Anda di halaman 1dari 98

KUESIONER MANAJEMEN RISIKO

BAWASLU KABUPATEN/KOTA ….............

JAWABAN
NO PERTANYAAN IDENTIFIKASI RISIKO PENJELASAN
(Y/T)

Apakah saudara telah mengetahui kebijakan/pedoman penilaian risiko


mengetahui pada waktu pelaksanaan Bimtek bulan Desember Tahun 2022, tetapi
1 (identifikasi risiko) yang ditetapkan secara formal oleh Bawaslu RI Y
sampai saat ini masih belum memahami secara utuh.
organisasi/unitorganisasi atau pedoman penilaian risiko formal lainnya?

Apakah kebijakan/pedoman penilaian risiko (identifikasi risiko) tersebut sudah disampaikan kepada pegawai yang membidangi divisi sumber daya manusia
2 telah dikomunikasikan kepada pegawai yang berkepentingan di Y
dan organisasi.
organisasi/unit kerja Saudara?
Apakah Unit kerja Saudara telah memiliki daftar risiko atau Pimpinan bawaslu Kota Cimahi belum memiliki daftar risiko yang telah ditetapkan
3 kegiatan utama yang ditetapkan secara formal oleh pimpinan T
secara formal
organisasi/unitorganisasi?
Apakah pimpinan pada unit kerja telah melakukan evaluasi terhadap
kebijakan/pedoman penialian risiko (identifikasi risiko) dan pimpinan belum melakukan evaluasi terhadap kebijakan penilaian resiko yang dibuat
4 T
pelaksanaannya serta daftar risiko yang dibuat secara berkala dan secara berkala dan etrdokumentasi.
terdokumentasi ?
Apakah daftar risiko telah dimutakhirkan secara terus menerus sesuai daftar resiko belum dimutakhirkan secara terus menerus karena daftar resiko yang
5 dengan perubahan kebutuhan atau harapan stakeholders dan telah T
dibuat oleh Bawaslu kotaCimahi belum di buat secara utuh
dilakukan pemantauan otomatis/online oleh pimpinan organisasi?

JAWABAN
NO PERTANYAAN ANALISIS RISIKO PENJELASAN
(Y/T)
Apakah saudara telah mengetaui kebijakan pedoman penilaian risiko
1 (analisis risiko) yang ditetapkan secara formal oleh Bawaslu RI Y mengetahui adanya pedoman Penilaian Resiko namun belum di kaji secara utuh
atau pedoman penilaian risiko formal lainnya?
Apakah pedoman penilaian risiko (analisis risiko) tersebut telah sudah disampaikan kepada pegawai yang membidangi divisi sumber daya manusia
2 dikomunikasikan kepada pegawai yang berkepentingan di organisasi/unit- Y dan organisasi dan belum di informmasi ke seluruh jajaran pegawai bawaslu kota
organisasi/unit kerja Saudara) Cimahi
Apaka unit kerja telah memiliki rencana tindak pengendalian/rencana Pengendalian/rencana penanganan resiko atas kegiatan telah dikomuikasikan
3 penanganan risiko atas kegiatan utama yang ditetapkan secara formal T
secara lisan namun belum ditetapkan secara formal
oleh pimpinan organisasi/unit organisasi?
Apakah pimpinan telah melakukan evaluasi atas rencana tindak Bawaslu kota Cimahi sampai saat ini belum melakukan evaluasi yang dibuat secara
4 pengendalian/rencana penanganan risiko tersebut secara berkala dan T
formasl yang berkala dan terdokumentasi.
terdokumentasi?
Apakah rencana tindak pengendalian/rencana penanganan risiko telah
dimutakhirkan secara terus menerus dengan perubahan kebutuhan atau Rencana Bawaslu Kota Cimahi terhadap tindak pengendalian.rencana penanganan
5 harapan stakeholders dan telah dilakukan pemantauan otomatis/online T resiko yang telah di mutakhirkan belum dilaksalakan secara optimal melihat thapan
oleh pimpinan organisasi atas rencana tindak pengendalian/rencana sedang berjalan maka rencana terhadap pengendalian resiko belum dilaksanakan
penanganan risiko tersebut?

TIM SUPERVISI, MONITORING DAN EVALUASI Tempat, Tanggal


KETUA

NAMA

D
Lamp 2 SE

OPSI PERLAKUAN RISIKO

No KATEGORI RISIKO DEFINISI


1 2 3

 Menghentikan kegiatan
1 Menghindari Risiko
 Tidak melakukan kegiatan

 Membuat Kebijakan
 Membuat SOP
 Mengganti atau membeli alat
 Mengembangkan sistem informasi
 Melaksanakan prosedur
 Pengadaan, Perbaikan dan pemeliharaan
bangunan dan instrumen yang sesuai
2 Mengurangi Risiko
dengan persyaratan
 Pengadaan bahan habis pakai sesuai
dengan prosedur dan persyaratan
 Pembuatan dan pembaruan prosedur,
standar dan check-list, Pelatihan
penyegaran bagi personil, seminar,
pembahasan kasus, poster, stiker

 Asuransi
3 Mentransfer Risiko  Menurunkan Tanggungjawab Kepada orang
yang dipercaya

 Mengambil kesempatan dengan kondisi


4 Mengesploitasi Risiko yang ada dengan mempertimbangkan
keuntungan lebih besar daripada kerugian
Lamp 2 SE

 Tidak melakukan tindakan pengendalian


5 Menerima Risiko
apapun
REFERENSI RISIKO
BERDASARKAN 7 KELOMPOK TINDAK PIDANA KORUPSI

NO. KELOMPOK

Benturan Kepentingan dalam


A
Pengadaan

B Gratifikasi

C Pemerasan

D Penggelapan dalam Jabatan

E Suap Menyuap
F Perbuatan Curang

G Perbuatan Merugikan Negara


REFERENSI RISIKO
RKAN 7 KELOMPOK TINDAK PIDANA KORUPSI

TOPIK RISIKO KECURANGAN


1. Benturan kepentingan
2. Kolusi
3. Komisi atas pekerjaan fiktif
4. Penyalahgunaan wewenang
5. Program titipan
6. Pengaturan pengadaan
7. Penetapan kebijakan sesuai kehendak pribadi
1. Gratifikasi
1. Pemerasan
2. Pungutan tidak seharusnya
1. Manipulasi dokumen
2. Manipulasi pelaporan
3. Manipulasi penganggaran
4. Manipulasi penggunaan barang operasional
5. Manipulasi perencanaan
6. Manipulasi pertanggungjawaban
7. Manipulasi realisasi pekerjaan
8. Manipulasi tagihan
9. Penetapan kebijakan sesuai kehendak pribadi
10. Penggelapan aset
1. Penyuapan

2. Pemberian uang atau menerima uang atau hadiah yang


dilakukan oleh pejabat pemerintah untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan
kewajibannya.

1. Bantuan tidak sesuai spesifikasi


2. Lapping
3. Manipulasi/modifikasi alat
4. Manipulasi bantuan (joki penyaluran)
5. Manipulasi data
6. Manipulasi distribusi bantuan
7. Manipulasi kualitas
8. Manipulasi perjalanan dinas
9. Pekerjaan tidak sesuai spesifikasi
10. Pelaksanaan kegiatan fiktif
11. Pemalsuan benih/bantuan
12. Penerima bantuan tidak sesuai ketentuan
13. Pengadaan fiktif
14. Penyalahgunaaan sarana prasarana
15. Penyalahgunaan bantuan
16. Penyalahgunaan hasil produksi
17. Penyerahan bantuan tidak sesuai perjanjian
1. Manipulasi formula perhitungan
2. Manipulasi harga
3. Mark up anggaran
4. Mark up biaya pelaksanaan
5. Mark up harga
6. Mark up HPS
7. Pencurian bantuan
8. Pencurian dana
Lamp 2 SE

Tabel Contoh Identifikasi Risiko

Skenario Uraian
No Tahapan Proses Nama Risiko
Risiko Penyebab
1 2 3 4 5
1 Perencanaan Pemberian/penerimaan suap/komisi
dalam proses
Penyedia pengajuan,
menjanjikan persetujuan
komisi tertentu
anggaran
kepada pihak KPU/Bawaslu agar
barang/produknya yang dipilih dalam
kegiatan pengadaan.
Markup Anggaran kegiatan dengan
tujuan untuk mengambil keuntungan
sebanyak banyaknya dari program
yang digulirkan
ada gratifikasi dari calon pegawai
agar
pihakditerima
tertentu di KPU/Bawaslu
menitipkan kepada
kegiatan
Komisioner
dalam
Markupperencanaan KPU/Bawaslu
Anggaran kegiatan dengan
tujuan untuk mengambil keuntungan
Proses pengajuan anggaran hibah
sebanyak banyaknya dari program
berlarut-larut
Keterlambatan
KPU/Bawaslu pengurusan register
hibah
Jasa giro/bunga yang diperoleh dari
rekening hibah terlambat atau tidak
disetor ke Kas Negara
Sulitnya mengklasifikasikan rincian
belanja sesuai kode akun yang ada
dalam DIPA
Terlambatnya pengajuan pengesahan
revisi DIPA dana hibah kepada Kantor
Wilayah Ditjen Perbendaharaan
setempat
Proses revisi yang berlarut-larut
Adanya pengesahan yang tidak
didukung dengan
Pengesahan bukti
belanja di yang
akhir valid
tahun
Peraturan KPU tumpang tindih/saling
bertentangan
Peraturan KPU bertentangan dengan
Peraturan
Peraturan Bawaslu
KPU belum
mengakomodasi perbaikan
permasalahan pemilu/pilkada
sebelumnya
Sosialisasi terlambat dilaksanakan
Materi krusial Peraturan KPU yang
berisiko tinggi kurang disosialisasikan

Perencanaan pengadaan tidak


disusun sesuai kebutuhan untuk
mengakomodasi kepentingan
pribadi/pihak tertentu (memasukan
item untuk kepentingan para pihak).
Mark Up penyusunan anggaran
kegiatan
Lamp 2 SE

Penyalahgunaan wewenang pejabat


atasan dalam penentuan calon
penerima anggaran (Intervensi pihak
lain/pejabat/komisioner)
Pejabat/komisioner menerima
suap/meminta Fee dari calon
penerima anggaran
Penyusunan, pengajuan dan
pengesahan rencana belanja tidak
disusun sesuai kebutuhan untuk
mengakomodasi kepentingan
pribadi/pihak tertentu.
Mark Up Anggaran kegiatan
Pemberian imbalan tertentu dari
penyedia yang membantu proses
pengajuan, persetujuan anggaran.
Pejabat menetapkan kebijakan sesuai
kepentingan pribadi.
Potensi rekayasa (mark-up) dalam
menyusun anggaran kegiatan
diklat/pelatihan
Penambahan program/ kegiatan
titipan dari pihak tertentu pada saat
perencanaan penganggaran.
Gratifikasi dalam rangka penyusunan
anggaran
Manipulasi input data untuk mendapat
kegiatan/Anggaran yang lebih besar

Penambahan program/ kegiatan


titipan dari pihak tertentu pada saat
perencanaan penganggaran.
Gratifikasi dalam rangka penyusunan
anggaran
Penambahan program/ kegiatan
titipan dari pihak tertentu pada saat
perencanaan penganggaran.
Risiko Lainnya yaitu…
2 Penetapan jumlah kursi Dalam setiap keputusan perubahan
dan penetapan dapil alokasi dan peta dapil terdapat suap
dan nepotisme.
3 Pemutakhiran data Belum ada sumber data yang jelas
Pemilih dan Penyusunan terkait bagaimana kemudian KPU
daftar Pemilih akan melakukan pembaruan data
setiap bulannya (data meninggal,
mutasi penduduk, TMS dan MS).
Data Penduduk Potensial Pemilih
Pemilu (DP4) yang diberikan oleh
Kemendagri kepada KPU untuk
kemudian disandingkan dengan daftar
pemilih tetap (DPT) terlambat
diperoleh
Lamp 2 SE

Data Penduduk Potensial Pemilih


Pemilu (DP4) yang diberikan oleh
Kemendagri kepada KPU untuk
kemudian disandingkan dengan daftar
pemilih tetap (DPT) tidak dapat
diandalkan karena update dilakukan 6
bulan sekali

Pemilih yang berada di lembaga


pemasyarakatan (lapas) tidak
teridentifikasi
Masih banyaknya warga negara
Indonesia (WNI) di luar negeri yang
belum terdata.
Daftar Pemilih Sementera LN
(DPSLN) banyak data ganda,
penduduk di luar usia memilih, kasus
paspor dan nama yang sama atau
pemilih ganda, kasus data berbeda
nama tetapi bernomor paspor sama,
kasus nomor paspor tak berawalan
huruf, dan nomor urut pemilih yang
melebihi jumlah DPS

Memberikan suap dan atau gratifikasi


kepada para pihak berkepentingan
terkait pelaksanaan kegiatan.

