Anda di halaman 1dari 136

Broken Heart

Novel Karya :
Dewi Yunita Sari

Dina Hastuti

Endang Tri Lestari

Penerbit
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT)
Judul : Broken Heart
Penulis : Dewi Yunita Sari, Dina Hastuti & Endang Tri
Lestari
Editor : Ismalinar, S.S., M.Pd.
Design Cover : https://pin.it/7kpVva5
Dosen Mata Kuliah Keterampilan Menulis Kreatif :
Ismalinar, S.S., M.Pd.
Kaprodi : Dr. Prawidi Wisnu Subroto, M.Pd.
Sekprodi : Rika Sukmawati, M.Pd.
Dekan : Enawar, S.Pd., M.M., M.O.S.
Tahun Terbit 2021
Penerbit :
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG (UMT)
Alamat Penerbit : Jl. Perintis Kemerdekaan 1/33 Cikokol
Kota Tangerang, Banten

Perpustakaan Nasional:
Novel karya Dewi Yunita Sari, Dina Hastuti dan
Endang Tri Lestari/Broken Heart/Editor
Ismalinar/Tangerang: FKIP UMT, 2021. vii + hlm: 130
22,14 cm. Cetakan Pertama: 2021
ISBN:

Buku ini dilindungi Undang-Undang Hak Cipta. Segala


bentuk penggandaan, penerjemahan, atau reproduksi,
baik melalui media cetak maupun elektronik harus seizin
penerbit.

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah karena berkat rahmat serta


karunia-Nya maka novel ini bisa diselesaikan dalam waktu
yang tepat dan juga sesuai dengan target yang sebelumnya
sudah ditentukan. Tak lupa, shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW.

Adapun novel kami yang berjudul “Broken Heart”


ini telah kami buat semaksimal dan sebaik mungkin agar
mampu menjadi pelepas dahaga bagi para pembaca yang
memang memiliki ketertarikan untuk membaca novel.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan novel ini


terdapat kekeliruan dan kesalahan. Untuk itu, kami selaku
penulis memohon agar para pembaca berkenan
memberikan masukan-masukan demi meningkatkan
kualitas kami supaya ke depannya semakin mampu
menghasilkan karya-karya terbaik.

Demikianlah novel yang kami buat, semoga dapat


memberikan manfaat serta menambah wawasan bagi para
pembaca.

Tangerang, 30 Maret 2021


iii
DAFTAR ISI

1. Sekolah Baru ....................................................... 1

2. Hari Yang Sial .................................................. 13

3. Mulai Baper .................................................... 25

4. Jadian .............................................................. 37

5. Orang Baru ..................................................... 48

6. Siswa Pindahan................................................ 59

7. Berubah ............................................................ 71

8. Hal Aneh Yang Dirasakan ............................ 87

9. Koma ................................................................. 98

10. Penyesalan..................................................... 114

BIOGRAFI PENULIS ................................... 129

iv
Sekolah Baru

D
i sebuah kamar bernuansa pink biru terdapat
seorang gadis cantik yang mengenakan piyama
biru masih bergelut manja di dalam selimutnya.
Ia tertidur sangat pulas tanpa peduli hari sudah pagi. Gadis
yang sedang tertidur pulas itu bernama Keyla Anastasya
Wijaya yang sudah beranjak 17 tahun.

Kringg Kringg Kringggg….

Dering alarm terus berbunyi memenuhi kamar, namun


sang pemilik tidak merasa terganggu sedikitpun. Sampai
sang kakak kedua yang bernama Rifan Ghifari Wijaya pun
masuk ke dalam kamar adiknya untuk mematikan alarm
dan membangunkannya.

“Keylaaaaaaa…..bangun hoi, udah jam berapa ini??? kebo


banget siiii,” teriak Rifan tepat di telinga Keyla.

“Aaarrgghh,,, apaan si lu bang berisik!! masih pagi buta juga


udah teriak-teriak,” sahut Keyla yang masih setengah sadar.

1
“Pagi buta dari Hongkong,, lihat noh sekarang udah jam
berapa!, sekarang setengah 7 lu mau telat di hari pertama
sekolah?” jawab Rifan sambil menarik-narik tangan Keyla
untuk segera bangun. Ucapan Rifan tersebut langsung
membuat sang adik membelalakkan matanya.

“Demi apa? abang kok ga bangunin Keyla dari tadi sih!?”


ucap Keyla yang langsung lari ke kamar mandi.

“Lha lu dari tadi udah di bangunin sama bunda gak bangun-


bangun,” ucap Rifan yang tak terima disalahkan oleh sang
adik. “Cepetan mandi, kalo ga gua tinggal lu.”

“Iya abang” teriak Keyla dari dalam kamar mandi. Setelah


selesai mandi, ia bersiap-siap memakai seragam dengan
menggunakan jurus the power off kepepet. Hanya dalam
waktu kurang dari lima belas menit Keyla sudah selesai
kemudian buru-buru turun untuk sarapan pagi.

“Pagi semua,” teriak Keyla.

“Pagi juga princ...”

“Astaghfirullah Keyla.… lu mau sekolah atau mau tawuran?


sepatu di tenteng, dasi belum di iket, baju di keluarin,”
kaget Rifan saat melihat sang adik yang masih berantakan.

2
“Kekey bajunya di masukin dulu, sepatunya di pake jangan
kaya gitu adek,” ucapan lembut sang kakak pertama Rafan
Ghifari Wijaya. Walaupun sang kakak terkejut sesaat tetapi
ia bisa menormalkan kembali wajahnya dari
keterkejutannya saat melihat keadaan adik kesayangannya.

“Iya nanti di mobil aja di rapihinnya abang-abangku


sayang,,, ini Keyla udah telat ayo berangkat bang,” sahut
Keyla yang sudah menegak habis susunya hingga tandas.

“Kamu itu kalo bunda bilangin jangan begadang terus


makanya, udah tau kamu itu kalo di banguninnya susah!!
masih aja suka begadang,” “yasudah ini bawa bekalnya,”
ucap sang ibu negara yang bernama Siska Riztia Wijaya
sambil menyerahkan kotak bekal.

“Iya iya bunda nanti lagi ya ceramahnya, yaudah bun yah


Kekey sekolah duluu yaa,, Assalamualaikum,” ucap Keyla
sambil menarik tangan Rafan yang sudah selesai sarapan.
Kemudian ia bergegas untuk pergi.

“Hati-hati nak” ucap sang kepala keluarga yang bernama


Hendry Kusuma Wijaya.

3
“Bang Rif mau berangkat bareng ga?, Kekey udah telatt ni,”
teriakan menggelegar Keyla dari pintu utama yang sedang
bersama sang kakak pertama.

“Ayah, bunda Rifan berangkat dulu ya,, Assalamualaikum,”


pamit Rifan kepada kedua orang tuanya. “Iyaaa bentar Key”
ucap Rifan yang sedang berjalan ke pintu utama.

“Cepetan Rifan, keburu telat ini kasihan Keyla,” semprot


Rafan yang sudah berada didalam mobil bersama dengan
Keyla.

“Iyaa bawel.”

Posisi duduk mereka di dalam mobil yaitu Rafan


yang menyetir sedangkan Keyla duduk di sampingnya dan
Rifan duduk di belakang.

“Bang cepetan napa bawa mobilnya jangan lelet, Kekey


udah telat ini ya Allah abang,” rengek Keyla yang kesal
karena sedari tadi abangnya itu membawa mobil sangat
pelan padahal kan Keyla sudah telat.

“Jangan teriak Key, sakit dong telinga abang,” ucap Rafan.

4
“Lhaa elu kan biasanya juga telat dek, hukuman kan udah
sodaraan tu sama elu,, gegayaan sok-sokan mau dateng
cepet-cepet lu,” ejek Rifan kepada Keyla.

“Ihhh abang Rafan maaf, makanya sini Kekey aja yang bawa
mobilnya,” “bang Rifan diem ya jangan sampe nih sepatu
Kekey lepas,” ucap Keyla kemudian melirik sinis sang
kakak kedua.

“Diem atau gua turunin lu Rif?” “yaudah nih kamu yang


bawa aja dek,” ucap Rafan. Sedangkan Keyla cekikikan
karena sang kakak kedua dimarahi oleh abang
kesayangannya.

“Emang enak, lagi nyebelin si bang Rif mah,” batin Keyla.

“Iya iya diem nih gua,” balas Rifan.

Sesaat sesudah tukar posisi dengan Rafan. Keyla


yang mengemudikan dan sang kakak pertama di
sampingnya.

“Abang-abang ku sekalian pegangan ya,, kita berangkat,”


ucap Keyla.

“Lha ngapain pegangan lu kira lagi naik moto….. eh buset


Keyla jangan ngadi-ngadi lu!!,,, santaayyy Keyyy nyetirnya,,

5
astaghfirullah bundaaaaaaa Rifan yang tampan ini masih
pengen hidup belom mau isdettt,” perkataan Rifan
kemudian tergantikan dengan teriakannya karena tiba-tiba
saja Keyla membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi.

“Allahuakbar Key,” teriakan Rafan pun tak kalah


kencangnya dengan Rifan. Sedangkan sang adik yang
membawa mobil tetap dengan muka santainya tanpa rasa
bersalah kepada kedua kakaknya.

Setelah menempuh perjalanan yang sangat


menegangkan akhirnya mobil telah sampai di SMA NUSA
BANGSA. Banyak sekali yang menatap kagum ke arah
mobil Keyla karena mobil Keyla sangatlah keren.

“Anjir keren bangett tu orang bawa mobilnya.”

“Omg,, gilaa keren bangettt mobilnya.”

“Wahh siapa tu yang bawa mobil kaya gitu.”

“Cih…, sok mantep banget bawanya.”

Begitulah bisikan dari para siswa saat menatap


mobil Keyla, ada yang kagum dan adapun yang tidak.

“Eheheheeee,,, alhamdulillah akhirnyaa sampe,”


cengengesan Keyla saat ia sudah memarkirkan mobilnya di
6
parkiran sekolah dan melihat muka kedua abangnya yang
terlihat pucat pasi.

“Lain kali gak ada ya naik mobil ngebut-ngebutan gini, kalo


kamu kenapa-kenapa gimana dek?” omel Rafan yang sudah
menormalkan kembali raut wajahnya.

“Astaghfirullah Key kalo mau mati jangan ajak-ajak abang,


abang masih jomblo jadi belum mau isdett.”

“Iya maaf abang, lagi kan gak kenapa-kenapa ini udah ah


aku mau ke ruang kepala sekolah dulu byeee!” ucap Keyla
yang merasa bersalah lalu ia pelan-pelan keluar dari mobil
dan langsung kabur.

Setelah lari-larian dari parkiran sampai di koridor


untuk menghindari amukan sang kakak tercinta, Keyla
sampai melupakan bahwa ia tak tahu dimana letak ruang
kepala sekolah. Namun saat ia sedang berjalan, ada
seseorang dari berlawanan arah yang menabrak dirinya.

Brukkk….

“Awwwww…o em to the ji OMG pantat seksih aku sakit


gila,” ucap Keyla yang masih berusaha untuk berdiri tanpa
melihat muka orang tersebut.

7
“Heh lo!! punya mata ga sih? kalo jalan tu liat-liat dong
dikira jalanan punya nenek moyang lu ape?!” maki Keyla
kepada orang yang menabraknya.

“Heh bukannya minta maaf!! awas lu ya gua sumpahin lu


bakalan bucin sama Kekey,” teriak Keyla.

Duarrrr!!!

“Eh kok,,? dikabulin ya doa Kekey?… ah bodo amat deh,”


ucap Keyla dengan polosnya.

“Huwaaa bunda pantat Kekey sakit,” gerutu Keyla dalam


hati.

Namun orang itu tak menanggapi ocehan Keyla, ia


langsung berlalu tanpa membantu ataupun meminta maaf
kepada Keyla orang yang tak sengaja ia tabrak.

Saat ini Keyla berjalan ke ruang kepala sekolah


setelah sempat ia ditabrak dan menanyakan ruang kepala
sekolah kepada salah satu siswi di sekolah itu. Ia pun telah
sampai di ruang kepala sekolah.

Tok.. Tokk.. Tok..

“Assalamualaikum Pak, permisi saya murid baru. Nama


saya Keyla Anastasya Wijaya. Saya ingin bertanya kelas saya
8
dimana ya pak?” tanya Keyla kepada pak Fadlan selaku
kepala di SMA NUSA BANGSA.

“Waalaikumsalam, iya kamu masuk di kelas XI Mipa 3.


Kebetulan ini wali kelas kamu namanya bu Risma, beliau
yang akan mengantarkan kamu ke kelas ya,” ucap pak
Fadlan.

“Iya baik pak, terima kasih.”

Kringggg… kringggg..kringggg

Bel masuk pun berbunyi, ia bersama bu Risma


akhirnya sampai di kelas 11 Mipa 3. Saat ia masuk,
pandangan seluruh siswa tertuju padanya. Namun Keyla tak
menghiraukannya. Mungkin karena anak baru, pikirnya.
Kemudian bu Risma masuk ke dalam kelas.

“Pagi anak-anak,” sapa bu Risma kepada siswa-siswi kelas


itu.

“Pagi juga, bu,” jawab satu kelas.

“Baiklah hari ini kita kedatangan murid baru, silahkan nak


perkenalkan diri kamu,” ucap bu Risma.

“Perkenalkan nama saya Keyla Anastasya W. kalian bisa


panggil saya Keyla, Kekey, Lala atau sayang juga boleh,”
9
ucap Keyla sambil mengedipkan sebelah matanya. Lalu ia
melihat ke penjuru kelas dan bommm.. ia melihat kedua
sahabat laknatnya yang sedang mendengarkan musik.
Memang laknat mereka itu.

Keyla memang sangat cantik, rambut yang panjang,


bola mata yang berwarna coklat, hidung mancung, kulit
putih, bibir mungil berwarna pink alami dan ditambah
dengan lesung pipi ketika ia tersenyum menambah kesan
cantiknya.

“Nah apa ada yang ingin bertanya kepada Keyla?”

“Saya bu.. Key rumahnya dimana?”

“Key cantik banget.”

“Bagi nomer wa boleh kali.”

“Hilih sok cantik.”

“Sudah-sudah kalian ini! baik Keyla silakan kamu duduk di


samping Windi,” ucap guru tersebut.

“Baik buu.. ekmmmm…. Windi woi dimana lu?” teriak


Keyla membuat semua orang terkejut termasuk kedua
sahabatnya yang sedang mendengarkan musik.

10
“Jangan teriak-teriak begitu Keyla! kamu mau buat saya
tuli?” ucap bu Risma dengan tegasnya.

“Ehehe.. kan saya baru masuk nih jadi saya tidak tahu yang
mana Windi jadi gimana bisa saya duduk di sampingnya.
Sedangkan ada dua eh empat bangku kosong,” ucap Keyla
dengan polosnya.

Sang guru hanya bisa menghela nafas lelahnya


sambil memijat pelipisnya berusaha menenangkan diri.

“Baiklah Windi angkat tangannya!”

Keyla kemudian berjalan ke arah gadis yang


bernama Windi. Keyla pun duduk dan tersenyum ramah
kepada Windi.

“Gua kaget tau Key, gua kira elu bakal marahin gua tadi,”
ucap Windi sambil mengusap dadanya.

“Eheheee, maaf deh gua cuman berjanda kok,” cengir


Keyla.

“Bercanda Key,” sahut seorang gadis yang duduk di


depannya.

“Yaa yaa itu maksud gua.”

11
“Key lu utang penjelasan ke kita berdua,” ucap kedua
sahabat Keyla.

“Hiya, nanti gua jelasin.”

“Eh kalian berdua kenal sama dia?” ucap Windi kepada


Sesil dan Alina.

“Iya kenal lah kan diaa itt…..”

“Syuuuut diemm!!! itu guru ngeliat ke sini wey.”

“Keylaa, Windi, Sesil, Alina kalian diam atau keluar dari


kelas saya!!” ucapan tegas bu Risma kepada keempat gadis
tersebut.

“Baik bu, maaf,” balas Windi, Sesil dan Alina bersamaan.

Sedangkan Keyla ia kebingungan karena lupa tidak


memasukkan buku tulis satupun. Karena ia lupa membawa
buku tulis maka ia akan melanjutkan tidurnya saja. Toh
posisi duduk yang sangat pas di belakang jadi tak terlihat
oleh guru.

12
Hari Yang Sial

B
el berbunyi menandakan jam istirahat telah tiba.
Semua siswa bersorak gembira karena jam
pelajaran yang tidak disukai oleh sebagian siswa
telah selesai. Kemudian guru tersebut mengakhiri pelajaran
dan meninggalkan kelas. Setelah itu, siswa pun merapikan
buku dan berhamburan keluar kelas untuk pergi ke kantin.

“Anjirr.. anjir… gak ngerti Sesil tuh guru jelasin apaan dari
tadi gak ada yang masuk sama sekali materinya ke otak
Sesil,” heboh Sesil yang tidak mengerti pelajaran tadi.

“Udah deh Sil ga usah heboh, mending kantin yuk.”

