Anda di halaman 1dari 8

1.

Berpuasa Tapi Meninggalkan Sholat


Barangsiapa berpuasa tapi meninggalkan shalat, berarti ia meninggalkan rukun terpenting dari rukun-rukun Islam
setelah tauhid. Puasanya sama sekali tidak bermanfaat baginya, selama ia meninggalkan shalat. Sebab shalat adalah
tiang agama, di atasnyalah agama tegak. Dan orang yang meninggalkan shalat hukumnya adalah kafir. Orang kafir
tidak diterima amalnya. Rasulullah SAW bersabda:

"Perjanjian antara kami dan mereka adalah shalat, barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir." (HR.
Ahmad dan Para penulis kitab Sunan dari hadits Buraidah) At-Tirmidzi berkata : Hadits hasan shahih, Al-Hakim dan
Adz-Dzahabi menshahihkannya.

Jabir meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda:“(Batas) antara seseorang dengan kekafiran adalah meninggalkan
shalat." (HR. Muslim, Abu Daud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah). 

Tentang keputusan-Nya terhadap orang-orang kafir, Allah SWT berfirman: "Dan Kami hadapi segala amal yang
mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan." (Al-Furqaan: 23).

Berbagai amal kebajikan yang mereka lakukan dengan tidak karena Allah SWT, niscaya Kami hapus pahalanya,
bahkan Kami menjadikannya sebagai debu yang beterbangan. Demikian halnya dengan meninggalkan shalat
berjamaah atau mengakhirkan shalat dari waktunya. Perbuatan tersebut merupakan maksiat dan dikenai ancaman
yang keras. Allah SWT berfirman:"Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu) orang-orang yang
lalai dari shalatnya." (Al-Maa'un: 4-5).

Mereka lalai dari shalat sehingga waktunya berlalu. Kalau Nabi SAW tidak mengizinkan shalat di rumah kepada
orang buta yang tidak mendapatkan orang yang menuntunnya ke masjid, bagaimana pula dengan orang yang
pandangannya tajam dan sehat yang tidak memiliki udzur?
m)
Berpuasa tetapi dengan meninggalkan shalat atau tidak berjamaah merupakan pertanda yang jelas bahwa ia tidak
berpuasa karena mentaati perintah Tuhannya. Jika tidak demikian, kenapa ia meninggalkan kewajiban yang utama
(shalat)? Padahal kewajiban-kewajiban itu merupakan satu rangkaian utuh yang tidak terpisah-pisah, bagian yang satu
menguatkan bagian yang lain.

Baca Juga: Daftar Orang yang diperbolehkan tidak Puasa Wajib

Catatan Penting Bagi Orang yang Berpuasa: 


1. Setiap muslim wajib berpuasa karena iman dan mengharap pahala Allah, tidak karena riya' (agar dilihat
orang), sum'ah (agar didengar orang), ikut-ikutan orang, toleransi kepada keluarga atau masyarakat
tempat ia tinggal. Jadi, yang memotivasi dan mendorongnya berpuasa hendaklah karena imannya bahwa
Allah SWT mewajibkan puasa tersebut atasnya, serta karena mengharapkan pahala di sisi Allah SWT
dengan puasanya.

Demikian pula halnya dengan Qiyam Ramadhan (shaiat malam/tarawih), ia wajib menjalankannya karena
iman dan mengharap pahala Allah, tidak karena sebab lain. Karena itu Nabi SAW bersabda:

"Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang
telah lalu, barangsiapa melakukan shalat malam pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala Allah
SWT, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan barangsiapa melakukan shalat pada malam Lailatul
Qadar karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (Muttafaq
'Alaih).

2. Secara tidak sengaja, kadang-kadang orang yang berpuasa terluka, mimisan (keluar darah dari hidung),
muntah, kemasukan air atau bersin di luar kehendaknya. Hal-hal tersebut tidak membatalkan puasa.
Tetapi orang yang sengaja muntah maka puasanya batal, karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:

"Barangsiapa muntah tanpa sengaja maka tidak wajib qadha' atasnya, (tetapi) barangsiapa sengaja muntah maka ia
wajib mengqadha' puasanya." (HR. Imam Lima kecuali An-Nasa'i) (Al Arna'uth dalam Jaami'ul Ushuul, 6/29
berkata : "Hadits ini shahih").

3. Orang yang berpuasa boleh meniatkan puasanya dalam keadaan junub (hadats besar), kemudian
mandi setelah terbitnya fajar. Demikian pula halnya dengan wanita haid, atau nifas, bila sudi sebelum fajar
maka ia wajib berpuasa. Dan tidak mengapa ia mengakhirkan mandi hingga setelah terbit fajar, tetapi ia
tidak boleh mengakhirkan mandinya hingga terbit matahari. Sebab ia wajib mandi dan shalat Shubuh
sebelum terbitnya matahari, karena waktu Shubuh berakhir dengan terbitnya matahari. 

Demikian pula halnya dengan orang junub, ia tidak boleh mengakhirkan mandi hingga terbitnya matahari.
Ia wajib mandi dan shalat Shubuh sebelum terbit matahari. Bagi laki-laki wajib segera mandi, sehingga ia
bisa mendapatkan shalat jamaah.

Baca Juga: Ketentuan-ketentuan Puasa Ramadhan

4. Di antara hal-hal yang tidak membatalkan puasa adalah: pemeriksaan darah, (Misalnya dengan
mengeluarkan sample (contoh) darah dari salah satu anggota tubuh) suntik yang tidak dimaksudkan untuk
memasukkan makanan. Tetapi jika memungkinkan- melakukan hal-hal tersebut pada malam hari adalah
lebih baik dan selamat, sebab Rasulullah SAW bersabda: "Tinggalkan apa yang membuatmu ragu, kerjakan
apa yang tidak membuatmu ragu." (HR. An-Nasa'i dan At-Tirmidzi, ia berkata: hadits hasan shahih)

Dan beliau juga bersabda : "Barangsiapa menjaga (dirinya) dari berbagai syubhat maka sungguh dia telah
berusaha menyucikan agama dan kehormatannya." (Muttafaq 'Alaih) 

Adapun suntikan untuk memasukkan zat makanan maka tidak boleh dilakukan, sebab hal itu termasuk
kategori makan dan minum. (Lihat kitab Risaalatush Shiyaam, oleh Syaikh Abdul Azis bin Baz, hlm. 21-22)

5. Orang yang puasa boleh bersiwak pada pagi atau sore hari. Perbuatan itu sunnah, sebagaimana halnya
bagi mereka yang tidak dalam keadaaan puasa.

2. Pembatal dan Bukan Pembatal Puasa - Hingga detik ini masih banyak di antara teman-teman muslim yang
tidak mengetahui perihal apa saja yang dapat membatalkan puasa. Tidak sedikit email yang masuk kepada
kamimenanyakan hal tersebut. Mengingat ada banyak pertanyaan seputar permasalah ini, maka kami
terbitkan satu halaman khusus untuk menjelaskan pertanyaan tersebut.

Artikel ini kami kelompokkan ke dalam 2 bagian, pertama penjelasan seputar apa saja yang dapat
mebatalkan puasa, kedua terkait apa saja yang diperbolehkan selama puasa dan tidak membatalkan Puasa.

Inilah Hal-Hal yang Dapat Membatalkan Puasa Ramadhan


a. Makan dan minum. 
b. Jima’ (bersetubuh).
c. Mengeluarkan mani dengan sengaja.
d. Murtad (keluar dari Islam).
e. Memasukkan sesuatu yang berfungsi sebagai makanan dan minuman ke dalam tubuh, seperti tranfusi darah, injeksi
atau infus.
f. Keluarnya darah haidh dan nifas pada wanita.

g. Muntah dengan sengaja.

Hal-Hal yang Diperbolehkan dan Tidak Membatalkan Puasa


Hal-hal yang boleh dilakukan oleh orang yang puasa dan tidak membatalkan puasa, antara lain :
a. Makan dan minum karena lupa atau mengira fajar belum terbit. Sabda Rasulullah SAW :
ُ‫ َفِإ َّن َما َأ ْط َع َم ُه هللاُ َو َس َقاه‬، ‫ص ْو َم ُه‬ َ ‫َمنْ َنسِ َي َو ه َُو صَاِئ ٌم َفَأ َك َل َأ ْو َش ِر‬
َ ‫ب َف ْل ُي ِت ََّم‬
“Barangsiapa yang makan atau minum karena lupa sedangkan dia dalam keadaan puasa, maka sempurnakanlah
puasanya karena itu adalah makanan dan minuman dari Allah .” (HR. Bukhary dan Muslim)
b. Memakai celak atau obat mata.
c. Mencicipi rasa makanan asal tidak tertelan.
d. Kemasukan sesuatu ke dalam perut tanpa disengaja, seperti debu, berkumur-kumur atau istinsyaq (mengisap air ke
dalam hidung).
e. Memakai obat tetes mata, telinga atau luka meskipun terasa di tenggorokannya.
f. Mencium bau-bauan.
g. Berkumur-kumur atau istinsyaq (mengisap air ke dalam hidung) asalkan tidak berlebih-lebihan sehingga air tidak
masuk ke perut.
h. Bersiwak atau sikat gigi.
i. Mendinginkan badan dengan cara mandi atau membasahi pakaiannya.
j. Mencium isteri.
k. Kop (berbekam).

Bagaiamakah Jika Puasa Saya Batal Dengan Sengaja?


