkan apa yang gua bilang Key, Raini itu bukan wanita
baik-baik, sebenarnya dia ingin merebut Alvaro dari lu, lu
harus sadar itu KEY gw gak mau sahabat gw sakit hati.”
92
“Yaudah Key masalah itu lupain dulu, yang penting lu sehat
dulu ya, ingatt! kesehatan itu penting !”
“Okedeh.”
93
“Adek kenapa, ada yang sakit gak badannya? kok bisa kaya
gini sih?” lanjut Rafan dengan lembut.
“Beneran gapapa?”
“Yaudah kalau gitu biar bang Rifan anter kamu pulang ya,
nanti abang yang urus izin ke guru piket sama wali kelas
kamu.”
“Mmmmm….”
“Siap bosquee.”
****
94
Rifan meminta Keyla untuk istirahat total di kamar.
Sedangkan ia kembali ke sekolah.
“Baik dok.”
***
96
“Baik kalau begitu, tetap semangat ya menjalani proses
penyembuhan dan jaga pola hidup yang sehat.”
“Baik dok.”
97
Koma
S
elama beberapa bulan Keyla hanya bolak-balik
kerumah sakit dengan ditemani oleh Reza untuk
mengambil obatnya. Bahkan Reza dan dokter
Richard selalu kompak untuk membujuknya. Sekarang
dokter Richard sudah menjadi dokter pribadi Keyla atas
kemauannya sendiri.
98
Seperti saat ini, di ruangan dokter Richard yang selalu ramai
dengan dua orang yang selalu khawatir dan satu orang yang
dengan santainya selalu berkata baik-baik saja.
“Mau sampai kapan kaya gini terus sih dek?” tanya dokter
Richard lembut.
99
“Sudahlah terserah kamu! jangan salahin kakak kalau kakak
bakalan kasih tau semua ini ke keluarga kamu!” lanjut Reza.
“Kok kakak gitu sih! kan kakak udah janji ngga akan ngasih
tau keluarga aku tentang penyakit ini. Nanti juga kalo udah
saatnya aku bakalan kasih tau keluarga aku tentang semua
ini,” ucap Keyla.
***
100
Setelah itu ia pun berjalan menuju kamarnya. Sesampainya
di kamar, ia merebahkan dirinya dikasur sambil membuka
handphone.
***
101
Setelah mendapat telepon dari Windi, tanpa pikir panjang
Keyla pun langsung bergegas menuju tempat dimana Windi
berada.
Tingg
102
“Kok itu mirip Keyla ya, tapi masa dia datang ke tempat
seperti ini, ah tidak mungkin,” batin Reza.
103
“LEPAS, LEPASIN GUA. Lo siapa ? kenapa ada di kamar
ini ? Windi mana ?!! teriak Keyla sambil berusaha
memberontak.
104
Setelah dirasa Keyla sudah agak tenang, Reza kemudian
menanyakan yang sebenarnya terjadi.
***
“Aarrgghh,, gimana bisa gagal si. Kok bisa ada orang yang
nolongin dia. Lo gimana si ?” bentak Raini.
“Iya gua juga ga tahu, kenapa bisa ada yang nolongin dia.
Ah iya, gua baru ingat. Kita kan punya foto dan videonya.
Gua ada rencana lain,” ucap Windi.
***
106
Tidak ada satupun yang menjawabnya. Mereka semua
hanya terdiam dan membisu. Lalu Alina pun
membubarkan kerumunan tersebut.
“Huuuuuuu.”
“Sabar ya Key, kita semua percaya kok sama lo,” ucap Sesil.
Plaakkk
107
Satu tamparan hebat mengenai pipi kiri Keyla. Keyla hanya
bisa terdiam sambil memegangi pipinya.
“GAK… GAK.. aku gak mau kita break, aku bisa jelasin
semuanya ini semua cuma salah paham,” balas Keyla.
108
“Gak ada yang perlu di jelasin lagi, gua udah tau semuanya.
DASAR MUNAFIK,” ucap Alvaro sambil berlalu
meninggalkan Keyla begitu saja.
“Tenang Key, gua bakal cari bukti kalau lu tuh gak seperti
yang ada di foto itu, gua yakin pasti ada dalang di balik
semua ini,” batin Alina.
***
109
terdengar suara panggilan kepada Keyla melalui speaker
sekolah.
110
Kemudian ia dengan sigap berlari ke arah Keyla dan
membawanya ke rumah sakit.
111
Sesampainya kedua orang tua Keyla di rumah sakit, lalu
mereka langsung membawa Keyla ke rumah sakit yang
lebih lengkap peralatan medisnya. Disana ia menjalani
kemoterapi. Akan tetapi, kondisi Keyla semakin
memburuk dan akhirnya ia dinyatakan koma.
