Anda di halaman 1dari 23

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESI

PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi


Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Diajukan oleh:

YULYA ADE SAPUTRI

F 100 110 184

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

i
NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi


Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Diajukan oleh:

YULYA ADE SAPUTRI

F 100 110 184

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

ii
ET'BT'I{GAN AIIITARA KONT'ORITIITAS DENGAN PBRIIJ\KU AGNfiSI
PADAREMA.TA

.:

Diqir,rkaq ol€h:

YT'LYA ADE SAPUTRI

F t00 1r0 184

Telah Disenrjui unnlk Dipertabankar

Di depan Denmn Penguji oleh :

Pembimbiog

Strakarta, Ftfuai Z0tS


IIUBIJNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESI
PAI)A REMA.IA

Diajukan Oleh :

YT]LYA ADE SAPUTRI


x'100 110 184
Telah Disetujui yt* Dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal, 2 Juli 2015

dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat.

Penguji Utama

Drs. Soleh Amini. M.Si

Penguji Pendamping I
Drs. Mochamad Amir. M.Si

Penguji Pendamping II
Ahcmad Ilwitvanto O. S.Psi. M.Si

Surakarta, 14 Juli 2015

Universitas Muhammadiyah Surakarta

ffi
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESI
PADA REMAJA

Yulya Ade Saputri


Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
yulyaade@ymail.com
Pembimbing:
Drs. Soleh Amini, M.Si

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas


dengan perilaku agresi pada remaja, tingkat konformitas pada remaja, tingkat
perilaku agresi pada remaja dan sumbangan efektif konformitas terhadap perilaku
agresi pada remaja. Peneliti memilih metode kuantitatif untuk mencapai tujuan
penelitian. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa-
siswi kelas XI SMA Negeri 8 Surakarta yang terdiri dari empat kelas yaitu XI
MIA 3, XI MIA 4, XI IIS 4 dan XI IIS 6 yang berjumlah 105 siswa. Teknik
pengambilan sempel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster random
sampling. Alat ukur menggunakan skala konformitas dan skala perilaku agresi.
Data penelitian dianalisi dengan menggunakan korelasi product moment. Hasil
nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,229 dengan p value (sig) = 0,009 < 0,05 yang
berarti ada hubungan positif yang signifikan antara konformitas dengan perilaku
agresi. Berdasarkan hasil analisis diketahui variabel konformitas mempunyai
rerata empirik (RE) sebesar 89,29 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 87,5 yang
berarti konformitas subjek penelitian tergolong sedang. Variabel perilaku agresi
mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 69,33 dan rerata hipotetik (RH) sebesar
92,5 yang berarti perilaku agresi pada subjek penelitian tergolong rendah.
Sumbangan efektif konformitas terhadap perilaku agresi sebesar 52%.

Kata kunci : konformitas, perilaku agresi.

PENDAHULUAAN

Persaingan masyarakat di peningkatan pada berbagai kalangan,

zaman modern terus mengalami baik orang dewasa, remaja maupun

1
anak-anak. Persaingan yang semakin cukup menjadi permasalah yang

meningkat tersebut menimbulkan pelik dan mengkhawatirkan bagi

dorongan untuk melakukan banyak pihak seperti orang tua, guru,

kekerasan atau perilaku agresi. serta masyarakat umum. Lewin

Berdasarkan Murray (dalam Kamus dalam Sarwono (2011) beranggapan,

Psikologi Chaplin, 2011) bahwa agresi dianggap sebagai

mengemukakan bahwa agresi adalah tingkah laku yang normal dan terjadi

kebutuhan untuk menyerang, pada sebagian besar remaja sebagai

melukai orang lain untuk wujud dari masalah psikologis yang

meremehkan, merugikan, dihadapinya. Remaja umumnya

mengganggu, mencemooh, merusak, menggunakan metode penyelesaian

menjahati, mengejek, dan menuduh masalah yang kurang tepat untuk

secara jahat, menghukum berat dan mengatasi pergolakan emosi.

melakukan tindakan secara sadis. Tindak kekerasan atau

Pengertian lain menurut Chaplin, perilaku agresi yang dilakukan

2011 menyatakan bahwa agresi remaja mulai semakin

merupakan suatu serangan atau memprihatinkan. Sebagaimana yang

serbuan tindakan permusuhan banyak diberitakan oleh media

ditunjukkan pada seseorang atau massa. Perilaku agresi yang

benda. Perilaku agresi sering terjadi, dilakukan oleh remaja terjadi dari

khususnya pada kalangan remaja. tahun ke tahun, sebagai contoh salah

Perilaku agresi yang satu kasus di kota Denpasar Bali

melibatkan remaja di Indonesia, pada pertengahan Mei 2012, yakni

2
beredar luas video kekerasan geng suporter. Peristiwa lain yang

wanita di media online youtube. menunjukkan perilaku agresi juga

Penganiayaan yang dilakukan geng terjadi pada tahun 2014 tepatnya

tersebut karena ketersinggungan tanggal 22 Oktober, kerusuhan

terhadap kaos kebanggan geng yang suporter laga persis versus martapura

tidak dipakai oleh anggota geng FC di manahan yang menewaskan

(Okezone). Selain itu tindak dua orang, salah satu tersangkanya

kekerasan terjadi di kota Surakarta ternyata merupakan remaja usia 18

seperti yang diberitakan oleh harian tahun kebawah. Peristiwa kekerasan

Solopos pada tanggal 5 september yang baru terjadi di tahun 2015 pada

2013 tentang penyerangan oleh tanggal 12 Febuari, dilakuakan oleh

puluhan remaja yang melibatkan 9 orang siswa SMA terhadap seorang

pelajar SMA di Surakarta yaitu temannya hanya karena tato hello

SMAN 6 Surakarta dan siswa SMAN kitty yang dimiliki korban sama

8 Surakarta. Sehari sebelumnya juga dengan tato yang dimiliki dalang

terjadi peristiwa yang sama antara kekerasan tersebut. Korban di pukul,

SMA Murni Surakarta dengan SMA di tending, di gunduli, di sundut

Muhammadiyah 1 Surakarta. Ini rokok bahkan diperlakukan tidak

sebagai akibat buntut kericuhan yang senonoh (detik.com).

terjadi pada turnamen sepak bola Peristiwa tersebut diperkuat

Liga Pendidikan Indonesia (Lipio) oleh pendapat Saad (2003) yang

antara SMA di Surakarta, terjadi menyatakan bahwa agresi adalah

akibat saling mengejek antara perilaku dengan tujuan menyakiti,

3
menyerang atau merusak terhadap Salah satu cara menyesuaikan

orang maupun benda-benda diri yang paling mudah adalah

disekelilingnya untuk dengan berperilaku mengikuti nilai

mempertahankan diri maupun akibat dan aturan yang berlaku di

dari rasa ketidakpuasan. Perilaku lingkungan sekitarnya. Bertindak

agresi tersebut memiliki unsur sesuai nilai dan aturan kelompok,

kesengajaan, obyek, serta akibat entah sesuai dengan nilai pribadi

yang tidak menyenangkan bagi pihak ataupun tidak, supaya diterima oleh

yang terkena sasaran perilaku agresi kelompok disebut sebagai

tersebut. konformitas. Remaja cenderung

Banyak faktor yang melakukan konformitas dengan

mempengaruhi remaja melakukan teman sekelasnya supaya merasa

perilaku agresi. Salah satunya adalah nyaman dalam mengikuti kegiatan di

pengaruh kelompok teman kelas sehari hari. Perilaku yang ditiru

sebayanya. Kalangan ahli Psikologi remaja ada yang bersifat positif

Perkembangan menyebutkan bahwa maupun negatif (Levianti, 2008).

remaja, bagaimana mereka Konformitas (Santrock, 2013)

dipandang oleh teman sebaya muncul ketika individu meniru sikap

merupakan aspek yang terpenting atau tingkah laku orang lain

dalam kehidupan mereka. Beberapa dikarenakan tekanan yang nyata

remaja akan melakukan apapun, agar maupun yang dibayangan mereka.

dapat dimasukan anggota kelompok Konformitas dapat bersifat positif

(Santrock, 2013). ataupun negatif pada seorang remaja,

4
bersifat negatif biasanya berupa, sosial. Yakni perasaan tidak disukai

memukul, penyerangan, melakukan teman sebayanya. Alasan lain

pencurian, pengrusakan terhadap karena mereka tidak mengiginkan

fasilitas umum, meminum minuman kelompoknya dilecehkan,

keras, merokok dan bermasalah menginginkan kelompoknya selalu

dengan orang tua dan guru. dihormati dan ditakuti. Oleh karena

Sedangkan konformitas remaja pada itu seorang remaja melakukan

kelompoknya juga dapat bersifat penyerangan dan berkelahi untuk

positif, seperti mengenakan pakaian melindungi kelompoknya serta

yang sama untuk menunjukkan bentuk solidaritas terhadap

identitas kelompoknya, melakukan kelompoknya untuk menunjukkan

kegiatan soaial bersama, remaja juga kekompakan sebagai anggota

meluangkan waktu untuk bersama kelompok. Perasaan tersebut

dengan kelompoknya, sehingga terwujud karena telah tertanam rasa

dapat menimbulkan aktivitas yang percaya terhadap kelompoknya serta

juga bermanfaat bagi kepentingan aturan yang diterapkan dalam

kelompok dan lingkungannya. kelompok. Sehingga diduga bahwa

Penyerangan remaja sebagai perilaku agresi remaja itu muncul

suatu bentuk perilaku agresi yang disebabkan oleh pengaruh

dilakukan secara kelompok. konformitas. Remaja yang konform

Keterlibatan seorang remaja pada terhadap kelompoknya akan

suatu penyerangan karena adanya cenderung untuk melakukan semua

perasaan takut terhadap penolakan kegiatan yang dilakukan oleh

5
kelompoknya, walaupun hal tersebut secara bijaksana, sehingga berujung

tidak sesuai dengan pribadianya, pada tindak kekerasan atau perilaku

seperti halnya ikut-ikutan teman agresi.

untuk berperilaku agresi. Dorongan perilaku agresi

Seharusnya remaja sebagai pada remaja akan semakin kuat

penerus bangsa yang masih memiliki sebab mereka merasa berada dalam

perjalanan panjang kedepan dapat kondisi berkelompok. Maka remaja

memanfaatkan waktu serta energi yang berada di dalam kelompoknya

mereka untuk mengikuti kegitan lebih merasa memiliki suatu

yang bermanfaat. Tetapi para remaja kekuatan yang disebut dengan

tersebut justru menggunakan waktu collective mind power. Begitu juga

serta energi mereka untuk kegitan perilaku agresi dari para remaja yang

yang tidak bermanfaat yaitu perilaku sering kali melakukan penyerangan

agresi. Remaja seharusnya secara beramai-ramai atau

berkompetisi secara sehat berkelompok, bentuk perilaku

menunjukkan kreatifitas dan tersebut disebut dengan konformitas.

intelektualitas sebagai perwujudan Hal tersebut sesuai dengan fenomena

dalam berperilaku. Tetapi para para remaja merasa tidak terima atas

remaja justru menggunakan ejekan kelompok remaja lain yang

kekerasan untuk menunjukkan kemudian berujung dengan

eksistensi diri maupun kelompoknya. penyerangan dan kekerasan. Pada

Remaja belum mampu menyikapi sebuah penelitian yang dilakukan

masalah-masalah interaksi sosial oleh Rahmat tahun 2013, ditemukan

6
bahwa 3 sampai 5 orang akan lebih menunjukkan eksisitensi diri maupun

menimbulkan konformitas dari pada kelompoknya.

1 sampai 2 orang saja. Maka Perilaku agresi menyebabkan

konformitas pada remaja terhadap para remaja yang terbiasa

kelompoknya juga akan menyelesaikan permasalahan mereka

menimbulkan perilaku agresi. dengan kekerasan, maka pada masa

Berdasarkan latar belakang selanjutnya ketika mereka telah

yang telah diuraiakan diatas maka masuk dalam kehidupan di

dapat dipahami bahwa tindakan yang masyarakat dan memiliki peran

dilakukan para remaja berawal dari penting, maka mereka akan

perasaan takut terhadap tekanan dan cenderung menyelesaikan masalah

cemooh dari dalam kelompoknya. yang ada dengan berperilaku agresi

Kemudian timbul kepatuhan seperti main hakim sendiri.

terhadap aturan kelompok serta Penelitian ini bertujuan untuk

muncul kepercayaan terhadap mengetahui hubungan antara

kelompoknya, dengan melakukan konformitas dengan perilaku agresi

perilaku agresi seperti tindak pada remaja, untuk mengetahui

kekerasan, penyerangan, serta tingkat konformitas pada remaja,

perusakan kepada benda maupun untuk mengetahui tingkat perilaku

kelompok lain. Sebagai bentuk agresi pada remaja dan untuk

perwujudan kekompakkan dan mengetahui sumbangan efektif

solidaritas dari seorang remaja konformitas terhadap perilaku agresi

terhadap suatu kelompok serta agar pada remaja.

7
METODE PENELITIAN langsung, agresi fisik pasif langsung,

Variabel yang digunakan agresi fisik pasif tidak langsung,

dalam penelitian ini adalah variabel agresi verbal aktif langsung, agresi

tergantung (perilaku agresi) dan verbal aktif tidak langsung, agresi

variabel bebas (konformitas). Subjek verbal pasif langsung dan agresi

penelitian yang digunakan adalah verbal pasif tidak langsung. Skala

siswa-siswi kelas XI SMA Negeri 8 perilaku agresi memperoleh hasil

Surakrta yang berjumlah 105 siswa. koefisien reliabilitas alpha (α) =

Teknik sampling yang digunakan 0,881. Terdapat 37 aitem valid dan 3

adalah cluster random sampling. aitem gugur. Aitem valid mempunyai

Dari beberapa kelas XI yang berada corrected item-total correlation

di SMA Negeri 8 Surakarta, bergerak dari 0,175 sampai 0,645.

terpilihlah empat kelas yang menjadi Skala konformitas yang

subjek penelitian yaitu kelas XI MIA digunakan dalam penelitian ini

3, XI MIA 4, XI IIS 4 dan XI IIS 6. disusun oleh peneliti. Penyusunan

Skala perilaku agresi dalam skala mengacu pada aspek-aspek

penelitian ini disusun oleh peneliti. konformitas yang dikemukakan oleh

Penyusunan skala mengacu aspek- (Sears, dkk, 2009) meliputi aspek-

aspek perilaku agresi yang aspek sebagai berikut: kekompakan,

dikemukakan oleh (Dayaksini, 2013) kesepakatan dan ketaatan. Skala

meliputi aspek-aspek sebagai perilaku agresi memperoleh hasil

berikut: perilaku agresi fisik aktif koefisien reliabilitas alpha (α) =

langsung, agresi fisik aktif tidak 0,795. Terdapat 35 aitem valid dan 5

8
aitem gugur. Aitem valid mempunyai Hal ini sesuai dengan teori Baron

corrected item-total correlation dan Byrne (2012) mengungkapkan

bergerak dari 0,125 sampai 0,541. bahwa salah satu aspek yang

Teknik analisis data yang menyebabkan seseorang melakukan

digunakan dalam penelitian ini perilaku agresi adalah dikarenakan

adalah analisis product moment dari adanya daya tarik in-group yang

Pearson untuk menguji hipotesis akan mengakibatkan individu merasa

dengan asumsi variabel konformitas memiliki kesamaan dengan sesama

dengan variabel perilaku agresi anggota kelompok (ingroup) dan

memenuhi asumsi linier, normal. cenderung melihat berbeda terhadap

HASIL DAN PEMBAHASAN anggota kelompok lain (outgroup).

Berdasarkan hasil uji asumsi Kesamaan yang dimiliki meliputi

variabel konformitas denganperilaku sikap, kepercayaan, nilai, perasaan,

agresi memnuhi asumsi normal dan norma dan gaya bicara

linier, sehingga analisis yang telah (konformitas).

dilakukan dengan menggunakan Banyak faktor yang

teknik korelasi product moment dari mempengaruhi remaja melakukan

Pearson diperoleh hasil nilai perilaku agresi. Salah satu faktor

koefisien korelasi (r) sebesar 0,229 yang menyebabkan seseorang

dengan p value (sig) = 0,009 < 0,05 melakukan perilaku agresi adalah

yang berarti ada hubungan positif adanya pengaruh kelompok

yang signifikan antara konformitas (Sarwono, 2010). Seseorang dapat

dengan perilaku agresi pada remaja. ikut terpengaruh oleh kelompok

9
dalam melakukan perilaku agresi. remaja akan melakukan apapun, agar

Pengaruh kelompok dalam perilaku dapat dimasukan anggota kelompok

agresi antara lain adalah menurunkan (Santrock, 2013). Salah satu cara

kendali moral. Adanya provokasi menyesuaikan diri yang paling

secara langsung dari pihak lain mudah adalah dengan berperilaku

dalam kelompok merupakan mengikuti nilai dan aturan yang

pendorong terjadi perilaku agresi. berlaku di lingkungan sekitarnya.

Seseorang akan mudah terpengaruh Bertindak sesuai nilai dan aturan

melakukan perilaku agresi pada saat kelompok, entah sesuai dengan nilai

mendapat provokasi secara langsung pribadi ataupun tidak, supaya

dari kelompoknya. Selain itu adanya diterima oleh kelompok disebut

desakan dari kelompok dan identitas sebagai konformitas. Remaja

kelompok (kalau tidak ikut cenderung melakukan konformitas

melakukan dianggap bukan anggota dengan teman sekelasnya supaya

kelompok) dapat menyebabkan merasa nyaman dalam mengikuti

seseorang melakukan perilaku agresi kegiatan di kelas sehari hari. Perilaku

(Sarwono, 2010) yang ditiru remaja ada yang bersifat

Kalangan ahli Psikologi positif maupun negatif (Levianti,

Perkembangan menyebutkan bahwa 2008).

remaja, bagaimana mereka Konformitas (Santrock, 2013)

dipandang oleh teman sebaya muncul ketika individu meniru sikap

merupakan aspek yang terpenting atau tingkah laku orang lain

dalam kehidupan mereka. Beberapa dikarenakan tekanan yang nyata

10
maupun yang dibayangan mereka. merupakan cara-cara yang

Konformitas dapat bersifat positif menyimpang. Kecenderungan untuk

ataupun negatif pada seorang remaja, melakukan konformitas tidak selalu

bersifat negatif biasanya berupa, berarti hanya mengikuti pada hal-hal

memukul, perilaku agresi, yang positif saja. Manusia juga dapat

penyerangan, melakukan pencurian, melakukan konformitas pada bentuk-

pengrusakan terhadap fasilitas bentuk perilaku negatif misalnya

umum, meminum minuman keras, mencoba minum alkohol, obat-obat

merokok dan bermasalah dengan terlarang dan berperilaku agresi

orang tua dan guru. Pernyataan lain (Sarwono, 2011).

yang sesuai Menurut (Hurlock , Hasil penelitian penelitian

2009) konformitas terhadap standar sebelumnya yang serupa

kelompok terjadi karena adanya menghasilkan tingkat signifikansi p

keinginan untuk diterima kelompok =0,002 (p<0,05) yang dilakukan oleh

sosial. Semakin tinggi keinginan (Puput & Budiani, 2012) mengenai

individu untuk diterima secara sosial pengaruh konformitas pada remaja

maka semakin tinggi pula tingkat terhadap perilaku agresi di SMK

konformitasnya. Dasar utama dari PGRI 7 Surabaya menunjukkan hasil

konformitas adalah ketika individu bahwa ada pengaruh signifikan

melakukan aktivitas dimana terdapat antara konformitas pada geng remaja

tendensi yang kuat untuk melakukan terhadap perilaku agresi di SMK

sesuatu yang sama dengan yang PGRI 7 Surabaya. Penelitian lain

lainnya, walaupun tindakan tersebut yang menunjukkan adanya hubungan

11
antara konformitas dan perilaku sedang. Hal ini berarti bahwa

agresi dilakukan oleh penelitian yang tekanan yang ada dalam norma sosial

dilakukan oleh (Fajri, 2013) bahwa tidak memiliki pengaruh yang cukup

ada hubungan positif yang besar terhadap perilaku individu

signifikan antara konformitas teman untuk melakukan konformias.

sebaya dengan perilaku agresi pada Menurut Baron & Byrne (2012) hasil

remaja. dari banyak penelitian menyatakan

Berdasarkan kategorisasi semakin kuat kebutuhan individu

skala konformitas tidak terdapat akan control pribadi, semakin sedikit

subjek penelitian yang berada di kecendrungan mereka untuk

kategori sangat rendah sebesar 0%, menuruti tekanan sosial.

subjek yang termasuk kategori Berdasarkan kategorisasi

rendah sebesar 3,81% (4 orang), skala perilaku agresi terdapat subjek

subjek dalam kategori sedang penelitian yang berada di kategori

sebesar 73,33% (77 orang), sangat rendah sebesar 16,19% (17

sedangkan untuk kategori tinggi orang), subjek yang termasuk

sebesar 22,86% sebesar (24 orang), kategori rendah sebesar 67,62% (71

dan tidak ada subjek yang orang), subjek dalam kategori sedang

konformitasnya berada di kategori sebesar 15,24% (16 orang),

sangat tinggi sebesar 0%. Hasil sedangkan untuk kategori tinggi

penelitian tersebut menunjukkan sebesar 0,95% sebesar (1 orang), dan

bahwa konformitas subjek sebagian tidak ada subjek yang

besar termasuk dalam kategori konformitasnya berada di kategori

12
sangat tinggi sebesar 0%. Hasil yang termanifestasikan dalam

tersebut menunjukkan bahwa perilaku yang baik sehingga dapat

frekuensi perilaku agresi subjek meminimalisir perilaku agresi

tertinggi terdapat pada kategori menjadi lebih kecil. Hasil tersebut

rendah. Ini berarti bahwa perilaku sesuai dengan pernyataan (Sunita,

agresi yang rendah tersebut 2010) bahwa perilaku agresi juga

dimungkinkan karena siswa di SMA selalu saja ada keterkaitannya

Negeri 8 Surakarta dapat dengan situasi-situasi sesaat yang

mengontrol diri dalam berperilaku merupakan indikasi bahwa perilaku

agresi karena perilaku agresi dapat agresi lebih disebabkan oleh faktor.

ditekan dan bahkan dapat Faktor situasi selain dapat berasal

menghindar sesuai situasi yang dari kondisi lingkungan dan

terjadi. Kelompok yang diikuti tidak pengaruh kelompok, dapat juga

menunjukkan perilaku agresi yang disebabkan oleh kondisi diri atau

tinggi sehingga individu tidak fisik seseorang.

berperilaku agresi. Berdasarkan hasil analisis

Sesuai dengan yang yang menunjukkan bahwa

dikemukakan oleh (Baron & Byrne, konformitas memberikan sumbangan

2003) bahwa rendahnya perilaku efektif sebesar 52 % terhadap

agresi dikarenakan daya tarik in- perilaku agresi. Hal ini menunjukkan

group yang terdapat pada kelompok bahwa konformitas mempengaruhi

meliputi sikap, kepercayaan, nilai, perilaku agresi sebesar 52% sehingga

perasaan, norma dan gaya bicara masih ada 48% faktor lain yang

13
mempengaruhi perilaku agresi diluar konformitas memberikan kontribusi

konformitas. Menurut Myers (2012), terhadap perilaku agresi sehingga

terdapat faktor-faktor lain yang dapat dijadikan tolak ukur dalam

mempengaruhi konformitas yaitu: perilaku agresi, meskipun masih ada

pengalaman tidak menyenangkan faktor lain yang mempengaruhi

yang mencangkup ketidak nyamanan perilaku agresi selain variabel

dan rasa sakit, sumber konformitas, tetapi tidak bisa

keterbangkitan fisik yaitu olah raga dipungkiri dalam hal ini peneliti

atau stimulus seksual, keberadaan tidak terlepas dari kesulitan dan

senjata, melihat kekerasan secara kendala dalam melakukan penelitian.

langsung maupun media elektronik Penelitian ini terdapat beberapa

televisi, provokasi, kelompok, kelemahan seperti penelitian terbatas

memainkan video kekerasan, pada populasi sehingga peneliti

pengaruh kepribadian. Serta selanjutnya yang ingin melakukan

dipengaruhi oleh faktor internal penelitian dengan tema yang sama

diantaranya frustasi, stress, jenis perlu melakukan pada ruang lingkup

kelamin, usia remaja dan faktor yang lebih luas dengan karakteristik

eksternal yaitu pendidikan, alkohol yang berbeda dengan menggunakan

dan obat-obatan, suhu udara serta atau menambah variabel-variabel

tempat tinggal rumah (kondisi lain yang belum disertakan, lebih

lingkungan). berhati-hati terhadap skala yang akan

digunakan sebagai alat ukur. Peneliti


Berdasarkan hasil penelitian
tidak mengetahui kondisi subjek
dapat disimpulkan bahwa

14
yang sesungguhnya sehingga dalam mempengaruhi terbentuknya

pengisian skala dimungkinkan terjadi perilaku agresi yang tinggi,

pengisian yang tidak jujur dengan demikian pula sebaliknya yaitu

kondisi subjek yang sesungguhnya konformitas yang rendah,

sehingga cenderung menutup-nutupi berpengaruh pula pada

informasi. terbentuknya perilaku agresi

KESIMPULAN yang rendah.

2. Tingkat perilaku agresi pada


Berdasarkan hasil analisis
remaja mempunyai rerata
data penelitian dan pembahasan yang
empirik (RE) sebesar 69,33
telah diuraikan seluruhnya, dapat
yang berarti perilaku agresi
disimpulkan bahwa
termasuk dalam kategori
1. Konformitas merupakan salah
rendah, Sedangakan tingkat
satu unsur psikologis yang
konformitas pada remaja
dapat mempengaruhi dalam
mempunyai rerata empirik
konteks pembentukan perilaku
(RE) sebesar 89,29 yang berarti
agresi. Dilihat dari hasil
konformitas temasuk dalam
analisis data penelitian
kategori sedang.
menunjukkan bahwa ada
3. Sumbangan efektif konformitas
hubungan positif yang
terhadap perilaku agresi adalah
signifikan antara konformitas
52 % yang berarti masih ada
dengan perilaku agresi pada
48 % faktor lain yang
remaja. Hal tersebut berarti
mempengaruhi perilaku agresi
konformitas yang tinggi

15
selain faktor konformitas yang SARAN

diantaranya dipengaruhi oleh Berdasarkan hasil kesimpulan

pengalaman tidak penelitian, penulis menyampaikan

menyenangkan yang rekomendasi sebagai berikut :

mencangkup ketidak nyamanan Terkait dengan uraian hasil

dan rasa sakit, sumber penelitian, maka konformitas yang

keterbangkitan fisik yaitu olah tinggi dan tingkat perilaku agresi

raga atau stimulus seksual, pada remaja khususnya siswa dapat

keberadaan senjata, melihat diminimalisir dengan berbagai

kekerasan secara langsung kegiatan-kegiataan yang bermanfaat

maupun media elektronik seperti mengikuti komunitas atau

televisi, provokasi, kelompok, organisasi tertentu sesuai hobi dan

memainkan video kekerasan, kegemaran yang diminati,

pengaruh kepribadian. Serta serta,kegiatan sosial membantu

dipengaruhi oleh faktor internal sesama, guna membentuk

diantaranya frustasi, stress, konformitas bersifat positif dan

jenis kelamin, usia remaja dan menekan perilaku agresi pada

faktor eksternal yaitu remaja.

pendidikan, alkohol dan obat- Terkait dalam pihak sekolah,

obatan, suhu udara serta tempat untuk memberikan seminar tentang

tinggal rumah (kondisi konformitas yang bersifat negatif

lingkungan). dengan perilaku agresi, agar siswa

mendapatkan informasi mengenai

16
kontribusi konformitas negatif Ali, M & M. Asrori. (2009).
Psikologi Remaja,
dengan perilaku agresi serta dampak Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta : Bumi Aksara
yang ditimbulkan dari perilaku agresi
Arifin, Anan Zainal. (2013).
berupa kerugian bagi diri sendiri dan Konformitas Pendidikan di
Sekolah. http://ict-
orang lain. Sehingga pelanggaran smpypk.blogspot.in/2013/05
/konformitas-pendidikan-di-
peraturan seperti perilaku agresi akan sekolah.html. online, diakses
tanggal 05 Febuari 2015)
terhindarkan dari para siswa.
Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan
Sedangkan terkait dalam Validitas. Yogyakarta :
Pustaka Belajar
pengembangan ilmu pengetahuan
. (2012). Penyusunan Skala
selanjutnya yang dilakukan oleh
Psikologi. Yogyakarta :
Pustaka Belajar
pihak-pihak lain yang berkompeten

dapat memperbaiki kelemahan yang Bambang, D,M. (2014). Porles Kota


Surakarta Periksa Empat
terdapat dalam penelitian ini yaitu Orang Terkait Kerusuhan
Suporter.
dengan memperluas sampel http://m.antaranews.com/ber
ita/461420/polres-kota-
penelitian dan dapat melakukan surakarta-periksa-empat-
orang-terkait-kerusuhan-
proses pengambilan data dengan suporter. (online, diakses
tanggal 7 November 2014)
situasi yang kondusif agar skala yang
Baron, R.A., Byrne, D. (2012).
diisi oleh remaja benar-benar Psikologi Sosial Jilid 2. Jakarta :
Erlangga
mewakili atau sesuai dengan
Chaplin, J.P. Kartono, K
karakteristik remaja. (Penterjemah). (2011).
Kamus Lengkap Psikologi.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
Adisubroto, Dalil. (1995). Psikologi
Sosial. Yogyakarta : UGM Dayaksini, Tri. (2012). Psikologi
Sosial. Malang : UMM Press

