Anda di halaman 1dari 5

KONJUNGTIVITIS

No. ICD-10 : H10.44 Vernal Conjunctivitis


No. ICPC-2 : F71 Allergic Conjunctivitis
Tingkat Kompetensi : 4A

PENDAHULUAN
Konjungtivitis vernalis adalah bentuk konjungtivitis alergi yang lebih serius dimana
penyebabnya tidak diketahui. Konjungtivitis vernalis paling sering terjadi pada anak laki-
laki, tinggal di iklim yang hangat, kering, subtropis, seperti Mediterania, Timur Tengah,
Afrika Tengah dan Barat, Amerika Selatan, dan negara-negara Asia, seperti Jepang,
Thailand, dan India. Di Indonesia konjungtivitis menduduki peringkat 10 besar penyakit
rawat jalan terbanyak pada tahun 20093 Dari 135.749 pasien yang berkunjung ke poli
mata, 73% adalah kasus konjungtivitis tetapi belum ada data statistik mengenai jenis
konjungtivitis yang paling banyak yang akurat
Umumnya terdapat riwayat keluarga yang bersifat alergi atopik (turunan). Sekitar 65%
pasien yang menderita konjungtivitis vernalis memiliki satu atau lebih sanak keluarga
setingkat yang memiliki penyakit turunan (misalnya asma, hay fever, iritasi kulit turunan
atau alergi selaput lendir hidung permanen). Penyakit-penyakit turunan ini umumnya
ditemukan pada pasien itu sendiri. Semua penelitian tentang penyakit ini melaporkan
bahwa biasanya kondisi akan memburuk pada musim semi dan musim panas di belahan
bumi utara, itulah mengapa dinamakan konjungtivitis ”vernalis” (atau musim semi).

TUJUAN PEMBELAJARAN

TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM


Setelah menyelesaikan modul ini, maka dokter mampu menguatkan kompetensinya pada
penyakit konjungtivitis vernal.
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Setelah menyelesaikan modul ini, maka dokter mampu:
1. Menganalisa data yang diperoleh dari anamensis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang untuk menegakan diagnosis masalah kesehatan pasien
2. Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber penyakit, pathogenesis dan
patofisiologi, akibat yang ditimbulkan serta resiko spesifik secara selektif
3. Menentukan penanganan penyakit baik klinik, epidemiologi, farmakologis, diet atau
perubahan perilaku secara rasional dan ilmiah.
4. Memilih dan menerapkan strategi pengelolaan yang paling tepat berdasarkan prinsip
kendali mutu, kendali biaya, manfaat dan keadaan pasien serta sesuai pilihan pasien.
5. Mengidentifikasi, menerapkan dan melakukan monitor evaluasi kegiatan pencegahan
yang tepat, berkaitan denga pasien, anggota keluarga dan masyarakat.
PETA KONSEP

PENEGAKAN DIAGNOSIS

ANAMNESIS
Gejalanya terutama terdiri dari gatal-gatal mata, bersama dengan tearing, keluar cairan,
iritasi, kemerahan, blepharospasm, dan fotofobia. Fotofobia bisa sangat parah, dengan
pasien yang sering datang dengan kacamata hitam dan topi gelap
PEMERIKSAAN FISIK
Secara klinis, VKC dapat dibagi menjadi 3 subtipe: konjungtiva, limbal, dan presentasi
campuran. Pada pemeriksaan eksternal, konjunctiva dapat terlihat eritema dan menebal;
ptosis reaktif dapat hadir karena fotosensitivitas. Temuan klasik giant papila (> 1 mm
diameter) terletak paling sering pada konjungtiva tarsal atas. Eversi palpebra harus
dilakukan untuk menemukan gambaran-gambaran klasik dari konjunctivitis vernal.
Konjungtiva tarsal mengembangkan penampilan cobblestone dan pada penyakit akut,
dapat ditemukan akumulasi mukus di antara papilla
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan berupa kerokan konjungtiva untuk mempelajari
gambaran sitologi. Hasil pemeriksaan menunjukkan banyak eosinofil dan granula-granula
bebas eosinofilik
DIAGNOSIS KLINIS
Konjungtivitis Vernal
DIAGNOSIS BANDING
Konjungtivitis Bakterial
Konjungtivitis Viral
Konjungtivitis Fungal

PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF

TERAPI FARMAKOLOGIS
Nama kelas Dosis Keterangan
Mast cell stabilizer Sodium cromoglicate 2%: 4- Kombinasi dengan topical
6 x tetes/ hari antihistamine memberikan
Lodoxamide thromethamie prognosis yang lebih baik
0,1% 4x/hari
Antihistamin Naphazoline HCl : 4x/hari Dapat memiliki efek kering
pada mata yang dapat
memperparah gejala
Kortikosteroid topical Flourometholone 0,1% : 3x Hanya boleh digunakan saat
tetes/ hari ada tanda keterlibatan dari
kornea
KONSELING DAN EDUKASI
Edukasi pasien tentang tatacara:
1. Pengobatan dan perawatan serta aspek lain dari konjungtivitis vernal yang harus
diketahui pasien dan keluarganya
2. Penggunaan obat tetes mata sebaiknya diperhatikan atau dilihat langsung oleh dokter
dan keluarga pasien telah memahami serta mampu melaksanakan
3. Tanda-tanda kegawatan yang harus diberitahu kepada pasien dan keluarga supaya bisa
segera dibawa ke rumah sakit terdekat untuk perawatan

MONITORING PENGOBATAN
Rencana Tindak Lanjut
1. Bila pasien tidak perlu dirawat di RS, dokter atau perawat dapat melakukan kunjungan
follow up setiap hari ke rumah pasien setelah dimulai tatalaksana
2. Respon klinis terhadap tetes mata anti alergi dinilai setelah penggunaannya selama 1
minggu

KRITERIA RUJUKAN
1. Produksi sekret mukopurulen yang banyak
2. Nyeri mata sedang hingga berat
3. Penurunan ketajaman penglihatan
4. Terdapat jaringan parut pada konjungtiva
5. Ada keterlibatan kornea
6. Konjungtivitis rekuren
7. Bila pasien tidak menunjukkan perbaikan selama 1 minggu terapi

KOMPLIKASI
Dapat menimbulkan keratitis epitel atau ulkus kornea superfisial sentral atau parasentral,
yang dapat diikuti dengan pembentukan jaringan sikatriks yang ringan. Penyakit ini juga
dapat menyebabkan penglihatan menurun. Kadang-kadang didapatkan panus, yang tidak
menutupi seluruh permukaan kornea. Perjalanan penyakitnya sangat menahun dan
berulang, sering menimbulkan kekambuhan terutama di musim panas

PROGNOSIS
Prognosis adalah bonam namun ad sanationam dubia ad bonam, karena penyakit dapat
terjadi berulang.

PENCEGAHAN
1. Menghindari faktor-faktor pencetus alergi
2. Hand Hygiene yang baik (mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun)
3. Meminimalkan paparan atau kontak dengan penderita konjungtivitis
4. Hindari penggunaan lensa kontak / membersihkan lensa kontak dengan baik
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai