Anda di halaman 1dari 8

3.7.

2 Potensi Lokasi

Potensi lokasi dalam perancangan bukan hanya mencakup karakteristik fisik

semata, melainkan juga mengintegrasikan dan menghubungkan potensi ekonomi, integrasi

elemen yang dapat meningkatkan karakter budaya, dan sejarah yang melekat pada lokasi

sebagai unsur-unsur yang saling terkait, dapat diidentifikasi, dan dioptimalkan guna

mencapai tujuan tertentu dalam suatu proyek perancangan, terutama dalam kerangka

arsitektur, tata kota, dan perencanaan wilayah.

Gambar 3. 1 Radius Potensi Lokasi


Sumber: Analisis Pribadi
a

b Gambar 3. 2 Potensi Lokasi Radius 500 m c


Sumber: Analisis Pribadi

Melalui gambar (a), (b), dan (c), tergambar dengan jelas koridor Pasar Terong, di

mana warga setempat dan pengunjung aktif berpartisipasi dalam kegiatan berjualan barang

dagangan mereka di sepanjang jalur tersebut. Penyebaran penjual sepanjang jalur

menciptakan aksesibilitas yang tinggi bagi pembeli, memungkinkan mereka dengan mudah

mengakses pasar dan memenuhi kebutuhan mereka tanpa perlu memasuki struktur gedung

Pasar Terong. Meskipun demikian, dampak dari penjual yang tersebar di sekitar area Pasar

Terong menyebabkan pasar ini mengalami keterlambatan aktivitas, dengan para penjual

yang akhirnya memutuskan untuk tidak menduduki bangunan Pasar Terong sebagai tempat

berjualan. Situasi ini mencerminkan dinamika kompleks antara kenyamanan akses dan

dampak terhadap struktur pasar tradisional, menciptakan sebuah paradoks di mana


kegiatan jual beli terjadi secara luas di koridor luar, namun pasar inti mengalami penurunan

aktivitas yang signifikan.

d
g

e h

f i

Gambar 3. 3 Potensi Lokasi Radius 1000 m

Sumber: Analisis Pribadi

Gambar (d) menunjukkan koridor Pasar Terong yang ramai dengan aktivitas

perdagangan warga setempat dan pengunjung. Di sepanjang koridor ini, terlihat beragam

pedagang yang menjajakan barang dagangan mereka, menciptakan atmosfer yang khas dari

kehidupan pasar tradisional.

Sementara itu, pada Gambar (e), sebuah rumah makan terlihat menarik perhatian

dengan aroma masakan yang menggoda, menandakan potensi kuliner yang dapat

mengakomodasi selera lokal dan wisatawan.

Selanjutnya, Gambar (f) menampilkan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bawakaraeng

1, mencerminkan keberadaan lembaga pendidikan yang dapat menjadi pondasi untuk

pengembangan intelektual dan sosial di area tersebut. Sudut selatan Pasar Terong, seperti
yang tergambar di Gambar (g), menunjukkan potensi ruang yang strategis untuk

pengembangan usaha dan kegiatan komunitas.

Selain itu, Gambar (h) memperlihatkan keberadaan Masjid Raudhatul Muflihien,

yang menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial. Keberadaan masjid ini dapat

memberikan dimensi spiritual dan kebersamaan dalam pengembangan pusat kuliner,

menciptakan harmoni antara aspek kultural dan keberagaman dalam lingkungan tersebut.

Terakhir, pada Gambar (i), tampak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)

Pertamina, menciptakan ketersediaan fasilitas yang mendukung mobilitas dan

pengembangan infrastruktur di sekitarnya. Dengan mempertimbangkan semua potensi

yang tergambar dari keenam gambar tersebut, terlihat jelas bahwa kawasan ini memiliki

potensi besar untuk dijadikan pusat kuliner yang merangkul keragaman budaya,

pendidikan, agama, dan ekonomi. Dengan pengelolaan yang tepat, potensi tersebut dapat

dioptimalkan untuk memajukan pembangunan pusat kuliner yang berdaya saing,

berkesinambungan, dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat setempat serta

pengunjung.
j m

l n

Gambar 3. 4 Potensi Lokasi Radius 1500 m

Sumber: Analisis Pribadi

Gambar (j) dan (k) menggambarkan koridor Pasar Terong yang sibuk dengan

aktivitas perdagangan dari para pedagang lokal dan pengunjung. Terlihat jelas

keberagaman produk dan jasa yang ditawarkan di sepanjang koridor tersebut, menciptakan

atmosfer dinamis yang dapat menjadi landasan bagi pengembangan pusat kuliner yang

beragam dan menarik.

