Anda di halaman 1dari 19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Pasar Mardika merupakan salah satu pasar tradisional yang terletak di

kota Ambon, provinsi Maluku, Indonesia. Pasar ini merupakan pusat

perdagangan utama di kota Ambon dan menjadi tempat di mana penduduk

setempat dan wisatawan dapat membeli berbagai macam barang, mulai dari

makanan, sayuran, buah-buahan, pakaian, hingga barang-barang kebutuhan

sehari-hari.

Berikut ini adalah gambaran umum tentang Pasar Mardika:

a. Lokasi: Pasar Mardika terletak di pusat kota Ambon, sehingga mudah

diakses oleh penduduk setempat maupun wisatawan yang berada di

sekitar area tersebut.

b. Bangunan: Pasar Mardika terdiri dari beberapa bangunan yang saling

terhubung. Bangunan pasar umumnya terbuat dari bahan beton atau kayu

dengan atap yang biasanya menggunakan genteng atau seng. Beberapa

bangunan mungkin sudah mengalami renovasi atau pembaruan untuk

meningkatkan kenyamanan dan kebersihan.

c. Jenis Barang: Pasar Mardika menawarkan beragam jenis barang

dagangan. Anda dapat menemukan bahan makanan seperti sayuran,

41
42

buah-buahan, ikan, daging, rempah-rempah, dan makanan jadi. Selain

itu, terdapat juga penjual pakaian, alas kaki, aksesori, peralatan rumah

tangga, kerajinan tangan, dan masih banyak lagi.

d. Aktivitas dan Atmosfer: Pasar Mardika adalah tempat yang hidup dengan

aktivitas pedagang dan pembeli yang ramai. Atmosfer pasar tradisional

ini kental dengan kegiatan tawar-menawar, aroma rempah-rempah, dan

keramaian. Anda akan melihat berbagai jenis pedagang yang berinteraksi

dengan pembeli, serta mendengar suara jualan dan negosiasi harga yang

khas.

e. Keunikan Lokal: Pasar Mardika juga merupakan tempat yang

memperlihatkan keunikan budaya lokal Maluku. Anda dapat menjumpai

penjual dengan pakaian adat atau menjual produk-produk khas Maluku,

seperti hasil kerajinan tangan atau makanan tradisional.

f. Warung dan Kuliner: Di sekitar pasar, biasanya terdapat warung makan

atau penjual makanan dan minuman tradisional.

Pasar Mardika memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari

masyarakat Ambon sebagai tempat berbelanja dan berinteraksi sosial. Pasar

ini juga dapat memberikan pengalaman budaya dan kuliner yang autentik

bagi wisatawan yang berkunjung ke Ambon.


43

2. Karakteristik Informan

a. Umur Informan

Studi tentang Pendapatan Pedagang Kaki Lima di Pasar Mardika

Ambon Pasca Covid 19 ini dilakukan kepada pedagang kaki lima yang

berjualan di Pasar Mardika Ambon sebagai informan yang memang

mengetahui secara komprehensif tentang jenis dan penyebab permasalahan.

Untuk mengetahui tentang tingkat usia dari informan tersebut dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Table 1: Informan menurut kelompok umur

NO Kategori Umur Informan Jumlah Presentasa

1. 19-25 3 30%

2. 26-30 1 10%

3. 31-35 1 10%

4. 36-40 2 20%

5. 41-45 3 30%

Jumlah 10 100%

Sumber: Penelitian Lapangan 2022

Informan menurut kelompok umur didominasi oleh umur antara 19 –

25 tahun yaitu 30% dan umur 41-45 tahun yaitu 30% sementara umur 26 –

30 tahun 10%, kemudian umur 31 – 35 adalah 10% sedangkan, 36 – 40

tahun 20%.
44

b. Pendidikan Informan

Berikut ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini tentang keadaan

pendidikan seluruh pedagang kaki lima yaitu:

