Banyak versi dalam mebahas sejarah penyebaran islam di Nusantara, sebelum
nantinya islam masuk ke tanah jawa dan disebarluasakan oleh walisongo. Dakwah sendiri memiliki arti “mengajak” mengajak ke jalan kebaikan. Kisah para walisongo harus kita tiru yang mana dalam menyebarkan agama islam di Indonesia khususnya ditanah jawa yang waktu itu mayoritas beragama Hindu dan Budha tanpa kekerasan. Dan hanya kurang lebih dalam jangka waktu 50 tahun antara tahun 1450 - 1500 Masehi islam sudah tersebar di tanah jawa dan menjadi pulau terbesar dengan mayoritas beragama muslim, cara penyebaran yang unik tanpa kekerasan melainkan dengan pendekatan seni dan budaya. Ada berbagai versi yang menyebutkan bahwa awal mula datang ke Nusantara ini adalah seorang ulama dari persia yang diutus oleh Raja Sultan Muhammad 1 karena setiap ulama yang datang untuk menyebarkan islam dan berdagang ke Nusantara khususnya tanah jawa itu selalu meninggal dunia dan hanya menyisakan beberapa ulama saja. Hingga akhirnyan raja mengutus seorang ulama yang juga sakti yaitu Syekh Maulana Muhammad Al-Baqir atau orang jawa menyebutnya Syekh Subakir. Beliau orang yang membentengi pulau jawa dengan batu yang dibawa batu hitam dari Arab yang telah di rajah, batu itu bernama Rajah Aji Kalacakra dan ditanam ditengah-tengah pulau jawa yaitu ditengah- tengah Gunung Tidar Magelang. Jin yang merasa kepanasan lari meyelamatkan diri kelaut selatan. Sampai akhirnya syekh subakir berhadapan dengan raja jin yaitu sabda palon atau Sanghyang semar. Setelah beradu ilmu selama 40 hari akhirnya sabda palon mempersilahkan penyebaran islam dipulau jawa akan tetapi dengan syarat harus dilakukan tanpa paksaan dan jangan meninggalakan adat istiadat serta kebudayaan yang ada Kemudian ada Syekh Waasil datang ke Nusantara dan berkenalan dengan Ratu Sima dari kerajaan Kalingga Jepara. Syekh Wasil membawa kitab (Al- Asror) yang artinya rahasia dan diajarkan kepada Raja Joyoboyo Doho Kediri kemudian diterjemahkan jadilah Ralaman Joyoboyo. Kemudian ada Syekh Hasadunin dari Champa pada tahun 1410 M tiba di Rengas Dengklok Karawang dan mengajarkan Al-Qur’an dengan suara yang merdu dan masyarakat memanggilnya Syekh Quro. Suatu ketika raja siliwangi mendengar ada yang menyebarkan islman ditanah pasundan akhirnya ia marah dan mendatangi syekh quro dengan niat membunuh. Akan tetapi ketika dia sudah sampai disana bertemu dengan muridnya syekh quro yang sedang mengaji dan berparas cantik beranama “Subang Larang”. raja kemudian jatuh cinta dan ingin menikahi, akhirnya syekh quro memberikan syarat masuk islam dan mas kawinnya sebuah tasbih dari mekkah. Setelah menerima persayaratan tersebut raja terbang ke mekkah dengan mengucapkan kalimat bismillah dan menikah dengan subang larang. Meskipun konon keislaman raja siliwangi masih dipertanyakan karena ada yang bilang hanya untuk mempersunting subang larang. Dari hasil pernikahannya mempunyai anak Syekh Rahmatullah (Raden Kian Santang) beliaulah yang mengislamkan Jawa barat kecuali “Patih Pucukumun” dengan para pengikutnya suku Baduy yang beragama Karuhunan Sunda Wiwitan. Syekh Rahmatullah (Raden Kian Santang) mempunyai adik bernama Abdullah iman (Ki Kuwu Cirebon). punya adik lagi bernama (Rara santang) berganti nama mendaji Syarifah Mudaim dan dinikahi oleh habib dari timur bernama Syekh Abdullah dan mempunyai anak bernama Sykeh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) Kemudian ada Raja Brawijaya V, seorang yang raja yang mempunya banyak istri. Konon istrinya berjumlah 600 orang. Dan salah satu istrinya ada yang beragama islam dari champa bernama “Subanci” atau (Dewi Retno) mempunya anak laki- laki bernama Jinbun akan tetapi karena nakal dan raja brawijaya merasa malu atas kenakalannya akhirnya jinbun diusir ke arah timur, akhirnya sampai ke daerah Surabaya tepatnya Ampel Denta. Disana ia bertemu dengan Ulama berdama Syekh Rahmatullah (Sunan ampel) dan berguru kepada sunan ampel. Setelah merasa cukup akhirnya ia diganti nama oleh sunan ampel menjadi Raden patah. Akhirnya Raden patah mnejelaskan keingnannya bahwa “saya anak raja dan harus menjadi raja” akhirnya raden patah hijrah ke demak dan membuat kerajaan demak serta menajdi kerjaan islam pertama di Nusantara. Mendengar anaknya menjadi raja dan membuat kerjaan islam. Kerjaaan majapahit yang kala itu sudah mengalami kemunduran setelah peninggalan patih gajaghmada dan Hayam muruk. Raja brawijaya memberikan kabar kepada anak yang lain yang juga sudah menjadi raja di daerah sumatera yaitu kerjaaan Sriwijaya dengan nama rajanya bernama (Arya Dilah). mendengar hal itu akhirnya islam semakin berkembang pesat dan orang berbondong-bondong masuk islam. Akhirnya raja Brawijaya V juga masuk islam dan kerajaan majpahir hilang tanpa perlawanan dan peperangan.