ْ‫ ِإ ِّني‬: ‫ت‬ ُ ‫ َفقُ ْل‬، ‫ اصْ ع ُْد‬: َ‫عرا َف َقاال‬ ًّ ‫ضب َُعيْ َفَأ َت َيا ِبيْ َج َبالً َو‬ َ ‫َب ْي َن َما َأ َنا َناِئ ٌم َأ َتانِي َر ُجالَ ِن َفَأ َخ َذا ِب‬
ُ ‫ت َش ِد ْي َد ٍة قُ ْل‬
‫ت‬ ٍ ‫ت ِفيْ َس َوا ِد ْال َج َب ِل ِإ َذا ِبَأصْ َوا‬ ُ ‫ت َح َّنى ِإ َذا ُك ْن‬ُ ‫ص َع ْد‬
َ ‫ك َف‬ َ َ‫الَ ُأطِ ْيقُ ُه َف َقاال‬
َ ‫س ُن َس ِّهلُ ُه َل‬:
‫ار ُث َّم ا ْن َط َل َق ِبيْ َفِإ َذا َأ َنا ِب َق ْو ٍم م َُعلَّ ِقي َْن‬ ‫ َه َذا َ َأ‬: ‫ت ؟ َقالُ ْوا‬
ِ ‫عوا ُء هْ ِل ال َّن‬ ِ ‫ مًا َه ِذ ِه ْاًألصْ َوا‬:
‫ الَّ ِذي َْن‬: ‫ َمنْ َهُؤ الَ ِء ؟ َقا َل‬: ‫ت‬ ُ ‫ قُ ْل‬: ‫ َتسِ ْي ُل َأ ْشدَاقُ ُه ْم دَ مًا َقا َل‬، ‫ ُم َش َّق َق ٌة َأ ْشدَاقُ ُه ْم‬، ‫ِبع َُرا ِقي ِْب ِه ْم‬
َ ‫ ُي ْفطِ ر ُْو َن َق ْب َل ِتحْ َل ِة‬ 
‫ص ْوم ِِه ْم‬
“Ketika aku tidur, datanglah dua orang pria kemudian memegang dua lenganku dan membawaku ke satu gunung
yang kasar (tidak rata), keduanya berkata : “Naik”, aku katakan : “aku tidak sanggup”, keduanya berkata : “kami
akan memudahkanmu”, akupun naik hingga ketika sampai ke puncak gunung, ketika itulah aku mendengar suara
yang keras. Akupun bertanya : “Suara apakah ini ?” Mereka berkata : “Ini adalah teriakan penghuni neraka”,
kemudian keduanya membawaku, ketika aku melihat orang-orang yang digantung dengan kaki di atas, mulut mereka
rusak / robek, darah mengalir dari mulut mereka. Aku bertanya : Siapakah mereka ?” Keduanya menjawab :
“Mereka adalah orang-orang yang berbuka sebelum halal puasa mereka”. (HR. An Nasa’i, Ibnu Hibban, Al Hakim)

3. Hadis Anjuran Sahur saat Puasa Bulan


Ramadhan
Sahur saat akan berpuasa sangat dianjurkan bagi muslim yang dapat menunaikannya. Anjuran ini bersifat sunnah
muaqqadah, meskipun demikian terdapat beberapa perbedaan mengenai waktu yang cocok untuk menyantap
makanan saat subuh hari. Ada beberapa hadis yang menganjurkan untuk berpuasa di antaranya sabda Nabi SAW :

‫ َت َسحَّ ر ُْوا َفِإنَّ فِي ال َّسح ُْو ِر َب َر َك ًة‬ 


“Bersahurlah kamu sekalian, karena sesungguhnya dalam sahur itu terdapat barakah .” (HR. Bukhary dan Muslim)

Dalam memaknai hadis ini, para ulama sepakat bahwa perintah sahur dalam hadis ini merupakan anjuran yang dituntu
bagi orang yang hendak melaksanakan puasa.

Kapankah Waktu terbaik Malaksanakan Sahur?


Agama tidak menerangkan dengan rinci kapan seharusnya seseorang bersahur, hanya saja dari riwayat-riwayat yang
ada dapat dipahami bahwa sebaiknya sahur dilaksanakan pada akhir malam menjelang terbit fajar / Shubuh.

‫ْط ْاَأل ْب َيض‬


ُ ‫و ُكلُ ْوا َوا ْش َرب ُْوا َح َّتى َي َت َبي ََّن َل ُك ُم ْال َخي‬
‫م َِن ْال َخ ْيطِ ْاَألسْ َو ِد م َِن ْال َفجْ ِر‬
"…dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.” (QS. Al Baqoroh: 187)
Selain hadis ini, terdapat sebuah riwayat yang menerankan bahwa nabi melakukan sahur sesaat sebelum waktu subuh,
jika dihitung dalam frekuensi jam ada hadi yang menerankan bahwa nabi membaca al-Quran sebelum subuh. 

Adapun orang yang ketika Adzan Shubuh berkumandang masih memegang gelas minumannya atau belum selesai
sahur, maka hendaklah dia tunaikan hajatnya sampai selesai. sabda Nabi SAW :

‫اج َت ُه ِم ْن ُه‬ َ ‫ِإ َذا َسم َِع َأ َح ُد ُكم ْ ال ِّندَا َء َو ْاِإل َنا ُء ِفيْ َي ِد ِه َفالَ َي‬
َ ‫ضعْ ُه َح َّتى َي ْقضِ َي َح‬
“Apabila seseorang dari kalian mendengar suara adzan sedangkan gelas masih berada di tangannya maka janganlah ia
letakkan hingga memenuhi hajatnya” (HR. Abu Dawud, Ibnu Jarir , Hakim, Baihaqi & Ahmad)

Mudahan tulisan singkat Hadis Anjuran Sahur saat Puasa Bulan Ramadhan bermanfaat bagi pembaca. Terima
Kasih.
Secara bahasa puasa berarti “menahan”.  Maryam berkata : "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan
Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini"..” (QS. Maryam :
26)

Adapun secara istilah puasa berarti “menahan dari makan, minum dan jima’ (bersetubuh) serta hal-hal yang
membatalkan puasa dalam rangka ibadah yang dimulai sejak terbitnya fajar sampai dengan tenggelamnya matahari”.

