Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PENELITIAN

PENINGKATAN KEAMANAN DAN EFISIENSI JARINGAN


KOMPUTER

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia


Dosen Pengampu : Dila Seltika Canta

Disusun Oleh :
Marthin James (2312055)

Universitas Mulia Balikpapan


2023
Kata Pengantar
Kemajuan teknologi informasi telah membawa perubahan mendalam dalam
dinamika jaringan komputer, menuntut kita untuk terus beradaptasi dengan tantangan
yang semakin kompleks. Oleh karena itu, dengan niat yang tulus dan tekad yang kuat,
kami dengan penuh kehormatan mempersembahkan proposal penelitian berjudul
"Peningkatan Keamanan dan Efisiensi Jaringan Komputer."
Latar belakang penelitian ini muncul dari pemahaman mendalam akan pergeseran
paradigma dalam keamanan dan operasional jaringan. Keamanan informasi yang kokoh
dan efisiensi operasional yang optimal menjadi landasan bagi kelangsungan dan
keberhasilan setiap organisasi di era digital ini.
Melalui penelitian ini, kami berambisi untuk menggali secara komprehensif ke
dalam lapisan-lapisan keamanan jaringan, mengidentifikasi potensi risiko yang mungkin
timbul, dan merumuskan strategi yang responsif. Pada saat yang sama, penelitian ini juga
akan memusatkan perhatian pada faktor-faktor yang memengaruhi efisiensi operasional,
membuka jalan untuk peningkatan kinerja yang berkelanjutan.
Kami menyampaikan proposal ini dengan harapan besar bahwa hasil penelitian ini
dapat memberikan kontribusi positif bagi pemahaman kita tentang keamanan dan
efisiensi jaringan komputer, serta memberikan landasan yang kokoh bagi perbaikan
berkelanjutan dalam lingkungan teknologi informasi kami.
Dengan kerendahan hati, kami berterima kasih atas waktu dan perhatian
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari dalam mempertimbangkan proposal penelitian ini. Semoga
upaya ini dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi perkembangan dan
keselamatan jaringan komputer.
Daftar Isi

Kata Pengantar......................................................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................................................iii
Bab 1 Pendahuluan................................................................................................................................2
Bab 2 Pembahasan................................................................................................................................4
2.1 Pengertian Ideologi Pan...............................................................................................................5
2.2 pentingnya ideologi pancasila......................................................................................................5
2.2.1 Pancasila sebagai landasan Filosofi Negara..........................................................................5
2.2.2 Pancasila sebagai identitas negara.......................................................................................6
2.2.3 peran pancasila dalam era globalisasi...................................................................................6
2.3 Kurangnya pemahaman Ideologi Pancasila.................................................................................8
2.3.1 Faktor faktor kurang nya pemahaman Ideologi Pancasila pada seseorang:.........................8
2.3.2 Berikut ini contoh penyimpangannya:..................................................................................9
2.3.3 Penyebab Penyimpangan Nilai Pancasila............................................................................10
2.3.4 Berikut ini faktor objektif penyebab penyimpangan nilai Pancasila:..................................10
Bab 3....................................................................................................................................................11
Solusi dan rekomendasi.......................................................................................................................11
Kesimpulan..........................................................................................................................................13
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................14
Bab 1
Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah


Dalam menghadapi era digital yang terus berkembang, jaringan komputer
memainkan peran sentral dalam mendukung operasional organisasi dan meningkatkan
konektivitas global. Kemajuan ini, sementara membawa dampak positif, juga
menimbulkan tantangan yang signifikan terutama terkait dengan keamanan dan efisiensi
operasional jaringan komputer.
Munculnya ancaman keamanan yang semakin kompleks, bersamaan dengan
peningkatan jumlah perangkat terhubung ke jaringan, memerlukan perhatian mendalam
terhadap perlindungan data dan infrastruktur. Sejalan dengan itu, efisiensi operasional
jaringan juga menjadi sorotan utama, mengingat pengaruh langsungnya terhadap kinerja
organisasi secara keseluruhan.
B. Tujuan Penilitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengevaluasi tingkat keamanan jaringan komputer.
2. Mengidentifikasi dan mengatasi potensi risiko keamanan yang mungkin timbul.
3. Meningkatkan efisiensi kinerja jaringan komputer.
4. Menyusun strategi integrasi antara keamanan dan efisiensi dalam suatu sistem
jaringan.
C. Manfaat Penilitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang signifikan, antara lain:
 Peningkatan keamanan data dan informasi. Memberikan perlindungan terhadap
ancaman siber yang berkembang.
 Efisiensi operasional. Meningkatkan kinerja jaringan sehingga dapat mendukung
operasional organisasi dengan lebih efisien.
 Integrasi sistem yang berkualitas. Menyusun strategi integrasi yang dapat
memberikan solusi menyeluruh dan berkelanjutan.
 Kontribusi terhadap pengetahuan. Memberikan wawasan baru dan kontribusi pada
literatur ilmiah dalam bidang keamanan dan efisiensi jaringan komputer.

Dengan menangkap esensi permasalahan keamanan dan efisiensi dalam jaringan


komputer, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang berarti dalam
menjawab kebutuhan organisasi dan institusi di era teknologi informasi yang terus
berkembang pesat.
Bab 2
Pembahasan

Dalam bagian pembahasan ini, kita akan menguraikan secara mendalam mengenai
tantangan yang dihadapi dalam upaya peningkatan keamanan dan efisiensi jaringan
komputer. Fokus utama pembahasan ini adalah merinci akar permasalahan yang
mendasari setiap tantangan dan merangkum potensi solusi yang dapat diimplementasikan.

Tantangan keamanan jaringan komputer tidak hanya terbatas pada pemahaman risiko
ancaman seperti malware atau phishing, melainkan juga mencakup penilaian mendalam
terhadap kerentanan dalam struktur perangkat keras dan perangkat lunak. Pemahaman
yang holistik mengenai keamanan mencakup perlunya melibatkan aspek-aspek teknis
yang terkait dengan potensi celah dan kelemahan dalam sistem.

Sementara itu, dalam mengatasi tantangan efisiensi operasional, fokus pembahasan akan
difokuskan pada identifikasi bottleneck dan engkel kinerja yang mungkin menghambat
kinerja jaringan secara keseluruhan. Evaluasi rute jaringan juga akan diuraikan untuk
menentukan apakah konfigurasi saat ini sudah optimal atau perlu penyesuaian untuk
meningkatkan efisiensi.

Dalam keseluruhan pembahasan, kami akan menjelaskan secara rinci bagaimana analisis
mendalam terhadap faktor-faktor penyebab kurangnya kesadaran dan langkah-langkah
perbaikan yang direkomendasikan akan membantu menciptakan lingkungan jaringan
yang lebih aman dan efisien.
2.1 Pengertian Ideologi Pan
Ideologi Pancasila adalah pandangan atau nilai-nilai luhur budaya dan religius yang
digunakan bangsa Indonesia. Hal itu berarti setiap nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ideologi merupakan gabungan dari bahasa Yunani 'ideos' dan 'logos' yang berarti
tujuan, cita-cita, sudut pandang, pemikiran, dan pengetahuan. Ideologi merupakan
seperangkat ide atau keyakinan yang menentukan cara pandang seseorang untuk mencapai
tujuan dengan berdasar kepada pengetahuan.
Sementara, Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua kata, yaitu
'panca' yang berarti lima dan 'sila' yang berarti prinsip atau asas.
Berarti, dapat disimpulkan bahwa ideologi merupakan hasil pemikiran yang isinya
mencakup nilai-nilai tertentu demi mencapai sebuah tujuan tertentu yang ingin dicapai.
Ideologi disebut juga sebagai identitas dari sebuah negara. Karena ideologi sebenarnya
memiliki fungsi yang sangat penting untuk sebuah negara, dimana ideologi digunakan
sebagai sebuah hal yang memperkuat identitas sebuah masyarakat negara.