“Yaudah, gaskeun,” balas Windi sambil menarik ketiga


tangan teman-temannya

***

Ketika mereka menuju kantin, tiba-tiba di pertengahan


jalan ada beberapa siswi yang menghampiri.

“Stop!” ucap salah satu siswi yang mengenakan pakaian


ketat. Akan tetapi Keyla dan kawan-kawan tetap
13
melanjutkan perjalanannya. Karena ia tidak merasa ada
masalah apapun.

“Heh kalian berempat gua bilang berhenti ya berhenti,”


sewot siswi tadi. Kemudiaan Keyla pun berhenti karena
salah satu tangannya ditarik oleh temannya siswi yang
mengenakan pakaian ketat itu.

“Wah nyolot ya lu pada masih junior juga,” geram


temannya siswi yang mengenakan pakaian ketat.

“Sorry… kakak tadi manggil saya?” ucap Keyla sambil


menunjuk dirinya sendiri.

“Yaiyalah lo! siapa lagi!!”

“Heh anak baru! lo baru sehari sekolah udah banyak


tingkah! gausah sok kecantikan deh lo! pake acara
berangkat sekolah sama cowo orang.”

“Maaf-maaf aja nih yak gak ada hubungannya sama kak...


ah ya kak Rika. Mau saya berangkat sama siapa aja itu hak
saya gak ada hubungannya sama kak Rika,” ucap Keyla
santai sambil sedikit melirik name tag kakak kelas di
depannya.

14
“Looo!! plakkkkk….” geram Rika yang kemudian
menampar pipi kiri Keyla dengan sangat keras. “Jauhin
pangeran gua! kalo lu mau kehidupan di sekolah ini
damai!” ucap Rika dengan penuh peringatan.

Saat itu terjadilah perdebatan antara Rika dan kawan-kawan


dengan Keyla. Satu tamparan hebat mengenai pipi kiri
Keyla. Suasana sudah tidak karuan, ketiga teman Keyla
memisahkan pertengkaran tersebut dan menarik Keyla
untuk pergi dari hadapan kakak kelas itu.

Sesampainya di kantin, ketiga teman Keyla


menenangkannya.

“Nih Key minum dulu,” ucap Alina sambil memberikan


segelas air putih.

“Makasih Lin.”

“Iya sama-sama.”

“Gak habis pikir gua sama tuh para kating, selalu buat onar
di sekolah ini,” ucap Sesil.

“Udah-udah gak usah diperpanjang lagi masalah ini,” balas


Windi.

15
“Ya gua gak terimalah ditampar gitu aja, dia kira dia siapa!
awas aja gua bales, sial banget si gue hari ini arghhhhh. Pipi
mulus gua jadi merah kan.. arghhh!! awas aja tuh kakak
kelas.”

“Istigfar Key… udah ah yuk kita pesen makan, udah laper


nih gw, kalian mau makan apa??” balas Sesil.

“Gua nasi goreng pedes sama es teh anget aja,” jawab Keyla
dengan wajah sok polosnya dan langsung mendapat
pelototan dari Alina.

“Egh… bentar deh Sesil mau tanya nih… emang sejak kapan
ada es teh anget? kok sesil baru tau ya?” tanya polos Sesil
yang sambil menggaruk pipinya.

“Gini nih kalo yang satu polos yang satu pura-pura polos
udah dah bawaannya mau getok orang aja. Udahlah gak
usah lu dengerin si Keyla gila,” ucap Alina sambil tepok
jidat.

“Lho kan bener ya Sil ?”

“Egh iya,” balas Sesil yang kebingungan.

“Udahlah. Pesanannya samain aja ya. Ayo Sil gua ikut, gak
usah kelamaan mikirnya keburu laper,” ujar Windi sambil

16
menarik tangan Sesil dan berlalu pergi untuk memesan
makanan.

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya Sesil dan


Windi datang. Lalu mereka meletakkan makanannya di
atas meja. Kemudian Keyla dan kawan-kawan pun
memakan makanannya dengan tenang. Hingga, kantin yang
awalnya sunyi tiba-tiba riuh akibat kedatangan most wanted
siapa lagi kalo bukan Alvaro dan kawan-kawan.

"Anjir Alvaro makin caem banget."

"Cakepan Rifan lah gila pacarable banget."

"Jodoh-jodoh masa depan ku datang aw.."

"Awww kyut bangett si Leon, gemes jadi mao bawa pulang."

Begitulah ucapan-ucapan para siswi saat melihat Alvaro dan


kawan-kawan. Akan tetapi, Alvaro, Rafan dan Fahri mereka
berjalan memasuki kantin dengan tampang cool nya tanpa
menghiraukan ucapan-ucapan alay para siswi. Beda sekali
dengan Rifan dan Leonard yang malah tebar pesona. Kata
mereka orang ganteng mah bebas. Ah sudahlah biarkan saja
mereka berdua itu.

17
“Ekhmmmmm neng geulis boleh gak kit… eh buset cakep
bener. Ya Allah semalem Leon mimpi apa bisa ketemu
cecan gini," ucap Leon.

"Dah dek gausah di dengerin orang gila tuh, jadi kita boleh
ga duduk di sini? soalnya kursinya udah penuh semua,"
tanya Fahri. Akan tetapi si kembar langsung duduk di
sampingnya Keyla tanpa menghiraukan ucapan Fahri dan
Leon.

"Iya boleh kak silakan saja masih muat kok," ucap Sesil.

Leon yang heboh akhirnya mendudukkan dirinya di tempat


duduk lalu diikuti teman-temannya yang lain. Sedangkan
Alvaro diam-diam menyunggingkan senyuman miringnya
sembari menatap Keyla. Ia merasa tertarik dengan gadis di
depannya ini.

"Ekhmmm neng geulis pisan mau teu jadi pacar aa?" tanya
Leon dengan muka sok gantengnya.

"Yeeuuu mauan nih remahan rengginang."

"Gasss terosss."

"Anjir anjingnya kanan kiri galak vener."

"Benerr oy bukan vener."


18
"Yaudin si itu maksudnya."

"Uwww gemoi banget si," balas Keyla dengan tatapan


gemasnya kepada Leon. Sedangkan si kembar dan Alvaro
menatap tajam ke arah Leon.

Fahri pun menyikut perut Leon lalu berkata, "lu ga liat noh
pada natap elu buset tajem bener kek pisau daging."

"Eheee bercanda, diem kok nih gua ehehee," rintisan Leon


saat menyadari tatapan tajamnya si kembar dan Alvaro.

"Lu namanya siapa dek?" tanya Fahri serius kepada Keyla.

"Gwaa namwa nya kee laa," balas Keyla yang lagi


mengunyah makanannya.

"Hah Kela?"

"Oh Kela ya."

"Ck, bukan Kelaa tapi Keyla," decakan Keyla saat


mendengar namanya diubah oleh kakak kelas di depannya
itu, "yaudah nih serius kenalin aku Keyla Anastasya Wijaya.
Bisa di pangil Kekey, Keyla, atau sayang juga boleh," lanjut
Keyla.

"What.... Wijaya??" teriakan heboh Leon.

19
"Lo adeknya mereka?" tanya Fahri sambil menunjuk si
kembar.

"Iya bener," jawaban kelewat polos Keyla.

"Gila-gila kalian punya adek cakep kok bisa-bisanya di


umpetin," kata Leon yang heboh.

"Kak Leon berisik.. kuping Sesil sakit dengerin teriakan


kakak dari tadi," keluh Sesil sambil mengosokkan
telinganya.

"Berisik," sahutan dingin dari Rafan.

"Daripada banyak bacot, udah sono lu pesenin makanan


kek, nasi goreng satu sama es teh," balas Rifan.

"Ck, iyaa," decakan Leon yang berlalu untuk memesan


makanan.

"Lu bakal jadi milik gua," batin seseorang yang sendari tadi
diam dan memperhatikan Keyla.

Setelah Leon pergi, meja yang di duduki oleh mereka pun


sunyi hingga...

"Dek makannya pelan-pelan, ga bakalan ada yang minta,"


ucap Rafan.

20
"Bener tuh kata bang Rafan, awas loh ampe keselek," timpa
Rifan.

"Ehee iya bang, lagi dari tadi berisik mulu sih udah tau Keyla
laper butuh tenaga buat belajar nanti," sahut Keyla.

"Yaudah makannya pelan-pelan aja."

"Iya abaa... uhukkk uhukkk."

"Tuhkan dibilangin, keselek kan," omel Rafan kepada Keyla

"Makanya pelan-pelan," ucapan dingin Alvaro sambil


memberikan air minumnya lalu diminum oleh Keyla.

"Makasih kak," ucap canggung Keyla.

Sedangkan yang lainnya cengo melihat Alvaro yang


perhatian kepada Keyla karena Alvaro mana pernah
menunjukkan perhatiannya kepada cewek. Lah ini tidak
ada angin, tidak ada hujan tiba-tiba Alvaro perhatian kan
bikin heboh anak sekantin yang memperhatikan Alvaro.
Apa lagi cewek-cewek alay sudah mengeluarkan suara-suara
halusnya....

"Kyaaaaa baperrr.”

"Huwaaa gaa kuaat dede litanya."

21
"Waahhh nyari penyakit nih."

"Itu cewe bukannya yang tadi ribut sama Rika dan kawan-
kawan ya?"

Ucapan salah satu siswi menarik perhatian abang


kembarnya Keyla. Lalu mereka melihat keadaan Keyla.
Barulah mereka sadar pipi sebelah kiri Keyla ternyata
merah.

“Benar dek? kamu ribut sama cabe? sampai pipi kamu


merah gini,” tanya Rafan khawatir sambil memegang pipi
Keyla pelan.

“What… pipi lu merah, gak bisa dibiarin ini. Harus kita


bales bang,” sahut Rifan dengan nada marahnya.

Sebenarnya Keyla masih merasakan sakit di pipinya. Tapi


ia tidak mau terlihat lemah di hadapan kakaknya.

“Udah abang ih, Keyla gapapa kok. Gak usah kalian bales.
Biar Keyla aja pokoknya yang bales, awas aja ampe kalian
bales ke cabe sekilo gope,” ucap Keyla dengan melototkan
matanya.

“Pffttt.. cabe sekilo gope gak tuh,” celetuk Leon dengan


tawa tertahannya.

22
“Diem Leon!” ucap Rafan dengan menatap tajam Leon.

“Pokoknya kalo masih sakit pipinya bilang sama abang,


pulang sekolah nanti kita ke rumah sakit! gak ada
penolakan!” ucap Rafan.

“Iya abang,” jawab Keyla dengen mengerucutkan bibirnya.

Setelah selesai menyantap makanannya. Kemudian Keyla


dan kawan-kawan pun segera berpamitan untuk kembali ke
kelas karena bel masuk sudah berbunyi.

“Udah bel tuh, mending kalian duluan masuk ke kelas gih


sebelum guru mata pelajaran selanjutnya datang,” ucap
Rafan kepada Keyla dan ketiga temannya.

“Iya baik kak. Kita duluan ya,” balas Alina, Windi dan Sesil.

Setelah keyla dan kawan-kawan pergi dari kantin, tak lama


Alvaro pun berdiri meninggalkan kantin tanpa
menghiraukan teriakan-teriakan dari pada sahabatnya.

“Kebiasaan banget.”

“Untung satu yang begitu,” ucap para sahabatnya.

***

23
Disisi lain, saat ini Alvaro sedang berjalan dengan wajah
datar andalannya. Ia terus melangkahkan kakinya entah
kemana. Hingga, langkah Alvaro pun berhenti tepat di kelas
XI Mipa 3 yang saat ini sedang belajar. Ia kemudian
mengedarkan pandangannya mencari dimana Keyla
berada.

Saat ia melihat Keyla yang sedang memperhatikan gurunya


dengan wajah bosan dan bibir yang mengerucut. Ia
tersenyum tipis ketika melihat itu karena menurutnya wajah
Keyla sangat menggemaskan.

“Gemesin banget,, jadi mau bawa pulang eh,” batin Alvaro.

24
Mulai Baper

K
ringg… kringg… kringgg

Bel pulang sekolah pun berbunyi nyaring,


tanda waktu belajar hari ini telah usai. Begitu
pula dengan Keyla dan kawan-kawan yang
saat ini sedang mengemasi barang-barang mereka dan
bersiap-siap untuk pulang.

Mereka pun berjalan ke depan gerbang sambil tertawa


dengan kejadian di kelas tadi. Dengan mendengarkan cerita
gabut Sesil saat di kelas tadi. Sesekali Windi dan Keyla
membalas ucapan Sesil yang absurd itu. Sedangkan Alina,
ia hanya tersenyum tipis dengan sesekali menutupi
wajahnya karena menanggung malu akibat ketiga temannya
yang absurd itu.

Sesampainya di depan gerbang. Ternyata Sesil dan Windi


sudah dijemput oleh sopir mereka.

“Ahahaha….anjir cape gua… gila lu Sil, kalo pak Rezi tau


kena hukuman lu tadi,” ucap Windi yang masih tertawa
ngakak.
25
“Ya lagi siapa suruh itu guru bikin kita gabut. Jadi ya jangan
salahin kita, mantul gak tu Key.”

“Hooh bener-bener. Tapi kasihan tau. Tapi ngakak juga.


Jadi gimana dong hahaha,” sahut Keyla yang masih
mengingat kejadian di kelas tadi.

“Kalian udah jangan ketawa mulu. Malu diliatin orang-


orang. Nah tuh Sil, Win sopir kalian udah jemput, balik
sana kalian ke alamnya,” ucap Alina yang menanggung
malu karena kekonyolan teman-temannya itu.

“Astagfirullah, jadi Alin ngusir Sesil, apa yang kamu


lakukan itu jahad pake d,” ucap dramatis Sesil. Sedangkan
Alina hanya memutarkan bola matanya malas.

“Dahlah, hayati lelah. Key Lin… gua sama Sesil balik


duluan ya… maklum ini anak dari tadi di kelas obatnya udah
abis makanya gini,” sahut Windi sambil menarik tangan
Sesil ke mobil yang menjemput mereka.

“Aaaaa ngapaa ditarik-tarik sih, kan Sesil belum selesai. Key


Alina aku duluan yaaaa jangan rindu, berat. Kayak
badannya Windi… aww.. aww..,” ucapan Sesil yang terputus
karena ia berteriak gara-gara di cubit oleh Windi.

26
“Ada-ada aja si Sesil. Eh iya Lin lu belum dijemput?” tanya
Keyla.

“Gak tau nih kayanya sih masih di jal… eh itu udah ada
jemputan gua,” balas Alina yang melihat ayahnya baru saja
sampai menjemputnya.

“Yaudah lu duluan aja.”

“Lu yakin gapapa gua tinggal sendiri? kalo lu kenapa-


kenapa gimana? udah deh gua temenin lu aja sampai abang
kembar lu ke sini,” kata Alina yang khawatir takut temannya
kenapa-kenapa saat ia tinggal sendiri.

“Udah gua bakalan baik-baik aja kok, udah sana lu balik aja.
Bentar lagi juga abang pada keluar yakin.”

“Beneran ini?” ucap Alina yang masih mengkhawatirkan


sahabatnya itu.

“Iya gapapa. Itu kasian bokap lu udah ngejemput. Udah


sana husss... huss... huss...,” ucap Keyla yang sambil
mengusir Alina.

“Yaudah gua duluan hati-hati Key, kalo ada apa-apa telpon


gua.”

“Iya bawel udah sana!”


27
Empat puluh menit sudah Keyla menunggu kedua abang
kembarnya. Tapi mereka tetap tidak memunculkan batang
hidungnya. Ah tidak-tidak, bukan batang hidung tapi
wajahnya.

Keyla benar-benar sudah bosan menunggu kedua abang


kembarnya itu. Tapi Keyla masih berusaha sabar. Setelah
beberapa menit ponsel Keyla pun berbunyi. Ternyata notif
WhatsApp.

Tingg…

Abang Rafan

Key… maafin abang ya baru ngasih kabar, abang tiba-tiba


ada rapat osis. Kamu pulang sama Rifan ya sweety. Tadi
abang udah nyuruh Rifan buat nganter kamu pulang

Keyla

Iya gapapa bang

Setelah membaca pesan dari abangnya Rafan, Keyla hanya


tersenyum pahit. Namun, ia kemudian menghubungi abang
keduanya Rifan. Setelah Keyla beberapa kali menelepon
Rifan. Akhirnya teleponnnya pun diangkat oleh abangnya.

28
“Dek, maaf ya abang lupa. Hari ini ada latihan basket.
Kamu pulang naik taksi aja ya atau mau nunggu abang
selesai latihan?” ucap Rifan di seberang sana.

“Kenapa kalian gak bilang dari tadi sih! Keyla kan udah
nungguin lama. Udahlah Keyla pulang sendiri. Bye!!”
dengan perasaan kesal Keyla mematikan teleponnya.

Dengan perasaan kesal setengah matinya ia menghentak-


hentakkan kakinya dan terus mendumel dalam hatinya. Ia
sudah menunggu lama seperti anak hilang dan hasilnya?
Nihil. Benar-benar kedua abangnya itu. Lihat saja Keyla
akan ngambek di rumah nanti.