Mark up biaya terkait pelaksanaan


kegiatan.
Pelaksanaan kegiatan fisik dan non-
fisik fiktif untuk membiayai kegiatan
yang tidak anggarannya di DPA
Manipulasi data dan dokumen
pelaksanaan kegiatan untuk
memperoleh keuntungan
Penginputan data fiktif pada
permohonan pencairan bankeu
dilakukan tidak benar dan
pelaksanaan verifikasi pihak
Kabupaten/kota tidak sesuai
ketentuan.

Adanya pungutan liar/imbalan dari


oknum pejabat/petugas kegiatan
terkait kepada penerima
bantuankeuangan desa selama
proses pengajuan dan pencairan
bantuan keuangan.

Risiko Lainnya yaitu…


4 Pendaftaran dan Pemenuhan presentasi 75 persen
verifikasi Peserta Pemilu kepengerusan parpol di tingkat
kabupaten / kota di setiap provinasi
yang diinput dalam Sipol lebih sedikit
daripada hardcopy yang diserahkan
pada saat pendaftaran
Lamp 2 SE

Dokumen yang disampaikan parpol


kurang sesuai dengan regulasi.
Dokumen pendaftaran yang
disampaikan parpol pada saat
pendaftaran tidak dicetak melalui
Sipol.
Parpol tidak menginput dokumen dan
data ke dalam Sipol sehingga
membawa hardcopy pada saat
melakukan pendaftaran.
Partai Politik mendaftar ke KPU
dengan kondisi data dan dokumen
pada Sipol belum memenuhi
persyaratan.
Parpol menyerahkan bukti
keanggotaan berupa KTP tanpa
menyerahkan KTA atau menyerahkan
KTA tanpa KTP, dan salinan KTP
yang masih menggunakan KTP lama
(bukan e-KTP)

Banyaknya parpol yang baru


mendaftar ke kantor KPU menjelang
batas waktu akhir pendaftaran.

Beban server sangat berat karena


banyak parpol yang mengakses
aplikasi SIPOL dan mengupload data
di akhir masa pendaftaran dan
adanya kendala jaringan yang sering
down.

Nama anggota yang tercantum dalam


Sipol berbeda dengan nama yang
tertera dalam KTP elektronik / KTA,

Perbedaan luas wilayah geografis,


dan jumlah keanggotaan parpol
berpengaruh terhadap beban kerja
petugas verifikasi keeanggotaan di
lapangan.
Dinamika perubahan kebijakan yang
cukup tinggi, dan tidak semua pihak
mampu mengoperasikan sipol dengan
baik.
Perbedaan pemahaman terkait
pemenuhan syarat keterwakilan
perempuan, terjadinya perubahan SK
kepengurusan setelah dilakukan
tahapan verifikasi dokumen
persyaratan, dan terjadi perubahan
domisili kamtor.

Data-data yang diperlukan untuk


diinput di Sipol tidak tersedia
Lamp 2 SE

Permasalahan pada server SIPOL


Masa berlaku dokumen kepengurusan
partai dan ketentuan-ketentuan
administratif lainnya, Masih banyak di
antara partai yang hanya memiliki
dokumen lama yang dianggap tidak
sah oleh KPU. Atau dokumen baru,
namun tanda tangan pengesahannya
tidak sesuai ketentuan KPU.

Masa berlaku kepengurusan, masa


berlaku perjanjian atau sewa kontrak
kantor yang ditempati tidak sampai
masa penyelenggaraan pemilu
berakhir
Jaringan internet bermasalah
sehingga mengganggu proses
verifikasi
Kekurangan bukti, fakta-fakta,
kronologis, dan argumentasi hukum
yang kuat menghadapi gugatan
penetapan parpol
Digugat ke lebih dari satu lembaga
pengawas/pengadil perkara pemilu
(tumpang tindih)
Putusan sengketa pemilu tumpang
tindih
Risiko Lainnya yaitu…
5 Pengadaan Barang dan Jumlah logistik yang dikontrakkan
Jasa (termasuk PBJ tidak sesuai dengan kebutuhan
Logistik)
Jumlah logistik yang dikontrakkan
tidak sesuai dengan kebutuhan
Spesifikasi logistik yang diterima tidak
sesuai dengan kontrak
Kekurangan volume pekerjaan
Permasalahan pengadaan akibat
pendelegasian proses pengadaan ke
Satker KPU Provinsi/Kabupaten/Kota

Perekayasaan proses pengadaan


barang/jasa berupa rekayasa
pemenang lelang.
Perekayasaan proses pengadaan
barang/jasa berupa PPK tidak
melakukan pengendalian
pelaksanaan kontrak dan pelaksana
pekerjaan bukan pemenang
kontraktor pelaksana
Lamp 2 SE

Perekayasaan proses pengadaan


barang/jasa berupa pelaksana
pekerjaan bukan pemenang
kontraktor pelaksana
Perekayasaan proses pengadaan
barang/jasa berupa PPK tidak
menetapkan dan mengesahkan HPS.

Perekayasaan proses pengadaan


barang/jasa berupa berupa
kesepakatan dengan rekanan
sebelum penetapan pemenang
Pengadaan barang/jasa fiktif
Pertanggungjawaban barang/jasa
fiktif
HPS untuk PBJ Logistik tidak
disusun/Penyusunan HPS tidak
sesuai ketentuan/tidak ada survey
harga
Kelebihan penghitungan nilai
pengadaan
Kelebihan Pembayaran atas
Pengadaan Logistik
Harga barang melebihi harga pasar
Proses PBJ tidak mengacu pada
ketentuan terkait
Denda keterlambatan realisasi
pekerjaan belum diperhitungkan
Spesifikasi logistik yang diterima tidak
sesuai dengan kontrak
Kekurangan volume pekerjaan
Permasalahan pengadaan akibat
pendelegasian proses pengadaan ke
Satker KPU Provinsi/Kabupaten/Kota

Perekayasaan proses pengadaan


barang/jasa berupa rekayasa
pemenang lelang.
Perekayasaan proses pengadaan
barang/jasa berupa PPK tidak
melakukan pengendalian
pelaksanaan kontrak dan pelaksana
pekerjaan bukan pemenang
kontraktor pelaksana

Perekayasaan proses pengadaan


barang/jasa berupa pelaksana
pekerjaan bukan pemenang
kontraktor pelaksana
Perekayasaan proses pengadaan
barang/jasa berupa PPK tidak
menetapkan dan mengesahkan HPS.
Lamp 2 SE

Perekayasaan proses pengadaan


barang/jasa berupa berupa
kesepakatan dengan rekanan
sebelum penetapan pemenang
Pengadaan barang/jasa fiktif
Pertanggungjawaban barang/jasa
fiktif
HPS untuk PBJ Logistik tidak
disusun/Penyusunan HPS tidak
sesuai ketentuan/tidak ada survey
harga
Kelebihan penghitungan nilai
pengadaan
Kelebihan Pembayaran atas
Pengadaan Logistik
Harga barang melebihi harga pasar
Proses PBJ tidak mengacu pada
ketentuan terkait
Denda keterlambatan realisasi
pekerjaan belum diperhitungkan
Membuat justifikasi teknis
tertentu/Pencantuman item
barang/jasa untuk
memenangkan/mengakomodir
penyedia/vendor/perusahaan tertentu.

Suap kepada pejabat dan atau tim


evaluasi pengadaan
barang/jasa yang diterima tidak
sesuai spesisifkasi dan waktu
penyerahan sesuai kontrak
Pemberian suap/imbalan /janji
tertentu kepada pejabat
pengadaan/perusahaan agar diikut
sertakan/jadi pelaksana dalam
proyek/lelang PBJ. (umum ).
Pemecahan nilai kegiatan/proyek agar
bisa dilakukan penunjukan langsung

Penetapan spesifikasi yang


mengarah pada penyedia tertentu
brg/jasa.
Mark up HPS. Kemahalan harga

Memalsukan bukti yang digunakan


sebagai dasar pertanggungjawaban.
(Penerimaan barang tidak tepat waktu
namun direkayasa menjadi tepat
waktu untuk diajukan sebagai
realisasi pembayaran)
Lamp 2 SE

Memalsukan bukti yang digunakan


sebagai dasar pertanggungjawaban.
(Barang diterima tidak sesuai spek
yang telah ditetapkan baik kualitas
maupun kuantitasnya, namun
direkayasa dan dijadikan sebagai
dasar pengajuan realisasi
pembayaran)

Ada permintaan imbal jasa dari


oknum untuk mempermudah
/memperlancar proses pencairan
pembayaran
Potensi adanya pengaturan dalam
pemilihan penyedia jasa
Rekayasa Penyusunan HPS dengan
penetapan spesifikasi yang mengarah
pada penyedia tertentu.
Potensi adanya pekerjaan yang di
sub-kontrakkan
Manipulasi input data untuk
penentuan pemenang Lelang
Rincian HPS Bocor
Manipulasi HPS dengan penetapan
spesifikasi yang mengarah pada
penyedia tertentu.
Membuat justifikasi teknis sebagai
dasar lelang kegiatan pekerjaan yang
tidak tertuang pada rencana kerja
atau pekerjaan yang tidak
direncanakan untuk memenangkan
vendor/perusahaan tertentu.

Risiko Lainnya yaitu…


6 Perjalanan Dinas Kelebihan pembayaran atas
perjalanan dinas
Dokumen Pertanggungjawaban
Perjalanan Dinas belum Memadai
Perjalanan dinas tumpang tindih
Pembayaran Perjalanan Dinas
kepada yang tidak berhak
Pembayaran transport kepada
pelaksana perjalanan dinas yang
menggunakan mobil dinas
Pembayaran tarif yang lebih tinggi
dari ketentuan, termasuk untuk
perjalanan dinas ke luar negeri
Nilai dokumen pertanggungjawaban
perjalanan dinas lebih kecil
dibandingkan nilai kwitansi dan nilai
pembayaran perjalanan dinas
Sisa uang perjalanan dinas masih
tersimpan di Kas Bendahara
Lamp 2 SE

Risiko Lainnya yaitu…


Kelebihan pembayaran atas
perjalanan dinas
Dokumen Pertanggungjawaban
Perjalanan Dinas belum Memadai
Perjalanan dinas tumpang tindih
Pembayaran Perjalanan Dinas
kepada yang tidak berhak
Pembayaran transport kepada
pelaksana perjalanan dinas yang
menggunakan mobil dinas
Pembayaran tarif yang lebih tinggi
dari ketentuan, termasuk untuk
perjalanan dinas ke luar negeri
Nilai dokumen pertanggungjawaban
perjalanan dinas lebih kecil
dibandingkan nilai kwitansi dan nilai
pembayaran perjalanan dinas
Sisa uang perjalanan dinas masih
tersimpan di Kas Bendahara
Memalsukan bukti yang digunakan
sebagai dasar pertanggungjawaban.
7 Honor Badan AdHoc Anggota badan ad hoc menerima gaji
ganda
Penyalahgunaan dana Pemilu
Pembayaran berupa Honor PPK dan
PPS, Biaya ATK PPK dan PPS dan
Biaya Lain-lain yang digunakan untuk
kepentingan pribadi

Kelebihan Pembayaran Honorarium


Badan Adhoc
Dokumen pertanggungjawaban atas
pembayaran honor Badan Adhoc
belum memadai
Pertanggungjawaban yang tidak
sesuai dengan realisasi
Pertanggungjawaban BPP Adhoc
belum diserahkan
Risiko Lainnya yaitu…
8 Perpajakan Terdapat pajak yang belum/tidak
dipungut/disetor
Tarif pajak tidak sesuai ketentuan
9 Sisa Dana Hibah Pengelolaan sisa dana hibah tidak
sesuai ketentuan
10 Dana Hibah Penggunaan dana hibah yang tidak
dapat dipertanggungjawabkan berupa
pertanggungjawaban keuangan
kegiatan tidak benar atau tidak sesuai
dengan realisasinya.
Lamp 2 SE

Pengeluaran atas penggunaan dana


hibah melebihi dari seharusnya.

Proses pembayaran tidak sesuai


dengan ketentuan dalam PMK
Penggunaan dana hibah tidak sesuai
ketentuan
Keterlambatan pencairan dana hibah
dari Pemda
Alokasi dana hibah melebihi
kebutuhan (kolusi)
Keterlambatan proses pengesahan
dana hibah
Keterlambatan dalam
pertanggungjawaban keuangan atas
penggunaan anggaran
Dana hibah tidak dialokasikan oleh
Pemda dan atau dana hibah yang
sudah disepakati dalam NPHD tidak
direalisasikan oleh Pemda
Dana hibah masuk ke rekening yang
belum ada ijin pembukaan atau belum
ada ijin penggunaan
KPU Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota
meminjam dana operasional dan
pencairan hibah kepada pemerintah
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota atau
pihak lain
Kegiatan oleh KPU dilaksanakan
sebelum NPHD ditandatangani dan
kegiatan pengawasan yang melewati
tahun anggaran tidak bisa dibiayai
Memberikan suap dan atau gratifikasi
kepada para pihak berkepentingan
terkait pelaksanaan kegiatan hibah

Mark up biaya terkait pelaksanaan


kegiatan hibah
Terdapat Pengeluaran dan
Penerimaan dana fiktif.
Memalsukan bukti yang digunakan
sebagai dasar pertanggungjawaban
Risiko Lainnya yaitu…
BAWASLU
1 Perencanaan Pemberian/penerimaan suap/komisi
dalam proses pengajuan, persetujuan
anggaran
Penyedia menjanjikan komisi tertentu
kepada pihak KPU/Bawaslu agar
barang/produknya yang dipilih dalam
kegiatan pengadaan.
Lamp 2 SE

Markup Anggaran kegiatan dengan


tujuan untuk mengambil keuntungan
sebanyak banyaknya dari program
yang digulirkan
ada gratifikasi dari calon pegawai
agar diterima di KPU/Bawaslu kepada
Komisioner
pihak tertentu menitipkan kegiatan
dalam perencanaan KPU/Bawaslu
Markup Anggaran kegiatan dengan
tujuan untuk mengambil keuntungan
sebanyak banyaknya dari program
KPU/Bawaslu
Proses pengajuan anggaran hibah
berlarut-larut
Keterlambatan pengurusan register
hibah
Jasa giro/bunga yang diperoleh dari
rekening hibah terlambat atau tidak
disetor ke Kas Negara
Sulitnya mengklasifikasikan rincian
belanja sesuai kode akun yang ada
dalam DIPA
Terlambatnya pengajuan pengesahan
revisi DIPA dana hibah kepada Kantor
Wilayah Ditjen Perbendaharaan
setempat
Proses revisi yang berlarut-larut
Adanya pengesahan yang tidak
didukung dengan bukti yang valid
Pengesahan belanja di akhir tahun
Peraturan KPU tumpang tindih/saling
bertentangan
Peraturan KPU bertentangan dengan
Peraturan Bawaslu
Peraturan KPU belum
mengakomodasi perbaikan
permasalahan pemilu/pilkada
sebelumnya
Sosialisasi terlambat dilaksanakan
Materi krusial Peraturan KPU yang
berisiko tinggi kurang disosialisasikan

Perencanaan pengadaan tidak


disusun sesuai kebutuhan untuk
mengakomodasi kepentingan
pribadi/pihak tertentu (memasukan
item untuk kepentingan para
pihak).

Mark Up penyusunan anggaran


kegiatan
Lamp 2 SE

Penyalahgunaan wewenang
pejabat atasan dalam penentuan
calon penerima anggaran
(Intervensi pihak
lain/pejabat/komisioner)

Pejabat/komisioner menerima
suap/meminta Fee dari calon
penerima anggaran
Penyusunan, pengajuan dan
pengesahan rencana belanja tidak
disusun sesuai kebutuhan untuk
mengakomodasi kepentingan
pribadi/pihak tertentu.
Mark Up Anggaran kegiatan
Risiko Lainnya yaitu…
2 Semua Kegiatan Utama Penyalahgunaan Dana Pengawasan
(RISIKO FRAUD) Pemilu/Pilkada berupa pembayaran
atas Honor Pengawas Pemilihan,
Pokja, Kesekretariatan, Pengelolaan
Keuangan dan Pejabat Pengadaan,
Panwascam, PPL, Pengawas TPS

Perekayasaan proses pengadaan


barang/jasa berupa rekayasa
pemenang lelang, PPK tidak
menetapkan dan mengesahkan HPS,
PPK tidak melakukan pengendalian
pelaksanaan kontrak dan pelaksana
pekerjaan bukan pemenang
kontraktor pelaksana

Perekayasaan proses pengadaan


barang/jasa berupa berupa
kesepakatan dengan rekanan
sebelum penetapan pemenang
Pertanggungjawaban kegiatan yang
tidak sesuai realisasi
Pengadaan barang/jasa fiktif
Dokumen pengadaan barang dan
jasa tidak lengkap dan belum sesuai
ketentuan
Penggunaan dana hibah yang tidak
dapat dipertanggungjawabkan berupa
pertanggungjawaban keuangan
kegiatan tidak benar atau tidak sesuai
dengan realisasinya, serta proses
pembayaran tidak sesuai dengan
ketentuan dalam PMK

Perjalanan Dinas fiktif


3 Perencanaan Program Proses pengajuan anggaran hibah
dan Anggaran berlarut-larut
Lamp 2 SE

Bawaslu
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota
meminjam dana operasional dan
pencairan hibah kepada pemerintah
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota atau
pihak lain

Kegiatan pengawasan yang


dilaksanakan sebelum NPHD
ditandatangani dan kegiatan
pengawasan yang melewati tahun
anggaran tidak bisa dibiayai
Dana hibah tidak dialokasikan oleh
Pemda dan atau dana hibah yang
sudah disepakati dalam NPHD tidak
direalisasikan oleh Pemda
Keterlambatan pengurusan register
hibah
Dana hibah masuk ke rekening yang
belum ada ijin pembukaan atau belum
ada ijin penggunaan
Jasa giro/bunga yang diperoleh dari
rekening hibah terlambat atau tidak
disetor ke Kas Negara
Sulitnya mengklasifikasikan rincian
belanja sesuai kode akun yang ada
dalam DIPA
Terlambatnya pengajuan pengesahan
revisi DIPA dana hibah kepada Kantor
Wilayah Ditjen Perbendaharaan
setempat
Proses revisi yang berlarut-larut
Adanya pengesahan yang tidak
didukung dengan bukti yang valid
Pengesahan belanja di akhir tahun
4 Pembentukan Peraturan Peraturan Bawaslu tumpang
Bawaslu tindih/saling bertentangan di lingkup
intern
Peraturan Bawaslu tumpang
tindih/saling bertentangan dengan
peraturan lembaga penyelenggaran
Pemilu dan Pilkada seperti KPU, dan
DKPP
Peraturan Bawaslu belum
mengakomodasi perbaikan
permasalahan Pemilu/Pilkada
sebelumnya
5 Pencegahan Program/strategi pencegahan
Pelanggaran Dan pelanggaran belum mengakomodasi
Sengketa Proses Pilkada perbaikan atau masalah di tahun
Dan Pemilihan Umum sebelumnya
Lamp 2 SE

Program/strategi pencegahan
sengketa proses belum
mengakomodasi perbaikan atau
masalah di tahun sebelumnya
Acara sosialisasi pencegahan
pelanggaran dan sengketa proses
dijadikan sebagai media kampanye
oleh salah satu narasumber
Target sasaran sosialisasi
pencegahan pelanggaran dan
sengketa proses tidak tercapai
6 Pengawasan Atas Tidak mendapat akses untuk
Pendaftaran, Verifikasi melakukan pengawasan tahapan
Partai Politik Calon pendaftaran dan verifikasi Parpol
Peserta Pilkada Dan peserta Pemilu dan Pilkada
Pemilihan Umum, Dan
Penetapan Partai Politik
Peserta Pilkada Dan
Pemilihan Umum
Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah

Kekurangan bukti, fakta-fakta,


kronologis, dan argumentasi hukum
yang kuat untuk menghasilkan
putusan atas gugatan penetapan
parpol
Rekomendasi Bawaslu atas
pelanggaran tahapan Pendaftaran,
Verifikasi Partai Politik Calon Peserta
Pilkada Dan Pemilihan Umum, Dan
Penetapan Partai Politik Peserta
Pilkada Dan Pemilihan Umum
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan tidak ditindaklanjuti oleh KPU

Laporan hasil pengawasan tidak


disampaikan tepat waktu
Terjadi perbedaan/selisih pendapat
antara Bawaslu dengan lembaga
penyelenggara pemilu lainnya yaitu
antara Komisi Pemilihan Umum (KPU)
dan
Dewan Kehormatan Penyelenggara
Pemilu (DKPP)

Risiko Lainnya yaitu…


Jumlah rekrutmen anggota badan
pengawas ad-hoc yang berintegritas
tidak tercapai
Lamp 2 SE

Pertanggungjawaban Belanja dan


Kegiatan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemilihan Umum
Belum Sesuai Ketentuan
Terdapat anggota PPK/PPD/PPL
yang tidak memenuhi syarat bukan
anggota parpol dalam lima tahun
terakhir
Terdapat anggota PPK/PPD/PPL
yang tidak mengundurkan diri dari
ormas
Terdapat anggota PPK/PPD/PPL
yang merupakan ASN yang memiliki
jabatan
Terdapat anggota PPK/PPD/PPL
yang merupakan anggota
Panwascam/panwasdes bermasalah
pada saat pemilu/pilkada sebelumnya

Terdapat anggota Panwascam yang


juga Ketua BPD dan Sekdes
7 Pengawasan Tidak adanya data pembanding untuk
Pemutakhiran Data Dan melakukan pengawasan daftar
Penyusunan Daftar pemilih dalam kegiatan 'Pengawasan
Pemilih Dalam Pilkada Penyusunan Daftar Pemilih
Dan Pemilihan Umum Berkelanjutan;
Serangan siber atas database daftar
pemilih dalam Pilkada dan Pemilihan
Umum
Tidak mendapat akses untuk
melakukan pengawasan atas tahapan
pemutakhiran data dan penyusunan
daftar pemilih dalam Pilkada dan
Pemilu
Laporan Hasil pengawasan tahapan
pemutakhiran data dan penyusunan
daftar pemilih dalam Pilkada dan
Pemilu tidak tepat waktu
Juknis pengawasan tahapan
pemutakhiran data dan penyusunan
daftar pemilih dalam Pilkada dan
Pemilu belum mengakomodasi
kelemahan dan perbaikan dari tahun
sebelumnya

8 Pengawasan Penataan Pengawas tidak mendapat akses


Daerah Pemilihan Dan untuk mengawasi proses Penataan
Alokasi Kursi Anggota Daerah dan Alokasi kursi Anggota
Dewan Dewan
Juknis penataan Dapil dan Penentuan
Alokasi Kursi dari KPU belum
ditetapkan
Lamp 2 SE

Bawaslu berselisih pendapat dengan


KPU dalam penerapan juknis
penataan Dapil dan Penentuan
Alokasi Kursi Anggota Dewan
Hasil pengawasan proses tahapan
Penataan Dapil dan Alokasi kursi
Anggota Dewan tidak dihasilkan tepat
waktu
Bawaslu tidak memiliki data
pembanding untuk dapat melakukan
pengawasan atas proses Penataan
Dapil dan Penentuan Alokasi Kursi
Anggota Dewan

9 Pengawasan Penetapan Pengawas tidak mendapat akses


Jumlah Kursi Dan untuk mengawasi proses Penetapan
Daerah Pemilihan Jumlah Kursi Dan Daerah Pemilihan
Pilkada Dan Pemilihan Pilkada Dan Pemilihan Umum
Umum Anggota DPRD Anggota DPRD Provinsi Dan DPRD
Provinsi Dan DPRD Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota

Juknis penataan Dapil dan Penentuan


Alokasi Kursi dari KPU belum
ditetapkan
Bawaslu berselisih pendapat dengan
KPU dalam penerapan juknis
penataan Dapil dan Penentuan
Alokasi Kursi Anggota Dewan

Hasil pengawasan proses tahapan


Penataan Dapil dan Alokasi kursi
Anggota Dewan tidak dihasilkan tepat
waktu
Bawaslu tidak memiliki data
pembanding untuk dapat melakukan
pengawasan atas proses Penataan
Dapil dan Penentuan Alokasi Kursi
Anggota Dewan

10 Pengawasan Tahapan Rekomendasi mendiskualifikasi


Pencalonan Pemilihan pasangan calon tidak ditindaklanjuti
Umum Presiden Dan oleh KPU
Wakil Presiden
Bakal Pasangan Calon (berstatus
sebagai TNI, PNS, Karyawan/Pejabat
BUMN/D) yang tidak dapat
menyampaikan keputusan
pemberhentian yang ditandatangani
pejabat yang berwenang kepada KPU
ditetapkan dan diumumkan sebagai
Pasangan Calon
Lamp 2 SE

