Anda di halaman 1dari 28

BAHAN PRESENTASI

PUBLIC POLICY ANALYSIS

Peter Knoepfel, Corinne Larrue, Frederic Varone


dan Michael Hill

PROGRAM KEBIJAKAN

Melkior A. Lukas
NIM 2012020009
BIOGRAPHI PETER KNOEPFEL
Doktor Hukum, guru besar kehormatan di Fakultas
Hukum, Ilmu Kriminal dan Administrasi Publik
Universitas Lausanne, profesor kehormatan hukum di
Universitas Nasional Taras Shevchenko Kyiv, sebelumnya
adalah profesor penuh analisis kebijakan publik dan
pembangunan berkelanjutan di Swiss Graduate School of
Administrasi Publik (IDHEAP, 1982-2014) dan presiden
IDHEAP (1994-2002). Peter Knoepfel adalah seorang
tokoh internasional di bidang analisis kebijakan
lingkungan dan telah memimpin proyek penelitian
dibiayai oleh otoritas Swiss, Jerman dan Eropa selama
lebih dari 30 tahun. Dia adalah anggota dari banyak
ilmuwan komite dan masih kuliah sebagai profesor tamu
baik di Swiss maupun di luar negeri. Dia telah menulis
dan mengedit sejumlah besar buku akademik (70), artikel
dan kontribusi untuk karya kolektif (270) tentang
lingkungan kebijakan, pembangunan berkelanjutan dan
pengelolaan sumber daya alam.
ANALISIS KEBIJAKAN
Analisis kebijakan secara umum dapat didefinisikan sebagai 'studi tentang tindakan otoritas
publik dalam masyarakat' (Knoepfel et al., 2007). Memperluas gagasan ini, Knoepfel et al.
menyarankan bahwa analisis kebijakan bertujuan untuk menafsirkan fungsi regulasi negara
dan, lebih umum, sistem administrasi politik, menggunakan pengaruhnya untuk mengarahkan
ekonomi dan masyarakat secara keseluruhan.

Memperluas gagasan ini, Knoepfel et al. menyarankan bahwa analisis kebijakan


bertujuan untuk menafsirkan fungsi regulasi negara dan, lebih umum, sistem
administrasi politik, menggunakan pengaruhnya untuk mengarahkan ekonomi dan
masyarakat secara keseluruhan. Tanpa mengabaikan hubungan kekuasaan yang
melekat dalam semua proses administrasi politik, analisis kebijakan berkonsentrasi
pada organisasi administratif yang ada atau yang muncul dan layanan aktual yang
mereka berikan kepada publik (Knoepfel et al., 2007).

Perbedaan utama antara ketiga arah ini terletak pada fokus bidang analisis tertentu.
Salah satu pendekatan analitis memasangkan analisis kebijakan dengan teori negara,
yang kedua menjelaskan cara kerja tindakan publik, dan yang ketiga berfokus pada
evaluasi hasil dan efek tindakan kebijakan publik (Knoepfel et al., 2007).
 Konsep siklus kebijakan menyoroti beberapa fase yang menjadi
ciri proses perumusan kebijakan. Ini adalah: persepsi tentang
'masalah'; 'pengaturan agenda'; perumusan program
kebijakan dan pemilihan instrumen kebijakan; implementasi
dan solusi masalah praktis; evaluasi kebijakan; dan dimulainya
kembali siklus, jika 'masalah' tidak terpecahkan (untuk penjelasan
yang lebih rinci, lihat KNOEPFEL et al., 2007). Kami
menggunakan konsep ini untuk membuat kerangka kerja analitis
yang mencakup tiga fase pertama dari siklus kebijakan.
Dalam PPP, meskipun aktor swasta seringkali memiliki tanggung jawab utama untuk
melakukan manajemen operasional sehari-hari, sektor publik terus berperan pada
pengelolaan korporasi dan tingkat manajemen harian. Dalammelakukan kerjasama ini,
resiko dan manfaat potensial dalam menyediakan pelayanan ataupun fasilitas dipilah/dibagi
kepada pemerintah dan swasta. Sinergi tersebut secarasederhana dapat digambarkan sebagai
berikut:

Gambar 1. Sinergi dalam  Public


PrivatePartnership (PPP)
| 6

KONSEP DASAR ANALISIS KEBIJAKAN


• Perhatian terhadap problems/masalah dan hubungan antara kebijakan
1 publik dengan masalah tersebut

• Perhatian terhadap content (isi) dari kebijakan publik


2

• Perhatian terhadap apa yang dilakukan dan tidak dilakukan oleh pembuat
3 kebijakan (lebih fokus pada input dan proses)

• Perhatian terhadap konsekuensi-konsekuensi dari kebijakan


4
| 7

PENGUASAAN YANG DIPERLUKAN DALAM ANALISIS


KEBIJAKAN
• Pengetahuan (Knowledge) Analis Kebijakan harus memiliki apresiasi terhadap proses,
kelembagaan dan yayasan pemerintahan, pengakuan atas prioritas dan tantangan
kementerian, dan konteks di mana kementerian beroperasi. Selain itu, mereka harus
1 menyadari kebijakan departemen saat ini, target mereka kelompok, dan dampak.

• Organisasi Ini mengacu pada kemampuan untuk memenuhi tenggat waktu, untuk
menghasilkan tim upaya, dan kemampuan untuk menetapkan prioritas yang wajar.
2

• Kapasitas Intelektual Analis Kebijakan harus memiliki kemampuan untuk berpikir


jernih, secara luas, dan strategis, untuk membuat dan berhubungan inovatif solusi, dan
3 memiliki kepekaan terhadap masalah potensial dan masalah.

• Kompetensi Relasi Analis harus dapat bertindak secara independen dan sebagai tim
pemain, untuk berkonsultasi secara efektif, dan memperoleh informasi dari sumber
4 eksternal, dan memiliki motivasi untuk berbagi informasi.

• Kompetensi Pribadi Analis harus didorong oleh nilai-nilai etika dan moral, dan
Waspadai perbedaan antara kebijakan dan politik pertimbangan.
5
SEJARAH PUBLIK / SWASTA
KEMITRAAN
 Sebelum pergantian abad kedelapan belas, para penjajah menjadi terkenal
kemajuan menuju apa yang disebut masyarakat ilmiah, mengorganisir
ilmuwan yang datang dari Inggris dan negara-negara Eropa lainnya ke
komunitas yang mempromosikan penyelidikan ilmiah. Pada 1683, Boston
Philosophical Society dibentuk untuk memajukan ilmu dalam bidang
filsafat dan sejarah alam.
 Benjamin Franklin membentuk American Philosophical Society of
Philadelphia pada 1742 dengan tujuan mendorong korespondensi dengan
penjajah di semua bidang sains. Society ini kemudian bergabung dengan
American Society buatan Franklin untuk pembiayaan Alustista dan
membuat kemajuan di bidang pertanian dan kedokteran untuk semua
individu dengan mensponsori sekolah kedokteran pertama di Amerika
(juga didukung oleh Dewan Perwakilan Pennsylvania). Jadi, Masyarakat
gabungan Franklin adalah ciri khas publik dan privatnya kepentingan
sektor dapat bekerja sama untuk kepentingan bersama.
RESEARCH AND DEVELOPMENT (R & D)

 Penelitian, dan pengembangan atau litbang (


Bahasa Inggris: Research and Development, R and D,
atau R&D) adalah kegiatan penelitian, dan
pengembangan, dan memiliki kepentingan komersial
dalam kaitannya dengan riset ilmiah murni, dan
pengembangan aplikatif di bidang teknologi. R&D atau
litbang ini memegang peranan penting, dan menjadi
indikator kemajuan dari suatu negara.
Public Private Partnership di Inggris
Inggris merupakan negara yang memiliki nilai proyek
PPP terbesar di Eropa untuk tahun 2012. Pemerintah
Inggris menggunakan PPP untuk membiayai
pembangunan banyak sektor: transportasi, pendidikan,
kesehatan, dan kantor-kantor pemerintah (Hall, 2015:
p.8-9). Menurut Vertakova dan Plotnikov (2014: p.28),
sektor pendidikan di Inggris menempati urutan ketiga
dalam implementasi PPP berdasarkan jumlah
pembiaya-an. Jumlah pembiayaan proyek PPP di
Inggris mengalami pertumbuhan yang stabil. Pada
tahun 2003 berjumlah £373 juta, kemudian £ 575 juta
(2004), £1.146 juta (2005), dan pada tahun 2008
berjumlah £2,076 juta (Deloitte, 2008).
RESEARCH AND DEVELOPMENT
 Sedangkan Borg and Gall (1983:772) mendefinisikan penelitian
pengembangan sebagai proses yang digunakan untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-
langkah dari proses ini biasanya disebut sebagai siklus R & D,
yang terdiri dari mempelajari temuan penelitian yang berkaitan
dengan produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk
berdasarkan temuan ini, bidang pengujian dalam pengaturan di
mana ia akan digunakan akhirnya , dan merevisinya untuk
memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam tahap
mengajukan pengujian. Dalam program yang lebih ketat dari R &
D, siklus ini diulang sampai bidang-data uji menunjukkan bahwa
produk tersebut memenuhi tujuan perilaku didefinisikan
RESEARCH AND DEVELOPMENT  (R&D)
 Penelitian Pengembangan atau  Research and Development 
(R&D) saat ini merupakan salah jenis penelitian yang banyak
dikembangkan.  Penelitian pengembangan merupakan salah satu
jenis penelitian yang dapat menjadi penghubung atau pemutus
kesenjangan antara penelitian dasar dengan penelitian terapan.
Pengertian Penelitian Pengembangan atau  Research and
Development  (R&D) sering diartikan sebagai suatu proses atau
langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada. Yang dimaksud dengan
produk dalam konteks ini adalah tidak selalu berbentuk hardware
(buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas dan laboratorium),
tetapi bisa juga perangkat lunak (software) seperti program untuk
pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau
laboratorium, ataupun model- model pendidikan, pembelajaran
pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen,dll.
Pada negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia dan India.
Misalnya kasus di Indonesia, model public private partnership ini
sudah berlangsung sejak tahun 1974 ketika proyek pembangunan
jalan tol dimulai. Meskipun ketika itu fokus kerjasama lebih banyak
pada bidang infrastrutktur fisik. Regulasi tentang model kerjasama
pemerintah dan swasta ini pertama kali diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah.
Meskipun sebelumnya sudah terbit Peraturan Presiden Nomor 67
Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha dalam
Penyediaan Infrastruktur. Dalam perpres ini, unit pemerintah atau
badan yang berwewenang secara aktif memfasilitasi kerjasama
pemerintah dan swasta adalah Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (BAPPENAS), dalam hal ini dibawah kendali Direktorat
Pengembangan Kerjasama Pemerintah dan Swasta.
 Terminologi KPS di Indonesia dimulai sejak dikeluarkannya
Peraturan Presiden Republik Indonesia No 67 Tahun 2005 tentang
Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur yang telah beberapa kali diubah dan perubahan
terakhir adalah
Peraturan Presiden Republik Indonesia No 66 Tahun 2013
 Bentuk yang banyak dikenal dengan istilah BOT singkatan Build
Operate and Transfer atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai
Bangun Kelola dan Alih Milik tetapi sebenarnya masih banyak
bentuk yang bisa digunakan seperti Outsourcing sebagai bentuk
paling sederhana sampai bentuk Bangun Kelola dan Miliki atau
dalam bahasa Inggrisnya disebut sebagai Build Operate and Own
(BOO)
Konsep Public Private Partnership
 PPP memiliki definisi yang beragam. Secara sempit, PPP dapat diartikan
sebagai kesepakatan formal seperti penyediaan infrastruktur atau diarti-kan
secara luas yang mencakup segala jenis kerjasama antara pihak pemerintah
dan swasta (LaRocque, 2008: p.7). Menurut Komisi PPP Inggris
(Commission on UK PPPs), PPP adalah ‘suatu hubungan berbagi risiko
berdasarkan kesepakatan antara pihak pemerintah dan swasta (termasuk
sukarelawan) untuk mendorong kebijakan publik yang diinginkan. Imple-
mentasinya berupa hubungan jangka panjang dan fleksibel, yang dituang-
kan dalam kontrak, untuk menyediakan layanan yang didanai publik’.

Secara umum PPP memiliki beberapa karakteristik, yaitu:

 a. Bersifat formal
 b. Merupakan hubungan jangka panjang bagi para pihak

 c. Berfokus pada hasil

 d. Ada unsur berbagi risiko bagi para pihak

 e. Pihak swasta mencakup lembaga komersial dan sukarelawan


RESEARCH AND DEVELOPMENT
 Seperti namanya, R&D berisikan rangkaian proses riset dan
pengembangan produk atau layanan yang ingin dibuat. Tujuan
utamanya adalah agar perusahaan dapat meluncurkan produk atau
jasa yang orisinal secara optimal.
Tugas: merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan semua
aktifitas research and development untuk tujuan perbaikan dan
pengembangan produk perusahaan. ... melakukan riset produk dan
riset pasar untuk keperluan R&D. bertanggung jawab terhadap
solusi dari keluhan dan tren keinginan konsumen
 Bagian R&D biasanya bertanggung jawab mengelola sejumlah
dana tertentu yang telah dianggarkan perusahaan untuk riset dan
pengembangan. R&D melakukan test dan tak jarang membuat alat
test sendiri dan terus mengembangkan teknologi baru untuk
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan perusahaan
R AND D
Langkah-langkah dalam penelitian R&D adalah sebagai berikut.
 Potensi dan masalah. Penelitian dapat berangkat dari adanya
potensi dan masalah. ...
 Mengumpulkan informasi. ...

 Desain produk. ...

 Validasi desain. ...

 Perbaikan desain. ...

 Uji Coba produk. ...

 Revisi produk. ...

 Uji coba pemakaian.


BEBERAPA AREA PENERAPAN KPS YANG BANYAK
DILAKUKAN DI INDONESIA MELIPUTI:

Beberapa area penerapan KPS yang banyak dilakukan di Indonesia


meliputi:
 Proyek Jalan Tol

 Proyek Air minum

 Pembangkit Listrik

 Terminal

 Pelabuhan

 Program Percepatan Penanggulangan Stunting,


Beberapa pertanyaan mendasar yang
terkait dengan kemitraan adalah:

• Apa makna “kemitraan” yang


sebenarnya?
• Mengapa “kemitraan” penting namun
tidak mudah dilaksanakan?
• Pada situasi apa dan kapan “kemitraan”
perlu atau tepat untuk dilaksanakan?
• Siapa saja yang dapat terlibat dan
mengelola “kemitraan”?
• Bagaimana cara mengelola “kemitraan”
yang efektif?
Makna Kemitraan

Secara umum, kemitraan dipahami sebagai hubungan kerja sama antara dua
pihak atau lebih yang bersepakat untuk mengerjakan suatu prakarsa dalam
suatu kurun waktu tertentu. Manfaat kerja sama ini akan dinikmati bersama.
Risiko yang timbul pun akan ditanggung bersama-sama. Sebuah
kemitraan yang kuat akan melibatkan tiga elemen utama, yaitu:

(i) Prakarsa dilahirkan dari ide yang diciptakan bersama;


(ii) Semua pihak yang terlibat dalam prakarsa tersebut memberikan kontribusi
atau peran yang berimbang; dan
(iii) Jika terjadi hambatan atau tantangan dalam pelaksanaan, semua pihak
yang terlibat akan turut bersama-sama menanggung kerugian, baik moril
maupun materiel.
Makna Kemitraan

Yang menarik ialah makna yang terkandung dalam konsep


kemitraan itu bukan penyerahan wewenang sepenuhnya kepada
swasta (biasa disebut privatisasi) melainkan kerjasama sektor
umum/pemerintah dengan sektor swasta sebagai mitra dan
sebagai perwujudan usaha bersama dengan komitmen
keuntungan bersama, atas dasar perjanjian bahwa masing-
masing pihak memangku tanggungjawab sendiri, dengan tujuan
mengoptimalkan keuntungan sosial dan ekonomi. Kemitraan
tersebut menyangkut masalah input finansial dan sumber-sumber
lain, juga kesediaan kedua belah pihak untuk menanggung resiko
dan pembagian keuntungan dengan mempertimbangkan input
dan risiko yang diterima setiap anggota dalam kemitraan
tersebut.
Hal yang harus diantisipasi oleh para pihak yang bergabung dalam
suatu kemitraan meliputi:

• Reputasi lembaga/perusahaan yang tergabung dalam kemitraan


dapat tercemar bila kemitraan yang direncanakan gagal.
• Kehilangan otonomi lembaga karena bekerja sama dengan pihak
lain dalam kemitraan.
• Konflik kepentingan yang dapat menimbulkan ketegangan pada
saat gagal mencapai kompromi.
• Kekurangan sumber daya, khususnya bagi mitra yang menjadi
garda terdepan dalam kemitraan dan bergantung pada asupan
dana.
• Kebergantungan penerima manfaat yang gagal menciptakan
kemandirian.
Tantangan yg melahirkan prinsip kemitraan meliputi:
• Menghargai keragaman untuk mengatasi kekhawatiran akan
perbedaan yang terjadi di antara para mitra.
• Mengusahakan kesetaraan untuk mencegah ketimpangan
partisipasi dalam kemitraan. Hal ini berlaku dalam
menyatakan pendapat atau dalam negosiasi dan terkait dengan
kontribusi dan citra masing-masing mitra di depan publik
• Bersikap transparan, yaitu mengutamakan keterbukaan dan
kejujuran mengenai kepentingan dan harapan dalam bekerja
sama.
• Menciptakan manfaat bersama untuk menghindari persaingan
di antara para mitra.
• Membangun keberanian untuk mengatasi ketidakpastian pada
saat membangun kemitraan.
Ros Tennyson, The Partnering Tool Book, (The International Business
Leaders Forum dan Global Alliance for Improved Nutrition, 2003).
Mengapa, di Mana, dan Kapan Kemitraan Diterapkan dalam
Konteks Pembangunan?

Kemitraan dilaksanakan dengan pertimbangan bahwa tidak ada satu pun pihak yang
dapat melakukan semua tugas sendirian dengan risiko yang sulit ditanggung oleh
satu pihak saja. Karenanya, kemitraan sesungguhnya didorong oleh kebutuhan
program kemitraan dalam mencapai tujuan akhirnya. Kebutuhan tersebut meliputi:

• Dukungan finansial dan nonfinansial (keahlian, keterampilan, jejaring, teknologi).


• Jangkauan geografis jika program harus dilaksanakan di wilayah yang letaknya
berjauhan.
• Dukungan legitimasi berupa peraturan pemerintah atau rekomendasi
verbal/tertulis.
• Dukungan moril dan tenaga karyawan dan masyarakat yang terdampak.
• Bantuan pengawasan untuk menjamin akuntabilitas.
Siapa saja yang dapat terlibat dan mengelola “kemitraan”?

Kemitraan adalah kerjasama dalam keterkaitan usaha, baik


langsung maupun tidak langsung, atas dasar prinsip saling
memerlukan, mempercayai, memperkuat, dan menguntungkan
yang melibatkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah
dengan usaha besar.[

Perjanjian kemitraan itu memuat paling sedikit:


- kegiatan usaha;
- hak dan kewajiban masing-masing pihak;
- bentuk pengembangan;
- jangka waktu; dan
- penyelesaian perselisihan.
Siapa saja yang dapat terlibat dan mengelola “kemitraan”?

Kemitraan Pemerintah dan Swasta memiliki beberapa Unsur:


1. Terdapat dua pelaku yang terlibat, yakni pemerintah dan swasta
2. Keduanya bekerja sama sebagai mitra, dalam hal ini tidak ada pihak yang sifatnya
membawahi pihak lain.
3. Adanya tujuan bersama berdasarkan komitmen yang hendak dicapai
4. Setiap pihak memiliki tanggungjawab sendiri
5. Setiap pihak memberikan input, bisa finansialatau sumberdaya lainnya
6. Kedua belah pihak bersedia menanggung risiko
7. Pembagian keuntungan berdasarkan pertimbangan unsur yang diberikan dalam
perjanjian kesepakatan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai