Anda di halaman 1dari 11

Muliati, Pemerintahan Dinasti Umaiyah dan Abbasiyah

PEMERINTAHAN DINASTI UMAIYAH DAN ABBASIYAH


(Umayyad and Abbasid dynasties)

Muliati
muliatisesady@gmail.com
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Parepare

Abstract: Daula Abbasid Umayyad Empire was born as one of the historical context in the development of
the cultural history of Islam. Name daulah Umayyad named one of the descendants of Bani Umayyad prince
Abd Manaf is of Abdu Shams. Abdu Shams and Hashim brothers. They were the first descent of Abdul
Manaf. Hasyim is derived from the descendants of the Prophet Muhammad. Abbasid dynasty founded by
revolutionaries to overthrow the rule of the Umayyad dynasty. There are several factors that support the
successful establishment of this dynasty. Among them are, the group returned to the increasing frustration of the
Umayyad dynasty, breach of unity among the Arab tribes, and the emergence of frustration religious community
and their desire to have a charismatic leader. With the establishment of the Abbasid empire, the seat of
government was moved from Syria to Iraq (ie from Damascus to Baghdad). The Syrian people have lost their
main fight in managing state affairs. While Iraqis who distinguish themselves from the guardianship of Syria,
to everything in the government's Muslim empire.
Key Words: Daula Umayyad, Daula Abbasid, Cultural History of Islam
Daulah Bani Umaiyah Bani Abasiyah lahir sebagai salah satu babak sejarah dalam
perkembangan sejarah kebudayaan Islam. Nama daulah Bani Umayyah diambil dari nama
salah seorang keturunan Bani Abdul Manaf yaitu Umaiyah putera dari Abdu Syams. Abdu
Syams bersaudara dengan Hasyim. Mereka adalah keturunan pertama dari Abdul Manaf. Dari
Hasyim inilah yang berasal keturunan Nabi Muhammad Saw. Dinasti Abbasiyah didirikan
secara revolusioner dengan menggulingkan kekuasaan dinasti Umaiyah. Terdapat beberapa
faktor yang mendukung keberhasilan pembentukan dinasti ini. Diantaranya adalah,
meningkatnya kekecewaan kelompok mawali terhadap dinasti Bani Umaiyah, Pecahnya
persatuan antar suku-suku bangsa Arab, dan timbulnya kekecewaan masyarakat agamis dan
keinginan mereka memiliki pemimpin kharismatik. Dengan berdirinya kerajaan Abbasiyah,
pusat pemerintahan dipindahkan dari Siria ke Irak (yaitu dari Damaskus ke Bagdad). Orang-
orang Syria kehilangan perang utamanya di dalam mengelola urusan-urusan negara. Sementara
orang-orang Irak yang membedakan diri dari perwalian Siria, menjadi segala-galanya di dalam
pemerintahan imperium muslim itu.
Kata Kunci : Daulah Bani Umaiyah, Daulah Bani Abasiyah, Sejarah Kebudayaan Islam

PENDAHULUAN menegakkan ajaran Islam di kalanganbangsa


Daulah Bani Umaiyah lahir sebagai salah Arab. Bani Umaiyah, meskipun masih senasap
satu babak sejarah dalam perkembangan sejarah dengan Rasulullah berasal dari keturunan Bani
kebudayaan Islam. Dari awal sampai akhir Abdul Manaf, namun karena persaingan dalam
perkembangannya, cukup sarat dengan perebutan kekuasaan dan kehormatan
mementum sejarah yang menggugah pemikiran dikalangan masyarakat Quraisy, maka ia selalu
para ahli sejarah untuk untuk memberikan dan bersaing dan berselisih dengan keluarga
interpretasi dan analisis dari berbagai segi . pamannya yakni Bani Hasyim.1Dengan demikian
Betapun pesatnya perkembangan kawasan ketika salah seorang dari keturunan Bani Hasyim
ummat Islam dicapai pada masanya, dengan yakni Nabi Muhammad Saw., membawa risalah
melihat latar belakang terbentuknya Bani untuk mengubah sistim sosial masyarakat Arab,
Umaiyah, agaknya sulit diramal akan adanya maka kabilah suku Quraisy yang paling kuat
kemungkinan Bani Umayyah kelak akan menjadi menentang usaha-usaha dan perjuangannya
pelopor dalam upaya pengembangan syi’ar adalah keluarga Bani Umayyah. Meskipun
Islam. Hal ini dapat dimengerti dengan melihat
bagaimana posisi Bani Umaiyah di saat awal 1Syalabi,
Sejarah Kebudayaan Islam 2, (Jakarta:
perjuangan Nabi Muhammad Saw., PTAI Husna Zikra, 1995), h. 26.

ISTIQRA’ Volume III Nomor 1 September 2015 49


Muliati, Pemerintahan Dinasti Umaiyah dan Abbasiyah

demikian,ternyata perkembangan ummat Islam dilanjutkan oleh sahabat-sahabatnya yakni