2.2 pentingnya ideologi pancasila


Ideologi Pancasila, sebagai dasar negara Republik Indonesia, memiliki peran yang sangat penting
dalam membentuk karakter dan arah pembangunan bangsa. Dengan memahami nilai-nilai dasar
Pancasila, kita dapat merinci kontribusinya dalam membentuk fondasi kokoh bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara.

2.2.1 Pancasila sebagai landasan Filosofi Negara


Penetapan Pancasila sebagai dasar dari ideologi-ideologi negara Indonesia memberikan pengertian
bahwa negara Indonesia merupakan negara Pancasila, hal tersebut berarti bahwa semua harus tunduk
pada Pancasila, dengan membela, dan melaksanakan dalam seluruh perundang-undangan bedasarkan
Pancasila. Pandangan tersebut melukiskan bahwa Pancasila merupakan penopang yang kokoh bagi
suatu bangsa, dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan bersama untuk melindungi martabat,
kewajiban, dan hak hak semua warga bangsa Indonesia.
Pada hakikatnya Pancasila mempunyai banyak point point penting dan mengandung makna yang
positif untuk kehidupan berwarga negara di Indonesia, selain itu Pancasila juga berisi tentang konsep
konsep kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia, sekaligus memiliki pemikiran atau
gagasan mengenai tatanan kehidupan yang sesuai dengan Pancasila. Pancasila bukan hanya menuntun
kita sebagai petunjuk arah untuk melaksanakan kehidupan di dunia, tetapi juga digunakan sebagai
petunjuk arah dikehidupan pasca kehidupan di dunia. Bila penerapan Pancasila dilaksanakan dengan
baik dan diartikan secara benar, Indonesia akan memiliki pribadi bangsa yang baik dan tidak terpecah
belah. Sebagai dasar negara maka Pancasila sekaligus sumber hukum yang memilki artian bahwa
semua hukum yang disusun harus berdasarkan Pancasila.
Pancasila sangat penting dalam kehidupan di Indonesia, karena mencakup semua pedoman hidup
bernegara dan berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku di Indoensia dan membantu
dalam mewujudkan cita-cita dan pencapaian bangsa. Maka dari itu kita harus saling menjaga dan turut
serta dalam melestarikan butir-butir nilai Pancasila. Agar tidak berhenti sampai ke generasi kita saja,
kita sebagai generasi penerus harus menurunkan wawasan dan pengetahuan kita tentang Pancasila dan
juga tidak lupa menurunkan rasa nasionalisme dan semangat juang demi Indonesia yang lebih baik.

2.2.2 Pancasila sebagai identitas negara


Pancasila merupakan dasar pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pancasilapun
harus diwariskan kepada generasi muda bangsa Indonesia berikutnya melalui pendidikan. Setiap
bangsa memiliki kepedulian kepada pewarisan budaya luhur bangsanya. Oleh karenaitu, perlu ada
upaya pewarisan budaya penting tersebut melalui pendidikan Pancasila yang dilaksanakan dalam
pendidikan formal. Sebagai dasar negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara yuridis.
Seluruh tatanan hidup bernegara yang bertentangan dengan Pancasila sebagai kaidah yuridis-
konstitusional pada dasarnya tidak berlaku dan harus dicabut. Tingkat korupsi yang tinggi
merupakan salah satu contoh dari pelaksanaan kekuasaan yang otoritarian.Pancasila disebut sebagai
identitas bangsa dimana Pancasila mampu memberikan satu pertanda atau ciri khas yang melekat
dalam tubuh masyarakat. Hal ini yang mendorong bagaimana statement masyarakat mengenai nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila tersebut. Sebagai contoh nilai keadilan yang bermakna sangat
luas dan tidak memihak terhadapsatu golongan ataupun individu tertentu. Unsur pembentukan
Pancasila berasal dari bangsa Indonesia sendiri. Sejarah Indonesia membuktikan bahwa nilai
luhurbangsa yang tercipta merupakan sebuah kekayaan yang dimiliki dan tidak bisa tertandingi.

