Anda di halaman 1dari 155

SINERGI KOLABORASI

KAWAL AKSELERASI
MENUJU
TRANSFORMASI
EKONOMI
SINERGI KOLABORASI
KAWAL AKSELERASI
MENUJU
TRANSFORMASI
EKONOMI
RINGKASAN EKSEKUTIF

Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah optimalnya potensi energi terbarukan, tingginya biaya investasi tidak
melakukan pengawasan untuk mengidentifikasi akar permasalahan didukung dengan ketersediaan investasi, serta kendala lain seperti
dan memberi solusi konkret dalam rangka penyelesaian isu perizinan, pembebasan lahan, hingga harga jual yang masih rendah.
strategis yang menghambat pembangunan di daerah, dengan Ketahanan Pangan
pokok-pokok hasil pengawasan sebagai berikut. Pengantisipasian kerawanan pangan berpotensi tidak optimal
Akuntabilitas Keuangan Negara, Daerah, dan disebabkan potensi ketidakcukupan jumlah cadangan pangan serta
Desa potensi tidak tersedianya alternatif cadangan pangan selain beras.
Kebijakan tentang cadangan pangan belum menjelaskan kriteria
Capaian pengendalian inflasi daerah, per November 2023 angka
kualitas dan jumlah bahan pokok yang dijadikan cadangan pangan
year-on-year menunjukkan nilai sebesar 3,87% berbanding 2,86%
serta mekanisme pengelolaan cadangan pangan secara jelas.
secara nasional, masih dalam range target 3±1%. Belanja transfer ke
Permasalahan lain yang ditemui antara lain belum adanya Rencana
daerah masih belum efektif meningkatkan pelayanan kepada
Pangan Daerah, perencanaan kebutuhan jumlah cadangan pangan
masyarakat. Tingkat ketergantungan pemerintah daerah terhadap
belum disusun sesuai dengan standar, target jumlah Cadangan
transfer pemerintah pusat masih tinggi, yaitu di atas 60,00%. Porsi
Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) yang ditetapkan belum
belanja pegawai yang cukup tinggi yaitu di atas 30,00%. Proses
terpenuhi, belum adanya mekanisme pemantauan CPPD, serta
perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah sektor
belum dikelolanya risiko kecurangan pengelolaan cadangan pangan
peningkatan daya saing pariwisata, sektor peningkatan ketahanan
daerah secara memadai.
pangan, sektor peningkatan daya saing UMKM, sektor pengentasan
kemiskinan, dan sektor penurunan prevalensi stunting secara umum Pembangunan Ekonomi
belum memadai. Indikator dan target sasaran ultimate outcome Kebijakan kemudahan perizinan dan tata kelola Online Single
yang tertuang dalam dokumen perencanaan belum memperhatikan Submission (OSS) belum sepenuhnya optimal dalam menarik
keselarasan dengan target pemerintah pusat maupun realisasi investasi PMA. Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam
capaian tahun sebelumnya, masih belum memadainya perencanaan Negeri (P3DN) masih menghadapi kendala seperti kebijakan yang
dan penganggaran lintas OPD (crosscutting), terdapat Rp888,73 perlu diperbaiki, roadmap yang belum memadai, dan implementasi
miliar (46,45% dari anggaran dievaluasi) dialokasikan untuk belanja yang belum optimal. Industri pertambangan timah masih
yang manfaatnya tidak langsung diterima masyarakat (indirect), menghadapi berbagai persoalan terkait kurangnya pusat data,
serta masih adanya potensi ketidakefektifan dan inefisiensi belanja ketidaktaatan terhadap aturan, dan kurangnya komitmen
sebesar Rp530,78 miliar (27,74% dari anggaran dievaluasi). Rasio pemerintah untuk membenahi tata kelola industri timah. Realisasi
kemandirian keuangan daerah secara agregat hanya sebesar investasi Kawasan Industri Sadai per 31 Agustus 2023 hanya
18,58%, masuk kategori Sangat Rendah. Masih ditemukan berbagai mencapai 4,94% dari target sebesar Rp2,4 triliun. Dukungan
permasalahan pada pengadaan barang dan jasa maupun tata kelola APBN/APBD telah diberikan, namun pembiayaan dari PT RBA selaku
aset desa. BUM Desa/BUM Desa Bersama masih menunjukkan Badan Pengelola Kawasan terbatas sehingga progres infrastruktur
kondisi yang belum optimal. Terlihat dari kebijakan Pemda yang di dalam kawasan tidak sesuai target. Pandemi Covid-19
kurang selaras, kepengurusan yang kurang kompeten dan kurang berdampak pada lambatnya investasi dan pembangunan fisik di
peduli, pembinaan dan pendampingan yang belum memadai, dan PSN Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Kelayang. PSN
kurang terkoordinasi dengan baik, serta tata kelola dan akuntabilitas Program Reforma Agraria masih menemui kendala teknis yang
yang lemah. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun mengakibatkan metode dan tahapan pelaksanaan kegiatan
2019 s.d. 2022 bergerak positif, akan tetapi tingkat kemandirian memerlukan perbaikan. Pembentukan Satuan Tugas Peningkatan
daerah sebagian besar justru bergerak ke arah negatif. Tata Kelola Industri Kelapa Sawit perlu dilakukan untuk membenahi
Implementasi Aplikasi SISWASKEUDES masih terkendala pada permasalahan kompleks, termasuk rendahnya tingkat kepatuhan
belum siapnya server. Selain itu, dalam pemanfaatan aplikasi perizinan, penanaman, pengolahan, hingga produk akhir.
SISKEUDES, masih dijumpai penginputan data keuangan yang tidak Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM)
lengkap dan tidak konsisten. Penambahan aset desa yang tercatat
yang Berkualitas
belum selaras dengan realisasi belanja modalnya. Selain itu
Pelaksanaan Bauran Program Kesejahteraan Sosial belum efektif,
inventarisasi aset yang dilakukan oleh 297 (96,00%) desa, hanya
KPM PKH yang telah cukup sejahtera enggan untuk digraduasi,
berupa pencatatan, dan desa belum melakukan pemeriksaan fisik
serta ketidaktepatan sasaran penerima manfaat program ATENSI
aset secara memadai.
Anak YAPI Covid dan penerima bantuan Permakanan Bagi Lansia
Ketahanan Energi Tunggal dan Disabilitas. Penghapusan Kemiskinan Ekstrem belum
Pemerintah telah membangun beberapa infrastruktur optimal, terlihat dari rendahnya kinerja konvergensi dan
ketenagalistrikan seperti Pembangunan Gardu Induk, Pembangkit, ketidakoptimalan program dalam menurunkan beban pengeluaran,
Jaringan Transmisi dan Jaringan Distribusi, dan yang sedang meningkatkan pendapatan, dan menurunkan jumlah kantong
berlangsung saat ini adalah pembangunan kabel laut interkoneksi kemiskinan. Penyaluran Bansos Pemerintah Daerah belum memiliki
Sumatera Bangka yang diharapkan selesai di Tahun 2023. Namun regulasi yang jelas dan tidak ada evaluasi efektivitas penyaluran
ketahanan energi ini masih sangat tergantung pada energi primer bantuan sosial. Sementara itu, Bantuan Langsung Tunai (BLT)
seperti minyak bumi dan batu bara karena terkendala belum belum efektif mengurangi beban pengeluaran keluarga penerima
manfaat. Pendidikan masih menghadapi masalah seperti rendahnya Percepatan Penyelesaian Pembangunan
Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi, kurangnya
Infrastruktur dan Konektivitas
penggunaan dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri
Hasil pengawasan atas Penyediaan Akses Internet dan
(BOPTN), kurang optimalnya pelaksanaan tracer study, serta sarana
Pembangunan Digital Broadcasting System (DBS) menunjukkan
dan prasarana pendidikan masih kurang memadai. Tata kelola
bahwa lokasi dan penerima bantuan layanan akses internet belum
pemajuan kebudayaan belum memadai, ditandai oleh kurangnya
memenuhi kriteria, perangkat bermasalah atau rusak, layanan akses
infrastruktur budaya, pemajuan yang sporadis, dan kerusakan cagar
internet tidak dimanfaatkan, area blank spot yang belum
budaya. Kondisi sarana sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
mendapatkan bantuan, progres capaian pembangunan infrastruktur
belum memadai. Masih banyak sarana yang tidak termanfaatkan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) tidak sesuai target
dan tidak terpelihara. Terdapat kekurangan pembayaran tunjangan
kontrak, penggunaan koefisien pembentuk harga satuan belum
kinerja dosen yang disebabkan oleh belum tersedianya anggaran.
sesuai ketentuan, serta kesalahan aritmatika dalam menghitung
Masih diperlukan koreksi perhitungan tunjangan yang disebabkan
harga satuan pekerjaan. Tata Kelola pembangunan jalan dan
ketidaksesuaian kelas jabatan, status tugas belajar, usulan
jembatan masih belum memadai. Hal ini terlihat dari belum
tunjangan profesi, potongan absensi, dan cuti. Terkait stunting,
disusunnya Rencana Umum Jaringan Jalan (RUJJ), belum
Program Investing in Nutrition and Early Year (INEY) telah mencapai
selarasnya dokumen perencanaan dengan RPJMN, belum adanya
semua target Disbursement Linked Indicators (DLI), tetapi masih
jembatan timbang dan indikator yang mengukur waktu tempuh
terdapat catatan perbaikan terkait kebijakan dan efektivitas
dalam dokumen perencanaan pemerintah daerah. Pembangunan
pelaksanaan tugas Tim Pendamping Keluarga.
infrastruktur SPAL dan sanitasi belum sepenuhnya memadai akibat
Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan yang
rendahnya penganggaran dan akuntabilitas pelaporan, serta belum
Baik dan Bersih optimalnya pemanfaatan SPAL. Penyediaan Akses Air Minum
Masih terdapat 3 (37,5%) APIP Daerah yang masih berada pada level Perpipaan Perkotaan yang Layak dan Aman belum berjalan secara
2. Kelemahan Kapabilitas APIP antara lain belum adanya analisis optimal, terlihat dari target pada Rencana Pembangunan Daerah
gap kompetensi SDM APIP, perencanaan pengawasan belum (RPD) adalah 0,00%, serta belum ditetapkannya kebijakan SPAM
berbasis risiko, audit ketaatan belum pada program prioritas, dan Perkotaan yang tegas dan konsekuen serta selaras dengan
audit kinerja belum lintas sektoral. Sebanyak 4 APIP memperoleh kebijakan nasional. Pelaksanaan Program Perumahan Rakyat masih
skor pemetaan Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dengan kategori menyisakan permasalahan teknis atas fisik pekerjaan, serta masih
Baik, 3 APIP dengan kategori Cukup Baik, dan 1 APIP dengan diperlukan kebijakan teknis untuk pengaturan tata kelola dan
kategori Kurang Baik. Implementasi Manajemen Risiko pada manajemen hunian agar lebih berdaya guna, tepat sasaran dan
segmen Badan Usaha Milik Daerah masih terkendala pada akuntabel. Upaya penyediaan tambahan pasokan kelistrikan melalui
minimnya kebijakan dan strategi pemerintah daerah yang dapat PSN menyisakan risiko kerawanan pelayanan kelistrikan, khususnya
dijadikan legal standing implementasi manajemen risiko. Hanya 4 terkait ekspektasi kebutuhan pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
(50%) pemda yang mencapai SPIP, MRI, dan IEPK pada level 3. Tanjung Kelayang dan daerah Kawasan Industri. Persentase rumah
Pengelolaan risiko sektor ketahanan pangan dan sektor ketahanan tangga dengan kepemilikan akses layanan sanitasi layak sebesar
energi belum memadai. Hal ini terlihat dari belum adanya 91,63%, berada di atas capaian rata-rata nasional yaitu sebesar
identifikasi risiko pemda, belum ditetapkannya Perda tentang Lahan 80,92%. Akan tetapi, hasil reviu atas Program Hibah Air Limbah
Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), terdapat alih fungsi lahan Setempat APBN menunjukkan kelemahan terkait ketepatan sasaran
produksi pangan, belum disusunnya kebutuhan luas lahan, pupuk, dan implementasi sistem pengendalian intern. Sementara itu,
bibit dan benih, pakan ternak, infrastruktur pangan, alsintan dalam persentase rumah tangga yang memiliki akses air minum layak
rangka mencukupi kebutuhan pangan daerah. Belum dibentuk sebesar 80,96%, berada di bawah capaian rata-rata nasional yaitu
organisasi ad hoc yang mengkoordinasikan pengelolaan energi sebesar 91,05%. Pelaksanaan Program Hibah Air Minum Perdesaan
daerah. Tindak pidana korupsi yang ditemukan BPKP didominasi (AMD) masih ditemukan permasalahan terkait ketepatan sasaran,
kasus di Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Pengadaan ketepatan mutu, dan implementasi sistem pengendalian intern pada
Barang/Jasa di lingkup pemerintah daerah. BUMD perlu menyusun Program AMD.
kebijakan anti kecurangan yang menyeluruh. Penggunaan APBDes
belum mampu memberikan dampak yang signifikan bagi
masyarakat. Hal ini disebabkan rendahnya kualitas perencanaan
dan penganggaran desa dan adanya permasalahan
pertanggungjawaban penggunaan keuangan desa, yaitu
administrasi yang tidak tertib, kekurangan volume pekerjaan,
kualitas hasil pekerjaan tidak sesuai rencana, serta masalah
ketaatan perpajakan. Tantangan pembangunan desa terutama
adalah terbatasnya jumlah serta kualitas SDM perangkat desa,
73,70% kepala desa memiliki tingkat pendidikan SMA dan SMA ke
bawah.

FAESHOL CAHYO NUGROHO


Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Akuntabilitas Keuangan
Negara, Daerah, dan Desa

Rp888,73 M
Belanja daerah dialokasikan untuk
belanja yang manfaatnya tidak KETERGANTUNGAN BELANJA
(46,45%) DAERAH PEGAWAI
langsung diterima masyarakat

Rp530,78 M Potensi ketidakefektifan dan Belanja transfer ke daerah belum efektif


(27,74%) inefisiensi belanja daerah
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

Perencanaan dan penganggaran lintas OPD


(crosscutting) belum memadai Permasalahan BUMDes/BUMDes Bersama

Nasional
Provinsi
4%
3%
2% Pengendalian inflasi masih dalam Kebijakan Pemda yang Pengurus yang
range target 3±1% kurang selaras kurang kompeten
1%
0%
year-on-year

Rasio Kemandirian Keuangan


Daerah, kategori Sangat Rendah Tata kelola dan Pembinaan yang
akuntabilitas yang lemah belum memadai

Aplikasi SISWASKEUDES masih Pemanfaatan SISKEUDES dalam Desa belum melakukan


terkendala belum siapnya server penginputan data keuangan pemeriksaan fisik aset secara
tidak lengkap dan tidak konsisten memadai

Ketahanan Energi Ketahanan Pangan


Ketahanan energi masih sangat tergantung Belum adanya Rencana Pangan Daerah
pada energi primer seperti minyak bumi dan
batu bara karena terkendala belum Perencanaan kebutuhan jumlah cadangan
optimalnya potensi energi terbarukan pangan belum disusun sesuai dengan
standar

Target jumlah CPPD yang ditetapkan belum


terpenuhi

Belum adanya mekanisme pemantauan


jumlah, kualitas, dan pelepasan CPPD

Belum dikelolanya risiko kecurangan


pengelolaan cadangan pangan daerah secara
memadai
Pembangunan Ekonomi

Kemudahan perizinan dan Tata Kelola


Online Single Submission (OSS) belum
optimal dalam menarik investasi PMA

Kebijakan, roadmap, dan implementasi


program P3DN belum memadai

Industri pertambangan timah masih Realisasi Investasi Kawasan Industri


menghadapi persoalan ketidaktaatan Sadai per 31 Agustus 2023 hanya
terhadap aturan 4,94% dari targetnya Rp2,4 triliun

Perlu pembentukan Satgas


Pandemi Covid-19 berdampak pada
Peningkatan Tata Kelola Industri
lambatnya investasi dan pembangunan
Kelapa Sawit untuk membenahi
fisik di KEK Tanjung Kelayang
permasalahan kompleks

Pembangunan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas

Pelaksanaan Bauran Program Kesejahteraan


Tata kelola pemajuan kebudayaan belum
Sosial terkendala KPM yang telah cukup
memadai, karena kurangnya infrastruktur
sejahtera enggan untuk digraduasi, serta
budaya, pemajuan yang sporadis, dan
adanya ketidaktepatan sasaran penerima
kerusakan cagar budaya
manfaat

Penghapusan Kemiskinan Ekstrem belum Kondisi sarana sanitasi di Lembaga


optimal terlihat dari rendahnya kinerja Pendidikan Keagamaan belum memadai,
konvergensi dan ketidakoptimalan dengan banyaknya sarana yang tidak
program termanfaatkan dan tidak terpelihara

Penyaluran Bansos Pemerintah Daerah


Terdapat kekurangan pembayaran
belum memiliki regulasi yang jelas, dan
tunjangan kinerja dosen yang disebabkan
tidak ada evaluasi efektivitas penyaluran
oleh belum tersedianya anggaran
bantuan sosial

Program INEY telah mencapai semua target


Permasalahan sektor pendidikan seperti
Disbursement Linked Indicators (DLI), tetapi
rendahnya APK Perguruan Tinggi, kurangnya
masih terdapat catatan perbaikan terkait
penggunaan dana BOPTN, dan kurang
kebijakan dan efektivitas pelaksanaan
optimalnya pelaksanaan tracer study
tugas Tim Pendamping Keluarga
Penguatan
Penyelenggaraan
Pemerintahan yang
Baik dan Bersih

Implementasi Manajemen Risiko


Masih terdapat 3 APIP yang pada Badan Usaha
masih berada pada level 2. masih terkendala minimnya
Sebanyak 4 APIP memperoleh kebijakan dan strategi
skor pemetaan Jabatan
Fungsional Auditor (JFA) dengan
kategori Baik, 3 APIP dengan
Pengelolaan risiko sektor
kategori Cukup Baik, dan 1 APIP
ketahanan pangan dan ketahanan
dengan kategori Kurang Baik
energi belum memadai

Hanya 4 Pemda yang mencapai


SPIP, MRI, dan IEPK pada level 3
Tindak pidana korupsi yang
ditemukan BPKP didominasi
kasus di BUMD dan Pengadaan
Barang/Jasa di lingkup
Penggunaan APBDes belum pemerintah daerah
mampu memberikan dampak yang
signifikan bagi masyarakat
PERCEPATAN PENYELESAIAN

PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR DAN KONEKTIVITAS

1) AKSES INTERNET DAN DBI


Lokasi dan penerima bantuan layanan akses internet belum memenuhi kriteria,
perangkat bermasalah atau rusak, serta layanan akses internet tidak
dimanfaatkan.

2) JALAN DAN JEMBATAN


Masih belum memadai, karena belum disusunnya RUJJ, belum selarasnya
dokumen perencanaan dengan RPJMN, dan belum adanya jembatan timbang.

3) INFRASTRUKTUR SPAL
Belum sepenuhnya memadai akibat rendahnya penganggaran dan akuntabilitas
pelaporan, serta belum optimalnya pemanfaatan SPAL.

4) AKSES AIR MINUM


Belum berjalan secara optimal, terlihat dari target pada Rencana Pembangunan
Daerah adalah 0,00%, serta belum ditetapkannya kebijakan SPAM Perkotaan yang
tegas dan konsekuen serta selaras dengan kebijakan nasional.

5) PROGRAM PERUMAHAN RAKYAT


Terdapat permasalahan teknis atas fisik pekerjaan, serta masih diperlukan kebijakan
teknis untuk pengaturan tata kelola dan manajemen hunian agar lebih berdaya guna,
tepat sasaran dan akuntabel.

6) TAMBAHAN PASOKAN KELISTRIKAN


Terdapat risiko kerawanan pelayanan kelistrikan, khususnya terkait ekspektasi
kebutuhan pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Kelayang dan daerah
Kawasan Industri.

7) PERSENTASE RUMAH TANGGA DENGAN KEPEMILIKAN AKSES


LAYANAN SANITASI LAYAK DAN AIR MINUM LAYAK
Capaian akses layanan sanitasi layak sebesar 91,63%, berada di atas capaian rata-rata
nasional yaitu sebesar 80,92%. Sedangkan capaian akses air minum layak sebesar
80,96%, berada di bawah capaian rata-rata nasional yaitu sebesar 91,05%. Masih
ditemukan permasalahan terkait ketepatan sasaran, ketepatan mutu, dan implementasi
sistem pengendalian intern.
Akuntabilitas Pemda di Wilayah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Tahun 2023
AKUNTABILITAS
KEUANGAN
NEGARA,
DAFTAR ISI
DAERAH DAN KETAHANAN
DESA ENERGI

2
01
Efektivitas Pengendalian
27
Peningkatan Kualitas
33
34
Infrastruktur Energi (produksi
Inflasi Daerah Pengelolaan Keuangan Desa dan distribusi)
5 (SISKEUDES)
Efektivitas Transfer ke Daerah
30
8 Peningkatan Kualitas Tata
Evaluasi Perencanaan dan
Kelola Aset Desa KETAHANAN
Penganggaran Daerah PANGAN

39
(Lanjutan)
11
Percepatan Penyerapan
Anggaran dan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
Daerah
13
Akuntabillitas Keuangan Desa
40
Tata Kelola Cadangan Pangan
15
Pemerintah Daerah
Akuntabilitas dan Tata Kelola
Keuangan BUM Desa
18
Akuntabilitas Keuangan
Negara/Daerah
20
Analisis Fiskal dan Kinerja
Keuangan Pemerintah Daerah
23
Bimtek Implementasi FMIS
Pada Pemda
25
Peningkatan Kualitas
Pengawasan Pengelolaan
Keuangan Desa
(SISWASKEUDES)
PENGUATAN PERCEPATAN
PEMBANGUNAN PENYELENGGA- PENYELESAIAN
SUMBER DAYA RAAN PEMBANGUNAN
MANUSIA PEMERINTAHAN INFRASTRUKTUR
(SDM) YANG YANG BAIK DAN
PEMBANGUNAN
BERKUALITAS DAN BERSIH KONEKTIVITAS

45 67 95 119
EKONOMI

46 68 96 120
Kemudahan Perizinan Bauran Program Kapabilitas APIP - Pemerataan dan Penyediaan
Berusaha Kesejahteraan Sosial Pemerintah Daerah Infrastruktur, Akses Internet

49 71 99 dan Komunikasi)
Efektivitas Pengentasan
P3DN Manajemen Risiko Badan 123
Kemiskinan Ekstrem
Usaha Pembangunan Jalan dan
52 74 Jembatan
P3DN Implementasi Bansos APBD 101
55 76 Maturitas SPIP/MRI - 125
Implementasi Bansos Pemerintah Daerah Infrastruktur Sistem
Tata Kelola Industri Timah
Pengolahan Air Limbah
58
APBDesa 103
77 Pengelolaan risiko sektor
(SPAL) dan sanitasi
Pengawasan Proyek Strategis
Nasional (Triwulanan)
Kinerja Pendidikan Tinggi strategis nasional 128
80 Infrastruktur SPAM
60 Pemajuan Kebudayaan
106
Pengawasan Tata Kelola 82 Pengendalian Kecurangan 131
dan Hambatan Kelancaran Program Pembangunan
Industri Kelapa Sawit Peningkatan Sarana
Pembangunan Perumahan Rakyat
Prasarana (Sarpras)
63 (Perumahan Khusus dan
Penugasan Pengawasan atas
Pendidikan 109
Rumah Susun, Bantuan
Permintaan K/L dan/atau
85 Pengadaan ASN Tahun 2023
Simultan Perumahan Rakyat)
Audit Kinerja Pelaksanaan
Ketentuan Peraturan Menteri 112 133
Penyediaan Sarana dan
Keuangan Peningkatan Kualitas Pengawasan Proyek Strategis
Prasarana Sanitasi di
Pengelolaan JFA Nasional (PSN) Infrastruktur
Lembaga Pendidikan
Keagamaan (LPK) 115 Ketenagalistrikan

87 Pengawasan atas 135


Verifikasi atas Capaian Pengendalian Intern Tata Reviu atas Laporan Verifikasi
Disbursement Linked Kelola Desa Konsultan atas Program
Indicators (DLI) Pinjaman dan Hibah Air Limbah Setempat
Bantuan Luar Negeri
138
90 Reviu atas Laporan Verifikasi
Reviu Kekurangan
Konsultan atas Program
Pembayaran Tunjangan
Hibah Air Minum Perdesaanur
Kinerja Dosen PTKIN pada
Ketenagalistrikan
Kementerian Agama
A.
Akuntabilitas
Keuangan Negara,
Daerah, dan Desa

Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Akuntabilitas Keuangan Negara, Daerah dan Desa di Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung menunjukan kondisi yang belum optimal. Dalam hal pengendalian inflasi
daerah, pada November 2023 angka inflasi year-on-year menunjukkan nilai sebesar
3,87% berbanding 2,86% secara nasional. Belanja transfer ke daerah masih belum efektif
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini terlihat dari tingkat ketergantungan
pemerintah daerah terhadap transfer pemerintah pusat yang masih tinggi, yaitu di atas
60% dan porsi belanja pegawai yang cukup tinggi yaitu di atas 30%. Proses perencanaan
dan penganggaran Pemerintah Daerah sektor peningkatan daya saing pariwisata,
sektor peningkatan ketahanan pangan, sektor peningkatan daya saing UMKM, sektor
pengentasan kemiskinan, dan sektor penurunan prevalensi stunting secara umum belum
memadai. Indikator dan target sasaran ultimate outcome yang tertuang dalam dokumen
perencanaan belum memperhatikan keselarasan dengan target pemerintah pusat
maupun realisasi capaian tahun sebelumnya, masih belum memadainya perencanaan
dan penganggaran lintas OPD (crosscutting), terdapat Rp888,73 milyar atau 46,45% dari
anggaran yang dievaluasi dialokasikan untuk belanja yang manfaatnya tidak langsung
diterima masyarakat (indirect), serta masih adanya potensi ketidakefektifan dan inefisiensi
belanja sebesar Rp530,78 milyar atau 27,74% dari anggaran yang dievaluasi.

Rasio kemandirian keuangan daerah secara agregat adalah sebesar 18,58% yang
menunjukkan masih bergantung pada dana transfer Pemerintah Pusat. Dalam hal
akuntabilitas keuangan desa, masih ditemukan berbagai permasalahan dari sisi pengadaan
barang dan jasa maupun tata kelola aset desa. BUM Desa/BUM Desa Bersama sebagai
pengelola kekayaan desa masih menunjukkan kondisi yang belum optimal. Masih ditemukan
berbagai permasalahan mulai dari kebijakan Pemda yang kurang selaras, kepengurusan
yang kurang kompeten dan kurang peduli, pembinaan dan pendampingan yang belum
memadai dan kurang terkoordinasi dengan baik, serta tata kelola dan akuntabilitas yang
lemah. Kondisi pasca-pandemi dan adanya konflik geopolitik Rusia-Ukraina berakibat
pada disrupsi supply dan kenaikan harga pada komoditas tertentu seperti Bahan Bakar
Minyak (BBM) Industri dan Aspal Curah yang menimbulkan permasalahan dalam
pengadaan barang/jasa konstruksi pemerintah, berupa risiko pelambatan pekerjaan dan/
atau tidak terselesaikannya pekerjaan. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari
tahun 2019 s.d. 2022 bergerak positif. Akan tetapi tingkat kemandirian daerah sebagian
besar justru bergerak ke arah negatif.

Implementasi pemanfaatan teknologi dan informasi masih menemui permasalahan. Pemda


yang menggunakan aplikasi FMIS, secara paralel juga menggunakan aplikasi SIPD yang
diwajibkan oleh Kemendagri. Kondisi tersebut mengakibatkan Pemda harus melakukan
input data berulang terutama data penatausahaan ke dalam dua aplikasi yang berbeda
(FMIS dan SIPD). Implementasi Aplikasi SISWASKEUDES masih terkendala pada belum
siapnya server. Selain itu, dalam hal pemanfaatan aplikasi SISKEUDES, masih dijumpai
penginputan data keuangan yang tidak lengkap serta tidak konsisten. Pembinaan dan
pengawasan atas pengelolaan aset desa yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten
masih belum sesuai harapan. Penambahan aset desa yang tercatat tidak berbanding
lurus dengan realisasi belanja mo dalnya, diketahui pula Inventarisasi aset yang dilakukan
oleh 297 (96%) desa, hanya berupa pencatatan yang dituangkan dalam Laporan Hasil
Inventarisasi, desa belum melakukan pemeriksaan fisik aset secara memadai.

Akuntabilitas Keuangan Negara, Daerah, dan Desa 1


A.1.
Efektivitas Pengendalian
Inflasi Daerah
Kinerja inflasi di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
sampai dengan Triwulan IV Tahun 2023 sangat memprihatinkan.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Inflasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung secara year-on-year
mengalami permasalahan inflasi awalnya lebih rendah dibandingkan inflasi nasional. Namun, terjadi
pada triwulan IV tahun 2023. Pada lonjakan inflasi yang sangat tinggi di bulan Agustus 2023 yang
November 2023, angka inflasi year- mengakibatkan inflasi provinsi melampaui inflasi nasional dalam
on-year menunjukkan nilai sebesar satu bulan.
3,87% berbanding 2,86% secara
nasional. Kontribusi terbesar berasal
dari kelompok pengeluaran Makanan,
Minuman, dan Tembakau.

Hasil pendalaman menunjukkan bahwa


episentrum masalah sesungguhnya
berada di Pulau Belitung. Utamanya
masih perlu perbaikan dalam tata kelola
pangan.

Sumber: Hasil Pengawasan Bidang APD Perwakilan BPKP Provinsi


Kepulauan Bangka Belitung Triwulan IV Tahun 2023

2 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Kondisi lonjakan tren tersebut utamanya disebabkan oleh:
1. Secara year-to-date, inflasi
di kelompok pengeluaran
makanan, minuman,
dan tembakau menjadi
penyumbang inflasi terbesar,
baik secara akumulasi Provinsi
sebesar 1,8291%, maupun di
tingkat Kota PangkalpinWang
sebesar 1,2554% dan Kota
Tanjungpandan sebesar
2,8797%. Kelompok
pengeluaran transportasi
dan kesehatan merupakan
penyumbang terbesar
selanjutnya.
2. Komoditas pemberi andil
penyumbang inflasi tertinggi
di tingkat provinsi secara
year-on-year berupa beras dan angkutan udara, dan selalu ada dalam tiga komoditas penyumbang inflasi
tertinggi di Kota Pangkalpinang dan Kota Tanjungpandan. Selain itu cumi dan bawang putih juga rutin menjadi
komoditas penyumbang inflasi di level provinsi dalam beberapa bulan terakhir.
3. Mayoritas produksi pangan di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung defisit dibandingkan dengan
kebutuhannya. Hanya daging ayam ras dan cabai besar saja yang mengalami surplus, namun kedua komoditas
tersebut termasuk pemberi andil utama inflasi per November 2023 secara year-on-year.
4. Kota Tanjungpandan menjadi episentrum inflasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sementara Kota
Pangkalpinang memiliki kinerja inflasi yang mendekati angka inflasi nasional. Hal ini disebabkan adanya
perbedaan jalur pasokan bahan pokok antara Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Bahan pokok di Pulau
Bangka mayoritas dipasok dari Sumatera Selatan, sementara pasokan Pulau Belitung mayoritas berasal dari
Jakarta sehingga pemenuhan bahan pokok diasumsikan kurang efisien dengan jarak tempuh yang jauh serta
dipengaruhi oleh faktor cuaca.

Upaya yang telah dilakukan oleh Provinsi Kepulauan Bangka Belitung termasuk pemerintah daerah dalam
pengendalian inflasi adalah:
1. Mengalokasikan dana untuk
pelaksanaan Roadmap
Pengendalian Inflasi Daerah,
Strategi Pengendalian Inflasi
Daerah, dan Operasi Pasar
dan Pasar Murah. Namun realisasi
anggaran masih relatif rendah
seperti terlihat pada grafik di
samping ini.
2. Seluruh Pemerintah Daerah
di wilayah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung kecuali
Pemerintah Kabupaten
Bangka telah memformalkan
roadmap pengendalian inflasi
daerahnya.
3. Telah dilaksanakan perjanjian
Kerjasama Antar Daerah (KAD) antara Pemerintah Provinsi Bangka Belitung dengan Pemerintah daerah di luar
wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, namun perjanjian kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa
Timur, perjanjian dengan Pemerintah Provinsi Lampung, dan perjanjian dengan Pemerintah Daerah Kabupaten
Simalungun tidak berjalan maksimal yang disebabkan belum adanya perjanjian kerjasama antar OPD terkait
dari masing-masing pemerintah daerah untuk teknis pelaksanaan kerjasamanya, belum diintegrasikannya
perjanjian kerjasama dengan program/kegiatan OPD terkait serta belum siapnya sarana dan prasarana yang
Akuntabilitas Keuangan Negara, Daerah, dan Desa 3
mendukung kerjasama tersebut..
4. Telah dilaksanakan kerjasama dengan seluruh instansi di wilayah internal Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung melalui forum rapat pengendalian inflasi menjelang hari libur keagamaan dan hari besar lainnya yang
berpotensi meningkatkan angka inflasi.
5. Terhadap pengendalian harga komoditas pangan, hanya satu dari tujuh Pemerintah Daerah, yaitu Kota
Pangkalpinang yang telah menyusun dan menetapkan kebijakan terkait melalui SE Nomor: 06/SE/KOPDAG/
III/202 tentang Harga Acuan Penjualan di Konsumen dan Harga Eceran Tertinggi Beras. Sedangkan enam
Pemerintah Daerah lainnya mengacu langsung pada Peraturan Badan Pangan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2022 dan Peraturan Badan Pangan Nomor 7 tahun 2023.

Saran :
Sehubungan dengan permasalahan yang ditemukan pada saat
pengawasan, Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
menyarankan kepada:
1 Pj. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung untuk:
a. Mendorong penyusunan perjanjian kerjasama turunan antara
a. OPD terkait dengan OPD Pemda mitra sehingga diperoleh
kesepakatan petunjuk teknis pelaksanaan perjanjian kerjasama.
b.
b.
A.2.
Mendorong OPD yang terkait dengan perjanjian kerjasama antar
daerah agar mengintegrasikan kerjasama tersebut dengan

Efektivitas Transfer ke Daerah


program/kegiatan.
Para Bupati/Wali Kota di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
untuk:
2
a. Meningkatkan tata kelola pengendalian inflasi, terutama terkait
a. kelompok pengeluaran Makanan, Minuman, dan Tembakau di
wilayah kerja masing-masing.
b. Mendorong TPID masing-masing agar melaksanakan
b. pemantauan dan evaluasi atas roadmap pengendalian inflasi
daerah yang telah ditetapkan.

4 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


A.2.
Efektivitas Transfer
ke Daerah
Pemerintah telah menerbitkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2022
Tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah
Belanja transfer ke daerah masih (UU HKPD) yang merupakan bentuk reformasi total tata kelola transfer
belum efektif meningkatkan dana dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Transfer ke Daerah
pelayanan kepada masyarakat. (TKD) sebagai salah satu sumber pendapatan daerah ditujukan untuk
Nilai indikator mantap jalan mengurangi ketimpangan fiskal antara pusat dan daerah (vertikal) dan
menunjukkan tren kenaikan. ketimpangan fiskal antar daerah (horizontal), sekaligus mendorong
Sedangkan tren capaian nilai kinerja daerah dalam mewujudkan pemerataan pelayanan publik.
indikator ketersediaan air minum, Pengawasan yang dilakukan terkait efektivitas penggunaan transfer ke
capaian nilai indikator ketersediaan daerah pada Tahun 2023, berfokus pada pelaksanaan program/kegiatan
irigasi dan capaian sanitasi relatif yang bersumber dari DAU Bidang Pekerjaan Umum, DBH SDA Energi,
menurun, seiring dengan tren dan DAK Fisik Bidang Jalan di daerah dalam mendukung pemerataan
penurunan realisasi anggarannya. pelayanan publik. Efektivitas pemanfaatan DAU Bidang Pekerjaan
Tingkat ketergantungan pemerintah Umum, DBH Migas dan DAK Fisik Bidang Jalan pada tiga pemerintah
daerah di wilayah Provinsi daerah yang dievaluasi sebagian besar menunjukkan capaian yang
Kepulauan Bangka Belitung cenderung menurun. Nilai indikator mantap jalan pada pemerintah
terhadap transfer pemerintah pusat daerah menunjukkan tren kenaikan, yang mengindikasikan kondisi jalan
yang masih tinggi, yaitu di atas di Kepulauan Bangka Belitung tetap terjaga dalam kondisi baik. Tren
60% dan porsi belanja pegawai capaian nilai indikator ketersediaan air minum cenderung menurun, hal
yang masih mendominasi belanja ini dipengaruhi antara lain penurunan persentase realisasi anggaran
APBD yaitu di atas 30%. dari tahun 2020 s.d 2022. Sementara itu tren capaian nilai indikator
ketersediaan irigasi dan sanitasi juga relatif menurun seiring dengan tren
penurunan realisasi anggarannya.

Akuntabilitas Keuangan Negara, Daerah, dan Desa 5


Efektivitas Penggunaan Transfer ke Daerah
pada Tahun 2023

6 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Dari segi akuntabilitas dan efektivitas atas implementasi kebijakan dan pelaksanaan program/kegiatan pengalokasian
DAU Bidang Pekerjaan Umum, DBH Migas dan DAK Fisik Bidang Jalan terdapat permasalahan pada tiga pemerintah
daerah uji petik yaitu:

Saran :
Terhadap kondisi di atas telah disampaikan saran kepada kepala daerah
untuk:
a. Melakukan upaya percepatan penyelesaian Peraturan Kepala
a.
Daerah tentang pedoman pengelolaan risiko di lingkungan
pemerintah daerahnya, dan mengimplementasikannya sesuai
aturan yang berlaku.
b. Menginstruksikan Inspektorat Daerah untuk melakukan
b. pengawasan terhadap proses pelaksanaan paket pekerjaan jalan
di wilayahnya.
c. Menginstruksikan seluruh Kepala OPD di wilayahnya untuk
c. menyusun data capaian kinerja (outcome) secara mandiri
sebagai lampiran dalam laporan kinerja OPD.
d. Menginstruksikan Kepala Badan Keuangan Daerah untuk
d. memastikan sumber dana APBD diinput sesuai dengan jenis
dananya ke dalam SIPD dan melengkapi pelaporan dana transfer
sesuai ketentuan yang berlaku.

Akuntabilitas Keuangan Negara, Daerah, dan Desa 7


A.3.
Perencanaan dan Penganggaran
Daerah
Tingkatkan Kualitas Perencanaan dan Penganggaran Demi Mendongkrak
Kinerja Daerah

Proses perencanaan dan penganggaran delapan Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung sektor peningkatan daya saing pariwisata, sektor peningkatan ketahanan pangan, sektor peningkatan
daya saing UMKM, sektor pengentasan kemiskinan, dan sektor penurunan prevalensi stunting secara umum
belum memadai. Indikator dan target sasaran ultimate outcome yang tertuang dalam dokumen perencanaan
belum memperhatikan keselarasan dengan target Pemerintah Pusat maupun realisasi capaian tahun
sebelumnya, masih belum memadainya perencanaan dan penganggaran lintas OPD (crosscutting), terdapat
Rp888,73 milyar atau 46,45% dari anggaran yang dievaluasi dialokasikan untuk belanja yang manfaatnya tidak
langsung diterima masyarakat (indirect), serta masih adanya potensi ketidakefektifan dan inefisiensi belanja
sebesar Rp530,78 milyar atau 27,74% dari anggaran yang dievaluasi, sehingga dapat mengakibatkan tidak
tercapainya sasaran ultimate tiap sektor.

8 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Hasil Evaluasi Perencanaan dan Penganggaran Daerah
Hasil Evaluasi menunjukkan bahwa pemda di Wilayah Provinsi Kepulauan bangka Belitung masih belum memadani
dalam mendefinisikan sasaran ultimate per sektor dalam rangka mencapai rujuan pemerintah daerah. Pemerintah
daerah belum memperhatikan penetapan target Pemerintah Pusat dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2023 dan
capaian tahun sebelumnya.

Akuntabilitas Keuangan Negara, Daerah, dan Desa 9


Saran :
Terhadap permasalahan, kendala dan hambatan yang dijumpai dari
hasil evaluasi, kepada masing-masing Kepala Daerah telah disarankan
agar dalam perencanaan dan penganggaran periode berikutnya
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Mengalokasikan proporsi belanja langsung (direct) lebih besar
a. dari belanja tidak langsung (indirect) sesuai dengan substansi
kegiatan pada penyusunan APBD tahun-tahun berikutnya.
b. Menjalin komitmen semua pihak (Kepala Daerah, DPRD,
b.
TAPD) untuk menerapkan disiplin anggaran dengan lebih
mengutamakan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat
dengan mencantumkan dalam pakta integritas.
c. Mendorong peningkatan pemahaman seluruh OPD atas
c. prinsip anggaran berbasis kinerja, kerangka logis anggaran,
sinergitas dan konvergensinya kegiatan serta memitigasi risiko
kegagalan perencanaan dan penganggaran melalui peningkatan
kompetensi.
d. Menyusun anggaran program/kegiatan/subkegiatan dengan
d.
kerangka logis/ cascading yang mendukung pencapaian sasaran
strategis.
e. Menginstruksikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan,
e. Penelitian dan Pengembangan Daerah bersama Inspektur Daerah
untuk melakukan evaluasi mendalam atas rincian program/
kegiatan.
f. Menyesuaikan ultimate outcome dan target capaian Pemerintah
f. Daerah dengan Program Strategis Nasional/RKP/RPJMN/
RPJMD serta capaian tahun sebelumnya.
g. Melakukan perbaikan Indikator outcome sehingga berorientasi
g. hasil dan memenuhi syarat Spesific, Measurable, Achievable,
Relevan, Time Bound (SMART).
h. Meningkatkan kapasitas fiskal sehingga pemerintah daerah
h. memiliki anggaran yang mencukupi agar dapat menyasar seluruh
intervensi dalam upaya pencapaian ultimate outcome.

10 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


A.4.
Percepatan Penyerapan Anggaran dan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Sebagai Upaya Percepatan
Pembangunan Daerah

Rasio kemandirian keuangan daerah secara agregat adalah sebesar 18,58% yang menunjukkan Pemerintah
Daerah di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih bergantung pada dana transfer Pemerintah
Pusat. Selain itu, porsi terbesar belanja pemerintah adalah belanja pegawai dengan agregat 36,75%. Rasio
belanja modal terhadap total belanja Pemda secara agregat adalah sebesar 16,24%, jauh dari syarat
minimal 40%. APBD juga belum optimal digunakan untuk mendukung belanja pelayanan publik atau belanja
yang efektif mendorong roda perekonomian daerah. Sampai dengan tanggal 30 November 2023, realisasi
pendapatan daerah secara agregat baru sebesar 73,87%. Sementara realisasi belanja daerah secara agregat
baru mencapai 70,10%.

Sampai dengan tanggal 30 November 2023,


realisasi pendapatan daerah secara agregat di
wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
adalah sebesar 73,87% dan realisasi belanja
daerah secara agregat mencapai 70,10%.
Rasio kemandirian keuangan daerah di
wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
secara agregat adalah sebesar 18,58%. Hal
ini menunjukkan bahwa seluruh pemerintah
daerah di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung masih sangat tergantung pada dana
transfer pemerintah pusat untuk membiayai
jalannya pemerintahan.

Akuntabilitas Keuangan Negara, Daerah, dan Desa 11


Dari sisi belanja, Rasio belanja
pegawai terhadap total belanja
pada APBD secara agregat
adalah sebesar 34,40% dan
rasio belanja modal terhadap
total belanja pada APBD secara
agregat adalah sebesar 17,15%.
Hal ini menunjukkan bahwa APBD
belum optimal digunakan untuk
mendukung jenis belanja lain
yang terkait dengan pelayanan
publik atau untuk mendukung
belanja yang efektif mendorong
roda perekonomian daerah.
Pemerintah Daerah di wilayah
Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung telah memanfaatkan
SIRUP dalam proses PBJ. Hal
ini terlihat dari telah diinputkannya data paket pengadaan pada aplikasi SIRUP. Akan tetapi kesulitan APIP untuk
mengakses data menyebabkan rendahnya capain rasio PBJ yang sudah diumumkan pada RUP dibandingkan dengan
total nilai belanja barang/jasa yaitu secara agregat hanya sebesar 11,13%. Selain itu, capaian alokasi UKM dan PDN
dalam RUP dibandingkan dengan total nilai PBJ masih relatif rendah, yang disebabkan dari total PBJ Pemda hanya
PBJ oleh penyedia yang di-tagging/ditandai alokasi UKM dan PDN pada aplikasi Sistem Informasi Rencana Umum
Pengadaan (SIRUP). Sedangkan pada PBJ yang dilaksanakan secara swakelola tidak ada tagging alokasi UKM dan
PDN. Hal ini membuat rasio alokasi UKM dan PDN dalam RUP dibandingkan dengan total nilai PBJ Pemda di wilayah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 51,23% dan 58,54%.

Saran :
Sehubungan dengan permasalahan yang dijumpai dalam pengawasan,
1
telah disarankan kepada masing-masing Kepala Daerah agar:

a. Meningkatkan PAD melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi sumber-


sumber PAD untuk mengurangi ketergantungan terhadap dana transfer
dari Pemerintah Pusat.

b. Mengusahakan peningkatan porsi belanja modal untuk belanja


insfrastruktur sehingga lebih bisa dinikmati oleh masyarakat untuk
menggerakkan perekonomian daerah.
c. Mempercepat proses penyerapan anggaran dan meningkatkan
penggunaan produk dalam negeri dan produk hasil UMK/koperasi.
d. Mempercepat proses pelaksanaan PBJ pada tahun berikutnya dan
memaksimalkan penggunaan Aplikasi LPSE LKPP agar mudah dipantau
realisasinya.
2 Menginstruksikan Inspektur tiap daerah untuk:
Memasukkan kegiatan Reviu Penyerapan Anggaran dan Pengadaan
a. Barang Jasa dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT).
Berkoordinasi dengan kepala OPD penanggungjawab penatausahaan
b.
keuangan tiap daerah dalam rangka meminta akses ke aplikasi
pengelolaan keuangan sehingga dapat melihat kemajuan realisasi
anggaran pemerintah daerah.

12 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


A.5.
Akuntabilitas Keuangan Desa, Fokuskan Belanja,
Tingkatkan Pendapatan, Percepat Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat

Pemerintah desa dituntut untuk menyelenggarakan pemerintahan desa secara profesional, efisien dan efektif,
terbuka, serta bertanggung jawab. Dari sisi pengelolaan pendapatan desa, uji petik pada Kabupaten Bangka
dan Kabupaten Bangka Tengah telah memadai, tidak ditemukan selisih antara data penyaluran dari OMSPAN
dengan pencatatan pendapatan dana desa di aplikasi Siskeudes. Namun demikian masih dijumpai berbagai
permasalahan dari sisi pengadaan barang dan jasa maupun tata kelola aset desa.

Pengelolaan keuangan desa sejatinya berawal dari komitmen pemerintah desa untuk dapat meningkatkan taraf hidup
dan kesejahteraan masyarakat desa. Selama semester II tahun 2023, BPKP turut mengawal pengelolaan keuangan
desa dalam rangka peningkatan akuntabilitas perencanaan, pengadaan barang dan jasa serta aset desa.

Akuntabilitas Keuangan Negara, Daerah, dan Desa 13


Realisasi Pendapatan desa per 31 Oktober 2023 pada dua kabupaten uji petik telah memadai yaitu di atas 80%,
sedangkan realisasi belanja masih dibawah 75%, hal ini utamanya disebabkan sebagian pekerjaan masih dalam
proses pengerjaan. Terkait aturan proporsi belanja operasional dalam APBDes, pada seluruh desa di dua kabupaten
tersebut menunjukan angka rata-rata 23,61% (<30%).
Uji petik terhadap 540 paket
kegiatan yang dilaksanakan oleh
20 desa, menunjukan hanya
74 paket kegiatan atau
hanya sebesar 13,70% yang
pelaksanaannya menggunakan
pola Padat Karya Tunai Desa
(PKTD). Minimnya porsi kegiatan
dengan pola PKTD tersebut
mengakibatkan pelaksanaan
kegiatan di desa kurang
berdampak terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakat secara sustainable di desa. Namun demikian, desa tetap berkomitmen untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat terlihat dari meningkatnya Belanja Barang yang Diserahkan Kepada Masyarakat pada dua
kabupaten uji petik.
Secara administrasi masih dijumpai permasalahan pengelolaan keuangan desa, desa belum melakukan penyusunan
Rencana Anggaran Kas (RAK) Desa, pencatatan Buku Kas Umum (BKU) belum tertib.
Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa (PBJ) di Desa belum memadai. Masih dijumpai desa yang belum
mempersiapkan dokumen perencanaan PBJ dengan tertib dan masih adanya pelaporan kemajuan pekerjaan yang
belum berpedoman pada Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa di Desa yang diintisarikan dari Peraturan LKPP
Nomor 12 Tahun 2019, yang berakibat Belanja yang dilakukan desa berpotensi tidak efektif dan efisien.
Dari sisi akuntabilitas aset desa, masih ditemukan permasalahan berupa desa belum melaksanakan pemetaan dan
identifikasi aset desa yang memiliki nilai ekonomi dan dapat menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Desa,
belum melaksanakan implementasi SIPADES secara menyeluruh serta masih dijumpai beberapa hasil kegiatan fisik
yang belum dimanfaatkan dikarenaka sarana dan prasarana utama maupun pendukung belum terbangun.