maju terus tanpa pernah surut, ketikaummat Khulafaurrasyidin, konflik-konflik interen
Islam berhasil mengepung kota Mekkah di ummat Islam tidak begitu pada awal-awal
bawah pimpinan Rasulullah Saw., barulah periode ini. Baru setelah akhir periode khulafaur
keluarga Bani Umayyah menyatakan diri masuk rasyidin muncullah adanya konflik-konflik
Islam. Jadi dikalangan kerabat Rasulullah, interen itu. Hal ini semakin berkembang dimasa
keluarga Bani Umaiyah merupakan orang terahir daulah Bani Umaiyah. Bahkan dalam persepsi
yang menerima Islam.2 Dari sinilah sehingga sejarah dianggap bahwa kekhalifaan Muawiyah
terkesan bahwa Abu Sufyan sebagai salah (khalifah pertama daulah Bani Umayyah)
seorang tokoh dari keluarga Bani Umayyah diperoleh dengan kekerasan, diplomasi dan tipu
(Ayah Muawiyah) tidak dapat lagi menemukan daya.4Ini berarti bahwa sejak semula daulah Bani
jalan lain untuk tetap mempertahankan Umaiyah terbangun dari konflik. Sehingga dalam
kekuasaan kecuali ia harus masuk Islam. Titik proses perjalanannya, banyak diwarnai dengan
terang dari cita-cita Bani Umaiyah masuk Islam kekuasaan dalam bentuk kekerasan.
yaitu memperkuat kedudukan dan Sejak periode ini, kepemimpinan Islam
kekuasaannya, mulai nampak ketika tiba saatnya berubah dari sistem khilafah menjadi sistem
Usman bin Affan menjadi khalifah. kerajaan. Bani Abbas mewarisi imperium besar
Apakah Usman bin Affan turut memberi dari Bani Umaiyyah. Mereka memungkinkan
andil dalam proses pembentukan daulah Bani dapat mencapai hasil lebih banyak karena
Umayyah ? Yang jelas, bahwa Usman bin Affan landasannya telah dipersiapkan oleh Bani
adalah salah seorang dari keturunan Bani Umaiyah. Penggantian Umaiyah oleh Abbasiyah
Umaiyah. Dan dari informasi sejarah, kita ini didalam kepemimpinan masyarakat Islam
mengetahui bahwa dimasa pemerintahannya lebih dari sekedar perubahan dinasti. Ia
banyak muncul tuduhan nepotisme dan merupakan revolusi dalam sejarah Islam.
faporitisme.3Karena banyak kerabat dari Bani Dengan berdirinya kerajaan Abbasiyah,
Umaiyah yang diberikan posisi penting dalam pusat pemerintahan dipindahkan dari Syria ke
pemerintahan. Irak (yaitu dari Damaskus ke Baghdad). Orang-
Jika sekiranya benar bahwa yang menjadi orang Syria kehilangan perangutamanya didalam
motif Bani Umaiyah masuk Islam adalah karena mengelola usur-unsus negara. Sementara orang-
ia ingin mengalihkan kekuasaannya dari orang Irak yang membedakan diri dari perwalian
masyarakat jahiliyah kemasyarakat Islam, maka Siria, menjadi segala-galanya di dalam
sulit dibayangkan bagaimana kondisi ummat pemerintahan imperium muslim itu. Adapun
Islam kelak di bawah kepemimpinannya. interpretasi yang muncul mengenai keluarga
Bagaimanapun Ummat Islam setelah itu hingga Bani Umayyah dan Abbasiyah, tidak dapat
jaman sekarang, telah diyakini sepenuhnya diterima begitu saja sebelum memahami
bahwa agama yang dibawa oleh Rasulullah Saw., bagaimana kisah pemerintahan Bani Umaiyah
adalah sebagai petunjuk hingga siapapun yang dan Abbasiyah itu.
menjadi pelopor dan pembawa syiar Islam selalu Berdasarkan uraian di atas, maka yang
berpedoman pada Al-Qur’an dan sunnah Rasul. akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
Rasuulullah mampu mengubah keyakinan dan Bagaimana asal mula terbentuknya daulah Bani
tata kehidupan masyarakat bangsa Arab dari Umayyah dandaulah Bani Abbas ? Bagaiman
kehidupan jahiliah menuju kehidupan yang perkembangan politik daulah Bani Umayyah dan
beradab sesuai dengan tuntunan ajaran Islam daulah Bani Abbas? Bagaimana corak
karena Rasulullah Saw., mampu menunjukkan kepemimpinan pemerintahan khalifah-khalifah
pada bangsa Arab betapa luhur dan mulianya daulah Bani Umayyah dan daulah Bani Abbas ?
ajaran-ajaran Islam itu. Dan risalah itu telah PEMBAHASAN
A. Asal Mula Terbentuknya Daulah Bani
2Syeh
Umayyah dan Daulah Bani Abbas.
Mahmudunnasir, Islam Konsepsi dan
Sejarahnya, (New Delhi Kitab Bhavan, 1981), h. 190.
3Muhamma M. Ayoub, The Crisis Of Muslim 4Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah
History, (Oneworld Publications Sales and Editorial 185 Islamiyah II , (Cet: XXI: Jakarta PT Rajawali Pers, 2008) ,
Banbury Road Oxford OX2 7AR, England,n2003). h. 51. h. 42.

50
Volume III Nomor 1 September 2015 ISTIQRA’
Muliati, Pemerintahan Dinasti Umaiyah dan Abbasiyah

Berbicara tentang asal mula daulah Bani kekuasaan dan kedudukan. Setelah Islam datang,
Umaiyah tidak cukup hanya berawal dari Pertarungan menduduki kekuasaan menjelma
pemerintahan Muawiyah sebagai khalifah I menjadi sebuah permusuhan yang transparan
daulah Bani Umaiyah karena munculnya dan terbuka. Bani Umayyah melakukan
khalifah tersebut tidak seperti munculnya perlawanan terhadap Rasulullah dan dakwanya.
kepemimpinan khalifah-khalifah Khulafaur Sedangkan Bani Hasyim mendukung Rasulullah
Rasyidin. Para khalifah Khulafaur Rasyidin, dan mengikutinya. Hal ini terbukti dalam
tidak pernah menentukan target untuk jadi perang Badar dan perang Uhud yang dipinpin
pemimpin, tetapi dia terpilih menjadi khalifah langsung oleh Rasulullah untuk melawan Bani
sebagai tuntutan arus perubahan sosial di mana Umayyah.
masyarakat ummat Islam sangat membutuhkan Pada tahun 8 H, Rasulullah
kepemimpinan mereka sebagai Khalifah Rasul. mengarahkan bala tentara untuk menuju
Sedangkan kepemimpinan daulah Bani Umaiyah menaklukkan kota Mekah. Sebelum memasuki
sejak awal mereka masukIslam bahkanjauh Mekah, beliau mengatur taktik dengan
sebelumnya seolah-olah mereka sudah mulai menyuruh bala tentaranya berkemah di dekat
menampakkan isyarat-isyarat untuk jadi kota itu. Berita kedatangan Nabi Muhammad
pemimpin. Saw. ke kota Mekah ini telah sampai ke telinga
Nama daulah Bani Umayyah diambil kaum Quraisy. Pada saat itu Abu Sufyan
dari nama salah seorang keturunan Bani Abdul menyusul Abbas menyambut kedatangan Nabi,
Manaf yaitu Umaiyah putera dari Abdu Syams. di arena perkemahan itulah Abu Sufyan
Abdu Syams bersaudara dengan Hasyim. menyatakan diri masuk Islam.8
Mereka adalah keturunan pertama dari Abdul Dari dinamika perjuangan bani Umaiyah
Manaf. Dari Hasyim inilah yang berasal tersebut muncul interpretasi bahwa sejak
keturunan Nabi Muhammad Saw.5 sepeninggal Rasulullah Saw., Bani Umaiyah
Bani Umaiyah termasuk kelompok yang sudah berkeinginan untuk memengang
menentang Rasulullah Saw., Dalam menjalankan kekuasaan kehalifaan, namun titik terang dari
usaha beliau untuk mengembangkan agama harapan mereka mulai nampak setelah Usman
Islam. Bahkan musuh utama Nabi Saw., dalam bin Affan terpilih menjadi khalifah dan
perang Badar adalah keluarga besar Bani Abdu mengangkat kerabat-kerabatnya jadi khalifah.
Syams. Tokohnya yang terkenal adalah Syaiba, Upaya Muawiyah bin Abi Sufyan dalam
Utbah ibnu Rabiah beserta ;puteranya Al Walid.6 mempercepat proses pencapaian kedaulatannya
Dan ketiganya ini tewas dalam perang Badar. tidak terlepas dari proses kematian Khalifah
Bani Abdi Syams yang terkenal kuat dan Usman bin Affan. Dengan terbunuhnya Usman
hartawan merasa malu kembali ke Mekah secara sadis oleh kelompok pemberontak yang
dengan menyandang kekalahansehingga mereka merasa tidak puas dengan kebijaksanannya,
melancarkan serangan yang lebih hebat pada menjadi alasan bagi Muawiyah untuk
perang uhud. Kali ini pasukannya dipinpin menggalang solidaritas dan menarik simpatik
langsung oleh Abu Sufyan (ayah Muawiyah). dari rakyatnya dan kerabatnya untuk
Sampai pada perang Khandaq, Abu Sufyan mengajukan tuntutan kepada khalifah Ali.
sebagai pemegang prakarsa dalam mengumpul Bahkan lebih jauh Muawiyah melancarkan
kekuatan untuk menumpas kaum muslimin di tuduhannya bahwa Ali lah yang memberi
Madinah.7 perlindungankepada pembunuh Usman.9Dengan
Bani Umaiyyah bin Abd Syams bin Abdi tuduhan ini yang dijadikan dasar kebencian
Manaf selalu bertarung dengan pamannya terhadap Alitelah dimunculkan oleh Muawiyah.
Hasyim bin Abdu Manaf dalam memperebutkan Dan inilah yang memicu timbulnya perang
siffin.
5Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman

Nabi Adam Hingga Abad XX, (Cet. I. Jakarta; Akbar


Media, 2010). h. 181. 8Ibnu Hisyam, Sirat Ibnu Hisyam IV (Matba’ah
6Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam,(Cet: I, Jakarta, Mustaf al-Baby al-Halaby Wa auladuhduh, Mesir. 1937.
PT Al Husna Zikra, 200. H. 170. H. 269.
7Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam. h. 179. 9Syalabi, Sejarah Kebudayan Islam , h. 300.

ISTIQRA’ Volume III Nomor 1 September 2015 51


Muliati, Pemerintahan Dinasti Umaiyah dan Abbasiyah

Suasana terdesak oleh kemenangan Ali Bani Umaiyah, Pecahnya persatuan antar suku-
di perang Shiffin, Muawiyah segera suku bangsa Arab, dan timbulnya kekecewaan
memamfaatkan kecerdikan dan kelicikan Amr masyarakat agamis dan keinginan mereka
Ibnu Ash langsung untuk mengajukan tahkim memiliki pemimpin kharismatik.11Dengan
dengan taktik menyuru beberapa orang lasykar berdirinya kerajaan Abbasiyah, pusat
untuk mengangkat mushhaf dengan ujung pemerintahan dipindahkan dari Siria ke Irak
tombaknya, lalu berseru lasykar Muawiyah , (yaitu dari Damaskus ke Bagdad). Orang-orang
“inilah Kitabullah yang menjadi hakim antara Syria kehilangan perang utamanya di dalam
kami dan kamu”.10 mengelola urusan-urusan negara. Sementara
Dalam peristiwa tahkim ini kecerdikan orang-orang Irak yang membedakan diri dari
Amr Ibn Ash masih sangat berperang. Kedua perwalian Siria, menjadi segala-galanya di dalam
golongan (Ali dan Muawiyah) sepakat bahwa pemerintahan imperium muslim itu.
masing-masing memilih satu hakim. Golongan Dinasti Abbasiyah mewarisi imperium
Muawiyah diwakili oleh Amr bin Ash sebagai dari Dinasti Umayyah.Hasil besar yang telah
wakil, sedangkan dari golongan Ali diwakili oleh dicapai oleh Dinasti Abbasiyah dimungkinkan
Abu Musa Al-Asy’ari, keduanya sepakat untuk karana landasannya telah dipersiapan oleh
memberhentikan kedua khalifah Ali dan Umayyah dan Abbasiyah memamfaatkannya.12
Muawiyah kemudian diserahkan kepada kaum Perjuangan bani Abbasiyah dalam
muslimin untuk mencari gantinya. Untuk mencapai cita-cita politiknya melewati dua
melaksanakan keputusan tersebut makatampillah tahap, pertama disebut dengan perjuangan rahasia
Abu Musa Al-Asy.ari kehadapan halayak ramai kemudian dikenal dengan propaganda
mengumunkanbahwa dia telah menurunkan Ali Abbasiyah. Kedua dinamakan perjuangan terang-
dari jabatannya. Maka berdirilah Amr bin Ash terangan atau pemberontakan terbuka yang
bahwa ia telah setuju memberhentikan Ali. ditandai dengan pengangkatan senjata melawan
Kemudian dia mengumumkan dengan bani Umaiyah.
menetapkan Muawiyah sebagai khalifah. Bagian pertama, di mulai pada abad I era
Berdirinya daulah Bani Abbas mewarisi hijrah dengan berahir dengan penggabungan
imperium besar dari Bani Umaiyah mereka Abu Musa al Khurazani. Pengembangan
memungkinkan dapat mencapai hasil lebih propaganda ini tidak melibatkan pasukan perang
banyak karena landasannya telah dipersiapkan sama sekali, mereka hanya menyebarkan juru
oleh bani Umaiyah. Penggantian Umaiyah oleh penerang keberbagai propinsi dan menyamar
Abbasiyah ini dalam kepemimpinan masyarakat sebagai pedagang atau jemaah haji di Mekah.
Islam lebih dari sekedar perubahan dinasti. Ia Inilah yang disebut “fase rahasia”. Kemudian
merupakan revulusi dalam sejarah Islam, suatu bagian kedua, di mulai dengan bergabungannya
titik baik yang samapentingnya dengan revulusi Abu Muslim al-Khursani dalam melancarkan
Perancis dan revulusi Rusia di dalam sejarah propanganda Abbasiyah ini, dan berawal dari
Barat. Hal ini terjadi tidak sebagai akibat sini persilisihan antara bani Umaiyah dan
komplotan istana atau perubahan kekuasaan, Abbasiyah memuncak.
tetapi hasil propaganda dan organisasi yang luar Ini pula yang menyebabkan di mulainya
dan revulusioner, Yang mencerminkan dan perang segit yang berahir dengan jatuhnya bani
mengungkapkan ketidak puasan unsur-unsur Umaiyah, yang selanjutnya disebut “fase
penting dikalangan penduduk terhadap rezim- perjuangan terbuka”.13 Kedua fase ini yang
rezim terdahulu, dan menumpuk dalam suatu
jangka waktu yang panjang.
Dinasti Abbasiyah didirikan secara 11K. Ali, Sejarah Islam, (Tarikh Pramoderen), Cet.
revolusioner dengan menggulingkan kekuasaan III; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000.
12Syeh Muhammadunnasr, Islam Consept and
dinasti Umaiyah. Terdapat beberapa faktor yang
mendukung keberhasilan pembentukan dinasti History, h. 185. Lihat Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban
di Kawasan Dunia Islam Melacak Akar-Akar Sejarah, Sosial,
ini. Diantaranya adalah, meningkatnya Politik, dan Budaya Ummat Islam. (Cet. II; Jakarta: Rajawali
kekecewaan kelompok mawali terhadap dinasti Pers, 2009). h. 44.
13Hasan Ibrahim Hasan, Islamic Histori and
10Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam . h. 301 Culture, Diterjemahkan oleh Ajahdan Human dengan judul

