Anda di halaman 1dari 11

Analisis Urban Social Movement:

Studi Kasus Peran Advokasi Kebijakan WRI Indonesia dan


Proyek Clean Air Catalyst dalam Isu Pencemaran Udara di Jakarta 2023

Onal Putra, Irwansyah

Program Studi Teknik Sipil


Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia

E-mail: onal.putra@ui.ac.id

Abstrak

Polusi udara di Jakarta sudah menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat. Perlu adanya
kerjasama advokasi kebijakan pemerintah dan non-pemerintah untuk menangani masalah ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran advokasi kebijakan World Resources
Institute (WRI) Indonesia dalam menghadapi masalah tersebut melalui proyek Clean Air
Catalyst. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berupa wawancara narasumber dan
studi literatur. Dari penelitian ini diperoleh beberapa peran WRI: 1. Meningkatkan
Implementasi Low Emission Zone (LEZ), 2. Peralatan Pemantau Kualitas Udara, 3. Clean Air
Catalyst, 4. Analisis Kualitas Udara dan Kesehatan, 5. Lokakarya Lingkar Belajar. WRI
memiliki peran penting dalam advokasi kebijakan untuk meningkatkan kualitas udara di DKI
Jakarta. Melalui inisiatif seperti proyek Low Emission Zone (LEZ) dan Clean Air Catalyst, WRI
berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan para pemangku kepentingan
lainnya. WRI tidak hanya berperan sebagai kelompok penekan, namun juga sebagai lembaga
pemikir yang memberikan saran kebijakan dan menganalisis data.

Kata Kunci: Advokasi Kebijakan; Clean Air Catalyst; Pencemaran Udara; Urban Social
Movement; World Resources Institute

Abstract

Air pollution in Jakarta has become a serious threat to public health. There is a need for
government and non-government policy advocacy cooperation to deal with this problem. This
study aims to identify the policy advocacy role of World Resources Institute (WRI) Indonesia
in dealing with the problem through the Clean Air Catalyst project. This research uses
qualitative methods in the form of informant interviews and literature studies. From this
research, several roles of WRI were obtained: 1. Improving Low Emission Zone (LEZ)
Implementation, 2. Air Quality Monitoring Equipment, 3. Clean Air Catalyst, 4. Air Quality
and Health Analysis, 5. Learning Circle Workshop. WRI has an important role in policy
advocacy to improve air quality in DKI Jakarta. Through initiatives such as the Low Emission
Zone (LEZ) and Clean Air Catalyst projects, WRI collaborates with the Jakarta Provincial
Government and other stakeholders. WRI serves not only as a pressure group, but also as a
think tank that provides policy advice and analyzes data.

Keywords: Air Pollution; Clean Air Catalyst; Policy Advocacy; Urban Social Movement;
World Resources Institute

I. Pendahuluan
Ibu kota Indonesia, Jakarta, sedang mengalami ancaman serius dari polusi udara yang
terus memburuk karena berbagai faktor, termasuk kondisi cuaca, aktivitas industri, dan emisi
transportasi, baik yang bersumber dari alam maupun kegiatan manusia (Firdaus et al., 2023).
Dampak negatif terhadap kualitas udara di Jakarta menciptakan peningkatan yang signifikan
dalam kasus penyakit pernapasan, khususnya infeksi saluran pernapasan akut, yang menjadi
masalah kesehatan umum di kalangan penduduk (Verena, 2023).

Dalam upaya penanggulangan masalah polusi udara perkotaan, berbagai kelompok non-
pemerintah dan masyarakat sipil, termasuk World Resources Institute (WRI), berperan penting.
Pada dekade 1970-1980, Castells (1997) mengatakan bahwa kelompok-kelompok ini
diidentifikasi sebagai urban social movement (gerakan sosial perkotaan) yang diharapkan dapat
mengubah secara radikal struktur kekuasaan politik dan merevolusi kawasan urban (Uysal,
2012). Namun, menurut Souza (2006) dalam konteks kontemporer, organisasi-organisasi
tersebut cenderung berinteraksi langsung dengan pemerintah kota sebagai pemangku kebijakan
(Uysal, 2012).

WRI Indonesia menjadi salah satu organisasi yang proaktif dalam advokasi kebijakan
terkait masalah udara di Jakarta. Terlibat dalam inisiatif Low Emission Zone (LEZ) bersama
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, WRI Indonesia bertujuan meningkatkan kesadaran dan
penerimaan masyarakat terhadap implementasi LEZ sebagai langkah untuk meningkatkan
kualitas udara (WRI Indonesia, 2023c). Selain itu, WRI juga terlibat dalam proyek Clean Air
Catalyst yang difokuskan pada solusi untuk meningkatkan kesadaran terhadap pencemaran
udara dan menguji metodologi data-to-impact untuk meningkatkan aksi udara bersih di
beberapa kota, termasuk Jakarta (WRI Indonesia, 2023a).

WRI bermitra dengan berbagai pemangku kepentingan dalam inisiatif ini, termasuk
dokter, peneliti, dan pembuat kebijakan, dengan tujuan mengidentifikasi dan menetapkan
prioritas tindakan untuk mengatasi sumber-sumber utama polusi. Dalam kerangka program
Clean Air Catalyst, WRI mengembangkan panduan praktis yang telah terbukti efektif di
lapangan untuk menghimpun pemangku kepentingan utama, mengenali dan meningkatkan
kesadaran akan prioritas kualitas udara, serta memanfaatkan dukungan misi USAID untuk
mencapai dan menjaga udara yang lebih bersih. Tim Clean Air Catalyst telah menjalin
perjanjian kerjasama dengan Gubernur DKI Jakarta, Indore Municipal Corporation, dan
Pemerintah Kota Nairobi untuk berkolaborasi dalam hal lokasi pemantauan baru, studi ilmiah,
pelatihan, dan kegiatan penyadaran masyarakat (USAID, 2023).

Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi peran WRI dalam mengadvokasi


kebijakan guna meningkatkan kualitas udara di Jakarta. Analisis struktur sosial antara WRI dan
pemerintah diharapkan dapat memberikan pemahaman mendalam mengenai implementasi
kebijakan dan dampaknya terhadap perbaikan kualitas udara. Penelitian ini memiliki
signifikansi yang penting dalam konteks perbaikan kualitas udara di DKI Jakarta dan
memberikan panduan bagi pembuat kebijakan, praktisi lingkungan, serta akademisi yang
terlibat dalam upaya serupa di kota-kota metropolitan global.

II. Tinjauan Teoritis


Tinjauan teoritis melibatkan penelitian tentang gerakan sosial dalam konteks perkotaan,
dengan (Pickvance, 2003) sebagai salah satu akademisi yang mengkaji bagaimana gerakan
sosial dapat menjadi gerakan sosial perkotaan. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh
(Castells, 1977), yang mengklasifikasikan tindakan masyarakat dalam konteks perkotaan dan
politik menjadi tiga tingkat potensi dampak, yaitu 'partisipasi' (tingkat terendah) yang
melibatkan perubahan simbolis, 'protes' (tingkat menengah) yang mencakup reformasi kecil
tanpa menggugat struktur fundamental, dan 'gerakan sosial perkotaan' (tingkat tertinggi) yang
menunjukkan perubahan mendasar dalam dinamika kekuasaan di perkotaan dan masyarakat.
(Pickvance, 2003) menyoroti bahwa definisi gerakan sosial perkotaan terkait dengan tingkat
dampak, bukan jenis organisasi, dan mencerminkan identifikasi dengan kelompok yang tidak
bergantung pada partai politik konvensional serta meyakini potensi perubahan radikal melalui
tindakan politik perkotaan yang tidak terlembagakan, seperti lembaga swadaya masyarakat
(LSM).

Literatur selanjutnya yang dijadikan rujukan adalah "An urban social movement
challenging urban regeneration: The case of Sulukule, Istanbul" (Uysal, 2012). Uysal (2012)
dalam tulisannya membahas gerakan sosial perkotaan dengan meneliti kasus proyek regenerasi
Sulukule di Istanbul. Seperti yang diacu oleh Pickvance, Uysal juga merujuk pada karya
Castells (1977) yang pertama kali memperkenalkan konsep "Gerakan Sosial Perkotaan".
(Castells, 1977) menggambarkan bahwa gerakan sosial perkotaan muncul sebagai respons
terhadap ketidakpuasan politik dan dapat dikategorikan dalam bentuk kerusuhan sosial
terorganisir, pemberontakan, kelompok tekanan, dan oposisi terhadap pemerintah. (Castells,
1977) juga mengartikan gerakan sosial perkotaan sebagai entitas yang harus mencapai tiga
tujuan utama: tuntutan konsumsi kolektif, keberagaman budaya komunitas, dan pengelolaan
politik mandiri. Selain itu, gerakan ini harus sadar akan perannya sebagai entitas yang
terhubung dengan masyarakat dan, setidaknya, dengan sistem politik untuk mencapai
tujuannya. Dalam konteks Sulukule, proyek regenerasi kota yang melibatkan penggusuran dan
diskriminasi etnis Roma memicu perlawanan kolektif dari masyarakat, yang kemudian
mengorganisir diri sebagai Sulukule Platform (SP). SP, dalam perlawanannya, menuntut hak
untuk menentang akumulasi melalui perampasan dan mendesak penghentian segera terhadap
penggusuran.

