Anda di halaman 1dari 4

A.

Alat indra atau senses peraba atau touch pada manusia

Peraba atau touch


Fungsi indra atau senses peraba atau touch pada kulit atau skin adalah untuk
memungkinkan manusia merasakan tekanan, sentuhan, suhu, rasa sakit, dan
getaran. Semua informasi yang diperoleh oleh indra atau senses peraba atau touch
ini diterima oleh reseptor atau sel-sel dan organ-organ yang bertugas merespons
rangsangan dari luar, dan kemudian informasi tersebut dikirimkan ke saraf
sensorik.
Kulit atau skin adalah alat indra atau senses peraba atau touch pada tubuh manusia
yang berfungsi melapisi seluruh tubuh dan melindungi bagian dalam seperti
tulang dan otot. Selain itu, kulit atau skin juga dilengkapi dengan berbagai macam
reseptor yang sangat sensitif terhadap rangsangan apa pun, dan juga berperan
sebagai alat ekskresi. Pengaturan suhu tubuh juga menjadi salah satu fungsi
penting dari kulit atau skin.
Kulit atau skin memiliki saraf ujung-ujung yang sangat peka terhadap rangsangan,
khususnya di bagian-bagian tertentu seperti ujung jari dan bibir. Ketika kulit atau
skin menyentuh salah satunya, baik itu benda mati maupun benda hidup,
informasi tersebut dikirim ke otak melalui saraf-saraf tersebut untuk diproses. Jika
terjadi kerusakan pada saraf, seperti neuropati, seseorang bisa kehilangan sensasi
di daerah yang terpengaruh, misalnya tidak merasakan rasa sakit saat menjalani
operasi.
Alat indra atau senses penciuman atau olfactory pada manusia
Indra atau senses penciuman atau olfactory adalah satu diantara lima indra atau
senses yang dipunyai oleh manusia. Sebagai satu di antara dari sistem panca indra
atau senses manusia, penciuman atau olfactory indra atau senses berperan dalam
mendeteksi bau atau aroma. Proses penghiduan terjadi ketika benda-benda dari zat
kimia di sekitar kita tercium atau terhirup, dan sell saraf sensories khusus yang
berada di hidung atau nose, dengan penyebutan sel faktori, menamakannya.
Selanjutnya, sel saraf ini mengirimkan sinyal rangsangan bau ke otak untuk
diinterpretasikan, sehingga kita dapat mencium berbagai macam aroma.
Namun, terkadang kemampuan indra atau senses penciuman atau olfactory dapat
mengalami gangguan. Beberapa jenis gangguan yang mungkin terjadi pada indra
atau senses penciuman atau olfactory meliputi:
1. Hiposmiea, adalah penurunan penciumanan bau.
2. Anosmiea, adalah fenomena indra atau senses yang terjadi pada
penciuman atau olfactory yang berakibat hilangnya keseluruhan bau.
3. Parosmiae, adalah fenomena ketika indra atau senses penciuman atau
olfactory terdapat kelainan penciuman bau, seperti bau yang seharusnya
wangi dapat terasa busuk.
4. Phantosmiae, adalah ketika memcium bau yang seharusnya tidak ada
baunya, seringkali karena halusinasi.
Gangguan penciuman atau olfactory indra atau senses dapat terjadi karena banyak
faktor, termasuk pertambahan usia, merokok secara kronis, cedera dibagian kepala
atau hidung atau nose, berubahnya hormon, efek samping terhadap obat-obatan,
Pada khususnya, pada kasus COVID-19, fenomena permasalahan penciuman atau
olfactory yang mungkin muncul termasuk hilangnya tujuan penciuman atau
bahkan kehilangan penciuman secara total (anosmiae) dan gangguan persepsi
indra atau senses penciuman atau olfactory seperti parosmia dan phantosmia. Ini
merupakan salah satu gejala khas COVID-19 yang perlu diperhatikan dalam
rangka bantuan dan diagnosis infeksi virus tersebut.
Berbagai Cara untuk Menjaga Indra atau senses Penciuman atau olfactory
Indra atau senses penciuman atau olfactory merupakan hal yang penting untuk
kesehatan atau healty. Jika penciuman atau olfactory indra atau senses terganggu,
dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan atau healty, seperti kesulitan
menikmati makanan atau mendeteksi gas berbahaya.
Oleh karena itu, menjaga kesehatan atau healty indra atau senses penciuman atau
olfactory penting dilakukan dengan berbagai cara, seperti menghindari pemicu
alergi. Ketika kalian mempunyai alergi, usahakan untuk menjauhi hal – hal yang
menyebabkan alergi tersebut, dan bawa obat untuk mengatasi gejala alergi.
Selain itu, membersihkan rumah secara rutin juga diperlukan, terutama kamar
tidur dan kamar mandi, serta membersihkan benda-benda seperti gorden, sprei,
dan permainan anak. Dan yang paling penting gunakan masker dan pembersih
kimiawi. Jika memiliki hewan peliharaan, mandikan mereka secara rutin dan
bersihkan kandangnya.
Pastikan juga kualitas udara di dalam rumah terjaga dengan menciptakan sirkulasi
udara yang bersih, jauhi meroko pada ruangan tertutup, dan hindari penggunaan
cairan kimiawi yang tajam aromanya. Penggunaan alat pembersih udara atau
pelembab udara juga bisa membantu menjaga kualitas udara di dalam ruangan.
Terakhir, hindari kebiasaan mengorek hidung atau nose secara berlebihan karena
dapat menyebabkan luka dan infeksi pada hidung atau nose serta menyebabkan
mimisan.
Agar terhindar dari masalah yang demikian, Anda bisa melakukan pembersihan
hidung atau nose larutan garam yang steril. Seperti berikut:

1. Rebuslah 2 cangkir air selama 15 menit, lalu tambahkan 1 sendok teh


garam tanpa yodium dan biarkan hingga suhu ruangan.
2. Tuangkan larutan garam ke dalam neti pot yang telah dibersihkan dan
dikeringkan.
3. Miringkanlah kepala dan secara perlahan masukkan bagian ujung neti pot
ke dalam hidung atau nose.
4. Angkatlah neti pot agar larutan garam mengalir dari satu lubang hidung
atau nose ke lubang hidung atau nose yang lain.
5. Ulangilah langkah ini untuk lubang hidung atau nose yang lain.
Hidung atau nose adalah satu di antara organ yang dipunyai oleh vertebrata, tetapi
ada beberapa yang tidak mempunyai hidung contohnya ular dan ikan seperti
manusia, melainkan hanya memiliki lubang kecil yang disebut lubang hidung atau
nose. Hidung atau nose berfungsi untuk menganalisis zat kimiawi di dalam udara
yang kita hirup ke saluran eprnapasan. Kemampuan ini disebabkan oleh sel-sel
kemoreseptor di permukaan dalam rongga hidung atau nose.
Indra atau senses penciuman atau olfactory berperan penting dalam pengalaman
pengecapan. Misalnya, jika seseorang merasakan aroma masakan yang lezat, saat
makan, pastinya dia akan merasakan nikmat dari masaka tersebut. Namun,
seseorang yang sedang mengalami pilek dan indra atau senses penciuman atau
olfactorynya terganggu, makanan yang dia konsumsi akan berkurang rasanya dan
makanannya tidak terasa enak.
Sekelompok sell bersilia yang disebut sel kemoreseptor hidung atau nose berada
di bawah selaput lendir hidung atau nose. Sel-sel ini bertugas melihat dan
menganalisis senyawa kimiawi yang masuk ke dalam lendir. Proses penciuman
atau olfactory dimulai ketika senyawa kimiawi yang larut dalam udara dihirup ke
dalam hidung atau nose. Selanjutnya, senyawa kimia tersebut berdifusi ke dalam
lendir hidung atau nose dan menempel pada sel kemoreseptor. Interaksi antara
senyawa kimia dan reseptor spesifik pada sel kemoreseptor menyebabkan
timbulnya impuls listrik (potensial aksi) yang akan dikirimkan ke otak melalui
syaraf. Di otak, impuls ini diproses dan diubah menjadi sensasi bau yang spesifik
Otak manusia memiliki kemampuan untuk membedakan berbagai jenis bau,
bergantung pada senyawa kimia yang menempel pada kemoreseptor.
Tidak hanya sebagai penciuman atau olfactory bagian dalam, hidung atau nose
juga mempunyai andil yang berharga dalam sistem pernapasan. Struktur hidung
atau nose terdiri dari tulang rawan yang memberikan kekenyalan saat disentuh. Di
rongga hidung, terdapat rambut-rambut yang berfungsi untuk menghilangkan
kotoran dari udara yang kita hirup. Selain itu, lendir dalam rongga hidung
berperan dalam menangkap partikel kotoran yang masuk. Debu dan kotoran
lainnya terperangkap di lendir tersebut sehingga tidak mencemari paru-paru.
Selain sebagai penyaring, hidung juga berfungsi mengatur suhu dan kelembaban
udara yang masuk ke dalam tubuh, yang sangat penting untuk menjaga kesehatan
paru-paru manusia. Jadi, bernafas melalui hidung lebih sehat daripada melalui
mulut, karena hidung berperan dalam menyaring udara dan mengatur suhu serta
kelembaban udara tersebut.

Anda mungkin juga menyukai