52
Volume III Nomor 1 September 2015 ISTIQRA’
Muliati, Pemerintahan Dinasti Umaiyah dan Abbasiyah

menyebabkan bani Abbasiyah dapat perkembangan politik mulai menurun, namun


mengalahkan bani Umaiyah dan berdirinya filsafat dan ilmu pengetahuan terus berkembang.
daulahbani Abbasiyah. B. Perkembangan Politik Daulah Bani
Kekuasaan dinasti Abbasiyah Umaiyah dan Daulah Abbas
melanjutkan kekuasaan dinasri Bani Umayyah. Daulah Bani Umaiyah adalah suatu masa
Dinamakan khilafah Abbasiyah karena para dalam perjalanan sejarah perkembangan Islam
pendiri dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas yang berawal dari pemerintahan Muawiyah
Paman Nabi Muhammad Saw. Dinasti sampai masa pemetintahan Marwan Ibnu
Abbasiyah didirikan oleh Abdullah Al-Saffah ibn Muhammad atau dimulai sejak tahun 41 H
Muhammad ibn Muhammad ibn Ali Abdullah sampai dengan tahun 132 H. Peroide ini disebut
Al-Abbas, kekuasaan ini berlangsung dalam daulah Bani Umaiyah karenasetiap khalifah yang
rentang waktu yang panjang dari tahun 132 H memimpin, pada masa ini, berasal dari
(750- M) s.d 656 H (1258 M).14 Selama dinasti keturunan Bani Umaiyah.
ini berkuasa, pola pemerintahan tang ditarapkan Ada beberapa prinsip yang mendasar
bebbeda-beda sesuai dengan perubahanpolitik, yang telah dilaksanakan oleh Khulafaurrasyidin,
sosial dan budaya. Para sejarawan membagi akan tetapi tidak dilaksanakan lagi oleh
sebagai pemerintahan Bani Abbas menjadi lima Mu’awiyah dan keturunannya, antara lain
periode yaitu: musyawarah dalam memecahkan permasalahan
1. Periode Pertama (132 H/750 M-232 dalam kenengaraan, bahkan jabatan kekhalifaan
H/847M), disebut periode pengaruh dijadikan turun-temurun, namun disisi lain
PersiaPertama. Mu’awiyah dan keturunannya bukan saja dikenal
2. Periode Kedua (232 H/847M-334 H/945 sebagaipahlawan dalam ekspansi Islam, tapi juga
M), disebut masa pengaruh Turki pertama. dikenal sebagai tokoh pembangunan dan
3. Periode Ketiga (334 H/945 M- 447 H/1055 pembaharuan, baik dalam bidang politik,
M).Masa kekuasaan dinasti Buwaih ekonomi, kemasyarakatan dan ilmu
dalampemerintahan khalifah Abbasiyah. pengetahuan.16
Periode ini disebut pengaruh Persia kedua. Di bidang politik dan kenegaraan,
4. Periode Keempat (447 H/1055 M – 590 H Mu’awiyah digambarkan oleh penulis-penulis
/ 1194 M), masa kekuasaan dinasti Bani Arab sebagai orang yang mempunyai sifat hilm
Seljuk dalam pemerintahan khilafah yang sempurna, yaitu berupa kecerdikan dan
Abbasyiah, biasanya disebut juga dengan kelicikan, maksudnya suatu kecakapan dalam
masa pengaruh Turki kedua. mengalahkan lawan tanpa kekerasan.
5. Periode Kelima (590 H/1194 M – 656 H / Untuk memahami peta politik dalam
1258 M), mada khalifah bebas dari pengaruh pemerintahan daulah bani Umaiyah, dapat
dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya dilihat pada bagan berikut.
efektif di sekitar Bagdad.15 Silsilah Dinasti Umaiyah17
Pada periode pertama, Pemerintahan
Bani Abbas mencapai masa keemasannya.
Secara pilitis, para khalifah betul-betul tokoh
yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan
polotik dan agama sekaligus.Periode ini juga
berhasil menyiapkan landasan bagi
perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan
dalam Islam. Namun pada periode ini berahir

Sejarah dan Kebudayaan Islam (Cet, I; Yokyakarta: Kota


Kembang, 1993), h. 100.
14Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah

Islamiyah. (Cet. Xi; Jakarta: Rajawali Pers. 2008). h. 49. 16Yusran Asmuni, Dirasah Islamiyah II Pengantar

Studi Sejarah Kebudayaan Islam dan Pemikiran. (Cet. III;


15Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1998). h. 7-8.
Islamiyah. h. 49-50. 17K. Ali, Sejarah Islam (Tarikh Pramodern), h. 171.