Di Indonesia tidak pernah putus-putusnya orang percaya kepada Tuhan, hal tersebut terbukti
dengan adanya tempat peribadatan yang dianggap suci, kitap sucidari berbagai ajaran agamanya,
upacara keagamaan, pendidikan keagamaan, dan lain-lain merupakan salah satu wujud nilai luhur dari
Pancasila khususnya sila ke-1.Bangsa Indonesia yang dikenal ramah tamah, sopan santun, lemah
lembut terhadap sesama mampu memberikan sumbangan terhadap pelaksanaan Pancasila, hal ini
terbukti dengan adanya pondok-pondok atau padepokan yang dibangun mencerminkan
kebersamaan dan sifat manusia yang beradab. Pandangan hidup masyarakat yang terdiri dari kesatuan
rangkaian nilai-nilai luhur tersebut adalahsuatu wawasan yang menyeluruh terhadapkehidupan itu
sendiri. Pandangan hidup berfungsi sebagai kerangka acuan baik untuk menata kehidupan diri pribadi
maupun dalam interaksi antar manusia dalam masyarakat serta alam sekitarnya.

2.2.3 peran pancasila dalam era globalisasi


Di era globalisasi, dunia seakan berubah menjadi sebuah komunitas global dimana setiap anggotanya
saling berinteraksi satu sama lain tanpa memandang apakah negara tersebut maju atau berkembang,
desa atau kota, semuanya akan berinteraksi. Sebagai sebuah negara berkembang, Indonesia masih
harus berjuang untuk peningkatan kesejahteraan rakyatnya. Keadaan yang dimiliki setiap anggota
berbeda, dan hal inilah yang menjadi alasan mengapa Indonesia tidak dapat maju jika mengikuti
negara lain yang memiliki kondisi ataupun kebiasaan berbeda. Apa yang dianggap baik bagi kita
belum tentu baik bagi pihak lain, begitupun sebaliknya. Berpegang teguh pada nilai bangsa yang
tercantum pada Pancasila mendorong negara untuk memahami kelemahan serta kekuatan dirinya.
Pendapat lain dikemukakan oleh Talcott Parsons (2007) dalam bukunya yang berjudul Social System
(Sistem Sosial). Parsons berpendapat bahwa ada empat paradigma fungsi yang harus terus dilakukan
agar masyarakat tetap eksis dan lestari. Pertama, masyarakat perlu memelihara sistem nilai budaya
yang dianut. Di Indonesia, kasusnya terjadi pada pemeliharaan Pancasila sebagai pedoman budaya
masyarakat. Kedua, masyarakat harus mampu menyesuaikan dengan perubahan, yang dalam tulisan
ini adalah globalisasi. Ketiga, terdapat fungsi integrasi dari unsur masyarakat yang beragam secara
terus-menerus. Integrasi dapat terjadi apabila seluruh lapisan masyarakat memiliki pedoman
kehidupan yang sama, yakni Pancasila. Terakhir, masyarakat perlu memiliki tujuan bersama yang
lahir dari Pancasila dan terus-menerus diperbaiki oleh pemimpin dan dinamika masyarakatnya.
Pada kenyataannya, kita harus mengakui bahwa Pancasila sendiri belum mendapat tempat yang tepat
di hati masyarakat. Penghayatan dan pemahaman akan nilai Pancasila belum benar-benar diresapi,
dibuktikan dengan banyaknya implementasi budaya asing yang tidak pas dengan budaya Indonesia.
Pancasila perlu disosialisasikan dan ditanamkan kembali, khususnya bagi anak muda dalam prosesnya
untuk mengembangkan dirinya untuk menjadi masyarakat yang modern dan dapat mempertahankan
eksistensinya. Salah satu tantangan terberat dalam melawan arus negatif globalisasi adalah
menyiapkan pendidikan bagi anak muda yang akan melakukan pembangunan Indonesia di masa
mendatang. Diharapkan kemajuan negara Indonesia kelak dapat sesuai dengan visi dan misi yang
telah dituangkan para pembela negara pada Pancasila.
Pancasila memiliki peranan penting sebagai filter (penyaring) nilai-nilai baru. Rakyat Indonesia perlu
untuk dapat menyesuaikan diri dengan cepat terhadap perkembangan zaman, tetapi Pancasila
diperlukan untuk mempertahankan nilai budaya asli. Pancasila dapat digunakan untuk memilah mana
saja nilai yang dapat diserap untuk kemudian disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila sendiri. Dengan
begitu, Pancasila tidak kaku dan menutup jalan bagi adanya perubahan. Pancasila justru memberi
kesempatan bagi nilai-nilai baru untuk tumbuh dalam negara dengan tetap berada di bawah
kepribadian bangsa.
2.3 Kurangnya pemahaman Ideologi Pancasila
Kurangnya pemahaman Ideologi Pancasila merupakan masalah serius di masyarakat Indonesia.
Faktor-faktor penyebabnya melibatkan kurikulum pendidikan yang terbatas, tingkat literasi yang
rendah, pengaruh media sosial, perubahan sosial dan pengaruh budaya asing, serta kurangnya
kesadaran politik dan keterlibatan masyarakat. Kurikulum pendidikan yang tidak mendalam dapat
membuat generasi muda sulit memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila. Literasi yang rendah
dan keterbatasan akses terhadap informasi juga berkontribusi pada kurangnya pemahaman. Pengaruh
media sosial, terutama dalam penyebaran informasi yang salah, dapat memengaruhi persepsi
masyarakat terhadap Pancasila. Adopsi nilai-nilai asing dan kurangnya kesadaran politik dapat
membuat masyarakat kurang tertarik memahami Ideologi Pancasila. Upaya holistik diperlukan,
termasuk peningkatan kurikulum pendidikan, literasi masyarakat, pengelolaan media sosial yang
bijak, pelestarian nilai budaya lokal, dan peningkatan kesadaran politik. Hanya dengan langkah-
langkah bersama ini, pemahaman yang mendalam terhadap Ideologi Pancasila dapat diwujudkan,
menjaga keutuhan dan keberlanjutan nilai-nilai dasar negara Indonesia
kurangnya kesadaran dan pemahaman Pancasila pada generasi milenial menjadi permasalahan yang
sering dibahas. Meskipun pelajaran mengenai Pancasila sudah banyak disampaikan oleh pendidik di
setiap sekolah, namun permasalahannya adalah pada diri siswa, yaitu pemuda-pemudi generasi
milenial. Artikel tersebut menyebutkan bahwa gadget sudah merajalela di kalangan pemuda-pemudi
sekarang. Sehingga masuknya teknologi ke Indonesia yang tidak disaring dengan sebaik-baiknya
dapat menimbulkan dampak yang negatif bagi bangsa Indonesia sendiri.

2.3.1 Faktor faktor kurang nya pemahaman Ideologi Pancasila pada seseorang:

-Kurikulum Pendidikan yang Terbatas: Kurangnya pemahaman Ideologi Pancasila dapat


bermula dari kurang mendalamnya penekanan pada nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum
pendidikan. Terkadang, materi pelajaran hanya menyentuh permukaan tanpa memberikan
pemahaman yang mendalam atau memberikan aplikasi konkret dalam kehidupan sehari-hari.
Jika kurikulum pendidikan tidak memadai dalam mengajarkan esensi dan aplikasi nilai-nilai
Pancasila, generasi muda akan kesulitan memahaminya.
-Tingkat Literasi yang Rendah dan Akses Informasi Terbatas: Masyarakat yang kurang
membaca atau memiliki keterbatasan akses terhadap informasi berkualitas mengenai Ideologi
Pancasila dapat mengalami kesulitan dalam memahaminya. Literasi rendah mengenai prinsip-
prinsip Pancasila dan keterbatasan akses terhadap sumber informasi yang akurat dapat
membuat pemahaman masyarakat terbatas dan cenderung disinformasi.
-Pengaruh Media Sosial: Penyebaran informasi yang salah atau disinformasi melalui media
sosial dapat merusak pemahaman masyarakat mengenai Ideologi Pancasila. Hoaks, narasi
yang salah, atau opini yang tidak berdasar dapat memengaruhi persepsi masyarakat dan
menciptakan pemahaman yang sesat terhadap prinsip-prinsip Pancasila.
-Perubahan Sosial dan Pengaruh Budaya Asing: Adopsi nilai-nilai atau tren budaya asing
yang tidak selaras dengan Ideologi Pancasila dapat menggeser nilai-nilai lokal. Pengaruh
budaya asing yang kuat dapat menciptakan perbedaan antara nilai-nilai yang diakui oleh
Ideologi Pancasila dengan nilai-nilai yang diadopsi dari luar, mengakibatkan kurangnya
pemahaman dan keterkaitan dengan Ideologi Pancasila itu sendiri.
-Kurangnya Kesadaran Politik dan Keterlibatan Masyarakat: Kurangnya kesadaran akan
pentingnya Ideologi Pancasila dalam membangun persatuan dan keadilan dapat
mengakibatkan minimnya diskusi publik atau kegiatan sosial yang membahas nilai-nilai
Pancasila.

2.3.2 Berikut ini contoh penyimpangannya:


1. Sila Pertama: “Ketuhanan Yang Maha Esa”
-Ateisme Militan: Contoh: Gerakan atau kelompok yang secara terbuka menentang dan
menyerang keyakinan agama tanpa menghormati keberagaman keyakinan di masyarakat.
-Kultus dan Pemujaan Terhadap Individu: Contoh: Adanya kelompok atau tokoh yang
dianggap sebagai "tuhan" atau memiliki kuasa ilahi, menggantikan atau merendahkan nilai-
nilai ketuhanan yang diakui secara umum.
-Sekularisme Ekstrem: Contoh: Kebijakan atau tindakan pemerintah yang secara eksplisit
meniadakan atau mengurangi peran agama dalam kehidupan bermasyarakat, tanpa
menghormati kebebasan beragama.
2. Sila Kedua: “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” -Diskriminasi Gender: Contoh: Upaya
sistematis atau perlakuan tidak adil terhadap salah satu jenis kelamin, seperti pembatasan hak
atau kesempatan bagi perempuan.
-Rasialisme dan Etnosentrisme: Contoh: Tindakan atau kebijakan yang membedakan atau
merendahkan suatu ras atau kelompok etnis, menciptakan ketidaksetaraan dan konflik sosial.
-Penyalahgunaan Hak Asasi Manusia: Contoh: Tindakan yang melanggar hak asasi manusia,
seperti penangkapan sewenang-wenang, penyiksaan, atau pembatasan kebebasan berserikat
dan berpendapat.
3. Sila Ketiga: “Persatuan Indonesia”
-Separatisme Regional: Contoh: Gerakan atau kelompok yang mengadvokasi pemisahan
wilayah tertentu dari Republik Indonesia, mengancam persatuan dan integritas negara.
-Politik Identitas: Contoh: Penggunaan identitas etnis atau agama sebagai alat untuk
menciptakan perpecahan dalam masyarakat, merongrong semangat persatuan.
-Propaganda dan Polaritas Politik: Contoh: Penyebaran informasi palsu atau polarisasi politik
yang sengaja dilakukan untuk menciptakan ketegangan dan perpecahan dalam masyarakat.
4. Sila Keempat: “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan”
-Manipulasi Pemilihan: Contoh: Upaya untuk memanipulasi hasil pemilihan umum melalui
kecurangan, pemalsuan suara, atau penggunaan kekuasaan yang tidak sah.
-Oligarki Politik: Contoh: Dominasi kekuasaan politik oleh sekelompok kecil elit atau
keluarga, menyebabkan kebijakan yang lebih menguntungkan golongan tertentu daripada
kepentingan masyarakat luas.
-Korupsi dan Penyalahgunaan Kekuasaan: Contoh: Praktik korupsi oleh pejabat publik,
termasuk suap, penggelapan dana, atau penyalahgunaan kekuasaan untuk kepentingan
pribadi.
5. Sila Kelima: “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”
-Kesenjangan Ekonomi yang Luas: Contoh: Adanya kesenjangan yang signifikan antara
kelompok masyarakat dalam hal pendapatan, kekayaan, dan akses terhadap peluang ekonomi.
-Pelayanan Publik yang Tidak Merata: Contoh: Ketidaksetaraan dalam pelayanan publik,
seperti pendidikan dan kesehatan, antara daerah perkotaan dan pedesaan, menciptakan
ketidakadilan sosial.

2.3.3 Penyebab Penyimpangan Nilai Pancasila


Melihat kasus penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila, tentu permasalahan terdapat dalam diri
seorang warga negara. Setidaknya, terdapat dua garis besar penyebab terjadinya penyimpangan, yaitu
faktor subjektif dan faktor objektif. Berdasarkan catatan Suyahman dalam Pengembangan Bahan Ajar
PPKn (2021:171), terungkap bahwa faktor subjektif berasal dari sifat seseorang dalam menghadapi
kenyataan. Pandangan dalam menghadapi kehidupan tersebut ternyata bisa disebabkan oleh beberapa
faktor lain dan berasal dari luar (faktor objektif).

2.3.4 Berikut ini faktor objektif penyebab penyimpangan nilai Pancasila:


1. Ketidaksanggupan mencerna norma-norma dan kebudayaan yang ada di sekitarnya
2. Salah dalam proses belajar, misalnya sering membaca buku yang berlawanan dengan Pancasila
3. Bingung memutuskan antara mengikuti budaya dan struktur sosial atau mengikuti
perkembangan zaman
4. Masuk dalam pergaulan yang salah
5. Sering melihat berita yang tidak sesuai Pancasila.
Bab 3
Solusi dan rekomendasi

Untuk merealisasikan secara langsung mungkin sulit, terutama pada era seperti saat ini. Tindakan
yang perlu dilakukan mungkin bisa dilakukan dengan menyadari sekeliling kita, terutama kepada
pemuda pemudi yang ada di sekitar kita atau yang ada dilingkungan kita. Memberikan pengarahan-
pengarahan yang tepat mengenai poin-poin pancasila sendiri. Menyadarkan bahwa pancasila adalah
visi misi bagi bangsa Indonesia. Tidak cukup menggunakan metode pengarahan, tapi dengan
observasi langsung terhadap lingkugan tersebut. Sebagai contoh kecilnya mengambil pada sila
pertama. Yaitu ketuhanan yang maha esa. Yang mana setiap warga Indonesia bebas memililh agama
yang dianutnya dengan tanpa ada rasa kepaksaan dari pihak manapun. Mengarahkan kepada sikap
toleransi untuk menghargai satu sama lain.

Semua arahan yang ingin diberikan, menurut kami lebih tepatnya untuk mengubah pemikiran
mereka menjadi pemikiran yang idealis dan realis untuk mewujudkan poin-poin yang ada pada
pancasila. Mengubah minset awal mereka yang awalnya pancasila itu bukan suatu hal yang penting
menjadi hal yang penting dalam kehidupan mereka. Karena berawal dari pola pikirlah semua itu
akan tergerak, pola pikir yang baik akan menghasilkan hasil yang baik pula, begitupun sebaliknya.

Bicara tentang pemuda sekarang, bukan lagi hal yang biasa, karena seperti apa pemuda pemudi
sekarang akan mengantarkan seperti apa bangsa Indonesia kedepannya. Mau menjadi lebih
berkembang atau malah menurun.

-Penguatan Kurikulum Pendidikan:

Solusi: Meningkatkan kedalaman materi Pancasila dalam kurikulum pendidikan. Menyediakan


metode pengajaran yang interaktif dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Rekomendasi: Melibatkan praktisi, tokoh masyarakat, dan ahli dalam penyusunan kurikulum untuk
memastikan keberlanjutan nilai-nilai Pancasila.

-Peningkatan Literasi Masyarakat:

Solusi: Program literasi yang merangkul segala lapisan masyarakat, termasuk pelatihan literasi
digital.

Rekomendasi: Kolaborasi dengan lembaga pendidikan, perpustakaan, dan media massa untuk
menyelenggarakan program literasi berskala besar.