Tabel 2 : Informan menurut tingkat pendidikan

No Kategori Umur Informan Jumlah Presentase

1. SD 5 65%

2. SMP 3 20%

3. SMA 2 15%

Jumlah 10 100%

Sumber: Penelitian Lapangan 2022

Dari tabel di atas menunjukan bahwa tingkat pendidikan pedagang

masih sangat minim karena lulusan SD telah mendominasi yaitu 65%,

sedangkan mereka yang tingkat pendidikan tamat SMP adalah 3 orang 20%

dan tingkat pendidikan lulusan SMA sebanyak 2 orang 15%.

c. Agama Informan

Seluruh informan yang merupakan pedagang kaki lima di Pasar Mardika

Ambon beragama Islam, Dari 10 orang tersebut ada yang berasal dari Bau-

Bau, Pulau Saparua, Pulau Seram dan Kota Ambon itu sendiri. Penjelasan

tersebut dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini:


45

Tabel 3 Agama Informan

No Agama Jumlah Presentase

1. Islam 10 100%

2. Protestan - -

3. Katolik - -

4. Hindu - -

5. Budha - -

6. Konghucu - -

Jumlah 10 100%

Sumber: Penelitian Lapangan 2022

Dari tabel di atas menunjukan bahwa sebanyak 10 orang informan

atau 100% pedagang kaki lima beragama Islam, dan tidak ada informan yang

beragama Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu.

d. Jenis Kelamin Informan

Pedagang kaki lima tidak semuanya didominasi oleh ibu-ibu atau

kaum perempuan, tetapi ada juga yang berjenis kelamin laki-laki. Untuk

lebih jelas, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:


46

Tabel 3: Informan Menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Presentase

1. Laki-Laki 8 80%

2. Perempuan 2 20%

Jumlah 18 100%

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan 2022

Dari tabel di atas menunjukan bahwa pedagang laki-laki lebih


mendominasi yaitu 80%, dan pedagang perempuan yaitu 20%. Jadi
berdasarkan data informan di atas pedagang laki-laki lebih mendominasi dari
pedang perempuan.

B. Pembahasan

1. Pendapatan Per Hari Saat Pandemi dan Pasca Pandemi Covid-19 Di


Pasar Mardika Ambon.

Pendapatan pedagang saat terjadi pandemi dan passa pandemi covid-19

menunjukan bahwa saat pandemi covid -19 pendapatan per hari yang di

dapatkan Bapak Hasan Rp 150.000 sementara pasca pandemi covid-19 akan

naik menjadi Rp 200.000., pada Bapak Haidar Rp 200.000 sementara pasca

pandemi covid-19 menjadi 200.000. tidak ada penurunan dan tidak ada

kenaikan, Ibu Romla Rp 200.000, sementara pasca pandemi covid-19 naik

menjadi Rp 250.000., Bapak Adit Rp 300.000 sementara pasca pandemi covid-

19 menjadi Rp 300.000., Ibu Riski Rp 200.000 sementara pasca pandemi

covid-19 menjadi Rp 300.000., Bapak Ikbal Rp 300.000. sementara pasca


47

pandemi covid-19 Rp 300.000. pada Bapak Rahman Rp. 200.000. sementara

pasca pandemic Covid-19 menjadi Rp. 200.000., pada Bapak Kader Rp. 200.000

sementara pasca pandemic covid-19 menjadi 200.000., pada Bapak Iwan Rp.