Gambar (l) menunjukkan jejeran rumah makan yang tersebar, memberikan

gambaran mengenai potensi kulinernya. Dengan beragam pilihan kuliner yang ditawarkan,

jejeran rumah makan ini dapat menjadi magnet untuk wisatawan dan penduduk lokal yang

mencari pengalaman kuliner yang unik dan autentik.

Tampak pada Gambar (m), keberadaan Pasar Terong sebagai pusat perdagangan

tradisional menambah dimensi khusus pada potensi pembangunan pusat kuliner. Pasar ini

dapat menjadi basis untuk menyediakan bahan mentah berkualitas tinggi bagi para
pengusaha kuliner lokal, menciptakan hubungan yang erat antara pasar tradisional dan

pengembangan pusat kuliner modern.

Sementara itu, Gambar (n) menunjukkan keberadaan ATM Center, menandakan

ketersediaan fasilitas perbankan yang mendukung aktivitas ekonomi di sekitar Pasar

Terong. Kehadiran fasilitas keuangan ini dapat memberikan dukungan praktis bagi pelaku

usaha kuliner dan mempermudah transaksi di lingkungan tersebut.

Dengan merinci potensi yang tergambar dari kelima gambar tersebut, jelas bahwa

kawasan ini memiliki landasan yang kokoh untuk dijadikan pusat kuliner yang berkembang

pesat. Potensi koridor Pasar Terong, jejeran rumah makan, keberadaan pasar tradisional,

dan fasilitas perbankan melalui ATM Center secara bersama-sama menciptakan ekosistem

yang mendukung pertumbuhan industri kuliner lokal. Dengan strategi pengembangan yang

bijak, potensi ini dapat dioptimalkan untuk memajukan pembangunan pusat kuliner yang

beragam, menarik, dan berkelanjutan, memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang

signifikan bagi masyarakat sekitar.


o r

s
p

q t

Gambar 3. 5 Potensi Lokasi Radius 2000 m

Sumber: Analisis Pribadi

Gambar (o) memperlihatkan keberadaan Indomart, sebuah pusat perbelanjaan yang

menyediakan berbagai kebutuhan sehari-hari, menciptakan potensi untuk mendukung

infrastruktur di sekitar kawasan tersebut. Sejalan dengan itu,

Gambar (p) menunjukkan Masjid Nurul Wathan, menjadi simbol keberagaman

budaya dan keberadaan pusat spiritual yang dapat menjadi elemen penting dalam

membangun pusat kuliner yang inklusif.

Gambar (q) memperlihatkan Apotik K24, menunjukkan ketersediaan fasilitas

kesehatan yang dapat mendukung kesejahteraan masyarakat setempat. Kehadiran fasilitas

kesehatan ini dapat menjadi faktor penting dalam pembangunan pusat kuliner,

menambahkan dimensi kesehatan dan keamanan bagi pengunjung.


Selanjutnya, Gambar (r) memperlihatkan Masjid Al-Markaz Al-Islami Makassar,

yang tidak hanya menjadi tempat ibadah tetapi juga pusat kegiatan sosial dan budaya.

Kehadiran masjid ini dapat memberikan nilai tambah pada pusat kuliner, menciptakan

ruang untuk kegiatan sosial dan budaya yang melibatkan masyarakat setempat.

Gambar (s) menunjukkan keberadaan SPBU Pertamina, menciptakan potensi untuk

mendukung mobilitas dan aktivitas ekonomi di sekitar kawasan tersebut. Fasilitas SPBU

ini dapat menjadi faktor pendukung dalam pengembangan pusat kuliner, memberikan

kenyamanan bagi para pelaku usaha dan pengunjung.

Terakhir, Gambar (t) menampilkan tempat makan pizza dan minum kopi,

menciptakan daya tarik kuliner yang berbeda. Keberadaan tempat ini dapat menjadi

pendorong utama dalam pembangunan pusat kuliner, menawarkan variasi kuliner yang

memikat bagi berbagai kalangan.

Dengan mempertimbangkan semua potensi yang tergambar dari keenam gambar

tersebut, terlihat jelas bahwa kawasan ini memiliki fondasi yang kuat untuk dijadikan pusat

kuliner yang dinamis dan beragam. Kehadiran Indomart, fasilitas kesehatan, tempat ibadah,

SPBU, dan variasi kuliner menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan industri

kuliner. Dengan pengelolaan yang tepat, potensi ini dapat dioptimalkan untuk memajukan

pembangunan pusat kuliner yang menyeluruh, memenuhi kebutuhan masyarakat, dan

memberikan kontribusi positif terhadap ekonomi lokal serta kehidupan sosial di sekitar

kawasan.

Anda mungkin juga menyukai