Anda di halaman 1dari 52

8

BAB III
TEORI DASAR(

Hubunga
Hubungan
n antara
antara paramet
parameter
er reservoi
reservoirr dan produksi
produksi dalam
dalam perencan
perencanaan
aan
pompa benam listrik diperlukan untuk untuk mengetahui produktivitas formasi
yang sesuai dengan rate pengangkatan fluida dari formasi produktif ke permukaan
dengan
dengan Artificial Lift, maka dalam bab ini akan dibahas mengenai pengukuran
besaran parameter reservoar sebagai tekanan statik, takanan laju alir dasar sumur
dan distribusi fluid level dengan echometer sonolog, dan prinsip-prinsip dasar
yang melatar
melatar-bel
-belakan
akangi
gi pengguna
penggunaan
an pompa
pompa benam
benam listrik
listrik pada sumur-
sumur-sum
sumur
ur
produksi.

3.1 Desk
Deskrripsi
ipsi Echo
Echome
mete
terr Sono
Sonolo
log
g
Echom
chomet
eter
er sono
sonolo
log
g adal
adalah
ah suatu
uatu pera
perala
lata
tan
n untu
untuk
k anal
analis
isis
is well
well
performance, dimana prinsip pengukurannya ialah dengan menembakan
gelombang akustik kedalam sumur antara annulus casing dan tubing, kemudian
diinter
diinterpret
pretasik
asikan
an ke permukaa
permukaan.
n. Gelomb
Gelombang
ang akustik
akustik yang melewat
melewatii annulus
annulus
ca
casin
sing
g dan tubin
tubing
g ditem
ditembak
bakan
an de
denga
ngan
n mengg
mengguna
unakan
kan gas
gas (Nit
(Nitrog
rogen)
en) dengan
dengan
konsentr
konsentrasi
asi tinggi
tinggi yang ditemb
ditembakan
akan melalui
melalui Gun, kemudian gelombang akustik
tersebu
tersebutt akan merespon
merespon signal
signal yang ada di bawah
bawah permukaa
permukaan
n sumur
sumur karena
karena
adannya
adannya perbedaa
perbedaan
n frekwe
frekwensi
nsi yang diakibat
diakibatkan
kan oleh
oleh adanya
adanya sambunga
sambungan
n dari
collar tubing dan permukaan fluid level, sehingga dapat dikorelasi dengan antara
wakt
waktu
u temp
tempuh
uh ge
gelo
lomb
mban
ang
g da
dan
n pa
panj
njan
ang
g frek
frekue
uens
nsii ya
yang
ng diba
dibaca
ca seti
setiap
ap grid
grid
sambungan collar tubing dan kedalaman fluid level yang diiterpretasikan kedalam
strip chart dari pengukuran.
Pengukuran parameter diatas dengan menggunakan Echometer sonolog
dibagi menjadi dua metode pengukuran, yaitu :
1. Pengukur
Pengukuran
an dengan
dengan stri
strip
p chart
chart manual
manual
2. Pengukur
Pengukuran
an dengan
dengan digital
digital echom
echometer
eter sonolog
sonolog
9

Pe
Pengu
ngukur
kuran
an dengan
dengan metod
metodee manua
manuall dila
dilakuk
kukan
an denga
dengan
n inter
interpre
preta
tasi
si chart
chart
dengan perbandingan
perbandingan antara panjang gelombang pada grid tubing yang terbanyak
pada kalifer (sisir) dengan panjang gelombang dari titik start penembakan

gelombang akustik sampai ke kedalaman fluid level. Sedangkan pengukuran


yang dilakuka
dilakukan
n dengan
dengan digital
digital echomet
echometer
er sonolog
sonolog dapat
dapat menint
meninterpr
erpretas
etasikan
ikan
gelombang akustik secara langsung dengan model M strip chart menggunakan
metode komputerisasi
komputeris asi dengan AWP
AWP 2000 software.
Equipment dari echometer sonolog ialah :
a. Gun
b. Pressure gauge
c. Display bo
box
d. Rece
Receiv
iver
er micr
micrph
phon
onee

e. Nitr
Nitrog
ogen
en sup
supplplay
ay
f. Kaliper(
r(si
sissir)

Gambar 3.1 Equipment dari digital echometer sonolog 10)


10

Pressure gauge

Strip chart

Upper frekwensi Gun

Lowwer
frekwensi

Display box

Gambar 3.2 Manual echometer equipment10)

manual kaliper Digital

Gambar 3.3 Kaliper (sisir) 10)

3.1.
3.1.1
1 Peng
Penguk
ukur
uran
an Sta
Stati
tik
k Flui
Fluid
d Level
Level
11

St
Stati
atik
k fl
flui
uid
d le
leve
vell adala
adalah
h ke
keti
tingg
nggia
ian
n fluid
fluidaa di dalam
dalam luban
lubang
g bor pada
pada
keadaan
keadaan diam atau
atau tidak
tidak berprodu
berproduksi
ksi (st
(stati
atic),
c), didalam
didalam pengukur
pengukuranny
annyaa maka
diperlukan fungsi waktu untuk ketinggian fluid level, yaitu waktu pertama kali

sumur ditutup, ketinggian fluid levelnya akan turun drastis dan apabila semakin
lama waktu statiknya sampai pada tekanan build up nya konstan, maka ketinggian
fluid levelnya juga semakin naik dan mencapai konstan (gambar 3.4).

Gambar 3.4. Grafik Hubungan Fluid level Vs Time1)

Pengukuran statik fluid level dengan strip chart manualdilakukan dengan


pembacaan strip chart
char t dengan menggunakan kalifer (sisir).
KTD  Lsfl
SFL = jo int per tubing  L kaliper x jumlah sisir ...............................(3-

1)
Dimana :
PSD = Keda
Kedala
lama
man
n Pum
Pump
p Set
etti
ting
ng Dept
Depth,
h, feet
feet
Lsfl
sfl = Pan
Panja
jang
ng Keda
Kedala
lama
man
n Flu
Fluid
id Level
evel Pada
Pada Chart
hart,, mm
mm
Lkaliper
Lkaliper = Panjang Kaliper
Kaliper Pada Grid Joint Terbanyak
Terbanyak Pada Chart,
Chart, mm
Σsisir = Jum
Jumlah G
Grrid Si
Sisi
sirr = 10
12

Gambar 3.5. Pembacaan Strip chart manual 15)

Berb
Berbed
edaa de
deng
ngan
an Pe
Peng
nguk
ukur
uran
an Stat
Statik
ik Flui
Fluid
d Leve
Levell Deng
Dengan
an Di
Digi
gita
tall
Echometer
Echometer.. Kedalaman
Kedalaman statik fluid level dapat langsung terekam pada display
box.

Gambar 3.6 Contoh Record pada Display box10)

3.1.2.
3.1.2. Deter
Determin
minasi
asi Teka
Tekanan
nan Statik
Statik
Tekanan statik merupakan akumulasi dari tekanan casing, tekanan kolom
minyak, tekanan kolom air serta tekanan kolom gas. Didalam pengukurannya
dengan
dengan echomet
echometer
er sonolog
sonolog equipme
equipment
nt tekanan
tekanan statik
statik sangat
sangat dipengar
dipengaruhi
uhi oleh
oleh
adanya gas bebas yang terkandung didalam annulus casing dan tubing, sehingga
terdapat perubahan kecepatan gelombang suara karena adanya akumulasi dari
tekanan kolom gas tersebut. Tekanan statik dapat ditulis dengan persamaan :
13

SBHP = Pc + Pgc + Poc + Pwc ...........................................


.......................................................(3-2)
............(3-2)

Dimana : Pc = Tekanan casing , Psig

Pgc = Tekanan kolom gas , Psi


Poc = Tekanan
ekanan kolom
kolom Minyak
Minyak , Psi
Pwc = Tekanan Kolom air , Psi

3.1.2.1 Tekanan Kolom


Kolom gas
Tekanan kolom gas merupakan
merupakan fungsi dari spesifik gravity gas itu sendiri,
tekanan
tekanan permukaa
permukaan
n dan kedalam
kedalaman
an dari
dari kolom
kolom gas tersebut
tersebut atau kedalam
kedalaman
an
surface sampai pada kedalaman fluid level (SFL). Jika pada tekanan permukaan
dan kedalaman kolom gas tetap, semakin besar harga SG gas maka semakin besar

pula tekanan kolom gas tersebut.


t ersebut.
0,0188  P  SG  L
Pgc = ..................................................................(3-
ZT

3)

Dimana :
P = Tekanan
Tekanan Permukaan
Permuka an , Psia
L = SFL (Statik Fluid Level), ft
T = Temperatur
Temperatur rata-rata,˚R
Z = Compresibility Faktor
14

Gambar 3.7 Grafik Hubungan antara kecepatan rambat akustik


dengan specific gravity gas. 1)

3.1.2.2 Tekanan Kolom Minyak


Tekanan
ekanan kolom
kolom minya
minyak
k adala
adalah
h tekan
tekanan
an yang
yang diber
diberik
ikan
an oleh
oleh adanya
adanya
akumulasi dari volume minyak yang ada dibawah permukaan sumur. Tekanan
kolom
kolom minya
minyak
k dipen
dipenga
garuh
ruhii oleh
oleh keti
ketingg
nggia
ian
n kolom
kolom minya
minyak
k itu
itu sendi
sendiri
ri yang
yang
berbanding lurus dengan
d engan harga gradient tekanan
tekan an minyak.

Poc = ( L – SFL ) x Gradien tekanan minyak x (BOPD/BFPD) ......(3-4)

Estimasi tekanan klom minyak juga dapat dilakukan dengan plot gravik
antara temperature formasi, gradient tekanan minyak dan °API minyak.
15

Gambar 3.8. Chart for estimating oil column pressure gradient. 1)

3.1.2.3 Tekanan Kolom


Kolom air
Tekanan kolom air merupakan
merupakan fungsi tekanan yang diberikan oleh adanya
akumulasi dari volume air yang ada dibawah permukaan sumur. Tekanan kolom
air dipengaruhi
dipengaruhi oleh
oleh ketinggi
ketinggian
an kolom
kolom air itu sendiri
sendiri yang berbanding
berbanding lurus
lurus
dengan harga gradient tekanan air.
Tekanan kolom air dapat dihitung dengan persamaan :

Pwc = ( L – SFL ) x Gradien tekanan air x (BWPD/BFPD) ............(3-5)

Dimana Pwc = Tekanan Kolom Air , Psi


16

3.2. Korelasi Penentuan Tekanan Alir Dasar Sumur (Pwf) metode akustik
Pe
Pene
nentu
ntuan
an te
tekan
kanan
an al
alir
ir dasar
dasar sumu
sumurr (Pwf
(Pwf)) denga
dengan
n metod
metodee acoust
acoustic
ic
didasarkan pada perubahan tekanan BHP dari kondisi statik atau setelah sumur

ditutup,, kemudia
ditutup kemudian
n diproduk
diproduksika
sikan
n akan menyaba
menyababkan
bkan kenaikan
kenaikan harga
harga tekanan
tekanan
casing dan penurunan fluid level. Dimana setelah harga tekanan produksi BHP
mancapaii konstan, tekanan casing berturut turut mencapai
mancapa mencapai konstan dan mendesak
fluida kedalam pompa.
Perubahan nilai tekanan casing dan fluid level dari kondisi statik mencapai
harga BHP konstant dinyatakan sebagai harga Pwf.

Gambar 3.9. Distribusi Fluid level di Annulus2)

Gambar 3.10 Differential Tekanan Kolom minyak dan gas terhadap perubahan
tekanan casing dan fluid level2)

3.2.1. Prosedur Pengukuran


17

Casin
Casing
g pressu
pressure
re ak
akan
an berta
bertamb
mbah
ah saat
saat sumur
sumur berpr
berprodu
oduksi
ksi dan
dan akan
akan
mencapai kostant dengan harga yang lebih besar dari kondisi awal (static). Ketika
penambahan tekanan casing terjadi maka fluida akan terdesak kedalam pompa

bersamaan dengan pemompaan dan mencapai harga Konstant


Kons tant BHP sebagai harga
tekanan alir dasar sumur pergukuran.

Gambar 3.11 Record pengukuran tekanan casing setelah sumur


diproduksikan dengan waktu (t) 2)

Gambar 3.12 . Perubahan harga fluid level setelah sumur diproduksikan


2)
berdasar gambar 4.3

3.2.2. Pengukuran Tekanan


Tekanan Alir Dasar Sumur (Pwf)
18

Metode untuk menghitung harga tekanan alir dasar sumur didasarkan pada
metode Walker’s Method. Dimana persamaan perhitungannya sebagai berikut :

Pwf = Pcf2 + Pgc2 + gglc2 ( Df – Dl2


Dl2 ) ……………………………….(3-6)

Perubahan gradient tekanan kolom gas dihitung dengan adanya perubahan fluid
level dan tekanan casing. Persamaan perhitungan sebagai berikut :

gglc2 = [(Pcf2
[(Pcf2 + Pgc2 ) - (Pcf1
(Pcf1 + Pgc1 )] .…………………………....(3-7)
(D
Dl2
l2 – Dl1 )
Where :
Pwf = Tekanan alir dasar sumur, Psi (kPa)

Pcf2 = Tekanan
Tekanan Casing kondisi 2, Psig
Psig (kPa)
Pgc2 = Tekanan
Tekanan Gas Kolom kondisi 2, Psi (kPa)
gglc2 = Gradient tekanan kolom gas, Psi/Ft (kPa/m)
Df = Kedalaman Formasi, Ft (m)
Dl2 = kedalaman fluid level kondisi 2, Ft (m)
1,2
1,2 = Poin
Pointt dari
dari peru
peruba
baha
han
n para
param
met
eter
er .

3.3.
.3. Produk
duktiv
tivita
itas Forma
ormasi
si
Produ
rodukt
ktiv
ivit
itas
as form
formas
asii adal
adalah
ah kem
kemampu
ampuan
an su
suat
atu
u form
formas
asii untu
untuk
k

mempro
memproduk
duksi
sikan
kan flui
fluida
da yang
yang dikand
dikandung
ungnya
nya pada
pada kondi
kondisi
si tekan
tekanan
an terte
tertentu
ntu..
Umumnya sumur-sumur yang baru diketemukan mempunyai tenaga pendorong
alam
alamia
iah
h ya
yang
ng mamp
mampu
u meng
mengal
alir
irka
kan
n fl
flui
uida
da hidr
hidrok
okar
arbo
bon
n da
dari
ri rese
reserv
rvoi
oirr ke
permukaan dengan tenaganya sendiri. Kemampuan dari formasi untuk
mengalirkan fluida tersebut akan mengalami penurunan dengan berjalannya waktu
produksi, yang besarnya
besar nya sangat tergantung pada
pa da penurunan tekanan
tekana n reservoir.
Pa
Para
rame
mete
terr ya
yang
ng meny
menyat
atak
akan
an prod
produk
ukti
tivi
vita
tass form
formas
asii adal
adalah
ah Inde
Index
x
Produktivitas (PI) dan Inflow Performance Relationship (IPR).

3.3.1. Index Produktivitas


19

Inde
Index
x Pr
Prod
oduk
ukti
tivi
vita
tass (P
(PI)
I) meru
merupa
paka
kan
n inde
index
x ya
yang
ng digu
diguna
naka
kan
n un
untu
tuk
k
meny
menyata
atakan
kan kema
kemamp
mpuan
uan suatu
suatu forma
formasi
si untuk
untuk berpro
berprodu
duksi
ksi pada
pada suat
suatu
u beda
beda
te
tekan
kanan
an te
tert
rtent
entu
u at
atau
au merup
merupak
akan
an perban
perbandin
dingan
gan antar
antaraa laju
laju produk
produksi
si yang
yang

dihasilkan formasi produktif pada drawdown yang merupakan


dihasilkan merupakan beda tekanan dasar
sumur saat kondisi statis (Ps) dan saat terjadi aliran (Pwf). Dituliskan dalam
bentuk persamaan secara
secar a matematis :
q
PI  ...................................................................................(3-8)
Ps  Pwf
Jarang fluida formasi satu fasa, bila tekanan reservoir di bawah tekanan
bubble point minyak, dimana gas semula larut akan terbebaskan, membuat fluida
men
enja
jadi
di dua
dua fa
fasa
sa.. Menu
Menuru
rutt Musk
Muskat
at,, bent
bentuk
uk IPR
IPR pada
pada kond
kondis
isii ters
terseb
ebut
ut
melengk
melengkung,
ung, sehingga
sehingga PI menjadi
menjadi suatu
suatu perbandi
perbandingan
ngan antara
antara perubaha
perubahan
n laju
laju

produksi dq dengan perubahan tekanan alir dasar sumur, dPwf.


dq
PI  ..........................................................................................(3-9)
dPwf

Keterangan :
PI = index produktivitas, BPD/psi
Q = laju alir fluida produksi, B/D
Ps = tekanan
tekan an statik, psi
Pwf = tekanan alir dasar sumur, psi

3.3.2.
3.3.2. Inflow
Inflow Perform
Performance
ance Relation
Relationship
ship (IPR)
(IPR)
Harga
Harga Index
Index Produkti
Produktifit
fitas
as (PI) dari persama
persamaan
an (3-8)
(3-8) dapat
dapat dinyata
dinyatakan
kan
dalam grafik berbentuk kurva IPR berupa garis linier
linier.. Jarang fluida berada dalam
kondisi satu fasa, selanjutnya Pwf dibawah Pb dan kondisi yang terjadi setelah itu
dua kondisi yang terjadi setelah itu dua fasa dan untuk membuat kurva IPR
dimana fluida yang mengalir dua fasa, Vogel mengembangkan persamaan hasil
regresi yang sederhana dan mudah pemakaiannya, pada persamaan Vogel ini ada
dua persamaan pada kondisi yang berbeda yaitu pada kondisi Pb dibawah Pwf dan
kondisi Pb diatas Pwf :
Q =PI [Ps – Pwf] ……………………….......…………….…(3-10)
20

q
Qmax = 1  0.2 Pwf   0.8 Pwf   ......................................................(3-11)
2

     
  Pr   Pr  

3.4.
3.4. Al
Alir
iran
an Flui
Fluida
da Dala
Dalam
m Pip
Pipa
a dan
dan Fric
Fricti
tion
on Loss
Loss
Aliran fluida dalam pipa dipengaruhi oleh sifat fisika fluida, friction loss
serta
serta gradien
gradien tekanan
tekanan fluida.
fluida. Sub-bab ini akan
akan membaha
membahass pengaruh
pengaruh tersebut
tersebut
terhadap aliran fluida dalam pipa.

3.4.
3.4.1.
1. Si
Sifa
fatt Fisi
Fisika
ka Flu
Fluid
ida
a
Sifat fisika fluida (gas, minyak dan air) perlu diketahui karena merupakan
variable utama dalam aliran fluida dalam media berpori maupun dalam pipa. Sifat

fisika fluida yang akan dibahas adalah sifat fisika fluida yang mempengaruhi
perencanaan pompa benam listrik (Electrical Submersible Pump – ESP), yaitu
kelar
kelaruta
utan
n gas da
dala
lam
m minya
minyak
k (Rs)
(Rs),, faktor
faktor volum
volumee forma
formasi
si dari
dari gas
gas (Bg)
(Bg) dan
dan

( g), minyak (
minyak (Bo), viskositas gas ( (w), faktor deviasi gas (Z)
(o) dan air (
serta spesific gravity fluida (SG).
Sifat fisika tersebut dinyatakan sebagai fungsi dari tekanan, untuk suatu
temperatur tertentu dan dapat diperoleh dari hasil pengukuran di laboratorium
terhadap contoh fluida, baik yang diperoleh dari permukaan maupun dari dasar
sumur
sumur.. Hasil
Hasil pengukur
pengukuran
an tersebut
tersebut tidak
tidak dapat
dapat digunaka
digunakan
n untuk
untuk perhitu
perhitungan
ngan--

perhitungan secara umum sehingga dikembangkan suatu korelasi-korelasi


korelasi-korelas i
perhitungan sifat fisik fluida yang diperoleh dari data laboratorium dan diolah
dengan data statistik.
A. Kelarutan Gas Dalam Minyak (Rs)
Tekanan
ekanan yang
yang tingg
tinggii dalam
dalam sy
syste
stem
m minya
minyak,
k, gas
gas ak
akan
an terla
terlarut
rut dalam
dalam
minyak, dengan demikian harga kelarutan gas meningkat dan sebaliknya apabila
terjadi penurunan tekanan,
tekanan, fasa gas akan terbebaskan dari larutan minyak. Jumlah
gas yang terlarut akan konstan, apabila tekanan mencapai
mencapai tekanan di atas tekanan
saturasi (Bubble point Pressure
Pressure-Pb).
-Pb).
21

Jumlah
Jumlah gas yang terlarut
terlarut pada tekanan
tekanan dan tempera
temperatur
tur tertent
tertentu
u dapat
dapat
diperkir
diperkirakan
akan dengan
dengan salah
salah satu korelasi
korelasi yang ada, misalny
misalnyaa korelasi
korelasi Trijana
Trijana
Kartoatmodjo :

1. API  30
Rs = 10-0,9265 (SGgas)0,7060 (T)-0,0392 (P)1,015 ..........................(3-12)
2. API > 30
Rs = 10-0,8348 (SGgas)0,7704 (T)-0,3651 (P)1,1981 ..........................(3-13)
Keterangan :
P = tekanan sembarang, psi
SGgas = spesific gravity gas
T = temperatur, oF

B. Faktor Volume Formasi


Faktor volume formasi diperlukan untuk memperkirakan volume fluida
pada suatu tekanan dan temperatur tertentu. Perubahan volume fluida yang
menyertai perubahan tekanan dan temperatur disebabkan oleh terbebaskannya/
terlarutkannya gas sebagai akibat perubahan tersebut.
a. Faktor Volume Formasi Gas
Faktor
Faktor volume
volume formasi
formasi gas (Bg) dapat dihitung
dihitung dengan menggun
menggunakan
akan
persamaan :
0.0283 Z T
Bg  (Cuft/SCF) .............................................
.....................................................(3-14)
........(3-14)
P

atau
0,00504 Z T
Bg  (RB/SCF)........................................................(3-1
(RB/SCF)........................................................(3-15)
5)
P

Keterangan :
Z = faktor deviasi gas
T = temperatur, oR
P = tekanan, psi
b. Faktor Volume Formasi Minyak
Tr
Trijana
ijana Kartoatmodjo
Kartoatmodjo juga membuat
membuat korelasi untuk menghitung
menghitung faktor
volume formasi minyak (Bo), yaitu :
22

0.000 106 F 1.50 ....................................................(3-16)


Bo = 0.979562 + 0.000106
Keterangan :
F = (Rs)0,755 (SGgas / SGminyak)0,5 + 0,45 T ……………………….(3-17)

Bo = faktor volume formasi minyak,


minyak, res. Bbl/STB
Rs = kelarutan gas dalam minyak, SCF/STB

C. Viskositas
Viskositas (kekentalan) merupakan keengganan suatu fluida untuk mengalir.
Hargaa viskositas ini dipengaruhi
Harg dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan, Harga
Harga viskositas
fluida
fluida akan mengeci
mengecill pada tempera
temperatur
tur tinggi
tinggi dan sebalik
sebaliknya
nya pada tempera
temperatur
tur
rendah harga viskositas akan semakin besar (kental).

a. Viskositas Gas (g)


Korel
Korelasi
asi visko
viskosit
sitas
as ga
gass dikem
dikemba
bangk
ngkan
an oleh
oleh Lee,
Lee, dengan
dengan persam
persamaan
aan
sebagai berikut :
g = KX 10-4 EXP ( X DgY )...........................................
)...............................................................(3-18)
....................(3-18)
Keterangan :

 9,4  0,02M T 1.5


K =
209  19M T
X = 3,5 + (986/T) + 0,01M

Y = 2,4 – 0,2 X
M = berat molekul gas
Dg = densitas gas, gr/cc
0,0433  g P
=
Z T

T = temperatur, oR

b. Viskositas
Viskositas Minyak (o )
Beggs
Beggs and Robi
Robinso
nson
n memb
membuat
uat suatu
suatu korela
korelasi
si yang
yang digun
digunaka
akan
n untuk
untuk

menghitung viskositas minyak, yaitu :


23

P  Pb, digunakan :

o (od)B ..............................................
= A ( .....................................................................
.......................................(3-19)
................(3-19)
P > Pb, digunakan :

o = ob (P/Pb)m ...................................


..........................................................
.......................................
.....................(3-2
.....(3-20)
0)
Keterangan :
A = 10.715 (Rs + 100)-0.515
B = 5.44 (Rs + 150)-0.338
od = 10X – 1
X = Y T-1.163
Y = 10Z
Z 3.0 324 – 0.02023 (oAPI)
= 3.0324
T = temperatur, oF
M = 2.6 P1.187 x 10(-0.000039 P – 5.0)

c. Viskositas Air (w)


Beggs
Beggs and Br
Bril
illl memb
membuat
uat korel
korelasi
asi perhit
perhitung
ungan
an visko
viskosi
sitas
tas air
air yang
yang
dipengaruhi temperatur, yaitu :
w = EXP (1.003 – 1.479 x 10-2 T + 1.982 x 10-5 (T2).....................(3-21)
Keterangan :
T = temperatur, oF
w = viskositas air,
air, cp

D. Faktor Deviasi Gas


Salah satu korelasi yang digunakan dalam perhitungan faktor deviasi gas
(Z), yaitu korelasi Standing dan Katz.
Z = A + (1-A)EXP(-E) + F (Pr)G.....................................................(3-22)

Keterangan :
3 28 + 310 (  g - 0.5)
Tc = 328 dan Tr = (T/Tc)
(T/Tc)

Pc = 677 - 47 (  g - 0.5) dan Pr = (P/Pc)

 g
= spesific gravity gas
24

A = 1.39 ( Tr – 0.92)0.5 – 0.36 Tr – 0.101


B = (0.62 – 0.23 Tr) Pr
 0.066
 0.037 (Pr) 2
C = 
 Tr  0.86 
 0.32 (Pr) 6
D =  
 10 9(Tr 1) 
E = B+C+D
F = [0.132 – 0.32 Log (Tr)]

G = 10 0.3106  0.49Tr  0.1824Tr


2

E. Spesific Gravity Fluida


Spesific Gravity Fluida (SG) adalah perbandingan antara densitas fluida
tersebut dengan fluida lain pada keadaan standart (14.7 psi, 60 oF). Perhitungan
Perhitungan
besarnya SG fluida tertentu, dengan cara air biasanya diambil sebagai patokan
densitas sebesar 62.40 lb/cuft, sehingga spesific gravity secara matematis ditulis
dengan persamaan :

SG f  ...................................................................................(3-23)
62.40

Spesifi
Spesificc gravity
gravity minyak
minyak dalam
dalam teknik
teknik perminya
perminyakan
kan sering
sering dinyata
dinyatakan
kan
dengan oAPI, dengan persamaan :
141.5
SGo  .....................................................................(3-24)
131.5  API
O

Besarnya spesific
spesific gravity untuk fluida campuran,
campuran, dapat ditentukan
ditentukan dengan
persamaan berikut :
n
Ci.SGi
SG f   i 1 100
.............................................................................(3-25)

Keterangan :
 = densitas fluida, gr/cc atau lb/cuft
m = berat fluida, gr atau lb
A = luasan, cm2 atau ft2
o
API = derajad API

SGf = spesific gravity fluida


25

Ci = kons
konsen
entr
tras
asii (%)
(%) komp
kompon
onen
en ke-i
ke-i dala
dalam
m sist
sistem
em
SGi = spesi
pesiffic grav
aviity ke-
e-ii

3.
3.4.
4.2.
2. Fric
Fricti
tion
on Loss
Loss
Pe
Pers
rsam
amaa
aan
n gradie
gradien
n te
tekan
kanan
an yang
yang digun
digunak
akan
an untuk
untuk setia
setiap
p fluida
fluida yang
yang
mengalirr pada sudut kemiringan pipa tertentu dinyatakan dengan tiga komponen,
mengali
yaitu adanya perubahan energi potensial (elevasi), adanya gesekan pada dinding
pipa dan adanya perubahan
peru bahan energi kinetik.
 dP   dP   dP   dP 
 dL    dL    dL    dL  (3-26)
    el   f   acc
2
 dP  g fV VdP
 dL   g  sin  2 g d  g dL .......................................................(3-27)
  c c c

Keterangan :
 = densitas fluida, lb/cuft
V = kecepa
kecepatan
tan al
alir
iran,
an, ft
ft/dt
/dt
F = fak
faktor gese
seka
kan
n
d = diam
diamet
eter
er da
dala
lam
m pipa
pipa,, inch
inchii
 = sudut kemiringan pipa
g = pe
perc
rcep
epat
atan
an gr
grav
avit
itas
asi, ft/dtt2
i, ft/d
gc = faktor konversi
Fluida
Fluida mengali
mengalirr di dalam
dalam pipa maka akan mengalami
mengalami tegangan
tegangan geser
geser

(shear stress)
stress) pada dinding pipa, sehingga terjadi kehilangan sebagian tenaganya
ya
yang
ng seri
sering
ng di se
sebu
butt de
deng
ngan
an friction loss.
loss. Darcy
Darcy dan Weisbah’
eisbah’ss menghitu
menghitung
ng
kehilangan energy karena gesekan dengan persamaan :
L.v 2
h  f ......................................................................................(3-28)
d .2 g

Keterangan :
h = fr
friiction los
osss, ft
f = fri
friction factor
L = pa
panj
njaang pip
pipa, ft
26

v = kecepa
kecepatan
tan al
alir
iran
an rata-r
rata-rata
ata dalam
dalam pipa,
pipa, ft/s
ft/s
g = pe
perc
rcep
epat
atan
an gr
grav
avit
itas
asi, ft/s2
i, ft/s
Willian-Ha
Willian-Hazen
zen membuat
membuat suatu persamaan
persamaan empiris untuk friction loss (hf)

berdasarkan persamaan di atas, yaitu :


100 
1,85
  Q / 34.31,85 
hf  2,0830   .................................................(3-29)
 C   ID
4, 8655

Keterangan :
hf = feet friction loss per 1000 feet.
C = konstant
konstantaa dari
dari bahan
bahan yang digunaka
digunakan
n dalam
dalam pembuat
pembuatan
an pipa.
pipa.
Q = la
laju
ju pr
prod
oduk
uksi
si,, bp
bpd
d
ID = diameter
diameter dalam
dalam pipa,
pipa, inchi
inchi

Willi
illian
an-Ha
-Hazen
zen memb
membua
uatt grafi
grafik
k fri
frict
ctio
ion
n loss
loss berda
berdasar
sarkan
kan persam
persamaa
aan
n
tersebut, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 3.13.
27

Gambar 3.13.
William-Hazen.5)
Grafik Friction Loss William-Hazen.

3.5..
3.5 Pompa
Pompa Benam
Benam Listr
Listrik
ik (Ele
(Elect
ctric
rical
al Subm
Submers
ersibl
iblee Pump
Pump - ESP)
ESP)

Pompa benam listrik pada dasarnya adalah merupakan


merupakan pompa sentrifugal
sentrifugal
bertingkat banyak (multi stage) dan masing-masing tingkat terdiri dari impeller
dan diffuser yang dimasukkan ke dalam rumah pompa. Keseluruhan dari pompa
dan motornya ditenggelamkan ke dalam cairan, disambung dengan tubing dan
motornya dihubungkan dengan kabel ke permukaan yaitu dengan switchboard dan
transformator
transformator.. Kabel tersebut diklem di tubing pada jarak 15 hingga 20 ft. Listrik
bisa antara 220–2400 volts tergantung dari unitnya. Pompa ini dapat
memproduksi minyak atau air antara 300 bdp - 60000 bpd (pada 10” – 3/4” OD
casing) dan kedalamannya ada yang sampai 15000 ft. Ukuran motornya bisa dari
1 – 700 HP dan ini lebih besar dari alat pompa manapun.

Pompa sentrifugal terdiri dari impeller (bagian yang berputar) dan diffuser
(bagian yang diam) pada setiap tingkatnya yang terbuat dari nikel sedangkan
poros pompa terbuat dari monel. Impeller dipasang pada poros tegak dari pompa
yang berputar pada bushing. Hubungan antara poros pompa dan poros protektor
dilakukan dengan perantara coupling. Jumlah tingkat pompa tergantung pada head

pengangkatan. Kapasitas pompa selain ditentukan oleh RPM-nya juga


dipengaruhi oleh besarnya diameter impeller, hal ini terbatas oleh casing maka
diperlukan tingkat pompa yang banyak. Tenaga dalam bentuk tekanan didapat dari
cair
cairan
an ya
yang
ng dipo
dipomp
mpak
akan
an dise
diseki
kita
tarr impe
impell
ller
er.. Gera
Geraka
kan
n be
berp
rput
utar
ar impe
impell
ller
er
mengakibatkan cairan ikut berputar, yaitu arah radial (akibat dari gaya sentrifugal)
dan arah tangensial.

Meto
Metoda
da pe
peng
ngan
angk
gkat
atan
an flui
fluida
da de
deng
ngan
an po
pomp
mpaa be
bena
nam
m list
listri
rik
k (E
(ESP
SP))
digunaka
digunakan
n untuk
untuk industri
industri minyak,
minyak, baik untuk sumur
sumur produksi
produksi maupun untuk
untuk
sumur injeksi (secondary recorvary)
recorvary) dan untuk saat ini banyak dipakai terutama
28

pada sumur-sumur
s umur-sumur produksi
pr oduksi di lepas
lepa s pantai
p antai karena
k arena pompa benam
b enam listrik
lis trik dianggap
d ianggap
sebagai metoda yang effesien dan effektif untuk sumur yang mempunyai indeks
produktifitas (PI) besar,
bes ar, sumur yang dalam, serta sumur-sumur miring.

3.5.1.
3.5.1. Prins
Prinsip
ip Kerja
Kerja Pompa
Pompa Bena
Benam
m Listrik
Listrik
Prinsip kerja pompa benam listrik adalah berdasarkan pada prinsip kerja
pompa sentrifugal dengan sumbu putarnya tegak lurus, setiap stage terdiri dari
impeller dan diffuser, yang dalam operasinya fluida diarahkan ke dasar impeller
dengan arah tegak Gerak putar diberikan pada cairan oleh susu-sudu impeller.
Gayaa sentrif
Gay sentrifugal
ugal fluida
fluida menyeba
menyebabkan
bkan ali
aliran
ran radial
radial dan cairan
cairan meningg
meninggalka
alkan
n
impeller dengan kecepatan tinggi dan diarahkan kembali ke impeller berikutnya
oleh
oleh di
difffu
fuse
serr. Cai
aira
ran
n yang
yang dita
ditamp
mpun
ung
g dala
dalam
m rum
rumah pomp
pompaa kem
kemudia
udian
n
dievaluasikan melalui diffuser, sebagian tenaga kinetik dirubah menjadi tenaga
potensial berupa tekanan, karena cairan dilempar ke luar, maka terjadi proses
penghisapan.

3.5.2.
3.5.2. Peralata
Peralatan
n Pompa
Pompa Benam
Benam Listrik
Listrik
Peralatan pompa benam listrik dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Pe
Pera
rala
latan
tan di atas
atas permu
permukaa
kaan.
n.
2. Pe
Pera
rala
latan
tan di
di bawa
bawah
h permu
permukaa
kaan.
n.
Gamb
Gambar
ar 3.
3.8.
8. memp
memperl
erliha
ihatk
tkan
an secara
secara lengk
lengkap
ap peral
peralata
atan
n di atas
atas dan di
bawah permukaan dari pompa
po mpa benam listrik.
29

Gambar 3.14.
8)
Susunan Lengkap Peralatan Pompa Benam Listrik
3.5.2.1.Peralatan
3.5.2.1.Peralatan di Atas Permukaan
Peralatan di atas permukaan meliputi wellhead, junction box, switchboard,
dan transformer.

1. Wel
ellh
lhea
ead
d
Wellhead atau kepala sumur dilengkapi dengan tubing hanger khusus
yang mempunyai lubang untuk cable pack-off
pack-off atau penetrator.
penetrator. Cable pack-off ini
biasanya tahan sampai tekanan
te kanan 3000 psi.
30

Tubing hanger dilengkapi juga dengan lubang untuk hidraulic control line,
yaitu saluran cairan hidraulik untuk menekan subsurface ball valve agar terbuka.
Gambar 3.15 memperlihatkan tubing hanger dengan cable pack-off.

Wellhead
ellhead juga harus dilengkapi
dilengkapi dengan “seal” agar tidak bocor pada
lubang untuk kabel dan tulang. Wellhead didesain untuk tahan terhadap tekanan
500 psi sampai 3000 psi.

Gambar 3.15.
Cable Pack-Off pada Tubing Hanger. 8)
2. Junction Box
Ju
Junct
nctio
ion
n box (Gam
(Gambar
bar 3.
3.16)
16) ditem
ditempat
patka
kan
n diant
diantara
ara kepal
kepalaa sumur
sumur dan

switchboard untuk alasan keamanan. Gas dapat mengalir keatas melalui kabel dan
naik ke permukaa
permukaan
n menuju
menuju switchb
switchboard
oard,, yang bisa menyebab
menyebabkan
kan terjadi
terjadinya
nya
kebakaran.
kebakaran. Fungsi dari junction
junction box ini adalah untuk mengeluarkan
mengeluarkan gas yang naik
ke atas
atas ta
tadi.
di. Jucti
Juction
on box biasa
biasanya
nya 15 ft (min
(minim
imum
um)) dari
dari kepal
kepalaa sumur
sumur dan
normalnya berada diantara 2 sampai 3 ft di atas permukaan tanah.
Fungsi dari junction box antara lain :
 Se
Sebag
bagai
ai venti
ventila
lasi
si te
terha
rhada
dap
p adanya
adanya gas yang
yang mung
mungkin
kin bermi
bermigr
grasi
asi ke
permukaan melalui kabel
kab el agar terbuang ke atmosfer.
atmosf er.
 Sebagai terminal penyambungan kabel dari dalam sumur dengan kabel dari

swichboard.
31

 Memperm
Mempermudah
udah pekerjaa
pekerjaan
n operato
operatorr apabila
apabila akan merubah
merubah arah
arah putaran
putaran
motor

3. Switchboard
Switchboard (Gambar 3.17) adalah panel kontrol kerja di permukaan saat
pompa bekerja yang dilengkapi dengan motor controller, overload dan underload
protection serta alat pencatat (recording instrument) yang bisa bekerja secara
manual ataupun otomatis apabila terjadi penyimpangan. Switchboard ini dapat
digunakan untuk tegangan dari 440 volt sampai 4800 volt
Fungsi utama dari switchboard adalah untuk mengontrol kemungkinan
terjadinya downhole problem seperti overload atau underload current.
1. Auto
Auto restart
restart setelah
setelah underload
underload pada
pada kondisi
kondisi intermit
intermittent
tent well.
well.

2. Mende
Mendete
teksi
ksi unba
unbalan
lance
ce volt
voltage
age..
Switchboard biasanya dilengkapi dengan ammeter chart yang berfungsi
untuk mencatat arus motor versus waktu ketika motor bekerja.

Gambar 3.16.
32

Junction Box.8)

3. Transf
ansfor
orme
merr
Transformer (Gambar 3.17) merupakan alat untuk mengubah tegangan listrik, bisa
untuk menaikan atau menurunkan tegangan. Alat ini terdiri dari core (inti) yang
dikelil
dikelilingi
ingi oleh
oleh coil dari lilitan
lilitan kawat
kawat tembaga
tembaga.. Core
Core maupun
maupun coil direndam
direndam
de
deng
ngan
an miny
minyak
ak tr
traf
afo
o se
seba
baga
gaii pe
pend
ndin
ingi
gin
n da
dan
n isol
isolas
asi.
i. Pe
Peru
ruba
baha
han
n tega
tegang
ngan
an
akanse
akanseban
bandin
ding
g de
denga
ngan
n juml
jumlah
ah lili
lilita
tan
n kawat
kawatnya
nya.. Bi
Biasa
asanya
nya tegang
tegangan
an input
input
trans
transfor
forme
merr diber
diberika
ikan
n tingg
tinggii ag
agar
ar didapa
didapatt amper
amperee yang
yang renda
rendah
h pada
pada jalur
jalur
transmisi, sehingga tidak dibutuhkan kabel (penghantar) yang besar. Tegangan
input yang tinggi akan diturunkan dengan menggunakan step-down tranformator
sampai dengan tegangan yang dibutuhkan oleh motor.
33

Gambar 3.17.
Switchboard dan Transformator 8)
34

3.5.2.2.Peralatan
3.5.2.2.Peralatan Bawah Permukaan
Pe
Pera
rala
latan
tan di ba
bawa
wah
h permu
permukaa
kaan
n dari
dari pompa
pompa benam
benam listr
listrik
ik terdi
terdiri
ri atas
atas
pressure sensing instruments, electric motor, protector, intake, pump unit dan

electric cable serta alat penunjang lainnya.

1. PSI Unit (Pressure Sensing Instruments)


PSI atau Pressure Sensing (Gambar 3.18) Instrument adalah suatu alat
yang mencatat
mencatat tekanan
tekanan dan temper
temperatur
atur dalam
dalam sumur
sumur.. PSI Unit mempuny
mempunyai
ai 2
komponen pokok, yaitu :
a. PSI
PSI Dow
Down
n Ho
Hole Unit
Unit
Dipasang di bawah Motor Type Upper atau Center Tandem, karena alat ini
dihubung
dihubungkan
kan pada Wye dari Electri
Electricc Motor
Motor yang seolah-o
seolah-olah
lah merupak
merupakan
an

bagian dari Motor tersebut.


ters ebut.
b. PSI
PSI Surf
Surfac
acee Read
Readou
outt
Bagi
Bagian
an da
dari
ri syst
system
em ya
yang
ng meng
mengon
ontr
trol
ol ke
kerj
rjaa Down
Down Hole
Hole Unit
Unit sert
sertaa
menampakkan (Display) informasi yang diambil dari Down Hole Unit.

Gambar 3.18.
Pressure Sensing Instrument.14)

2. Electric Motor
35

Electric motor (Gambar 3.19) pada pompa benam listrik adalah motor
induksi sinkron dua kutub, tiga-fasa berbentuk sangkar (two-pole, three-phase,
squirrel cage, induction-type electric motor) yang mempunyai kecepatan 3500

rpm pada 60 Hz dan 2915 rpm pada 50 Hz (motor reda yang lama 3450 rpm,
sedang yang baru 3500 rpm, Centrilift 3475 rpm dan ODI 3500 rpm). Ruang
motor ini diisi dengan minyak oli yang dielectric
dielectric (tidak menghatarkan arus listrik
seperti oli pada beberapa transformator). Minyak ini digunakan untuk pelumas,
pendinginan dan juga
jug a anti karat.
Minyak
Minyak tersebu
tersebutt harus
harus mempuny
mempunyai
ai spesifik
spesifikasi
asi tertentu
tertentu yang biasanya
biasanya
sudah ditentukan oleh pabrik, yaitu berwarna jernih, tidak mengandung bahan
kimia, dielectric
dielectric strength tinggi, lubricant dan tahan panas. Minyak yang diisikan
akan mengisi semua celah-celah yang ada dalam motor, yaitu antara rotor dan

stator.
Motor
Motor berfungs
berfungsii untuk
untuk mengger
menggerakan
akan pompa
pompa dengan
dengan menguba
mengubah
h tenaga
tenaga
listrik menjadi tenaga mekanik. Fungsi motor sebagai tenaga penggerak pompa
(prime mover), secara garis besar motor ini dibagi menjadi dua bagian pokok,
yaitu :
1. Rotor
Rotor (gulun
(gulungan
gan kabe
kabell halus
halus yang
yang berput
berputar)
ar)
2. St
Stato
atorr (gulu
(gulunga
ngan
n kabel
kabel halus
halus yang
yang stasi
stasione
onerr dan
dan menem
menempe
pell pada
pada badan
badan
motor)
Stator menginduksi aliran listrik dan mengubah menjadi tenaga putaran

pada rotor,
roto r, dengan berputarnya
b erputarnya rotor maka poros (shaft)
(shaf t) yang berada ditengahnya
d itengahnya
akan ikut berputar, sehingga poros yang saling berhubungan akan ikut berputar
pula (poros pompa, intake
intak e dan protector).
Diam
Diamet
eter
er moto
motorr te
terba
rbatas
tas untuk
untuk ukuran
ukuran casing
casing terte
tertent
ntu,
u, maka
maka untuk
untuk
mendapatkan daya kuda yang cukup, motor dibuat panjang dan kadang-kadang
dibuat
dibuat double
double (tandem
(tandem).
). Pendingi
Pendinginan
nan dilakuk
dilakukan
an oleh fluida
fluida yang mengali
mengalirr di
dinding luarnya, maka pada instalansinya motor harus dipasang diatas perporasi,
kalaupun
kalaupun terpaks
terpaksaa di bawah
bawah perforas
perforasi,
i, ditamba
ditambahkan
hkan jacket
jacket (shround) di luar
pompa agar flluida sumur mengalir ke bawah sebelum naik ke pompa (setelah

melewati motor). Gambar 3.20 menunjukkan penggunaan jacket ini. Tabel III-2.
36

menunjukkan macam-macam harga daya kuda motor maksimum untuk ukuran


casing tertentu.

Gambar 3.19.
Motor Pompa Benam Listrik. 12)
37

Gambar 3.20.
Aplikasi ESP pada Kondisi Normal dan Shrouded 5)

Tabel III-1.
HP Motor Maksimum dan casing5)

OD Casing Max. Single Motor Multiple Motor


inch HP HP
4 -1/2 25,5 127,5
5 -1/2 120 240
6 -5/8 – 7 225 600
8 -5/8 260 720

3. Protector
Protector (Reda) sering juga disebut dengan Seal Section (Centrilift) atau

Equalizer (ODI). Protector mempunyai empat fungsi utama, yaitu :


38

1. Melindu
Melindungi
ngi tekana
tekanan
n dalam
dalam motor
motor dan tekan
tekanan
an di annulu
annulus.
s.
2. Menyeka
Menyekatt masukny
masuknyaa fluida
fluida sumur
sumur ke dalam
dalam motor
motor..
3. Tempat duduknya thrust bearing (yang mempunyai bantalan axial dari jenis

marine type) untuk merendam gaya axial yang ditimbulkan oleh pompa.
4. Memberi
Memberikan
kan ruang
ruang untuk pengem
pengembang
bangan
an dan penyusuta
penyusutan
n minyak motor
motor
sebagai akibat dari perubahan temperatur dari motor pada saat bekerja dan
saat dimatikan.
Protektor mempunyai dua macam type, yaitu :
1. Positi
Positive
ve Seal
Seal atau Modula
Modularr Type
Type Protect
Protector
or..
1. Labyri
Labyrinth
nth Type
Type Prote
Protector
ctor (Gambar
(Gambar 3.21)
3.21)
Sumur
umur--sum
sumur miri
rin
ng denga
ngan temperat
rature > 300
300 °F disa
disara
rank
nkan
an
menggunakan protektor dari jenis positive seal atau modular type protektor.
39

Gambar 3.21.
12)
Jenis Labyrinth Type Protector.

4. Intake
Intak
akee (Gambar 3.22) dipa
pasa
san
ng di bawah
awah pompa
ompa denga
ngan cara
menyambungkan
menyambungkan sumbunya (shaft) memakai
memakai coupling. Intake merupakan saluran
masuknya fluida dari dasar sumur ke pompa menuju permukaan. Intake ada yang
dipasang
dipasang menjadi
menjadi satu dengan
dengan housing
housing pompa
pompa (intregr
(intregrated
ated)) untuk
untuk jenis-j
jenis-jenis
enis
tertentu , tetapi ada juga yang berdiri sendiri.

Jenis-jenis intake yang sering dipakai, yaitu :


40

 Standartt Intake, dipakai


Standar dipakai untuk sumur
sumur dengan GLR rendah.
rendah. Jumlah
Jumlah gas
yang masuk pada intake harus kurang dari 10 % sampai dengan 15 % dari
total volume fluida. Intake mempunyai lubang untuk masuknya fluida ke

pompa dan di bagian luar dipasang


dipas ang selubung
selu bung (screen)
(scr een) yang
ya ng gunanya
gunany a untuk
menyaring partikel masuk ke intake sebelum masuk kedalam pompa.
 Rotary Gas Separator dapat memisahkan gas sampai dengan 90 %, dan
biasanya dipasang untuk sumur-sumur dengan GLR tinggi.
ting gi. Gas Separator
jenis ini tidak direkomendasi untuk dipasang pada sumur-sumur yang
abrasive.
 St
Stati
aticc Gas
Gas Se
Separ
parato
atorr at
atau
au sering
sering diseb
disebut
ut rever
reverse
se gas
gas separ
separat
ator
or,, yang
yang
dipakai untuk memisahkan gas hingga 20 % dari fluidanya.

5. Pump Unit
Unitt pompa
Uni pompa (Gamba
(Gambarr 3.23)
3.23) merupak
merupakan
an Multistages Centrifugal Pump,
Pump,
yang terdiri
terdiri dari: impeller, diffuser, shaft (tangk
(tangkai)
ai) dan housing (rumah pompa).
Housing pompa mempunyai sejumlah stage, tiap stage terdiri dari satu impeller
dan satu diffuser. Jumlah stage yang dipasang pada setiap pompa akan dikorelasi
la
langs
ngsung
ung denga
dengan
n Head Capacity dari pompa
pompa terse
tersebut.
but. Pemasan
Pemasangann
gannya
ya bisa
bisa
meng
menggun
gunaka
akan
n lebih
lebih da
dari
ri sa
satu
tu (t
(tand
andem
em)) terg
tergant
antung
ung dari
dari Head Capacity yang
dibutuhkan untuk menaikkan fluida dari lubang sumur ke permukaan. Impeller
merupakan bagian yang bergerak, sedangkan diffuser adalah bagian yang diam.
Seluruh stage disusun secara vertikal, masing-masing stage dipasang tegak lurus
pada poros pompa yang
yan g berputar pada housing.
hous ing.
41

Gambar 3.22.
Jenis Rotary Gas Separator.11)

Prinsip kerja pompa ini, yaitu fluida yang masuk ke dalam pompa melalui
in
inta
take
ke akan
akan dite
diteri
rima
ma oleh
oleh st
stag
agee pa
pali
ling
ng ba
bawa
wah
h da
dari
ri po
pomp
mpa,
a, impe
impell
ller
er akan
akan
mendorongnya masuk, sebagai akibat proses centrifugal maka fluida tersebut akan
terlempar
terlempar keluar dan diterima
diterima oleh diffuser.
diffuser. Tenaga
Tenaga kinetis (velocity
( velocity)) fluida akan
diubah menjadi tenaga potensial (tekanan) oleh diffuser, dan diarahkan ke stage
selanjutnya. Fluida memiliki energi yang semakin besar pada proses tersebut,
diban
dibandin
dingka
gkan
n pa
pada
da saat
saat masuk
masuknya
nya.. Keja
Kejadi
dian
an terse
tersebut
but terj
terjadi
adi terus-
terus-me
mene
nerus
rus
sehingga tekanan head pompa berbanding linier dengan jumlah stages, artinya
42

semakin banyak stage yang dipasangkan, maka semakin besar kemampuan pompa
untuk mengangkat fluida.

Gambar 3.23.

Unit Pompa Benam Listrik. 11)


6. Electric Cable
Kabel (Gambar 3.24) yang dipakai adalah jenis tiga konduktor. Fungsi
utam
utamaa dari
dari kabel
kabel te
terse
rsebut
but adalah
adalah sebaga
sebagaii media
media pengh
penghant
antar
ar arus
arus listr
listrik
ik dari
dari
swit
switch
chboa
board
rd sa
samp
mpai
ai ke motor
motor di da
dalam
lam sumu
sumurr. Kabe
Kabell harus
harus tahan
tahan terha
terhada
dap
p
tegangan
tegangan tinggi,
tinggi, temperatur
temperatur,, tekanan
tekanan migrasi
migrasi gas dan tahan terhadap
terhadap resapan
resapan
cairan dari sumur. Kabel harus mempunyai isolasi dan sarung yang baik.
Bagian dari kabel biasanya terdiri dari :
43

1. Kond
Konduk
ukto
torr (C
(Con
ondu
duct
ctor
or))
2. Isol
Isolas
asii (Insu
(Insula
lati
tion
on))
3. Sar
arun
ung
g (sh
(shea
eath
th))

4. Jaket
Dua jenis kabel yang biasa dipakai yaitu : round dan flat cable. Jenis round
ca
cable
ble dibagi
dibagian
an luar
luar sarung
sarungnya
nya dibung
dibungkus
kus lagi
lagi denga
dengan
n karet
karet (rubbe
(rubberr jacke
jacket)
t)..
Biasanyaa kabel jenis round ini memiliki
Biasany memiliki ketahanan yang lebih lama daripada jenis
flat cable, tetapi memerlukan ruang penempatan yang lebih besar.
Dua jenis kabel yang biasa dipakai di lapangan, yaitu :
1. Low
Low Tem
Tempe
pera
ratu
turre
Disarankan untuk pemasangan pada sumur-sumur dengan maximum 200

°F.
2. High
High Tem
Tempe
pera
ratu
turre Cable
Cable
Disarankan untuk pemasangan pada sumur-sumur dengan temperatur yang

cukup tinggi sampai mencapai mencapai 400 °F.

Sumur
umur bers
bersuh
uhu
u ting
tinggi
gi (l
(leb
ebih
ih 250
250 °F) pe
perl
rlu
u dipa
dipasa
sang
ng epox
epoxy
y un
untu
tuk
k
melindungi kabel, O-ring dan seal.

Gambar 3.24.
44

Jenis Flat Cable dan Round Cable. 13)

7. Check Valve
Check valve biasanya dipasang pada tubing (2–3 joint) di atas pompa.
Bertujuan
Bertujuan untuk menjaga
menjaga fluida tetap berada di at
atas
as pompa. Kebocoran
Kebocoran fluida
dari tubing (kehilangan
(kehilangan fluida) melalui
melalui pompa akan terjadi jika check valve tidak
dipasang maka dapat menyebabkan aliran balik dari fluida yang naik ke atas,
sebab aliran balik ((back flow) tersebut membuat putaran impeller berbalik arah
back flow)
dan dapat
dapat menye
menyeba
babka
bkan
n motor
motor te
terba
rbakar
kar atau
atau rusa
rusak.
k. Umum
Umumnya
nya ch
check
eck valve
valve
digunakan agar tubing tetap terisi penuh dengan fluida sewaktu pompa mati dan
mencegah supaya fluida tidak turun ke bawah.

8. Bleeder Valve
Bleeder valve dipasang satu joint di atas check valve, mempunyai fungsi
mencegah minyak keluar pada saat tubing dicabut. Fluida akan keluar melalui
bleeder valve.

9. Centralizer
Berfung
Berfungsi
si untuk
untuk menjaga
menjaga keduduka
kedudukan
n pompa
pompa agar tidak
tidak bergese
bergeserr atau
selalu ditengah-tengah pada saat pompa beroperasi, sehingga kerusakan kabel
karena gesekan dapat dicegah.

3.5.3.
3.5.3. Dasar-
Dasar-dasa
dasarr Perhit
Perhitungan
ungan Pompa
Pompa Benam
Benam Listrik
Listrik
3.5.3.1. Total Dynamic Head (TDH)
Total Dynamic Head ad
adala
alah
h suatu
suatu istil
istilah
ah dalam
dalam dunia
dunia pompa
pompa yang
yang
meny
menyat
atak
akan
an tota
totall pressur
pressuree dimana
dimana pompa
pompa beker
bekerja,
ja, dinyata
dinyatakan
kan sebag
sebagai
ai head
(ketingg
(ketinggian
ian kolom
kolom cairan,
cairan, ft). TDH juga dapat
dapat dinyatak
dinyatakan
an sebagai
sebagai perbedaa
perbedaan
n
tekanan (pressur
pressuree differential) sepanjang pompa (outlet-inlet
( outlet-inlet), atau sebagai kerja
yang
yang dila
dilakuk
kukan
an oleh
oleh pompa
pompa pa
pada
da ca
cair
iran
an untuk
untuk mena
menaika
ikan
n energ
energii dari
dari tingk
tingkat
at
tertentu ke tingkat lainnya.
45

Energ
Energii di segala titik adalah
adalah jumlah
jumlah pressur
pressuree head, elevation head dan
velocity head (tekanan
(tekanan,, ketinggi
ketinggian
an dan kecepatan)
kecepatan).. Pressur
Pressuree head adalah head
yang berhubungan dengan tekanan di suatu titik tertentu.
tertentu . Elevation Head adalah

ketinggi
ketinggian
an di atas suatu datum
datum yang ditentukan.
ditentukan. Velocity head adalah
adalah head
ekivalen
ekivalen dimana cairan akan jatuh pada kecepatan yang sama. Faktor-faktor
Faktor-faktor yang
berpengaruh pada TDH dapat dilihat pada Gambar 3.25. di bawah ini.

Gambar 3.25
5)
Faktor-faktor yang Berpengaruh pada TDH

Selisih elevasi inlet dan outlet pompa diabaikan, maka energi pada kedua
titik ini dapat dinyatakan sebagai berikut :
46

v s2
Es
= Ps +
2g ............................................................................(3-30)

v d2
Ed = Pd +
2 g ..........................................................................(3-31)

Keterangan :
Es = en
ener
ergi
gi pada
pada luba
lubang
ng masuk
masuk (suc
(sucti
tion)
on) pom
pompa
pa
Ps = te
teka
kana
nan
n pad
padaa lub
luban
ang
g mas
masuk
uk
v s2
2g =.............. kecepatan (dinyatakan dalam head) pada lubang masuk
Ed = en
ener
ergi
gi pada
pada luba
lubang
ng kelu
keluar
ar (disc
(dischar
harge
ge)) pom
pompa
pa

Pd = tekanan pada lubang keluar

v d2
2g kecepatan (dinyatakan dalam head) pada lubang keluar.
=

TDH adalah selesih energi antara kedua titik keluar dan m


masuk,
asuk, jadi :

TDH = E d - Es ..............................................................................(3-32)

atau :
v d2 v s2
TDH = (Pd +
2g ) (Ps + 2g ) ..............................................(3-33)

selanjutnya :
Pt x 2,31
Pd = Z + + Hf ...........................................................(3-34)
SG
dan :

v s2
Ps = Zs 2g He ....................................................................(3-35)

Keterangan :
Z = kedalaman pompa (pump suction depth),
depth), ft
Pt = te
tekan
kanan
an tubing
tubing di pe
perm
rmuka
ukaan,
an, psi
Hf = ke
kehil
hilang
angan
an teka
tekanan
nan ka
karen
renaa friks
friksi,
i, ft
47

Zs = ke
kedal
dalam
aman
an te
tengg
nggel
elam
amnya
nya pompa,
pompa, ft
He = ke
kehil
hilang
angan
an tekan
tekanan
an wakt
waktu
u di lubang
lubang mas
masuk,
uk, ft.
ft.
Persamaan di atas disubsitusikan, maka :

v d2 v s2 v s2
Pt x 2,31
TDH = (Z + SG + Hf ) + 2 g (Zs 2g He) 2g

v d2
Pt x 2,31
= (Z Zs) + + Hf +
2g + He
SG

v d2
Pt x 2,31
= Zfl + SG + Hf + 2 g + He ………………………. (3-36)

Keterangan :
Zfl = kedalam
kedalaman
an dari
dari permu
permukaan
kaan fluida
fluida dianul
dianulus
us pada
pada saat
saat sumur
sumur
sedang berproduksi (producing fluid
fluid level), ft.
Kedu
Keduaa te
term
rm yang
yang te
tera
rakh
khir
ir pada
pada pers
persam
amaa
aan
n ini
ini dapa
dapatt diab
diabai
aika
kan.
n.
Kebanyakan ESP mempunyai kecepatan fluida di bawah 10 ft/sec dan cukup
ruang untuk masuknya fluida, jadi :
Pt x 2,31
TDH = Zfl + + Hf ................................................(3-37)
SG
atau :
Pt
TDH = Zfl + + Hf ..........................................................(3-38)
Gf
Keterangan :
Gf = gradi
gradien
en tekana
tekanan
n fl
fluid
uida,
a, psi/f
psi/ft.
t.

3.5.3.2. Daya Kuda (Horse Power) dan Effisiensi


TDH
TDH da
dan
n laju
laju produk
produksi
si diket
diketah
ahui,
ui, maka
maka hydra
hydraulic
ulic horse power dapat
ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :
qxTDHxSG
HHP = ……………………………………………....(3-39)
C

Keterangan :

HHP
HHP= hydrau
hydrauli
licc horse
horse powe
powerr yang
yang diber
diberika
ikan
n oleh
oleh pompa
pompa , hp
hp
48

C = fa
fakt
ktor
or konv
konver
ersi
si (1
(135
3577
770
0 jika
jika q dala
dalam
m BPD,T
D,TDH dala
dalam
m ft,
ft, dan
dan
6580 jika q dalam m3/hari, TDH dalam m).
Input brake horse power dari permukaa
permukaan
n ke pompa
pompa dapat
dapat dinyata
dinyatakan
kan

de
deng
ngan
an meng
menggu
guna
naka
kan
n te
term
rm ko
kore
reks
ksii de
deng
ngan
an effi
effisi
sien
ensi
si po
pomp
mpa,
a, moto
motorr da
dan
n
kehilangan tekanan di kabel (effesiensi kabel), jadi :
HHP
BHP = .………………………………………………….....(3-

40)
Keterangan :
 = ef
effe
fesi
sien
ensi
si tota
total,
l, %
BHP
BHP= br
brak
akee hor
horse
se po
powe
werr, hp

atau :
HHP
BHP = Fff Pompa xEff Motor xEff Kabel
.………………………………….. (3-

41)

Umumnya
Effisiensi pompa = 55 - 75 %
Effe
fesi
sien
ensi
si motor
otor = 85 %
Effesiensi kabel = 90 – 95 %
Effesiensi
Effesiensi tersebut pada
pada pompa menggambarkan
menggambarkan terjadinya
terjadinya kehilangan
kehilangan
tekanan friksi fluida pada impeller dan diffuser, pada lubang masuk, pusaran,
belokan, separasi dan tercampur, selain itu juga kehilangan pada sela-sela
(clearance
clearance)) impelle
impeller/di
r/diffu
ffuser/
ser/asny
asnya,
a, serta
serta kehilan
kehilangan
gan mekanis
mekanis di bearing-
bearing-nya
nya
(thrust bearing).

3.5.3.3. Pump Setting Depth


Suatu batasan umum untuk menentukan letak kedalaman pompa dalam
suatu sumur adalah bahwa pompa harus ditenggelamkan di dalam fluida sumur.
Sebelum perhitungan perkiraan Pump Setting Depth dilakukan, terlebih dahulu
49

diketahu
diketahuii paramet
parameter
er yang menentukan
menentukannya,
nya, yaitu
yaitu Static Fluid Level (SFL) dan
Working Fluid Level (WFL) dimana untuk menentukannya digunakan alat sonolog
atau dengan operasi wireline, bila sumur tersebut tidak menggunakan packer.
Penentuan SFL dan WFL dilakukan dengan pendekatan jika sumur menggunakan
packer.

 Static Fluid Level


Level (SFL, ft)
Sumur
Sumur dalam
dalam keadaan
keadaan mati
mati (tidak
(tidak diproduk
diproduksika
sikan),
n), sehingga
sehingga tidak
tidak ada
aliran, maka tekanan di depan perforasi sama dengan tekanan statik sumur (P s),
sehingga ke dalam permukaan fluida di annulus (SFL, ft) adalah :
 Ps Pc 
SFL  D mid perf     , feet. .................................................... (3-42)
 Gf Gf 

 Working Fluid Level / Operating Fluid Level (WFL, ft).


Sumur diproduksikan
diproduksikan dengan rate produksi sebesar q (bbl/D), dan tekanan
alir dasar sumur adalah Pwf (psi), maka ketinggian (kedalaman bila diukur dari
permukaan) fluida di annulus
an nulus adalah :
 Pwf Pc 
WFL  Dmid perf     , feet. ...........................................
........................................... (3-43)
 Gf Gf 
Keterangan :
SFL = Sta
tati
tik
k Fluid
luid Level
evel,, ft

WFL = Workin
WFL orking
g Flui
Fluid
d Level
Level,, ft.
Ps = Tekanan Statik sumur, psi
Pwff
Pw = Tekan
ekanan
an al
alir
ir da
dasa
sarr sumu
sumurr, ps
psi.
i.
q = Ra
Rate produksi, B/D
D = Ke
K edalaman sumur, ft.
Pc = Casing Head Pressure, psi
Gf = Gradie
dient Fluid
uida Sumur, psi
psi/ft.


Suction Head (Tinggi
(Tinggi Hisap)
50

Air akan naik mengikuti torak sampai pada mencapai ketinggian Hs jika di
dalam silinder atau torak yang semula berada di permukaan cairan (dalam bak),
144 x P
Hs  .............................................................................(3-44)

Keterangan :
Hs = sucti
suction
on head,
head, ft
P = tekana
tekanan
n pe
perm
rmuka
ukaan
an caira
cairan,
n, ps
psii
 = densitas fluida, lb/cuft

 Kavitasi dan Net Positive


Positive Suction Head
Head (NPHS)
Gas yang semula terlarut di dalam cairan terbebaskan jika tekanan absolut
cairan pada suatu titik di dalam pompa berada di bawah tekanan saturasi (Pb)

pada temperatur cairan. Gelembung-gelembung gas ini akan mengalir bersama-


samaa dengan
sam dengan cairan
cairan sampai
sampai pada daerah yang memiliki
memiliki tekanan
tekanan lebih
lebih tinggi
tinggi
dicapai
dicapai dimana
dimana gelembun
gelembung
g tadi akan mengeci
mengecil.
l. Fenome
Fenomena
na ini disebut
disebut sebagai
sebagai
“Kavitasi” yang dapat menurunkan effisiensi dan merusak pompa.
Keja
Kejadi
dian
an ini berhub
berhubung
ungan
an dengan
dengan kondi
kondisi
si penghi
penghisap
sapan,
an, dan
dan apabi
apabila
la
kondisi penghisapan berada di atas tekanan bubble point, maka kavitasi tidak
terjadi. Kondisi minimum yang dikendaki untuk mencegah kavitasi pada suatu
pompa disebut
dise but sebagai
seb agai Net Positive Suction Head (NPHS). NPHS adalah tekanan
absolut
absolut di atas
atas tekanan
tekanan saturas
saturasii yang diperluk
diperlukan
an untuk
untuk mengger
menggerakka
akkan
n fluida
fluida

masuk ke lubang impeller.

A. Pump
Pump Setting
Setting Depth
Depth Mini
Minimum
mum
Keadaan
Keadaan yang diperlih
diperlihatka
atkan
n dalam
dalam Gambar
Gambar 3.26B
3.26B (posisi
(posisi minimu
minimum)
m)
dalam waktu yang singkat akan terjadi pump-off, oleh karena ketinggian fluida
level di atas pompa relatif sangat kecil atau pendek sehingga gas yang akan
dipompakan. Kondisi ini, pump intake pressure (PIP) akan menjadi kecil. PIP
mencapai harga di bawah tekanan bubble point (Pb), maka akan terjadi penurunan
effici
efficiency
ency volumet
volumetric
ric dari pompa
pompa (diseba
(disebabkan
bkan terbebas
terbebasnya
nya gas dari larutan)
larutan)..

Pump Setting Depth (PSDmin) dapat ditulis dengan persamaan :


51

Pb Pc
PSDmin  WFL   , feet. ........................................................(3-45)
Gf Gf

B. Pump
Pump Settin
Setting
g Deth
Deth Maksim
Maksimum um
Keadaan
Kea daan yang ditunju
ditunjukkan
kkan oleh Gambar
Gambar 3.26C(po
3.26C(pompa
mpa pada keadaan
keadaan
maksimum)
maksimum) juga kedudukan yang kurang menguntungkan,
menguntungkan, karena dalam keadaan
in
inii memu
memung
ngki
kink
nkan
an te
terj
rjad
adin
inya
ya ov
over
erlo
load
ad (pem
(pembe
beba
bana
nan
n be
berl
rleb
ebih
ihan
an),
), ya
yait
itu
u
pengangkatan beban kolom fluida yang terlalu berat. Kedalaman Pump Setting
Depth (PSDmax) dapat didefinisikan :
Pb Pc
PSDmax  D  , feet. .............................................................(3-46)
Gf Gf

C. Pump
Pump Sett
Settin
ing
g Dept
Depth
h Optim
Optimum
um..
Kedudukan ini yang paling dikehendaki dalam perencanaan pompa benam
listrik seperti dalam Gambar 3.26D (pompa dalam keadaan optimum).
optimum). Penentuan
kedalaman pompa yang optimum tadi (agar tidak terjadi pump-off dan overload
serta sesuai dengan kondisi rate yang dikehendaki), maka kapasitas pompa yang
digun
digunak
akan
an harus
harusla
lah
h sesuai
sesuai de
denga
ngan
n pr
produ
odukt
ktivi
ivita
tass forma
formasi
si dari
dari sumur
sumur yang
yang
bersangkutan. Penentuan PSD optimum ini dipengaruhi oleh terbuka dan
tertutu
tertutupnya
pnya casing
casing head
head yang mana
mana akan mempeng
mempengaruh
aruhii tekanan
tekanan casing
casing atau
atau
te
tekan
kanan
an yang
yang beker
bekerja
ja pada
pada permu
permukaa
kaan
n dari
dari flui
fluida
da di annul
annulus.
us. Hal
Hal ini akan
akan
mempengaruhi besarnya section head dari pompa.
Casing head tertutup, maka :
PIP  Pc
Kedalaman pompa optimum = WFL  ............................
............................ (3-47)
(3-4 7)
Gf

Casing head terbuka, maka :


PIP  Patm
Kedalaman pompa optimum = WFL 
Kedalaman ……………….. .(3-
Gf

48)
52

Gambar 3.26.
Berbagai Posisi Pompa Pada Kedalaman Sumur9)

3.5.3.4. Karakteristik Kerja Pompa


Kelakuan kerja atau sifat karakteristik kerja pompa ditentukan berdasarkan
tes di pabrik dengan air tawar. Penyajiannya secara grafis dari hasil tes ini disebut
grafik
grafik karakter
karakteristi
istik
k (performance atau caracteristic
caracteristic curves).
curves). Graf
Grafik
ik ini
ini akan
akan
menggambarkan head yang dihasilkan, brake horse power dan effesiensi pompa

terhadap rate produksi. (Gambar 3.27.).


53

Gambar 3.27.
Kurva Kelakuan Pompa benam Listrik 14)

A. Head
Head Capac
Capacity
ity Curve
Curve
Grafik ini menunjukkan hubungan antara TDH dengan rate produksi pada
kecep
kecepata
atan
n (rpm)
(rpm) konst
konstan.
an. TDH
TDH na
naik,
ik, maka
maka rate
rate akan
akan turun
turun dan
dan sebal
sebalikn
iknya.
ya.
Gambar 3.27. menunjukkan grafik untuk 100 stages, sedangkan untuk 1 stage
hampir sama bentuknya. Pompa yang baru atau masih baik akan berkarakteristik
kerja
kerja sepan
sepanjan
jang
g grafi
grafik
k ini.
ini. Pe
Penyi
nyimp
mpan
angan
gan dapat
dapat dikare
dikarenak
nakan
an oleh
oleh rusak
rusaknya
nya
pompa, interferensi gas atau kebocoran tubing.
tubing .
Grafi
Grafik
k su
suatu
atu pompa
pompa benam
benam listr
listrik
ik ak
akan
an mela
melalui
lui rate
rate nol sepert
sepertii pada
pada
Gambar 3.27. Shut-off head atau head pompa benam listrik bekerja dan flowline
valve ditutup , dapat ditentukan (menutup tidak boleh lebih dari satu menit), untuk
ini impeller akan berputar di cairan yang berputar-putar di situ saja dan daya yang
diperlukan untuk melawan periksi di cairan dan bearing berubah menjadi panas.
Besa
Besarr Shutt-off head tergantung dari diameter impeller dan rpm, untuk banyak
stage maka persamaannya adalah sebagai berikut :
54

2
 DN 
H = S   …………………………………………………..(3-
 1840 
49)

Keterangan :
H = shut-
hut-of
offf lliq
iqui
uid
d yan
yang
g dip
dipom
ompa
paka
kan,
n, ft
S = jumlah stage (tingkat)
TDH
S = …………………………………………(3-
HeadCapacity

50)
D = diameter iim
mpeller, iin
nch
N = putaran pompa, rpm.
Shut-off
Shut-off head yang sebenarnya tergantung dari aliran fluida dalam pompa

dan kemungk
kemungkinan
inan bocor
bocor. Perbeda
Perbedaan
an antara
antara rumus
rumus ini dengan
dengan sebenarn
sebenarnya
ya bisa
20%. Bentuk grafik head tergantung
tergantung dari lebar impeller,
impeller, bentuknya, jumlah sudu-
sudu impeller
impeller dan friksi dalam pompanya
pompanya.. Head capacity suatu suatu pompa
digunakan untuk menghitung jumlah stage pompanya dengan ratio-nya terhadap
TDH sistem. Pompa dengan head yang lebih curam disukai, karena dapat lebih
toleran terhadap kesalahan data-data sumur (°API, GOR dan lain-lain).

B. Hors
Horsee Powe
Powerr Cur
Curve
ve
Grafik brake horse power pada Gambar 3.27. menunjukkan BHP input

yang diperlukan per stage pada tes pabrik. Grafik ini mula-mula naik sedikit
dengan naiknya laju produksi, kemudian turun lagi. Hal ini disebabkan oleh efek
laju produksi lebih besar dari turunnya head, dan pada rate yang besar turunnya
head lebih berpengaruh karena relatif lebih curam. Test pabrik dilakukan dengan
air tawar yang viskositasnya 1 cp (32 SSU) dan SG = 1.

C. Ef
Effi
fici
cien
ency
cy Curv
Curvee
Efisiensi
Efisiensi pada pompa benam listrik bukannya efisiensi volume pompanya,
melain
melainkan
kan rasioda
rasiodari
ri output
output HP pompa
pompa dibagi
dibagi input
input brake
brake HP.
HP. Persam
Persamaann
aannya
ya

adalah :
55

OutputHPpompa HHP qxTDHxSG


 = = = …………………..(3-
InputBrakeHP BHP CxBHP

51)

Efisiensi (  ) ini sebenarnya adalah gabungan antara hidraulik, volumetrik


dan mekanik. Harga efisiensi maksimum ini biasanya sekitar 55 – 75 %.
Gambar
Gambar 3.28 menunjukka
menunjukkan
n ef
effisi
fisiensi
ensi naik dari nol ke maksim
maksimum
um lal
lalu
u
turun kembali pada laju produksi maksimum, di sebelah kiri dari titik maksimum,
kehilang
kehilangan
an disebabk
disebabkan
an oleh
oleh kebocora
kebocoran,
n, fri
friksi
ksi pada bearing
bearing karena
karena down thrust
(gerak
(gerak impell
impeller
er ke bawah)
bawah) dan friksi antara impell
impeller
er dan fluida
fluida produksi
produksi,, di
sebelah kanan dari maksimum akan terjadi friksi dalam cairan sendiri dan dinding
impeller/diffuser, tetapi juga up thrust (gerak dorong impeller ke atas, dan as juga
akan ke atas).

Gambar
Gamb ar 3.28
3.28 mener
menerang
angkan
kan ad
adany
anyaa up thrust
thrust d
daan down thrust
thrust. Pa
Pada
da
gambar tersebut impeller menekan ke atas (up
( up thrust) pada laju produksi
produksi tinggi
dan menekan ke bawah (down
(down thrust) pada laju produksi rendah, pada daerah
efisiensi tertinggi impeller seakan-akan melayang bebas. Pompa benam listrik
didisain agar bekerja pada daerah dekat efisiensi maksimum, antara lain karena
untuk mengurangi kerusakan bearing pompa akibat up thrust dan down thrust.

3.5.3.5. Prosedur Pendesainan Pompa Benam Listrik


Design pompa benam listrik tidak sesulit desain pompa yang lain, karena

masing-masing komponen sisitem mempunyai banyak ukuran dan penentuan dari


masing-masing
satu
satu kompon
komponen
en dilanj
dilanjut
utkan
kan dengan
dengan penent
penentuan
uan kompon
komponen
en beriku
berikutn
tnya,
ya, dan
dan
seterunya.. Disain akan agak rumit apabila laju produksi (q) belum ditentukan dan
seterunya
masih fungsi indek produktivitas (PI) sumur dan TDH.
TDH dan laju produksi menjadi dua faktor yang perlu dicoba-coba ( trial
and error) dan akibatnya jenis pompa yang akan dipakai harus dicoba-coba juga.
TDH
TDH akan
akan beruba
berubah
h dengan
dengan ra
rate
te ka
karen
renaa work
working
ing ( producing) fluid level dan
kehilangan tekanan di tubing merupakan fungsi dari rate.
56

Gambar 3.28.
Kemungkinan Posisi Impeller8)

Langkah-langkah perhitungan evaluasi perencanaan pompa benam listrik


adalah sebagai berikut :
1. Kump
Kumpul
ulkan
kan data yang diperl
diperluka
ukan,
n, yaitu
yaitu data
data sumur
sumur (diam
(diamet
eter
er dan
dan panjan
panjang
g

casing, kedalaman dan interval perforasi, diameter dan panjang tubing beserta
coupling/sambunga
coupling/sambungannya),
nnya), data reservoir
reservoir (laju produksi, tekanan statik dan alir
sumur
sumur,, te
temp
mpera
eratu
turr dasar
dasar sumur
sumur,, GOR,
GOR,WC
WC,, SG miny
minyak
ak air dan gas,
gas, dan
dan
viskosi
viskositas
tas minyak)
minyak) serta
serta data PVT (tekanan
(tekanan gelembun
gelembung
g dan gas terlarut
terlarut),
),
sela
selain
in itu
itu da
dapa
patk
tkan
an da
data
ta pr
prob
oble
lem
m prod
produk
uksi
si,, dima
dimana
na digu
diguna
naka
kan
n un
untu
tuk
k
mendesain peralatan dari segi bahan materialnya, jika tidak terdapat problem
produksi, maka peralatan tidak perlu dari bahan
baha n khusus.
2. Buat kurva
kurva IPR
IPR sumur
sumur yang bersangk
bersangkutan
utan..
3. Lakukan perhitungan
perhitungan disain
disain pompa
pompa dengan langkah-langkah
langkah-langkah sebagai berikut:
57

a. Berdasa
Berdasarkan
rkan kurva
kurva IPR sumur
sumur,, tentukan
tentukan laju
laju produksi
produksi yang diingin
diinginkan
kan dan
baca tekanan alir dasar sumurnya. Tekanan alir yang dihasilkan dari laju
produksi harus lebih besar dari Pb agar gas tidak ikut terpompa, dimana
dapat menyebabkan penurunan efisiensi dan kerusakan pompa.
b. Hitung gradien tekanan rata-rata fluida produksi.
pro duksi.
Gradien tekanan dinyatakan dengan satuan psi/fit, oleh keranan itu gradien
tekanan dapat dicari dengan menggunakan spesific grafity (S
( SG).
SG minyak
minyak dan air diketahu
diketahui,
i, maka
maka SG rata-rata
rata-rata dapat dihitung
dihitung dengan
dengan
menggunakan persamaan berikut :
SG = SGo (1 – WC) + SG wWC ……………………………..(3-52)
atau :
(1xSGo )  (WORxSG w )
SG = ……………………………..(3-53)
1  WOR
Gradient tekanan rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut :
Gf = 0,433 x SG ………………………………………….. (3-54)
Mengandung gas, Gf dikurangi sekitar 10 %.
d. Hitung Pump Intake Pressure
Pressure (PIP)
(PIP) dengan
dengan menggun
menggunakan
akan persama
persaman
n
berikut :
PIP = Pwf – Gf x (HS – HPIP)
Keterangan :

PIP = pump
pump intake
intake pressure
pressure atau
atau suction
suction pressur
pressure,
e, psi
Pwf = tekanan alir dasar sumur, psi
HS = kedalaman pe
perforasi,ft
HPIP= keda
kedala
lama
man
n pom
pompa
pa (pump setting depth),ft.
depth),ft.
Harga PIP harus lebih besar dari tekanan gelembung (Pb).
e. Hitung Total Dynamic Head (TDH) dengan menggunakan persamaan (3-
38) dimana
dimana kompone
komponen-ko
n-kompon
mponen
en TDH terlebi
terlebih
h dahulu
dahulu harus
harus dihitung
dihitung
dengan menggunakan prosedur sebagai berikut :
- Hitung kedalaman produksi/working fluid level (Zfl) dengan
ngan

menggunakan persamaan berikut :


58

Pwf
Zfl = HS - …………………………………...... ..(3-
Gf
55)

- Tentu
entuka
kan
n ke
kehi
hila
lang
ngan
an te
teka
kana
nan
n (Hf)
(Hf) karen
karenaa frik
friksi
si sepan
sepanja
jang
ng tubin
tubing
g
dengan menggunakan persamaan (3-37) atau dapat juga menggunakan
Gambar 3.13.
4. Pilih
ilih jeni
jeniss dan ukur
ukuran
an pom
pompa dari
dari kata
katalo
log
g perus
perusah
ahaa
aan
n pom
pompa
pa (mis
(misal
alka
kan
n
centerilift). Pompa dipilih jika rate produksi yang diinginkan masuk dalam
kisaran
kisaran aliran
aliran yang sarankan
sarankan dan menghas
menghasilka
ilkan
n efisien
efisiensi
si teoritis
teoritis terting
tertinggi
gi
untuk laju produksi yang diinginkan. Baca head capacity (CH) dan HP motor
(HPm), selanjutnya hitung jumlah stage (S) dengan membagi TDH dengan
head per stage dari pump performance curve. HHP ( Hydraulic House Power)

dengan menggunakan pesamaan (3-39) dan BHP ( Brake Horse Power) dengan
menggunakan persamaan (3-40).
5. Pilih
Pilih jenis
jenis motor dengan
dengan mengguna
menggunakan
kan Tabel
Tabel B-3.
B-3. yang memenuh
memenuhii HP pada
langkah 4 di atas, baca harga arus listrik (A) dan tegangan listrik (Vmotor)
yang dibutuhkan untuk jenis motor yang bersangkutan.
6. Hitung
Hitung kecepata
kecepatan
n alir fluida
fluida dengan
dengan di annulus
annulus motor casing
casing untuk
untuk masing-
masing-
masing jenis motor dengan menggunakan persamaan berikut :
0,0119 xQt
FV = …………………….(3-
(ID ca sin g ) 2  (OD motor ) 2

56)
. Keterangan :
FV = flow velocity, ft/detik
Qt = laju produksi total, b/d
IDcasing = diameter dalam casing, inch
ODmotor = diam
diamet
eter
er lua
luarr mot
motor
or,, iinc
nch.
h.
Jenis motor dan diameter
diameter luar motor (ODm) terkecil yang bisa masuk
dalam diameter dalam casing (ID casing) dan dapat memberikan kecepatan fluida di
annulus
annulus motor
motor casing
casing (FV)
(FV) lebih
lebih besar
besar 1 ft/deti
ft/detik
k (syarat
(syarat pendingi
pendinginan)
nan) adalah
adalah

pasangan yang harus


haru s dipilih.
59

Anda mungkin juga menyukai