Firman Allah swt : “…maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa-apa yang telah ditetapkan Allah untukmu,
dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah
puasa itu sampai (datang) malam.” (QS. Al Baqarah: 187)

Orang yang berpuasa, juga yang lainnya, wajib menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan dusta, ghibah
(menyebutkan kejelekan orang lain), namimah (mengadu domba), laknat (mendoakan orang agar dijauhkan dari
rahmat Allah) dan mencaci maki.
Hendaklah ia menjaga telinga, mata, lidah dan perutnya dari perkataan yang haram, penglihatan yang
haram, pendengaran yang haram, makan dan minum yang haram. Sehingga puasanya tidak hanya berarti
menahan diri dari makan, minum dan syahwat saja. Sabda Rasulullah Saw :

‫اج ٌة َأنْ َيدَ َع َط َعا َم ُه َو َش َرا َب ُه‬


َ ‫هلل َع َّز َو َج َّل َح‬ َ ‫الز ْو ِر َو ْال َع َم َل ِب ِه َف َلي‬
ِ ِ ‫ْس‬ ُّ ‫َمنْ َل ْم َيدَ عْ َق ْو َل‬
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan mengamalkannya, maka Allah tidak butuh kepada
perbuatannya meninggalkan makan dan minumnya .” (HR. Bukhary)

ُ‫اِئم َح ُّظ ُه ِمنْ صِ َيا ِم ِه ْالج ُْو ُع َو ْال َع َطش‬


ٍ ‫ص‬ َ َّ‫رُب‬
“Banyak orang yang berpuasa namun bagiannya dari puasanya hanyalah lapar dan haus .”
(HR. Ibnu Majah, Darimy, Ahmad dan Baihaqy)

‫ك َأ َح ٌدَأ ْو َج ِه َل‬ ِ ‫ص َيا ُم م َِن اللَّ ْغ ِو َو الرَّ َف‬


َ ‫ َفِإنْ َسا َّب‬، ‫ث‬ ِّ ‫ ِإ َّن َما ال‬، ‫ب‬ِ ْ‫ص َياُم م َِن ْاَأل ْك ِل َو ال َّشر‬ َ ‫َلي‬
ِّ ‫ْس ال‬
‫ ِإ ِّنيْ صَاِئ ٌم‬، ‫ ِإ ِّنيْ صَاِئ ٌم‬: ‫ْك َفقُ ْل‬ َ ‫َع َلي‬
“Bukanlah puasa itu hanya menahan diri dari makan dan minum, namun puasa itu menahan diri dari perbuatan
yang sia-sia dan keji. Jika ada orang yang mencelamu katakanlah : “Aku sedang puasa, Aku sedang puasa .” (HR.
Ibnu Khuzaimah dan Hakim)

Keutamaan Siyam Puasa Bulan Ramadhan - Alhamdulillah pada bulan ramadhan kali ini, kita masih diberi umur
yang panjang untuk menambah amalan kita hingga akhir hayat. Ramadhan tidak akan hilang meskipun kita tidak
merayakannya. Begitulah untaian yang pantas bagi orang yang tidak senang dengan kedatangan bulan yang suci.

Ada banyak amalan yang menanti untuk dikerjakan, salah satu di anataranya adalah puasa ramadhan. Ada beberapa
dalil al-Qur'an maupu Hadis nabi yang menyebutkan kemulian puasa bulan ramadhan. dari sekian banyaknya dalil
tersebut, kami rangkumkan beberapa di antaranya yang populer di masyarakat.

Keutamaan Bulan Ramadhan


1. Puasa merupakan ibadah yang paling utama dan ketaatan yang paling besar sehingga Allah SWT  mewajibkan
puasa kepada semua umat manusia sejak dahulu.

ّ ‫ِب َع َل ْي ُك ُم ال‬
‫ص َيا ُم‬ َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّ ِذي َْن آ َم ُنو ْا ُكت‬
‫لى الَّ ِذي َْن ِمنْ َق ْبلِ ُك ْم َل َعلَّ ُك ْم َت َّتقُ ْو َن‬
َ ‫َك َما ُكتِب َع‬
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan bagi kalian puasa, sebagaimana diwajibkan puasa bagi orang-orang
sebelum kalian agar kalian bertakwa” (QS. Al Baqoroh : 183)

2. Orang yang berpuasa akan mendapat ampunan dari Allah dan pahala yang besar, sebagaimana firman Allah SWT :

ِ ‫ت َوالصَّا ِد ِقي َْن َوالصَّا ِد َقا‬


‫ت‬ ِ ‫ت َو ْال َقا ِن ِتي َْن َو ْال َقا ِن َتا‬ ِ ‫ت َو ْالمُْؤ ِم ِني َْن َو ْالمُْؤ ِم َنا‬
ِ ‫ِإنَّ ْالمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َما‬
‫ت َوالصَّاِئ ِمي َْن‬ َ ‫ص ِّد ِقي َْن َو ْال ُم َت‬
ِ ‫ص ِّد َقا‬ َ ‫ت َو ْال ُم َت‬ ِ ‫ت َو ْال َخاشِ ِعي َْن َو ْال َخاشِ َعا‬ ِ ‫َّاب َرا‬
ِ ‫َّاب ِري َْن َوالص‬ ِ ‫َوالص‬
‫ت َأ َع َّد هللاُ َل ُه ْم‬
ِ ‫الذاك َِرا‬ َّ ‫هللا َك ِثيْرً ا َو‬ َ ‫الذاك ِِري َْن‬ َّ ‫ت َو‬ ِ ‫ت َو ْال َحافِظِ ي َْن فُر ُْو َج ُه ْم َو ْال َحاف َِظا‬ ِ ‫َوالصَّاِئ َما‬
‫ َم ْغف َِر ًة َوَأجْ رً ا َعظِ ْيمُا‬ 
“Sesungguhnya kaum muslimin dan kaum Muslimat, kaum Mukminin dan kaum Mukminat, orang-orang yang taat
laki-laki dan perempuan, orang-orang yang jujur laki-laki dan perempuan, orang-orang yang sabar laki-laki dan
perempuan, orang-orang yang suka bersedekah laki-laki dan perempuan, orang-orang yang suka berpuasa laki-laki
dan perempuan, orang-orang yang memelihara kehormatan laki-laki dan perempuan, orang-orang yang suka
menyebut-nyebut nama Allah banyak sekali, laki-laki dan perempuan, maka Allah menyiapkan untuk mereka
ampunan dan pahala yang besar. ” (QS. Al Ahzab : 35)

Sabda Rasulullah SAW:

(( ‫ان ِإ ْي َما ًنا َواحْ ت َِسابًا ُغف َِر َل ُه َما َت َق َّد َم ِمنْ َذ ْن ِب ِه‬
َ ‫ض‬ َ ْ‫)) َمن‬
َ ‫صا َم َر َم‬
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala Allah, niscaya Allah akan
mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.  (HR. Bukhary dan Muslim)

‫ات لِ َما َب ْي َن ُه َما ِإ َذا‬


ٌ ‫ان ُم َك ِّف َر‬
َ ‫ض‬َ ‫لى َر َم‬ َ ‫لى ْال ُجم َُع ِة َو َر َم‬
َ ‫ضانُ ِإ‬ َ ‫ات ْال َخمْ سُ َو ْال ُج ُم َع ُة ِإ‬ ُ ‫ص َل َو‬ َّ ‫ال‬
‫ت ْال َكبَاِئ ُر‬ِ ‫اجْ ُت ِن َب‬ 
“Shalat lima waktu, dari Jum’at ke Jum’at, dan dari Ramadhan ke Ramadhan, menghapus semua dosa yang terjadi
di antaranya apabila dijauhi dosa-dosa besar”. (HR. Muslim)

3. Puasa berfungsi sebagai tameng (perisai) dari api neraka. Sabda Rasulullah SAW :

ِ ‫ار َك ُج َّن ِة َأ َح ِد ُك ْم م َِن ْال ِق َت‬


‫ال‬ ِ ‫الص ِّيا ُم ُج َّن ٌة م َِن ال َّن‬ 
“Puasa itu perisai/penangkal dari api neraka seperti perisai bagi salah seorang kalian dari perang” (HR. Ahmad)

4. Puasa berfungsi sebagai pengekang hawa nafsu syahwat. Sabda Rasulullah SAW :

َ ْ‫ص ِر َو َأح‬
‫صنُ ل ِْل َف َر ِج َو‬ َ ‫اع ِم ْن ُك ُم ْال َبا َء َة َف ْل َي َت َز َّوجْ َفِإ َّنه ُ َأ َغضُّ ل ِْل َب‬
َ ‫ب َم ِن اسْ َت َط‬ ِ ‫َيا َمعْ َش َر ال َّش َبا‬
‫ص َي ِام َفِإ َّن ُه َل ُه ِو َجا ٌء‬
ِّ ‫َمنْ َل ْم َيسْ َتطِ عْ َف َع َل ْي ِه ِبال‬
“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang telah mampu maka menikahlah karena ia lebih dapat
menundukkan pandangan dan lebih membentengi kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu maka hendaklah
berpuasa karena puasa merupakan obat penawar gejolak syahwat”. (HR. Bukhary dan Muslim)

5. Puasa akan memasukkan ke dalam surga.


‫ َعنْ َأ ِبيْ ُأ َما َم َة‬t ‫ص َي ِام‬ َ ‫ (( َع َل ْي‬: ‫ قا َ َل‬،ِ‫ مُرْ ِنيْ ِبَأمْ ٍر َي ْن َف ُعن َِي هللاُ ِبه‬،‫هللا‬
ِّ ‫ك ِبال‬ ِ ‫ َيا َرس ُْو َل‬: ‫قا َ َل‬
)) ‫َفِإ َّن ُه الَ م ِْث َل َل ُه‬
“Dari Abu Umamah ra ia berkata : “Wahai Rasulullah, perintahkanlah aku satu amalan yang Allah akan memberiku
manfaat dengannya (masuk surga).” Maka beliau bersabda : “Lakukanlah puasa, tak ada amalan yang setara
dengannya”. (HR. Nasa’i)