-Pengelolaan Media Sosial yang Bijak:

Solusi: Kampanye penggunaan media sosial secara positif dan bertanggung jawab. Melibatkan
komunitas online untuk menyebarkan informasi yang benar.

Rekomendasi: Pembentukan tim khusus untuk memantau dan menanggapi penyebaran informasi
palsu, serta kampanye positif di media social.
-Pelestarian Budaya Lokal:

Solusi: Mendorong kegiatan-kegiatan yang mempromosikan budaya lokal, seperti festival,


pertunjukan seni, dan lokakarya tradisional.

Rekomendasi: Integrasi unsur-unsur budaya lokal dalam kurikulum sekolah dan program-program
pendidikan ekstrakurikuler.

-Peningkatan Kesadaran Politik:

Solusi: Program pendidikan politik yang mencakup nilai-nilai Pancasila dan pentingnya partisipasi
dalam kehidupan politik.

Rekomendasi: Pelibatan pemuda dalam dialog dan diskusi politik, serta penyelenggaraan acara yang
mengedukasi masyarakat tentang sistem politik.

-Pengembangan Aplikasi Edukasi Digital:

Solusi: Pengembangan aplikasi mobile atau platform online yang interaktif dan menyenangkan, fokus
pada nilai-nilai Pancasila.

Rekomendasi: Kolaborasi dengan pengembang aplikasi dan pakar pendidikan untuk menciptakan
alat yang menarik dan efektif.

-Kampanye Kesadaran Pancasila:

Solusi: Mengadakan kampanye publik yang melibatkan tokoh masyarakat, selebriti, dan pemimpin
pendapat untuk meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai Pancasila.

Rekomendasi: Pemanfaatan media massa, acara besar, dan jejaring sosial untuk mencapai audiens
yang lebih luas.
Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa kurangnya kesadaran dalam
memahami dan mengikuti Ideologi Pancasila merupakan tantangan serius yang perlu diatasi dalam
membangun fondasi ideologis negara Indonesia. Pemahaman yang mendalam tentang Pancasila,
sebagai pilar utama pembentukan negara, menjadi kunci dalam menghadapi berbagai perubahan
zaman.
Faktor-faktor seperti kurangnya pendidikan, pengaruh media, dan perubahan dinamika sosial menjadi
akar masalah utama yang menghambat pemahaman masyarakat terhadap Ideologi Pancasila. Dampak
dari kurangnya kesadaran ini dapat dilihat dalam bentuk ketidakstabilan sosial, kebijakan yang tidak
selaras dengan nilai-nilai Pancasila, dan ketidakpahaman masyarakat terhadap peran ideologi sebagai
pemandu moral dan etika.
Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya upaya serius dari pemerintah, lembaga pendidikan, dan
masyarakat secara keseluruhan. Program edukasi yang holistik, peningkatan peran media dalam
menyampaikan informasi yang seimbang, serta pembentukan kebijakan yang mendukung
implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari menjadi langkah-langkah krusial
Dalam konteks ini, kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat sangat
diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pemahaman dan praktik nilai-nilai
Pancasila. Seiring waktu, diharapkan upaya ini dapat merubah paradigma masyarakat, mengangkat
kesadaran akan pentingnya Ideologi Pancasila sebagai pilar utama dalam membentuk karakter dan
identitas bangsa Indonesia.
Sebagai penutup, penting untuk memahami bahwa membangun kesadaran terhadap Ideologi Pancasila
adalah investasi jangka panjang yang membentuk dasar keberlanjutan dan harmoni dalam masyarakat.
Dengan memperkuat pemahaman dan implementasi Ideologi Pancasila, Indonesia dapat melangkah
maju sebagai bangsa yang berlandaskan nilai-nilai luhur dan menjaga keberagaman dalam persatuan.
Daftar Pustaka

Willy Putra Setiawan, 2020, Pancasila Sebagai Landasan Berbangsa dan Bernegara, Binus University.

Susanto, 2016, Pancasila Sebagai Identitas dan Nilai Luhur Bangsa, Universitas Diponegoro.

Cinka Yuniar, 2020, Pancasila dan Perannya dalam Menghadapi Arus Globalisasi, Universitas
Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai