Anda di halaman 1dari 2

MINUMAN KERAS

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Alhamdulilahi rabbil ‘alamin, was sholatu


wassalamu ‘ala, asyrofil ambiyaai wal mursalin, wa a’laa alihi wa sahbihi ajmain amma ba’du.

Segala Puji bagi Allah, yang telah memberikan nikmat kepada kita semua berupa nikmat sehat
sehingga bisa berkumpul di ruangan ini, shalawat dan salam selalu tetap tercurahkan kepada Nabi
agung Nabi Muhammad saw.

Terima kasih kepada ibu nuzul dan teman-teman sekalian karna sudah memberikan kesempatan saya
untuk berdiri di depan ini dengan tujuan saya akan membicarakan tentang “HUKUM MABUK-
MABUKAN”.

Zaman sekarang, mabuk-mabukan seperti sudah menjadi adat yang dianggap biasa.
Menyedihkannya, kadang ada juga orang yang mengatakan bahwa mabuk tidak haram bagi mereka
karena minum sebanyak apapun mereka tidak kemudian menjadi mabuk.

Benarkah anggapan bahwa orang boleh minum minuman yang memabukkan jika mereka tidak
mengalami efek mabuk akibat minum itu? Logikanya sepintas terlihat sangat pas. Anggapan
sederhananya begini: minum sampai mabuk itu haram. Karenanya kalau minum tapi tidak mabuk
maka tidak haram.

Ayat yang biasanya dijadikan dalil dan dikutip dalam ceramah agama bahwa mabuk dilarang dalam
ajaran islam adalah Surat Al-Baqarah ayat 219:

‫َيْس َأُلوَنَك َع ِن اْلَخ ْم ِر َو اْلَم ْيِس ِرۖ ُقْل ِفيِهَم ا ِإْثٌم َك ِبيٌر َوَم َناِفُع ِللَّناِس َوِإْثُم ُهَم ا َأْك َبُر ِم ْن َنْفِع ِهَم اۗ َو َيْس َأُلوَنَك َم اَذ ا ُيْنِفُقوَن ُقِل اْلَع ْفَو ۗ َك َٰذ ِلَك ُيَبِّيُن ُهَّللا‬
‫َلُك ُم اآْل َياِت َلَع َّلُك ْم َتَتَفَّك ُروَن‬

Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa
yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”.
Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari
keperluan”. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir, [1]

Dalam ayat ini sudah jelas bahwa meminum minuman keras itu diharamkan dan dipandang sebagai
dosa besar. Kemudian dijelaskan juga di dalam surat An-Nisa ayat 43 bahwa orang yang sedang
mabuk diharamkan melakukan sholat. Dasar alasannya jelas, karena orang yang mabuk pasti tidak
bisa membaca bacaan dalam sholat. Sholat adalah do’a, bagaimana bisa orang berdo’a jika
kesadarannya sedang hilang seperti terjadi pada orang mabuk?
‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَل َتْقَر ُبوا الَّص اَل َة َو َأْنُتْم ُسَكاَر ٰى َح َّتٰى َتْع َلُم وا َم ا َتُقوُلوَن َو اَل ُج ُنًبا ِإاَّل َعاِبِري َس ِبيٍل َح َّتٰى َتْغ َتِس ُلواۚ َوِإْن ُكْنُتْم َم ْر َض ٰى َأْو‬
‫َع َلٰى َس َفٍر َأْو َج اَء َأَح ٌد ِم ْنُك ْم ِم َن اْلَغاِئِط َأْو اَل َم ْس ُتُم الِّنَس اَء َفَلْم َتِج ُدوا َم اًء َفَتَيَّمُم وا َص ِع يًدا َطِّيًبا َفاْمَس ُحوا ِبُو ُجوِهُك ْم َو َأْيِد يُك ْم ۗ ِإَّن َهَّللا َك اَن َع ُفًّو ا‬
‫َغ ُفوًرا‬

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk,
sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam
keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang
dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian
kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah
mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. [2]

Seringkali orang tergoda untuk meminum minuman keras karena mereka ingin terlihat keren.
Seringkali pula terjadi orang terseret ke sana karena sahabatnya menawarinya minum dan dia malu
diejek jika tidak ikut minum. Dalam hal seperti inilah perlu diperhatikan juga ceramah- ceramah
agama yang mungkin menyinggung soal etika persahabatan dalam islam. Seorang sahabat yang
membuat kita terjerumus ke dalam dosa bukanlah sahabat yang layak dipertahankan. Selain itu,
jangan sampai pula rasa malu kita terhadap manusia mengalahkan rasa malu kita di hadapan Allah
SWT.

Sekian dari saya kurang lebihnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Wabillahi taufik walidayah,wassalamualaikum wr.wb

Anda mungkin juga menyukai