Anda di halaman 1dari 2

Nama : Mutia Rahmawati

NPM : 20090322515
Kelas : B / MMRS
Mata Kuliah : Manajemen Rumah Sakit – Pertemuan 13
Dosen : Prof. Dr. Muhardi, SE, M.Si.

Beri contoh implementasi konsep teori yang disampaikan hari ini pada praktiknya di industri
Kesehatan!

Manajemen Resiko di Rumah Sakit


Manajemen resiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu
organisasi atau perusahaan menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan
yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan
sistematis. (Irham Fahmi,2010)
Manajemen resiko rumah sakit pbertujuan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan
menangani sebab akibat dari ketidakpastian pada sebuahrumah sakit, sehingga manajemen
resiko diperlukan guna menghindari dan meminimalisir resiko yang akan muncul atau
dihadapioleh rumah sakit Tujuan dari manajemen resiko, yaitu :
a. Menyediakan informasi mengenai resiko
b. Meminimalkan kerugian dari berbagai resiko yang tidak dapat dikendalikan
c. Agar operasional rumah sakit dapat berjalan sesuai perkembangan yang
berkesinambungan.
d. Biaya manajemen resiko (risk management) yang efisien dan efektif.
e. Memberikan rasa aman.
f. Agar pendapatan rumah sakit stabil dan mampu memberikan kepuasan bagi pemilik dan
pihak lain.

Langkah-langkah Manajemen Risiko


a. Identifikasi Risiko Perusahaan
Identifikasi risiko bisa dilakukan dengan bantuan penggunaan checklist. Dalam sebuah
perusahaan diperlukan metode yang sistematis untuk mengeksplorasi semua segi dari
sebuah perusahaan.
b. Mengukur risiko
Mengukur usaha dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui rerata tingkat pentingnya
dan memperoleh informasi untuk menetapkan kombinasi peralatan manajemen risiko
yang tepat untuk menangani. Metode untuk mengukur risiko ini antara lain:
c. Pengendalian risiko
Pengendalian risiko (risk control) dapat dilakukan melalui pengendalian risiko dan
pembiayaan risiko. Pengendalian risiko dapat dijalankan dengan menghindari risiko
d. Memantau Risiko dan Peluang
Mengukur risiko dan peluang lingkungan, penting untuk terus memeriksa kinerja strategi
manajemen. Memantau risiko dan peluang dapat menjadi proses evaluasi juga, untuk
mengetahui apa yang kurang dari solusi penyelesaian risiko tersebut.

Manajemen risiko harus dilakukan dengan serius karena dapat berakibat fatal baik
kepada pasien, keluarga pasien, petugas rumah sakit, bahkan tenaga Kesehatan yang
bersangkutan. Kemampuan merencanakan, mengimplementasikan dan mengevaluasi
manajemen risiko harus dimiliki oleh manajer sebagai pemimpin organisasi dan bagian
organisasi pelayanan kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Tentang
Keselamatan Pasien, menjelaskan bahwa Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang
membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan
resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Insiden Keselamatan Pasien yang
selanjutnya disebut Insiden, adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang keselamatan pasien
menyebutkan bahwa sistem pelayanan kesehatan harus menjamin pelaksanaan asuhan pasien
menjadi lebih aman melalui upaya yang meliputi asesmen risiko; identifikasi dan pengelolaan
risiko pasien pelaporan dan analisis insiden; kemampuan belajar insiden dan tidak lanjutnya;
serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko; dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil

Anda mungkin juga menyukai