Keyla dengan segala pemikiran dan dumelannya. Ia sampai


tidak sadar bahwa di depannya terdapat sosok lelaki
tampan. Lelaki itu terseyum melihat Keyla yang terlihat
sangat menggemaskan.

“Ekhmm.”

Dehaman seseorang pun menyadarkan Keyla bahwa di


depanya terdapat lelaki tampan dengan motor di
sampingnya.

29
“Sumpah keren banget, jadi mau bawa pulang eh,” batin
Keyla saat melihat lelaki tampan yang seperti teman
kakaknya itu.

“Ada apa ya Kak Alvaro?” tanya Keyla.

“Naik !” perintah Alvaro.

“Hah? naik kemana kak? aku mau pulang bukan mau


naik,” balas Keyla dengan polos yang mendekati bodoh.

Dengan menghela nafasnya Alvaro kembali


meminta,“cepet naik ke motornya. Gua anter balik.”

“Gak usah kak. Nanti ngerepotin lagi,” jawab Keyla.

“Cepet naik atau …,” ucap Alvaro dengan nada penuh


ancaman.

“Hmmm.. iya kak aku ikut.”

Setelah itu Alvaro pun melajukan motornya dengan


kecepatan sedang. Sedangkan Keyla, ia melihat ke kanan
kiri dengan senyuman polosnya. Hingga tak lama kemudian
Keyla berteriak dengan spontan saat melihat abang cimol.
Ya cimol, jajanan kesukaan Keyla sedari kecil.

30
“Stop!! sebentar kak, Keyla mau beli cimol dulu. Nanti baru
dilanjut lagi pulangnya,” teriak Keyla di telinga Alvaro.

Alvaro yang mendengarkan teriakan Keyla pun dengan


spontan menghentikan motornya. Untung saja Alvaro
membawa motornya di pingir. Jadi, ia tidak membahayakan
dan dimarahi pengendara lain. Motor Alvaro pun berhenti
tepat di depan abang cimol. Dengan tidak sabarannya Keyla
pun kembali berteriak.

“Abang beli cimolnya lima ribuan dua yak,” seru Keyla


dengan semangat.

“Siap neng, bumbunya mau pake apa?” tanya abang cimol.

“Campur-campur aja mang, asal jangan campur perasaan


aku dan dia,” ucap dramatis Keyla.

“Si neng bisa aja. Udah ini neng,” ucap abang cimol sambil
memberikan dua bungkus cimol.

“Asyik, makasih mang. Ini uangnya yak,” ucap Keyla sambil


memberikan uang sepuluh ribu kepada abang cimol itu.
Kemudian Keyla mengambil dua bungkus cimolnya lalu
duduk di trotoar jalan samping motor Alvaro.

31
Keyla dengan riangnya membuka satu bungkus cimol untuk
ia makan. Ia terus mengunyah cimol dengan semangatnya
mengingat ini adalah makanan favoritenya. Hingga, ia
melupakan untuk menawari lelaki di sampingnya. Yang
sedari tadi terus memperhatikan Keyla sambil tersenyum
tipis melihat cara makannya yang seperti anak kecil.

“Gak usah buru-buru makannya, gua gak akan minta juga,


sampai belepotan gitu,” ucap Alvaro sambil membersihkan
sisa makanan di bibir Keyla.

Sedangkan sang empu berusaha mati-matian agar tidak


terlihat salah tingkah. Lagi pula siapa yang gak baper coba
di perlakukan kaya gitu sama Alvaro hei. Keyla kan juga
manusia punya hati punya perasaan yang bisa baper kapan
saja. Aw, manisnya perilaku Alvaro.

“Huwaaa.. mami Kekey baper,” batin Keyla.

“Ah iya- iya kak ma-makasih,” gugup Keyla.

“Udah yuk mau pulang gak?” tanya Alvaro saat melihat


bungkusan cimol yang sudah habis dimakan Keyla.

“Hmmm…. iya kak,” balas Keyla yang masih salah tingkah.

32
Kemudiaan mereka pun melanjutkan perjalanan pulangnya
dengan saling diam. Apalagi Keyla yang sedang menggigit
bibirnya berusaha mati-matian agar tidak berteriak senang.
Kan malu atuh sama doi, jadi ia harus menjaga imagenya.

Mereka pun sudah sampai di depan gerbang rumah Keyla.


Kemudian Keyla pun turun dari motor dan mengucapkan
terima kasih kepada Alvaro.

“Makasih kak udah diantar pulang, mau mampir gak?”


tanya Keyla.

“Gak usah, makasih. Oh iya gua lupa,” ucap Alvaro yang


merasa ada sesuatu yang ia lupakan. Lalu ia menyuruh
Keyla untuk sedikit maju ke arahnya. Keyla pun menuruti
ucapan Alvaro. Kemudian alvaro pun berbisik.

“Em… lo manis gua suka.”

***

Malam hari saat Keyla keluar dari kamarnya untuk


mengambil segelas air putih, ia melihat Rifan yang sudah
rapi dan terlihat akan pergi ke suatu tempat. Kemudian ia
pun menghampiri kakaknya dan berpura-pura untuk sesi
ngambeknya itu.

33
“Abang mau kemana malem-malem gini?” tanya Keyla.

“Eh Kekey,, maafin abang ya soal tadi siang. Janji deh abang
gak akan kaya gitu lagi. Ya udah gini aja Kekey mau apa?
nanti pulang abang beliin. Abang mau pergi sama temen-
temen soalnya.”

“Uhuy jajan. Mending gua ikut aja abang pergi biar sekalian
gua jailin dia,” batin Keyla dengan pikiran jahatnya.

“Kekey bakalan maafin tapi ada syaratnya. Kekey mau ikut


abang pergi malem ini titik! kalo gak dibolehin Kekey
bakalan ga mau ngomong sama abang,” ancam Keyla
kepada Rifan.

Rifan pun menghela nafasnya lalu dengan berat hati


mengizinkan adiknya ikut. Daripada dicuekin dan tidak
mau berbicara dengannya.

“Iya boleh, tapi kamu gak boleh jauh-jauh dari abang!”

“Oke kapten. Tunggu bentar ya Keyla ganti baju dulu,


abang tunggu aja di depan,” ucap Keyla dengan
semangatnya.

Setelah Keyla mengganti bajunya dengan pakaian yang


lebih santai. Ia pun turun lalu mengampiri kakaknya.

34
Kemudian mereka pun pergi mengunakan mobil sport
milik Rifan.

Sesampainya di sana, Keyla merasa kaget setengah mati. Ia


memang nakal tapi ia tak pernah pergi ke area balapan
ataupun ke klub malam. Pernah sekali pergi ke klub malam
tapi itu terpaksa karena temannya mengadakan pesta ulang
tahun di sana.

Keyla merasa tidak nyaman berada di sini. Apalagi ia


merasa sedang diperhatikan oleh seseorang sejak ia sampai
di tempat ini. Saat melihat sekeliling, ia baru menyadari
bahwa ada yang memperhatikan. Ternyata yang sedang
menatap tajam ia adalah Alvaro.

Ia benar-benar terkejut ternyata Alvaro ada disini dan


sedang memperhatikannya dari jauh. Tak lama kemudian,
Alvaro menghampiri Keyla dan menarik tangan Keyla
untuk pergi dari area balapan ini.

“Cepat naik!” perintah Alvaro dengan menatap tajam


Keyla. Bisa-bisanya gadis seperti dia pergi ke sana terlebih
lagi bersama abangnya. Alvaro benar-benar tidak habis
pikir.

35
Keyla tanpa protes pun menaiki motor Alvaro. Keyla
benar-benar merasa takut melihat Alvaro yang marah
seperti ini. Jadi lebih baik ia diam. Selama perjalanan
pulang, Alvaro benar-benar mengatur emosinya agar tak
lepas kendali.

Sesampainya dirumah Keyla, Alvaro memarahi Keyla


habis-habisan.

“Kamu itu perempuan, gak baik buat kamu yang masih


gadis keluar malem apalagi ke area balapan! sama abang
kamu pula! bener-bener kamu Key,” ucap Alvaro yang
sudah tidak tahu mau bicara apa lagi.

“Besok berangkat sekolah bareng sama aku! gak ada


penolakan!” ucap Alvaro saat melihat Keyla yang ingin
membuka suaranya.

36
Jadian

P
agi hari Alvaro telah rapi dengan seragam yang
melekat ditubuh atletisnya. Ia turun dari tangga
menuju ke meja makan untuk menyapa
bundanya.

“Pagi bunda,” sapa Alvaro sambil mencium pipi bundanya.

“Pagi juga sayang, udah bangun kamu? tumben mau


berangkat jam segini?” tanya bunda Rahayu.

“Iya nih bun, lagi ada tugas makanya berangkatnya pagi,”


jawab Alvaro.

“Halahh.. bohong bun abang tuh paling mau ngejemput


cewek,” sahut Nabila Karisma Putri Admadja. Adik dari
Alvaro Pratama Admadja.

“Wah udah gede anak bunda, nah gitu dong deket sama
cewek jangan cuek-cuek,” balas bunda dengan semangat.
“Jangan lupa kapan-kapan bawa kerumah ya, kan bunda
juga mau kenal,” lanjut bunda.

37
“Siap bunda nanti Alvaro kenalin kalau udah punya pacar,”
balas Alvaro.

Setelah selesai sarapan, kemudian Alvaro berpamitan


kepada Bundanya.

“Bun… Al berangkat ya, dah bunda assalamualaikum,”


ucap Alvaro sambil berlalu meninggalkan ruang makan.

***

Sebenarnya ada yang Alvaro sembunyikan kepada


bundanya, ia berangkat sekolah lebih pagi memang benar
untuk menjemput seorang wanita yang bernama Keyla,
namun ia belum siap untuk menceritakan hal tersebut.
Alvaro akan bercerita setelah ia dan Keyla sudah jadian.

Kemudian ia pun segera bergegas menuju rumah Keyla


dengan mengendarai motor kesayangannya. Karena jarak
rumah mereka tidak terlalu jauh, setelah beberapa menit,
Alvaro pun sampai di depan gerbang rumah Keyla dan
ternyata Keyla sudah menunggunya. Lalu Alvaro pun
meminta maaf kepada Keyla.

“Eh Key maaf ya, kamu udah lama nunggu ya?” tanya
Alvaro.

38
“Ah ngga kak baru 5 menit kok hehe,” balas Keyla.

“Yaudah ayo naik, nanti terlambat loh kalo kelamaan


diam,” balas Alvaro.

Setelah itu Alvaro pun memberikan helm kepada Keyla


untuk dipakainya. Saat Keyla ingin membuka pengait helm
ternyata susah sekali dibukanya. Hingga Alvaro
menyadarinya dan mengambil helm yang ada ditangan
Keyla.

“Sini aku bukain.”

“Ini kak,” ucap Keyla sambil memberikan helmnya.

CLIT

Pengait helm pun kebuka dan Alvaro menyuruh Keyla


untuk mendekat ke arahnya.

“Sinian deh.”

“Kenapa kak,” tanya Keyla.

Lalu Alvaro memasangkan helm tersebut kepada Keyla dan


Keyla pun menaiki motor Alvaro dengan pipi yang
memerah. Alvaro yang melihat itu dari kaca spion pun

39
terenyum. Kemudian mereka meninggalkan rumah Keyla
dan langsung bergegas menuju sekolah.

Di tengah perjalanan, Alvaro dengan perasaannya yang


tidak karuan ia mengatakan sesuatu kepada Keyla bahwa
pulang sekolah akan mengajaknya ke suatu tempat.

“Key…” panggil Alvaro.

“Iyah kenapa kak?” tanya Keyla.

"Nanti pulang sekolah kamu ada kegiatan nggak?” balas


Alvaro.

“Gak ada kak.”

“Bagus deh, aku mau mengajak kamu ke suatu tempat


setelah pulang sekolah nanti ya, kita ketemuan di parkiran…
okee?”

“Hah? eh iya kak okee.”

Dalam hati, Keyla merasa sangat senang sekali, ntah apa


yang akan dilakukan oleh seorang Alvaro kepadanya. Ia
hanya bisa mengiyakan.

Tidak lama kemudian, merekapun sampai di parkiran


sekolah, Keyla segera turun dari motor Alvaro kemudian ia

40
meminta izin untuk masuk ke kelas duluan karena tidak
ingin terlihat oleh siswi lain. sedangkan Alvaro masih duduk
santai di atas motornya.

“Akhirnya sampai juga,” ucap Keyla.

“Hmm,” balas Alvaro dengan muka datarnya.

“Kak aku duluan ke kelas ya.. makasih udah mau jemput


Keyla, maaf kalau ngerepotin.”

“Iyah sama-sama, santai aja kali,” ucap Alvaro “ehh bentar


Key, jangan lupa nanti pulang sekolah ya,” lanjut Alvaro.

“Siap.”

***

Setelah itu Keyla berlari kecil menuju kelasnya, karena lima


menit lagi bel masuk akan berbunyi, ia tidak mau kena
hukuman lagi.

Tidak lama setelah Keyla sampai di kelas, bel masuk pun


berbunyi, semua siswa-siswi masuk ke kalasnya masing-
masing dan menjalani pembelajaran seperti biasanya.

Saat pembelajaran berlangsung, Keyla tidak fokus dengan


apa yang disampaikan oleh gurunya di depan kelas.

41
Perasaannya tidak karuan, karena masih memikirkan
ucapan Alvaro saat di perjalanan tadi. Teman-temannya
pun merasa ada yang aneh dengan sikap Keyla yang terus
menerus melamun dan tersenyum. Hingga Alina yang
melihat Keyla terus-terusan senyum pun menjadi
penasaran, ada apa dengan sahabatnya itu.

"Kenapa Key? kesambet lu? senyum-senyum terus, kering-


kering dah itu gigi," ucap Alina. Mendengar ucapan Alina,
Keyla malah semakin tersenyum manis dan tak menjawab
ucapan Alina.

“HEH BEDESUT DITANYA MALAH SENYUM-


SENYUM. GILA YAK LU?” balas Alina dengan nada
kesal.

“Iyah sayangku cintaku jangan marah dong.. nanti gua bakal


ceritain kok, tapi nanti ya hehe,” jawab Keyla

***

Kring kring kring…. Bel pulang sekolah pun tiba. Keyla


segera meraihkan alat tulis dan buku yang masih tergeletak
di mejanya, kemudian ia berpamitan kepada sahabat-
sahabatnya untuk pulang duluan karena ada janji dengan
seseorang.

42
“Guys, gw pulang duluan ya,” ucap Keyla.

“Lah tumben amat lu, ada apa gerangan?” tanya Sesil.

“Iya nih gw ada janji sama orang,” balas Keyla.

“Sok sibuk amat sih lu Key,” sahut Windi.

“Yaudah gapapa hati-hati ya,” lanjut Alina.

“Siappp, nanti bakal gua ceritain semuanya kok.. dah ya


dah.”

Keyla pun segera berlari kecil menuju parkiran sekolah.

Kini ia sudah berada di tempat dimana ia dan Alvaro


janjian. Ternyata Alvaro belum terlihat disana.

Tidak lama kemudiam Alvaro pun datang menghampiri


Keyla, lalu mereka bergegas meninggalkan sekolah.

Selama di perjalanan tidak ada yang membuka obrolan.


Hati Keyla merasa deg-degan, ia tidak bisa mengontrol
detak jantungnya, apakah ini yang dinamakan jatuh cinta?

Begitupula dengan Alvaro, ia masih merangkai kata demi


kata didalam pikirannya, ia harus benar-benar
mengungkapkan isi hatinya selama ini kepada Keyla,
masalah diterima atau tidak itu urusan belakangan.

43
Sesampainya di suatu tempat, ternyata Keyla di bawa ke
sebuah taman yang tidak jauh dari sekolah, suasana disana
terlihat sepi. Alvaro pun meminta Keyla untuk turun dari
motornya lalu menarik tangan Keyla untuk duduk di kursi
taman yang berada di pojok kanan.

“Key ayo turun,” ucap Alvaro.

“Iyah ka, sebenarnya kita mau ngapain ke sini?” tanya


Keyla.

“Udah ikut aja, nanti kamu juga bakalan tau,” balas Alvaro.

Keyla bingung apa yang akan di lakukan oleh laki-laki


tersebut. Setelah beberapa menit Alvaro terdiam sambil
menantap Keyla, ia pun dengan memberanikan diri
mengungkapkan perasaannya yang selama ini ia pendam
kepada Keyla. Sejak pertama kali bertemu Keyla, ia sudah
mulai jatuh hati kepada Keyla. Namun ia menunggu waktu
yang tepat untuk mengungkapkannya. Dan menurutnya
saat ini adalah waktu yang tepat.

“Key mungkin sampai saat ini kamu bingung dengan


tingkah aku dan memikirkan apa yang aku akan lakukan
saat ini?” ucap Alvaro.

44
“Iyah kak aku bingung banget maksud kakak mengajak aku
kesini itu untuk apa? daritadi kakak diam dan aku belum
mendapatkan jawabannya dari kakak,” balas Keyla.