Literatur selanjutnya adalah "Policy Advocacy Organizations: A Framework Linking


Theory and Practice" yang disusun oleh (Gen & Wright, 2013). Literatur ini pada dasarnya
bertujuan untuk merangkum berbagai literatur dan konsep dari praktisi dan akademisi terkait
dengan advokasi kebijakan. Dalam upaya sintesis tersebut, (Gen & Wright, 2013) memaparkan
beberapa model advokasi kebijakan yang terbagi menjadi input, aktivitas, hasil terdekat dan
terjauh, serta dampak yang dihasilkan. Selanjutnya, (Gen & Wright, 2013) merumuskan lima
strategi advokasi kebijakan, termasuk mendorong lingkungan demokratis, menciptakan tekanan
publik, memengaruhi pemangku kebijakan, melakukan reformasi langsung, dan mengubah
implementasi. Kelima strategi ini memiliki model sendiri yang dijelaskan melalui diagram oleh
(Gen & Wright, 2013).
III. Metode Penelitian
Metode penelitian yang diterapkan untuk menganalisis peran advokasi kebijakan dari
WRI Indonesia dan proyek Clean Air Catalyst dalam konteks pencemaran udara di Jakarta
adalah metode kualitatif. Penelitian ini mengambil bentuk studi kasus yang bertujuan
mendalam, memahami, dan meneliti fenomena atau masalah yang spesifik sesuai dengan objek
penelitian. Pendekatan ini melibatkan penggunaan teknik wawancara mendalam secara
langsung dengan narasumber melalui platform pertemuan daring seperti Google Meet.
Pengumpulan data sekunder juga dilakukan melalui studi dokumen dan sumber berita massa
untuk melengkapi data yang diperoleh, memungkinkan penelitian ini untuk menyelidiki peran
advokasi kebijakan dari WRI Indonesia dan proyek Clean Air Catalyst terhadap isu pencemaran
udara di Jakarta secara komprehensif.

IV. Hasil Penelitian


Berdasarkan wawancara dengan narasumber Satya Budi Utama, yang akrab dipanggil
Pak Tommy, disebutkan bahwa WRI Indonesia telah bekerja sama dengan pemerintah
Indonesia sejak tahun 2020 untuk mengatasi isu polusi udara di Jakarta melalui program Clean
Air Catalyst (CAC). Jakarta dipilih karena memiliki dampak signifikan sebagai salah satu kota
besar di Asia dan dapat dijadikan acuan untuk kota-kota lain di Indonesia. CAC bertujuan
membantu Pemerintah DKI Jakarta mengidentifikasi sumber polusi udara dengan melibatkan
konsorsium global, termasuk Indonesia, India, dan Kenya. Langkah awal melibatkan
pemasangan alat pemantau kualitas udara di titik-titik strategis untuk mengumpulkan data
baseline mengenai sumber polusi, termasuk partikulat dan black carbon.

WRI tidak hanya berperan sebagai kelompok tekanan (pressure group) tetapi juga
sebagai lembaga pemikir (think tank) yang memberikan saran kebijakan dan menganalisis data.
Meskipun tidak secara khusus menentang kebijakan pemerintah, WRI mendukung regulasi
yang mendukung penyelesaian isu polusi udara, seperti peraturan uji emisi. Selain
berkolaborasi dengan Pemerintah DKI Jakarta, WRI menjalin hubungan dengan pihak lain dan
melibatkan mantan pejabat pemerintah dalam timnya. WRI fokus pada advokasi kebijakan dan
mendorong solusi yang dihasilkan oleh pemerintah Jakarta untuk mengatasi isu polusi udara,
tanpa melibatkan langkah hukum.

Pak Tommy menjelaskan bahwa WRI berupaya untuk tetap terhubung dengan
pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya, serta memastikan rekomendasi yang diberikan
sesuai dengan rencana yang telah ada. WRI juga terlibat dalam menyusun naskah akademik
sebagai dasar pembuatan undang-undang, yang melibatkan beberapa lembaga, termasuk WRI,
untuk memberikan pemahaman teknokratis kepada pemerintah. Tantangan yang dihadapi WRI
meliputi batasan waktu proyek hingga tahun 2025 dan koordinasi birokratis antar lembaga
pemangku kepentingan. Meskipun demikian, WRI berkomitmen untuk menyelesaikan naskah
akademik pada akhir 2023 atau pertengahan 2024, membentuk dasar bagi pembuatan kebijakan
gubernur. Setelah itu, WRI berencana untuk berkomunikasi dengan jaringan globalnya guna
mendapatkan dukungan pendanaan tambahan.

Berdasarkan studi literatur untuk menghimpun data sekunder, sebagai data pendukung
dalam penelitian ini. Proyek Clean Air Catalyst di Jakarta, Indonesia, merupakan upaya
kolaboratif yang bertujuan untuk mengatasi tantangan polusi udara di kota tersebut. Proyek ini
melibatkan penyebaran peralatan pemantauan kualitas udara kelas referensi baru di beberapa
lokasi di Jakarta, yang diharapkan dapat memberikan data yang lebih akurat tentang polutan
yang mempengaruhi kualitas udara kota (WRI Indonesia, 2023b). Proyek ini merupakan respon
terhadap perkiraan memburuknya polusi udara di Jakarta karena urbanisasi yang cepat, dengan
fokus pada identifikasi akar penyebab emisi dan memobilisasi upaya untuk mengembangkan
dan mempertahankan opsi udara bersih untuk pembangunan kota (USAID, 2023). Selain itu,
Dinas Lingkungan Hidup Jakarta telah memperkenalkan Strategi Pengendalian Pencemaran
Udara, yang mencakup berbagai rencana aksi untuk meningkatkan kualitas udara dan
membutuhkan kolaborasi lintas sektor (Firdaus et al., 2023). Proyek Katalis Udara Bersih
bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Jakarta untuk melakukan pemantauan kualitas
udara dan meningkatkan kesadaran akan sumber polusi udara di Jakarta (Clean Air Catalyst,
2023b). Proyek ini juga bertujuan untuk menemukan solusi yang adil untuk polusi udara di
Jakarta melalui intervensi kualitas udara yang disesuaikan secara lokal, hemat biaya, dan
berkelanjutan (WRI Indonesia, 2023a). Selain itu, proyek ini telah mengidentifikasi sektor
transportasi sebagai sumber emisi terbesar di kota ini dan sedang mengerjakan inisiatif untuk
mengurangi polusi udara dari sektor ini (WRI Indonesia, 2023b). Upaya proyek ini merupakan
bagian dari kemitraan global yang dipimpin oleh World Resources Institute (WRI) dan
Environmental Defense Fund untuk mempercepat solusi udara bersih dan iklim di wilayah
dengan tingkat urbanisasi yang tinggi (WRI Indonesia, 2023a). Meskipun rincian spesifik dari
peran advokasi kebijakan WRI Indonesia dalam proyek Clean Air Catalyst dan dampaknya
terhadap polusi udara di Jakarta pada tahun 2023 tidak diuraikan secara eksplisit dalam hasil
penelusuran, informasi yang diberikan memberikan wawasan tentang kegiatan proyek dan
signifikansinya dalam mengatasi polusi udara di Jakarta.

World Resources Institute (WRI) memainkan peran advokasi dalam mempercepat


peningkatan kualitas udara di DKI Jakarta melalui berbagai inisiatif dan kolaborasi. Beberapa
inisiatif tersebut antara lain:

1. Peningkatan Implementasi Low Emission Zone (LEZ): WRI sedang menyusun rencana
penelitian dan komunikasi untuk memperluas implementasi LEZ di DKI Jakarta untuk
meningkatkan kualitas udara. Hal ini mencakup pemberian bantuan teknis dalam hal
penjangkauan publik dan rekomendasi kebijakan kepada Pemerintah DKI Jakarta (WRI
Indonesia, 2023c).

2. Peralatan Pemantauan Kualitas Udara: WRI Indonesia bermitra dengan Pemerintah DKI
Jakarta untuk menyediakan peralatan pemantauan kualitas udara yang baru untuk
Jakarta. Peralatan ini akan memberikan data yang lebih akurat mengenai polutan yang
mempengaruhi kualitas udara yang kita hirup, membantu pemerintah provinsi untuk
mengukur dan mengatasi polusi udara (WRI Indonesia, 2023b).

3. Clean Air Catalyst: WRI merupakan bagian dari program Clean Air Catalyst, yang
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan kualitas udara dan dampaknya di
kalangan mitra kesehatan, termasuk dokter, peneliti, dan pembuat kebijakan. Program
ini didukung oleh Badan Lingkungan Hidup dan Air Amerika Serikat dan termasuk di
dalamnya adalah Asar Social Impact Advisers, Environmental Design Solutions, dan
mitra-mitra lainnya (Vital Strategies, 2023).

4. Analisis Kualitas dan Kesehatan Udara: WRI bekerja sama dengan Dinas Lingkungan
Hidup DKI Jakarta dan mitra-mitra lainnya untuk menggunakan perangkat Air Quality
through Urban Actions (AQUA) untuk menilai kesehatan masyarakat di Jakarta.
Perangkat ini menawarkan analisis kesehatan yang cepat berdasarkan konsentrasi
PM2.5 ambien dan kesehatan tingkat lanjut, yang memberikan pemahaman yang
komprehensif mengenai dampak polusi udara terhadap kesehatan dan produktivitas
(Verena, 2023).

5. Lokakarya Lingkaran Belajar: WRI Indonesia, melalui Clean Air Catalyst,


berkolaborasi dengan mitra lokal untuk mengatasi sumber polusi udara, terutama
transportasi. Hal ini termasuk menyelenggarakan lokakarya lingkaran belajar untuk
mendiskusikan dan berbagi pengalaman tentang peningkatan kualitas udara (Clean Air
Catalyst, 2023a).

Dengan terlibat dalam inisiatif ini, WRI secara aktif berkontribusi dalam pengembangan
dan implementasi strategi peningkatan kualitas udara yang efektif di DKI Jakarta, membantu
menciptakan udara yang lebih bersih untuk semua penduduk.

V. Pembahasan
World Resources Institute (WRI) telah memainkan peran advokasi yang signifikan
dalam upaya mempercepat perbaikan kualitas udara di DKI Jakarta. (WRI Indonesia, 2023b)
Analisis WRI Indonesia terhadap data pemantauan kualitas udara dari tahun 2019-2023
mengonfirmasi tingginya tingkat polusi udara di Jakarta, dan WRI Indonesia telah terlibat
dalam penyediaan data dan teknologi penting untuk membantu pemerintah provinsi DKI
Jakarta dalam meningkatkan kualitas udara (Fadhil et al., 2023). Organisasi ini juga telah
menjadi bagian dari kemitraan global, seperti program Clean Air Catalyst, untuk meningkatkan
kesadaran akan kualitas udara dan dampaknya di antara para mitra kesehatan di Jakarta(Vital
Strategies, 2023). Dalam konteks teori urban social movement, gerakan perkotaan adalah
gerakan sosial di mana warga kota berusaha untuk mendapatkan kontrol atas lingkungan
perkotaan mereka, yang terdiri dari lingkungan binaan, tatanan sosial kota, dan proses politik
local (Pruijt, 2019). Upaya WRI sejalan dengan teori ini karena melibatkan pemberdayaan
masyarakat dan pemerintah daerah dengan data dan alat untuk mengendalikan lingkungan
perkotaan dan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan untuk meningkatkan kualitas
udara. Pekerjaan organisasi ini juga mencerminkan penekanan pada keterlibatan warga dan aksi
kolektif dalam urban social movement (Domaradzka, 2018). Oleh karena itu, peran advokasi
WRI dalam peningkatan kualitas udara di DKI Jakarta dapat dipahami melalui lensa teori urban
social movement, karena hal ini melibatkan pemberdayaan warga dan pemerintah daerah untuk
mengambil kendali atas lingkungan perkotaan mereka dan berpartisipasi dalam proses
pengambilan keputusan untuk meningkatkan kualitas udara.

VI. Kesimpulan
Kesimpulan dari jurnal penelitian ini adalah bahwa World Resources Institute (WRI)
memiliki peran yang signifikan dalam advokasi kebijakan untuk memperbaiki kualitas udara di
DKI Jakarta. Melalui inisiatif seperti Low Emission Zone (LEZ) dan proyek Clean Air Catalyst,
WRI berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pemangku kepentingan
lainnya. WRI tidak hanya bertindak sebagai kelompok tekanan (pressure group) tetapi juga
sebagai lembaga pemikir (think tank) yang memberikan saran kebijakan dan menganalisis data.

Hubungan erat antara WRI dan pemerintah setempat, terutama dalam implementasi
LEZ, memainkan peran penting dalam upaya perbaikan kualitas udara. WRI secara aktif terlibat
dalam membuat pedoman praktis, memperluas pemantauan udara, dan meningkatkan kesadaran
masyarakat. Meskipun WRI tidak secara langsung menentang kebijakan pemerintah, mereka
mendukung regulasi yang mendukung penyelesaian isu polusi udara.

Dampak dari upaya WRI terhadap kemungkinan keberhasilan dalam mencapai


perbaikan kualitas udara di lingkungan perkotaan dapat dilihat dari keterlibatan mereka dalam
penyusunan naskah akademik, memberikan pemahaman teknokratis kepada pemerintah, dan
upaya kolaboratif dengan berbagai pemangku kepentingan. Meskipun menghadapi kendala
seperti batasan waktu proyek, WRI berkomitmen untuk mencapai tujuan mereka pada akhir
2023 atau pertengahan 2024. Kesimpulan ini menegaskan bahwa advokasi kebijakan
lingkungan, jika didukung oleh kolaborasi efektif antara organisasi non-pemerintah dan
pemerintah, dapat berperan penting dalam mencapai perbaikan kualitas udara di lingkungan
perkotaan yang terpapar polusi udara.

VII. Daftar Referensi

Castells, M. (1977). The Urban Question: A Marxist Approach. London: Edward Arnold.

Clean Air Catalyst. (2023a). Clean Air Catalyst Jakarta leads a Learning Circles Workshop.
Cleanaircatalyst.Org. https://www.cleanaircatalyst.org/news-list/clean-air-catalyst-
jakarta-leads-a-learning-circles-workshop

Clean Air Catalyst. (2023b). Partners in Jakarta, Indonesia. Cleanaircatalyst.Org.


https://www.cleanaircatalyst.org/where-we-work/jakarta-indonesia

Domaradzka, A. (2018). Urban Social Movements and the Right to the City: An Introduction
to the Special Issue on Urban Mobilization. Voluntas, 29(4), 607–620.
https://doi.org/10.1007/s11266-018-0030-y
Fadhil, B., Firdaus, M., Elliott, B., & Ibanez, D. (2023). Southeast Asian Cities Have Some of
the Most Polluted Air in the World . El Niño Is Making it Worse. 1–18.

Firdaus, F. M., Elliott, B., Malsch, J., & Surjadi, P. (2023). 7 Things to Know About Jakarta’s
Air Pollution Crisis. https://wri-indonesia.org/en/insights/7-things-know-about-jakartas-
air-pollution-crisis

Gen, S., & Wright, A. C. (2013). Policy Advocacy Organizations: A Framework Linking
Theory and Practice. Journal of Policy Practice, 12(3), 163–193.
https://doi.org/10.1080/15588742.2013.795477

Pickvance, C. (2003). From urban social movements to urban movements: a review and
introduction to a symposium on urban movements. International Journal of Urban and
Regional Research, 27(1), 102–109. https://doi.org/10.1111/1468-2427.00434

Pruijt, H. (2019). Urban Movements. The Blackwell Encyclopedia of Sociology, 1–4.


https://doi.org/10.1002/9781405165518.wbeosu011.pub2

USAID. (2023). Clean Air Catalyst. Urban Links. https://urban-links.org/project/clean-air-


catalyst/

Uysal, Ü. E. (2012). An urban social movement challenging urban regeneration: The case of
Sulukule, Istanbul. Cities, 29(1), 12–22. https://doi.org/10.1016/j.cities.2011.06.004

Verena, M. (2023). Assembling Efforts to Improve and Elevate the Air Quality in Jakarta.
Resilience Development Initiative. https://rdi.or.id/assembling-efforts-to-improve-and-
elevate-the-air-quality-in-jakarta/

Vital Strategies. (2023). Air Pollution and Health.


https://www.vitalstrategies.org/programs/air-pollution-and-health/

WRI Indonesia. (2023a). Clean Air Catalyst. https://www.wri.org/initiatives/clean-air-catalyst

WRI Indonesia. (2023b). Clean Air Catalyst Unveils New Air Quality Monitoring Equipment
for Jakarta. 1–6. https://wri-indonesia.org/en/news/clean-air-catalyst-unveils-new-air-
quality-monitoring-equipment-jakarta

WRI Indonesia. (2023c). Scaling Up Low Emission Zone (LEZ) Implementation in Jakarta to
Improve Air Quality. https://wri-indonesia.org/en/initiatives/scaling-low-emission-zone-
lez-implementation-jakarta-improve-air-quality

Anda mungkin juga menyukai