***
“Untung gak ada orang lain yang liat, kalau sampe mereka
tau pelakunya adalah kita… abislah kita!!”
“Udahlah gua balik ke kelas duluan, takut ada yang liat kita
disini bisa panjang urusannya nanti.”
112
“Oke.”
Tanpa disadari oleh mereka, ada satu orang yang sedari tadi
merekam pembicaraan mereka.
113
Penyesalan
S
aat ini keluarga besar Keyla dan teman-temanya
berkumpul di depan ruang ICU menunggu dokter
yang sedang memeriksa perkembangan Keyla.
Sudah tiga minggu lamanya Keyla dinyatakan koma,
kondisinya tidak ada peningkatan sama sekali. Bahkan
dokter memprediksi umur Keyla kurang dari tiga bulan lagi.
114
“Kita harus bisa sabar bun, perkuat do’a kepada Allah agar
anak kita bisa segera siuman,” ucap ayah menenangkan.
***
115
Alvaro yang mendengar teriakan Alina pun sontak
menolehkan kepalanya ke arah kanan, terlihat dengan jelas
raut wajah Alina yang begitu sangat marah.
116
YANG LU BELA-BELAIN SELAMA INI TERNYATA
BUSUK” lanjut Alina.
“Dia yang jebak Keyla dan dia juga yang nyebar foto Keyla
di mading sekolah, gua punya bukti semua kelakuan
busuknya,” ucap Alina sambil menyerahkan rekaman dan
bukti lainnya “DIA GAK SENDIRI, WINDI YANG
MEMBANTU MELANCARKAN SEMUA INI.”
117
“Apa yang mau aku percayai lagi dari kamu?, semua udah
ada buktinya, aku benar-benar kecewa.”
“Iya iya aku ngaku, semua ini memang aku yang ngelakuin,
karena aku suka sama kamu, aku gak suka kamu pacaran
sama Keyla.”
118
“Lin, tolong kasih tau gua dimana Keyla sekarang?” tanya
Alvaro.
“Gua minta maaf, gua ngaku gua salah.. gua nyesel, please
kasih tau gua dimana keberadaan Keyla. Gua mau minta
maaf sama dia, gua mau perbaiki semuanya,” ucap Alvaro
dengan rasa bersalahnya.
“Iya.”
119
Setelah Sesil memberitahukan kondisi Keyla kepada
Alvaro, lalu ia berlalu meninggalkan Alvaro dan
menghampiri Alina.
120
Satu minggu sudah Alvaro mencari keberadaan Keyla.
Karena merasa kasihan melihat penyesalahan dan rasa
bersalah Alvaro saat itu. Akhirnya salah satu teman Keyla
memberitahu keberadaan Keyla kepada Alvaro melalui
chat, ia mengatakan bahwa Keyla sedang koma di rumah
sakit Cahaya Bunda dan berada di ruang ICU.
Ting
121
“Bangun yaa sayang, kita mulai lagi dari awal. Aku janji gak
bakalan ulangi lagi.”
122
“DOKTERR.. DOKTERR.. TOLONG PACAR SAYA
DOK, TOLONG PERIKSA KONDISINYA, DETAK
JANTUNGNYA BERHENTI,” ucap Alvaro di hadapan
dokter.
***
124
Ke esokan harinya, seluruh keluarga besar Keyla
berkumpul di rumah Keyla untuk melakukan pemakaman.
Bukan hanya itu, keluarga Alvaro, teman-teman Keyla,
sahabat dan seluruh guru ikut mengantarkan Keyla ke
tempat peristirahatan terakhirnya.
125
“Key, maafin kita ya kalau punya salah sama lu.. kita semua
sayang Keyla,” ucap Sesil yang sedari tadi tidak berhenti
menangis.
Patah Hati
Aku…
Hanyalah wanita biasa yang ingin merasakan jatuh cinta
Izinkan aku mencintaimu hingga ketiadaanku
Tapi, ketika aku menemukan cinta sejati ku
126
Semuanya berubah
Berubah begitu saja
Di saat aku sudah mulai nyaman denganmu
Kau datang lalu menghilang begitu saja
Ku mohon
Hentikan semua ini
Aku mulai menyadarinya
Ternyata aku telah memilih cinta yang salah
Terimakasih telah hadir dalam hidupku
Walau hanya sesaat
Biarkan aku pergi dengan rasa sakit yang belum terobati
127
Setelah membaca isi surat itu, Alvaro menangis histeris dan
benar-benar merasa menyesal.
~TAMAT~
128
BIOGRAFI PENULIS
129
Endang Tri Lestari, kelahiran
Pekalongan, 6 November 1998.
Merupakan mahasiswi aktif
Jurusan Pendidikan Matematika
yang menempuh pendidikan di
Universitas Muhammadiyah
Tangerang. Ia merupakan anak ke
130
131