17
Ellis Omrod, Jeanne.(2011). terhadap Tipe Perilaku
Psikologi Pendidikan. Jakarta : Merokok padaRemaja Laki-
Erlangga laki Usia Pertengahan di
SMAN 97 Jakarta. Skripsi.
Eprika, Adhityani. (2012). Teori Jakarta : Fakultas
Obidience-Teori Kedokteran dan Ilmu
Konformitas. Kesehatan UniversitasIslam
http://meandpsy.blogspot.in/ Negeri Syarif Hidayatullah
2012/03/teori-obidience-
teori-konformitas.html. Hartini, Lili. (2009). Agresi Anak
(online, diakses tanggal 4 yang Tinggal dalam
Februari 2015) Keluarga dengan Kekerasan
Rumah Tangga. Jurnal
Fajri, N. (2013). Pengaruh self- Penelitian. Fakultas
esteem, kecerdasan emosi, Psikologi Universitas
dan konformitas teman Gunadarma
sebaya terhadap agresivitas
remaja. Skripsi. Jakarta : Koeswara, E. (1988). Agresi
Program Studi Psikologi Manusia. Bandung : PT Eresco.
UIN Syarif Hidayatullah
Kulsum, Umi & Jauhar, Mohammad.
Feldman, Robert S. (2012). (2014). Penghantar
Pengantar Psikologi. Jakarta Psikologi Sosial. Jakarta :
: Salemba Humanika (Edisi Prestasi Pustaka
10, buku 2)
Levianti. (2008). Konformitas dan
Hadi, S.(2004). Panduan Manual Bullying Pada Siswa. Jurnal
Seri Program Statistik Psikologi. Jakarta : Fakultas
(SPS-2000). Yogyakarta : Psikologi Universitas Esa
Yayasan Penerbit Fakultas Unggul. Vol 6 No 1
Psikologi UGM.
Myers, David G. (2012). Psikologi
, (2007). Metodologi
Sosial. Jakarta : Salemba
Research. Yogyakarta :
Humanika. (edisi 10, buku
Andi Ofset.
2)
Hurlock, E. B. (2009). Psikologi
Perkembangan: Suatu Pratiwi, Tiara Citra Okta, dkk.
Pendekatan Sepanjang (2013). Pengaruh
Rentang Kehidupan.Jakarta : Solidaritas Kelompok
Erlangga Sosial terhadap Perilaku
Agresi Siswa Kelas XI SMA
Negeri 85 Jakarta. Jurnal
Hartati, Sih Utami Sri. (2013). PPKN UNJ online. Jakarta :
Hubungan Bentuk Fakultas PPKN FIS
Konformitas teman Sebaya

18
Universitas Negeri Jakarta. . (2011). Psikologi Sosial.
Vol 1 No2 Jakarta : Salemba
Humanika.
Priantoro, Agung. Hubungan antara
Konformitas dengan Sears, D.O., Free dan, J.L. Peplau,
Perilaku agresif pada Siswa L.A. (2009). Psikologi
SMU Islam PB Sudirman Sosial. Penarjemah:
Jakarta. Skripsi. Jakarta : Adyanto, M. Jakarta :
Program Studi Psikologi Erlangga
Universitas Gunadarma.
Sunita, Beriyanti. (2010). Hubungan
Puput, W., Budiani, M. S. (2012). Kohesivitas dengan Perilaku
Pengaruh Konformitas pada Agresi pada Anggota Geng
geng Remaja Terhadap
Motor di Kota Medan.
Perilaku Agresi di SMK
PGRI 7 Surabaya. Jurnal Skripsi. Sumatra utara :
Ilmiah. Program Studi Fakultas Psikologi
Psikologi Universitas Negeri Universitas Sumatra Utara
Surabaya. Diunduh dari
ejournal.unesa.ac.id(diakses Taylor, S.E. Peplau, L.A & Sears,
tanggal 17 Mei 2015) D.O. (2009). Psikologi
Sosial Edisi XII. Jakarta :
Rahman, Agus Abdul. (2013). Kencana
Psikologi Sosial: Integrasi
Pengetahuan Wahyu dan Uyanto, S.S. (2009) Pedoman
Pengetahuan Empirik. Analisis Data dengan SPSS.
Jakarta : Rajawali Pers Yogyakarta : Graha Ilmu

Saad, H. M. (2003) Perkelahian Yustiningsih, Rini. (2013).


Pelajar: Potret Siswa SMU Penyerangan Buntut
di DKI Jakarta, Yogyakarta Turnamen Sepak Bola Lipio.
: Galang Press http://www.solopos.com/201
3/09/05/sman-6-solo-
Santrock, J.W. (2013). diserang-penyerangan-
Perkembangan Masa Hidup. buntut-turnamen-sepak-
Jakarta : Erlangga bola-lipio-444652. (online,
diakses tanggal 20
Sarwono, S. W. (2010). Psikologi September 2014)
Sosial: Individu dan Teori-
teori Psikologi Sosial.
Jakarta : PT.Balai Pustaka

19

Anda mungkin juga menyukai