6. Disediakan pintu khusus di surga bagi orang yang berpuasa, bernama Royyan yang tidak dimasuki kecuali oleh
orang yang berpuasa. Sabda Nabi SAW :

‫ الَ َي ْد ُخ ُل ِم ْن ُه َأ َح ٌد‬،ِ‫ َي ْد ُخ ُل ِم ْن ُه الصَّاِئم ُْو َن َي ْو َم ال ِق َيا َمة‬، ُ‫ِإنَّ فِي ْال َج َّن ِة َبابًا ُي َقا ُل َل ُه الرَّ يَّان‬
‫دَخلُ ْوا ُأ ْغل َِق َف َل ْم َي ْد ُخ ُل‬
َ ‫ َفِإ َذا‬،‫ َف َيقُ ْولُ ْو َن الَ َي ْد ُخ ُل ِم ْن ُه َأ َح ٌد َغ ْي ُر ُه ْم‬،‫ ُي َقا ُل َأي َْن الصَّاِئم ُْو َن‬،‫َغ ْي ُر ُه ْم‬
‫ِم ْن ُه َأ َح ٌد َغ ْي ُر ُه ْم‬
“Sesungguhnya di surga terdapat sebuah pintu yang bernama Ar-Royyan, pada hari kiamat orang-orang yang
berpuasa masuk melewati pintu itu. dan tidak diperkenankan masuk ke dalamnya kecuali mereka. Maka dikatakan :
“Mana orang-orang yang berpuasa ?” Maka mereka berkata : Tidak diperkenankan masuk ke dalamnya kecuali
mereka, apabila mereka telah memasukinya maka ditutuplah pintu itu dan tidak seorang pun yang masuk ke
dalamnya kecuali mereka”. (HR. Bukhary dan Muslim)

7. Orang yang berpuasa akan diganjar oleh Allah tanpa hitungan.

8. Orang yang berpuasa akan mendapat dua kesenangan.

9. Bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih harum daripada aroma misk, sebagaimana sabda Rasulullah
SAW :

َّ‫ (( ِإال‬: ‫الى‬


َ ‫ قا َ َل هللاُ َت َع‬،ٍ‫لى َس ْب ِع ِماَئ ِة ضِ عْ ف‬ َ ‫ اَ ْل َح َس َن ُة ِب َع ْش ِر َأمْ َثالِ َها ِإ‬،ُ‫ْن آدَ َم َله‬
ِ ‫ُك ُّل َع َم ِل اب‬
ِ ‫َّاِئم َفرْ َح َت‬ ‫َأ‬ َ َ ‫ َت َر‬،ِ‫ص َيا َم َفِإ َّن ُه لِيْ َوَأ َنا َأجْ ِزي ِبه‬
‫ان‬ ِ ‫ لِلص‬، ْ‫ك َشه َْو َت ُه َو ط َعا َم ُه َو َش َرا َب ُه ِمنْ جْ لِي‬ ِّ ‫ال‬
ِ َ‫َّاِئم َأ ْط َيبُ عِ ْند‬
ِ ‫هللا ِمنْ ِري‬
‫ْح‬ ُ ٌ ْ
ِ ‫ َو َل ُخل ْوفُ َف ِّم الص‬،ِ‫ َفرْ َحة عِ ْندَ فِط ِر ِه َو َفرْ َحة عِ ْندَ لِ َقا ِء َر ِّبه‬:
ٌ
)) ِ‫ْال ِمسْ ك‬
“Setiap amal yang dilakukan anak Adam adalah untuknya dan satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya bahkan
sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman : “Kecuali puasa, itu untuk-Ku dan aku yang langsung
membalasnya. Ia telah meninggalkan syahwat , makan dan minumnya karena Aku”. Orang yang berpuasa
mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan
Tuhannya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma kesturi ”. (HR.
Bukhary dan Muslim)

10.Puasa akan memberi syafaat (pertolongan kepada orang yang berpuasa kelak pada hari kiamat, sebagaimana sabda
Rasulullah SAW  :

َّ ‫ َم َنعْ ُت ُه‬، ِّ‫ َأيْ َرب‬: ‫ص َيا ُم‬


‫الط َعا َم َو‬ ِّ ‫ َيقُ ْو ُل ال‬،ِ‫ان ل ِْل َع ْب ِد َي ْو َم ْال ِق َيا َمة‬
ِ ‫ص َيا ُم َو ْالقُرْ آنُ َي ْش َف َع‬ ِّ ‫ال‬
ِ ‫ َم َنعْ ُت ُه ال َّن ْو َم ِباللَّي ِْل َف َش ِّفعْ ِنيْ ِف ْي ِه َف َي ْش َف َع‬: ُ‫ َو َيقُ ْو ُل ْالقُرْ آن‬.ِ‫ال َّشه َْو َة َف َش ِّفعْ ِنيْ ِف ْيه‬ 
‫ان‬
“Puasa dan Al Qur’an memberi syafaat kepada hamba Allah pada hari kiamat. Puasa berkata : “Wahai Tuhanku, aku
telah menghalanginya makan minum dan syahwatnya pada siang hari, maka perkenankanlah aku memberi syafaat
baginya”. Dan Al Qur’an pun berkata: “ Aku telah menghalanginya tidur pada malam, maka perkenankanlah aku
memberi syafaat baginya.” (HR. Ahmad)

Beberapa Artikel ramadhan yang kami sarankan dibaca:


1. Berpuasa tapi Meninggalkan Shalat
2. Berbuka dengan Sengaja
3. Berhubungan Sex ketika Puasa
4. Malam Lailatul Qadar
Jika ingin memperdalam pengetahuan mengenai puasa ramadhan, silahkan membuka file-file kami di halaman
berikut Artikel Puasa Ramadhan

Itulah Beberpa ulasan mengenai Keutamaan Siyam Puasa Bulan Ramadhan yang Wajib Anda Ketahui Mudahan
puasa kita barokah di bulan yang mulia ini. Amin

DO’A SETELAH SHOLAT TARAWIH :

 berikut bacaan doa kamilin:


‫عَن الَّ ْلغ ِو‬ ِ ‫ َو‬. َ‫ َو ِب ْالهُدَ ى ُم َت َم ِّس ِك ْين‬. َ‫ َولِعَ ْف ِوكَ رَ ا ِج ْين‬. َ‫ َولِمَا عِ ْندَكَ َطال ِِب ْين‬. َ‫ِلز َكا ِة َفاعِ لِ ْين‬ َّ ‫ َول‬. َ‫صالَ ِة حَ افِظِ ْين‬ َّ ‫ َولِل‬. َ‫اِئض مَُؤ ِّد ْين‬ ِ َ‫ َول ِْل َفر‬. َ‫َان َكا ِملِ ْين‬ ِ ‫اَلل ُه َّم اجْ عَ ْل َنا ِباِإْل ْيم‬
‫ َو َتحْ تَ لَ َوا ِء مُحَ َّم ٍد صَ لَّى هللاُ عَ لَ ْي ِه َوسَ لَّ َم ي َْو َم‬. َ‫صَاب ِر ْين‬ ِ ‫ء‬ِ َ ‫ال‬ ‫ب‬
َ ْ
‫ال‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ َ‫ع‬ ‫و‬َ . َ‫ن‬ ْ
‫ي‬ ‫ِر‬
ِ ‫ك‬ ‫ا‬ َ
‫ش‬ ‫ء‬
ِ ‫َا‬
‫م‬ ْ‫ع‬ َّ
‫ن‬ ‫ِل‬ ‫ل‬ ‫و‬
َ . َ‫ن‬ ْ
‫ي‬ ِ‫اض‬ َ‫ر‬ ‫ء‬
ِ ‫ا‬ َ‫ض‬ ‫ق‬ َ ْ
‫َال‬
‫ب‬ ‫و‬ َ . َ‫ن‬ ْ
‫ي‬ ‫ب‬
ِ ِ‫اغ‬ َ‫ر‬ ‫ة‬
ِ ‫خ‬
َ‫ِر‬ ‫آل‬ ْ
‫ا‬ ‫ِى‬ ‫ف‬ ‫و‬
َ . َ‫ن‬ ْ
‫ي‬ ‫د‬
ِ ‫ َوفِى ال ُّد ْنيَا َزا ِه‬. َ‫مُعْ ِرضِ ْين‬
‫ُس َواِسْ َت ْبرَ ٍق‬ ٍ ‫د‬ ْ
‫ن‬ ‫س‬
ُ ْ‫ِن‬
‫م‬ ‫و‬
َ . َ‫ن‬ ْ
‫ي‬ ‫ج‬
ِ ِّ‫و‬‫ز‬َ َ
‫ت‬ ‫م‬
ُ ‫ْن‬
ٍ ٍ ‫ي‬ ِ‫ع‬ ‫ر‬ ْ
‫ُو‬ ‫ح‬ ْ‫ِن‬‫م‬ ‫و‬َ . َ‫ن‬ ْ
‫ي‬ ‫د‬
ِ ِ‫اع‬ ‫ق‬َ ‫ة‬
ِ ‫م‬
َ ‫ا‬ َ‫ر‬ ‫ك‬َ ْ
‫ال‬ ‫ْر‬ ‫ي‬
ِ ِ‫ر‬ َ‫س‬ ‫لى‬ َ‫ع‬ ‫و‬
َ . َ‫ن‬ ْ
‫ي‬ ‫ج‬
ِ ‫ا‬ َ
‫ن‬ ‫ار‬
ِ َّ
‫ن‬ ‫ال‬ َ‫ِن‬‫م‬ ‫و‬
َ . َ‫ن‬ ْ
‫ي‬ ‫ل‬
ِ ‫خ‬
ِ ‫ا‬ َ‫د‬ ‫ة‬
ِ َّ
‫ن‬ َ‫ج‬ ْ
‫ال‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬‫ِإ‬ ‫و‬ َ . َ‫ن‬ ْ
‫ي‬ ‫د‬
ِ ‫ار‬
ِ ‫و‬ َ ‫ض‬
ِ ‫و‬ ْ َ‫ح‬ ‫اِئر ْينَ َوِإلَى ْال‬
ِ َ‫ْالقِيَا َم ِة س‬
ْ ‫َأ‬ َّ
ِّ ‫ مَعَ ال ِذ ْينَ نعَ مْتَ عَ لَي ِْه ْم مِنَ ال َّن ِب ِّي ْينَ َوال‬.‫س مِّنْ َم ِعيْن‬ ‫ْأ‬ ‫َأ‬ ْ ‫َأ‬ ً ْ َ
َ‫ص ِّد ْيقِ ْين‬ ٍ ‫َاريْقَ َو َك‬ ِ ‫ب وَّ ب‬ ٍ ‫ ِب ك َوا‬. َ‫ار ِب ْين‬ ِ ‫َن َوعَسَ ٍل مُصَ ّفى َش‬ ٍ ‫ َومِنْ لَب‬. َ‫ َومِنْ طعَ ِام الجَ َّن ِة آ ِكلِ ْين‬. َ‫َاج ُم َتلَبِّسِ ْين‬ ٍ ‫َو ِد ْيب‬
‫ َوالَ َتجْ عَ ْل َنا‬. َ‫ اَلل ُه َّم اجْ عَ ْل َنا فِى ه ِذ ِه اللَّ ْيلَ ِة ال َّشه ِْرال َّش ِر ْي َف ِة ْال ُمبَارَ َك ِة مِنَ السُّعَ دَ ا ِء ْال َم ْقب ُْولِ ْين‬.‫هلل عَ لِ ْيمًا‬ ِ ‫هللا َو َك َفى ِبا‬ ِ َ‫ ذلِكَ ْال َفضْ ُل مِن‬.‫َوال ُّشهَدَ آ ِء َوالصَّالِ ِح ْينَ َوحَ سُنَ ُأولِئكَ رَ فِ ْي ًقا‬
َ‫ ِبرَ حْ َمتِكَ يَاَأرْ حَ َم الرَّ ا ِح ِم ْينَ َو ْالحَ مْ ُد هّلِل ِ رَ بِّ ْالعَ الَ ِم ْين‬. َ‫ َوصَ لَّى هللا ُ عَ لَى سَ ِّي ِد َنا مُحَ َّم ٍد َوآلِه َوصَ حْ ِبه َأجْ َم ِع ْين‬. َ‫مِنَ ْاَأل ْشقِيَا ِء ْال َمرْ د ُْو ِد ْين‬

Allahummaj‘alna bil imani kamilin. Wa lil faraidli muaddin. Wa lish-shlati hafidhin. Wa


liz-zakati fa‘ilin. Wa lima ‘indaka thalibin. Wa li ‘afwika rajin. Wa bil-huda
mutamassikin. Wa ‘anil laghwi mu‘ridlin. Wa fid-dunya zahdin. Wa fil ‘akhirati
raghibin. Wa bil-qadla’I radlin. Wa lin na‘ma’I syakirin. Wa ‘alal bala’i shabirin. Wa
tahta lawa’i muhammadin shallallahu ‘alaihi wasallam yaumal qiyamati sa’irina wa ilal
haudli waridin. Wa ilal jannati dakhilin. Wa min sundusin wa istabraqin wadibajin
mutalabbisin.

Wa min tha‘amil jannati akilin. Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syaribin. Bi


akwabin wa abariqa wa ka‘sin min ma‘in. Ma‘al ladzina an‘amta ‘alaihim minan
nabiyyina wash shiddiqina wasy syuhada’i wash shalihina wa hasuna ula’ika rafiqan.
Dalikal fadl-lu minallahi wa kafa billahi ‘aliman. Allahummaj‘alna fi hadzihil lailatisy
syahrisy syarifail mubarakah minas su‘ada’il maqbûlin. Wa la taj‘alna minal asyqiya’il
mardûdin. Wa shallallahu ‘ala sayyidina muhammadin wa alihi wa shahbihi ajma‘in.
Birahmatika ya arhamar rahimin wal hamdulillahi rabbil ‘alamin.

Doa Setelah Salat Witir :

ُ ‫ك ا ْل ُق ُّد ْو‬
‫س‬ َ ‫حانَ ا ْل‬
ِ ِ‫مل‬ َ ‫س ْب‬
ُ

Subhaanal malikil qudduus

Artinya: “Maha Suci Allah Yang Maha Merajai dan Yang Maha Bersih.”
Dibaca sebanyak tiga kali dengan suara nyaring dan panjang pada bacaan ketiga.

Kemudian membaca:

ِ‫ة َوال ُّر ْوح‬ َ ‫مآلِئ‬


ِ ‫ك‬ َ ‫َربُّ ا ْل‬
Robbul-malaa-‘ikati warruuh

Anda mungkin juga menyukai