150.000., sementara pasca pandemic covid-19 menjadi 200.000., dan pada

Bapak Rajak Rp. 200.000. sementara pasca Covid-19 menjadi 200.00.

a. Pendapatan Pedagang Saat Pandemi Covid-19 19 Di Pasar Mardika


Ambon

Dari data diatas dapat di jelaskan bahwa saat terjadi pandemi covid-

19 di pasar Mardika Ambon pendapatan pedagang sedikit menurun dan

memiliki pendapatan per hari, Bapak Hasan Rp 150.000, pada Bapak Haidar

Rp 200.000., Ibu Romla Rp 200.000, Bapak Adit Rp 300.000, Ibu Riski Rp

200.000., Bapak Ikbal Rp 300.000., Bapak Rahman Rp. 200.000., pada

Bapak Kader Rp. 200.000., pada Bapak Iwan Rp. 150.000., dan pada Bapak

Rajak Rp. 200.000. oleh para pedagang Kaki Lima di Pasar Mardika Ambon.

b. Pendapatan Pedagang Pasca Pandemi Covid-19 di Pasar Mardika


Ambon

Dari data diatas dapat di jelaskan bahwa pasca pandemi covid-19 di

pasar Mardika Ambon pendapatan pedagang sangat normal dan memiliki

pendapatan per hari, Bapak Hasan Rp 200.000, pada Bapak Haidar Rp

200.000., Ibu Romla Rp 250.000, Bapak Adit Rp 300.000, Ibu Riski Rp

200.000., Bapak Ikbal Rp 300.000., Bapak Rahman Rp. 200.000., pada

Bapak Kader Rp. 200.000., pada Bapak Iwan Rp. 200.000., dan pada Bapak

Rajak Rp. 200.000. oleh para pedagang Kaki Lima di Pasar Mardika Ambon.
48

Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa pada saat terjadi pandemi

covid-19 terjadi sedikit penurunan pendapatan pedagang kaki lima di pasar

Mardika Ambon. Ada 4 informan yang memiliki pendapatan menurun, dan 6

informan lainnya memiliki pendapatan normal.1

Hal senada juga seperti yang di kemukakan Robert Sinaga dan Melfrianti

Romauli Purba, dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Pandemi Virus Corona

(Covid-19) Terhadap Pendapatan Pedagang Sayur Dan Buah Di Pasar

Tradisional” bahwa pendapatan pedagang sangat dipengaruhi oleh kontinuitas

transaksi jual beli di pasar dan jumlah pembeli yang datang ke pasar setiap hari.

Pada masa pandemi covid-19 terjadi penurunan pendapatan pedagang hingga

lebih dari 50%.2

2. Pendapatan Pedagang Kaki Lima Pasca Covid 19

Setelah pandemi Covid-19, pendapatan pedagang kaki lima bisa mengalami

perubahan signifikan. Pandemi ini telah memiliki dampak yang luas pada

berbagai sektor ekonomi, termasuk sektor informal seperti pedagang kaki lima.

Dalam beberapa kasus, pedagang kaki lima mungkin menghadapi tantangan

besar dalam menjaga pendapatan mereka.

1
Hasil analisis data pada penelitian tentang Pendapatan Pedagang kaki lima Pada saat Covid-19
dan pasca cavid-19 di Pasar Mardika Tahun 2021
2
Robert Sinaga dan Melfrianti Romauli Purba 2020, “Pengaruh Pandemi Virus Corona (Covid-
19) Terhadap Pendapatan Pedagang Sayur Dan Buah Di Pasar Tradisional “Pajak Pagi Pasar V”
Padang Bulan” Regionomic/Vol.2/No. 02/Oktober 2020/p-ISSN: proses/ e-ISSN : 2685-6840.
49

Pada awal pandemi, banyak negara menerapkan pembatasan pergerakan dan

lockdown yang mengakibatkan penurunan jumlah pelanggan yang mengunjungi

pedagang kaki lima. Hal ini secara langsung mempengaruhi pendapatan mereka.

Selain itu, banyak orang juga mengurangi pengeluaran mereka untuk barang

non-esensial, yang dapat berdampak negatif pada pendapatan pedagang kaki

lima.