ISTIQRA’ Volume III Nomor 1 September 2015 53


Muliati, Pemerintahan Dinasti Umaiyah dan Abbasiyah

kelahiran Arab.18Dengan sistem ini Muawiyah


yakin, resmi dinasti Bani Umaiyah dapat
bertahanhampir satu abad lamanya.
Disamping keramahan Muawiyah,
ketegasan terkadang dimunculkan pada situasi-
situasi tertentu. Hal ini dapat kita lihat ketika
Muawiyah mengambil tindakan tegas kepada
tokoh-tokoh Quraisy yang menentang
pembai’atan Yasid bin Muawiyah. Dalam
kondisi terancam oleh pengawal Muawiyah
mereka ini dipermaklumkan oleh Muawiyah
kepada rakyat umum bahwa mereka telah rela
dan membai’at Yasid, lalu rakyat pun turut
membai’at Yasid.19
Sungguhpun Yasid berhasil
memperoleh bai’at darirakyat umum namun
dalam keterangan lain diperoleh imformasi
sejarah bahwa kalangan tokoh-tokoh muslim di
Medinah tidak ada yang setuju dengan
penunjukkan Yasid sebagi khalifah.
Melihat bagan di atas dapatlah dipahami Untuk meredam munculnya konflik
bahwa dari ke 14 khalifah daulah Bani Umaiyah, intern, Muawiyah sangat mahir membaca situasi
hanya tiga khalifah dari keturunan Harb dan memamfaatkan potensi orang-orang hebat.
sedangkan lainnya dari keturunan Abul Ash. Ziyad ibn Abihi sebagai orang yang pernah
Kekuasaan Bani Umaiyah berumur kurang lebih diangkat oleh Ali menjadi Gubernur di Persia
90 tahun. Ibu kota negara dipindahkan adalah orang yang hebat. Muawiyah berusaha
Muawiyah dari Madinah ke Damaskus. Di antara merekrutnya dengan cara terpaksa mengakuinya
khlifah Bani Umaiyah itu, khalifah-khalifah sebagai saudara sebapak.20Ziyad lalu diangkat
besar Bani Umaiyah ini adalah Muawiyahibn Abi Muawiyah gubernur di Bashrah dan Khurasan.
Sufyan (661-680 M) 20 tahun,Abd Malik ibn Daerah ini seringkali penduduknya
Marwan (685-705 M) 20 tahun, Al-Walid ibn memberontak kepada Muawiyah. Amru dan
Abdul Malik (705-715 M) 10 tahun, Umar ibn Mughira masing-masing diangkat menjadi
Abdul Aziz (717-720 M) 3 tahun, dan Hasyim gubernur di Mesir dan Kufah.
ibn Abd Malik (724-743 M).19 tahun. Abdul Malik telah membuktikan dirinya
Sejak Muawiyah berhasil memperkuat sebagai ahli siasat dan tata negara, penuh
kedudukan sebagai khalifah I daulah Bani kepercayaan diri dan tidak gentar dalam
Umaiyah, ia mulaimenata pemerintahan menghadapi sekian banyak persoalan. Hal ini
imperium. Sistem kenegaraan yang telah ditata terbukti ketika ia mengirimkan bantuan pasukan
sejak Umar bin Khattab diperkuat disamping kepada Ubaidillah bin Ziad yang bertempur
melakukan perubahan-perubahan bahkan melawan pasukan Mukhtar, ditengan
menciptakan terobosan-terobosan baru pada perjalanania menerima berita yang merupakan
bidang-bidang tertentu. ancaman dalam upaya konsolodari
Dalam bidang politik Muawiyah kedudukannya sebagai khalifah, namun ia lebih
melakukan reformasi mendasar yakni dengan
mengubah sistem khilafah yang dijalankan
dimasa Khulafaur rasyidin menjadi sistem 18Hasjmy. Sejarah Kebudayaan Islam, (Cet. V;
monarki hereditas. Sistem arbitrase dikembangkan Jakarta: Bulan Bintang, 1995). H. 155. Lihat Musyrifah
sehingga setiap anak-anak Arab yang lahir di Sunanto, Sejarah Islam Klasik Perkembangan ilmu Pengetahuan
Islam, (Cet. III; Jakarta: Putra Grafika, 2007). h. 37.
daerah yang baru ditaklukkan diwajibkan 19Abu A’la Al Maududi, Al Khulafah wal Mulk,
mendaftarkan diri pada kantor pendaftaran diterjemahkan oleh Muhammad Al Baqir, dengan judul,
Khilafah dan kerajaan, (Bandung, Mizan, 1993.) h. 196.
20Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam, h. 44.

54
Volume III Nomor 1 September 2015 ISTIQRA’
Muliati, Pemerintahan Dinasti Umaiyah dan Abbasiyah

tenang dan lebih banyak tertawa.21 Persoalan- Arab mendukung kekuasaan Bani Abbasiyah,
persoalan itu justru dijadikan sebagai bahan sekalipun pucak kekuasaan tetap dikuasai oleh
pelajaran untuk menguasai siasat dan strategi keturunan Arab Hasyimiah.
selanjutnya sampai ia berhasil menumpas segala Adapun politik yang dijalankan daulah
pemberontakan. Abbasiyah antara lain: 1) Para khalifah tetap dari
Abdul Malik adalah khalifah pertama turunan Arab murni, sementara para menteri,
dalam Islam yang membuat mata uang sendiri para gubernur, para panglima dan pada
pada tahun 76 H / 695 M. Dia membangun pengawai lainnya diangkat dari golongan Mawaly
kembali Masjidil Aqsha, dan urusan turunan Persia. 2) Kota Bagdad sebgai ibu kota
administarasi negara diwajibkan dalam bahasa negara, yang menjadi pusat kegiatan politik.
Arab 81-86 H / 700-705 M.22 Ekonomi, sosial, dan kebudayaan, dijadikan
Demikian khalifah Abdul Malik dengan “kota pintu terbuka”, sehingga segala bangsa
berbagai macam cara, telah mampu yang menganut berbagai keyakinan di izinkan
mempersatukan kembali wilayah ummat Islam untuk bermukin didalamnya. Dengan demikian
yang sekian lama terpecah. Perkembangan jadilah Bagdad sebaga kota internasional, yang
politik Bani Umaiyah dimasa khalifah Abdul berkumpul didalamnya bangsa Arab, Turki,
Malik, sungguh mengalami kejayaan. Sehingga Persia, Romawi, Qibti, Hindi, Barbari, dan
dapatlah dikatakan bahwa masa khalifah Abdul Zindi. 3) Ilmu pengetahuan yang dianggap
Malik dianggap sebagai “Pendiri kedua” atau sesuatu yang dianggap penting dan mulia. 4)
masa kebangkitan kedua dari Bani Umaiyah. Dia Kebebasan berfikir sebagai hak asasi manusia
menjadi khalifah saat dunia Islam terpecah- diakui sepenuhnya. 5) Para menteri turunan
pecah. Dengan kebijakan dan siasatnya, dia Persia diberi hak yang penuh dalam menjalankan
berhasil menjadikan negeri-negeri itu tunduk di pemerintahan, sehingga mereka memegang
bawah pemerintahannya dan berhasil peranan penting dalam membina tamadun
membungkam semua pemberontak dan Islam.24
pembangkan. Dalam memperkuat politiknya, Bani
Antara dinasti Umaiyah dengan dinasti Abbas berusaha memusnahkan keturunan Bani
Abbasiyah terdapat beberapa perbedaan yang Umaiyah, merangkul kaum mawali dan
prinsipil dalam sikap politik, yang terpenting memberikan kesempatan yang besar kepada
yaitu 1) Dinasti Muawiyah, pada umumnya kaum mawali baik dalam struktur pemerintahan
dalam segala bidang bercorak Arab murni. 2) dan dalam perkembangan ilmu pengetahuan,
Daulah Abbasiyah, di samping bercorak Arab menumpas pemberontakan-pemberontakan dan
murni, juga telah terpengaruh dengan corak menghapus politik kasta.
persia danTurki. Untuk memahami peta politik dalam
Berdirinya kekuasaan dinasti Abbasiyah pemerintahan daulah bani Abbasiyah, dapat
terjadilah beberapa perubahan politik. dilihat pada bagan berikut:
Perubahan yang menonjol adalah tampilnya
kelompok mawali, khususnya Persia Irak.
Mereka menduduki peran dan posisi penting
dalam pemerintahan menggantikan kedudukan
bangsawan Arab. Pada waktu zaman ekspansi,
masyarakat Arab merupakan kelompok
bangsawan yang berkuasa dan merasa lebih
tinggi derajatnya dibanding dengan masyarakat
non Arab.23 Posisi yang demikian hampir
berkembang pada seluruh aspek kehidupan dan
politik. Masyarakat Kurasan yang tidak berdarah

21Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam. h. 70.


22Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman
Nabi Adam Hingga Abad XX. h. 199.
23K. Hitti. Sejarah Islam. h. 233-234. 24Hasjmy. Sejarah Kebudayaan Islam. h.213-214.

ISTIQRA’ Volume III Nomor 1 September 2015 55


Muliati, Pemerintahan Dinasti Umaiyah dan Abbasiyah

Silsila Khalifah Dinasti Bani Abbas25 Daulah Abbasiyah tidak mau dianggap
sebagai pemimpin pemerintah saja, tapi juga
sebagai pemuka agama, terbukti para
khalifahnya memakai gelai :Imam”. Sistem
kehalifaan Abbasiyah seperti ini tidak selamanya
menguntungkan untuk mempertahankan
eksistensi kekhalifaannya, meskipun dalam
tempo pemerintahan yang cukup lama (524
tahun), tetapipada setiap periode memiliki
identitas dankarakteristik tertentu.
Berikut ini akan diuraikan 5 (lima)
periode pemerintahan Bani Abbasiyah:
1) Periode Pertama (132 H/750 M-232 H/847
M), disebut pengaruh Persia Pertama.
2) Periode kKdua (232H/-847 M - 334 H/945
M), disebut masa pengaruh Turki pertama.
3) Periode Ketiga(334 H/945 M - 447H/1055
M), masa kekuasaan dinasti Buwaih dalam
pemerintahan khalifah Abbasiyah, periode
ini juga disebut masa pengaruh Persia kedua.
4) Periode Keempat (447 H/1055 M -590
H/1194 M). Masa kekuasaandinasti Bani
Saljuk dalam pemerintahan Abbasiyah,
disebut masa pengaruh Turki kedua.
Adapun bentuk kerajaan yang dipilih 5) Mada Kelima (590 H/1194 M - 656 M/1258
oleh Abbasiyah hampir tidak tidak berbeda M), masa khalifah bebas dari pengaruh
dengan bentuk kerajaan bani Umaiyah. dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya
Perbedaan ini hanya tanpak pada pemilihan Bani efektif disekitar Bagdad.27
Umaiyah terhadap sistem kerajaan Pada periode pertama, pemerintahan
Konstantinopel, sedangkan Bani Abbasiyah bani Abbas mencapai masa keemasannya. Secara
memilih bentuk kerajaan Persia. Dengan politis, para khalifah betul-betul tokoh yang kuat
demikian lumpuhlah sistem permusyawaratan dan merupakan pusat kekuasaan politik dan
yang sudah melembaga dan bermuculanlah agama sekaligus. Pada periode ini juga yang
bebagai akibat yang sama dari keduanya.26 menyiapkan landasan filsafat ilmu pengetahuan
Demikian pula sistem mereka terhadap dalam Islam Pemerintahan bani Abbas mulai
Baitul Mallsama sekali tidak berbeda dengan menurun di bidang politik, meskipun filsafat dan
Umaiyah, ia tidak mengikuti syariat dan ilmu pengetahuan tetap berkembang.
peraturan-praturannya, baik dalam hal C. Corak kepemimpinan pemerintahan
pemasukan maupun dalam pengeluaran. Seakan- khalifah-khalifah daulah Bani Umayyah
akan Baitul Mall milik pribadi penguasa,tidak dan daulah Bani Abbas
seorang pun behak mempertanyakan hal-hal Untuk mengenak corak kepemimpinan
yang berkaitan dengannya.Apalagi meminra khalifah bani Umaiyah, perlu kita mengambil
pertanggungjawaban tentangnnya. Begitu pula perbandingan dari sistem kekhalifaan Khulafaur
dalam hal peradilam yang masih tetap Rasyidin karena bagaimana pun perjalanan
beradadalam genggaman khalifah, para Amir khalifah bani Umaiyah adalah bagian dalam
dan stafnya. perkembangan sejarah Islam.
Di Zaman khulafaur Rasyidin, kehalifaan
diputuskan berdasarkan atas musyawarah dan
25K. Ali.Sejarah Islam (Tarikh Pramodern).h. 238.
26Abu A’la al-Maududi, al-Khilafah Wa al-Mulk, h. 27Badri Yatim,Sejarah peradan Islam Dirasah
253. Islamiyah II, h. 49-50.

56
Volume III Nomor 1 September 2015 ISTIQRA’
Muliati, Pemerintahan Dinasti Umaiyah dan Abbasiyah

untuk kemaslahatan ummat sehingga tidak memperlakukan Husein, jasa-jasa Husein


satupun keluarga yang menopoli pemerintahan. mempertahankan kekuasaan ayahnya tidak dapat
Setiap khalifah yang dipilih diakui oleh kaum menjadi pertimbangan Abdul Malik dalam
muslimin sebagai orang yang harusnya menjadi memberikan tindakan kepadanya. Semata-mata
pemimpin karena ia mampu menjadi pengayun karena ambisi politik, Abdul Malik rela
dan sumber keteladanan bagi masyarakat. memisahkan kepala Husein dari tubuhnya lalu
Pernah Umar mengatakan dalam salah dilemparkan kehadapan para pengawalnya.
satu majelis pertemuannya demi Allah aku tidak Suatu ciri yang menonjol pada khalifah
memgetahui apakah aku ini seorang khalifah bani Umaiyah adalah kecenderungan tidak ingin
atau seorang raja. Bila aku seorang raja maka ini menyerahkan kekhalifaan kepada kerabatnya
adalah bencana yang amat besar.28 yang lain yang lebih mampu, kecuali Sulaiman
Kisah tersebut menggambarkan betapa (khalifah ke 7).
Umar selalu mengintropeksi diri. Sungguh ia Implikasi dari kedua corak
menyadari bahwa jabatan khalifah adalah suatu kepemimpinan di atas adalah bahwa pada masa
amanah dari Allah dan juga dari rakyatnya. khilafah Rasyidah, penduduk tunduk kepada
Kepemimpinan beralih ketangan Bani kekuasaan Islam sekaligus memeluk Islam
Umaiyah maka sistem khilafah ini mulai berubah karena kagum akan keluhuran nilai-nilai ajaran
kearah sistem monarki hereditas dan nepotisme, Islam, akibatnya jumlah pemeluk Islam semakin
ini mulai diterapkan oleh khalifah Usman bin hari semakin bertambah. Sedangkan pada masa
Affan sebagai seorang yang berasal dari keluarga daulah Umaiyah, penduduk banyak tunduk
bani Umaiyah. kepada kekuasaan Islam karena ditaklukkan,
Kebijakan politik bani Umaiyah tidak akibatnya wilayah Islam semakin luas tetapi
lagi mengutamakan musyawarah dalam perkembangan Islam kurang berarti.
mengambil keputusan, karena mengandalkan Kehancuran Daulah bani Umaiyah tidak
kekuatan sehingga kerelaan rakyat kurang terlepas dari sistem kepemimpinan yang
menjadi pertimbangan dalam menentukan dijalankannya. Sistem keturunan dan nepotisme
politiknya. Berkaitan dengan ini ahli sejarah memicu munculnya berbagai kelompok
mengungkapkan bahwa dimasa daulah Umaiyah, penentang dikalangan ummat Islam. Disamping
kekuasaan bersifat kekuatan politik mutlak itu konflik-konflik interen bani Umaiyah turut
sebagaimana yang dituntut oleh pihak-pihak memperlemah kekuatan daulah bani Umaiyah.
yang menang, bukan kekuasaan yang adil Corak kepemimpinan Pemerintahan
sebagainama yang dituntut oleh agama Islam.29 kehalifaan daulah Abbasiyah bertumpu pada
Khalifah bani Umaiyah terhadap banyak sistem yang pernah dipraktekkan oleh
memberikan kepercayaan yang terlalu besar bangsa-bangsa sebelumnya, baik muslimin
terhadap pemimpin-pemimpin pasukannya maupun yang non Muslim. Dasar-dasar
untuk menumpas lawan-lawan politiknya pemerintahan Abbasiyah diletakkan oleh
sehingga pelanggaran perang yang dilakukan khalifah kedua, Abu Ja’far al-Mansur yang
pemimpin pasukannya dibiarkan begitu saja dikenal sebagai pembangun khilafah
tanpa ada sangsi atau hukuman sebagaima yang tersebut.Sedangkan sebagai pendiri ialah Abul
dikehendaki oleh syariat Islam. Abbas as-Saffah.30Dukungan dan sumbangan
Contoh kenyataan di atas terlihat ketika bangsa Persia ketika Abbasiyah berdiri dengan
Khalifah Yasid bin Muawiyah mengutus munculnya Abu Muslim al-Kurratani dan
Ubaidullah ibnu Ziyad sebagai pemimpin memengan wilayah operasional reruntuhan
pasukan untuk menumpas pasukan Husain di Persia.
Karbela.Sungguh tudak manusiawi perlakuan Bangsa Persia mempercayai hak agung
Ziyad dan pasukannya pada saat itu. Lebih sadis raja-raja yang didapat dari Tuhan, oleh karena
lagi ketika Khalifah Abdul Malik ibnu Marwan itu khalifah Abbasiyah memperoleh kekuasaan
untuk mengatur negara dari Allah, bukan dari
28Abu A’la Al Maududi, Khilafah wal Mulk, rakyat, yang berbeda dari sistem kehalifaan yang
(mengutif dari Thabaqat Ibnu Said, Jilid 3). h.117.
29Ahmad Amin, Islam dari Masa ke Masa, 30Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab,
(Bandung; Remaja Rosda Karya1993). h. 100. Cet; I: Jakarta: Logos, 1997). h. 100-1001.

