Anda di halaman 1dari 4

Tokoh-tokoh Walisongo

Di kalangan masyarakat Jawa, sebutan Walisongo merupakan sebuah nama yang sangat
terkenal dan mempunyai arti khusus, yakni digunakan untuk menyebut nama-nama tokoh yang
dipandang sebagai mula pertama penyiar agama Islam di Tanah Jawa.

Kata Walisongo merupakan sebuah perkataan majemuk yang berasal dari kata wali dan
songo. Kata wali berasal dari bahasa Arab, suatu bentuk singkatan dari Waliyullah, yang berarti
“orang yang mencintai dan dicintai Allah”. Sedangkan kata songo berasal dari bahasa Jawa yang
berarti sembilan. Jadi dengan demikian, Walisongo berrati wali sembilan, yakni Sembilan orang
yang mencintai dan dicintai Allah. Mereka dipandang sebagai ketua kelompok dari sejumlah
besar mubalig Islam yang bertugas mengadakan dakwah islam di daerah-daerah yang belum
memeluk agama Islam di Jawa.

Sunan Maulana Malik Ibrahim

A. Silsilah

Maulana Malik Ibrahim dipanggil juga Syekh Magribi yang dalam Babad Tanah Jawa
disebut Makdum Brahim Asmara.

Beliau adalah saudara Maulana Ishak, dan dengan putri Campa, melahirkan dua orang
putra, yakni Raden Rahmat (Sunan Ampel) dan Sayid Aki Murtadla atau Raden Santri. Beliau
putra dari Raden Jumadil Qubro.

Maulana Magribi datang ke Jawa tahun 1404 M. Kedatangan beliau jauh sesudah Agama
Islam masuk di Jawa Timur dan beliau Wafat pada tahun 1419 M. dan dimakamkan di gersik.
Pada nisanya terdapat tulisan arab yang menunjukan bahwa dia adalah seorang penyebar agama
yang cakap dan gigih.

B. Dakwah Maulana Malik Ibrahim

Malik Ibrahim menyebarkan agama Islam dengan cara melayani kebutuhan sehari-hari
masyarakan yang diajaknya. Pada masa itu kerajaan Majapahit menjelang kehancurannya.
Maulana Malik Ibrahim memiliki ilmu yang tinggi. Dalam menyebarkan agama Islam Syekh
Maulana Malik Ibrahim melalui jalur pemenuhan kebutuhan dasar manusia, tidak langsung
mengajarkan apa Islma itu. Dan dalam menyebarkan agama Islam Syekh Maulana Malik Ibrahim
berdakwah dengan cara diplomasi yang ulung yang bisa diterima oleh akal pikiran masyarakat
sehingga agama Islam dapat diterima masyarakat.

Sunan Ampel

A. Silsilah

Nama asli suna Ampel adalah Raden Rahmat, sedangkan sebutan Sunan merupakan gelar
kewaliannya, dan nama Ampel dan Ampel Denta, atau juga ngampel Denta (menurut Babad
Tanah Jawi versi Meinsma), itu dinisbahkan kepada tempat tinggalnya, sebuah tempat dekat
Surabaya.di tempat itulah Raden Rahmat membuka pondok pesantren yang sekaligus menjadi
pusat penyebaran Islam yang pertama di Jawa. Ditempat inilah dididik pemuda-pemudi Islam
sebagai kader yang terdidik, untuk kemudian disebarkan ke berbagai tempat di seluruh pulau
Jawa, antara lain Raden Paku yang kemudian terkenal dengan sebutan Sunan Giri, Raden Patah
yang kemudian menjadi Sultan pertama di kerajaan Islam di Bintoro Demak, Raden Makdum
Ibrahim, putranya yang dikenal dengan sebutan Sunan Bonang, kemudian Syaifuddin,putra
kedua yang belakangan dikenal dengan sebutan Sunan Drajat.

Di Ampel Denta, menurut penuturan Babad Gersik, Raden Rahmat berhasil menjadikan daerah
yang makmur. Didirikan pula pesantren, sehingga Ampel menjadi pusat dakwah Islam. Dia
menerima gelar dari pengikutnya Sultan Makhdum. Ia meninggal pada tahun 1481 tahun Jawa,
dimakamkan di Ngampel Gading. Ia meninggalkan dua orang putra yang belakang hari dikenal
sebagai wali Bonang dan Drajat.

Raden Rahmat dikisahkan, sewaktu di Palembang menjadi tamu Arya Damar selama dua bulan.
Ia berusaha memperkenalkan Islam kepada raja muda Palembang anak Sri Kertawijaya itu. Arya
Damar yang sudah tertarik kepada Islam hampir saja mengikrarkan masuk Islam, tetapi karena
tak berani menanggung resiko menghadapi tindakan rakyatnya yang masih terikat pada
kepercayaan lama, maka ia tidak menyatakan keislamannya di hadapan umum.

Sunan Giri

Seperti bografi setaip wali, terdapat bebrapa versi tentang asal-usul mereka, termasuk
juga asal-usul Sunan Giri. Sunan Giri nama mudanya adalah Raden Paku atau dijuluki dengan
nama Muhammad Ainun Yakin, sampai di Jawa Syekh Ainul Yakin kemudian mencari daerah
yang susunan tanahnya sama dengan tanah yang dibawanya dari Malaka, tempat itu adalah
daerah Gersik pada tempat yang aga membukit. Kemudian dibangunlah masjid pada daerah
perbukitan itu dan menjadikanya sebagai pusat penyabaran agama Islam. Itulah sebabnya Raden
paku kemudian terkenal dengan julukan Suna Giri. Giri artinya gunung, yakni Sunan yang
menetap di daerah Giri.

Kebeasaran Sunan Giri terlihat antara lain sebagai anggotan dewan Walisongo dan
namanya tersebut dalam ketiga versi, baik versi Jawa Barat, Jawa Tengah maupun Jawa Timur.
Namu Sunan Giri tidak bisa dilepaskan dari proses pendirian kerajaan Islam di Jawa, Demak. Ia
adalaj wali yang secara aktif ikut merencanakan berdirinya negara itu serta terlibat dalam
penyerangan ke Majapahit sebagai penasihat militer.

Sunan Bonang

A. silsilah

Sunan Bonang atau Raden Makdum Ibrahim adalah Putra Sunan Ampel. Ia adalah cucu
dari Maulana Malik Ibrahim. Dengan demikian, silsilah keatas sama dengan silsilah Sunan
Drajat, saudaranya. Sunan Bonang sangat besar perananya dalam pendirian kerajaan Islam
Deamak. Beliau adalah pemimpin tertinggi bala tantara Demak. Beliau yang menetukan Sunan
Ngudung sebagai tantara panglima perang Islam dan setelah gugur dalam pertempuran beliau
yang mengangkat Sunan Kudus sebagai penggantinya. Nasihat yang berharga diberikan pula
kepada Sunan Kudus tentang strategi perang menghadapi Majapahit.

Sunan Bonang menyiarkan agama Islam di daerah Tuban, Pati, Madura, dan Pulau
Bawean. Daerah tempat beliau tinggal adalah Bonang. Konon desa Bonang disebut demikian
karena beliau pencipta alat musik Jawa yang disebut Bonang. Sebagaimana telah disebutkan
bahwa Sunan Bonang, sebagaimana para wali lainya, membuat gending-gending Jawa untuk
Berdakwah. Beliau menciptakan tembang dan gending berisikan ajaran-ajaran Islam, dan
gending-gending itu sangat disenangi rakyat.

Bila beliau membunyikan bonang, masyarakat sekeliling yang mendenganya tertarik dan
datanglah mereka ke masjid. Di depan masjid dibuta kolam, sehingga setiap pengunjung yang
datang sudah dengan sendirinya mereka membersihkan kakinya. Bila mereka berkumpul, Sunan
Bonang mengajar tembang. Tembang itu berisikan ajaran-ajaran Islam sehingga tanpa sengaja
mereka telah diberi pelajaran agama Islam.

Anda mungkin juga menyukai