Pendapatan pedagang kaki lima pasca Covid-19 sangat bergantung pada

kondisi lokal, pola konsumsi masyarakat, dan upaya yang dilakukan oleh

pedagang kaki lima itu sendiri. Dalam situasi yang masih terus berubah, penting

bagi mereka untuk beradaptasi dengan perubahan dan mencari peluang baru

untuk memperoleh pendapatan yang stabil.

3. Dampak Covid-19 Terhadap Pendapatan Pedagang Kaki Lima di

Pasar Mardika

Untuk mengetahui dampak covid-19 terhadap pendapatan pedagang kaki

lima di pasar mardika Ambon dapat kita lihat pada hasil wawancara dengan

informan penelitian tentang hal-hal yang menyebabkan terjadinya penuruna

pendapatan atau berkurangnya jumlah pembeli yang datang ke pasar untuk

berbelanja.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan tentang kesulitan yang

dirasakan saat covid-19 dalam meningkatkan pendapatan mereka dijelaskan

bahwa. Para pedagang mengeluh terkait adanya pandemi covid-19. Sebab sejak
50

adanya pandemi covid-19, penghasilan mereka menurun akibat kurangnya

pembeli yang datang berbelanja.

Untuk lebih jelas, dapat dijelaskan oleh salah satu informan yang

merupakan pedagang kaki lima di sekitar Pasar Markida Ambon.

Bapak Hasan pada tanggal 16 Maret 2022


“selama pandemic saya mengalami penurunan pendapatan karna
berkurangnya jumlah pelagang yang datang ke tempat dagang saya, apa
lagi awal-awal munculnya covid saya sampai tidak dagang hampir satu
bulan lebih.3
Ibu Romla pada tanggal 20 Maret 2022
“karena adanya covid-19 mengakibatkan pengurangan pembeli
dan mengakibatkan pendapatan berkurang”.4

Bapak Iwan pada tanggal 26 Maret 2022


“kesulian karena adanya pandemi covid-19 mengakibatkan
kurangnya pembeli dan ahirnya pendapatan menurun, belum lagi waktu
buka dan tutup dagangnya harus menyesuaikan dengan waktu yang di
tentukan oleh Pemerintah” 5

Ibu Riski pada tanggal 10 Maret 2022


“pendapatan saya menurun, pembelinya tidak sebanyak waktu
belum adanya pandemic apa lagikan saya hanya jual alat-alat dapur”.6

3
Hasil wawancara dengan bpk Hasan pada tanggal 16 Maret 2022
4
Hasil wawancara dengan Ibu Romla pada tanggal 20 maret 2022
5
Hasil wawancara dengan bpk Iwan pada tanggal 26 Maret 2022
6
Hasil wawancara dengan Ibu Riski pada tanggal 10 Maret 2022
51

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendapatan para pedagang di

pasar Mardika Ambon menurun saat pandemi covid-19 dan mereka merasa

kesulitan karena pendapatan mereka menurun, adanya pandemi covid-19.

Sementara ada informain lain yang mengatakan pendapatan mereka normal saat

pandemic covid-19 berlangsung.

Bapak Haidan pada tanggal 16 Maret 2022

“pendapatan saya Alhamdulillah sampai sekarang masi normal

walaupun dengan banyak aturan pemerintah yang harus di wajibkan

untuk memakai masker, menjaga jarak, buka jualnya agak sedikit

kesiangan dan masi banyak aturannya tapi Alhamdulillah pendapatan

saya norma.”7

Bapak Ikbal pada tanggal 20 Maret 2022

“walaupun pandemic pendapat saya norma-normal saja

walaupun pendapatan tiap hari tidak menentu kadang kadang lebih

kadang kurang tapikan pendapatan yang seperti ini adanya pandemic

dan tidak adanya pandemic semuanya sama saja menurut saya sih”8

Bapak Kader pada tanggal 26 Maret 2022

“Alhamdulillah walapun pandemic pendapatan saya masi normal ia

kalau awal-awal dengan kemunculannya pandemic covid-19 pendapatan

saya sedikit menurun mungkin karna orang-orang takut karna covid ini

7
Hasil wawancara dengan Bapak Haidan pada tanggal 16 Maret 2022
8
Hasil wawancara dengan Bapak Ikbal pada tanggal 20 Maret 2022
52

menyebar secara cepet apalagi dengan kerumunan(orang banyak) tapi

Alhamdulillah pendapatan saya normal” 9

Bapak Rajak pada tanggal 16 Maret 2022


“Alhamdulillah pendapatan saya masi sama seperti sebelum-
sebelumnya walaupun pendapatan perhari tidak menentu apa lagi
dengan adanya covid ini.”10
Bapak Rahman pada tanggal 30 maret 2022
“pendapat saya Alhamdulillah tidak menurun masi normal
dangan keadaan seperti ini, malahan pendapat saya menurun saat hujan
tapi saya bersyukur aja sih dengan pendapatan saya yang masi sama:.

Sementara pada pertanyaan selanjutnya tentang hal yang memperhambat

dagangan di saat adanya pandemi covid-19, di jelaskan sebagai berikut:

Menurut Bapak Iwan pada tanggal 26 Maret 2022

“ hambatan kami itu ketika pembatasan sosial, kami tidak di

bolehkan keluar rumah dan hanya di bolehkan diam di dalam rumah

sehingga terpaksa kami kadadang kadang menutup tempat jualan dan

tidak normal berjualan”.11

Bapak Hasan pada tanggal 16 Maret 2022

“hambatanya adalah dagang harus menggunakan masker,

jualannya harus mengikuti jam yang suda di tentukan oleh pemerintah,

9
Hasil wawancara dengan Bapak Kader pada tanggal 26 Maret 2022
10
Hasil wawancara dengan Bapak Rajak pada tanggal 16 Maret 2022
11
Hasil wawancara dengan Bapak Rahman pada tanggal 30 maret 2022
53

pembatasan adanya kerumunan, tapi kalau mau jualan ya harus ikut

aturan ”.12

Bapak Kader pada tanggal 26 Maret 2022

“ menurut saya hambatanya adalah dengan banyaknya

aturan pemerintah yang harus kita turuti kalau mau jualan kalau

tidak mau turuti aturan ya tutup jualannya”13

Bapak Adit pada tanggal 30 maret 2022

“hambatanya kalau saya dagang, saya harus mengikuti

protocol kesehatan tidak seperti sebelumnya yang belum ada

pandemic kan kita bebas mau buka jam berapa pulang jam

berapa tapi sekarang kita ikuti protocol kesehatan jadi buka

harus ada waktunya tutup juga harus ada batas waktunya”14

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hambatan yang terjadi pada

masa pandemi covid-19 di pasar Mardika yaitu dengan adanya aturan

pemerintah adanya aturan hindari kerumunan.

12
Hasil wawancara dengan Bapak Iwan pada tanggal 26 Maret 2022

13
Hasil wawancara dengan Bapak Kader pada tanggal 26 Maret 2022
14
Hasil wawancara dengan Bapak Adit pada tanggal 30 maret 2022
54

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendapatan para pedagang di

pasar Mardika di tentukan dari jumlah penunjung yang berbelanja di pasar

Mardika.

Hasil ini sejalan dengan yang di kemukakan oleh Pratiwi, Sari, Ananta,

Marifah, Khamami, Husodo dalam penelitian yang berjudul “Analisis Dampak

Covid-19 Terhadap Pendapatan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) Desa

Blado, Kabupaten Batang” bahwa rata-rata pedagang mengalami penurunan

pendapatan yang cukup signifikan akibat adanya wabah Covid19. Adapun

pembahasan dari masing masing sajian data tersebut yaitu: Pada tabel terlihat

bahwa pada hasil wawancara pada pedagang sembako mengalami penurunan

pendapatan hingga 75% saat adanya wabah Covid-19, menurut pedagang hal ini

terjadi akibat berkurangnya orang yang datang ke pasar, sehingga penjualan

semakin sepi. Selain itu, pedagang mengungkapkan bahwa kebutuhan saat di

rumah saja semakin meningkat sehingga merasa bahwa wabah Covid-19 yang

telah melumpuhkan sektor pasar ini sangat mengganggu keuangan dari

pedagang.15

4. Pendapatan Pedagan Pasar Ekonomi Syariah

Pendapatan pedagang di pasar sangat di tentukan oleh jumlah

pengunjung yang datang ber belanja. Berdasarkan hasil wawancara dengan para

pedagang di temukan bahwa karena adanya covid-19 mengakibatkan

15
Pratiwi, Sari, Ananta, Marifah, Khamami, Husodo 2020 “Analisis Dampak Covid-19
Terhadap Pendapatan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) Desa Blado, Kabupaten Batang”
Pendidikan Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar, Universitas Negeri Semarang,
izzamarifah1@gmail.com, lalanghh@students.unnes.ac.id
55

pengunjung sepi pembeli berkurang dan pendapatan menurun”, ada juga yang

mengatakan “kesulitan kami untuk mendapatkan pelanggang baru akibat adanya

covid-19 karena adanya aturan tentang menghindari kerumunan belumjuga ada

hambatan hambatan lain sehingga pasar terlihat sepi dari kehadiran pengunjung

yang datang berbelanja” dan “hambatan kami itu ketika hujan itu kurang adanya

pembeli apalagi saat pandemi”. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa

penurunan pendapatan para pedagang di sebabkan oleh adanya pandemi covid-

19 dan kondisi alam yang kurang baik.16

Laba atau keuntungan adalah selisih dari harga pokok barang dengan

harga jual barang. Laba dalam jual beli dalam Islam diperbolehkan. Dalam

mengambil laba atau keuntungan tidaklah ditentukan batasan berapa laba

maksimal yang boleh diambil atau berapa laba minimal yang harus didapat,

dengan syarat pembeli tidak tertipu dengan harga jual sehingga ia tidak merasa

di tipu dan harus saling ridho di antara keduanya. Kebebasan dalam menganbil

keuntungan sebagaimana fatwa Syaikh Muhammad bin Sholeh al-Utsaimin yang

mengatakan: "Keutungan tidak ada batasan tertentu karena itu termasuk rizki

Allah. Terkadang Allah menggelontorkan banyak rizki kepada manusia sehingga

kadang ada orang yang mendapatkan untung 100 atau lebih, hanya dengan

modal 10.".17

16
Mansur, Ratna, Yuni 2021 “Data Hasil Wawancara dengan Pedagang Pasar Bula” Hasil
Penelitian 2021.
17
https://www.kompasiana.com/imamrizki98/5c04016aaeebe1255f1428d2/berapapersen
%20keuntungan-yang-diperbolehkan-dalam-syariah#google_vignette (13 November 2021. 20.54 wit)
56

Menurut Dr. Drs. Asmuni Mth, MA., dosen Hukum Islam sekaligus

Direktur Pondok Pesantren Universitas Islam Indonesia, mengatakan

“berdasarkan catatan sejarah, pernah ada wabah penyakit pada masa Rasulullah

dan sahabat. Meskipun bukan virus mematikan layaknya Covid-19, wabah pada

masa itu juga menular dengan cepat dan menyebabkan tidak sedikit orang

terkena dampaknya. Pada masa itu, salah satu wabah yang sering terjadi adalah

kusta atau lepra. Sebagai tindakan pencegahan, Rasul memerintahkan untuk

tidak berdekatan dengan penderitanya maupun wilayah yang terkena wabah”.

Konsep karantina wilayah ini seperti diungkapkannya dalam HR Bukhari

yang artinya: “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah

kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka

jangan tinggalkan tempat itu.”, “Dalam menghadapi wabah penyakit, Nabi

Muhammad SAW memberikan konsep karantina untuk menyelamatkan nyawa

manusia dari ancaman kematian akibat wabah penyakit menular”, ungkap

Asmuni.18

Mengikuti arahan pemerintah dalam memutus matarantai penyebaran

covid-19 merupakan suatu ihtiar yang harus di lakukan. Sebab covid-19

merupakan musabah yang saat ini melanda seluruh belahan dunia dengan

keganasanya. Menghindari diri dari bahaya bencana alam seperti ini merupakan

ihtiar yang harus di lakukan agar seluruh elemen masyarakat terhindar dari

ganasnya virus covid-19. Anjuran pemerintah seperti menaati protokol kesehatan


18
https://www.uii.ac.id/bagaimana-islam-memandang-pandemi-covid-19/(23 November 2021.
21.04 wit)
57

mengikuti pembatasan sosial masyarakat dan tetap berperilaku hidup, dan

mengaplikasikan dalam kehidupan sehari hari.

Selain itu, kita sebagai umat muslim harus yakin dan percaya bila

sedang tertimpa penyakit, maka yakinlah bahwa Allah juga yang akan

menyembuh-kannya, dan kita berlindung dari wabah ini kepada Allah. Seperti

yang tertuang dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 51.

Terjemahanya:

Katakanlah (Muhammad), “Tidak akan menimpa kami melainkan apa


yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan
hanya kepada Allah bertawakallah orang-orang yang beriman.” (At-
Taubah/9:51)

Datangnya musibah harus dihadapi dengan penuh keimanan. Keimanan

yang akan membuat kita selalu berpikiran positif dalam memandang suatu

musibah, hal itu sejalan dengan firman Allah QS Al Taghobun: 11.

Terjemahanya:
58

“Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali


dengan izin Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya
Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.” (At-Tagabun/64:11)

Hal ini juga seperti yang di sampaikan oleh Lilik Oktavia Andita

Falirin.19 dalam skripsinya yang berjudul “Pendapatan Pedagang Dalam

Perspektif Ekonomi Islam” mengemukakan bahwa Dalam perspektif ekonomi

Islam, revitalisasi yang dilakukan merupakan hal yang positif, karena sesuai

dengan tuntunan syariat, yaitu anjuran segala sesuatu harus dilakukan secara

rapih, benar, tertib dan teratur disegala bentuk bidangnya, proses-prosesnya

harus dilakukan dengan tidak secara asal-asalan.

Selain itu, Eman Supriatna. 20


Dalam penelitianya yang berjudul

“Wabah Corona Virus Disease Covid 19 Dalam Pandangan Islam” juga

menjelaskan bahwa berbagai upaya dalam rangka pencegahan, pengobatan, dan

sebagainya pun telah dilakukan dalam mencegah penyebaran virus corona,

hingga lockdown dan social distancing di kota-kota besar sudah dilakukan untuk

memutus rantai penyebaran virus korona. Dalam Islam wabah virus korona ini

merupakan sebuah ujian bagi suatu kaum agar selalu mendekatkan diri kepada

Allah. Islam juga mengajarkan istilah lockdown dan social distancing dalam

rangka pencegahan penularan penyakit, sebagian para ulama menyebutkan

19
Lilik Oktavia Andita Falirin 2019, Skripsi “Pendapatan Pedagang Dalam Perspekti Ekonomi
Islam” Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
20
Eman Supriatna 2020, Jurnal “Wabah Corona Virus Disease Covid 19 Dalam Pandangan
Islam” SALAM; Jurnal Sosial & Budaya Syar-i FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Vol. 7 No. 6
(2020), pp.555-564 DOI: 10.15408/sjsbs.v7i6.15247
59

Istilah penyakit ini disebut dengan Tho’un yaitu wabah yang mengakibatkan

penduduk sakit dan berisiko menular.

Anda mungkin juga menyukai