ISTIQRA’ Volume III Nomor 1 September 2015 57


Muliati, Pemerintahan Dinasti Umaiyah dan Abbasiyah

diterapkan oleh Khulafarrayidin yang dipilih masyarakat agamis dan keinginan mereka
oleh rakyat. Kekuasan mereka yang tertinggi memiliki pemimpin kharismatik.
diletakkan pada ulama,sehingga Dalam bidang politik Muawiyah
pemerintahannyamerupakan sistem teokrasi.31 melakukan reformasi mendasar yakni dengan
Khalifah bukan saja berkuasa dibidang mengubah sistem khilafah yang dijalankan
pemerintahan duniawi tetapi mereka juga berhak dimasa Khulafaur rasyidin menjadi sistem
memimpin agama yang mendasarkan monarki hereditas. Sistem arbitrase dikembangkan
pemerintahannya pada agama. Dinasti sehingga setiap anak-anak Arab yang lahir di
Abbasiyah mempertahankan bidang keagamaan daerah yang baru ditaklukkan diwajibkan
dengan menggunakan simbol-simbol yang mendaftarkan diri pada kantor pendaftaran
dianggap suci bagi mereka dengan menyertakan kelahiran Arab. Dalam bidang politik perubahan
mantel dan tongkat Nabi ketika dilaksanakan yang menonjol adalah tampilnya kelompok
pelantikan khalihah dan upacara-upacara mawali, khususnya Persia Irak. Mereka
keagamaan.32Khalifah Abbasiyah memakai gelar menduduki peran dan posisi penting dalam
Imam untuk menunjukkan aspek keagamaannya. pemerintahan menggantikan kedudukan
Gelar Imam sudah lamadipakai oleh Syiah. bangsawan Arab. Pada waktu zaman ekspansi,
Popularitas daulat Abbasiyah mencapai masyarakat Arab merupakan kelompok
puncaknya di zaman khalifah Al-Rasyid (786- bangsawan yang berkuasa dan merasa lebih
809 M) dan putranya Al-Ma’mun (813-833 M). tinggi derajatnya dibanding dengan masyarakat
Kekayaan yang banyak dimamfaatkan Harun Al- non Arab
Rasyid untuk keperluan sosial. Rumah sakit, Kepemimpinan beralih ke tangan bani
lembaga pen didikan dokter dan farmasi Umaiyah maka sistem khilafah ini mulai berubah
didirikan. Pada masanya, sudah terdapat sekitar ke arah sistem monarki hereditas dan nepitisme,
800 orang dokter.33 Disamping itu permandian ini mulai diterapkan oleh khalifah Usman bin
umum juga dibangun. Tinkat kemakmuran yang Affan sebagai seorang yang berasal dari keluarga
paling tinggi terwujud pada zaman khalifah ini, bani Umaiyah.
Pada masanya hidup pula para filosof, pujangga, Bangsa Persia mempercayai hak agung raja-
ahli baca al-Qur’an dan didirikan perpustakaan raja yang didapat dari Tuhan, oleh karena itu
yang diberi nama Baitul Hikmah. khalifah Abbasiyah memperoleh kekuasaan
PENUTUP untuk mengatur negara dari Allah, bukan dari
Jauh sebelum terangkatnya Muawiyah rakyat, yang berbeda dari sistem kehalifaan yang
sebagai khalifah I daulah bani Umaiyah, sudah diterapkan oleh Khulafarrayidin yang dipilih
nampak kemungkinan munculnya daulah bani oleh rakyat. Kekuasan mereka yang tertinggi
Umaiyah yakni dengan munculnya tokoh-tokoh diletakkan pada ulama, sehingga
bani Umaiyah yang mampu memperklihatkan pemerintahannya merupakan sistem teokrasi.
kehebatannya dalam membela Islam sejak DAFTAR PUSTAKA
penaklukkan kota Mekah. Dinasti Abbasiyah Abu A’la Al Maududi, Khilafah wal Mulk,
didirikan secara revolusioner dengan (mengutuf dari Thabaqat Ibnu Said, Jilid
menggulingkan kekuasaan dinasti Umaiyah. 3). Diterjemahkan oleh Muhammad Al
Terdapat beberap faktor yang mendukung Baqir, dengan judul, Khilafah dan
keberhasilan pembentukan dinasti ini. Kerajaan, Bandung, 1993.
Diantaranya adalah, meningkatnya kekecewaan Abdullah, Taufik. Ensiklopedia Tematis Dunia
kelompok mawali terhadap dinasti Bani Islam 3. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van
Umaiyah, Pecahnya persatuan antar suku-suku Hoeve, 2002.
bangsa Arab, dan timbulnya kekecewaan Ahmad, Al-Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman
Nabi Adam Hingga Abad XX. Cet. I.
Jakarta; Akbar Media, 2010.
31Ali
Ali. K. Sejarah Islam, (Tarikh Pramoderen). Cet.
Mufrodi, Islam di Kawasan Budayaan Arab..
h.101.
III; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
32Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Budayaan Arab. 2000.
33Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam II: op.cit.
h. 52.

58
Volume III Nomor 1 September 2015 ISTIQRA’
Muliati, Pemerintahan Dinasti Umaiyah dan Abbasiyah

Amin, Ahmad. Islam dari Masa ke Masa. Shihab, Quraish. Sunnah-Syiah Bergandengan
Bandung; Remaja Rosda Karya1993. Tangan ! Mungkinkah? Kajian Atas Konsep
Asmuni, Yusran. Dirasah Islamiyah II Pengantar Ajaran dan Pemikiran. Cet. I; Jakarta:
Studi Sejarah Kebudayaan Islam dan Lentera Hati, 2007.
Pemikiran. Cet. III; Jakarta: PT Sjadzali, Munawir. Islam dan Tata Negara Ajaran,
RajaGrafindo Persada, 1998. Sejarah dan Pemikiran. Cet. V; Jakarta:
Ayoub, M. Mahmoud. The Crisis of Muslim Universitas Indonesi (UI Press), 1993.
History Religion and Politics in Early Islam. Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam 2. Jakarta: PTAI
Oneworld Publications (Sales and Husna Zikra, 1995
Editorial) 185 Banbury Road Oxford Thohir, Ajid. Perkembangan Peradaban di Kawasan
OX2 7AR, England, 2003. Dunia Islam Melacak Akar-Akar Sejarah,
Esposito, John L. The Oxford Enscyclopedia of the Sosial, Politik, dan Budaya Ummat Islam.
Modern Islamic Word, vol. VI. New York: Cet. II; Jakarta: Rajawali Pers, 2009.
Oxford University, 1995. ---------. Studi Kawasan Dunia Islam Perpektif Etno-
Gibb, H.A.R. Aliran-Aliran Modern dalam Islam. Linguistik dan Geo-Politik.Cet. I; Jakarta: Frajawali
Terjemahan Mahnun Husain, Cet. IV; Pers, 2009.
Jakarta: Rajawali Press, 1993. Yatim, Badri. Sejarah Peradaban IslamDirasah
---------. Modern, Chicago, The of Chicago Tren in Islamiyah II, Cet. XXI; Jakarta: Rajawali
Islam Press, 1974. Pres, 2008.
Hasan, Ibrahim. Hasan,Islamic Histori and
Culture, Diterjemahkan oleh Ajahdan
Human dengan judul Sejarah dan
Kebudayaan Islam. Cet, I; Yokyakarta:
Kota Kembang, 1993 .
---------. Tarikh al-Islam. Juz I, Kairo: Maktabah
al-Nahdah al-Misriyyah, 1964.
Hasjmy.Sejarah Kebudayaan Islam. Cet. V; Jakarta:
Bulan Bintang, 1995.
Hisyam, Ibnu.Sirat Ibnu Hisyam IV, Matba’ah
Mustaf al-Baby al-Halaby Wa
auladuhduh. Mesir. 1937.
Hitti, K. Philip. Dunia Arab Sejarah Ringkas. Cet.
VII; Sumber Bandung, t th.
Hodgson, Marshall G. S. The Venture of Islam;
Concience and History in a Word. Civilication,
USA: The University of Chicago Press,
1961.
Mahmudunnasr. Syeh. Islam Its Consepts and
History. New Delhi Kitab Bhavan, 1981.
Mufrodi, Ali. Islam di Kawasan Kebudayaan Arab.
Cet; I: Jakarta: Logos, 1997.
Musyrifah, Sunanto, Sejarah Islam Klasik
Perkembangan ilmu Pengetahuan Islam. Cet.
III; Jakarta: Putra Grafika, 2007.
Nasution, Harun. Pembaharuan dalam Islam
Sejarah Pemikiran dan gerakan. Cet. II;
Bulan Bintang, 1996.
---------. Theologi Islam Aliran-aliran Sejarah
Analisis Perbandingan. Cet.I; Jakarta: UI
Pres, 1986.

ISTIQRA’ Volume III Nomor 1 September 2015 59

Anda mungkin juga menyukai