“Oke kakak akan memberitahu kamu sekarang,


sebenarnya sejak pertama kali kakak melihat kamu di
kantin sekolah bersama teman-temanmu kakak sudah
mempunyai rasa, mungkin ini yang dinamakan jatuh cinta
pada pandangan pertama.. kakak kagum karena sikap
kamu berbeda dengan yang lain, bukan hanya pada saat itu
saja kita pun bertemu sudah beberapa kali dan kakak
semakin yakin sama kamu Key, kakak yakin kamu wanita
yang baik, penurut dan nyambung jika diajak ngobrol,
mungkin bagi kamu ini terlalu cepat, tapi bagi kakak ini
waktu yang tepat untuk saling dekat dengan adanya status.”

Sekita Keyla terdiam, dalam batinnya ia merasa senang


karena perasaan yang Alvaro rasakan kepadanya ternyata
sama seperti perasaan yang Keyla rasakan kepada Alvaro.

Kemudian Alvaro pun melanjutkan ucapannya kepada


Keyla dengan posisi setengah berdiri dan memegang bunga
sedangkan Keyla masih dalam keadaan duduk di kursi
taman.

45
“KEYLA ANASTASYA WIJAYA MAUKAH KAMU
MENJADI PACARKU?” ucap Alvaro.

Tidak lama kemudian Keyla pun menjawab

“Sebenarnya Keyla juga punya perasaan sama kakak, tapi


Keyla hanya bisa memendamnya dalam hati, Keyla merasa
selama ini kakak perhatian sama Keyla, awalnya Keyla pikir
kakak menganggap Keyla biasa saja,”

“Iyah kak Keyla mau,” jawab Keyla sambil mengambil


bunga yang diberikan Alvaro.

Mulai saat itu Keyla telah resmi menjadi pacar Alvaro


Pratama Admadja.

"Key... mulai sekarang kamu milik aku dan kamu ga boleh


deket-deket sama cowok lain," ucap Alvaro.

“Siap bosque.”

***

Saat itu langit terlihat gelap, menandakan akan turun hujan.

Alvaro pun mengajak Keyla untuk segera meninggalkan


taman tersebut.

46
“Gelap banget ya langitnya, sebentar lagi sepertinya akan
turun hujan.. gua anterin lu pulang sekarang ya, gua gamau
bidadari gw basah kuyup”

“Iyah ya pasti mau hujan, haduuu kakak bisa aja,” balas


Keyla malu-malu koceng.

Kemudian Alvaro pun mengantarkan Keyla pulang


kerumahnya sebelum hujan turun. Namun, sesampainya di
depan rumah Keyla ternyata hujan benar-benar turun
dengan deras. Keyla mengajak Alvaro untuk meneduh
dahulu, namun Alvaro menolaknya karena hari sudah
mulai malam, ia lebih memilih untuk kehujanan dibanding
pujaan hatinya yang kehujanan.

Lalu Alvaro pun segera pamit untuk pulang.

“Dah ya aku pulang dulu, jaga diri kamu baik-baik, jaga


kesehatan, jangan begadang mulu.”

“Iyah sayangku, kamu juga hati-hati dijalan ya, kabarin kalau


sudah sampai rumah.”

“Okey cintaku.”

“Dah…”

47
Orang Baru

S
etelah menjalani hubungan dengan Alvaro, Keyla
memutuskan untuk menceritakan hubungannya
kepada sahabat dan kedua kakaknya.

Mereka yang mendengar hal itu pun terkejut. Bagaimana


tidak, pasalnya Alvaro itu orangnya sangat cuek apalagi
sama cewek. Akan tetapi, mereka tetap mendoakan yang
terbaik untuk hubungan Keyla dan Alvaro.

Berita tentang hubungan mereka pun sampai trending topic


di SMA NUSA BANGSA. Para fans mereka pun banyak
juga yang mendoakannya dan ada juga yang tidak suka
melihat mereka berpacaran.

***

Tak terasa sudah tiga bulan lamanya mereka berpacaran.


Hari-hari yang mereka lalui penuh dengan kebahagiaan dan
sedikit pertengkaran yang sesudahnya membuat mereka
tambah lengket saja seperti lem.

Kini mereka sedang tidur-tiduran di ruang keluarga


rumahnya Alvaro. Jika kalian bertanya dimana
48
keluarganya? maka jawabannya mereka sedang berlibur ke
pulau seribu tanpa mengajak Alvaro.

Mereka berdua sudah berjam-jam rebahan, dengan Alvaro


yang tiduran di pahanya Keyla sambil memejamkan
matanya. Lalu Keyla yang merasa bosan pun mengambil
Hpnya dan membuka aplikasi instagram.

Alvaro yang melihat kekasihnya sibuk dengan dunianya


sendiri benar benar tidak suka! tetapi emang Keyla nya yang
geblek, digangguin pun tetap tidak merasa terganggu.

Hingga Alvaro yang kesal pun keluar dari rumahnya dan


mengambil pesanan cimolnya.

“Den ini pesanan cimolnya.”

“Iya makasih ya pak.”

Kemudian Alvaro kembali kedalam rumah lalu melihat


kekasihnya yang masih sibuk dengan ponselnya. Ia pun
duduk disamping kekasihnya sambil memakan cimol.

“Emmmmmmm… enaknya,” ucap Alvaro yang ingin


menggoda pacarnya itu. “Kenyalnya ini cimol ehmmm,
apalagi bumbunya beuh mantep,” lanjut Alvaro.

49
Sontak Keyla yang mendengar kata cimol pun menoleh
kearah Alvaro. Ia pun mematikan ponselnya dan berjalan
mendekati kekasihnya.

“Kak Al mau cimolnya,” rengek Keyla.

“Gak. Dah sana-sana main hp aja,” ucap ketus Alvaro.

“Iiiiih,,, mau kak.”

“Cium aku dulu, baru aku kasih cimolnya.”

Keyla yang mendengar itu pun menjitak kepala Alvaro


pelan.

Pletak

“Aww! sakittt yang.”

“Lagi ciam cium ciam cium aja, nih mau cium?” ucap Keyla
melototkan matanya sambil menunjukkan kepalan
tangannya.

“Ehehee… bercandaa yang,” sambil memberikan plastik


yang berisi cimol kepada Keyla.

“Aaaa sayang banget sama kakak. Makasih kak,” ucap


Keyla yang kegirangan mendapatkan cimol.

50
Alvaro yang melihat itu pun merasa gemas sendiri. Ia pun
mengacak rambut Keyla membuat gadis itu mencebikkan
bibirnya.

“Kebiasaan banget is, rusak tau.”

“Maaf, sini aku benerin lagi,” Alvaro pun merapikan


tatanan rambut Keyla.

Ponsel Keyla berdering. Ia pun langsung mengangkat


panggilan telepon tanpa melihat nama.

“Hall—”

“Lu mau pulang jam berapa heh, udah sore ini, inget anak
gadis gak boleh pulang malem,” cerocos Rifan.

“Bawel! iya ini gua balik bang, bye!” ucap Keyla yang
langsung mematikan sambungan teleponnya membuat
Rifan kesal setengah mati.

***

“ASSALAMUALAIKUM, KEYLA YANG CANTIK


JELITA SUDAH PULANG, MANA RED
CARPETNYA,” teriak Keyla.

51
“JANGAN TERIAK-TERIAK KEYLA BERISIK,” teriak
bunda Keyla dari dalam dapur.

“Jangan teriak-teriak bun,” ucap ayah Keyla saat mendengar


istri dan anaknya yang teriak-teriakan seperti di hutan saja.

“ITU BUNDA JUGA TERIAK, aku kekamar ya bun,”


Sahut Keyla yang berjalan kearah kamarnya tanpa
mendengar omongan bundanya.

Sesampainya di kamar, ia pun merebahkan dirinya sambil


mengscroll aplikasi instagram. Setelahnya Keyla pun
tertidur lelap tanpa mengganti pakaiannya.

Sore telah berganti malam. Tak terasa Keyla telah tertidur


selama itu. Ia pun bangkit lalu berjalan kearah kamar mandi
untuk membersihkan dirinya.

Setelah selesai membersihkan diri. Ia pun mengambil


ponselnya yang terletak diatas nakas. Lalu memutuskan
untuk mengabari Alvaro. Jika ia akan pergi bersama teman-
temannya.

Keyla

Aku mau keluar sama temen-temen


52
Kamu jangan lupa makan, kabarin aku juga jangan lupa

sayang Alvaro

Alvaro

Iya hati-hati.

Aku juga mau temenin mama pergi.

Sayang kamu juga

Keyla yang melihat balasan chat dari Alvaro pun merasa


senang. Kemudian ia pun keluar kamar dan masuk
kekamar abangnya Rifan.

“Abang anterin aku yaaa,” pinta Keyla.

“Gak mau, abang mau tidur.”

“Ck yaudah! aku bilangin ke ayah kalo abang bikin aku


nangis!” ancam Keyla.

Rifan yang mendengar itu pun sontak membulatkan


matanya. “Heh jangan fitnah gua, yaudah iyaiya abang
anter.”

53
“Yaudah cepetan bang.”

“Ck untung satu yang begini,” gumam Rifan.

***

Mobil yang di kendarai oleh Rifan pun terus melaju


membelah ibukota Jakarta. Tak lama mereka pun sudah
sampai disalah satu kafe Miw’Mo. Tempat janjian Keyla
bersama teman-temannya itu.

Lalu Keyla pun membuka suara “abang nanti jangan lupa


jemput Keyla yaa.”

“Ck iya, kalo udah selesai telepon abang aja.”

“Dah abang, hati-hati dijalan,” ucap Keyla sambil


melambaikan tangannya.

Keyla pun masuk kedalam kafe. Ternyata disana sudah ada


Alina dkk yang sedang duduk di pojokan menghadap
kearah luar dan sudah memesan makanannya.

“Heloooww gaiss, maaf yaa telatt,” ucap Keyla yang merasa


tak enak hati. Lalu ia duduk di kursi kosong yang
menghadap ke jendela.

“Iya gapapa selow aja si la,” ucap Alina.

54
“Lagian kan kita ngumpul gini cuma mau seneng-seneng
aja.”

“Nah bener tu apa yang di bilang Sesil,” ucap Windi.

“Permisi pesanannya kak.”

“Iyaa makasih mbak,” ucap Windi.

“Okey. Ehh masa katanya BTS mau ada konser di Indo,”


celetuk Keyla sambil menyomot kentang goreng.

“Hah masa sii.”

“Ihh kok gua gatau si? kapan weh kapan? kita kudu nonton
pokoknya!” heboh Sesil.

“Iyaa bener banget. Katanya si bulan Oktober nanti.


Tenang selama ada bang Rafan semua aman.”

“Aaa iya abang lu bener-bener terbaik. Paling gercep deh


kalo soal adiknya yang pengen mah,” ucap Sesil iri yang
menginginkan seorang kakak seperti Rafan. Cool tapi
hangat dengan keluarganya.

Sedangkan Alina hanya diam sambil menggeleng-gelengkan


kepala melihat kehebohan teman-temannya membicarakan

55
konser BTS itu. Ya walaupun ia suka tapi tidak sefanatik
teman-temannya itu.

Mereka terus membicarakan konser BTS, pak Tono yang


dijahili Keyla dan curhat-curhatan Sesil tentang kehaluan
nya.

Hingga tak sengaja mata Keyla melihat di seberang kafe ini


seorang lelaki yang begitu mesra dan perhatian terhadap
wanita disampingnya. Keyla terus memperhatikan mereka
sampai ia menyadari jika postur tubuh lelaki itu mirip
seperti pacarnya, Alvaro.

Keyla terus memperhatikan laki-laki tersebut. Sampai laki-


laki itu pun menoleh samping.

DEGGG

“Alvaro,” batin Keyla tersenyum miris.

Air mata Keyla menetes begitu saja saat melihat lelaki itu
mencium kening wanita lain. Bahkan mereka seperti
sepasang kekasih yang begitu bahagia. Keyla terus
memperhatikan mereka tanpa berniat untuk
menghampirinya.

56
Alina yang duduk disamping Keyla pun menoleh dan saat
melihatnya dia terkejut Keyla menangis. Padahal sendari
tadi ia begitu bersemangat.

Kemudian ia memperhatikan apa yang dilihat oleh Keyla.


Alangkah terkejutnya ia saat melihat Alvaro yang memeluk
wanita lain. Ia pun kemudian memegang tangan Sesil dan
memberikan kode.

“Are you okay?” tanya Alina sambil memegang tangan


Keyla.

Keyla pun hanya membalas dengan senyuman

“Gua balik duluan ya,” Keyla berlalu begitu saja tanpa


menghiraukan teriakan sahabatnya.

***

Keesokan harinya, Keyla berangkat sekolah bersama


abangnya Rifan. Jika kalian bertanya dimana Rafan maka
jawabanya ia sedang pergi perjalanan bisnis sebulan
bersama dengan ayahnya.

Sesampainya mereka di sekolah, Keyla turun dan berlari


begitu saja tanpa mendengarkan teriakan Rifan.

57
“DEK HELM NYA!!!” teriak Rifan yang kesal sekaligus
gemas dengan tingkah ajaibnya Keyla.

“Adek siaapa si? gilanya bener-bener,” gumam Rifan.

Disisi lain Keyla yang sudah lelah berlari kemudian duduk


dengan terengah-tengah. Saat ia duduk, semua orang terus
memperhatikannya sambil tertawa dan geleng-geleng? apa
mereka gila? ah iya mungkin aja kan ya.

Lalu Keyla menghendikkan bahunya lalu berjalan kembali.


Saat ia ingin merapikan rambutnya.

TUK…

“Eh anjir sejak kapan pala gua gak ada rambut,” gumam
Keyla kepada dirinya sendiri. “Weh anjir dasar bang Rifan,
adiknya masih make helm bukannya di bilangin kek, huwaa
kan malu gue,” lanjut Keyla yang misruh-misruh.

Lalu Keyla pun kembali keparkiran untuk menyimpan


helm yang ia pakai saat ini. Saat sudah menyimpan kembali
ia melihat Alvaro sedang berboncengan dengan wanita di
kafe itu?

“Cewe itu lagi,” ia hanya terkekeh miris lalu berjalan


menuju ke kelasnya.

58
Siswa Pindahan

S
etelah bel berbunyi, Keyla dan kawan-kawan
bersiap menuju kantin. Dengan santai mereka
berjalan di koridor seraya bersenda gurau
menghiraukan tatapan para siswa lainnya.

Sesampainya dikantin, mereka memesan makanan lalu


mencari tempat duduk dan ternyata tempat duduk tak ada
yang kosong kecuali di pojok, tempat para abangnya Keyla
dan disana terlihat satu makhluk yang kemarin ia lihat di
kafe.

“Ck penuh semua,” keluh Keyla.

“Yaudah sama abang lu aja yuk,” ucap Windi.

Sesil yang mendengar itu pun sontak melototkan matanya


dan berbisik pelan “lo ga liat? disana ada ehem.”

“Udahlah makan dikelas aja gausah ribet.”

“Eh iya dikelas aja sambil ngadem.”

Saat mereka ingin kembali kekelas. Salah satu teman


abangnya melihat mereka dan meneriakkan nama Keyla.
59
“Oyy Key sini.” teriak Leon.

“HAH!”

“Sini dek gabungg.”

“Eng iya bang,” selama berjalan kearah meja tersebut Keyla


terus memperhatikan kedekatan antara Alvaro dengan
cewek yang berada disampingnya yang ternyata adalah siswi
pindahan.

“Sini dek duduk sebelah abang,” kata Rafan dengan


menepuk tempat duduk di samping kanannya “geser”
lanjut Rafan.

Mereka sekarang duduk dengan Keyla yang diapit oleh


kedua abang kembarnya, Alina yang disebelah Rafan, dan
didepannya terdapat Alvaro dan siswi pindahan tersebut,
samping kanannya terdapat Windi, Fahri, Sesil serta Leon.

“Ngapain tadi hmm? kok balik lagi?” tanya Rafan.

“Iya tadi liat meja penuh, makanya mau makan di kelas aja,”
jawab Keyla.

“Hmm..”

“Pak bos!! ada bu bos ini buset,” ucap Leon.

60
“Ada yang panas tapi bukan otak,” celetuk Rifan.

“Ape tu.”

“Ya ATI LAH! atinya tuh di sini didalam hatiku,” ucap


Leon dengan dramatis.

Brukk..

“Awsh, sakit Sil buset dah, salah abang apa si neng,” ringis
Leon dengan muka yang di sedih-sedihkan.

“Diem bisa ga si kak!” jawab Sesil judes.

Iya Leon dan Sesil entahlah mengapa selalu ribut jika


bertemu seperti itu. Ah mungkin saja jodoh? kan tidak ada
yang tahu.

Alvaro baru menyadari keberadaan Keyla setelah


mendengar ringisan dari pria itu. Maklum saja suara Leon
kan mirip toak masjid, jadi ya berisik sekali.

“Jangan banyak-banyak Key,” ucap Alvaro lembut. Dengan


tangan Alvaro yang mengambil sambal dan di geserkannya
ke sebelah Leon.

“Ih siniin kak! gak enak baksonya kalau ga pedes.”

61
“Gak boleh! cepet makan itu baksonya, atau mau aku ganti
jadi nasi goreng?”

“Iih ngeselin banget sih! sana-sana,” kesal Keyla.

Alvaro tersenyum melihat wajah kesal kekasihnya yang


sangat menggemaskan. Ah, kan jadi ingin bawa pulang
Keyla.

“Oh iya, Key kenalin dia sahabat aku dari kecil. Dia juga
pindahan dari bandung.”

“Kenalin aku Keyla pacarnya Alvaro.”

“Ah iya, kenalin aku Raini Salendra.”

“Wah Raini temen kecilnya Alvaro yaa! Raini cantik, dulu


waktu kecil Alvaro jail banget yaa? soalnya sekarang dia jail
banget tahu sama aku, nyebelin banget kan,” celoteh Keyla

“Mana ada aku jail sih yang.”

“Kamu kan sering jailin aku mirip banget bang Rifan,


nyebelin.”

Mendengar namanya disebut-sebut pun Rifan tak terima


karena ia merasa tak pernah jail terhadap Keyla. Hanya
senang saja melihat wajah cemberut Keyla, Bikin nagih.

62
“Enak aja nama abang di bawa-bawa.”

Tunjuk Alvaro “itu mah Rifan doang, aku mah kan ga


pernah gitu.”

“Gaboleh ngelak lagi! emang gitu kok nyatanya.”

“Ck, untung adek,” gumam Rifan.

“Iya-iya bawel,” ucap Alvaro sambil mencubit gemas pipi


bulat Keyla.

“Tuhkan kek gini Alvaro tuh, aww,” ucap Keyla kepada


Raini. Kemudian Keyla pun mengadu kepada Rafan sambil
mengerucutkan bibirnya “abang sakit pipinya.”

“Uuu sayang, maaf yaa,” kata Alvaro lembut. “Oia nanti


pulang sekolah tunggu aku ya, kita pulang bareng,” lanjut
Alvaro.

Keyla yang mendengar hal tersebut hanya mengangguk-


anggukan kepalanya dengan pipinya memerah. Ah Alvaro
paling bisa membolak-balikkan hatinya.

Berbeda dengan salah satu orang di atas meja itu yang


menahan kesal melihat kedekatan sepasang kekasih itu.

“Dia hanya milikku,” batin seseorang.

63
***

“Baiklah anak-anak, sampai jumpa diminggu depan.”

“Akhirnya adu du duhh pala gua mumet sama rumus


huhu,” keluh Sesil.

“Aaa iya sama pusing Windi juga.”

“Ihh ayok cepet pulang nanti Alvaro nungguin aku lagi.”

“Yee dasar bucin,” balas Sesil.

“Iri bilang kawan!”

“Key, sebentar dulu deh. Lu harus hati-hati sama Raini,


feeling gua dia bakal bikin lu kena masalah,” ucap Alina.

“Hah?”

“Hahaha lucu ih Alina.”

“Ah gamungkin lah na, dia keliatannya baik kok asik juga
orangnya, cantik pula.”

“Percaya apa kata gua! lu harus hati-hati. Gua gamau lu


kenapa-kenapa ngerti?”

“Iya-iya Alin,” balas Keyla yang hanya menganggap angin


lalu ucapan dari Alina. “Dah ah gua duluan yaa guys, bye.”

64
“Brengsek,” batin seseorang

Memang dari dulu persahabatan mereka bertiga sudah


selengket itu susah senang, ribut kecil-kecil pun pernah
mereka alami. Berwarna sekali persahabatan mereka.

Dengan Sesil si cerewet dan penyayang binatang, Keyla si


pelupa juga terlalu baik dan Alina yang dingin tetapi sangat
menyayangi kedua sahabatnya itu.

Apalagi dari dulu sampai sekarang perlu diketahui kalau


feeling Alina itu selalu tepat.

Saat ini Keyla tengah berlarian di sepanjang koridor menuju


kelas Alvaro. Karena ia lupa memberi tahukan abangnya
kalau akan pergi bersama Alvaro sepulang sekolah.

Sesampainya ia didepan kelas XIII IPA 3. Keyla menatap


Alvaro yang tengah menggendong Raini ala bridal style
dengan wajah paniknya dan berlalu begitu saja.

“Varo,” batin Keyla.

Keyla pun mengejar Alvaro yang pergi ke UKS untuk


menyusulnya. Tanpa menghiraukan teriakan para
sahabatnya yang memanggilnya.

“Keyylaaaaaa,” teriak Sesil.


65
“Dah ayo kejar cepet,” ucap Alina.

“Cepett banget dah larinya,” sahut Windi.

“Iya emang dia tuh dulunya atlet lari tau,” balas Sesil.

“Serius? wahh keren yaa Keyla.”

“Iya dia emang keren banget. Cuman gara-gara something


dia nggak pernah lari secepet itu lagi.”

“Hah? kenapa emang Sil?”

“Ck, kalian mau nyusul Keyla atau mau ngegosip disini?”


decak Alina yang berlalu begitu saja.

Di UKS Keyla melihat Alvaro yang begitu paniknya saat


Raini pingsan. Sampai ia memarahi petugas PMR yang
sedang berjaga. Tanpa menyadari kekasihnya yang melihat
itu semua.

“Anj! woi buruan ada yang pingsan ini.”

“Ah iya sebentar kak.”

Petugas itu pun mengecek keadaan Raini “ini kakaknya


gapapa, bentar lagi juga siuman.”

Setelah itu memberikannya minyak kayu putih di hidung


dan juga membuatkan teh hangat dan pamit untuk pulang.
66
“Rai kamu kenapa bisa sampe pingsan gini si?”

“Bangun Rai,” ucap Alvaro dengan khawatir.

“Eggghh,, aku dimana?” kata Raini dengan nada lemasnya.

“Kamu di UKS Rai, tadi kamu kenapa bisa pingsan didepan


pintu kelas?” cecar Alvaro.

“Aku gatau, tadi kepala ku sakit banget. Eh Keyla.”

“Lu gak papa Rai? tadi gua panik liat lu di gendong Alvaro
makanya gua langsung nyusul kesini juga.”

“Ah iya gapapa kok, gua udah baikan sekarang.”

“Makanya kalo sakit tuh bilang kek ke sahabat atau ke


temen jangan diem-diem aja. Untung tadi gua bisa nahan lu,
coba kalo nggak bisa kepentok meja pala kau,” cerocos
Alvaro.

“Varo ih Raini baru bangun jangan di omelin gitu.”

“Keylaaa,” teriak Sesil dari depan pintu UKS.

“Berisik Sil, Raini lagi sakit tahu!!”

“Ehehe maaf, ngomong-ngomong sakit apa lu Rai?” tanya


Sesil.

67
“Ah aku gapapa kok cuma pusing aja kepalanya,” sambil
memegang kepalanya.

“Cih, drama,” kata Alina.

“Alina gaboleh gitu,” ucap Keyla menegur Alina.

“Aku anter kamu pulang ya. Key maaf kita gajadi pergi yaa.
Aku anter Raini pulang takut dia di jalan kenapa-kenapa
kalo maksain bawa mobil, kamu gapapa kan?”

“Eh Al jangan, masa gara-gara aku kamu gajadi pergi. Serius


aku udah baikan kok nih,” jawab Raini lemah lembut.

“Ih jangan Raini, nanti kalo Raini kenapa-kenapa gimana?


Keyla gapapa kok. Jalan-jalan sama Alvaro kan bisa lain
waktu. Udah Raini dianter aja sama Alvaro ya,” ucapan
polos Keyla yang membuat Alina kesal sekali.

“Aaah baiknya pacar aku nih,” ucap Alvaro dengan


mengacak-acak rambut Keyla.

“Ck, kan berantakan rambut aku ih.”

“Maaf-maaf sayang. Sini aku rapiin lagi,” dengan Alvaro


yang merapikan kembali rambut Keyla.

68
“Yaudah, iya aku dianter pulang sama Alvaro. Maaf ya
Keyla.”

“Iyaa gapapa Raini.”

“Kalo gitu kamu hati-hati yaa pulangnya. Kalo udah sampai


rumah kabarin aku.”

“Iya bawel, sana ih.”

Setelah Alvaro dan Raini pergi dari UKS barulah Alina


menceramahi Keyla habis-habisan.

“Lo gimana sih! ngapain nyuruh Varo pergi sama si pbb.”

“hah? Pbb!”

“Polos-polos bangsat! lu harusnya tahan Varo. Lo ga liat tadi


Raini tersenyum sinis ke lo!! lo Keyla!! ngerti gak sii!! jangan
percaya sama muka PBB dia! ah terserah lo! udah gua
peringatin juga. Kalo ada apa-apa kedepannya gua dah
kasih tau lu ngerti!”

“Woaahhhhh, deabak!”

“Aaa Alina keren! bisa ngomong panjang lebar, cape gak


lin?” ucap Keyla polos.

69
Sedangkan Alina hanya tepuk jidat melihat kelakuan kedua
sahabatnya.

“Cuma gua yang waras,” ringgis Alina dalam hati.

70
Berubah

K
eesokan harinya Keyla mengajak Alvaro untuk
menjenguk Raini ke rumahnya, karena ia tidak
masuk hari ini semenjak pingsan kemarin.
Alvaro pun menyetujui ajakan kekasihnya.

Sepulang sekolah mereka pun langsung menuju rumah


Raini dan tak lupa membawakannya buah-buahan,
makanan serta vitamin agar Raini segera pulih.

Tidak lama kemudian, mereka pun sampai di rumah Raini.


Keyla dan Alvaro pun di persilakan masuk oleh ART yang
bekerja di rumah Raini. Mereka langsung ke kamar Raini.

Disana terlihat Raini dengan posisi yang masih terbaring


diatas kasur sedang tidur pulas. Awalnya Keyla tidak enak
membangunkannya karena ia merasa Raini masih butuh
istirahat. Namun Raini terbangun dengan sendirinya.

Setelah bangun, Keyla dan Alvaro pun memberikan


bingkisan yang mereka bawa.

“Rai kami bawakan kamu buah, makanan sama vitamin,


dimakan ya biar cepet sembuh,” ucap Keyla.
71
“Wahhh makasih banyak yaa, jadi ngerepotin kalian,” balas
Raini.

“Gapapa ko Rai kamu kan sahabat kami, jadi udah


seharusnya kami peduli,” lanjut Alvaro.

“Sepertinya kondisi kamu belum membaik, sini aku aja


yang suapin kamu buah ya Rai,” pinta Keyla

“Hmmm… kalo boleh gimana kalo Varo aja key,? yang


suapin aku?”

“Ah? iya.. boleh, yaudah aku ambilin piring sama pisau


dulu ya ke dapur.”

Awalnya Keyla merasa tidak ada yang aneh pada sikap


Raini. Tetapi saat Raini meminta untuk disuapi oleh Alvaro
ia sedikit merasa aneh, setelah mengambil piring dan pisau,
Keyla pun kembali ke kamar Raini. Namun apa yang ia
lihat? disana Raini terlihat seperti sedang mencari perhatian
Alvaro.

Keyla mulai merasa aneh dengan Raini dan ia ingat dengan


perkataan Alina di sekolah. Tetapi ia masih belum bisa
percaya dengan ucapan Alina karena belum ada bukti yang
kuat.

72
Kemudian Alvaro pun menyuapi Raini.

“Sini gua suapin ya Rai, buka mulutnya,” pinta Alvaro.

“Nyaammmmm.”

“Enak?”

“Iyah, manis kaya kamu.”

“Bisa aja hahahaha.”

Melihat kedekatan mereka apalagi tatapan Raini untuk


Alvaro bukan seperti sahabat tapi lebih. Bahkan Raini
begitu terlihat seperti mencari perhatian ke Alvaro.

“Gapapa Key, mereka kan cuma sahabat,” batin Keyla.

Sudah 2 jam lamanya Keyla dan Alvaro menjenguk Raini,


karena hari sudah mulai sore Keyla pun mengajak Alvaro
untuk segera pulang.

“Yang, udah sore nihh… pulang yuk.”

“Oh iyaaa, yaudah ayoo.”

Kemudian mereka pun berpamitan kepada Raini dan


ibunya.

73
Satu kejadian yang membuat Keyla tak habisa pikir adalah
dengan spontan Raini memeluk Alvaro di hadapan Keyla.

Dengan wajah polosnya Keyla pun hanya tersenyum, lalu


berpamitan.

“Rai kami pulang dulu ya, jangan lupa istirahat yang cukup,
diminum juga ya vitaminnya.”

“Oke siapp Key, makasih loh jauh-jauh udah jenguk ke


sini.”

“Sama-sama Rai.”

Keyla dan Alvaro pun pergi meninggalkan rumah Raini.

***

Di Minggu pagi, saat ini Keyla beserta kedua abangnya


tengah bersiap untuk melakukan lari pagi, dan jangan
lupakan drama Rifan yang menyebalkan setiap pagi! yah
susah untuk di bangunkan dan paling heboh saat
mendengar di bangunkan.

Setelahnya mereka lari keliling komplek dan menuju taman


komplek yang biasanya selalu ramai di minggu pagi oleh
orang-orang yang melakukan joging pagi ini.

74
"Capeee bang," rengek Keyla.

"Yaudah kamu tunggu sini abang sama Rifan mau satu kali
putaran lagi yaa. Inget ga boleh kemana-mana," kata Rafan.

Keyla yang merasa haus pun ingin membeli minuman


untuk melepaskan dahaganya.

"Mang air putih dinginnya satu, ini uangnya."

"Iya terima kasih neng."

Ia pun meninggalkan warung tersebut dan berniat mencari


kedua abangnya untuk di ajak pulang.

Saat ia ingin meminum tiba-tiba saja ada yang menabraknya


dari belakang.

Brukkkk

"Air minummm gueee, ARGHHH LOO!! gak mau tau


gantiii."

Tanpa aba-aba lelaki itu menarik pergelangan tangan Keyla


saat melihat ada sepedah yang ingin menabraknya. Lalu
posisi mereka saat ini seperti sedang berpelukan.

Ckrek

75
"Foto yang baguss right," perkataan seseorang yang
kemudian pergi dari sana.

Pria tersebut dan Keyla pun bertemu dengan kedua abang


nya. Siapa sangka? ternyata laki-laki itu teman masa
kecilnya Rafan yang selalu bermain di rumahnya.

"Gua Reza Saputra Artamevia, temen kecil lo dulu yang


dulu tinggal di sebelah rumah Lo."

"Hah Reza? apa kabar bro," kata Rafan.

"Reza?" beo Keyla.

"Iya dek ini Eza yang dulu suka jailin kamu berdua sama
Rifan."

Keyla yang mendengarnya pun merasa senang ternyata Eza


kembali ke Indo setelah menyelesaikan pendidikannya di
negeri Paman Syam.

Lalu mereka pun bertukar cerita sambil pulang ke


rumahnya Keyla dengan Eza yang sekalian mampir.

Keyla pergi kekamar untuk beristirahat karena hari ini ia


ada janji dengan Alvaro untuk pergi ke timezone sebagai
ganti acara kemarin yang gagal.

76
Sorenya ia tengah bersiap-siap di kamar. Hingga akhirnya
sang kekasih telah tiba menjemputnya.

"Keylaaa Varonya udah sampe di bawah," teriak bunda


Keyla.

“Iyah bunda ini udah selesai kok,” balas Keyla.

Keyla pun kemudian bergegas menghampiri Alvaro yang


telah menunggunya di ruang tamu. Lalu Alvaro berpamitan
kepada ibunya Keyla.

“Tante kita jalan dulu ya, izin ajak anak tante pergi boleh
kan?” tanya Alvaro.

“Jangan pangil tante dongg, pangilnya bundaa. Iya boleh,


asal pulangnya jangan malam-malam ya.”

“Siap tan, eh.. bunda maksudnya. Yaudah kita pergi dulu…


Assalamu’alaikum.”

“Wa’alaikumsalam."

Setelah basa-basi, Keyla dan Alvaro pun pergi kesalah satu


pusat perbelanjaan di Jakarta.

“Mau makan dulu atau timezone dulu?" tanyaa Varo.

"Timezone."

77
“Oke.”

Tak terasa sudah satu jam lamanya mereka bermain di


Timezone. Setelah itu mereka pergi untuk makan.

“Yang udahan yukk, udah dapet banyak juga hadiahnya nih,


aku laper.”

“Yaudah ayo sayang kita makan.”

Di tengah acara mereka makan. Hp Alvaro pun berdering.


Ternyata itu telepon dari pembantu Raini yang bilang kalau
Raini kembali pingsan karena penyakit yang dideritanya
kambuh.

Bi Inah

“Assalamualaikum den, Raini pingsan.. bisa tolong ke sini


sekerang?”

Alvaro

“Waalaikumsalam, iyah-iyah bi saya akan segera datang,


tolong berikan minyak kayu putih dulu bi agar cepat
sadar.”

Bi Inah

“Baik den.”

78
Varo merasa gelisah setelah mendengar kabar itu, tapi ia tak
mau meninggalkan kekasihnya juga.

Keyla yang melihat raut gelisah Alvaro pun bertanya dan


ternyata Raini penyakitnya kambuh. Akhirnya Varo pun
menceritakan tentang fisik Raini yang lemah, Raini yang
tinggal di Jakarta sendiri dan memiliki penyakit anemia.

“Kamu kenapa yang, kok kelihatannya gelisah gitu?” tanya


Keyla.

“Iyah yang aku baru saja dapat telepon dari bi Inah


memberitahu aku kalau Raini pingsan.”

“HAH ? PINGSAN?”

“Iyah dia memang dari dulu tuh sering pingsan karena


penyakit anemia yang dideritanya.”

“Astagfirullah,” sahut Keyla dengan raut wajah sedih


mendengar cerita tentang Raini dari Alvaro.

“Bi Inah minta aku untuk segera datang ke sana, aku harus
gimana,” tanya Alvaro.

“Yaudah sana pergi aja, tolongin Raini.”

79
“Kamu bagaimana?”

“Yaa gak gimana-gimana, udah sana.”

“Aku juga gak enak sama kamu acara kita hari ini
keganggu.. maaf ya sayang aku gak bisa anterin kamu
pulang.. atau kamu mau ikut?”

“Iyah gapapa kok yang nanti aku minta jemput bang Rifan
aja, aku gak ikut dulu ya soalnya aku ada janji malam ini
mau ngerjain tugas bareng Sesil, Windi dan Alina nanti
mereka akan kerumahku. Kamu hati-hati ya di jalan, salam
buat Raini.”

“Oh gitu okedeh, kamu juga hati-hati ya, kabarin aku kalau
sudah sampai rumah, pasti aku sampaikan salam kamu ke
Raini.”
“Okee.”

“Dahhhh.”

“Byee.”

Setelah Keyla ditinggalkan Alvaro di sebuah restaurant,


Keyla tiba-tiba merasa ada yang janggal terhadap Raini,
karena setiap ia sedang bersama dngan Alvaro, Raini selalu
saja mengganggu waktu pacarannya, ia pun semakin yakin

80
dengan ucapan Alina yang mengatakan kepadanya harus
berhati-hati kepada Raini.

“Kalau di pikir-pikir sepertinya benar juga apa yang


dikatakan Alin deh, pasalnya sikap Alvaro berubah ketika
berjumpa kembali dengan sahabatnya. Apa bener Raini
mempunyai rencana jahat? atau apa Raini bakal rebut
Alvaro dari Kekey? AHHHHH KEKEY GAK MAU ITU
TERJADI,” batin Keyla.

Keyla takut kehilangan Alvaro, ia sudah sangat


menyayanginya, ia tidak mau ada orang ke tiga dalam
hubungannya.

“Kekey gak mau ada orang ke tiga dalam hubungan ini,


please Key tetap berfikir positif, Raini dan Varo itu hanya
sahabatan ingat SAHABAT.. GAK LEBIH,” ucap Keyla.

Ia pun bergegas meninggalkan mall dan memilih pulang


dengan berjalan kaki tanpa pikir panjang, di pertengahan
jalan ternyata langit terlihat gelap dan menandakan akan
turun hujan. Benar saja tidak lama kemudian hujan pun
turun membasahi kota Jakarta. Keyla tidak mempedulikan
itu, ia tetap berjalan sesekali sambil mengingat-ingat ucapan
Alina dan tiba-tiba air matanya membasahi pipi Keyla.

81
“Kalau Varo beneran bermain di belakang dengan
sahabatnya, Kekey gak terima itu, gak ikhlas… apakah
Alvaro saling menyayangi satu sama lain?” batin Keyla.
Dengan masih berjalan dan kondisinya sudah basah kuyup
karena dibasuhi air hujan

Di pertengahan jalan Keyla masih terus menangis, hingga


pada akhrinya tiba-tiba terdengar suara klakson dari arah
samping. Keyla pun sontak terkejut dan menghentikan
langkah kakinya. Seorang laki-laki turun dari dalam mobil
sambil membawa payung.

“Key.. ini kamu kan?” tanya seseorang memastikan.

“Iyah ini Keyla, kamu siapa?” jawab Keyla sambil


menundukkan wajahnya.

“Aku Reza teman kakak kamu itu, heii kamu kenapa basah
kuyup gini?” tanya Reza.

“Ehh ka Eza, i… yah… ka, tadi….”

Sebelum mendengarkan jawaban Keyla, Reza pun langsung


mengajaknya masuk ke dalam mobil dan mengantarkannya
pulang.

82
“Udah-udah sekarang kamu masuk ke mobil kakak terus
kakak antar pulang yah, pasti keluarga kamu khawatir.”

“Baik kak, terima kasih.”

“Sama-sama, kalau boleh tau kenapa kamu bisa pulang


sendirian dan bayah kuyup ditambah dengan menangis
pula?”

“Tadi Keyla pergi dengan pacar Kekey, terus saat kami


sedang asik makan tiba-tiba ponselnya berbunyi dan
ternyata itu dari pembantu sahabatnya yang memberitahu
bahwa sahabat Varo jatuh pingsan, kemudian ia izin ke
Kekey pulang duluan untuk menolong sahabatnya itu,
Keyla pun lansung mengizinkan dan akhirnya Kekey
ditinggal sendirian..”

“Pacar kamu yang bernama Alvaro itu kan?, temannya


kakak kamu juga?”

“Iyah kak, kok kakak tau?”

“Kakak kamu cerita sama kak Eza.”

“Ohhh gitu.”

83
“Iyah, miris sekali cerita kamu Key, kamu yang kuat yaaa..
pertahankan hubungan ini dan tetap positif thinking sampai
kamu bebanr-benar tau yang sebenarnya.”

“Baik kak, tapi Kekey mohon banget sama kak Eza untuk
tidak menceritakan ini semua ke kak Rifan dan Rafan ya.”

“Kenapa gitu Key, supaya kamu terlindungi juga loh.”

“Kekey gak mau buat mereka sedih bahkan bertengkar


dengan Alvaro jika tau semua ini.. Kekey saja yang
menyelesaikan masalah ini kak.”

“Okedeh kakak gak akan ceritakan.”

“Kamu tidur dulu gihh, nanti kalau sudah sampai rumah,


kakak bangunin.”

“Baik ka.”

***

Sesampainya di rumah, Keyla dibangunkan oleh Reza dan


langsung bergegas menuju kamarnya dengan menghiraukan
pertanyaan demi pertanyaan dari bunda dan ke dua
kakaknya.

84
“Heiii anak bunda sayang, kamu kenapa basah kuyup gini,
Varo mana?” tanya bunda.

“Key lu kenapa? ngomong sama gw.” tanya Rifan.

“Adek darimana kamu kenapa basah kuyup gitu?” tanya


Rafan.

Kedua kakak Keyla pun menanyakan soal adiknya kepada


Reza karena ia yang mengantarkan pulang Keyla bukan
Alvaro, namun Reza menjawab ketika ia hendak pergi
kerumah Rifan dan Rafan di pertengahan jalan melihat
Keyla sedang berjalan sendiri dan sudah basah kuyup
kemudian ia berhenti dan mengajak Keyla untuk bareng,
namun saat itu Keyla tidak memberi tahu apa alasannya ia
pulang sendiri tanpa seorang Alvaro.

Di dalam kamar mandi ia menyalakan keran dan kembali


menangis seja-jadinya.

“ALVARO JAHAT!! semenjak kehadiran Raini di


hubungan kita, sikap Varo berubah seratus persen, benar
apa yang dikatakan Alin selama ini hiks,” ucap Keyla sambil
menangis.

“Jika kamu menyayanginya, untuk apa kamu memintaku


selalu bersamamu Alvaro!?” lanjut Keyla.
85
“Sanggupkah Kekey mempertahankan hubungan ini atau
apa hubungan kita sampai di sini saja?” lanjut batin Keyla.

86
Hal Aneh Yang
Dirasakan

S
udah beberapa hari Keyla merasakan hal yang aneh
pada dirinya. Gejala-gejala yang ia alami diantaranya
demam disertai menggigil, mimisan, pucat serta
berat badan menurun.

Tetapi Keyla pikir ini hanya sakit biasa, besok juga sembuh.
Namun kondisi Keyla tidak stabil, sewaktu-waktu Keyla
merasakan hal yang sama seperti itu.

Pada pagi ini, keadaan Keyla sudah mulai membaik, dan ia


sudah memakai seragam lalu bergegas menuju sekolah
dengan diantarkan oleh sopir.

“Key kamu yakin tetap pergi ke sekolah? kondisi kamu


masih belum sehat loh,” tanya bunda sambil meyakinkan
Keyla.

“Iyah bun, Kekey tetap sekolah lagipula udah enakan kok.”


balas Keyla.

87
“Yaudah kalau gitu sarapa dulu ya udah bunda siapin nasi
goreng sama susu.”

“Oke bunda terima kasih ya.”

“Sama-sama sayang, oh yaa berangkat sekolah nya di antar


jemput sama mang Diman aja ya… bunda nanti mau pergi
meeting , kamu jaga diri baik-baik di sekolah kalau ada apa-
apa telepon abang kamua ya sayang.”

“Siap bunda.”

Setelah selesai sarapan, lalu Keyla berpamitan kepada


ibunya.

“Yaudah bun, Keyla berangkat sekolah dulu ya…


assalamualaikum.”

“Iyah sayang waalaikumsalam.. hati-hati dijalan.”

“Iya bunda.”

Sesampainya di sekolah, Keyla mengucapkan terima kasih


kepada mang Diman yang telah mengantarkannya.

“Alhamdulillah sudah sampai neng.”

“Baik mang, terima kasih ya.. nanti Keyla hubungi kalau


sudah pulang.”

88
“Sama-sama, siap neng.”

Tanpa basa-basi ia langsung berlari menuju kelas untuk


menyimpan tas dan langsung baris ke lapangan karena 5
menit lagi akan diadakan kegiatan upacara bendera.

Di tengah-tengah kegiatan upacara, tiba-tiba saja Keyla


pingsan.

“Ya Allah kenapa Kekey tiba-tiba merasakan pusing dan


lemas gini, padahal tadi pagi sudah sarapan,” batin Keyla.

Tidak lama kemudian ia jatuh pingsan. Sontak membuat


teman-temannya yang lain terkejut.

“KEYLAAA,” teriak Sesil.

“YA ALLAH KEY,” lanjut Alina.

“Astagfirullah,” ucap salah satu siswi kelas lain yang berdiri


di samping Keyla.

Teman-temannya langsung menopang Keyla dan


sebagiannya ada yang memanggilkan PMR yang sedang
berjaga di belakang barisan.

Dengan sigapnya petugas PMR datang dan menggotong


Keyla dengan tandu lalu membawanya ke UKS.

89
Sesampainya di UKS, Keyla diberi minyak angin, lalu ia
pun mulai sadar.

“Alhamdulillah kakak sudah sadar,” ucap salah satu anggota


PMR.

“Awww… aku ada dimana?” rintih Keyla sambil memegang


kepalanya yang pusing.

“Kakak ada di UKS sekarang, tadi pingsan saat upacara


bendera.. ini di minum dulu kak obatnya,”

“Baik, terima kasih.”

“Sama-sama.”

Setelah upacara selesai, teman-temannya menghampiri


Keyla ke UKS. Mereka mengkhawatirkan kondisi Keyla.
Wajahnya terlihat sangat pucat.

“Ya Allah Key gimana keadaan lu sekarang? are you okey?”


tanya Sesil dengan perasaan khawatir.

“I’m okay beb.. dah gausah khawatirin gw, tadi cuma kurang
istirahat aja kayanya, soalnya belakangan ini gw sering
banget begadang,” balas Keyla.

90
“Yaudah sahabatku tersayang, jaga kesehatannya jangan
cape-cape nanti pingsan lagi,” sahut Alina.

“Iya Bawelll.”

“Eh bentar-bentar Alin punya berita hot nih.”

“Hot palelu peang Lin, di kira makanan kali.”

“Ihhh Sesil apaan sih bener tau hot news pokoknya, jadi
tadi waktu gua jalan menuju sini, gua mampir dulu tuh ke
kantin buat beli minum secara kan abis upacara cape yee
kan terus keringetan, nah tanpa sengaja gua liat Alvaro sama
si cewe gatel itu kek mesra banget anj! mana tu cewe
bergelayut manja di lengan alvaro. Teruss yee Alvaro kaga
risih malah dia kek seneng.”

“HAH? MAKSUD LU SIAPA SIH CEWE GATEL,”


tanya polos Keyla.

“Masa kalian gak tau siiii… itu loh yang namanya Rai….”

“Raini Lin.”

“Nah iya dia.”

“Masa sih, gua gak percaya Lin,” balas Keyla.

“Nih kalau lu ga percaya Key, gua tadi sempet foto juga.”

91
“Astagaa…. Varo,” ucap Keyla dengan raut wajah tidak
percaya sambil menahan air matanya agar tidak jatuh.

Ternyata perasaan Keyla benar, sejak satu bulan


belakangan ini Keyla merasakan ada yang aneh dengan
sikap Alvaro kepadanya, bagaimana tidak. Kekasihnya
selalu memberikan perhatian lebih kepada sahabatnya di
banding pacar. Bahkan di saat Keyla dan Alvaro quality
time berdua pun Reina tetap menganggunya, alhasil Alvaro
pergi meninggalkan Keyla sendirian.

“Benerkan apa yang gua bilang Key, Raini itu bukan wanita
baik-baik, sebenarnya dia ingin merebut Alvaro dari lu, lu
harus sadar itu KEY gw gak mau sahabat gw sakit hati.”

Keyla hanya mendengarkan nasihat Alin dan ia pun belum


menceritakan kejadian saat di mall kepada sahabat-
sahabatnya, Keyla tidak mau membuat sahabat-sahabatnya
sedih. Ia lebih memilih untuk menyelesaikannya sendiri.

“Sepertinya Kekey tidak usah menceritakan kejadian


kemarin di mall ke sahabat-sahabat Kekey, lebih baik
Kekey saja sendiri yang menyelesaikannya dan mencari
bukti yang kuat agar Kekey bisa memutuskan sesuatu
dengan matang,” batin Keyla.

92
“Yaudah Key masalah itu lupain dulu, yang penting lu sehat
dulu ya, ingatt! kesehatan itu penting !”

“Iya cabatkuu sayang.”

“Yaudah gw telepon abang lu dulu ya biar anter pulang lu


ke rumah.”

“Okedeh.”

Sesil pun memberi tahu keadaan Keyla kepada kedua


kakaknya.

“Assalamualaikum kak Rifan ini Sesil, Keyla jatuh pingsan


saat upacara dan sekarang berada di UKS.”

“Waalaikumsalam Sil, HAH PINGSAN? OKE-OKE


SEKARANG GUA DAN RAFAN KESITU, TOLONG
JAGAIN KEYLA DULU,” balas Rifan dalam sambungan
telepon.

Beberapa menit kemudian, tibalah kedua kakaknya di


UKS. Terlihat dengan jelas kekhawatiran mereka kepada
adik kesayangannya.

“Heiii lu kenapa bisa pingsan gini, emangnya tadi gak


sarapan?” tanya nyerocos Rifan.

93
“Adek kenapa, ada yang sakit gak badannya? kok bisa kaya
gini sih?” lanjut Rafan dengan lembut.

“Aku gak papa kok bang, Kekey cuma kecapean sama


pusing sedikit aja, cuma butuh istirahat sebentar aja nanti
juga sembuh.”

“Beneran gapapa?”

“Iyah bener kok.”

“Yaudah kalau gitu biar bang Rifan anter kamu pulang ya,
nanti abang yang urus izin ke guru piket sama wali kelas
kamu.”

“Mmmmm….”

“Rif lu tolong anterin Keyla ya, pastikan ia selamat sampai


rumah dan antarkan sampai dalam kamarnya kemudian
minta bi Wati untuk berikan obat.”

“Siap bosquee.”

****

Sesampainya di rumah, keadaan terlihat sepi karena kedua


orang tuanya sedang melakukan perjalanan bisnis. Lalu

94
Rifan meminta Keyla untuk istirahat total di kamar.
Sedangkan ia kembali ke sekolah.

Setelah beberapa menit kemudian, ia melihat kondisi


tubuhnya yang aneh dan hidungnya mengeluarkan darah.
Saat itu juga ia bergegas menuju ke rumah sakit dengan
manaiki taxi.

Sesampainya di rumah sakit, ia menemui dokter Richard


untuk memeriksakan kondisi tubuhnya.

"Dok, saya akhir-akhir ini gampang sekali memar, lemas


dan demam," keluh Keyla kepada dokter.

“Coba saya periksa dulu, silahkan ananda berbaring diatas


brankar.”

“Baik dok.”

Setelah dokter memeriksa kondisi Keyla, lalu dokter


tersebut menyarankan Keyla untuk melakukan test lab agar
mengetahui penyakit yang ia derita.

“Saya belum bisa memastikan penyakit apa yang kamu


derita, saran saya agar dilakukan test lab darah kamu untuk
mengetahui penyakit yang kamu derita.”

“Baik dok akan saya lakukan, terima kasih.”


95
“Sama-sama.”

Setelah melakukan test lab ternyata hasilnya baru bisa Keyla


ambil setelah dua hari kemudian.

***

Dua hari kemudian, Keyla pergi ke rumah sakit yang sama


untuk mengambil hasil test lab yang ia lakukan beberapa
hari yang lalu. Saat melihat hasilnya ia sangat syok karena ia
divonis mengidap penyakit leukimia stadium 3.

Dengan hasil tersebut Keyla berniat untuk


menyembunyikan penyakit yang ia derita dan ia meminta
kepada dokter tersebut untuk tidak memberitahukan
kepada keluarganya.

“Dari hasil test lab, ternyata anda mengidap penyakit


leukimia stadium 3, untuk dapat sembuh dari penyakit
ganas tersebut, anda harus segera melakukan kemoterapi
dan cuci darah, jika tidak segera dilakukan maka itu akan
sangat berbahaya untuk nyawa anda.”

“Baik dok, terima kasih atas informasinya, saya mohon


dokter untuk tidak memberitahukan penyakit yang saya
derita kepada keluarga saya.”

96
“Baik kalau begitu, tetap semangat ya menjalani proses
penyembuhan dan jaga pola hidup yang sehat.”

“Baik dok.”

97
Koma

S
elama beberapa bulan Keyla hanya bolak-balik
kerumah sakit dengan ditemani oleh Reza untuk
mengambil obatnya. Bahkan Reza dan dokter
Richard selalu kompak untuk membujuknya. Sekarang
dokter Richard sudah menjadi dokter pribadi Keyla atas
kemauannya sendiri.

Dokter Richard dan Reza tak ada lelah-lelahnya menyuruh


Keyla untuk melakukan kemoterapi. Mereka sudah sangat
geregetan dengan Keyla yang sangat keras kepala itu.
Mereka juga ingin sekali memberitahukan keluarga Wijaya
tentang kondisi Keyla yang saat ini begitu memprihatinkan,
hanya saja semua itu angan-angan mereka. Karena mereka
sudah terikat janji dengan Keyla.

Mereka hanya bisa berharap saja semoga Keyla tiba-tiba


kemasukan jin atau apapun itu supaya ia mau untuk
melakukan perawatan intensif.

98
Seperti saat ini, di ruangan dokter Richard yang selalu ramai
dengan dua orang yang selalu khawatir dan satu orang yang
dengan santainya selalu berkata baik-baik saja.

“Dek, mau sampai kapan kamu hanya minum obat-obat


ini? kemo aja yuk biar kamu cepat sembuh, emang kamu
ga kangen jalan-jalan sama abang heh?”

“Semua obat-obat yang kamu konsumsi selama ini tuh


cuma bisa mengurangi rasa sakitnya saja bukan
menghilangkan ataupun menyembuhkan penyakit kamu,”
ucap dokter Richard. “Bahkan akhir-akhir ini kamu sudah
tidak meminum obatnya bukan?” lanjutnya dengan
menghela nafas lelah dan sedikit memijit pangkal
hidungnya.

“Whatttt?!! lo udah ga minum obat? gila lo Key!” pekik


Reza.

“Ehh ehehheee…. iya lupa soalnya,” jawab Keyla beralasan.

“Mau sampai kapan kaya gini terus sih dek?” tanya dokter
Richard lembut.

“Jangan banyak alasan Keyla! kalo kamu kaya gitu terus


gimana kamu mau sembuh hah?!” ucap Reza marah.

99
“Sudahlah terserah kamu! jangan salahin kakak kalau kakak
bakalan kasih tau semua ini ke keluarga kamu!” lanjut Reza.

Keyla yang mendengar ucapan Reza pun sontak


memebelakakkan matanya. Bagaimana bisa Reza ingin
memberitahukan kepada keluarganya! hah iya menyesal
telah memberitahukan tentang penyakitnya waktu itu
kepada Reza.

“Kok kakak gitu sih! kan kakak udah janji ngga akan ngasih
tau keluarga aku tentang penyakit ini. Nanti juga kalo udah
saatnya aku bakalan kasih tau keluarga aku tentang semua
ini,” ucap Keyla.

Mendengar ucapan Keyla seperti itu mereka pun hanya bisa


menatap satu sama lain dan berharap semoga yang di
ucapkan Keyla itu benar adanya.

***

Setelah perdebatan panjang, Keyla pun memutuskan untuk


pulang ke rumahnya. Sesampainya dirumah ia melihat
suasana rumah yang sepi.

“Sepertinya belum pada pulang,” batin Keyla.

100
Setelah itu ia pun berjalan menuju kamarnya. Sesampainya
di kamar, ia merebahkan dirinya dikasur sambil membuka
handphone.

“Gak ada kabar sama sekali?” gumam Keyla. Kemudian


Keyla beristirahat dikarenakan ia merasa badannya benar-
benar lemas.

***

Saat jam menunjukkan pukul 11:30 malam, handphone


Keyla berdering. Ternyata ada panggilan masuk dari
Windi.

“Key, lu dimana ? tolongin gua sekarang juga !!!” ucap


Windi dengan nada cemas.

“HAH? LU KENAPA WIN?, BILANG SAMA GW,”


jawab Keyla.

“Please tolongin gua sekarang juga, gua takut orang-orang


itu ngejar gua Key.”

“Oke lu tenang, gua bakal tolongin lu, shareloc sekarang


juga, gua otw.”

101
Setelah mendapat telepon dari Windi, tanpa pikir panjang
Keyla pun langsung bergegas menuju tempat dimana Windi
berada.

Sesampainya disana Keyla merasa bingung dengan tempat


yang ia datangi.

“Bener ini tempatnya?, tapi kok tempatnya kaya begini sih,


ah udahlah masuk aja,” batin Keyla.

Tidak lama kemudian handphone Keyla bergetar.

Tingg

“Gua di lantai 2 kamar nomor 342 Key,” pesan masuk dari


Windi.

Kemudian Keyla langsung masuk ke tempat tersebut.


Sesampainya didalam, ia tercengang dengan suasana yang
terlihat ramai. Disana terdapat orang-orang yang sedang
menari dengan diiringi musik yang sangat kencang. Tanpa
menghiraukan suasana tersebut, Keyla pun kemudian
bergegas menuju lantai 2.

Di kejauhan, Reza melihat seorang wanita mirip seperti


Keyla.

102
“Kok itu mirip Keyla ya, tapi masa dia datang ke tempat
seperti ini, ah tidak mungkin,” batin Reza.

Dengan rasa penasaranya, Reza pun mengikuti wanita


tersebut dari jauh.

Sesampainya di lantai 2, lalu Keyla pun langsung mencari


kamar 342. Keyla menelusuri kamar satu persatu, sampai
ia akhirnya menemukan kamar dengan nomor 342. Tanpa
berpikir panjang, Keyla langsung memasuki kamar
tersebut.

“Win, Windi lo dimana?” teriak Keyla.

Ternyata di dalam kamar tersebut Keyla tidak menemukan


Windi melainkan seorang laki-laki yang sedang mabuk.
Saat Keyla hendak pergi dari kamar tersebut, tiba-tiba
tangan Keyla di tarik hingga akhirnya ia terjatuh di pelukan
laki-laki tersebut.

“Heii cantik, mau kemana ? temani om sebentar,” ucap


laki-laki tersebut sambil memainkan rambut Keyla.

Keyla merasa sangat ketakutan, kemudian ia memberontak.

103
“LEPAS, LEPASIN GUA. Lo siapa ? kenapa ada di kamar
ini ? Windi mana ?!! teriak Keyla sambil berusaha
memberontak.

“Sssttt, diam sayang. Mari kita bersenang-senang sebentar.”


ucap laki-laki tersebut di telinga Keyla.

Mendengar ucapan tersebut, sontak membuat Keyla teriak,


“LEPAAASS !! TOLONGGG, AAAA !!!!

Setelah mendengar suara teriakan, akhirnya Reza


memutuskan untuk mendobrak pintu kamar. Dilihatnya
seorang laki-laki yang memeluk Keyla dengan keadaan yang
berantakan.

Melihat kondisi tersebut, tanpa berpikir panjang Reza pun


langsung memukuli laki-laki itu secara membabi buta.

Reza langsung menarik tangan Keyla dan membawanya


pergi dari tempat tersebut. Setelah sampai di mobil, Reza
berusaha menenangkan Keyla yang masih merasa sangat
ketakutan.

“Keyla, ini minum dulu,” ucap Reza sambil memberikan


air putih kepada Keyla.

104
Setelah dirasa Keyla sudah agak tenang, Reza kemudian
menanyakan yang sebenarnya terjadi.

“Mengapa kamu bisa sampai ke tempat seperti ini ?” tanya


Reza. Kemudian Keyla menceritakan bagaimana dia bisa
datang ke tempat tersebut. Akhirnya Reza memutuskan
untuk mengantar Keyla pulang ke rumahnya.

***

Di sisi lain, Windi dan Raini merasa sangat kesal karena


rencananya gagal.

“Aarrgghh,, gimana bisa gagal si. Kok bisa ada orang yang
nolongin dia. Lo gimana si ?” bentak Raini.

“Iya gua juga ga tahu, kenapa bisa ada yang nolongin dia.
Ah iya, gua baru ingat. Kita kan punya foto dan videonya.
Gua ada rencana lain,” ucap Windi.

Mereka berdua pun saling bertatapan sinis.

***

Keesokan harinya, sekolah digemparkan dengan adanya


foto yang ditempel di mading. Para siswa berbondong-
bondong untuk melihatnya. Setelah itu Keyla pun menjadi
trending topik di sekolah.
105
Sesampainya di sekolah, Keyla berjalan menuju kelas.
Akan tetapi, selama perjalanan menuju kelas, Keyla
mendapat cibiran, sindiran, dan cemoohan.

“Oohhh ini orangnya.”

“Gua kira polos, ternyata uppss.”

“Ooohh, demennya sama yang tua-tua yah.”

“Gila Alvaro yang seganteng itu dikhianatin.”

“Uhuyy,,, semalem berapa nih Key?”

Keyla yang mendengar itu merasa kebingungan.


Sesampainya di kelas, sahabat-sahabatnya langsung
meghampiri dan memberitahu kalau ada foto dia bersama
laki-laki yang ditempel di mading sekolah.

Tanpa berpikir panjang, Keyla langsung lari menuju


mading dan disusul oleh para sahabatnya. Saat mereka
sudah hampir sampai di depan mading sekolah, disana
terlihat kerumunan para siswa. Lalu Keyla pun menerobos
kerumunan tersebut dan mencopot foto-fotonya.

Sontak saja Keyla teriak,

“Siapa yang menempel foto-foto ini ?” tanya Keyla marah.

106
Tidak ada satupun yang menjawabnya. Mereka semua
hanya terdiam dan membisu. Lalu Alina pun
membubarkan kerumunan tersebut.

“Sana-sana pergi kalian !!” ucap Alina.

Kemudian mereka pun mendapat sorakan dari para siswa

“Huuuuuuu.”

Sesil pun menenangkan Keyla yang marah.

“Sabar ya Key, kita semua percaya kok sama lo,” ucap Sesil.

“Iya Key gw yakin lu anak baik-baik. Ga mungkin ngelakuin


hal seperti itu,” kata Windi.

Keyla hanya bisa terdiam dan memikirkan siapa pelaku


yang menempel foto itu.

“Apa mungkin Windi pelakunya, dia kan yang menyuruh


datang ke tempat itu. Ahh,, tapi tidak mungkin dia sejahat
itu,” batin Keyla.

Tidak lama setelah itu, datanglah Alvaro dan kawan-kawan


menghampiri Keyla. Terlihat raut wajah Alvaro yang sangat
marah.

Plaakkk

107
Satu tamparan hebat mengenai pipi kiri Keyla. Keyla hanya
bisa terdiam sambil memegangi pipinya.

“Gua gak nyangka lo semurahan ini,” ucap Alvaro dengan


marah.

“Aku salah apa, kok kakak nampar aku?” ucap Keyla


sambil menahan tangis.

“Gila lo, asal main tampar-tampar aja dan lu nuduh


seenaknya hanya dengan melihat foto itu, mungkin aja itu
editan kan kita juga gak tau.. lu juga gak tau kejadian yang
sebenarnya kek gimana, kasih kesempatan ke Keyla untuk
menjelaskannya!!.. liat! kalo semua ini ga bener dan lo
nyesel ngelakuin ini ke Keyla gua adalah orang pertama
yang ngetawain lo!!” ucap Alina yang sambil memeluk
Keyla.

“LU MASIH TANYA KENAPA, UDAH JELAS-JELAS


LO SALAH, KECEWA GUA SAMA LO, LEBIH BAIK
KITA BREAK AJA,” balas Alvaro.

“GAK… GAK.. aku gak mau kita break, aku bisa jelasin
semuanya ini semua cuma salah paham,” balas Keyla.

108
“Gak ada yang perlu di jelasin lagi, gua udah tau semuanya.
DASAR MUNAFIK,” ucap Alvaro sambil berlalu
meninggalkan Keyla begitu saja.

Keyla menangis tersedu-sedu karena perlakuan Alvaro


kepadanya.

“HAHAHA KENA LU,” batin seseorang.

“Sabar ya Key… kita semua tau kok lu gak bakal ngelakuin


itu,” ucap Leon sambil menepuk pundak Keyla.

Raini diam-diam tersenyum sinis kepada Keyla yang sedang


melihat kearah ia dan Alvaro tanpa sepengetahuan teman-
temannya.

“Tenang Key, gua bakal cari bukti kalau lu tuh gak seperti
yang ada di foto itu, gua yakin pasti ada dalang di balik
semua ini,” batin Alina.

***

Bel berbunyi, jam pelajaran pertama pun di mulai. Keyla


dan teman-temannya memasuki kelas. Selang beberapa
menit masuklah seorang guru yang mengajar mata pelajaran
matematika. Saat akan memulai pelajaran, tiba-tiba

109
terdengar suara panggilan kepada Keyla melalui speaker
sekolah.

“Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh…


panggilan untuk siswi yang bernama Keyla Anastasya
Wijaya di tunggu di ruang BK sekarang juga. Terima kasih.”

Mendengar panggilan tersebut, Keyla pun meminta izin


kepada guru yang sedang mengajar di kelasnya. Lalu ia pun
berjalan menuju ruang BK. Saat ia melewati lapangan bola
basket yang ramai oleh siswa-siswi kelas lain. Disana Keyla
tiba-tiba terkena lemparan bola basket. “Awww”… teriak
Keyla sambil melihat kearah lapangan bola.

Dari arah depan salah satu pemain bola basket tersebut


berteriak kepada Keyla “woi hidung lu berdarah.” Lalu
Keyla pun memegang hidungnya yang ternyata benar-benar
berdarah, tak lama kemudian ia pun jatuh pingsan.

Rifan yang sedang berdiri di depan meja piket karena


mendapat hukuman telat datang ke sekolah, tanpa sengaja
melihat kearah lapangan basket dan terlihat olehnya Keyla
yang jatuh pingsan karena terkena bola.

“KEYLAAAA,” teriak Rifan.

110
Kemudian ia dengan sigap berlari ke arah Keyla dan
membawanya ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, Rifan terkejut mendengar


penjelasan dokter yang mengatakan bahwa Keyla mengidap
penyakit leukimia stadium 3. Karena selama ini adiknya itu
tidak pernah memberitauhu dia dan keluarganya tentang
penyakit yang ia derita. Dokter pun menyarankan agar
Keyla dibawa ke rumah sakit besar yang memiliki peralatan
medis lebih lengkap.

Rifan pun menghubungi orang tuanya dan memintanya


untuk segera pulang karena kondisi Keyla yang sangat
mengkhawatirkan.

“Assalamualaikum bun, Keyla bund, Keylaa,” ucap Rifan


dalam sambungan telephone.

“Waalaikumsalam, iya bang kenapa kamu panik gini,


emang ada apa dengan adikmu?” jawab bunda.

“Keyla…. masuk rumah sakit bun, Rifan mohon pulang


sekarang juga dan datang ke rumah sakit Cahaya Bunda.”
ucap Rifan sambil menangis.

“Baik, kami pulang sekarang juga,” balas bunda.

111
Sesampainya kedua orang tua Keyla di rumah sakit, lalu
mereka langsung membawa Keyla ke rumah sakit yang
lebih lengkap peralatan medisnya. Disana ia menjalani
kemoterapi. Akan tetapi, kondisi Keyla semakin
memburuk dan akhirnya ia dinyatakan koma.

***

Sedangkan di sisi lain, dua orang bertemu di belakang


sekolah membicarakan rencana mereka yang berhasil
menjebak Keyla.

“Untung gak ada orang lain yang liat, kalau sampe mereka
tau pelakunya adalah kita… abislah kita!!”

“HAHAHA iyaa bener untung gak ada yang liat. Lu liat ga


sih ekspresinya Keyla nangis tersedu-sedu gitu.. kocak
banget pengen ketawa jadinya tapi untungnya bisa gue
tahan… lebih parahnya lagi Alvaro kemakan omongan
gue.”

“HAHAHA bego juga ya si Alvaro, bisa-bisanya dia lebih


percaya sama lu dibanding pacarnya sendiri.”

“Udahlah gua balik ke kelas duluan, takut ada yang liat kita
disini bisa panjang urusannya nanti.”

112
“Oke.”

Tanpa disadari oleh mereka, ada satu orang yang sedari tadi
merekam pembicaraan mereka.

113
Penyesalan

S
aat ini keluarga besar Keyla dan teman-temanya
berkumpul di depan ruang ICU menunggu dokter
yang sedang memeriksa perkembangan Keyla.
Sudah tiga minggu lamanya Keyla dinyatakan koma,
kondisinya tidak ada peningkatan sama sekali. Bahkan
dokter memprediksi umur Keyla kurang dari tiga bulan lagi.

“Saya sudah berusaha semaksimal mungkin, kita harus


tetap berdoa agar Keyla ada perkembangan dan segera
sadar dari koma,” ucap dokter.

Mendengar ucapan dokter tersebut orang tuanya pun


menangis tersedu-sedu.

“Yah, anak kita yah, lihat dia disana terbaring tidak


sadarkan diri. Hati bunda gak tenang yah, bunda gak tega
lihat Keyla seperti itu, kenapa gak bunda aja yang berada di
posisi itu yah? ini semua salah bunda, gak bisa jaga anak
perempuan kita satu-satunya dalam keluarga ini, bunda gak
becus,” tangis bunda pecah.

114
“Kita harus bisa sabar bun, perkuat do’a kepada Allah agar
anak kita bisa segera siuman,” ucap ayah menenangkan.

Apalagi kedua kakaknya yang merasa gagal menjaga adik


tersayangnya. "Argggg.. gua abang gak becus, gak bisa jagain
Keyla," teriak Rafan yang merasa bersalah.

“KEYLAAA, HIKS.. tolong bangun Key, kita semua


sayang lo,” teriak Sesil

“Tenang Key, gua bakal ungkap semua kebenaran itu..


semua bukti sudah ada di tangan gua,” batin Alina.

***

Di sisi lain, Alvaro yang saat ini berada di parkiran bersama


Raini. Ia mulai teringat akan perkataan Alina dan mulai
merasa kehilangan Keyla karena sudah beberapa 1 bulan
lamanya tidak masuk sekolah.

Sepulang sekolah, Alina dkk berusaha mencari Alvaro


untuk mengungkapkan kebenaran mengenai Keyla dengan
bukti-bukti yang ia miliki.

“ALVARO…” teriak Alina dengan berjalan menghampiri


Alvaro.

115
Alvaro yang mendengar teriakan Alina pun sontak
menolehkan kepalanya ke arah kanan, terlihat dengan jelas
raut wajah Alina yang begitu sangat marah.

“HEH BRENGSEKK SEHARUSNYA LO ITU ADA DI


SAMPING KEYLA SAAT INI.. LO NGAPAIN
BERDUAAN SAMA CEWE PPB INI?, gua punya fakta
yang mengejutkan yang akan buat lu menyesel.. lu mau tau
kan siapa pelakunya yang menyebarkan foto Keyla di
mading sekolah?” ucap Alina.

“Lo apa-apaansi datang tiba-tiba marah ga jelas.. lagian juga


si cewe murahan itu lagi sama om-omnya,” balas Alvaro
dengan santainya.

“Sekali lagi lo bilang sahabat gua murahan gua tampar lo,


yakin lu masih percaya sama mulut uler ini?”

“Astagfirullah Alina kok kamu ngomongnya gitu sih sama


aku, punya salah apa aku sama kamu?” kata Raini dengan
muka sok polos.

“UDAH DEH GAK USAH SOK POLOS GITU LU,


GUA UDAH TAU SEMUA KELAKUAN LU
DIBELAKANG ALVARO GIMANA!, DIA CEWE

116
YANG LU BELA-BELAIN SELAMA INI TERNYATA
BUSUK” lanjut Alina.

“HAH? maksud lu gimana?” tanya Alvaro bingung.

“Dia yang jebak Keyla dan dia juga yang nyebar foto Keyla
di mading sekolah, gua punya bukti semua kelakuan
busuknya,” ucap Alina sambil menyerahkan rekaman dan
bukti lainnya “DIA GAK SENDIRI, WINDI YANG
MEMBANTU MELANCARKAN SEMUA INI.”

Alvaro yang mendengar dan melihat bukti-bukti tersebut


pun merasa syok dan tidak menyangka bahwa dalang dari
semua ini adalah sahabatnya sendiri. Sedangkan Raini dan
Windi yang mendengar ucapan Alina seketika raut
wajahnya berubah menjadi pucat pasi.

“RAI, APA BENAR SEMUA INI ?”

“Ngg…ngggak.. semua itu bohong, kamu percaya kan sama


aku? semua ini ulah Windi.. a…ak…aku gak tau apa-apa,”
ucap Raini dengan membela diri.

“Bohong, semua ini rencana kita berdua gak cuma gua. Lu


gak usah bohong deh Rai,” ucap Windi dengan jujur.

“LOOO!” tunjuk Raini tepat di depan wajah Windi.

117
“Apa yang mau aku percayai lagi dari kamu?, semua udah
ada buktinya, aku benar-benar kecewa.”

“Iya iya aku ngaku, semua ini memang aku yang ngelakuin,
karena aku suka sama kamu, aku gak suka kamu pacaran
sama Keyla.”

“GILA KAMU.. KAMU KAN TAU AKU SAYANG


SAMA KEYLA, ARGHHHHH, PERGI KAMU
SEKARANG JUGA DAN JANGAN TEMUI AKU
LAGI!!!” bentak Alvaro dengan raut wajah sangat marah.

Alina yang melihat perdebatan itu pun hanya bisa


tersenyum sinis dan tertawa “HAHAHA, AKHIRNYA
KEBONGKAR JUGA SIFAT ASLINYA, UPSS.”

Raini yang merasa sudah terpojoki dan di permalukan,


kemudian ia pergi begitu saja. Sedangkan Sesil hanya
meihat perdebatan di depannya sambil memakan cemilan
yang ia bawa.

Lain halnya dengan Alvaro, ia hanya termenung mengingat


kelakukannya yang sudah sangat di luar batas kepada Keyla.
ia merasa sangat menyesal. Kemudian ia pun ingin meminta
maaf kepada Keyla dan menanyakan keberadaan
kekasihnya kepada Alina.

118
“Lin, tolong kasih tau gua dimana Keyla sekarang?” tanya
Alvaro.

“Cihh, ngapain lo baru sekarang nanyain Keyla.. kemaren-


kemaren kemanee ajee?” balas Alina sinis.

“Gua minta maaf, gua ngaku gua salah.. gua nyesel, please
kasih tau gua dimana keberadaan Keyla. Gua mau minta
maaf sama dia, gua mau perbaiki semuanya,” ucap Alvaro
dengan rasa bersalahnya.

Alina hanya bisa terdiam dan melirik sinis Alvaro.


Kemudian ia pun langsung berlalu begitu saja tanpa
menghiraukan pertanyaan Alvaro.

Berbeda halnya dengan Sesil yang begitu polosnya malah


memberitahukan keberadaan Keyla saat ini dan
menceritakan kondisinya.

“Oh Keyla, dia sekarang lagi koma,” kata Sesil sambil


mengunyah cimol.

“HAH YANG BENER SIL?” tanya Alvaro syok.

“Iya.”

119
Setelah Sesil memberitahukan kondisi Keyla kepada
Alvaro, lalu ia berlalu meninggalkan Alvaro dan
menghampiri Alina.

Alvaro yang mendengar tentang kondisi kekasihnya


tersebut merasa sangat kecewa kepada dirinya sendiri.
Apalagi saat terakhir kali ia bertemu dengan Keyla, saat itu
ia membentak dan menamparnya.

“Key maafin aku, aku belum bisa jagain kamu,” sesal


Alvaro.

Alvaro merasa menyesal telah berburuk sangka kepada


Keyla. Ia pun menghubungi Keyla untuk meminta maaf,
namun tidak ada jawaban, lalu ia berusaha mencari
keberadaan Keyla dengan mendatangi rumahnya. Namun
sesampainya di rumah Keyla, satpam yang berjaga
menjawab tidak tahu dimana keberadaan Keyla saat ini.

Alvaro tidak menyerah begitu saja, lalu ia menghubungi


teman-temannya Keyla yang lain tapi tidak ada satupun yang
memberitahu keberadaan Keyla. Tidak hanya itu, kedua
kakaknya Keyla pun tidak dapat di hubungi. Rumah sakit
satu per satu sudah ia datangi. Namun, hasilnya nihil.

120
Satu minggu sudah Alvaro mencari keberadaan Keyla.
Karena merasa kasihan melihat penyesalahan dan rasa
bersalah Alvaro saat itu. Akhirnya salah satu teman Keyla
memberitahu keberadaan Keyla kepada Alvaro melalui
chat, ia mengatakan bahwa Keyla sedang koma di rumah
sakit Cahaya Bunda dan berada di ruang ICU.

Ting

“Assalamualaikum kak.. ini Sesil, kalau kakak mau tahu


kondisi Keyla saat ini, datang ke rumah sakit Cahaya
Bunda ruang ICU”

Mendapat kabar tersebut, perasaan Alvaro tidak karuan


dan ia langsung bergegas menuju rumah sakit tersebut.
Sesampainya di rumah sakit, Alvaro langsung menuju ke
ruang ICU tempat dimana Keyla dirawat.

Alvaro pun masuk ke ruangan tersebut lalu memegang


tangan Keyla sambil menangis dan terus mengucapkan kata
maaf.
“Key bangun…”

“Bangun Key, maafin akuuu… yang selama ini selalu


nyakitin hati kamu bahkan tak percaya dengan ucapan
kamu, aku benar-benar menyesal.”

121
“Bangun yaa sayang, kita mulai lagi dari awal. Aku janji gak
bakalan ulangi lagi.”

Tanpa Alvaro sadari, tangan Keyla pun tiba-tiba bergerak


dan perlahan matanya mulai terbuka.

“Va…ro,” ucap Keyla dengan suara lirih.

Mendengar suara lirihan Keyla, Alvaro merasa senang.


Kemudian ia berkata “iya sayang, sebentar ya aku panggilin
dokter, kamu tahan yaaa.. sebentar.”

Namun, ketika Alvaro hendak pergi memanggil dokter.


Keyla menahan tangannya. Lalu melepaskan oksigen yang
ia pakai.

“Maa…af,” ucap Keyla lirih.

Setelah mengucapkan kata maaf tersebut, tidak lama


kemudian detak jantung Keyla berhenti terlihat di monitor
Elektrokardiogram.

“KEYLAAAAAAA BANGUNNNN SAYANGG,” teriak


Alvaro histeris.

Lalu ia berlari memanggil dokter untuk memeriksa kondisi


Keyla.

122
“DOKTERR.. DOKTERR.. TOLONG PACAR SAYA
DOK, TOLONG PERIKSA KONDISINYA, DETAK
JANTUNGNYA BERHENTI,” ucap Alvaro di hadapan
dokter.

“Baik, silahkan tunggu di luar!.. akan kami periksa dulu,”


ucap dokter.

Alvaro pun keluar dari ruangan tersebut, dan hanya bisa


melihat dari kaca pintu melihat Keyla yang sedang berjuang
di dalam sana. Di sisi lain, tangis keluarga Keyla pun pecah.
Terlebih bundanya jatuh pingsan saat melihat detak jantung
anak kesayangannya berhenti.

“Key, kamu pasti kuat… kita semua mendoakan kamu


disini,” batin Alina.

Di dalam ruangan, dokter beserta suster sedang berusaha


semaksimal mungkin untuk mengembalikan detak jantung
Keyla dengan menggunakan alat defribrilator. Namun, tak
berhasil juga.

Setelah beberapa menit kemudian, dokter pun ke luar


ruangan dan memberitahukan kondisi Keyla.

“Maaf pak, bu… kami sudah berusaha semaksimal


mungkin. Namun Tuhan berkehendak lain, Keyla telah
123
meninggal dunia.. yang sabar yaa.. kami turut berduka cita,”
ucap dokter.

Mendengar ucapan dokter tersebut, sontak membuat


keluarga Keyla menjerit histeris lalu memasuki ruang
tersebut.

“KEYLAAAAAAAAAAAA… BUNDA SAYANG


KEYLA, TOLONG BANGUN NAK,” teriak bunda
Keyla yang histeris melihat anaknya yang dinyatakan
meninggal.

Sedangkan kedua kakaknya hanya bisa menangis melihat


adiknya yang sudah tidak bernyawa.

“KEYY BANGUN KEYYY, INI ABANG RIFAN.”

“KEY BANGUN, INI GUA SAHABAT LU.. BUKA


MATA LU.”

“SAYANGGGGG… NGGAK… NGGAK.. KAMU


BERCANDA KAN? KAMU CUMA NGEPRANK AKU
KAN? KAMU GAK BOLEH NINGGALIN AKUUU!!,
PLEASE BANGUN, AKU JANJI GAK BAKAL
NGECEWAIN KAMU LAGI.”

***

124
Ke esokan harinya, seluruh keluarga besar Keyla
berkumpul di rumah Keyla untuk melakukan pemakaman.
Bukan hanya itu, keluarga Alvaro, teman-teman Keyla,
sahabat dan seluruh guru ikut mengantarkan Keyla ke
tempat peristirahatan terakhirnya.

Setelah proses pemakaman selesai. Satu per satu orang


meninggalkan pemakaman. Hingga yang tersisa hanyalah
keluarg Keyla, sahabat dan Alvaro.

Mereka masih tidak menyangka, ternyata Keyla


meninggalkan mereka secepat ini.

“Keyla yang tenang ya disurga, bunda mau pulang dulu..


disini bunda doakan kamu terus,” kata bunda sambil
menangis dan ditenangkan oleh suaminya.

“Hiks,, kamu udah gak ngerasain sakit lagi ya dek, kamu


udah tenang disana,” ucap Rifan sambil menangis tersedu-
sedu.

“Allah lebih sayang sama kamu dek, insyaallah kita semua


sudah ikhlas, maafin abang belum bisa jadi kakak yang baik
buat kamu,” lanjut Rifan.

125
“Key, maafin kita ya kalau punya salah sama lu.. kita semua
sayang Keyla,” ucap Sesil yang sedari tadi tidak berhenti
menangis.

Setalah itu mereka pun meninggalkan Rafan dan Alvaro


yang sedari tadi menatap kosong ke arah makam Keyla.

“Terima kasih ya Key telah memberi warna di hidup aku,


aku sayang kamu,” ucap Alvaro.

Sebelum Rafan meninggalkan pemakaman, ia teringat


amanah yang belum tersampaikan kepada Alvaro.

“Al sebelum Keyla koma, dia sempat menitipkan surat buat


lu,” kata Rafan sambil memberikan surat tersebut lalu
langsung diambil oleh Alvaro.

Setelah menerima surat tersebut, Alvaro pun langsung


membuka dan membacanya.

Patah Hati

Aku…
Hanyalah wanita biasa yang ingin merasakan jatuh cinta
Izinkan aku mencintaimu hingga ketiadaanku
Tapi, ketika aku menemukan cinta sejati ku
126
Semuanya berubah
Berubah begitu saja
Di saat aku sudah mulai nyaman denganmu
Kau datang lalu menghilang begitu saja

Disaat aku merindukanmu


Ternyata kamu sedang bersama orang lain
Hatiku sakit
Ketika melihatmu saling melempar canda tawa dengan
sahabatmu
Apakah aku tidak spesial lagi bagimu?
Apakah namaku sudah tidak ada lagi di hatimu?
Jika kamu menyayangi sahabatmu itu
Untuk apa kamu memintaku selalu bersamamu?

Ku mohon
Hentikan semua ini
Aku mulai menyadarinya
Ternyata aku telah memilih cinta yang salah
Terimakasih telah hadir dalam hidupku
Walau hanya sesaat
Biarkan aku pergi dengan rasa sakit yang belum terobati

127
Setelah membaca isi surat itu, Alvaro menangis histeris dan
benar-benar merasa menyesal.

~TAMAT~

128
BIOGRAFI PENULIS

Dewi Yunita Sari, kelahiran


Tangerang 16 Juni 2001.
Merupakan mahasiswi aktif yang
menempuh pendidikan di
Universitas Muhammadiyah
Tangerang. Ia merupakan anak
ke dua dari dua bersaudara.
Sosial Media : Mempunyai hobi membaca novel
Instagram : @dewiyusar dan mendengarkan musik.

Dina Hastuti, kelahiran


Tangerang, 16 Maret 2001.
Merupakan mahasiswi aktif
Jurusan Pendidikan Matematika
yang menempuh pendidikan di
Universitas Muhammadiyah
Tangerang. Ia merupakan anak
Sosial Media :
pertama dari dua bersaudara.
Instagram : @dn_hst Mempunyai hobi menulis.

129
Endang Tri Lestari, kelahiran
Pekalongan, 6 November 1998.
Merupakan mahasiswi aktif
Jurusan Pendidikan Matematika
yang menempuh pendidikan di
Universitas Muhammadiyah
Tangerang. Ia merupakan anak ke

Sosial Media : dua dari dua bersaudara.

Instagram : @endangtri06_ Mempunyai hobi mendengarkan


musik.

130
131

Anda mungkin juga menyukai