Terdapat selisih pendapat antara


Bawaslu dengan KPU dalam proses
verifikasi kelengkapan administrasi
dan kebenaran dokumen persyaratan
pencalonan
Bawaslu tidak mendapatkan akses
untuk melakukan pengawasan
terhadap seluruh proses tahapan
Pencalonan Peserta Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden

11 Pengawasan Tahapan Petunjuk teknis alat kerja


Pencalonan Pemilih pengawasan tahapan pencalonan
Dalam Pemilihan Pemilihan belum tersedia
Gubernur Dan Wakil
Gubernur, Bupati Dan
Wakil Bupati Serta
Walikota Dan Wakil
Walikota (Pilkada)

Formulir hasil pengawasan tidak


disusun menurut kriteria atau juknis
yang berlaku
Bawaslu tidak mendapatkan akses
untuk melakukan pengawasan
terhadap seluruh proses tahapan
Pencalonan Pemilih Dalam Pemilihan
Gubernur Dan Wakil Gubernur, Bupati
Dan Wakil Bupati Serta Walikota Dan
Wakil Walikota

Rekomendasi mendiskualifikasi
pasangan calon tidak ditindaklanjuti
oleh KPU
Bakal Caleg dan/atau Bakal
Pasangan Calon Kepala Daerah yang
masih menjabat sebagai pejabat
publik diumumkan dan ditetapkan
sebagai Caleg dan/atau Calon Kepala
Daerah

Gagal membuktikan politik uang,


karena informasi awal yang diperoleh
Bawaslu telah bocor terlebih dahulu

Bawaslu Daerah tidak netral dan


cenderung berpihak ke salah satu
peserta
Tidak mendapatkan salinan berita
acara hasil penelitian dokumen
persyaratan pencalonan
Terdapat selisih pendapat antara
Bawaslu dengan KPU dalam proses
verifikasi kelengkapan administrasi
dan kebenaran dokumen persyaratan
pencalonan
Lamp 2 SE

12 Pengawasan Bawaslu tidak mendapatkan akses


Penyusunan Dan untuk melakukan pengawasan pada
Penetapan Daftar seluruh kegiatan proses penyusunan
Pemilih Dalam Pemilihan dan penetapan daftar pemilih
Umum
Pengawasan atas Pelaksanaan
penerimaan dan pemeriksaan berkas
penetapan daftar pemilih tidak
dilakukan sesuai dengan prosedur

Bawaslu berselisih pendapat dengan


KPU dalam penerapan juknis
penyusunan dan penetapan daftar
pemilih
Rekomendasi Bawaslu tidak
ditindaklanjuti oleh KPU
Pengawas pemilu tidak
menyampaikan laporan hasil
pengawasan
Pengawas pemilu tidak mengawasi
pemutakhiran dan pemeliharaan data
pemilih secara
berkelanjutan
Tidak terdapat koordinasi yang efektif
antara Bawaslu Provinsi dan Bawaslu
Kab/Kota
13 Pengawasan Pengawas pemilu tidak memastikan
Pencalonan adanya penetapan jumlah dan syarat
Perseorangan Peserta dukungan minimal calon
Pemilihan Umum perseorangan yang sesuai dengan
ketentuan dan peraturan perundang
undangan yang berlaku

Strategi pengawasan yang dibuat


belum mengakomodasi kelemahan
dan perbaikan dari temuan atau hasil
laporan periode sebelumnya
Pengawas pemilu tidak memastikan
adanya pengumuman dan
penyerahan syarat dukungan bagi
calon perseorangan peserta pemilihan
umum
Peningkatan kasus pelanggaran pada
proses pencalonan perseorangan
peserta pemilu anggota DPD

Peningkatan kasus syarat dukungan


yang tidak memenuhi syarat seperti
data fiktif, ganda dan Anggota
TNI/Polri
Koordinasi antara Bawaslu Daerah
dan KPU Daerah tidak berjalan efektif
Lamp 2 SE

Pengawas pemilu lalai dan tidak


memastikan adanya surat dukungan
bagi calon perseorangan yang disertai
dengan adanya fotocopy KTP yang
diterbitkan oleh Dinas dukcapil

Pengawas pemilu lalai dalam


memverifikasi administrasi dan faktual
dan tidak melaksanakannya sesuai
dengan ketentuan dan peraturan
perundang undangan yang berlaku

Pengawas pemilu berselisih pendapat


dengan KPU dalam hal memverifikasi
administrasi dan faktual dan tidak
melaksanakannya sesuai dengan
ketentuan dan peraturan perundang
undangan yang berlaku

Pengawas pemilu lalai dan tidak


melakukan pengawasan dalam
tahapan proses rekapitulasi syarat
dan dukungan calon perseorangan
yang sesuai dengan ketentuan dan
perundang undangan yang berlaku

14 Pengawasan Pengawas pemilu tidak mendapatkan


Perencanaan, askes dalam melaksanakan
Pengadaan Dan pengawasan terhadap tahapan
Pendistribusian perencanaan, pengadaan dan
Perlengkapan pendistribusian perlengkapan
Penyelenggaraan penyelenggaraan pemilihan
Pemilihan

Bawaslu gagal melakukan


pengawasan terhadap perencanaan
pengadaan dan pendistribusian
perlengkapan pemungutan suara dan
dukungan lainnya yang dilakukan oleh
KPU, KPU Prov, dan KPU Kab/kota.

Bawaslu Provinsi atau Panwas


Kab/kota tidak memberikan saran
perbaikan dalam hal kekeliruan atau
kesalahan dalam proses distribusi,
sortir dan pelipatan surat suara

Bawaslu Daerah tidak menerima


laporan pengawasan tahapan
perencanaan, pengadaan dan
pendistribusian perlengkapan
pemungutan suara dan dukungan
lainnya dari Pengawas pemilihan
Lamp 2 SE

Bawaslu tidak melakukan supervisi


dan pembinaan kepada Bawaslu
Provinsi dan Panwas Kab/kota
terhadap pelaksanaan pengawasan
perencanaan, pengadaan dan
pendistribusian perlengkapan
pemungutan suara dan dukungan
lainnya

Strategi pengawasan yang dibuat


belum mengakomodasi kelemahan
dan perbaikan dari temuan atau hasil
laporan periode sebelumnya
15 Pengawasan Tahapan Bawaslu tidak mendapatkan akses
Kampanye Pemilihan dalam melaksanakan pengawasan
terhadap keseluruhan tahapan
kegiatan kampanye
Bawaslu lalai/gagal melakukan
pengawasan terhadap hal yang
dilarang dalam pelaksanaan
kampanye
Bawaslu lalai/gagal dalam
memastikan pelaksana/siapa saja
pihak-pihak yang terlibat maupun
yang tidak terlibat dalam pelaksanaan
kampanye
Juknis tentang tahapan kampanye
pemilihan belum ditetapkan
Pengawas Pemilu diserang oleh
simpatisan partai politik saat
penertiban alat peraga kampanye
Pengawas pemilu melanggar protokol
kesehatan
Terdapat peserta pemilu yang
melakukan kampanye di luar masa
kampanye
Terdapat pelaksana kampanye/ tim
sukses/juru kampanye yang belum
terdaftar di KPU
Peserta pemilu melakukan kampanye
di lokasi yang dilarang (misalnya
tempat ibadah, gedung milik
BUMN/D)
Terdapat materi dalam Alat Peraga
Kampanye (APK) yang sensitif seperti
menggolongkan salah satu gang atau
kampung tertentu identik dengan
paslon tertentu
atau parpol tertentu
Lamp 2 SE

Titik pemasangan dalam radius yang


berdekatan antar satu paslon dengan
paslon lain atau antar satu parpol
dengan parpol lain yang ditengarai
dapat
menimbulkan konflik

Strategi pengawasan yang bersifat


preventif tidak berjalan efektif
16 Pengawasan Dana Bawaslu tidak mendapatkan akses
Kampanye dalam melaksanakan pengawasan
terhadap dana kampanye
Perencanaan pengawasan belum
mengakomodasi kelemahan dan
perbaikan dari periode sebelumnya
Bawaslu lalai/gagal melakukan
pengawasan terhadap sumber dana
kampanye yang telah diatur sesuai
dengan ketentuan dan peraturan
perundang undangan yang berlaku
Peserta pemilu tidak melaporkan
secara jujur atas rekening khusus
yang dibuat
Pengawas pemilu tidak memastikan
batasan sumbangan dana kampanye
pasangan calon sesuai dengan
ketentuan dan peraturan perundang
undangan yang berlaku

Pengawas pemilu tidak melakukan


pengawasan terhadap Rekening
Khusus Dana Kampanye (RKDK)
yang sesuai dengan tingkatannya
Pengawas pemilu tidak melakukan
pengawasan terhadap pencatatan
dana kampanye yang dilakukan oleh
peserta pemilu
Pengawas pemilu tidak melakukan
pengawasan terhadap (Laporan Awal
Dana Kampanye) LADK sesuai
dengan tingkatannya
Pengawas pemilu tidak melakukan
pengawasan terhadap (Laporan
Penerimaan Sumbangan Dana
Kampanye) LPSDK sesuai dengan
tingkatannya terhadap laporan
transaksi penerimaan dan
pengeluaran dimulai dari masa
kampanye hingga berakhirnya masa
kampanye
Lamp 2 SE

Pengawas pemilu tidak melakukan


pengawasan terhadap penunjukan
KAP dan pelaksanaan audit yang
dilakukan oleh KAP
Pengawas pemilu tidak melakukan
pengawasan terhadap peserta pemilu
yang tidak menggunakan dana
kampanye untuk membiayai saksi

Bawaslu tidak menindaklanjuti laporan


dugaan penyalahgunaan penerimaan
dan pengeluaran pada hasil audit
dana kampanye sesuai dengan
ketentuan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku

Strategi pengawasan yang bersifat


preventif tidak berjalan efektif
Tidak dapat mengumpulkan bukti atas
terjadinya pelanggaran politik uang

17 Pengawasan Netralitas Pelanggaran netralitas ASN yang


Pegawai ASN, Anggota dilaporkan oleh Bawaslu ke KASN
TNI, Dan Polri tidak ditindaklanjuti
Gagal menyiapkan bukti-bukti dugaan
tindakan Netralitas Pegawai ASN,
Anggota TNI, dan Polri
Kinerja PPK yang lamban dalam
menjatuhkan sanksi kepada ASN
pelanggar netralitas
BKN tidak melakukan pemblokiran
data informasi ASN pelanggar
netralitas
Pembukaan blokir data informasi ASN
pelanggar netralitas yang belum
menjalani hukuman dan belum
dinyatakan tidak bersalah
18 Pengawasan Tidak disampaikannya laporan hasil
Pemungutan Dan pengawasan pemungutan dan
Penghitungan Suara Di penghitungan suara kepada
Tempat Pemungutan Panwaslu
Suara
Terdapat Panwaslu yang memalsukan
DAA1-KPU, memanipulasi atau
penggelembungan perolehan suara
calon tertentu dan mencoblos surat
suara milik pemilih yang tidak hadir.

Tidak dilaporakannya adanya dugaan


tindakan yang mengakibatkan
terganggunya tahapan
penyelenggaraan Pemilu kepada
Panwaslu berkaitan
Lamp 2 SE

Tidak dilaksanakannya tindak lanjut


rekomendasi Bawaslu tentang
pengenaan sanksi kepada anggota
KPU Kabupaten/Kota, sekretaris dan
pegawai sekretariat KPU
Kabupaten/Kota yang terbukti
melakukan tindakan yang
mengakibatkan terganggunya
tahapan penyelenggaraan Pemilu
yang sedang berlangsung

Panwaslu bertindak diskriminatif


dalam menjalankan tugas dan
wewenangnya
Panwaslu tidak menindaklanjuti
laporan berkaitan dengan dugaan
adanya pelanggaran terhadap
pelaksanaan peraturan perundang-
undangan mengenai pemilu

19 Pengawasan Pergerakan Kotak suara tidak dalam kondisi


Surat Suara Dan terkunci dan tersegel
Rekapitulasi Hasil
Penghitungan Perolehan
Suara Dan Penetapan
Hasil

KPPS tidak membuat surat pengantar


penyerahan kotak suara kepada PPK
melalui PPS
KPPS menyerahkan kotak suara
kepada PPS tidak pada hari yang
sama dengan hari Pemungutan Suara

Panwaslu tidak mendokumentasikan


hasil Rekapitulasi Hasil Penghitungan
Perolehan Suara
Bawaslu Kabupaten/Kota tidak
mendapat jadwal rapat Rekapitulasi
Hasil Penghitungan Perolehan Suara
dari KPU Kabupaten/Kota
Penyimpanan kotak suara disimpan
pada tempat yang tidak memadai dan
tidak dapat dijamin keamanannya

20 Rapat Pleno Anggota Bawaslu yang mengikuti


Rapat Pleno tidak melebihi jumlah
minimal
Undangan dan agenda Rapat Pleno
Bawaslu terlambat disampaikan
secara tertulis
Tidak terdapat notulensi, Berita Acara,
dan Daftar hadir Rapat Pleno
Lamp 2 SE

21 Penanganan Laporan Peraturan dan Kebijakan penanganan


Pelanggaran Pemilihan pelanggaran belum mengakomodasi
kelemahan dan perbaikan dari
periode sebelumnya
Terdapat kekosongan peraturan
dalam proses penanganan laporan
pelanggaran pemilihan
Penanganan laporan pelanggaran
tidak dilaporkan dalam kertas kerja
pengawas pemilu (Form A)
Penanganan temuan pelanggaran
tidak disertai Berita Acara Pleno
Pengawas Pemilu tidak dapat
melakukan investigasi atas laporan
pelanggaran yang diterima
Kajian awal dugaan pelanggaran tidak
diselesaikan tepat waktu
Gagal membedakan pelanggaran
pidana dengan membedakan
pelanggaran admnisitrasi dalam
merespon pengaduan
Rekomendasi Bawaslu atas laporan
atau temuan pelanggaran tidak
ditindaklanjuti pihak-pihak terkait
Terdapat perbedaan pendapat antara
unsur-unsur Gakkumdu dalam
mengkaji dugaan pelanggaran Pemilu

Pengawas TPS tidak melaporkan


dugaan pelanggaran Pemilu yang
ditemui kepada Panwaslu Kecamatan
melalui Panwaslu Kelurahan/Desa

Hasil kajian awal Pengawas Pemilu


atas laporan pelanggaran tidak tepat
(keliru menentukan dugaan Tindak
Pidana Pemilu dengan dugaan
pelanggaran administratif Pemilu
secara terstruktur, sistematis, dan
masif)

Perbedaan penanganan dugaan


pidana pemilu antara lembaga
Gakkumdu (penanganan oleh
Bawaslu berbeda dengan
penanganan yang dilakukan
kepolisian dan kejaksaan)

22 Penyelesaian Sengketa Antar Peserta Pemilu yang


Antar Peserta Pemilihan bersengketa bersikap anarkis
Umum
Peran ajudikator termasuk menjadi
pengadu dugaan pelanggaran kode
etik tidak optimal
Peran mediasi tidak optimal
Lamp 2 SE

Peran mediasi dijalankan dengan


mengkompromikan kepentingan privat

Peran ajudikator termasuk menjadi


pengadu dugaan pelanggaran kode
etik tidak optimal
Bawaslu di Daerah Tolak Laporan
Sengketa Pilkada
Gagal menyiapkan bukti untuk siding
sengketa di MK
23 Penyelesaian Peran pengumpul alat bukti atas
Pelanggaran segala bentuk pelanggaran tidak
Administratif Pemilu optimal
Penyelesaian pelanggaran
administratif melebihi batas waktu
Informasi dan data penanganan
pelanggaran tidak akurat
Barang/dokumen dugaan
pelanggaran rusak atau hilang
Pemantauan tindak lanjut atas
rekomendasi dan putusan Bawaslu
tidak dilakukan
Risalah sidang pelanggaran
administratif tidak diselesaikan tepat
waktu dan akurat
Kekeliruan administrasi dalam proses
penanganan pelanggaran
Permintaan koreksi atas rekomendasi
yang dikeluarkan oleh Bawaslu
Kabupaten/Kota melebihi batas waktu
dan syarat pengajuan permintaan
koreksi

24 Dana Hibah Penggunaan dana hibah yang tidak


dapat dipertanggungjawabkan berupa
pertanggungjawaban keuangan
kegiatan tidak benar atau tidak sesuai
dengan realisasinya.
Pengeluaran atas penggunaan dana
hibah melebihi dari seharusnya.

Proses pembayaran tidak sesuai


dengan ketentuan dalam PMK
Penggunaan dana hibah tidak sesuai
ketentuan
Keterlambatan pencairan dana hibah
dari Pemda
Alokasi dana hibah melebihi
kebutuhan (kolusi)
Keterlambatan proses pengesahan
dana hibah
Keterlambatan dalam
pertanggungjawaban keuangan atas
penggunaan anggaran
Lamp 2 SE

Dana hibah tidak dialokasikan oleh


Pemda dan atau dana hibah yang
sudah disepakati dalam NPHD tidak
direalisasikan oleh Pemda
Dana hibah masuk ke rekening yang
belum ada ijin pembukaan atau belum
ada ijin penggunaan
Bawaslu
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota
meminjam dana operasional dan
pencairan hibah kepada pemerintah
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota atau
pihak lain

Kegiatan oleh Bawaslu dilaksanakan


sebelum NPHD ditandatangani dan
kegiatan pengawasan yang melewati
tahun anggaran tidak bisa dibiayai

Risiko Lainnya yaitu…


Lamp 2 SE

Uraian Kelompok
Dampak Risiko
6 7
Keterangan

Kolom 1 : Nomor risiko

Kolom 2 : Diisi dengan tahapan proses kegiatan/program se

Kolom 3 : Diisi dengan uraian peristiwa risiko yang telah diid


Kolom 4 : Diisi dengan kemungkinan skenario terjadinya/dil
Kolom 5 : Diisi penyebab risiko berdasarkan analisis RCA/B
Kolom 6 : Diisi uraian akibat/potensi kerugian yang akan di
Kolom 7 : Diisi dengan kelompok risiko sesuai dengan lampi
Lamp 2 SE
Lamp 2 SE
Lamp 2 SE
Lamp 2 SE
Lamp 2 SE
Lamp 2 SE
Lamp 2 SE
Lamp 2 SE
Lamp 2 SE
Lamp 2 SE
Lamp 2 SE
Lamp 2 SE
Lamp 2 SE
Lamp 2 SE
Lamp 2 SE
Lamp 2 SE
Lamp 2 SE
Lamp 2 SE
Lamp 2 SE
Lamp 2 SE
Lamp 2 SE
Lamp 2 SE
Lamp 2 SE
Lamp 2 SE
Lamp 2 SE
Lamp 2 SE

ses kegiatan/program sesuai dengan proses bisnis yang risikonya ingin dikendalikan

tiwa risiko yang telah diidentifikasi


n skenario terjadinya/dilakukannya kecurangan berdasarkan proses bisnis
dasarkan analisis RCA/BTA
si kerugian yang akan diperoleh jika risiko tersebut terjadi
siko sesuai dengan lampiran I
Tabel Identifikasi RKA

No Tahapan Proses (RKA) NILAI DPA


1 2 3
Fasilitasi dan Pembinaan Perencanaan, Program dan Anggaran
1
Pengawasan Penyelenggaraan Pemilu 1,570,189,000
2 Pengawasan Pendaftaran dan Verifikasi Peserta Pemilu 24,900,000
3 Honorarium Pengawas Ad-Hoc 417,300,000
Pengawasan Pemutakhiran Data Pemilih Dan Penyusunan Daftar
4
Pemilih 191,460,000
Penanganan Pelanggaran Pemutakhiran Data Pemilih Dan
5
Penyusunan Daftar Pemilih 41,980,000
6 Pengawasan Penetapan Peserta Pemilu 60,470,000
Penanganan Pelanggaran dan Penyelesaian Sengketa Proses
7
Penetapan Peserta Pemilu 67,720,000
Pengawasan Penetapan Jumlah Kursi Dan Penetapan Daerah
8
Pemilihan 43,250,000
Penanganan Pelanggaran Penetapan Jumlah Kursi Dan Penetapan
9
Daerah Pemilihan 11,320,000
Pengawasan Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden serta
10
anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota 325,260,000
Penanganan Pelanggaran Penetapan Jumlah Kursi Dan Penetapan
11
Daerah Pemilihan 79,120,000
Lamp 2 SE

Tabel Identifikasi Risiko

No Tahapan Proses Kelompok Risiko Nama Risiko


1 2 3 4

Pemberian uang atau menerima uang


Layanan penanganan
atau hadiah yang dilakukan oleh
pelanggaran dan
Suap Menyuap pejabat tertentu untuk melakukan
penyelesaian sengketa
atau tidak melakukan sesuatu yang
proses Bawaslu Kota Cimahi
bertentangan dengan kewajibannya

Benturan
Layanan penanganan
Kepentingan dalam
pelanggaran dan
Penanganan Penyalahgunaan Wewenang
penyelesaian sengketa
Pelanggaran Proses
proses Bawaslu Kota Cimahi
Pemilu

Benturan
Layanan penanganan
Kepentingan dalam
pelanggaran dan
Penanganan Kolusi
penyelesaian sengketa
Pelanggaran Proses
proses Bawaslu Kota Cimahi
Pemilu

Pengembangan pusat
ada gratifikasi dari calon peserta
pendidikan dan pelatihan
Gratifikasi partisipatif pagar diterima di Bawaslu
pengawasan pemilu
kepada pihak yang berwenang
partisipatif

Benturan
Pengembangan pusat Kepentingan dalam
pendidikan dan pelatihan pengembangan dan adanya KKN pihak eksternal
pengawasan pemilu pelatihan terhadap penyelenggara
partisipatif pengawasan
partisipatif
Lamp 2 SE

Benturan
Pengembangan pusat Kepentingan dalam
ada KKN dari calon peserta agar
pendidikan dan pelatihan pengembangan dan
diterima di Bawaslu kepada pihak
pengawasan pemilu pelatihan
yang berwenang
partisipatif pengawasan
partisipatif

Pemberian uang atau menerima uang


Pengembangan pusat
atau hadiah yang dilakukan oleh
pendidikan dan pelatihan
Suap Menyuap pejabat tertentu untuk melakukan
pengawasan pemilu
atau tidak melakukan sesuatu yang
partisipatif
bertentangan dengan kewajibannya.

Benturan
Pengembangan pusat Kepentingan dalam
pendidikan dan pelatihan pengembangan dan
Program titipan
pengawasan pemilu pelatihan
partisipatif pengawasan
partisipatif

Laporan Hasil
Manipulasi Data dalam hal Laporan
Pencegahan/pengawasan
Perbuatan Curang hasil Pengawasan Dalam Tahapan
pemilu dibawaslu Kota dan
Pemilu
bawaslu kabupaten kota

Pemberian uang atau menerima uang


Seleksi Anggota Badan atau hadiah yang dilakukan oleh
Pengawas Pemilu dan Suap Menyuap pejabat tertentu untuk melakukan
Pengawas Pemilu Ad-Hoc atau tidak melakukan sesuatu yang
bertentangan dengan kewajibannya

Pemberian uang atau menerima uang


Seleksi Anggota Badan atau hadiah yang dilakukan oleh
Pengawas Pemilu dan Suap Menyuap pejabat tertentu untuk melakukan
Pengawas Pemilu Ad-Hoc atau tidak melakukan sesuatu yang
bertentangan dengan kewajibannya
Lamp 2 SE

Seleksi Anggota Badan Benturan Adanya Kolusi, Korupsi dan


Pengawas Pemilu dan Kepentingan dalam Nepotisme didalam Seleksi Anggota
Pengawas Pemilu Ad-Hoc Pengadaan badan AD HOC

Markup Anggaran kegiatan dengan


Pengembangan Sistem Markup tujuan untuk mengambil keuntungan
Informasi Bawaslu penganggaran sebanyak banyaknya dari program
KPU/Bawaslu oleh PPK/KPA

Pengembangan Sistem Penggelapan dalam


Manipulasi penganggaran
Informasi Bawaslu Jabatan

Adanya suap dari calon peserta


Pengawasan Pendaftaran pemilu agar dapat diloloskan dalam
Suap Menyuap
dan Verifikasi Peserta Pemilu proses pengawasan verifikasi
pendaftaran

Adanya suap dari calon peserta


Pengawasan Pendaftaran pemilu agar dapat diloloskan dalam
Suap Menyuap
dan Verifikasi Peserta Pemilu proses pengawasan verifikasi
pendaftaran

Pengawasan Pendaftaran Benturan


Kolusi
dan Verifikasi Peserta Pemilu Kepentingan

Honorarium Pengawas Ad- badan ad hoc menerima penghasilan


Perbuatan Curang
Hoc perjanalanan dinas fiktif

Honorarium Pengawas Ad-


Perbuatan Curang Manipulasi data
Hoc
Lamp 2 SE

Operasional Pengawas Ad- Manipulasi Pertanggungjawaban SPJ


Hoc pertanggungjawaban Operasional yang tidak benar

Pengawasan Pemutakhiran
Data Pemilih Dan
Perbuatan Curang Manipulasi data
Penyusunan
Daftar Pemilih

Pengawasan Pemutakhiran
Data Pemilih Dan Benturan Kolusi antar pengawas ad hoc
Penyusunan Kepentingan dengan kpu ad hoc
Daftar Pemilih

Benturan kepentingani antara


Pengawasan Penetapan
Benturan Bawaslu dan KPU terkait proses
Jumlah Kursi Dan Penetapan
Kepentingan pengawasan penetapan jumlah kursi
Daerah Pemilihan
dan penetapan daerah pemilihan

Pemberian uang atau menerima uang


Pengawasan Penetapan atau hadiah yang dilakukan oleh
Jumlah Kursi Dan Penetapan Suap Menyuap pejabat pemerintah untuk melakukan
Daerah Pemilihan atau tidak melakukan sesuatu yang
bertentangan dengan kewajibannya.
Lamp 2 SE

Penyusunan, pengajuan dan


Benturan pengesahan rencana belanja tidak
Layanan Perkantoran Kepentingan dalam disusun sesuai kebutuhan itu semua
Pengadaan kemungkinan untuk mengakomodasi
kepentingan pribadi/pihak tertentu.
Lamp 2 SE

ntifikasi Risiko

Skenario Risiko Uraian Penyebab Uraian Dampak


5 6 7

Pemohon dan/atau Majelis sidang sengketa


Termohon memberi suap menerima suap dengan
kepada Majelis sidang tujuan untuk mencari Menurunnya integritas
sengketa untuk keuntungan secara lembaga dan trust publik Keterangan
memenangkan salah satu pribadi/golongan dan
pihak kelompok

Majelis sidang sengketa


menjanjikan kemenangan salah satu pihak mearasa Menurunnya integritas
kepada salah satu pihak diuntungkan oleh lembaga, peradilan Kolom 1 :
yang bersengketa dengan majelis/mediator hukum yang memihak
imbalan tertentu

Adanya kesempatan
Majelis sidang sengketa
untuk melakukan Kolusi
melakukan kolusi kepada Menurunnya integritas
oleh Majelis Sidang
salah satu pihak yang
karena berhubungan
lembaga, peradilan Kolom 2 :
bersengketa dengan hukum yang memihak
secara langsung dengan
imbalan tertentu
salah satu pihak

adanya hubungan
Adanya oknum atau pihak
kedekatan antara
yang menitipkan peserta
pimpinan dan suatu pihak Menurunnya integritas
secara subjektif untuk
sehingga ada balas jasa lembaga dan trust publik Kolom 3 :
kepentingan
atau nepotisme dari
pribadi/golongan
kedua belah pihak

adanya kolusi/nepotisme
menentukan kualitas materi yang
adanya hubungan
narasumbernya bukan disampaikan kurang
kedekatan dan suatu
berdasarkan kapabilitas, tepat sasaran sehingga
namun berdasarkan
pihak sehingga ada balas
peserta tidak dapat Kolom 4 :
jasa atau nepotisme dari
kedekatan sehingga materi memahami materi
kedua belah pihak
yang disampaikan tidak dengan baik
tepat sasaran
Lamp 2 SE

Peserta pelatihan
pengawasan pemilu
adanya hubungan khusus partisipatif menjadi, tidak
antara pihak yang adanya benturan sesuai harapan, tidak
berwenang dengan kepentingan antara capable dan tidak sesuai
peserta yang penyelenggara dengan dengan kriteria peserta Kolom 5 :
menyebabkan peserta peserta yang telah ditentukan
tersebut di loloskan dan materi yang
disampaikan tidak tepat
sasaran

Peserta pelatihan
pengawasan pemilu
partisipatif menjadi, tidak
adanya suap dari pihak
adanya penerima suap sesuai harapan, tidak
kepada pejabat tertentu
dari salah satu pihak capable dan tidak sesuai
untuk mengikut sertakan
kepada pejabat tertentu dengan kriteria peserta Kolom 6 :
salah satu pihak dari
penerima suap yang telah ditentukan
pemberi suap
dan materi yang
disampaikan tidak tepat
sasaran

Adanya peserta pemilu


Adanya niatan dari pihak
yang menitipkan peserta
tertentu dengan
kader sekolah
menitipkan peserta Pengawasan pemilu
pengawasan partisipatif
untuk kepentingan
Pengawasan pemilu partisipatif tidak berjalan Kolom 7 :
Partisipatif untuk mencari secara maksimal
pribadi/golongan dengan
keuntungan secara
memberikan suap kepada
pribadi/golongan
panitia

tidak bisa membuktikan


memaksakan laporan yang secara detail bila terjadi
tidak melaksanakan tugas
tidak ada sumbernya dan pelanggaran proses
pengawasan sesuai
data yang dibuat pemilu sehingga
dengan tahapan proses
berdasarkan asumsi instansi/lembaga hanya
pemilu
pribadi untuk kepentingan
mencari uang

Adanya oknum atau pihak Adanya kepentingan


yang menitipkan calon pribadi/golongan dari Proses pengawasan oleh
pengawas ad-hoc secara pihak oknum dengan pengawas ad-hoc tidak
subjektif untuk menjanjikan imbalan dilakukan secara netral
kepentingan pribadi tertentu

Adanya oknum atau pihak Adanya kepentingan


yang menitipkan calon pribadi/golongan dari Menurunnya citra
pengawas ad-hoc secara pihak oknum dengan lembaga Bawaslu di
subjektif untuk menjanjikan imbalan mata masyarakat
kepentingan pribadi tertentu
Lamp 2 SE

adanya kolusi/nepotisme
menentukan calon Karena tidak ada aturan
Pengawas ad hoc yang
pengawas pemilu ad-hoc yang melarang tim pokja
dilantik tidak memiliki
bukan berdasarkan rekrutmen untuk tidak
kapasitas dan
kapabilitas, namun memiliki kedekatan
kompentensi dalam
berdasarkan dengan calon pengawas
melaksanakan tupoksi
kedekatan/KKN/Hubungan ad-hoc
keluarga

terjadi penggelembungan adanya kerugian negara,


dalam proses adanya pihak yang ingin anggaran jadi mahal
penganggaran mengambil keuntungan namun sistem informasi
pengembangan Sistem tidak seandal yang
Informasi Bawaslu seharusnya

melakukan manipulasi anggaran yang tersedia


informasi yang
anggaran perencanaan besar namun
dikembangkan tidak
untuk pengengembangan pengembangan harus
optimal
system informasi dilakukan secara paksa

Adanya niat Peserta


Pengawas ad hoc yang
Pemilu untuk memberikan
dilantik tidak memiliki
imbalan kepada pengawas adanya pihak yang ingin
kapasitas dan
pemilu agar persyaratan mengambil keuntungan
kompentensi dalam
administrasinya yang
melaksanakan tupoksi
kurang untuk diabaikan

Pengawas Pemilu peyelenggara pemilu


maka dari itu partai politik
menjanjikan melonggarkan menerima suap dari
yang bekerja sama agar
proses pengawasan peserta pemilu dalam hal
diloloskan seagai peserta
verifikasi peserta pemilu memanipuasikan data
pemilu
demi mendapat imbalan proses hasil tahapan

KPU dan Bawaslu


berkolusi untuk
penyelenggara Pemilu
meloloskan peserta pemilu proses pengawasan
baik KPU atau Bawaslu
yang tidak memenuhi tahapan pemilu tidak
mendapatkan dijanjikan
persyaratan dengan sesuai dengan aturan
akan mendapatkan
imbalan memperoleh yang berlaku
keuntungan
sesuatu dari Peserta
Pemilu

Pengawas ad-hoc anggaran tersedia


memberikan data yang Adanya kesengajaan membengkak dan
berbeda demi untuk mendapatkan anggaran yang keluar
mendapatkan perjalanan keuntungan pribadi tidak sesuai aturan yang
dinas ganda berlaku

Oknum Bawaslu tetap anggaran tersedia


adanya kesepakatan
membayarkan honorarium membengkak dan
antara kedua pihak untuk
kepada pegawai yang anggaran yang keluar
saling mendapatkan
sudah tidak bekerja di tidak sesuai aturan yang
keuntungan
pengawas ad hoc berlaku
Lamp 2 SE

Kepala Sekretarat
Untuk mendapatkan
memerintahkan bagian
keuntungan semata
perencanaan untuk Kerugian negara dan
terkait apa saja yang
melakukan markup Adanya temuan BPK
harus
terhadap operasional
dipertanggungjawabkan
untuk kepentingan pribadi

melaksanakan
kedua belak pihak antara
pengawasan secara
badan adhock melakukan
langsung tetapi para data yang tersedia tidak
kesepakatan terkait
pengawas dan KPU valid sehingga
pemutakhiran data di
melakukan kerjasama atas berdampak kepada DPT
wilayah tertentu agar
data yang akan di yang akan di tetapkan
pekerjaan tidak menjadi
teteapkan sebagai daftar
sulit
pemilih di Kota Ciamhi

pengawas ad hock dengan


kpu ad hock untuk tidak pengawas dan kpu data yang tersedia tidak
melakukan kesepakatan adhock dijanjikan oleh valid sehingga
untuk tidak melaksanakan pihak tertentu untuk berdampak kepada DPT
pemutakhiran data secara mendapatkan keuntungan yang akan di tetapkan
benar didaerah tertentu

Bawaslu dan KPU pihak tertentu melakukan


bersepakat untuk kordinasi kepada bawaslu
menetapkan jumlah kursi dan KPU agar adanya
daerah pemilihan
dan penetapan daerah perubahan daerah
menjadi tidak sesuai
pemilihan untuk pemilihan dan
melancarkan salah satu menjanjikan akan
calon memberikan keuntungan

Bawaslu dan KPU


menerima suap dari calon
Pengawas dan KPU
sehingga bersepakat untuk
menerima imbalan dari
menetapkan jumlah kursi daerah pemilihan
salah satu pihak tertentu
dan penetapan daerah menjadi tidak sesuai
terkait penetapan wilayah
pemilihan untuk
daerah pmilihan
melancarkan salah satu
calon
Lamp 2 SE

Mark Up biaya standar


dalam proses
penganggaran dan Pihak-
pihak yang terkait 1. adanya kerugian
(penyedia) memberikan negara
fee kepada operator 2. anggaran jadi mahal
sistem dan pihak yang adanya pihak yang ingin dan potensi
membantu proses mengambil keuntungan Pemborosan/Kerugian
pengajuan, persetujuan Negara akibat out put
anggaran, dengan kegiatan tidak dapat
memasukan item barang dimanfaatkan.
yang tidak
diperlukan/merujuk merk
tertentu
Lamp 2 SE

Nomor risiko

Diisi dengan kelompok risiko sesuai dengan lampiran I

Diisi dengan tahapan proses kegiatan/program sesuai dengan proses bisnis yang risikonya ingi

Diisi dengan uraian peristiwa risiko yang telah diidentifikasi


Lamp 2 SE

Diisi dengan kemungkinan skenario terjadinya/dilakukannya kecurangan berdasarkan proses b

Diisi penyebab risiko berdasarkan analisis RCA/BTA

Diisi uraian akibat/potensi kerugian yang akan diperoleh jika risiko tersebut terjadi
Lamp 2 SE

yang risikonya ingin dikendalikan


Lamp 2 SE

rdasarkan proses bisnis


Lamp 2 SE

Tabel Analisis Risiko

Skor/Nilai Risiko yang Melekat (inherent


Pengendal
risk)
No Nama Risiko
Skor Ada / Belum
Skor Dampak Level Risiko
Probabilitas Ada

1 2 3 4 5 6
Pemberian uang atau
menerima uang atau hadiah
yang dilakukan oleh pejabat
tertentu untuk melakukan atau 3 5 15 Ada
tidak melakukan sesuatu yang
bertentangan dengan
kewajibannya
ada gratifikasi dari calon
peserta partisipatif pagar
diterima di Bawaslu kepada
3 5 15 Ada
pihak yang berwenang

Manipulasi Data dalam hal


Laporan hasil Pengawasan 4 5 20 Ada
Dalam Tahapan Pemilu

Adanya Kolusi, Korupsi dan


Nepotisme didalam Seleksi 3 5 15 Ada
Anggota badan AD HOC

Markup Anggaran kegiatan


dengan tujuan untuk
mengambil keuntungan
sebanyak banyaknya dari
4 5 20 Ada
program KPU/Bawaslu oleh
PPK/KPA

Adanya suap dari calon


peserta pemilu agar dapat
diloloskan dalam proses 5 5 25 Ada
pengawasan verifikasi
pendaftaran

Badan Ad Hoc menerima


penghasilan perjanalanan 1 2 2 Ada
dinas fiktif
Lamp 2 SE

Pertanggungjawaban SPJ
Operasional yang tidak benar
2 2 4 Ada

Kolusi antar pengawas ad hoc


4 4 16
dengan kpu ad hoc

Benturan kepentingani antara


Bawaslu dan KPU terkait
proses pengawasan 1 1 1 Ada
penetapan jumlah kursi dan
penetapan daerah pemilihan

Penyusunan, pengajuan dan


pengesahan rencana belanja
tidak disusun sesuai
kebutuhan itu semua 1 3 3 Ada
kemungkinan untuk
mengakomodasi kepentingan
pribadi/pihak tertentu.
Lamp 2 SE

Tabel Analisis Risiko

Skor/Nilai Risiko Residu setelah Adanya


Pengendalian Terpasang
Pengendalian
Memadai /
Skor
Uraian Belum Skor Dampak
Probabilitas
Memadai
7 8 9 10

1. Perbawaslu Nomor 06 Tahun 2017


tentang Kode Etik Pegawai Bawaslu 2. Memadai 3 5
Peraturan Bersama KPU Bawaslu DKPP
Kode Etik Penyelenggara

Perbawaslu Nomor 06 Tahun 2015 tentang


Memadai 3 5
Pengendalian Gratifikasi di lingkungan Bawaslu

Undang Undang 7 Tahun 2017 Pasal Memadai 3 5


544

1. Perbawaslu Nomor 06 Tahun 2017 tentang


Kode Etik Pegawai Bawaslu 2. Peraturan Memadai 3 5
Bersama KPU Bawaslu DKPP Kode Etik
Penyelenggara

1. Perbawaslu Nomor 06 Tahun 2017 tentang


Kode Etik Pegawai Bawaslu 2. Peraturan
Memadai 4 5
Bersama KPU Bawaslu DKPP Kode Etik
Penyelenggara

1. Perbawaslu Nomor 06 Tahun 2017 tentang


Kode Etik Pegawai Bawaslu 2. Peraturan
Memadai 4 4
Bersama KPU Bawaslu DKPP Kode Etik
Penyelenggara

1. Perbawaslu Nomor 06 Tahun 2017 tentang


Kode Etik Pegawai Bawaslu 2. Peraturan
Bersama KPU Bawaslu DKPP Kode Etik
Penyelenggara 3. Keputusan Jendral Badan
Pengawas Pemilihan umum tentang Pedoman
Memadai 1 2
verifikasi Pertanggungjawaban Keuangan di
lingkungan badan pengawas Pemilu 4.
Keputusan badan Pengawas Pemilu tentang
Pedoman perjalanan Dinas Bawaslu, Bawaslu
Provinsi, Bawaslu Kab/Kota dan Badan ADHOC
Lamp 2 SE

1. Perbawaslu Nomor 06 Tahun 2017 tentang


Kode Etik Pegawai Bawaslu 2. Peraturan
Bersama KPU Bawaslu DKPP Kode Etik
Penyelenggara 3. Keputusan Jendral Badan Memadai 1 2
Pengawas Pemilihan umum tentang Pedoman
verifikasi Pertanggungjawaban Keuangan di
lingkungan badan pengawas Pemilu

1. Perbawaslu Nomor 06 Tahun 2017 tentang


Kode Etik Pegawai Bawaslu 2. Peraturan
Memadai 2 2
Bersama KPU Bawaslu DKPP Kode Etik
Penyelenggara

1. Perbawaslu Nomor 06 Tahun 2017 tentang


Kode Etik Pegawai Bawaslu 2. Peraturan
Memadai 1 1
Bersama KPU Bawaslu DKPP Kode Etik
Penyelenggara

1. Perbawaslu Nomor 06 Tahun 2017 tentang


Kode Etik Pegawai Bawaslu 2. Peraturan
Bersama KPU Bawaslu DKPP Kode Etik
Penyelenggara 3. Keputusan Jendral Badan
Pengawas Pemilihan umum tentang Pedoman
Memadai 1 2
verifikasi Pertanggungjawaban Keuangan di
lingkungan badan pengawas Pemilu 4.
Keputusan badan Pengawas Pemilu tentang
Pedoman perjalanan Dinas Bawaslu, Bawaslu
Provinsi, Bawaslu Kab/Kota dan Badan ADHOC
Lamp 2 SE

Residu setelah Adanya


gendalian

Level Risiko

11

15 Keterangan

15 Kolom 1 : Diisi nomor risiko

15 Kolom 2 : Diisi dengan uraian peristiwa risiko yang telah diidentifikasi

15 Kolom 3 : Diisi nilai frekuensi kemungkinan terjadinya risiko tersebut

20 Kolom 4 : Diisi nilai dampak terjadinya risiko

16 Kolom 5 : Diisi dengan level risiko berdasarkan matriks risiko

2 Kolom 6 : Diisi ada atau belum ada pengendalian atas risiko


Lamp 2 SE

2 Kolom 7 : Diisi uraian pengendalian yang telah ada

4 Kolom 8 : Diisi memadai atau belum memadai berdasarkan hasil FGD

1 Kolom 9 : Diisi nilai frekuensi kemungkinan terjadinya risiko setelah ad

2 Kolom 10 : Diisi nilai dampak terjadinya risiko setelah adanya pengenda

Kolom 11 : Diisi dengan level risiko berdasarkan matriks risiko


Lamp 2 SE

elah diidentifikasi

ya risiko tersebut

ks risiko
Lamp 2 SE

sarkan hasil FGD

ya risiko setelah adanya pengendalian terpasang

adanya pengendalian terpasang

ks risiko
Lamp 2 SE

Tabel Rencana Tindak Pengendalian

Rencana
Pernyataan Pengendalian/ Jadwal
No Nama Risiko
Penyebab Pelaksanaan `
Mitigasi Risiko
1 2 3 4 5

Pemberian uang atau


menerima uang atau Melakukan
Majelis sidang sengketa
hadiah yang dilakukan Pembinaan dan
menerima suap dengan Empat Bulan
oleh pejabat tertentu Pendidikan terhadap
tujuan untuk mencari
untuk melakukan atau
keuntungan secara Sekali pada TA
tidak melakukan Hakim/Majelis
pribadi/golongan dan 2023
sesuatu yang tentang Tindak
kelompok
bertentangan dengan pidana Korupsi
kewajibannya

ada gratifikasi dari adanya hubungan Melakukan


calon peserta kedekatan antara Pembinaan dalam hal Enam Bulan
partisipatif pagar pimpinan dan suatu pihak
diterima di Bawaslu sehingga ada balas jasa perekrutan Badan AD Sekali pada TA
kepada pihak yang atau nepotisme dari kedua HOC/ Pengawas 2023
berwenang belah pihak Partisipatif

Manipulasi Data dalam tidak melaksanakan tugas Melakukan Satu Minggu


hal Laporan hasil pengawasan sesuai Pembinaan dan
Pengawasan Dalam dengan tahapan proses Pendidikan terhadap Sekali pada TA
Tahapan Pemilu pemilu 2023
Pengawas Pemilu

Adanya Kolusi,
Karena tidak ada aturan Melakukan
yang melarang tim pokja Pembinaan dalam hal Enam Bulan
Korupsi dan Nepotisme
rekrutmen untuk tidak
didalam Seleksi
memiliki kedekatan perekrutan Badan AD Sekali pada TA
Anggota badan AD HOC/ Pengawas 2023
dengan calon pengawas
HOC
ad-hoc Partisipatif
Lamp 2 SE

Markup Anggaran
kegiatan dengan tujuan Melakukan
untuk mengambil adanya pihak yang ingin Empat Bulan
Pembinaan dan
keuntungan sebanyak mengambil keuntungan Sekali pada TA
banyaknya dari Pendidikan terhadap
2023
program KPU/Bawaslu Pengawas Pemilu
oleh PPK/KPA

Adanya suap dari calon Peyelenggara Pemilu Melakukan


peserta pemilu agar menerima suap dari Tiga Bulan
Pembinaan dan
dapat diloloskan dalam peserta pemilu dalam hal Sekali pada TA
proses pengawasan memanipuasikan data Pendidikan terhadap
2023
verifikasi pendaftaran proses hasil tahapan Pengawas Pemilu

Melakukan
Badan Ad Hoc Adanya kesengajaan Empat Bulan
Pembinaan dan
menerima penghasilan untuk mendapatkan Sekali pada TA
perjanalanan dinas fiktif keuntungan pribadi Pendidikan terhadap
2023
Pengawas Pemilu

Untuk mendapatkan Melakukan


Pertanggungjawaban Satu Minggu
keuntungan semata terkait Pembinaan dan
SPJ Operasional yang
apa saja yang harus Sekali pada TA
tidak benar Pendidikan terhadap
dipertanggungjawabkan 2023
Pengawas Pemilu

Pengawas dan KPU Melakukan


Kolusi antar pengawas Tiga Bulan
adhock dijanjikan oleh Pembinaan dan
ad hoc dengan kpu ad
pihak tertentu untuk Sekali pada TA
hoc Pendidikan terhadap
mendapatkan keuntungan 2023
Pengawas Pemilu

Benturan kepentingani pihak tertentu melakukan


antara Bawaslu dan kordinasi kepada bawaslu Melakukan
KPU terkait proses dan KPU agar adanya Pembinaan dan Satu Tahun
pengawasan perubahan daerah Sekali pada TA
penetapan jumlah kursi pemilihan dan menjanjikan Pendidikan terhadap 2023
dan penetapan daerah akan memberikan Pengawas Pemilu
pemilihan keuntungan
Lamp 2 SE

Penyusunan,
pengajuan dan
pengesahan rencana Melakukan
belanja tidak disusun Satu Tahun
adanya pihak yang ingin Pembinaan dan
sesuai kebutuhan itu
mengambil keuntungan Pendidikan terhadap Sekali pada TA
semua kemungkinan 2023
untuk mengakomodasi Pengawas Pemilu
kepentingan
pribadi/pihak tertentu.
Lamp 2 SE

Penanggung
jawab
Keterangan
6 Kolom 1: Nomor risiko

KETUA Kolom 2: Diisi dengan uraian peristiwa risiko yang telah

KETUA Kolom 3: Diisi dengan penyebab risiko berdasarkan anal

KETUA Kolom 4: Diisi dengan kegiatan pengendalian yang akan

KETUA Kolom 5: Diisi dengan rencana waktu pelaksanaan, misa


Lamp 2 SE

KETUA Kolom 6: Diisi dengan penanggung jawab yang melaksan

KETUA

KETUA

KETUA

KETUA

KETUA
Lamp 2 SE

KETUA
Lamp 2 SE

stiwa risiko yang telah diidentifikasi

isiko berdasarkan analisis RCA/BTA

ngendalian yang akan dilakukan

ktu pelaksanaan, misal : Minggu ke-1 Bulan Februari 2023


Lamp 2 SE

g jawab yang melaksanakan kegiatan pengendalian


Lamp 4 SE

DAFTAR RISIKO KECURANGAN


pada program/kegiatan (sebutkan topik APP) di (objek penugasan)

Tahapan Skenario Pemilik Nilai Risiko Sisa Uraian


No Nama Risiko Uraian Penyebab Pengendalian Terpasang
Proses Risiko Risiko Likelihood Dampak Skala Dampak
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pemohon
Layanan dan/atau Majelis sidang
Pemberian uang atau menerima
penanganan Termohon sengketa menerima
uang atau hadiah yang dilakukan 1. Perbawaslu Nomor 06 Tahun 2017
pelanggaran dan memberi suap suap dengan tujuan
oleh pejabat tertentu untuk tentang Kode Etik Pegawai Bawaslu Menjadi
penyelesaian kepada Majelis KETUA untuk mencari 1 2 2
melakukan atau tidak melakukan 2. Peraturan Bersama KPU Bawaslu Distrust
sengketa proses sidang sengketa keuntungan secara
sesuatu yang bertentangan DKPP Kode Etik Penyelenggara
Bawaslu Kota untuk pribadi/golongan
dengan kewajibannya
Cimahi memenangkan dan kelompok
salah satu pihak

Adanya oknum adanya hubungan


Pengembangan
atau pihak yang kedekatan antara
pusat pendidikan ada gratifikasi dari calon peserta
menitipkan pimpinan dan suatu Perbawaslu Nomor 06 Tahun 2015
dan pelatihan partisipatif pagar diterima di Menjadi
peserta secara KETUA pihak sehingga ada tentang Pengendalian Gratifikasi di 1 1 1
pengawasan Bawaslu kepada pihak yang Distrust
subjektif untuk balas jasa atau lingkungan Bawaslu
pemilu berwenang
kepentingan nepotisme dari
partisipatif
pribadi/golongan kedua belah pihak

memaksakan
Laporan Hasil
laporan yang tidak tidak melaksanakan
Pencegahan/pen
Manipulasi Data dalam hal ada sumbernya tugas pengawasan
gawasan pemilu Undang Undang 7 Tahun 2017 Pasal Menjadi
Laporan hasil Pengawasan dan data yang KETUA sesuai dengan 1 1 1
dibawaslu Kota 544 Distrust
Dalam Tahapan Pemilu dibuat tahapan proses
dan bawaslu
berdasarkan pemilu
kabupaten kota
asumsi pribadi

adanya
kolusi/nepotisme Karena tidak ada
Seleksi Anggota menentukan calon aturan yang
Badan pengawas pemilu melarang tim pokja 1. Perbawaslu Nomor 06 Tahun 2017
Adanya Kolusi, Korupsi dan
Pengawas ad-hoc bukan rekrutmen untuk tentang Kode Etik Pegawai Bawaslu Menjadi
Nepotisme didalam Seleksi KETUA 1 2 2
Pemilu dan berdasarkan tidak memiliki 2. Peraturan Bersama KPU Bawaslu Distrust
Anggota badan AD HOC
Pengawas kapabilitas, namun kedekatan dengan DKPP Kode Etik Penyelenggara
Pemilu Ad-Hoc berdasarkan calon pengawas
kedekatan/KKN/H ad-hoc
ubungan keluarga

terjadi
Markup Anggaran kegiatan penggelembungan
adanya pihak yang 1. Perbawaslu Nomor 06 Tahun 2017
Pengembangan dengan tujuan untuk mengambil dalam proses Kerugian
ingin mengambil tentang Kode Etik Pegawai Bawaslu
Sistem Informasi keuntungan sebanyak banyaknya penganggaran KETUA 2 1 2 Keuangan
keuntungan 2. Peraturan Bersama KPU Bawaslu
Bawaslu dari program KPU/Bawaslu oleh pengembangan Negara
DKPP Kode Etik Penyelenggara
PPK/KPA Sistem Informasi
Bawaslu
Lamp 4 SE

Pengawas Pemilu
Peyelenggara
menjanjikan
Pemilu menerima
Pengawasan Adanya suap dari calon peserta melonggarkan 1. Perbawaslu Nomor 06 Tahun 2017
suap dari peserta
Pendaftaran dan pemilu agar dapat diloloskan proses tentang Kode Etik Pegawai Bawaslu Menjadi
KETUA pemilu dalam hal 1 2 2
Verifikasi dalam proses pengawasan pengawasan 2. Peraturan Bersama KPU Bawaslu Distrust
memanipuasikan
Peserta Pemilu verifikasi pendaftaran verifikasi peserta DKPP Kode Etik Penyelenggara
data proses hasil
pemilu demi
tahapan
mendapat imbalan

1. Perbawaslu Nomor 06 Tahun 2017


tentang Kode Etik Pegawai Bawaslu
2. Peraturan Bersama KPU Bawaslu
Pengawas ad-hoc DKPP Kode Etik Penyelenggara 3.
memberikan data Keputusan Jendral Badan Pengawas
Adanya
Honorarium Badan Ad Hoc menerima yang berbeda Pemilihan umum tentang Pedoman Kerugian
kesengajaan untuk
Pengawas Ad- penghasilan perjanalanan dinas demi KETUA verifikasi Pertanggungjawaban 1 1 1 Keuangan
mendapatkan
Hoc fiktif mendapatkan Keuangan di lingkungan badan Negara
keuntungan pribadi
perjalanan dinas pengawas Pemilu 4. Keputusan
ganda badan Pengawas Pemilu tentang
Pedoman perjalanan Dinas Bawaslu,
Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kab/Kota
dan Badan ADHOC

Kepala Sekretarat 1. Perbawaslu Nomor 06 Tahun 2017


memerintahkan Untuk tentang Kode Etik Pegawai Bawaslu
bagian mendapatkan 2. Peraturan Bersama KPU Bawaslu
Operasional perencanaan keuntungan semata DKPP Kode Etik Penyelenggara 3. Kerugian
Pertanggungjawaban SPJ
Pengawas Ad- untuk melakukan KETUA terkait apa saja Keputusan Jendral Badan Pengawas 1 1 1 Keuangan
Operasional yang tidak benar
Hoc markup terhadap yang harus Pemilihan umum tentang Pedoman Negara
operasional untuk dipertanggungjawa verifikasi Pertanggungjawaban
kepentingan bkan Keuangan di lingkungan badan
pribadi pengawas Pemilu

pengawas ad hock
dengan kpu ad
Pengawasan hock untuk tidak Pengawas dan
Pemutakhiran melakukan KPU adhock 1. Perbawaslu Nomor 06 Tahun 2017
Data Pemilih Kolusi antar pengawas ad hoc kesepakatan dijanjikan oleh tentang Kode Etik Pegawai Bawaslu Menjadi
KETUA 1 2 2
Dan dengan kpu ad hoc untuk tidak pihak tertentu untuk 2. Peraturan Bersama KPU Bawaslu Distrust
Penyusunan melaksanakan mendapatkan DKPP Kode Etik Penyelenggara
Daftar Pemilih pemutakhiran data keuntungan
secara benar
didaerah tertentu
Lamp 4 SE

pihak tertentu
Bawaslu dan KPU melakukan
Pengawasan bersepakat untuk kordinasi kepada
Benturan kepentingani antara
Penetapan menetapkan bawaslu dan KPU 1. Perbawaslu Nomor 06 Tahun 2017
Bawaslu dan KPU terkait proses
Jumlah Kursi jumlah kursi dan agar adanya tentang Kode Etik Pegawai Bawaslu Menjadi
pengawasan penetapan jumlah KETUA 1 1 1
Dan Penetapan penetapan daerah perubahan daerah 2. Peraturan Bersama KPU Bawaslu Distrust
kursi dan penetapan daerah
Daerah pemilihan untuk pemilihan dan DKPP Kode Etik Penyelenggara
pemilihan
Pemilihan melancarkan salah menjanjikan akan
satu calon memberikan
keuntungan

Mark Up biaya
standar dalam
proses
1. Perbawaslu Nomor 06 Tahun 2017
penganggaran
tentang Kode Etik Pegawai Bawaslu
dan Pihak-pihak
2. Peraturan Bersama KPU Bawaslu
yang terkait
DKPP Kode Etik Penyelenggara 3.
Penyusunan, pengajuan dan (penyedia)
Keputusan Jendral Badan Pengawas
pengesahan rencana belanja memberikan fee
adanya pihak yang Pemilihan umum tentang Pedoman Kerugian
Layanan tidak disusun sesuai kebutuhan kepada operator
KETUA ingin mengambil verifikasi Pertanggungjawaban 2 1 2 Keuangan
Perkantoran itu semua kemungkinan untuk sistem dan pihak
keuntungan Keuangan di lingkungan badan Negara
mengakomodasi kepentingan yang membantu
pengawas Pemilu 4. Keputusan
pribadi/pihak tertentu. proses pengajuan,
badan Pengawas Pemilu tentang
persetujuan
Pedoman perjalanan Dinas Bawaslu,
anggaran, dengan
Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kab/Kota
memasukan item
dan Badan ADHOC
barang yang tidak
diperlukan/meruju
k merk tertentu

……………………., ………………….. 20xx

Pimpinan Objek Penugasan


Selaku Koordinator Program/Kegiatan

(ttd)

(Nama)
Lamp 4 SE

RENCANA TINDAK PENGENDALIAN


pada program/kegiatan (sebutkan topik APP) di (objek penugasan)

Rencana Mitigasi
Penyebab
No Nama Risiko Skala Risiko PenanggungJ
Risiko Uraian Jadwal Pelaksanaan
awab
1 2 3 4 5 6 7

Melakukan
Majelis sidang Pembinaan
sengketa
Pemberian uang atau menerima uang atau menerima suap
dan
Empat Empat
hadiah yang dilakukan oleh pejabat dengan tujuan Pendidikan Bulan Sekali Bulan Sekali
tertentu untuk melakukan atau tidak 2 untuk mencari terhadap KETUA
melakukan sesuatu yang bertentangan keuntungan Hakim/Majelis pada TA pada TA
dengan kewajibannya secara 2023 2023
pribadi/golongan tentang
dan kelompok Tindak pidana
Korupsi

adanya Melakukan
hubungan Pembinaan
kedekatan
antara pimpinan dalam hal
ada gratifikasi dari calon peserta Enam Bulan Enam Bulan
dan suatu pihak perekrutan
partisipatif pagar diterima di Bawaslu 1
sehingga ada Sekali pada Sekali pada KETUA
kepada pihak yang berwenang Badan AD
balas jasa atau TA 2023 TA 2023
HOC/
nepotisme dari
kedua belah Pengawas
pihak Partisipatif

Melakukan
tidak
melaksanakan
Pembinaan
tugas dan Satu Minggu Satu Minggu
Manipulasi Data dalam hal Laporan hasil
Pengawasan Dalam Tahapan Pemilu
1 pengawasan Pendidikan Sekali pada Sekali pada KETUA
sesuai dengan terhadap TA 2023 TA 2023
tahapan proses
pemilu Pengawas
Pemilu
Lamp 4 SE

Karena tidak Melakukan


ada aturan yang Pembinaan
melarang tim
pokja rekrutmen dalam hal
Enam Bulan Enam Bulan
Adanya Kolusi, Korupsi dan Nepotisme untuk tidak perekrutan
didalam Seleksi Anggota badan AD HOC
2
memiliki Sekali pada Sekali pada KETUA
Badan AD
kedekatan TA 2023 TA 2023
HOC/
dengan calon
pengawas ad- Pengawas
hoc Partisipatif

Melakukan
adanya pihak
Pembinaan
Markup Anggaran kegiatan dengan tujuan Empat Empat
yang ingin dan
untuk mengambil keuntungan sebanyak Bulan Sekali Bulan Sekali
banyaknya dari program KPU/Bawaslu
2 mengambil Pendidikan KETUA
keuntungan pada TA pada TA
oleh PPK/KPA terhadap
2023 2023
Pengawas
Pemilu

Peyelenggara Melakukan
Pemilu
menerima suap
Pembinaan
Adanya suap dari calon peserta pemilu dari peserta dan Tiga Bulan Tiga Bulan
agar dapat diloloskan dalam proses 2 pemilu dalam Pendidikan Sekali pada Sekali pada KETUA
pengawasan verifikasi pendaftaran hal terhadap TA 2023 TA 2023
memanipuasika
n data proses Pengawas
Melakukan
Adanya
hasil tahapan Pemilu
Pembinaan
kesengajaan Empat Empat
dan
Badan Ad Hoc menerima penghasilan untuk Bulan Sekali Bulan Sekali
perjanalanan dinas fiktif
1
mendapatkan Pendidikan KETUA
pada TA pada TA
keuntungan terhadap
2023 2023
pribadi
Untuk Melakukan
Pengawas
mendapatkan Pembinaan
Pemilu
keuntungan dan Satu Minggu Satu Minggu
Pertanggungjawaban SPJ Operasional semata terkait
yang tidak benar
1
apa saja yang Pendidikan Sekali pada Sekali pada KETUA
harus terhadap TA 2023 TA 2023
dipertanggungja
pihak tertentu Melakukan
Pengawas
Pengawas
wabkandan
melakukan
KPU adhock
Pembinaan
Pemilu
kordinasi
dijanjikan oleh dan
Melakukan Tiga Bulan Tiga Bulan
Kolusi antar pengawas ad hoc dengan kpu kepada bawaslu
ad hoc
2 pihak tertentu Pendidikan
Pembinaan Sekali pada Sekali pada KETUA
dan untuk
KPU agar
Benturan kepentingani antara Bawaslu dan terhadap
dan TA 2023
Satu Tahun TA 2023
Satu Tahun
adanya
mendapatkan
KPU terkait proses pengawasan Pengawas
penetapan jumlah kursi dan penetapan
1 perubahan
keuntungan Pendidikan Sekali pada Sekali pada KETUA
daerah Pemilu
terhadap TA 2023 TA 2023
daerah pemilihan
pemilihan dan
menjanjikan Pengawas
akan Pemilu
memberikan
keuntungan
Lamp 4 SE

Melakukan
Penyusunan, pengajuan dan pengesahan
Pembinaan
adanya pihak dan Satu Tahun Satu Tahun
rencana belanja tidak disusun sesuai
yang ingin
kebutuhan itu semua kemungkinan untuk 2
mengambil Pendidikan Sekali pada Sekali pada KETUA
mengakomodasi kepentingan pribadi/pihak
keuntungan terhadap TA 2023 TA 2023
tertentu.
Pengawas
Pemilu
………………….,
………………….. 20xx
Pimpinan Objek Penugasan
Selaku Koordinator Program/Kegiatan

(ttd)

(Nama)

Anda mungkin juga menyukai