Saran :
Saran telah disampaikan kepada Kepala Daerah agar menginstruksikan
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa bersama dengan
1 seluruh Camat di wilayahnya untuk:
a. Melaksanakan pembinaan dan pendampingan dalam rangka:
Pemetaan dan identifikasi terkait aset desa yang memiliki nilai
b.
ekonomis.
Pemetaan dan identifikasi terkait produk unggulan desa dan wisata
c. komersil desa yang memiliki nilai ekonomis dan menganggarkannya
dalam APBDes sebagai PADes.
d. Implementasi SIPADes.
Mendorong seluruh Kepala Desa agar mempertanggungjawabkan
e. kegiatannya secara tertib dan lengkap sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Menginstruksikan kepada seluruh Kepala Desa untuk memerintahkan
f. Kaur Keuangan selaku Bendahara Desa agar melakukan pengelolaan
kas secara tertib sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Meningkatkan kapasitas perangkat desa dalam pengelolaan kas,
g. pelaksanaan pengadaan barang dan jasa melalui pendampingan yang
dilakukan oleh Pendamping Desa, Pendamping Lokal Desa, Camat,
maupun Tenaga Ahli.

14 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


A.6.
Akuntabilitas dan Tata Kelola
Keuangan BUM Desa
Sebagai badan hukum yang didirikan oleh desa, BUM Desa memiliki
tanggung jawab besar dalam mengelola usaha, aset, dan investasi
Berbagai problematika BUM Desa/ demi kesejahteraan masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut,
BUM Desa Bersama menghantui Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melakukan
operasionalnya. Mulai dari kebijakan pengawasan terhadap akuntabilitas dan tata kelola BUM Desa pada
Pemda yang kurang selaras, Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka dan Kabupaten Bangka
kepengurusan yang kurang kompeten Tengah yang mencakup 21 BUM Desa. Pengawasan ditekankan
dan kurang peduli, pembinaan dan pada aspek kebijakan dan pembinaan; aspek tata kelola dan
pendampingan yang belum memadai akuntabilitas; serta kontribusi BUM Desa.
dan kurang terkoordinasi dengan baik, Aspek Ketepatan Kebijakan dan Alokasi Anggaran Pembinaan
serta tata kelola dan akuntabilitas BUM Desa
yang lemah. Diperlukan terobosan
Pemda berupa pembaharuan kebijakan Pemerintah Kabupaten Bangka dan Bangka Tengah telah memiliki
Pemda dan roadmap pembinaan dan kebijakan terkait BUM Desa berupa peraturan daerah, namun
pengembangan yang dikoordinasikan demikian kebijakan tersebut kurang mengakomodir aspek
dengan stakeholder terkait baik di pembinaan karena belum disesuaikan dengan kebijakan pemerintah
Pemerintahan Pusat maupun berbagai pusat berupa PP Nomor 11 Tahun 2021 dan Permendes PDTT Nomor
pihak terkait di daerah. 3 Tahun 2021. Alokasi anggaran Pemda Kabupaten Bangka dan
Kabupaten Bangka Tengah untuk melaksanakan pembinaan BUM
Desa sangat kecil, yaitu masing-masing sebesar Rp80.450.685,00
dan Rp50.000.000,00, atau hanya mencapai 2% - 3% dari total
anggaran program pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
administrasi pemerintahan desa.

Akuntabilitas Keuangan Negara, Daerah, dan Desa 15


Aspek Pelaksanaan Akuntabilitas dan Penerapan Tata Kelola BUM Desa
Aspek Pelaporan Keuangan Aspek Keselarasan Perencanaan Program
Kerja BUM Desa

Aspek Pencatatan Aset

BUM Desa belum mengimplementasikan akuntabilitas dan tata kelola BUM Desa secara memadai. Pada unsur
perencanaan program kerja BUM Desa, baru 1 unit dari 21 unit BUM Desa yang telah memiliki Rencana Program
Kerja (RPK) serta selaras dengan Rencana Bisnis (Renbis) dan AD ART.
Akuntabilitas BUM Desa yang salah satunya ditunjukan dengan penyajian Laporan Keuangan, sebagian besar BUM
Desa belum mampu menyusun laporan keuangan secara lengkap.
Terkait akuntabilitas tatakelola asset yang ditunjukkan dengan laporan/catatan asset, hanya 1 unit dari 21 unit BUM
Desa yang sudah mencatat aset tetap dan melakukan penyusutan terhadap aset tetap tersebut.

Kontribusi BUM Desa Terhadap Perekonomian Desa


Proporsi kontribusi BUM Desa
terhadap PADes, dihitung berdasarkan
kesepakatan alokasi bagi hasil yang
telah disepakati dalam musyawarah
desa dan dituangkan dalam dokumen
Anggaran Dasar Rumah Tangga (AD/
RT). Namun pada pelaksanaanya
secara umum kontribusi BUM Desa
terhadap PADes tersebut belum
dibayarkan belum sesuai dengan
kesepakatan.
Secara keseluruhan BUM Desa belum sepenuhnya efektif dalam memberikan kontribusi PA Desa. Hal tersebut
dikarenakan belum optimalnya usaha yang dijalan oleh BUM Desa sehingga laba yang dihasilkan oleh BUM Desa
masih belum stabil cenderung merugi.

16 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Saran :
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, secara teknis melalui Laporan Hasil
1 Pengawasan kami telah memberikan rekomendasi kepada Pemerintah
Daerah terkait untuk:

a. merevisi Perda yang mengatur BUM Desa agar selaras dengan produk
hukum di atasnya dan mencakup detil penyelenggaraan proses
bisnis BUM Desa agar dapat dipedomani secara menyeluruh dalam
meningkatkan akuntabilitas dan tata kelola BUM Desa.
menginstruksikan Kepala Dinas Pemdes terkait untuk berkoordinasi
b. secara periodik dengan TPP/PLD untuk melakukan intensifikasi
monitoring, sosialisasi, dan pelatihan teknis, serta sinergi pendampingan
akuntabilitas dan tata kelola BUM Desa/BUM Desa bersama khususnya
terkait pemahaman atas analisis laporan keuangan BUM Desa/BUM
Desa bersama.
Selanjutnya, kami sarankan kepada Gubernur Kepulauan Bangka Belitung
untuk mendorong para Bupati untuk menetapkan kebijakan teknis
sinergitas pembinaan BUM Desa secara terpadu dan terkoordinasi, baik
2 dengan kebijakan pemerintah pusat maupun antar daerah di wilayah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kebijakan dimaksud dapat berupa
kebijakan arah dan mekanisme pembinaan terpadu, disertai Roadmap
pembinaan pengembangan BUM Desa/BUM Desa Bersama untuk
periode tertentu.

Akuntabilitas Keuangan Negara, Daerah, dan Desa 17


A.7.
Akuntabilitas Keuangan
Negara dan Daerah
Penyesuaian Harga: Solusi bagi Dua Sisi

Kondisi pasca-pandemi dan adanya konflik geopolitik Rusia-Ukraina berakibat pada disrupsi supply dan
kenaikan harga pada komoditas tertentu seperti Bahan Bakar Minyak (BBM) Industri dan Aspal Curah yang
menimbulkan permasalahan dalam pengadaan barang/jasa konstruksi pemerintah, berupa risiko pelambatan
pekerjaan dan/atau tidak terselesaikannya pekerjaan. Pemerintah menerbitkan solusi melalui kebijakan
penyesuaian harga kontrak akibat dampak kenaikan harga tersebut. Penyesuaian harga kontrak nantinya akan
dibebankan secara proporsional antara Pemerintah dengan Penyedia Barang dan Jasa, sehingga pelaksanaan
pengadaan barang/jasa konstruksi dapat terealisasi tanpa menimbulkan kerugian bagi pihak tertentu. Terdapat
Koreksi Audit (negatif) sebesar Rp131.415.609,00 (tidak termasuk PPN), yang telah disepakati para pihak.

Dalam pelaksanaan Pembangunan infrastuktur


tahun 2022, terdapat hambatan besar yaitu kondisi
perekonomian dunia yang masih mengalami berbagai
ketidakpastian. Di antara berbagai komoditas yang
terdampak adalah Bahan Bakar Minyak (BBM) industri
dan aspal curah. Kenaikan harga BBM industri
mencapai 100% dan kenaikan harga aspal curah
mencapai 55% dalam rentang periode bulan Oktober
2021 sampai dengan Juli 2022. Lonjakan harga
komoditas tersebut menambah beban penyedia jasa
konstruksi sehingga menimbulkan risiko pelambatan

18 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


pekerjaan dan/atau tidak terselesaikannya pekerjaan
bahkan kerugian yang signifikan.
Merespon dinamika tersebut, Menteri Keuangan
menerbitkan Surat S-940/MK/2022 tanggal 17
November 2022 tentang Penyesuaian Harga Eskalasi
pada Kontrak Pekerjaan Konstruksi Tahun Anggaran
2022 akibat Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak dan
Aspal. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (LKPP) menindaklanjuti melalui Surat
Edaran Kepala LKPP Nomor 16 Tahun 2022 tanggal 22
November 2022 tentang Penjelasan atas Pelaksanaan
Pengadaan Barang Jasa yang Terdampak atas
Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak dan/atau Aspal
pada TA 2022.
Merespon SE LKPP Nomor 16 Tahun 2022 tersebut, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Bangka Belitung
mengirimkan permintaan Audit Penyesuaian Harga kepada Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
terhadap pengajuan penyesuaian harga oleh Penyedia atas kontrak sebagai berikut:
1. Kontrak nomor HK 0201-PPK1.2/102.1 tanggal 12 April 2022 atas Paket Preservasi Jalan dan Jembatan Tj.
1
Kelian - Ibul - Kelapa - Bts. Kab (Bangka/Bangka Barat) - Pd. Gebak - Pd. Besar - Bts Kota Pangkalpinang
dengan periode pengerjaan 12 April 2022 s.d. 31 Desember 2022 pada Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan
Nasional Wilayah I. Pengajuan usulan penyesuaian harga sesuai surat PT. Fajarindah Satyanugraha kepada
PPK 1.2 Nomor 033.1/SLT/PT.FISN/XI/2022 tanggal 28 November 2022 sebesar Rp1.457.644.000,00. Nilai
kontrak pekerjaan setelah addendum terakhir (add 08) adalah sebesar Rp29.647.626.000,00 (sudah termasuk
PPN 11%)

22. Kontrak Nomor HK 0201-PPK 2.1 Babel/432 tanggal 17 Februari 2022 atas Paket Penggantian Jembatan
Air Terong I Cs dengan periode pekerjaan 17 Februari 2022 s.d. 31 Desember 2022 pada Satuan Kerja
Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II. Pengajuan usulan penyesuaian harga sesuai surat PT. Karya Mulia
Nugraha kepada Kepala BPJN Bangka Belitung Nomor 35/KMN.Bel/XI/2022 tanggal 30 November 2022
sebesar Rp977.270.224,82. Nilai kontrak pekerjaan setelah addendum terakhir (add 05) adalah sebesar
Rp24.645.203.000,00 (sudah termasuk PPN 11%).

Permintaan audit penyesuaian harga tersebut telah memenuhi kriteria untuk dapat dilaksanakan audit penyesuaian
harga. Hasil atas pelaksanaan Audit Penyesuaian Harga berkesimpulan nilai penyesuaian harga berdasarkan hasil
audit adalah sebesar Rp971.587.713,61 (tidak termasuk PPN), sehingga terdapat Koreksi Audit (negatif) sebesar
Rp126.263.825,79 (tidak termasuk PPN) atas Paket Preservasi Jalan dan Jembatan Tj. Kelian - Ibul - Kelapa - Bts.
Kab (Bangka/Bangka Barat) - Pd. Gebak - Pd. Besar - Bts Kota Pangkalpinang. Sedangkan atas Paket Penggantian
Jembatan Air Terong I Cs nilai penyesuaian harga berdasarkan hasil audit adalah sebesar Rp164.450.030,49 (tidak
termasuk PPN) sehingga terdapat Koreksi Audit (negatif) sebesar Rp5.151.783,32 (tidak termasuk PPN), yang telah
disepakati para pihak.

Saran :
Rekomendasi telah kami sampaikan kepada Satuan Kerja Pelaksanaan
Jalan Nasional Wilayah I dan II Provinsi Bangka Belitung untuk
menginstruksikan PPK 1.2 dan PPK 2.1 agar menggunakan hasil audit
tersebut sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan penyelesaian lebih lanjut atas penyesuaian harga yang
diajukan oleh Penyedia Barang/Jasa.

Akuntabilitas Keuangan Negara, Daerah, dan Desa 19


A.8.
Analisis Fiskal dan Kinerja
Keuangan Pemerintah Daerah

Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari tahun 2019 s.d. 2022 pada delapan Pemerintah Daerah di
Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bergerak positif. Namun demikian, hal ini tidak diimbangi oleh
rasio tingkat kemandirian daerah yang sebagian besar justru bergerak ke arah negatif, yang mengakibatkan
seluruh Pemda di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih sangat bergantung pada dana transfer
dari Pemerintah Pusat untuk melaksanakan program dan kegiatannya. Dari 8 pemda, terdapat 5 pemda yang
melebihi batas maksimal anggaran belanja pegawai dan 7 pemda tidak mencapai batas minimal anggaran
belanja infrastruktur, serta 6 (100%) pemda belum memenuhi batas minimal alokasi dana desa.

Hasil analisis fiskal 8 (delapan) pemerintah


daerah di wilayah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung diketahui bahwa tren
pertumbuhan PAD periode Tahun 2019
s.d. 2022 pada umumnya mengalami
kenaikan, keuali:
1. Retribusi daerah Kabupaten Bangka
Selatan mengalami tren penurunan
yang mencapai -33,28% pada tahun
2021.
2. Hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan (HKPDD)
Kabupaten Bangka Barat

20 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


mengalami tren penurunan yang mencapai 12,29% pada tahun 2022.
3. Lain-lain PAD yang sah Kabupaten Bangka Selatan dan Kabupaten Bangka Tengah yang masing mengalami
penurunan terendah mencapai -127,38% pada tahun 2022 dan -34,47% pada tahun 2020.

Hasil analisis atas kinerja keuangan


pemerintah daerah di wilayah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung menunjukkan
kondisi sebagai berikut:
1. Rasio kondisi keuangan Pemda
cenderung bergerak ke arah
positif. Hal ini ditunjukkan
dengan pertumbuhan positif dari
pendapatan daerah per kapita yang
mencapai puncaknya pada tahun
2022 sebesar Rp7.082.040,49 di
Kabupaten Belitung Timur.
2. Rasio pertumbuhan neraca cenderung fluktuatif untuk pertumbuhan aset yang Sebagian besar Pemda
mengalami pertumbuhan secara positif. Sedangkan pertumbuhan aset tetap dan total kewajiban cenderung
bergerak kearah negatif.
3. Rasio pertumbuhan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) mayoritas Pemda di wilayah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung mengalami pergerakan negatif dengan rata-rata pertumbuhan total pendapatan pada tahun
2021 yang mencapai -169,30% dan rata-rata pertumbuhan total belanja pada tahun 2020 mencapai -248,59%.

Sedangkan analisis atas kewajaran APBD Tahun 2023, diketahui hal sebagai berikut:
1. Terdapat 5 Pemda yang melebihi batas maksimal persentase anggaran belanja pegawai yaitu Kabupaten
Belitung, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten Belitung Timur, dan Kota
Pangkalpinang.
2. Terdapat 7 Pemda yang tidak mencapai batas minimal persentase Anggaran Belanja Infrastruktur yaitu
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kabupaten Bangka, Kabupaten Belitung, Kabupaten Bangka Tengah,
Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten Belitung Timur, dan Kota Pangkalpinang.
3. Terdapat 6 Pemda yang ada di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung belum memenuhi batas minimal
dari persentase alokasi dana desa yang diamanahkan UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

Akuntabilitas Keuangan Negara, Daerah, dan Desa 21


Masih dijumpai pula permasalahan lain terkait kebijakan fiskal dan pengelolaan keuangan daerah sebagai berikut:
1. Rendahnya Pendapatan Asli Daerah yang diperoleh Pemda di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
2. Perencanaan dan penganggaran yang dilakukan oleh seluruh Pemda di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung masih belum memperhatikan capaian outcome strategis yang ingin dicapai.

Saran :
Terhadap permasalahan yang dijumpai dalam pengawasan, telah
disarankan kepada seluruh Kepala Daerah agar:
Mengambil langkah strategis terkait optimalisasi Pendapatan Asli
a.
Daerah di Wilayahnya.
Melakukan kajian terkait efektivitas perencanaan dan penganggaran
b. sebagai upaya Pemda dalam melakukan efektivitas dan efisiensi
anggaran belanja daerah di seluruh wilayah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
Melakukan kajian terkait moratorium pegawai pada 5 Pemda yang
c. melebihi batas maksimal persentase anggaran belanja pegawai sebagai
upaya dalam menekan belanja pegawai.

22 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


A.9.
Bimtek Implementasi FMIS pada
Pemda
BPKP telah menyusun suatu program aplikasi yang dapat digunakan
oleh pemda dalam rangka pengelolaan keuangan daerahnya yaitu
Pemda yang menggunakan SIMDA, yang dikembangkan sejak tahun 2003 hingga saat ini.
aplikasi FMIS, secara paralel juga Aplikasi SIMDA telah ditingkatkan baik dari sisi teknologi maupun
menggunakan aplikasi SIPD yang regulasi menjadi Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah/
diwajibkan oleh Kemendagri. Kondisi FMIS agar dapat terus berperan dalam peningkatan kualitas
tersebut mengakibatkan Pemda harus akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah serta terus relevan
melakukan input data berulang terutama dengan perkembangan jaman.
data penatausahaan ke dalam dua
aplikasi yang berbeda (FMIS dan SIPD).
Hal tersebut merupakan hambatan
yang paling signifikan dalam proses
implementasi FMIS pada Pemerintah
Daerah di wilayah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.
Dari delapan Pemerintah Daerah yang ada di wilayah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, terdapat pemerintah daerah yang
proses penatausahaan selain menggunakan aplikasi SIPD, juga
berdampingan dengan aplikasi pendukung lainnya, yaitu pada
Kabupaten Bangka Tengah dengan aplikasi SAKD dan Kabupaten
Belitung Timur dengan aplikasi FMIS. Namun, penatausahaan
menggunakan dua aplikasi ini menghasilkan kendala, utamanya
adalah menambah beban pekerjaan dikarenakan harus merekam
transaksi pada dua aplikasi yang berbeda, dikarenakan belum
terhubungnya aplikasi pendukung dengan SIPD.
Akuntabilitas Keuangan Negara, Daerah, dan Desa 23
Terhadap kendala yang dihadapi Pemerintah Daerah pengguna FMIS saat ini telah difasilitasi untuk proses impor
data anggaran dari aplikasi induk. Akan tetapi, terhadap proses penatausahaan sampai saat ini belum ada fasilitas
untuk impor data maupun sinkronisasi data antara aplikasi pendukung dan induk.
Mengikuti perkembangan pengelolaan keuangan daerah saat ini, mulai tahun 2024 BPKP tidak lagi melayani
pengimplementasian maupun pelatihan FMIS beserta seluruh aplikasi ikutannya kepada seluruh pemerintah daerah.

24 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


A.10.
Peningkatan Kualitas Pengawasan Pengelolaan
Keuangan Desa (SISWASKEUDES)

Dari 6 (enam) APIP Kabupaten yang memiliki desa di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sebanyak
5 (lima) APIP telah mengimplementasikan Aplikasi SISWASKEUDES. Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung turut mengawal implementasi SISWASKEUDES dan telah memberikan saran terkait kendala
yang dijumpai dalam rangka pengimplementasian Aplikasi SISWASKEUDES, antara lain agar Inspektorat Daerah
secara aktif berkoordinasi dengan OPD teknis terkait penyediaan server dan penggunaan database SISKEUDES.
Implementasi Aplikasi SISWASKEUDES akan memberikan dampak pada perbaikan hasil pengawasan keuangan
desa yang lebih komprehensif dalam menggambarkan kinerja pengelolaan keuangan dan aset desa.

Permendagri Nomor 73 Tahun 2020 tentang Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa dalam pasal 4 menyatakan
bahwa pengawasan atas pengelolaan keuangan desa di wilayah daerah kabupaten dilaksanakan oleh APIP daerah
kabupaten dan camat. Namun harus diakui di beberapa daerah masih terdapat tantangan berupa keterbatasan SDM
APIP daerah dan kewajiban pengawasan keuangan desa oleh APIP daerah tersebut belum terkelola dengan baik.
Untuk mewujudkan pengawasan keuangan desa yang efisien dan efektif, maka dibutuhkan sistem informasi maupun
tools yang dapat membantu APIP daerah menjalankan perannya secara optimal yaitu dengan menggunakan Aplikasi
Sistem Informasi Pengawasan Keuangan Desa (SISWASKEUDES).
Pada tahun 2023, Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah melakukan kegiatan pengawasan
kepada 4 (empat) APIP Daerah terkait implementasi Aplikasi SISWASKEUDES, yaitu pada Inspektorat Kabupaten
Bangka, Inspektorat Kabupaten Bangka Barat, Inspektorat Kabupaten Bangka Tengah dan Inspektorat Kabupaten
Bangka Selatan. Hasil pemantauan atas implementasi penggunaan Aplikasi SISWASKEUDES di wilayah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung menunjukkan bahwa dari 6 (enam) APIP pada kabupaten yang memiliki desa, sebanyak
5 (lima) APIP telah mengimplementasikan aplikasi SISWASKEUDES. Secara ringkas, kondisi implementasi Aplikasi

Akuntabilitas Keuangan Negara, Daerah, dan Desa 25


SISWASKEUDES dan SISKEUDES di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung dapat dilihat pada tabel di samping.
Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
telah turut berupaya meningkatkan kapasitas APIP di
wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam
rangka pengimplementasian Aplikasi SISWASKEUDES
seperti yang ditunjukkan pada gambar disamping.
Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
memaparkan gambaran umum serta proses pengawasan
pengelolaan keuangan dan aset desa dengan
menggunakan Aplikasi SISWASKEUDES. Selanjutnya,
melakukan simulasi dalam proses peng-input-an data
ke dalam Aplikasi SISWASKEUDES mulai dari pengisian
parameter, penggunaan menu Integrated Review,
pembuatan Surat Tugas, pelaksanaan audit dengan
menu Survei Pendahuluan, Pengujian SPI, dan Audit
Rinci, serta hasil pengawasan berupa laporan, sampai
dengan menu tools yang berguna untuk melihat data
dari Aplikasi SISKEUDES di seluruh desa. Hasil kegiatan
pemberian jasa konsultansi terkait implementasi Aplikasi
SISWASKEUDES tersebut adalah:
Peningkatan pemahaman auditor dan pejabat lainnya di
lingkup Inspektorat Daerah dalam mengimplementasikan
Aplikasi SISWASKEUDES.
Simulasi penerapan Aplikasi SISWASKEUDES baik
secara online maupun offline telah berhasil dilakukan
dengan menggunakan Database SISKEUDES Kompilasi
Kabupaten Tahun 2022 dan/atau 2023.
Hambatan dalam pengawasan pengelolaan keuangan desa, terutama pada Inspektorat Daerah yang belum
mengimplementasikan Aplikasi SISWASKEUDES, masih ditemui kesulitan dalam menentukan desa yang akan diuji
petik dan/atau penentuan desa yang diuji petik belum berdasarkan skor risiko tertinggi.
Kami sarankan kepada Inspektorat Daerah agar secara aktif berkoordinasi dengan Perwakilan BPKP Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung untuk dapat mengimplementasikan Aplikasi SISWASKEUDES dengan segera maupun
secara berkelanjutan sehingga diharapkan dapat memberikan dampak pada perbaikan hasil pengawasan keuangan
desa yang lebih komprehensif dalam menggambarkan kinerja pengelolaan keuangan dan aset desa.

Saran :
Kami sarankan kepada Inspektorat Daerah agar secara aktif berkoordinasi
dengan Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk
dapat mengimplementasikan Aplikasi SISWASKEUDES dengan segera
maupun secara berkelanjutan sehingga diharapkan dapat memberikan
dampak pada perbaikan hasil pengawasan keuangan desa yang lebih
komprehensif dalam menggambarkan kinerja pengelolaan keuangan
dan aset desa.

26 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


A.11.
Peningkatan Kualitas Pengelolaan
Keuangan Desa (SISKEUDES)

Sampai dengan Triwulan IV Tahun 2023, seluruh desa pada Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah
mengimplementasikan Aplikasi Siskeudes secara Online mulai tahap penganggaran hingga tahap
penatausahaan, namun masih dijumpai penginputan data keuangan yang tidak lengkap serta tidak konsisten,
disebabkan belum maksimalnya kompetensi dan kapabilitas perangkat desa dalam memahami teknis Aplikasi
Siskeudes dan proses tata kelola keuangan desa. Dinas yang membidangi desa disarankan untuk terus
melakukan pembinaan bersama para camat.

Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan desa dilakukan melalui implementasi Aplikasi Siskeudes termasuk
peningkatan kualitas perangkat desa dalam mengelola keuangan desa. Perwakilan BPKP telah melakukan sosialisasi
dan bimbingan teknis atas implementasi pengelolaan keuangan desa khususnya terkait penggunaan Aplikasi
Siskeudes dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi dan kapabilitas perangkat desa dalam memahami teknis
Aplikasi Siskeudes dan proses tata kelola keuangan desa mulai dari perencanaan, penganggaran, penatausahaan
serta pelaporan sehingga diharapkan dapat mempercepat peningkatan kualitas pengelolaan keuangan desa.

Akuntabilitas Keuangan Negara, Daerah, dan Desa 27


Sampai dengan Triwulan IV Tahun 2023, Perwakilan BPKP
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah melakukan
peningkatan kapasitas SDM pengelolaan keuangan desa
dengan rincian seperti pada grafik di samping.
Saat ini, terdapat Aplikasi Siskeudes versi terbaru yang
dirilis pada Bulan Desember 2023 yaitu Aplikasi Siskeudes
Versi 2.06 dengan beberapa penambahan fitur dan
perbaikan aplikasi, yaitu terdapat 17 penambahan fitur,
10 penambahan fitur pengendalian dan 12 fitur terkait
perbaikan aplikasi. Sosialisasi dan bimbingan teknis
Aplikasi Siskeudes Versi 2.06 telah dilakukan kepada
seluruh desa yang ada di Kabupaten Bangka, sedangkan
untuk kabupaten lain telah dilakukan pada sebagian
desa dengan metode mengundang sebanyak maksimal
7 (tujuh) desa terpilih dari masing-masing kabupaten
beserta pegawai terkait dari OPD yang membidangi desa
ke Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung, dengan jumlah peserta yang hadir sebanyak
lebih dari 150 orang, yang dilakukan selama 2 (dua)
hari. Sedangkan desa lainnya yang belum mendapat
kesempatan mendapatkan Sosialisasi dan bimbingan
teknis Aplikasi Siskeudes Versi 2.06 direncanakan akan
dilakukan pada tahun 2024.
Implementasi Siskeudes di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung dapat dilihat dalam rincian seperti tabel di
samping.
Kemudian telah dilakukan pengumpulan dan pengelolaan
basis data keuangan desa melalui Sistem Terpadu
Pengawasan Desa (Situwassa) yang memanfaatkan
data base Aplikasi Siskeudes. Data keuangan berupa
Pendapatan dan Belanja Tahun 2020 sampai dengan
Tahun 2023 yang konsisten dan lengkap sebanyak
167 desa dari 309 desa atau sebesar 60,52%. Hal ini
menunjukkan bahwa masih terdapat data keuangan yang
tidak konsisten atau masih terdapat desa yang anggaran
realisasi belanja dan pendapatannya sebesar “0” pada
Tahun 2020 sampai dengan 2023.
Hambatan dalam pelaksanaan upaya peningkatan kapasitas SDM pengelolaan keuangan desa antara lain sebagai
berikut:

Dalam rangka mengatasi permasalahan terkait dengan upaya peningkatan kapasitas SDM desa, Perwakilan BPKP
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengoptimalkan upaya peningkatan kapasitas SDM tersebut pada saat
penugasan pengawasan dana desa kepada pengelola keuangan desa di desa sampel dan ketika pengelola keuangan
desa melakukan konsultasi ke Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Best practice pengelolaan keuangan desa dengan Aplikasi Siskeudes pada Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
yaitu seluruh desa pada Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tepat waktu dalam penetapan Peraturan Desa tentang
APBDes.
28 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023
Akuntabilitas Keuangan Negara, Daerah, dan Desa 29
A.12.
Pembinaan dan Pengawasan Pengelolaan
Aset Desa Berjalan di Tempat

Kualitas pengelolaan aset desa merupakan


aspek penting dalam pembangunan desa.
Pembinanaan dan pengawasan atas pengelolaan Pengelolaan aset yang efisien memastikan
aset desa yang dilaksanakan oleh Pemerintah sumber daya desa dimanfaatkan secara optimal
Kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka dan berkelanjutan. Ini melibatkan perencanaan,
Belitung masih belum sesuai harapan. Walaupun pencatatan, pemeliharaan, dan pemanfaatan aset
pengadaan aset di desa telah sesuai dengan yang tepat untuk memaksimalkan manfaat dan
kebutuhan dan telah dimanfaatkan, namun umur panjangnya. Keterbatasan SDM aparatur
penambahan aset desa yang tercatat tidak desa menjadi salah satu faktor penghambat
berbanding lurus dengan realisasi belanja pengelolaan aset desa yang berkualitas.
modalnya, diketahui pula Inventarisasi aset yang
dilakukan oleh 297 (96%) desa, hanya berupa Hasil pembinaan dan pengawasan atas
pencatatan yang dituangkan dalam Laporan pengelolaan aset desa yang dilaksanakan oleh
Hasil Inventarisasi, desa belum melakukan Pemerintah Kabupaten dan Kecamatan masih
pemeriksaan fisik aset secara memadai. belum sesuai harapan, masih dijumpai desa
yang belum penyusunan Berita Acara Hasil
Inventarisasi Aset Desa, mencatat aset desa
menggunakan Aplikasi SIPADES, menerbitkan
Keputusan Kepala Desa untuk penggunaan Aset
Desa, melaksanakan pengamanan hukum dan
fisik terhadap aset desa, mencatat Laporan Aset
Desa secara lengkap, dan masih terdapat selisih
antara belanja modal desa dengan nilai aset desa
yang tercatat.

30 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Dari 309 desa yang ada di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, sebanyak 297
Desa telah melakukan inventarisasi aset
desa, namun pelaksanaan inventarisasi
yang dilaksanakan oleh desa masih berupa
pencatatan aset-aset yang dimiliki desa dan
langsung dituangkan dalam Laporan Hasil
Inventarisasi, belum dilakukan pemeriksaan
fisik aset desa secara memadai sesuai
dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri
Nomor 143/1348/BPD tanggal 22 Maret
2021 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Pelaksanaan Inventarisasi Aset Desa.
Hambatan dalam pengelolaan aset desa di
wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
antara lain belum adanya petunjuk teknis
pelaksanaan inventarisasi aset desa sebagai acuan, pelaksanaan pembinaan/pengawasan oleh
Pemerintah Daerah dan Kecamatan tidak direncanakan secara memadai, kurangnya pemahaman
perangkat desa, serta keterbatasan anggaran dana desa dalam pengamanan hukum maupun
fisik pada aset desa.

Saran :
Berdasarkan permasalahan yang dijumpai pada saat pengawasan,
telah disarankan kepada Kepala Daerah agar:
Menetapkan aturan teknis terkait tata cara inventarisasi aset desa
a. sebagai acuan perangkat desa dalam melaksanakan inventarisasi
aset desa dan pelaksanaan pembinaan/pengawasan oleh Pemerintah
Daerah.
Menginstruksikan OPD terkait untuk melaksanakan kegiatan pembinaan
b.
dan pengawasan pengelolaan aset desa kepada seluruh desa dan
kecamatan di wilayahnya secara memadai mulai dari perencanaan
sampai dengan pelaporan.

Akuntabilitas Keuangan Negara, Daerah, dan Desa 31


B.
Ketahanan
Energi

32 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Dalam memenuhi kebutuhan energi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Pemerintah
telah membangun beberapa infrastruktur ketenagalistrikan seperti Pembangunan
Gardu Induk, Pembangkit, Jaringan Transmisi dan Jaringan Distribusi dan yang sedang
berlangsung saat ini adalah pembangunan kabel laut interkoneksi Sumatera Bangka yang
diharapkan selesai di Tahun 2023. Namun ketahanan energi ini masih sangat tergantung
pada energi primer seperti minyak bumi dan batu bara karena terkendala belum optimalnya
potensi energi terbarukan, tingginya biaya investasi tidak didukung dengan ketersediaan
investasi, serta kendala lain seperti perizinan, pembebasan lahan, hingga harga jual yang
masih rendah.

Ketahanan Energi 33
B.1.
Infrastruktur Energi
(Produksi dan Distribusi)
Pemenuhan kebutuhan energi tentunya harus diimbangi dengan
pertumbuhan penyediaan sumber energi melalui pembangunan
Dalam memenuhi kebutuhan energi di infrastruktur yang memadai demi tercapainya ketahanan energi
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang andal dan berkelanjutan. Terhadap hal tersebut, Hasil
Pemerintah telah membangun Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan Lintas Sektoral atas
beberapa infrastruktur ketenagalistrikan Infrastruktur Energi di Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
seperti Pembangunan Gardu Induk, Tahun 2023 diperoleh simpulan :
Pembangkit, Jaringan Transmisi dan 1. Perencanaan Pemenuhan Kebutuhan Infrastruktur Energi
Jaringan Distribusi dan yang sedang Pemerintah telah menetapkan kebijakan ketahanan energi
berlangsung saat ini pembangunan kabel yang dapat digunakan pemerintah daerah/BUMN/BUMD/
laut interkoneksi Sumatera Bangka Swasta untuk menyusun roadmap pembangunan infrastruktur,
yang diharapkan selesai di Tahun 2023. namun diketahui bahwa:
Namun dalam pelaksanaannya masih
sangat tergantung pada energi primer a. Pemerintah Povinsi Kepulauan Bangka Belitung belum
seperti minyak bumi dan batu bara menyusun dokumen Rencana Umum Ketenagalistrikan
karena terkendala belum optimalnya Daerah (RUKD) sebagai acuan rencana pengembangan
potensi energi terbarukan, tingginya sistem penyediaan tenaga listrik akibat keterbatasan
biaya investasi tidak didukung dengan anggaran karena adanya rasionalisasi atas anggaran
ketersediaan investasi, serta kendala penyusunan RUKD yang semula telah dialokasikan
lain seperti perizinan, pembebasan dalam APBD-P.
lahan, hingga harga jual yang masih b. Terdapat perubahan rentang waktu dalam dokumen
rendah. RUPTL yang semula 2019-2028 menjadi 2021-2030,
namun sampai dengan saat pelaksanaan evaluasi
berakhir, PT PLN belum menyusun secara rinci tindak
lanjut penyelesaian terhadap infrastruktur yang telah

34 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


direncanakan/telah berkontrak/telah terealisasi sebagian yang terpengaruh akibat perubahan rentang
waktu dalam dokumen perencanaan tersebut.

2. Kondisi Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan di Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung


Mengacu pada RUPTL 2021-2030 dan realisasi berdasarkan kondisi kelistrikan hingga Juni 2023, capaian
pembangunan infrastruktur energi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung antara lain:

a. Pembangunan Transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Pangkalpinang 2- Air Anyir.
b. Pembangunan Transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kV Dukong-Belitung Utara.
c. Kapasitas Pembangunan Kabel Laut interkoneksi Sumatera-Bangka baru mencapai 83,6 MW dari yang
direncanakan 100 MW di tahun 2023 dan ditargetkan 200 MW di tahun 2024.
d. Peningkatan penggunaan Energi Baru dan Terbarukan direncanakan melalui pembangunan PLTBm,
PLTBio, PLTS dengan rencana kapasitas 73 MW. Sampai dengan saat ini, pembangunan pembangkit
yang sedang berjalan meliputi:
1) pembangunan PLTBm Sadai oleh PT. Sentosa Jaya Purnama dengan kapasitas 10 MW, dengan
progres konstruksi proyek telah mencapai 63% dan diperkirakan akan COD tahun 2024;
2) pembangunan PLTS Bangka Tengah oleh KSO PT. Jasa Tirta Energi dan PT. Surya Indotama
dengan kapasitas 10 MW, dengan progres sampai pada tahap pembahasan klausul kontrak; dan
3) pembangunan PLTS Belinyu yang merupakan hibah Kementerian ESDM kepada Pemerintah
Kabupaten Bangka dengan kapasitas 1 MW, saat ini dalam tahap penyusunan Perjanjian Jual Beli
Tenaga Listrik (PJBTL) dan berdasarkan rencana akan COD di tahun 2023.
e. Konversi PLTD ke pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan, yaitu PLTS (dedieselisasi)
sebanyak 14 PLTD masih dalam tahap perencanaan dan beberapa telah tahap suvei dan akan dibangun
secara bertahap.
f. Rasio elektrifikasi Juni 2023 mencapai 99,99% dan rasio desa berlistrik adalah 100%. PT. PLN
memprogramkan kegiatan listrik masuk desa dengan rencana pembangunan di tahun 2023 berlokasi di
14 lokasi (5 kabupaten) dengan target calon pelanggan sebanyak 614 calon pelanggan, namun belum
terdapat progres pembangunan, salah satunya karena akses yang kurang memadai.

3. Efektivitas Pembangunan Infrastruktur


Dengan telah terbangunnya berbagai infrastruktur mulai dari Gardu Induk, Pembangkit, Jaringan Transmisi,
dan Jaringan Distribusi tidak serta merta menghilangkan kendala penyaluran listrik hingga ke pelanggan,
tercermin dari:

a. Masih terdapat gardu dengan beban terpakai melebihi daya terpakai (>100%).
b. Indeks SAIFI dan SAIDI belum tercapai tergambar dari masih dibutuhkan waktu sebanyak 114,45 menit
untuk pemulihan setiap pemadaman dengan rata-rata pemadaman tiga kali dalam setahun.
c. Output kontrak pembangunan SUTT 70 kV Dukong-Belitung Utara berupa pembebasan lahan seluas
3.844 m2 (38 lahan tapak tower) senilai Rp78.282.348,00 dan material tower sebanyak 130 unit senilai
Rp19.675.437.170,00 belum dimanfaatkan dan aset disimpan di Gudang Gantung, Kabupaten Belitung
Timur.

Ketahanan Energi 35
Saran :
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan
evaluasi, disarankan kepada Pj. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung
selaku Wakil Pemerintah Pusat di Daerah agar mengambil langkah-
langkah strategis guna mendorong:
Terlaksananya koordinasi lintas sektoral antar pemangku kepentingan
1 untuk memetakan kebutuhan energi serta pemenuhan energi di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
OPD yang membidangi energi untuk berkoordinasi lintas sektoral dan
2
segera menyusun dokumen RUKD sesuai dengan Juknis Penyusunan
RUKD yang diterbitkan oleh Kementerian ESDM.
Implementasi program bauran energi melalui peningkatan penggunaan
energi baru terbarukan.
3 PT. PLN Unit Induk Wilayah Bangka Belitung agar:
a. Berkoordinasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait
a. untuk keselarasan perencanaan pembangunan, serta target
elektrifikasi 100% atau pemerataan pembangunan listrik.
b. Menyusun secara rinci tindak lanjut penyelesaian terhadap
b.
infrastruktur yang telah direncanakan/telah berkontrak/telah
terealisasi sebagian serta melakukan peninjauan kembali jangka
waktu penyelesaian pembangunan transmisi.
c. Melakukan langkah-langkah untuk pengamanan aset berupa
c.
lahan yang telah dibebaskan dan material tower yang telah ada
dimaanfaatkan.
d. Melakukan evaluasi dan kajian terkait apakah diperlukannya
d. pembangunan lanjutan atas pekerjaan yang telah di-terminasi.
e. Mempercepat upaya dedieselisasi dengan tetap memperhatikan
e. ketersediaan anggaran dan prioritas kegiatan.
f. Memantau percepatan penyelesaian progress kontrak yang
f. masih terkendala.
g. Meningkatkan pengawasan terhadap pemeliharaan jaringan.
g.

36 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Ketahanan Energi 37
C.
Ketahanan
Pangan

38 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Pengantisipasian kerawanan pangan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berpotensi
tidak optimal yang disebabkan potensi ketidakcukupan jumlah cadangan pangan serta
potensi tidak tersedianya alternatif cadangan pangan selain beras, sebagai dampak dari
pengelolaan cadangan pangan yang belum sepenuhnya memadai. Kebijakan tentang
cadangan pangan juga belum menjelaskan kriteria kualitas dan jumlah bahan pokok yang
dijadikan cadangan pangan, serta belum mengatur tentang mekanisme pengelolaan
cadangan pangan secara jelas.

Permasalahan lain yang ditemui antara lain belum adanya Rencana Pangan Daerah;
perencanaan kebutuhan jumlah cadangan pangan belum disusun sesuai dengan standar;
target jumlah Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) yang ditetapkan belum dapat
terpenuhi; belum adanya mekanisme pemantauan jumlah dan atau kualitas CPPD dan
mekanisme pelepasan CPPD; serta belum dikelolanya risiko kecurangan pengelolaan
cadangan pangan daerah secara memadai. Saldo CPPD Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung hanya sebesar 49,016 Ton, sedangkan saldo CPPD Kabupaten Bangka hanya
sebesar 29,150 Ton.

Ketahanan Pangan 39
C.1.
Tata Kelola Cadangan Pangan
Pemerintah Daerah

Harga jual beras di beberapa toko di Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terus mengalami
kenaikan beberapa hari terakhir. Namun, pengantisipasian kerawanan pangan di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung berpotensi tidak optimal yang disebabkan potensi ketidakcukupan jumlah cadangan pangan serta
potensi tidak tersedianya alternatif cadangan pangan selain beras, sebagai dampak dari pengelolaan cadangan
pangan yang belum sepenuhnya memadai. Kebijakan tentang cadangan pangan juga belum menjelaskan
kriteria kualitas dan jumlah bahan pokok yang dijadikan cadangan pangan, serta belum mengatur tentang
mekanisme pengelolaan cadangan pangan secara jelas.
Permasalahan lain yang ditemui antara lain belum adanya Rencana Pangan Daerah; perencanaan kebutuhan
jumlah cadangan pangan belum disusun sesuai dengan standar; target jumlah CPPD yang ditetapkan belum
dapat terpenuhi; belum adanya mekanisme pemantauan jumlah dan atau kualitas CPPD dan mekanisme
pelepasan CPPD; serta belum dikelolanya risiko kecurangan pengelolaan cadangan pangan daerah secara
memadai. Sementara itu, Pemerintah Daerah hanya dapat bertahan kurang dari 1 (satu) hari jika seluruh
penduduk mengalami risiko kejadian darurat yang membutuhkan bantuan pangan . Saldo CPPD Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung hanya sebesar 49,016 Ton, sedangkan saldo CPPD Kabupaten Bangka hanya
sebesar 29,150 Ton.

40 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Ketahanan pangan adalah salah satu pondasi penyelenggaraan negara. Kecukupan pangan dapat mendukung
tingkat kesejahteraan, kesehatan, kestabilan ekonomi serta kestabilan keamanan. Ketahanan pangan harus dijaga
setiap saat dan dimanapun dalam kondisi apapun, baik dalam keadaan normal, darurat, bencana, maupun saat terjadi
fluktuasi harga pangan. Untuk itulah, baik pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus mempunyai cadangan
pangan yang tersedia setiap saat.
Merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2022, Cadangan Pangan Pemerintah Daerah adalah persediaan
pangan yang dikuasai dan dikelola oleh Pemerintah Daerah berupa persediaan pangan yang disimpan di gudang
Cadangan Pangan Pemerintah Daerah, Gudang Cadangan Pangan Pihak Ketiga dan/atau lumbung pangan
masyarakat, berupa pangan pokok tertentu untuk dikonsumsi masyarakat, dalam menghadapi kekurangan pangan,
gejolak harga pangan, dan/atau keadaan darurat berupa bencana alam, bencana non alam, atau bencana sosial.
Formulasi penghitungan jumlah cadangan beras saat ini telah mempertimbangkan produksi beras di daerah,
kebutuhan untuk penanggulangan keadaan
darurat di daerah, kerawanan pangan di
daerah, kebutuhan konsumsi masyarakat di
daerah, dan potensi sumber daya di daerah.
Hal ini merupakan suatu terobosan dimana
perhitungan cadangan beras di pemerintah
daerah sebelumnya hanya didasarkan pada
kriteria jumlah penduduk, konsumsi beras
per kapita, dan proporsi terhadap cadangan
beras nasional.
Secara umum, Tata Kelola Cadangan
Pangan Pemerintah Daerah Tahun 2023 di
wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
belum sepenuhnya memadai, seperti yang
digambarkan pada infografis di samping.
Selain itu, harga jual beras beberapa toko di
Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung terus mengalami kenaikan. Dilansir
Bangkapos.com, per Selasa, (12/9/2023)
terjadi kenaikan harga jual beras di kisaran
Rp1.000,00 hingga Rp3.000,00 per kilogram.
Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Tarmin AB, kondisi geografis Bangka
Belitung mempengaruhi biaya transportasi
pengiriman barang sembako serta dampak
El Nino, sehingga beberapa negara
penghasil pangan cenderung menahan stok
untuk menjaga ketahanan pangan negara
bersangkutan.
Berdasarkan kondisi tersebut,
pengantisipasian kerawanan pangan
di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
berpotensi tidak optimal yaitu potensi
ketidakcukupan jumlah cadangan pangan
serta potensi tidak tersedianya alternatif
cadangan pangan selain beras.

Ketahanan Pangan 41
Saran :
Berdasarkan uraian di atas, kepada Kepala Daerah terkait telah kami
sarankan agar:
a. mengalokasikan anggaran untuk pengadaan cadangan pangan
a. seoptimal mungkin sesuai kebutuhan cadangan pangan yang
seharusnya.
b. menyusun rencana pangan daerah, menghitung dan menetapkan
b. rencana kebutuhan jumlah cadangan pangan sesuai dengan
Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 15 Tahun 2023.
c. menyusun perencanaan kebutuhan cadangan pangan lokal
c. selain beras; serta.
d. senantiasa melaksanakan dan menatausahakan proses
d. pengelolaan risiko terkait penyelenggaraan cadangan pangan
setiap tahun mulai dari identifikasi risiko, analisis risiko,
penanganan risiko, sampai dengan pemantauannya, termasuk
diantaranya risiko kecurangan.

42 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Ketahanan Pangan 43
D.
Pembangunan
Ekonomi

44 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Secara umum, masih terdapat hambatan dalam upaya pengembangan ekonomi di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(DPMPTSP) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah berkoordinasi dengan baik dalam
mengoptimalkan Kemudahan Perizinan Berusaha. Investasi Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) di sektor industri pengolahan dinilai sudah optimal. Meskipun demikian,
masih terdapat kelemahan dalam kebijakan kemudahan perizinan dan tata kelola Online
Single Submission (OSS), yang belum sepenuhnya optimal dalam menarik investasi PMA.

Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) menghadapi kendala


seperti kebijakan yang perlu diperbaiki, roadmap yang belum memadai, dan implementasi
yang belum optimal. Perbaikan diperlukan dalam mendorong belanja Produk Dalam
Negeri (PDN), menyusun roadmap yang lebih komprehensif, mendorong pasokan PDN,
menetapkan P3DN sebagai Indikator Kinerja Utama, dan mengalokasikan anggaran
minimum 40% untuk produk dalam negeri dari Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi.

Selain itu, meskipun Indonesia memiliki cadangan timah terbesar kedua di dunia (17%
dari total dunia), terutama di Pulau Bangka Belitung dan Kepulauan Riau, industri
pertambangan timah masih menghadapi berbagai persoalan, termasuk kurangnya pusat
data, ketidaktaatan terhadap aturan, dan perlu komitmen pemerintah untuk membenahi
tata kelola industri timah.

Potret permasalahan pengembangan kawasan industri dapat dilihat dari target investasi
Kawasan Industri Sadai sebesar Rp2,4 triliun, namun realisasi per 31 Agustus 2023
hanya mencapai 4,94%. Dukungan pemerintah melalui APBN/APBD untuk infrastruktur di
luar kawasan telah diberikan. Namun, Pembiayaan dari PT RBA selaku Badan Pengelola
Kawasan terbatas, sehingga progres infrastruktur di dalam kawasan tidak sesuai target.

Program Strategis Nasional di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga menemui


hambatan, yaitu adanya pandemi Covid-19 yang berdampak pada lambatnya investasi
dan pembangunan fisik di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Kelayang dan kendala
teknis yang dihadapi dalam Program Reforma Agraria sehingga metode dan tahapan
pelaksanaan kegiatan memerlukan perbaikan.

Saat ini tata kelola industri kelapa sawit menjadi fokus perhatian pemerintah. Pembentukan
Satuan Tugas Peningkatan Tata Kelola Industri Kelapa Sawit dilakukan untuk membenahi
permasalahan kompleks, termasuk rendahnya tingkat kepatuhan perizinan, penanaman,
pengolahan, hingga produk akhir.

Kegiatan Pembangunan/Renovasi Infrastruktur Pendidikan di Provinsi Kepulauan Bangka


Belitung mencakup rehabilitasi 10 sekolah di wilayah 3T dan desa berkembang, dengan
penyelesaian pada bulan Juni 2023. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas
pendidikan di daerah tersebut.

Pembangunan Ekonomi 45
D.1.
Kemudahan Perizinan
Berusaha
Analisis Kecukupan dan Ketepatan Bauran Kebijakan
Kemudahan Perizinan Berusaha
Dalam rangka mengoptimalkan Kemudahan Kebijakan kemudahan perizinan berusaha belum
Perizinan Berusaha, Dinas PMPTSP Provinsi sepenuhnya memadai. Hal ini terlihat dari Pemerintah
Kepulauan Bangka Belitung telah melakukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung belum menetapkan
fungsi koordinasi secara baik dan tidak terdapat Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Perizinan
hambatan dalam implementasi penyelenggaraan Berusaha, meskipun telah menetapkan Peraturan Daerah
perizinan berusaha berbasis risiko. Namun mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
demikian masih ditemukan kelemahan dalam Kepulauan Bangka Belitung Nomor 2 Tahun 2014 tentang
aspek kebijakan kemudahan perizinan, Tata Kelola Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka
Online Single Submission (OSS). Hasil analisis Belitung Tahun 2014-2034. Namun, baru 11 (sebelas)
menunjukkan bahwa perizinan berusaha belum Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) wilayah kabupaten/
sepenuhnya optimal memberikan dampak bagi kota baik yang telah diterbitkan baik yang sifatnya manual
arus masuk investasi PMA, namun sudah optimal maupun yang sudah terintegrasi dalam OSS. Sedangkan
memberikan dampak arus masuk investasi PMDN 2 (dua) RDTR yang masih dalam proses penyusunan.
pada sektor industri pengolahan. Kondisi tersebut dapat menghambat pelayanan perizinan
berusaha, khususnya persyaratan dasar terkait Rencana
Tata Ruang Wilayah dan memperlambat proses verifikasi.
Analisis Efektivitas Koordinasi Kelembagaan Lintas
Sektoral Terkait Kemudahan Perizinan Berusaha
Fungsi koordinasi telah dilakukan cukup optimal, yang
telihat dari ketaatan penyampaian laporan pelaksanaan
perizinan berusaha (dari kabupaten/kota), kemudian
direkapitulasi oleh Dinas PMPTSP Provinsi Kepulauan

46 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Bangka Belitung untuk disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri RI c.q. Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan di
Jakarta.
Analisis Tata Kelola OSS dalam Mendukung Kemudahan Perizinan Berusaha

Pelayanan penerbitan perizinan belum sepenuhnya optimal. Dari grafik di atas, sebanyak 585 permohonan (8,77%)
berstatus “Menunggu Verifikasi Persyaratan” yang memberikan dampak pada risiko terlambatnya realisasi proyek
(rencana investasi) Tahun 2023 senilai Rp3,91 Triliun.

Analisis dampak kemudahan perizinan berusaha terhadap perbaikan Indeks Kemudahan Berusaha serta peningkatan
investasi (PMDN dan PMA)

Hasil data realisasi investasi yang diperoleh dari National Single Window for Investment (NSWI) untuk triwulan II
tahun 2023, total realisasi investasi PMA mencapai US$8.918.200 dan PMDN mencapai Rp3.154.999.600.000.
Capaian ini menunjukkan pertumbuhan realisasi investasi PMA terkontraksi 42,20% (q-on-q) dan realisasi investasi
PMDN meningkat 120,11% (q-on-q).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemudahan perizinan berusaha belum sepenuhnya optimal memberikan
dampak bagi arus masuk investasi PMA pada sektor industri pengolahan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
dilihat dari arus masuk investasi pada TW I dan TW 2 Tahun 2023.

Pembangunan Ekonomi 47
Saran :
Untuk lebih meningkatkan kinerja DPMPTSP Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung dalam penyelenggaraan perizinan berusaha berbasis
risiko, direkomendasikan kepada Kepala DPMPTSP Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung agar:
Melakukan koordinasi dengan Sekretaris DPRD Provinsi Kepulauan
a.
Bangka Belitung untuk penyelesaian Peraturan Daerah tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha;
Mengkaji kebutuhan Investment Project Ready to Offer (I-PRO) untuk
b.
mendukung investasi bagi potensi dan peluang pada sektor industri
dan dikaitkan dengan keberadaan berbagai Kawasan Industri dan
Perdagangan di wilayah Provinsi Kepulauan Riau termasuk Kawasan
Industri Sadai (KIS);
Melakukan koordinasi kepada OPD terkait dalam rangka penyelesaian
c.
RDTR Kabupaten/Kota yang belum terbit;
Menyusun rencana fasilitasi kepada pelaku usaha yang mengalami
d. kelambatan pengurusan perizinan berusaha.

48 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


D.2.
P3DN
Hambatan dalam Kepatuhan Pelaksanaan
Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN)

Pemerintah mencanangkan Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN). PBJ pemerintah,
mau tidak mau, harus memenuhi kriteria ini, walaupun barang dan jasa yang dibutuhkan ternyata lebih
mahal dan membutuhkan waktu lebih lama. Hasil pengawasan menunjukkan terdapat beberapa kondisi yang
memerlukan perbaikan oleh pemerintah daerah, antara lain: kebijakan untuk mendorong belanja (demand) PDN,
roadmap yang memuat berbagai jenis rencana kegiatan/rencana kerja, kebijakan untuk mendorong supply PDN,
penetapan P3DN sebagai Indikator Kinerja Utama, dan alokasi anggaran belanja barang/jasa paling sedikit 40%
untuk produk dalam negeri Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi.
Selain itu, implementasi kebijakan P3DN pada badan usaha di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
masih belum optimal. Hal ini terkendala dengan minimnya kebijakan yang secara teknis tegas mengatur
mekanisme pelaksanaan yang dapat dijadikan petunjuk teknis pelaksanaan program P3DN. Dengan demikian
masih memerlukan dorongan kebijakan pemerintah daerah berupa roadmap penyelenggaraan P3DN yang
mengatur rinci teknis implementasi dengan indikator target tertentu yang dapat segera dicapai.

Pembangunan Ekonomi 49
Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah melaksanakan Evaluasi
atas Governance, Risk, Control, Compliance, Anticorruption, dan Debottlenecking
(GRCCAcD) Program P3DN pada Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,
Pemerintah Kabupaten/Kota, BUMN, BUMD dan BLUD di Wilayah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung tahun 2023. Evaluasi ini bertujuan untuk memberikan penilaian
secara sistematis dan objektif atas desain, implementasi dan hasil dari Program
P3DN dengan membandingkan antara regulasi dan rencana yang telah ditetapkan,
serta menentukan faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan atau kegagalan
dalam mencapai sasaran dan tujuan Program P3DN.
Evaluasi dilakukan pada 8 pemerintah daerah, 1 BUMN, 4 BUMD dan 10 BLUD di
wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan uji petik pada 10 (sepuluh) kontrak dengan nilai terbesar. Hasil
validasi atas isian pada 8 pemerintah daerah, 1 BUMN, 4 BUMD dan 10 BLUD dapat dilihat pada grafis berikut.
Berdasarkan grafis tersebut, Kepatuhan pada 8 pemerintah
daerah, 1 BUMN, 4 BUMD dan 10 BLUD di wilayah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung atas Program P3DN masih
rendah dan kinerja kelembagaan pelaksana Program P3DN
belum sepenuhnya memadai. Permasalahan yang dihadapi
oleh Badan Usaha, khususnya Badan Usaha Milik Daerah
di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berupa kebijakan
terkait P3DN yang belum secara teknis tegas mengatur
mekanisme pelaksanaan yang dapat dijadikan petunjuk
teknis pelaksanaan program P3DN. Kebijakan tersebut
belum secara rinci mengatur mekanisme pada pelaksanaan
pengadaan hingga pada penulisan kontrak.
Dari gambaran penyelenggaraan P3DN di wilayah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung dapat disimpulkan bahwa
implementasi P3DN belum didukung Grand Design yang
komprehensif dan infrastruktur penyelenggaraannya masih
belum secara paralel mendukung program. Infrastruktur
dimaksud meliputi komitmen dan kebijakan; kelembagaan;
penganggaran; serta evaluasi dan pengawasan. Rendahnya tindak lanjut atas AoI terkait P3DN menunjukkan bahwa
program P3DN belum menjadi salah satu Indikator Kinerja Utama/IKU/KPI Organisasi.
Area of Improvement tidak dapat dilaksanakan oleh salah satu pihak saja, diperlukan kolaborasi yang efektif baik
secara internal melalui Tim P3DN maupun secara eksternal dengan pelaku usaha atau penyedia barang/jasa.

50 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Saran :
Dalam rangka menangani kondisi tersebut, disarankan kepada Pj.
1
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung selaku Wakil Pemerintah Pusat
di Daerah dan Kepala Daerah di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung agar mengambil langkah-langkah strategis guna mendorong
Tim P3DN, APIP/SPI, dan stakeholders terkait untuk:
a.a. Menyusun dan menetapkan kebijakan untuk mendorong belanja
(demand) dan supply, pengurangan impor, roadmap terkait P3DN;
b.b. Melaksanakan dan melaporkan kegiatan Tim P3DN secara
berkala dan terjadwal seperti pemantauan, evaluasi, fasilitasi
perbedaan penafsiran TKDN, tingkat kepatuhan, serta saran
perbaikan;
c. Melaksanakan dan melaporkan kegiatan pengawasan oleh
c. APIP/SPI yang mencakup tingkat kepatuhan P3DN, kewajaran
tingkat alokasi TKDN, kewajiban input dalam SIRUP, kewajiban
penandaan (tagging) PDN atau impor, kewajaran penghitungan
TKDN pada rencana belanja PDN, saran perbaikan (Tata Kelola,
Risiko, dan Pengendalian), serta monitoring tindak lanjutnya;
d.d. Menyediakan sumber daya yang memadai untuk pelaksanaan
kebijakan terkait Belanja PDN, roadmap, pengurangan impor,
supply PDN, kegiatan Tim P3DN, serta kegiatan pengawasan oleh
APIP/SPI;
e. Melaksanakan sosialisasi dan/atau pelatihan kepada pegawai
e. yang melaksanakan PBJ terkait ketentuan dan kebijakan dalam
pelaksanaan dan pengawasan P3DN dalam upaya peningkatan
pemahaman dan kompetensi SDM;
f. Menetapkan Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam
f.
Negeri sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU);
g. Melaksanakan evaluasi komprehensif, pengawasan dan
g. penegakan aturan (law enforcement) atas kepatuhan pelaksanaan
P3DN pada OPD/BUMN/BUMD/BLUD yang melaksanakan PBJ.
Sedangkan dari sisi Pemerintah Pusat, masih diperlukan adanya
2 penjelasan lebih lanjut terkait kebijakan reward and punishment agar
Pemerintah Daerah dapat segera mengimplementasikannya.

Pembangunan Ekonomi 51
D.3.
Tata Kelola Industri Tambang
Timah
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil timah
terbesar di dunia. Kandungan timah dalam wilayah
Cadangan timah Indonesia merupakan terbesar Indonesia membentang sepanjang jalur mineralisasi sabuk
kedua di dunia, yakni 17% dari total cadangan timah Asia Tenggara yang sebagian besar berpusat pada
timah dunia. Cadangan timah tersebut mayoritas wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebagian
tersebar di Pulau Bangka Belitung dan Kepulauan besar kandungan timah merupakan endapan alluvial/placer
Riau, dimana PT Timah Tbk memiliki wilayah yang tersebar baik di darat maupun di dalam laut, sehingga
penambangan sebesar 45,25% dari total wilayah pengusahaannya dapat dilaksanakan dengan modal dan
izin usaha pertambangan. Namun persoalan teknologi yang relatif sederhana. Hal ini memungkinkan
demi persoalan terus mendatangi industri kegiatan penambangan timah dapat dilakukan baik dalam
pertambangan timah, mulai dari belum terpusatnya skala besar yang padat modal maupun dalam skala kecil
sistem data hingga ketidaktaatan terhadap aturan yang melibatkan masyarakat di sekitar tambang.
yang berlaku. Diperlukan komitmen yang kuat Namun, masifnya kegiatan penambangan timah tidak
dari pemerintah untuk membenahi tata kelola diikuti dengan tata kelola yang memadai sehingga
industri timah agar dapat memberikan manfaat menimbulkan berbagai persoalan. Pemerintah harus
yang sebesar-besarnya bagi negara. menemukan formulasi yang tepat untuk memperbaiki tata
kelola industri timah. Oleh sebab itu, Perwakilan BPKP
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah melaksanakan
Audit Tujuan Tertentu atas Tata Kelola Industri Tambang
Timah. Beberapa permasalahan yang ditemukan dalam
audit tersebut yaitu:
1. Belum adanya rincian data industri timah untuk
tahun 2018 sampai dengan 2022 disebabkan
belum terdapat sistem terpadu yang memadai

52 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


untuk pemanfaatan data secara bersama antar pemangku kepentingan di daerah termasuk pihak eksternal
sehingga optimalisasi pemanfaatan data untuk pengambilan kebijakan belum berjalan efektif. Akibatnya, data
yang tersaji belum dapat dijadikan sebagai bahan dan pertimbangan untuk pengambil keputusan perbaikan
kebijakan dan tata kelola.
2. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari Dinas ESDM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, diketahui
belum terdapat serah terima dokumen perizinan ke pemerintah pusat, terkait adanya peralihan kewenangan
ke Pemerintah Pusat. Hal ini disebabkan penyerahan dokumen membutuhkan waktu dan direncanakan akan
disampaikan secara bertahap kepada Pemerintah Pusat. Akibatnya, terjadi keterbatasan akses, serta terhadap
data yang belum jelas dan atas data yang tersaji belum dapat dijadikan sebagai bahan dan pertimbangan
untuk pengambilan keputusan.
3. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian ESDM per 28 Februari 2023, data jumlah dan luasan IUP
dapat dijabarkan sebagai berikut:

4. Adanya perbedaan data jumlah dan luasan IUP disebabkan Aplikasi MODI dan MOMI dikelola oleh 2 (dua)
Direktorat yang berbeda pada Kementerian ESDM, sehingga diperlukan waktu untuk proses sinkronisasi data
terlebih dahulu sampai pada akhirnya bisa ditayangkan di kedua aplikasi tersebut. Untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut, Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM saat ini sedang
mengembangkan modul/tools integrasi proses bisnis yang bertujuan untuk meminimalisir perbedaan data
jumlah dan luasan IUP.
5. Berdasarkan data jaminan reklamasi dan pasca tambang diketahui terdapat jaminan reklamasi sebesar
Rp106.356.966.668,60 atas 227 IUP dan jaminan pasca tambang sebesar Rp26.519.788.849,02 atas 167 IUP
yang belum dilakukan pencairan dana (pelaksanaan kegiatan reklamasi). Hal ini disebabkan ketidaktaatan
perusahaan dan lemahnya pengawasan Pemerintah Daerah terhadap pelaksanaan reklamasi di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung. Akibatnya terdapat potensi timbulnya penambahan luas lahan kritis di wilayah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung karena tidak dilaksanakannya kegiatan reklamasi dan pasca tambang.
6. Pada tahun 2019, Dinas ESDM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah menyusun Cetak Biru Pengembangan
dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) pada Kegiatan Usaha Pertambangan Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung 2019 s.d. 2024. Namun atas rencana tersebut, Dinas ESDM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tidak
mengetahui mengenai realisasi kegiatan PPM, disebabkan berlakunya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara,
dimana Pemerintah Pusat mengalihkan seluruh kewenangan pengelolaan termasuk perizinan tambang
mineral dan batubara yang semula di Pemerintah Daerah menjadi ke Pemerintah Pusat.

Salah satu kendala dalam pelaksanaan Audit Tujuan Tertentu atas Tata Kelola Industri Timah adalah tidak diperolehnya
gambaran utuh atas beberapa aspek yang diaudit, sehingga penyimpulan dan saran perbaikan terhadap beberapa
aspek tata kelola tidak dapat dilakukan karena ketiadaan data/informasi tersebut, antara lain terkait ada/tidaknya:
• Perusahaan timah yang beroperasi tidak sesuai RKAB
• Perusahaan yang tidak memiliki izin AMDAL
• Perusahaan yang beroperasi tanpa izin
• Badan usaha yang tidak terdaftar dalam aplikasi MODI namun tetap beroperasi dan tetap melakukan aktivitas
pertambangan
• Perusahaan yang tidak melakukan pengolahan produk sampingan timah
• Pemerintah Daerah yang belum menetapkan jaminan reklamasi
• Pemerintah yang tidak menetapkan standar biaya PPM perusahaan

Pembangunan Ekonomi 53
Saran :
Terhadap masalah-masalah yang dijumpai, disarankan kepada Pj.
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung selaku Wakil Pemerintah Pusat
di Daerah agar:
1 Meningkatkan koordinasi lintas sektor antara pihak-pihak terkait.
Menginstruksikan Kepala Dinas ESDM Provinsi Kepulauan Bangka
2 Belitung agar:

a.a. Melakukan koordinasi dengan Kementerian ESDM dalam


rangka:
1) Percepatan proses Serah Terima Perizinan, Data,
dan Aspek Keuangan Badan Usaha Timah kepada
Pemerintah Pusat.
2) Penyampaian usulan perbaikan sistem terpadu
satu data sehingga aplikasi MODI dan MOMI dapat
tersinkronisasi secara otomatis.

b.c. Melakukan koordinasi dengan Direktur Jenderal Mineral


dan Batubara untuk menyusun langkah-langkah pencairan
dana reklamasi dan pasca tambang serta melakukan
kegiatan reklamasi sesuai ketersediaan dana dan
ketentuan berlaku.

c.d. Menyusun laporan realisasi kegiatan Pengembangan dan


Pemberdayaan Masyarakat (PPM) sesuai ketentuan.
Mengoptimalkan upaya–upaya preventif dalam penertiban
3 penambangan timah ilegal.

54 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


D.4.
Pengembangan Kawasan Ekonomi
Khusus/Kawasan Industri

Target Investasi Kawasan Industri Sadai sebesar Rp2.4 triliun dengan realisasi investasi per 31 Agustus
2023 terbilang sangat minim yaitu senilai Rp199.40 miliar atau 4,94%. Di sisi lain Pemerintah melalui APBN/
APBD telah memberikan dukungan yang cukup signifikan dalam hal penyediaan infrastruktur di luar kawasan
seperti penyediaan air baku, akses jalan nasional menuju Kawasan industri Sadai (KIS). Sementara penyediaan
infrastruktur dasar di dalam Kawasan Industri yang seharusnya menjadi tanggungjawab Pengelola Kawasan
Industri/PT RBA belum menunjukkan progress yang menggembirakan sesuai dengan yang ditargetkan.
Permasalahan utamanya adalah kurangnya pembiayaan dari PT RBA sendiri dan/atau menggandeng investor
dalam mengelola kawasan serta kurangnya kemampuan PT RBA selaku Badan Pengelola Kawasan untuk
mendatangkan Investor Tenant yang berminat di Kawasan Industri Sadai.

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki satu kawasan industri yang berlokasi di Sadai, Kecamatan Tukak
Sadai, Kabupaten Bangka Selatan, sampai dengan Triwulan III tahun 2023 terdapat dua pelaku usaha/tenant yang
menempati kawasan industri Sadai dengan rincian sebagai berikut:

Pembangunan Ekonomi 55
Aspek Kebijakan dan Kelembagaan Pembangunan Kawasan Industri, termasuk Keberlanjutan Pembiayaan
Pembangunan Kawasan Industri
Dalam aspek kebijakan ditemukan permasalahan sebagai berikut:
1. Komite Kawasan Industri Sadai dan kelembagaan lainnya dalam rangka pembangunan kawasan industri
Sadai belum dibentuk.
2. Pengelola Kawasan Belum Memiliki Skema Pembiayaan yang jelas.

Aspek (Strategi) Pengembangan Kawasan Industri


Grand design terkait pembangunan KI Sadai belum pernah dilakukan evaluasi oleh pihak lain termasuk dalam hal
ini stakeholder terkait (pemerintah daerah). Pembangunan Kawasan Industri Sadai telah memiliki target waktu
(timeline) terkait proses pencapaian target berdasarkan dokumen Roadmaps Bangka Belitung Industrial Estate
mulai dari tahun 2017 hingga 2033, akan tetapi belum dicantumkan strategi pembiayaan yang jelas untuk proses
pencapaian target pengembangannya.
Akuntabilitas Keuangan dan Capaian Progres Pembangunan Kawasan Industri
Dari tabel di atas diketahui dari total rencana investasi PT RBA dalam pembangunan kawasan industri sebesar
Rp2.416.485.595.000,00, sampai dengan 31 Agustus 2023 capaian realisasi sebesar Rp199.401.650.000 atau
sebesar 4,94%.

Dalam progres Pembangunan kawasan industri, diperoleh permasalahan sebagai berikut:


1. Monitoring pemerintah pusat maupun daerah terhadap pembangunan kawasan industri belum memadai
2. Ruang lingkup akuntabilitas keuangan dan capaian progres hasil pembangunan kawasan industri belum
lengkap dan belum menetapkan target jangka pendek.

56 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Aspek Efektivitas Pengembangan Kawasan Industri terhadap Penyerapan Tenaga Kerja, Peningkatan Investasi,
Pertumbuhan Ekonomi, dsb.
PT RBA per semester II 2023 melaporkan memiliki 77 orang tenaga kerja. Namun tidak didapatkan informasi
mengenai rincian tenaga kerja tersebut termasuk legalitas/sah tidaknya karyawan tersebut sebagai karyawan PT
RBA, sehingga tidak dapat disimpulkan proporsi tenaga kerja asing dan tenaga kerja lokal. Stakeholders Lokal dalam
hal ini pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten, belum menginisiasi keberadaan lembaga pelatihan untuk
mendukung kebutuhan skill dari perusahaan pengguna Kawasan Industri.
Hambatan dan Permasalahan Pengembangan Kawasan Industri
Beberapa hambatan dan permasalahan pengembangan Kawasan industri Sadai, yaitu pengembangan Kawasan
Industri Sadai belum sesuai standar kawasan, dimana pembangunan suatu Kawasan Industri mempersyaratkan
dukungan ketersediaan infrastruktur industri yang memadai antara lain:
1. Tersedianya akses jalan yang dapat memenuhi kelancaran arus transportasi kegiatan industri;
2. Tersedianya sumber energi (gas, listrik, dan lain-lain) yang mampu memenuhi kebutuhan kegiatan industri
baik dalam hal ketersediaan, kualitas, kuantitas, dan kepastian pasokan;
3. Tersedianya sumber air sebagai air baku industri dan air minum baik yang bersumber dari permukaan atau air
tanah; dan
4. Tersedianya sistem dan jaringan telekomunikasi untuk kebutuhan telepon dan komunikasi data.

Pembangunan Ekonomi 57
D.5.
Tata Kelola
Proyek Strategis Nasional
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Kelayang
Realisasi investasi sampai dengan Triwulan IV tahun
Pengawasan Program Strategis Nasional (PSN) 2023 baru mencapai Rp1,714 triliun yang terdiri dari
di Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pembangunan kawasan sebesar Rp1,18 triliun dan
Semester II tahun 2023 dilakukan terhadap KEK investasi pelaku usaha sebesar Rp534,0 Miliar atau baru
Tanjung Kelayang dan PSN Reforma Agraria. 16,64% dari target, sedangkan progres pembangunan fisik
dalam kawasan baru mencapai 7,937% dari target 39,982%,
Terhentinya kegiatan pembangunan fisik pada serta tingkat penyerapan tenaga kerja yang masih rendah,
KEK Tanjung Kelayang pada tahun 2021 dan yaitu sebanyak 935 orang atau 18,70% dari target sebanyak
2022 merupakan imbas dari pandemi Covid-19 5.000 Orang pada Tahun 2045.
yang mengakibatkan lambatnya pertumbuhan
investasi yang masuk ke wilayah KEK Tanjung Meskipun progres investasi masih relatif minim, tingkat
Kelayang, berimbas pula pada rendahnya progres pendapatan sektor pariwisata terhadap PDRB cenderung
pembangunan fisik dalam kawasan, serta tingkat mengalami peningkatan, begitu juga dengan tingkat
penyerapan tenaga kerja tidak sesuai terget. kunjungan wisatawan yang mengalami peningkatan
walaupun masih didominasi oleh wisatawan domestik.
Rendahnya capaian keuangan dan fisik Program Hal ini merupakan tantangan sekaligus potensi untuk
Reforma Agraria pada Kegiatan PTSL utamanya mengakselerasi pembangunan KEK Tanjung Kelayang
disebabkan adanya sistem, metode dan tambahan demi mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan, baik
tahapan dalam pelaksanaan pengukuran PTSL mancanegara maupun domestik.
berupa pengambilan foto lewat udara,tambahan
kegiatan pemetaan, tahapan pengumuman Dalam rangka peningkatan nilai investasi dan percepatan
klarifikasi serta lambatnya pengumpulan data progres pembangunan di wilayah KEK Tanjung Kelayang,
yuridis. telah disarankan kepada Bupati Belitung agar:
1. Menyelenggarakan pertemuan yang bersifat lintas
sektoral secara rutin dengan pihak-pihak terkait

58 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


guna menyelesaikan hambatan yang ada untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan sesuai dengan
target dan mendokumentasikannya dalam Laporan Operasionalisasi KEK.
2. Mengupayakan terselenggaranya event berskala nasional maupun internasional bekerja sama dengan
Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat dalam rangka menambah jumlah kunjungan wisatawan dan
mempercepat investor yang akan berinvestasi di KEK Tanjung Kelayang.
3. Mengupayakan untuk membuka kembali rute penerbangan langsung dari Singapura ke Tanjungpandan (PP)
dan dari Kuala Lumpur ke Tanjungpandan (PP) serta meningkatkan jumlah penerbangan domestik dalam
rangka menambah jumlah kunjungan wisatawan dan mempercepat investor yang akan berinvestasi di KEK
Tanjung Kelayang.
4. Menginstruksikan kepada Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Perindustrian
selaku Kepala Administrator KEK Tanjung Kelayang untuk melakukan koordinasi dengan PT Belitung Pantai
Intan selaku BUPP KEK Tanjung Kelayang untuk melakukan percepatan perubahan rencana Pembangunan
yang tertuang pada surat perjanjian Nomor 181/005/PK/II/2016 dan P02/BELPI/IX/2016.
5. Menginstruksikan kepada PT Belitung Pantai Intan selaku BUPP KEK Tanjung Kelayang untuk:

a. Melakukan koordinasi kepada seluruh investor terkait perencanaan investasi dan detail pembangunan
yang akan dilakukan di sekitar Kawasan KEK Tanjung Kelayang Kabupaten Belitung.
b. Menyampaikan laporan progres investasi dan progres detail pembangunan di Kawasan KEK Tanjung
Kelayang secara rutin minimal 3 (tiga) bulan sekali kepada Kepala Administrator KEK Tanjung Kelayang
dan Ketua Dewan Kawasan KEK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
c. Melanjutkan penyelesaian pembangunan Kantor Badan Usaha Pembangun dan Pengelola serta Fasilitas
Sosial dan Fasilitas Umum yang merupakan kewajiban dalam pemenuhan fasilitas kawasan.

Mengawal Pembagian Tanah Negara


Hasil Reviu terhadap Tata Kelola Proyek Strategis Nasional (PSN) atas Program Reforma Agraria pada Kegiatan
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dan Kegiatan Redistribusi Tanah Triwulan IV Tahun 2023 di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung menunjukkan Persiapan Program Reforma Agraria pada Kegiatan PTSL dan Kegiatan
Redistribusi Tanah telah dilakukan secara memadai namun capaian keuangan dan capaian fisik kegiatan masih
rendah.
Capaian fisik kegiatan SHAT PTSL sampai dengan Triwulan IV Tahun 2023 adalah sebanyak 14.740 sertifikat atau
92,93% dari target sebanyak15.862 sertifikat dan kegiatan SHAT Redistribusi Tanah sebanyak 4.308 sertifikat atau
86,16% dari target sebanyak 5.000 sertifikat. Sedangkan capaian realisasi keuangan kegiatan SHAT PTSL sebesar
Rp3.079.505.327,00 atau 86,78% dari pagu anggaran sebesar Rp3.584.837.000,00 dan Kegiatan SHAT Redistribusi
Tanah sebesar Rp2.216.235.599,00 atau 95,05% dari pagu anggaran sebesar Rp2.320.713.000,00.

Saran :
Atas hasil pengawasan yang dilakukan, kepada Kepala Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah
disarankan agar:
1. Memantau dan mengevaluasi pencapaian target Program Reforma
a.
Agraria pada Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
(PTSL) dan Kegiatan Redistribusi Tanah pada masing-masing
Kantor Wilayah Pertanahan.
2.b. Melakukan langkah-langkah strategis untuk memastikan target
Program Reforma Agraria pada Kegiatan Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap (PTSL) dan Kegiatan Redistribusi Tanah tahun
2023 dapat tercapai.

Pembangunan Ekonomi 59
D.6.
Pengawasan Tata Kelola Industri
Kelapa Sawit
Kolaborasi Lintas Sektoral Peningkatan Tata Kelola Industri Kelapa Sawit

Tata kelola industri kelapa sawit menjadi salah satu sektor yang turut menjadi perhatian pemerintah yang
perlu dibenahi. Pembentukan Satuan Tugas Peningkatan Tata Kelola Industri Kelapa Sawit melalui Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2023 merupakan salah satu bentuk dari upaya pembenahan dan
BPKP termasuk di dalamnya. Permasalahan yang kompleks dan beragam mulai dari perizinan, penanaman,
pengolahan, sampai dengan produk akhir, tergambar nyata berdasarkan hasil Audit Tujuan Tertentu Tata Kelola
Industri Kelapa Sawit Tahun 2023.
Diperlukan komitmen bersama dan kolaborasi yang efektif antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan
Pelaku Usaha agar tujuan perbaikan tata kelola industri kelapa sawit dapat tercapai, khususnya pembenahan
atas rendahnya tingkat kepatuhan perizinan perusahaan kelapa sawit, ketidakpatuhan perusahaan untuk
menyediakan kebun masyarakat, pendirian pabrik kelapa sawit tanpa perizinan yang lengkap, belum adanya
database untuk mengintegrasikan monitoring pada industri kelapa sawit, lahan perkebunan kelapa sawit yang
berada dalam kawasan hutan, dan permasalahan lainnya.

60 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Selama Tahun 2023, Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah melaksanakan pengawasan
terhadap Tata Kelola Industri Kelapa Sawit melalui kegiatan Audit Tujuan Tertentu. Secara umum, permasalahan
yang ditemukan sebagai berikut:
1. Perusahaan Perkebunan tidak melakukan pengurusan Izin Penggunaan Kawasan Hutan karena surat
keputusan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terkait areal perkebunan yang masuk dalam
kawasan hutan tidak diperoleh perusahaan.
2. Terdapat perbedaan data luasan areal perkebunan antara surat keputusan Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan terkait areal perkebunan yang masuk dalam kawasan hutan dengan data pada perusahaan.
3. Progres pengisian aplikasi SIPERIBUN oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit belum optimal.
4. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung belum memiliki data Perkebunan
Sawit Rakyat (PSR).
5. Tumpang tindih kebijakan fasilitasi pembangunan kebun masyarakat.
6. Terdapat perbedaan informasi perkebunan kelapa sawit pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung dengan Dinas Pertanian/Perkebunan Kabupaten.
7. Tumpang tindih areal lahan perkebunan kelapa sawit sesuai IUP dengan lahan areal pertambangan seluas
2.347 hektar.
8. Tindak lanjut atas pengajuan pelepasan kawasan hutan oleh perusahaan perkebunan belum tuntas di
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
9. Data tangki timbun Perusahan Kelapa Sawit yang dimiliki oleh dinas terkait di Wilayah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung belum termonitor secara berkala.
10.Optimalisasi penerimaan pajak daerah dari sektor industri kelapa sawit belum memadai.

Permasalahan di atas secara garis besar disebabkan:


1. Lemahnya koordinasi lintas sektoral terkait pemberian izin usaha (IUP, HGU, izin penggunaan kawasan
hutan, dan perizinan tangki timbun), monitoring data Perkebunan Sawit Rakyat (PSR), data tangki timbun,
dan Fasilitasi Pembangunan Kebun Masyarakat baik di tingkat pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
selaku pemilik wilayah masih tergolong lemah dan kejelasan pembagian peran, tugas, dan tanggung jawab
serta wewenang masih belum memadai.
2. Sosialisasi dan/atau pelatihan operasionalisasi aplikasi SIPERIBUN belum dilakukan secara optimal dan
menyeluruh dari tahap pendaftaran sampai pengisian data dan belum adanya pemberian jaminan keamanan
atas data digital milik perusahaan yang ada dalam aplikasi SIPERIBUN serta kurangnya ketegasan dari
pemerintah dalam memberikan sanksi atas ketidakpatuhan perusahaan pada proses digitalisasi data industri
kelapa sawit.
3. Implementasi atas ketentuan yang mengatur tentang Perizinan Usaha Perkebunan dan Hak Atas Tanah serta
Fasilitasi Pembangunan Kebun Masyarakat belum memadai dan adanya perbedaan persepsi atas aturan yang
menjadi landasan Fasilitasi Pembangunan Kebun Masyarakat serta Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Daerah tidak bersikap tegas atas ketidakpatuhan perusahaan pada ketentuan tersebut.
4. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan belum memiliki kebijakan yang jelas
tentang lamanya waktu penyelesaian atas Pengajuan Pelepasan Kawasan Hutan oleh Perusahaan Perkebunan
kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sampai dengan penerbitan izin pelepasan kawasan
hutan.
5. Pemerintah belum melakukan monitoring, evaluasi atau analisa kebijakan yang dapat meningkatkan potensi
penerimaan daerah dari industri kelapa sawit seperti analisa kebijakan mengenai potensi pengenaan PBB dari
perkebunan sawit rakyat atau plasma menjadi penerimaan daerah serta tidak terdapat monitoring terhadap
besaran penerimaan Daerah dari sektor industri kelapa sawit yang dipungut setiap tahunnya.

Pembangunan Ekonomi 61
Saran :
Berdasarkan permasalahan tersebut, disarankan kepada Pj. Gubernur
Kepulauan Bangka Belitung selaku Wakil Pemerintah Pusat di
Daerah agar mengambil langkah-langkah strategis guna mendorong
Pemerintah Daerah untuk:
a. Menyusun kebijakan/mekanisme/pola koordinasi yang intensif
a. antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, Pemerintah
Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten terkait pemberian izin
usaha, monitoring data Perkebunan Sawit Rakyat (PSR), data
tangki timbun, dan Fasilitasi Pembangunan Kebun Masyarakat
serta kebijakan terkait dengan pembagian peran, tugas, dan
tanggung jawab serta wewenang Pemerintah Pusat dan Daerah.
b. Melakukan sosialisasi dan/atau pelatihan operasionalisasi
b.
aplikasi SIPERIBUN kepada admin SIPERIBUN di Dinas Pertanian
Provinsi/Kabupaten dan Operator SIPERIBUN di perusahaan dan
meningkatkan tingkat keamanan data dan informasi digital milik
perusahaan yang telah diinput ke dalam aplikasi SIPERIBUN serta
memberikan sanksi kepada pelaku usaha yang tidak taat dalam
menggunakan aplikasi SIPERIBUN sesuai ketentuan berlaku.
c. Menyusun kebijakan atas penggunaan peraturan terkait dasar
c.
perhitungan fasilitasi pembangunan kebun masyarakat dan
melakukan sosialisasi terkait kebijakan Dasar Perhitungan Luas
Kewajiban Fasilitasi Pembangunan Kebun Masyarakat dan Jenis
Fasilitasi Pembangunan Kebun Masyarakat kepada pelaku usaha
perkebunan kelapa sawit serta menyikapi secara tegas melalui
pemberian sanksi atas ketidakpatuhan pelaku usaha.
d. Menyusun kebijakan/petunjuk teknis Pengajuan Pelepasan
d.
Kawasan Hutan oleh Perusahaan Perkebunan kepada
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sampai dengan
penerbitan izin pelepasan kawasan hutan.
e. Melakukan evaluasi atau analisa kebijakan yang dapat
e. meningkatkan potensi penerimaan daerah dari industri kelapa
sawit seperti analisa kebijakan mengenai potensi pengenaan PBB
dari perkebunan sawit rakyat atau plasma menjadi penerimaan
daerah.
f. Melaksanakan evaluasi komprehensif, pengawasan dan
f.
penegakan aturan (law enforcement) dan jika diperlukan
membentuk tim lintas sektoral untuk percepatan penanganan
permasalahan sesuai ketentuan berlaku

62 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


D.7.
Penugasan Pengawasan atas Permintaan K/L
dan/atau Ketentuan Peraturan Menteri Keuangan

Sasaran dari kegiatan


Pembangunan/Renovasi
Infrastruktur Pendidikan adalah
terbangunnya kembali sekolah
dan madrasah di wilayah 3T
(terdepan, terluar, tertinggal)
dan desa berkembang
dalam rangka percepatan
pembangunan infrastruktur
pendidikan, sehingga dapat
meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia. Pada
Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung terdapat rehabilitasi
sekolah sebanyak 10 sekolah
yang tersebar di kabupaten/
kota yang dikerjakan secara
multiyears tahun dan telah
selesai pada Bulan Juni 2023.

Pembangunan Ekonomi 63
Realisasi keuangan dan fisik pekerjaan Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Sekolah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung 1 Tahun 2022 dan Tahun 2023 per Juni 2023 berdasarkan kondisi lapangan adalah sebesar
Rp24.123.828.550,00, bobot fisik pekerjaan 100%.
Seyogianya akan dilakukan Audit Tujuan Tertentu atas pekerjaan Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Sekolah ini.
Namun, pada saat akan dilaksanakan audit, Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Kepolisian Daerah
Bangka Belitung sedang melakukan penyelidikan atas Kegiatan Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Sekolah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung 1 Tahun 2022 karena adanya pengaduan masyarakat. Sehubungan dengan hal itu,
Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengambil sikap mengutamakan pelaksanaan Penyelidikan
yang dilakukan Ditreskrimsus Polda Bangka Belitung dan audit dibatalkan.

64 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Pembangunan Ekonomi 65
E.
Pembangunan
Sumber Daya
Manusia (SDM) yang
Berkualitas

66 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Pembangunan SDM yang berkualitas di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
menunjukkan kondisi yang belum optimal. Pelaksanaan Bauran Program Kesejahteraan
Sosial belum efektif, dengan kendala seperti pola perilaku Keluarga Penerima Manfaat
(KPM) Program Keluarga Harapan (PKH), KPM PKH yang telah cukup sejahtera enggan
untuk digraduasi, serta ketidaktepatan sasaran penerima manfaat program ATENSI Anak
YAPI Covid dan penerima bantuan Permakanan Bagi Lansia Tunggal dan Disabilitas.

Pelaksanaan Instruksi Presiden tentang Penghapusan Kemiskinan Ekstrem juga dinilai


belum optimal di Kepulauan Bangka Belitung, dengan rendahnya kinerja konvergensi
program dan ketidakoptimalan program daerah dalam menurunkan beban pengeluaran,
meningkatkan pendapatan, dan menurunkan jumlah kantong-kantong kemiskinan.

Penyaluran Bansos Pemerintah Daerah belum memiliki regulasi yang jelas, berpotensi
tidak tepat sasaran, dan tidak ada evaluasi efektivitas penyaluran bantuan sosial.
Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa telah dilaksanakan dengan baik, tetapi belum efektif
mengurangi beban pengeluaran keluarga penerima manfaat.

Pendidikan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menghadapi masalah seperti rendahnya


Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi, kurangnya penggunaan dana Bantuan
Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN), dan kurang optimalnya pelaksanaan tracer
study. Tata kelola pemajuan kebudayaan juga belum memadai, ditandai oleh kurangnya
infrastruktur budaya, pemajuan yang sporadis, dan kerusakan cagar budaya. Selain itu,
sarana dan prasarana pendidikan masih kurang memadai yang ditandai dengan adanya
kekurangan laptop, ruang kelas yang rusak, dan terdapat kekurangan/kelebihan ruang
kelas di beberapa satuan pendidikan. Kondisi sarana sanitasi di Lembaga Pendidikan
Keagamaan juga belum memuaskan, dengan banyaknya sarana yang tidak termanfaatkan
dan tidak terpelihara. Selain itu, terdapat kekurangan pembayaran tunjangan kinerja dosen
yang disebabkan oleh belum tersedianya anggaran, serta masih diperlukannya koreksi
atas adanya ketidaksesuaian kelas jabatan, status tugas belajar, usulan tunjangan profesi,
potongan absensi, dan cuti.

Program Investing in Nutrition and Early Year (INEY) mencapai semua Disbursement Linked
Indicators (DLI), tetapi masih ada catatan perbaikan terkait kebijakan dan efektivitas
pelaksanaan tugas Tim Pendamping Keluarga.

Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Berkualitas 67


E.1.
Bauran Program
Kesejahteraan Sosial
Bauran Program
Bauran program implementasi perlindungan sosial, rehabilitasi
Pelaksanaan Bauran Program Kesejahteraan sosial, dan pemberdayaan sosial (perlinsos, rehabsos, dan
Sosial yang mencakup Perlindungan dan dayasos) dapat melibatkan serangkaian langkah dan kebijakan
Jaminan Sosial, Rehabilitasi Sosial dan yang diarahkan untuk menjaga dan meningkatkan kesejahteraan
Pemberdayaan Sosial belum sepenuhnya masyarakat, khususnya mereka yang rentan atau berisiko sosial.
dilaksanakan secara konvergen, terarah,
dan terkoordinasi. Akibatnya, bauran Program Keluarga Harapan (PKH)
program belum cukup efektif untuk Hasil evaluasi menunjukkan kondisi-kondisi sebagai berikut:
mendorong peningkatan taraf kesejahteraan 1. Rendahnya cakupan konvergensi dan belum efektifnya
kelompok masyarakat miskin dan rentan. intervensi program pemberdayaan ekonomi yang diterima
Pola perilaku KPM PKH berpotensi oleh KPM PKH
menghambat peningkatan kondisi sosial
ekonomi dan kesejahteraan. Selain itu 2. Belum optimalnya cakupan konvergensi program
KPM PKH yang telah cukup sejahtera perlindungan dan jaminan sosial lain yang diterima oleh
enggan untuk digraduasi. Pada pemberian KPM PKH
bantuan Permakanan Bagi Lansia Tunggal 3. Terdapat perilaku KPM PKH yang berpotensi menghambat
dan Disabilitas masih dijumpai penerima peningkatan kondisi sosial ekonomi dan kesejahteraan
manfaat yang tidak memenuhi kriteria KPM PKH
dan penerima manfaat Program ATENSI
Anak YAPI Covid yang tidak tepat sasaran 4. Keengganan KPM PKH yang telah cukup sejahtera untuk
mencapai 29,41%. digraduasi secara sejahtera mandiri

68 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Bantuan Permakanan Bagi Lansia Tunggal Dan Disabilitas
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan Bantuan Program Permakanan telah memadai. Namun
demikan, masih terdapat penerima manfaat yang tidak memenuhi kriteria penerima bantuan program permakanan
karena secara sosial ekonomi tergolong mampu. Kondisi ini disebabkan penerima yang bersangkutan merupakan
penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dengan kartu keluarga tunggal namun yang bersangkutan tinggal
bersama anaknya. Pihak pendamping PKH tidak dapat melakukan pemutakhiran data karena bukan merupakan
wewenang mereka untuk menetapkan ketidaklayakan status penerima manfaat.
Bantuan Sosial Atensi Yatim Piatu (Yapi) Covid
Hasil evaluasi menunjukkaan bahwa program telah dilaksanakan dengan baik. Namun demikan, hasil pengujian
masih terdapat penerima manfaat yang belum memenuhi kriteria penerima manfaat Program ATENSI Anak YAPI
Covid karena keluarga penerima manfaat secara sosial ekonomi tergolong mampu. Selain itu, bantuan yang diberikan
kepada anak yatim piatu akibat covid seharusnya merupakan santunan yang hanya diberikan satu kali namun pada
kenyataan diberikan secara rutin. Hal ini tentu saja akan sangat rentan menjadi tidak tepat sasaran mengingat anak
yatim piatu covid tidak semuanya berasal dari keluarga tidak mampu.

Saran :

Berdasarkan Hasil Evaluasi atas Implementasi Bauran Program


Perlindungan dan Jaminan Sosial, Rehabilitasi Sosial Serta
Pemberdayaan Sosial pada Kabupaten Bangka, telah direkomendasikan
kepada Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bangka agar:
a. Mengupayakan bantuan sosial Program Pahlawan Ekonomi
a. Nusantara (PENA) dari Kementerian Sosial untuk mempercepat
graduasi KPM PKH yang sudah lebih dari 5 tahun mendapatkan
bantuan. Rekomendasi tesebut telah ditindaklanjuti oleh Dinas
Sosial Kabupaten Bangka dengan mengusulkan graduasi
terhadap 6 penerima manfaat pada tahun 2023.
b. Melakukan sosialisasi dan meningkatkan pemahaman yang
b. mendorong kepada perubahan perilaku positif agar KPM bisa
lebih sejahtera dan sekaligus menyadarkan KPM agar tidak
melakukan perilaku yang kontraproduktif. Rekomendasi tersebut
telah ditindaklanjuti oleh Dinas Sosial Kabupaten Bangka dengan
mengusulkan perencanaan kegiatan sosialisasi dalam rangka
peningkatan pemahaman yang mendorong perubahan perilaku
KPM yang kegiatannya dilaksanakan pada tahun 2024.
c. Memerintahkan pendamping sosial untuk menidaklayakkan
c. penerima manfaat bantuan permakanan dan bantuan Atensi
Anak YAPI Covid yang berdasarkan hasil verifikasi berasal dari
keluarga yang cukup mampu secara ekonomi. Rekomendasi
tersebut telah ditindaklanjuti oleh Dinas Sosial Kabupaten
Bangka dengan melakukan koordinasi dengan desa, kelurahan,
beserta pendamping dan telah dilakukan pemutakhiran data
penerima manfaat yang tidak layak
d. Melakukan advokasi/persuasi kepada KPM agar bersedia untuk
d.
di Graduasi secara sejahtera mandiri. Atas rekomendasi telah
ditindaklanjuti oleh Dinas Sosial Kabupaten Bangka dengan
melakukan koordinasi dengan Desa dan Kelurahan beserta
Pendamping terkait data pengusulan perubahan terhadap KPM
yang sudah tidak layak mendapat bantuan lagi.

Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Berkualitas 69


e. Berkoordinasi dengan Kementerian Sosial terkait kejelasan
sasaran penerima bantuan Atensi Anak YAPI Covid. Rekomendasi
tersebut telah ditindaklanjuti oleh Dinas Sosial Kabupaten Bangka
dengan melakukan koordinasi dengan Kementerian Sosial RI
terkait kejelasan kriteria sasaran penerima bantuan Atensi Anak
YAPI Covid dan juga berkoordinasi dengan desa dan kelurahan
beserta pendamping untuk dapat melakukan pemutakhiran data
penerima manfaat yang tidak layak.

70 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


E.2.
Efektivitas Pengentasan Kemiskinan Ekstrem
pada Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kota
Pangkalpinang, dan Kabupaten Belitung Timur

Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan ekstrem,
Presiden Republik Indonesia telah menargetkan kemiskinan ekstrem (extreme poverty) dapat mencapai 0%
pada Tahun 2024. Untuk mencapai target tersebut strategi pengentasan kemiskinan harus terkonsolidasi,
terintegrasi dan tepat sasaran melalui adanya konvergensi dan kolaborasi di tingkat Pusat, Daerah dan Desa.
Hasil pengawasan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Belitung Timur
menunjukkan bahwa Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 belum sepenuhnya dilaksanakan secara optimal,
Kinerja Konvergensi Program/Kegiatan/Intervensi dalam rangka PPKE di Daerah belum optimal, Program/
Kegiatan/Intervensi Daerah dalam rangka PPKE di Daerah belum sepenuhnya efektif untuk menurunkan beban
pengeluaran, meningkatkan pendapatan, menurunkan jumlah kantong-kantong kemiskinan dan berkontribusi
terhadap penurunan/penghapusan angka kemiskinan ekstrem. P adahal hasil analisis menunjukkan bahwa
Gini Rasio, Tingkat kemiskinan dan pengangguran yang semakin menurun, akan berpengaruh signifikan
terhadap gangguan sosial di masyarakat khususnya tingkat kriminalitas.

Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Berkualitas 71


Berdasarkan data tabel diatas Gini Ratio, tingkat kemiskinan dan pengangguran sangat berpengaruh terhadap
tingkat keterjadian kriminalitas. Pada tahun 2019 dan 2021 ketika gini ratio menurun, tingkat kemiskinan menurun
dan tingkat pengangguran menurun maka diikuti dengan penurunan tingkat kriminalitas. Untuk tahun 2020 ketika
rasio gini menurun, namun tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran meningkat maka akan diikuti dengan
peningkatan tingkat kriminalitas sedangkan untuk tahun 2022, ketika ratio gini meningkat namun tingkat kemiskinan
dan pengangguran menurun maka akan akan tetap diikuti kenaikan tingkat kriminalitas. Dengan demikian, sangat
penting untuk mensukseskan Program Pengentasan Kemiskinanan Ekstrim sebagai bagian dari peningkatan
kesejahteraan dan memperbaiki gini ratio yang berpengaruh pada stabiitas keamanan dan kelancaran/keberlanjutan
pembangunan
Analisis ketepatan design kebijakan program Pengentasan Kemiskinan Ekstrem
Hasil pengujian kesesuaian antara asersi pemerintah daerah dengan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 belum
sepenuhnya dilaksanakan, antara lain:
a. Melaksanakan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem di wilayah kabupaten/kota;
b. Menetapkan data sasaran keluarga miskin ekstrem berdasarkan hasil musyawarah desa/kelurahan
yang dibuktikan dengan berita acara musyawarah desa/kelurahan;
c. Menyusun program dan kegiatan pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota serta
mengalokasikan anggaran pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dalam
rangka percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem, termasuk pemutakhiran data penerima dengan
nama dan alamat (by name by address);
d. Memfasilitasi penyediaan lahan perumahan bagi penerima manfaat; dan
e. Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem kepada
Gubernur setiap 3 (tiga) bulan sekali.
Keselarasan dan kesesuaian program antar K/L
Kinerja Konvergensi Program/Kegiatan/Intervensi K/L/D dalam rangka PPKE di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,
Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Belitung Timur belum optimal, terindikasi dari kondisi antara lain:
a. Belum optimalnya cakupan program-program perlindungan sosial, jaminan sosial dan subsidi yang
diterima oleh kelompok masyarakat miskin ekstrem.
b. Belum optimalnya cakupan program-program pemberdayaan sosial ekonomi yang diterima oleh
kelompok masyarakat miskin ekstrem

72 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Akuntabilitas Pelaksanaan Program/Kegiatan/Intervensi K/L/D dalam rangka PPKE
Akuntabilitas Program/Kegiatan/Intervensi K/L/D dalam rangka PPKE terindikasi belum optimal, sebagai berikut:
a. Masih dijumpai penyaluran bantuan sosial yang jumlah penyalurannya tidak sesuai dengan ketentuan
mengenai indeks besaran bantuan.
b. Masih dijumpai adanya kelangkaan dan kemahalan harga atas barang bersubsidi (gas LPG 3Kg) yang
membatasi akses kelompok masyarakat miskin ekstrem untuk menikmati subsidi energi yang disalurkan
pemerintah

Saran :
Terhadap permasalahan di atas, kepada Pj. Gubernur Kepulauan Bangka
Belitung kami sarankan, sebagai berikut:
a. Berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri untuk
a. mengintegrasi dokumen Rencana Penanggulangan Kemiskinan
Daerah (RPKD) ke dalam dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJMD) terkait percepatan penghapusan
kemiskinan ekstrem.
b.b. Berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan untuk penentuan
kriteria masyarakat miskin ekstrem serta petunjuk teknis tatacara
verifikasi dan validasi data kemiskinan ekstrem oleh pemerintah
Desa.
c. Memprioritaskan pengalokasian anggaran dan SDM untuk
c.
melakukan monitoring dan evalusi secara berkala terhadap
pelaksanaan program dan kegiatan percepatan penghapusan
kemiskinan ektrem.
d. Menyusun dokumen Rencana Aksi Tahunan (RAT) Tingkat
d.
Provinsi/Kabupaten/Kota dan memastikan kemiskinan ekstrem
masuk ke dalam dokumen tersebut.
e. Mengoptimalkan peran Tim Koordinasi Penanggulangan
e. Kemiskinan khususnya terkait program bantuan sosial
dan jaminan sosial masyarakat dalam rangka percepatan
penghapusan kemiskinan Ekstrem.

Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Berkualitas 73


E.3.
Implementasi Bansos APBD

Perlindungan Sosial adalah semua upaya yang diarahkan untuk


mencegah dan menangani risiko dari guncangan dan kerentanan
Dalam Penyaluran Bansos Pemerintah sosial agar kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan
Daerah Masih Belum Memiliki Peraturan kebutuhan dasar minimal. Pembangunan SDM menekankan
yang Mengatur Mekanisme Penyaluran, pada penguatan layanan dasar dan perlindungan sosial seperti
Kriteria Penerima, dan Besaran Bantuan, pelaksanaan perlindungan sosial berupa integrasi bantuan sosial,
Sehingga Berpotensi Tidak Tepat Sasaran, dengan bantuan sosial yang terintegrasi diharapkan ketepatan
Jumlah dan Waktu. Pemerintah Daerah sasaran dan efektivitas program bantuan sosial dapat dicapai
Juga Belum Mengukur Efektivitas sehingga mampu memberikan kontribusi dalam menurunkan
Penyaluran Bantuan Sosial. angka kemiskinan.

Mengukur ketepatan jumlah, ketepatan Penyaluran bantuan sosial diharapkan dapat meningkatkan
sasaran penerima, ketepatan waktu, tingkat pendapatan dan mengurangi beban belanja kebutuhan pokok
keberhasilan program bantuan sosial yang masyarakat. Delapan Pemerintah Daerah di Provinsi Kepulauan
telah diberikan kepada masyarakat, dan Bangka Belitung berkontribusi dalam penyediaan bantuan sosial
dampak sebelum dan sesudah adanya melalui APBD dengan nilai anggaran Bantuan Sosial sebesar
bantuan sosial merupakan salah satu Rp37.242.650.752,00.
aspek penting untuk menilai keberhasilan Hasil evaluasi terhadap Implementasi Bantuan Sosial yang
program bantuan sosial disamping bersumber dari APBD pada Kabupaten Bangka dan Bangka Tengah
pertimbangkan kemungkinan duplikasi menunjukkan pemerintah daerah telah memiliki peraturan kepala
bantuan, antara APBN, APBD, dan APBDes. daerah tentang bantuan sosial, namun petunjuk teknis sebagai
turunan Perkada untuk bantuan bidang UMKM dan bidang sosial
belum memadai karena belum mengatur mekanisme penyaluran,
kriteria penerima, dan besaran bantuan.
Penyaluran bantuan bidang pangan pada Pemerintah Kabupaten
Bangka Tengah telah tepat jumlah, tepat kualitas dan tepat

74 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


sasaran, namun belum tepat waktu, yang disebabkan penyaluran bantuan sosial dipengaruhi oleh ketersediaan beras
di Wilayah Kabupaten Bangka Tengah. Sedangkan untuk penyaluran bantuan bidang sosial telah tepat waktu, tepat
jumlah dan tepat kualitas, namun berpotensi tidak tepat sasaran, yang disebabkan tidak adanya petunjuk teknis
yang secara khusus menjelaskan kriteria penerima manfaat dari masing-masing bantuan sosial dan yang mengatur
mekanisme terkait perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penyaluran, pelaporan, monitoring dan evaluasi dari
masing-masing bantuan sosial yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
Pengukuran efektivitas penyaluran bantuan Sosial belum memadai, hal ini terlihat dari OPD teknis pelaksana bantuan
belum melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan pemberian bantuan sosial, belum mengukur efektivitas
pemberian bantuan sosial dan belum ada mekanisme yang mengatur penerima bantuan melaporkan pemanfaatan
bantuan.

Saran :
Atas permasalahan tersebut telah disarankan kepada masing-
masing Kepala Daerah agar membuat kebijakan turunan berupa
petunjuk teknis sesuai jenis bantuan sosial yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Daerah yang memuat informasi kriteria penerima bantuan
dan mekanisme terkait perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
penyaluran, pelaporan, serta monitoring dan evaluasi untuk setiap jenis
bantuan sosial yang dilaksanakan oleh Organisasi Perangkat Daerah
(OPD), dan menginstruksikan Kepala Dinas Sosial agar membentuk tim
untuk melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan pemberian
bantuan sosial dan melaporkan hasilnya ke Bupati.

Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Berkualitas 75


E.4.
Implementasi Bansos APBDesa

Persentase kemiskinan di Provinsi Bangka Belitung dari tahun 2019


hingga 2023 menunjukkan tren yang menurun, hal ini menunjukan
Dalam Penyaluran Bansos Pemerintah pemulihan ekonomi pasa pandemi COVID-19 mulai berangsur
Daerah Masih Belum Memiliki membaik yang mempengaruhi aktivitas ekonomi masyarakat dan
Peraturan yang Mengatur Mekanisme angka kemiskinan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Penyaluran, Kriteria Penerima, dan
Besaran Bantuan, Sehingga Berpotensi
Tidak Tepat Sasaran, Jumlah dan
Waktu. Pemerintah Daerah Juga Belum
Mengukur Efektivitas Penyaluran
Bantuan Sosial.
Mengukur ketepatan jumlah, ketepatan
sasaran penerima, ketepatan waktu,
tingkat keberhasilan program bantuan
sosial yang telah diberikan kepada
masyarakat, dan dampak sebelum
dan sesudah adanya bantuan
sosial merupakan salah satu aspek Hasil evaluasi Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
penting untuk menilai keberhasilan pada 20 (dua puluh) Desa di Kabupaten Bangka dan Bangka Tengah
program bantuan sosial disamping menunjukkan bahwa seluruh Desa telah menetapkan KPM (Keluarga
pertimbangkan kemungkinan duplikasi Penerima Manfaat) BLT Desa sesuai ketentuan yang tertuang dalam
bantuan, antara APBN, APBD, dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.07/2022 tentang
APBDes. Pengelolaan Dana Desa dan telah mengalokasikan Dana Desa
untuk pemberian BLT Desa sesuai dengan Permendes PDTT Nomor
8 Tahun 2022. Namun, berdasarkan hasil wawancara kepada 200
KPM diketahui bahwa BLT belum efektif dalam mengurangi beban

76 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


pengeluaran, dimana 69,50% KPM masih
memiliki penghasilan dibawah garis
kemiskinan yang ditetapkan oleh BPS.
Hasil evaluasi juga menunjukkan bahwa
penyaluran BLT menggunakan mekanisme
non tunai (transfer langsung ke KPM
BLT) dinilai tidak efektif karena fasilitas
Automatic Teller Machine (ATM) ataupun
Kantor Cabang Pembantu/Kantor Kas
Bank tidak selalu tersedia di seluruh desa,
jikapun ada, jaraknya relatif jauh dari KPM,
sehingga KPM kesulitan dalam mengakses KCP Bank terdekat maupun ATM yang ada, terutama bagi yang berusia
lanjut. Selain itu, ditemukan KPM yang tidak layak dikategorikan warga miskin dalam data P3KE.

Saran :
Terhadap permsalahan-permasalahan yang dijumpai dari hasil
evaluasi, telah disampaikan saran kepada Bupati Bangka dan Bupati
Bangka Tengah agar menginstruksikan Kepala Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa untuk memastikan seluruh desa melakukan
verifikasi dan validasi data P3KE dan menuangkannya ke dalam berita
acara hasil verifikasi dan validasi serta mempertimbangkan data
tersebut untuk penetapan KPM BLT Desa, serta berkoordinasi dengan
pihak perbankan agar penyaluran BLT non tunai dapat berjalan dengan
optimal.

Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Berkualitas 77


E.5.
Kinerja Pendidikan Tinggi

Berdasarkan data yang di-publish oleh BPS, dalam tiga


tahun terakhir ini, presentase Angka Partisipasi Kasar
Beberapa tahun belakangan ini Provinsi Kepulauan (APK) Perguruan Tinggi pada Provinsi Kepulauan Bangka
Bangka Belitung tercatat sebagai provinsi dengan Belitung ini tidak bisa menyentuh angka 20%, sementara
APK Perguruan Tinggi terendah se-Indonesia. Hasil provinsi lainnya di Indonesia berada di angka lebih dari
evaluasi menunjukkan terdapat permasalahan 20%. Artinya dalam hal ini, hanya sebagian kecil saja
belum optimalnya penggunaan dana BOPTN, remaja lulus SMA/MA/SMK sederajat yang melanjutkan
hanya ada 3 penelitian (2,05% dari 146 jumlah pendidikannya ke level perguruan tinggi. APK adalah
dosen) yang berhasil mendapat rekognisi perbandingan antara jumlah penduduk yang masih
internasional, belum optimalnya program studi bersekolah di jenjang pendidikan Perguruan Tinggi (PT)
dalam menjaring calon mahasiswa yang memiliki (tanpa memandang usia penduduk tersebut) dengan
potensi akademik tinggi tetapi kurang mampu jumlah penduduk yang memenuhi syarat resmi penduduk
secara ekonomi, kecukupan kuantitas dan kualitas usia sekolah di jenjang pendidikan Perguruan Tinggi (PT)
sumber daya (tenaga pendidik profesional dan (umur 19- 23 tahun)
sarpras) belum sepenuhnya memadai, dan belum Untuk mendukung peningkatan kualitas Pendidikan di
maksimalnya pelaksanaan tracer study untuk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Perwakilan BPKP
menilai keterserapan lulusan dalam dunia industri Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memberikan dukungan
dan dunia kerja (DUDIKA). dengan melakukan Evaluasi Kinerja Perguruan Tinggi pada
Institut Agama Islam Negeri Syaikh Abdurrahman Siddik
(IAIN SAS) Bangka Belitung dengan ruang lingkup untuk
kinerja di tahun 2022.
Hasil pengawasan menunjukan masih terdapat
permasalahan/hambatan yang menyebabkan target
kinerja pendidikan tinggi tidak tercapai dan kualitas lulusan
pendidikan tinggi belum optimal, antara lain:

78 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


1. Pengelolaan dana BOPTN IAIN SAS Bangka Belitung belum tertib secara administrasi dan keuangan.
2. Hanya tiga penelitian atau 2,05% dari 146 jumlah dosen di IAIN SAS Bangka Belitung yang berhasil mendapat
rekognisi internasional pada tahun 2022. Hal ini sejalan dengan indikator capaian persentase artikel ilmiah di
jurnal internasional sebesar 18,18% dan indikator persentase dosen berkualifikasi S3 hanya 21,23%.
3. Belum optimalnya penggunaan dana BOPTN untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi.
4. Belum optimalnya program studi dalam menjaring calon mahasiswa yang memiliki potensi akademik tinggi,
tetapi kurang mampu secara ekonomi.
5. Kecukupan Kuantitas dan Kualitas Sumber Daya (tenaga ajar dan sarpras) Pendidikan Tinggi belum sepenuhnya
memadai.
6. Belum maksimalnya pelaksanaan tracer study untuk menilai keterserapan lulusan dalam dunia kerja dan
dunia industri (DUDIKA)

Data dari Laporan Tracer Study IAIN SAS Bangka Belitung


Lulusan 2021 yang disusun oleh Lembaga Penjaminan
Mutu (LPM) IAIN SAS Bangka Belitung menunjukkan
bahwa tracer study untuk lulusan tahun 2021 berhasil
mendapatkan informasi 167 orang dari 315 total lulusan
atau 53,01%.
Secara singkat, lulusan yang telah bekerja adalah
sebanyak 132 orang atau 41,90% dari jumlah total lulusan
dan lulusan yang belum bekerja sebanyak 35 orang atau
11,11% daru jumlah total lulusan. Namun masih terdapat
148 orang lulusan atau 46,98% yang tidak mengisi tracer
study.

Saran :
Untuk itu, perlu dilakukan pembenahan/langkah-langkah perbaikan
antara lain:
a. Mengoptimalkan penggunaan dana Bantuan Operasional
a. Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) untuk meningkatkan kualitas
pendidikan tinggi;
b.b. Meningkatkan sosialisasi program studi ke sekolah-sekolah
untuk menjaring calon mahasiswa yang memilki potensi
akademik tetapi kurang mampu secara ekonomi;
c. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasana sesuai
c. dengan Standar Pelayanan Minimum dan Sistem Penjaminan
Mutu Internal (SPMI) IAIN SAS Bangka Belitung yang telah diatur
dan ditetapkan;
d. Meningkatkan sosialisasi kepada mahasiswa untuk pelaksanaan
d.
tracer study agar dapat mendata secara maksimal keterserapan
lulusan dalam dunia kerja dan dunia industri guna menilai kualitas
pendidikan tinggi IAIN SAS Bangka Belitung.

Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Berkualitas 79


E.6.
Pemajuan Kebudayaan Pada
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
dengan Uji Petik pada Kabupaten Bangka Barat

Tata kelola pemajuan kebudayaan pada Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih belum cukup memadai.
Hal ini ditunjukkan antara lain pemajuan kebudayaan masih berada pada tahap pencatatan dan dokumentasi
untuk semua objek pemajuan kebudayaan kecuali cagar budaya yang sudah penetapan terdiri dari 24 objek
cagar budaya, rencana aksi yang dimuat dalam Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) belum dijadikan
sebagai acuan dalam perencanaan dan penganggaran, intervensi pemerintah daerah pada objek pemajuan
kebudayaan yang dimanfaatkan sebagai objek pariwisata masih belum optimal, belum memiliki infrastruktur
budaya seperti gedung pertunjukan seni, museum sejarah atau seni dan ruang komunitas budaya, kegiatan
pemajuan kebudayaan masih bersifat sporadis dan belum terarah, dukungan pemerintah daerah belum optimal
terutama terkait kegiatan yang diinisiasi komunitas budaya, masih terdapat cagar budaya dalam kondisi rusak
dan belum dilakukan renovasi, tim ahli cagar budaya yang telah berakhir sertifikasinya dan tim ahli warisan
budaya tak benda yang belum dibentuk yang dapat berakibat pada kelambatan proses penilaian atas objek
pemajuan kebudayaan. Disisi lain dari aspek pendidikan, belum menetapkan kurikulum muatan lokal dengan
kearifan lokal untuk setiap jenjang satuan pendidikan

Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, Pemerintah mengesahkan
acuan legal-formal pertama untuk mengelola kekayaan budaya di Indonesia. Upaya sistematis pemerintah dalam
memajukan budaya dilakukan melalui 4 tahapan, yaitu tahapan Pelindungan, Pengembangan, Pemanfaatan dan
Pembinaan. Keempat tahapan tersebut saling terhubung dan tak dapat dipisahkan. Pencapaian setiap tahapan
mendukung langkah-langkah strategis lainnya. Oleh karena itu, penerapan keempat tahapan bukan untuk dilakukan
secara berjenjang atau setahap demi setahap, melainkan secara simultan. Hanya melalui penerapan serentak, tujuan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan atas “masyarakat Indonesia yang berdaulat

80 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan” bisa terwujud.
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan hadir untuk melakukan evaluasi dengan mengidentifikasi,
menganalisis dan memberikan solusi atas hambatan-hambatan pemajuan kebudayaan di atas, sehingga cita-cita
para pendiri bangsa dalam memajukan kebudayaan Indonesia dapat diwujudkan dengan efisien dan efektif dengan
hasil evaluasi sebagai berikut:
1. Tata kelola Pemajuan Kebudayaan pada Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dengan sampling pada
Kabupaten Bangka Barat masih berada pada tahap pencatatan dan dokumentasi untuk semua objek pemajuan
kebudayaan kecuali cagar budaya yang sudah penetapan 24 objek cagar budaya.
2. Rencana Induk Pemajuan Kebudayan sampai saat ini belum ada penetapan. Rencana Induk Pemajuan
Kebudayaan akan menjadi dasar penyusunan dan dimuat dalam rencana pembangunan jangka panjang dan
rencana pembangunan jangka menengah.
3. Rencana aksi yang dimuat didalam PPKD masih jauh dari ketercapaian serta belum didukung dengan
perencanaan dan penganggaran yang memadai.
4. Intervensi Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi dan Balai Pelestarian Kebudayaan pada objek pemajuan
kebudayaan khususnya pada Pesanggarahan Menumbing yang dimanfaatkan sebagai objek pariwisata
masih belum optimal yang meliputi Aksestabiltas Pariwisata, Destinasi Pariwisata, Kelembangaan Pariwisata,
Promosi Pariwisata dan Industri Pariwisata,
5. Kegiatan pemajuan kebudayaan masih bersifat sporadis dan belum terarah. Semua pihak telah melakukan
usaha kegiatan pemajuan kebudayaan namun belum mengacu pada target pencapaian dalam dokumen PPKD.

Saran :
Kami menyarankan kepada Pj. Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung agar:
a. Menetapkan skala prioritas pemajuan kebudayaan di Provinsi
a.
Kepulauan Bangka Belitung dan fokus terhadap prioritas yang
telah ditetapkan dengan melibatkan semua insan kebudayaan
daerah baik pelaku budaya, pelaku seni dan seluruh masyarakat.
b. Melakukan percepatan dalam proses inventarisasi (pencatatan
b.
dan dokumentasi, penetapan) agar dapat segera melakukan
intervensi terhadap ODCB yang tidak terawat maupu warisan
budaya benda maupun tak benda yang terancam hilang/punah.
c.c. Menjadikan Rencana Induk Pemajuan Kebudayaan yang akan
ditetapkan sebagai bagian dari dasar dalam penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
sebagai bentuk turunan dari Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN).
d.d. Melakukan Intervensi Pemerintah yang memadai pada objek
pemajuan kebudayaan khususnya pada Pesanggarahan
Menumbing yang dimanfaatkan sebagai objek pariwisata
yang meliputi Aksestabiltas Pariwisata, Destinasi Pariwisata,
Kelembangaan Pariwisata, Promosi Pariwisata dan Industri
Pariwisata.
e. Mengupayakan pembangunan infrastruktur budaya seperti
e.
gedung pertunjukan seni, museum sejarah atau seni dan ruang
komunitas budaya untuk menciptakan lingkungan yang kondusif
bagi perkembangan kegiatan-kegiatan budaya dan seni di
masyarakat.

Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Berkualitas 81


E.7.
Peningkatan Sarana
Prasarana Pendidikan
Kondisi sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia
belum sepenuhnya memadai. Data DAPODIK per 30 Juni
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa belum 2022 mencatatkan masih terdapat 505.666 ruang kelas
terdapat identifikasi perencanaan kebutuhan atas atau 21,79% dari 2,32 juta ruang kelas di Indonesia dengan
pemenuhan sarana dan prasarana Pendidikan kondisi rusak sedang dan rusak berat. Kondisi ini pun juga
secara memadai. Terdapat kegiatan rehabilitasi terjadi pada lembaga pendidikan di Provinsi Kepulauan
dan pembangunan sarana Pendidikan yang Bangka Belitung.
menggunakan DAK Fisik tahun anggaran 2023 Mengingat pentingnya peningkatan sarana dan prasarana
dan bantuan peralatan teknologi, informasi dan pendidikan khususnya melalui DAK Fisik Bidang
komunikasi (TIK) yang belum tepat sasaran. Pendidikan dalam rangka pemerataan aksesibilitas dan
Kondisi ruang kelas rusak sedang dan berat yang peningkatan mutu pendidikan serta besarnya anggaran
tercatat di DAPODIK belum sepenuhnya tertangani, dana yang diberikan oleh pemerintah kepada sekolah, maka
satuan pendidikan kekurangan laptop dan dilakukan upaya pengawasan terpadu atas ketercapaian
kesulitan dalam melakukan assesmen nasional. tujuan program dan akuntabilitas penggunaan dana.
Sisa DAK Fisik tahun anggaran 2022 belum Dalam mendukung penilaian terhadap peningkatan sarana
dianggarkan kembali untuk peningkatan sarana dan prasarana pendidikan di Provinsi Kepulauan Bangka
dan prasarana pendidikan tahun anggaran 2023 Belitung, Perwakilan BPKP telah melakukan Evaluasi
khususnya atas Fisik yang belum terselesaikan. atas Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Di sisi lain ditemukan satuan pendidikan yang tingkat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan di Kota
kekurangan/kelebihan ruang kelas dibandingkan Pangkalpinang, serta Pendidikan Madrasah di Kabupaten
dengan jumlah rombongan belajar. Ruang kelas Bangka dan di Kabupaten Bangka Barat.
yang ada belum cukup menampung lulusan
peserta didik di tahun ajaran berikutnya. Hasil pengawasan menunjukan masih terdapat
permasalahan/hambatan antara lain:
1. Belum terdapat Identifikasi atau Perencanaan

82 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Kebutuhan atas Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pendidikan Madrasah di pada satuan pendidikan di
Kabupaten Bangka dan Kabupaten Bangka Barat.
2. Masih terdapat kegiatan rehabilitasi menggunakan DAK Fisik Tahun Anggaran 2023 yang tidak sesuai dengan
aplikasi DAPODIK pada satuan pendidikan Dasar di Kota Pangkalpinang dan satuan pendidikan menengah di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
3. Masih terdapat kegiatan rehabilitasi dan pembangunan sarana pendidikan menggunakan DAK Fisik tahun
anggaran 2023 tidak tepat sasaran pada satuan pendidikan Dasar di Kota Pangkalpinang satuan pendidikan
menengah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
4. Masih terdapat bantuan peralatan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) yang tidak tepat sasaran pada
satuan pendidikan Dasar di Kota Pangkalpinang
5. Masih terdapat ruang kelas rusak sedang dan berat yang tercatat di DAPODIK yang belum ditangani pada
satuan pendidikan dasar di Kota Pangkalpinang dan satuan pendidikan menengah di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung
6. Masih terdapat satuan pendidikan yang kekurangan laptop dan kesulitan dalam melakukan assesmen nasional
pada satuan pendidikan Dasar di Kota Pangkalpinang
7. Masih terdapat bantuan peralatan TIK yang diterima oleh satuan pendidikan belum sepenuhnya dapat
dimanfaatkan pada satuan pendidikan Dasar di Kota Pangkalpinang
8. Masih terdapat Sisa DAK Fisik tahun anggaran 2022 yang belum dianggarkan kembali untuk peningkatan
Sarana dan Prasarana Pendidikan tahun anggaran 2023 satuan pendidikan menengah di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung padahal fisik bangunan belum selesai.
9. Masih terdapat satuan pendidikan yang kekurangan/kelebihan ruang kelas dibandingkan dengan jumlah
rombongan belajar pada satuan pendidikan Dasar di Kota Pangkalpinang, satuan pendidikan menengah di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan satuan pendidikan madrasah di pada satuan pendidikan di Kabupaten
Bangka dan Kabupaten Bangka Barat
10.Ruang kelas yang ada belum cukup menampung lulusan peserta didik di tahun ajaran berikutnya pada satuan
pendidikan Dasar di Kota Pangkalpinang.

Saran :
Atas permasalahan hasil pengawasan yang telah dilaksanakan
tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah
menyampaikan rekomendasi kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi
dan Kabupaten/Kota, yaitu:
a. Melibatkan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi/
a.
Kabupaten/Kota dalam melakukan verifikasi penilaian kondisi
bangunan sarana dan prasarana satuan pendidikan untuk
penetetapan DAK Fisik tahun 2024.
b.b. Menginstruksikan kepada seluruh satuan pendidikan untuk
memastikan bahwa data sarana dan prasana yang diinput pada
Aplikasi DAPODIK merupakan kondisi yang sebenarnya dan tidak
melakukan perubahan kondisi sarana dan prasarana yang telah
diinput tanpa alasan yang jelas.
c. Membuat pedoman prosedur baku dalam menilai skala prioritas
c.
program pembangunan dan rehabilitasi sarana dan prasarana
pendidikan yang menerima bantuan DAK Fisik.
d. Memastikan satuan pendidikan menerima peserta didik baru
d.
sesuai dengan daya tampung.

Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Berkualitas 83


e. Membuat perencanaan yang memadai untuk pemenuhan
e.
penambahan ruang kelas serta mengupayakan dari berbagai
sumber dana dalam rangka pemenuhan kebutuhan ruang kelas
tersebut.
f. Menyusun identifikasi ketersediaan dan kemudahan akses
f.
layanan publik (khususnya jalan dan jembatan) dari pemukiman
menuju satuan pendidikan terdekat.
g. Melakukan identifikasi ulang terkait kebutuhan ruang kelas pada
g. SMA dan SMK di seluruh wilayah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
h.
h. Melakukan pemantauan secara berkala aplikasi EMIS terkait
dengan sarana dan prasarana yang diinput sesuai dengan kondisi
di lapangan.
i.i. Menginstruksikan Kepala Satuan Pendidikan Madrasah untuk
melaksanakan perhitungan ulang dan updating terhadap data
EMIS sarana dan prasarana pendukung pendidikan yang ada
pada masing-masing madrasah dan membuat daftar inventaris
barang untuk masing-masing ruangan.

84 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


E.8.
Penyediaan Sarana Prasarana Sanitasi Lembaga
Pendidikan Agama (LPK) pada Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Tahun Anggaran 2021

Kegiatan penyediaan sarana prasarana sanitasi ini mensasar


siswa di lingkungan LPK yang saat ini akses sanitasinya masih
Capaian kinerja Kegiatan Penyediaan dalam kondisi tidak layak dengan prioritas jumlah siswa bermukim
Sarana Prasarana Sanitasi Lembaga sebanyak 50-100 siswa. Pembangunan pada Tahun Anggaran 2021
Pendidikan Keagamaan (LPK) Tahun di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dilakukan dengan metode
2021 pada BPPW Kepulauan Bangka kontraktual.
Belitung sebesar 62,86%. Kondisi ini Secara umum, penyelenggaraan pembangunana sarana prasarana
menunjukkan masih relatif banyak sanitasi bertujuan untuk memberikan sarana prasarana yang baik di
permasalahan yang dijumpai dalam LPK, meningkatkan kualitas sanitasi serta pola hidup bersih sehat,
pelaksanaan Pembangunan Fasilitas meningkatkan kualitas dan kuantitas pemberdayaan masyarakat,
Sanitasi LPK baik dari sisi efesiensi, serta sebagai langkah mengurangi penyebaran sumber penyakit
efektivitas, dan kepatuhan. Dari sarana melalui peningkatan sarana prasarana sanitasi.
dan prasarana yang dibangun pada
7 LPK di Kabupaten Bangka, Bangka Hasil audit kinerja Pembangunan Sanitasi LPK Tahun 2021 sebagai
Tengah dan Kota Pangkalpinang yang berikut:
disampling, diketahui bahwa terdapat 1. Terdapat Realisasi Fisik Volume Pekerjaan Penyediaan Sarana
6 (85,7%) LPK yang kondisi sarana dan Prasarana Sanitasi yang Lebih Rendah Dibandingkan
dan prasarananya tidak termanfaatkan dengan Realisasi Pembayaran Volume Pekerjaan Senilai
dan tidak terpelihara dengan baik, Rp20.824.738,53. Pengujian fisik dilakukan pada 7 (tujuh)
sehingga tidak mencapai outcome LPK di Kabupaten Bangka, Bangka Tengah dan Kota
yang diharapkan yaitu kebermanfaatan Pangkalpinang.
output kegiatan. 2. Terdapat Kelebihan Pembayaran Pekerjaan Penyediaan
Sarana dan Prasarana Sanitasi dari Realisasi Pekerjaan

Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Berkualitas 85


yang Spesifikasinya (Kualitas Material/Bahan) Tidak Sesuai dengan yang ditetapkan dalam Kontrak Senilai
Rp3.791.006,39. Kondisi tersebut terjadi pada 2 (dua) LPK yaitu LPK Mambaul Ulum Kota Pangkalpinang dan
LPK Raudatul Mutaalimin Al-Baisuny Kabupaten Bangka Tengah.
3. Terdapat Kerusakan atas Pekerjaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi senilai Rp21.485.986,55
berdasarkan hasil dari pengujian fisik terhadap 7 (tujuh) LPK di Kabupaten Bangka, Bangka Tengah dan Kota
Pangkalpinang.
4. Sarana dan Prasarana Sanitasi yang Telah Terbangun Tidak Termanfaatkan dan Terpelihara. Pelaksanaan
kegiatan pengujian fisik atas penyediaan sarana dan prasarana pada 7 (tujuh) LPK yang ada di Kabupaten
Bangka, Bangka Tengah dan Kota Pangkalpinang, diketahui bahwa terdapat 6 (enam) LPK yang kondisi sarana
dan prasarananya tidak termanfaatkan dan terpelihara.

Saran :
Rekomendasi yang telah disampaikan kepada Kepala BPPW Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung adalah:
a. Menginstruksikan Kepala Satker Pelaksanaan Prasarana
a. Permukiman Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melalui PPK
Sanitasi untuk mempertanggungjawabkan kelebihan pembayaran
kepada masing-masing penyedia dengan menyetorkan ke Kas
Negara senilai Rp20.824.738,53;
b. Menginstruksikan Kepala Satker Pelaksanaan Prasarana
b. Permukiman Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melalui PPK
Sanitasi untuk mempertanggungjawabkan kelebihan pembayaran
kepada masing-masing penyedia dengan menyetorkan ke Kas
Negara senilai Rp3.791.006,39;
c. Berkoordinasi dengan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama
c.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk menginstruksikan
masing-masing LPK melakukan perbaikan terhadap MCK yang
mengalami kerusakan dan meningkatkan komitmen dalam
memelihara dan merawat MCK yang telah terbangun;
d. Berkoordinasi dengan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama
d.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk menginstruksikan
masing-masing LPK agar meningkatkan komitmen dalam
memelihara, memanfaatkan dan merawat MCK yang telah
terbangun.

86 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


E.9.
Verifikasi atas Capaian Disbursement
Linked Indicators (DLI) Pinjaman
dan Bantuan Luar Negeri

Berdasarkan laporan ketercapaian DLI yang disampaikan oleh Sekretariat Wakil Presiden sebagai Executing
Agency, terdapat 10 DLI untuk Program For result Investing in Nutrition and Early Year (INEY), 6 diataranya ada
di Kota Pangkalpinang dan 7 diantaranya ada di Kabupaten Bangka Tengah. Hasil verifikasi capaian DLI pada
Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka Tengah menunjukkan bahwa semua DLI telah tercapai. Namun
demikian, terdapat beberapa catatan dalam rangka perbaikan pencapian DLI, yaitu belum terdapat kebijakan
terkait strategi komunikasi perubahan perilaku dalam pencegahan stunting, guru bersertifikat Pelatihan Calon
Pelatih (PCP) belum pernah ditugaskan secara formal menjadi pelatih dalam pelatihan sesuai dengan keahlian
yang telah mereka dapatkan, belum semua Bina Keluarga Balita (BKB) memperoleh BKB kit stunting, pelaksanaan
tugas Tim Pendamping Keluarga belum sepenuhnya efektf, serta masih terdapat desa yang kurang tepat dalam
proses perhitungan tingkat konvergensi intervensi penurunan stunting di desa.

Strategi Nasional percepatan pencegahan stunting menjadi salah satu program prioritas nasional sejak tahun 2018
dengan tujuan untuk menurunkan prevalensi stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024. Dalam mendukung Strategi
Percepatan Pencegahan Stunting, Pemerintah Indonesia memanfaatkan instrumen Program for Result (PforR) Bank
Dunia agar berbagai program yang termasuk dalam intervensi gizi spesifik dan sensitif dapat dilaksanakan secara
konvergen dan efektif. Program for Result (PforR) INEY memiliki sepuluh Disbursement Linked Indicators (DLI)
sebagai indikator yang harus dicapai oleh Pemerintah Indonesia untuk pencairan pinjaman Bank Dunia.
Hasil pengawasan yang kami laksanakan menunjukkan bahwa target DLI pada Kota Pangkalpinang dan Kabupaten
Bangka Tengah telah tercapai. Namun demikian, terdapat beberapa catatan atas hambatan pencapaian target
DLI, seperti minimnya kebijakan, guru yang belum pernah ditugaskan sesuai dengan keahliannya, BKB yang belum

Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Berkualitas 87


mendapatkan bantuan, Tim Pendamping Keluarga belum efektif, aplikasi e-HDW yang belum dapat dipakai; hingga
penyesuaian score cards layanan desa. Permasalahan tersebut kami gambarkan sebagai berikut.

Simpulan Capaian
No DLI
Kota Pangkalpinang Kabupaten Bangka Tengah
Terdapat dokumen komitmen
Terdapat dokumen komitmen
DLI 1: Komitmen Pimpinan pelaksanaan konvergensi
pelaksanaan konvergensi
Kabupaten/Kota Prioritas pencegahan stunting di
1 untuk Mempercepat
pencegahan stunting di Kota
Kabupaten Bangka Tengah;
Pangkalpinang; SK TPPS di Kota
Pencegahan Stunting SK TPPS di Kabupaten Bangka
Pangkalpinang telah ditetapkan.
Tengah telah ditetapkan.
Terdapat 20 orang pelatih
DLI 4: Kab/Kota Prioritas tersertifikasi di Kota
Melaksanakan Program Pangkalpinang; Terdapat 17% Terdapat 20 orang pelatih
2 Peningkatan Kompetensi kelurahan yang telah memiliki tersertifikasi di Kabupaten Bangka
Pendidik PAUD yang minimal 2 orang guru PAUD Tengah.
Berorientasi Sensitif Gizi per desa yang telah dilatih oleh
trainer tersertifikasi.
DLI 5 (2021): Program Terdapat 100% e-warong di Kota Terdapat 100% e-warong di
Bantuan Pangan Non Tunai Pangkalpinang yang menjual Kabupaten Bangka Tengah yang
3 (BPNT) yang Lebih Sensitif semua jenis makanan yang menjual semua jenis makanan
terhadap Kebutuhan Gizi dipersyaratkan. yang dipersyaratkan

DLI 6: Kegiatan Kampanye Terdapat 100% kelurahan yang Terdapat 93,65% desa/kelurahan
Perubahan Perilaku telah mengimplementasikan yang telah mengimplementasikan
Dilaksanakan di Kabupaten/ KAP; Tenaga kesehatan dan KAP; Tenaga kesehatan dan kader
4 Kota Prioritas dengan kader pada Kota Pangkalpinang pada Kabupaten Bangka Tengah
Mempertimbangkan Kearifan telah mendapatkan orientasi telah mendapatkan orientasi
Lokal pemantauan tumbuh kembang. pemantauan tumbuh kembang.

DLI 7: Transfer Fiskal yang Dana DAK telah berkontribusi


Berorientasi pada Hasil untuk Dana DAK telah berkontribusi dalam intervensi penurunan
5 Mendukung Konvergensi dalam intervensi penurunan stunting.
Program/Kegiatan stunting.
Pencegahan Stunting .

Terdapat 83,93% desa di


DLI 9: Memberdayakan
Kabupaten Bangka Tengah yang
Desa untuk Mengidentifikasi
telah mengonsolidasikan data
Rumah Tangga dengan Ibu TPK Kota Pangkalpinang telah
stunting tingkat desa (laporan
Hamil dan/atau Baduta (1.000 diorientasi untuk memfasilitasi
konvergensi) di akhir tahun;
6 Hari Pertama Kehidupan) rumah tangga berisiko stunting.
TPK Kabupaten Bangka
dan Mendorong Konvergensi
Tengah telah diorientasi untuk
Pelaksanaan Kegiatan
memfasilitasi rumah tangga
Pencegahan Stunting
berisiko stunting.

Terdapat 100% desa di Kabupaten


Bangka Tengah yang telah
DLI 10. Terjadinya Konvergensi meningkat angka konvergensinya
Intervensi Gizi yang Menyasar di akhir tahun; Terdapat 48 desa di
7 Rumah Tangga dengan Ibu - Kabupaten Bangka Tengah yang
Hamil dan/atau Baduta (1.000 berkinerja baik. 48 desa dari total
HPK) di Desa 56 desa atau sebesar 85,71%

88 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Saran :
Terhadap permasalahan tersebut, secara teknis melalui Laporan Hasil
Pengawasan telah kami merekomendasikan kepada pihak terkait, antara
lain:
a. Kepala Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang dan Kabupaten
a. Bangka Tengah agar membuat ke bijakan terkait Strategi
Komunikasi Perubahan Perilaku dalam Pencegahan Stunting.
b. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pangkalpinang
b.
dan Kabupaten Bangka Tengah agar mengupayakan pemanfaatan
peserta PCP untuk menjadi tenaga pelatih/narasumber untuk
kegiatan pelatihan penanganan stunting bagi tenaga pendidik
PAUD.
c.c. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak
dan Keluarga Berencana Kota Pangkalpinang dan Kepala Dinas
Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Bangka Tengah
agar mengupayakan pemenuhan BKB Kit Stunting bagi Kelompok
Bina Keluarga Balita yang belum mendapatkan BKB Kit Stunting.
d.
d. Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Kabupaten Bangka Tengah agar:
e.e. Berkoordinasi dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi terkait penggunaan aplikasi e-HDW
2.0 oleh KPM dan Tenaga Ahli Kabupaten untuk input data dan
pelaporan dalam upaya meningkatkan konvergensi penurunan
stunting di desa.
f.
f. Melakukan sosialisasi terkait perhitungan tingkat konvergensi
intervensi penurunan stunting di desa supaya terjadi kesamaan
kondisi yang dilaporkan setiap desa.

Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Berkualitas 89


E.10.
Reviu Kekurangan Pembayaran Tunjangan
Kinerja Dosen PTKIN pada Kementerian Agama

Berdasarkan surat Direktur Jenderal Pendidikan


Islam Kementerian Agama Nomor B-908/DJ.I/
Jumlah kekurangan pembayaran tunjangan Dit.I.III/HM.01/02/2023 tanggal 27 Februari 2023 hal
kinerja dosen tahun 2019 yang diusulkan oleh Permohonan Reviu Kekurangan Pembayaran Tunjangan
IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung Kinerja Dosen pada PTAI Tahun 2015-2020 atas 41
sebanyak 74 (tujuh puluh empat) dosen dengan PTKIN senilai Rp167.642.162.160,00, Perwakilan BPKP
nilai Rp2.222.123.600,00 (dua milyar dua Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melaksanakan reviu
ratus dua puluh dua juta seratus dua puluh tiga kekurangan pembayaran tunjangan kinerja Dosen IAIN
ribu enam ratus rupiah). Penyebab terjadinya Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung.
kekurangan pembayaran tunjangan kinerja karena
belum tersedianya anggaran dari Kementerian
Agama untuk alokasi tunjangan kinerja dosen
pada PTKIN. Berdasarkan hasil reviu kekurangan
pembayaran tunjangan kinerja tersebut terdapat
koreksi sebanyak 72 (tujuh puluh dua) dosen
dengan nilai Rp104.372.652,25. Jenis koreksi yang
terjadi adalah Ketidaksesuaian Kelas Jabatan;
Ketidaksesuaian Status Tugas Belajar; Usulan
Belum Memperhitungkan Tunjangan Profesi;
Usulan Belum Memperhitungkan Potongan Namun, reviu atas kekurangan pembayaran tunjangan
Absensi; dan Usulan Belum Memperhitungkan kinerja dosen pada IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik
Cuti. Bangka Belitung hanya dilaksanakan untuk tahun 2019.
Hal ini disebabkan untuk tahun 2015-2018 telah dilakukan
reviu oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Bangka

90 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Belitung pada tahun 2019 dan telah dibayarkan
pada tahun 2020, sedangkan tunjangan kinerja
dosen tahun anggaran 2020 telah dibayarkan
berdasarkan Surat Pernyataan Rektor IAIN
Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung
Bangka Belitung Nomor B-851/In.40/
KU.01/07/2023 tanggal 17 Juli 2023.
IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka
Belitung awalnya mengajukan usulan
kekurangan pembayaran tunjangan kinerja
dosen tahun 2019 sebanyak 74 dosen dengan
nilai Rp2.222.123.600,00. Namun, hasil reviu
yang telah dilaksanakan terdapat koreksi
terhadap 72 dosen dengan nilai koreksi sebesar
Rp104.372.652,25, sehingga total usulan
setelah reviu menjadi Rp2.117.750.947,75.
Nilai koreksi tersebut terdiri dari 751
kejadian koreksi, yang penyebabnya dapat
diklasifikasikan seeperti pada gambar di
samping. Di samping itu, terdapat beberapa hal yang menjadi perhatian dalam reviu Kekurangan Tunjangan Kinerja
Dosen IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik, antara lain:
11. Tunggakan selisih tunjangan kinerja untuk tahun anggaran 2019 belum tercatat sebagai hutang dalam Laporan
Keuangan IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung yang disebabkan belum pastinya nilai tunggakan
yang menjadi hutang karena belum dilakukan reviu oleh BPKP;
22. Terdapat kesalahan nilai capaian SKP Dosen tahun 2018 yang tidak sesuai dengan hasil penghitungan yang
seharusnya yang disebabkan kekurangcermatan dosen yang mengajukan penilaian dan atasan langsung
selaku penilai yang berakibat pada nilai capaian SKP yang tidak sesuai dengan hasil penghitungan sebenarnya;

33. Terdapat satu orang dosen atas nama Dr. Andi Arif Rifa’i M.Pd yang telah dipindahtugaskan dari IAIN Syaikh
Abdurrahman Siddik Bangka Belitung ke IAIN Surakarta terhitung mulai tanggal 1 Juni 2020. Kekurangan
pembayaran tunjangan kinerja dosen yang bersangkutan untuk tahun anggaran 2019 masih menjadi
beban anggaran IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, namun data dosen yang bersangkutan
saat ini telah terhapus pada sistem KPPN Kota Pangkalpinang sehingga tidak dimungkinkan lagi dilakukan
pembayaran. Sedangkan IAIN Surakarta tidak dapat melakukan pembayaran karena pada tahun 2019 dosen
yang bersangkutan masih berstatus sebagai dosen IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung.
4. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Pembayaran Tunjangan Profesi Dosen pada IAIN Syaikh Abdurrahman
4
Siddik Bangka Belitung dipotong langsung sesuai dengan besarnya Tunjangan Profesi Dosen. Seharusnya
pengenaan PPh Pasal 21 dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010
tanggal 31 Desember 2010 tentang Tata Cara Pemotongan PPh Pasal 21 bagi Pejabat Negara, PNS, Anggota
TNI, Anggota POLRI, dan Pensiunannya atas Penghasilan yang Menjadi Beban APBN atau APBD, mengingat
Pasal 2 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010 menyebutkan bahwa PPh Pasal 21
yang terutang atas penghasilan tetap dan teratur setiap bulan yang menjadi beban APBN dan APBD ditanggung
oleh Pemerintah atas beban APBN.

Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Berkualitas 91


Saran :
Atas permasalahan tersebut, kami menyarankan kepada Rektor IAIN
Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung untuk:

a. Menjadikan hasil reviu sebagai salah satu pertimbangan dalam rangka


pengajuan revisi anggaran atas kekurangan tunjangan kinerja dosen
tahun 2019;
Melakukan pencatatan tunggakan selisih tunjangan kinerja dosen
b. tahun anggaran 2019 sebagai hutang dalam Laporan Keuangan IAIN
Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung Tahun 2023 apabila
sampai dengan tanggal 31 Desember 2023 tunggakan tersebut belum
terbayarkan;
Menginstruksikan kepada para dosen agar lebih cermat, baik dalam
c. pengajuan maupun penilaian capaian SKP pegawai;
Berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dan
d. Inspektorat Jenderal Kementerian Agama terkait mekanisme
pembayaran kekurangan tunjangan kinerja dosen yang telah
dipindahtugaskan untuk dilakukan proses pembayaran sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku setelah adanya revisi
anggaran yang mengakomodir kekurangan tunjangan kinerja dosen
tahun anggaran 2019; dan
Berkoordinasi dengan KPPN Pangkalpinang terkait pelaksanaan
d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010 tanggal 31
Desember 2010 tentang Tata Cara Pemotongan PPh Pasal 21 bagi
Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota POLRI, dan Pensiunannya
atas Penghasilan yang Menjadi Beban APBN atau APBD.

92 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Berkualitas 93
F.
Penguatan
Penyelenggaraan
Pemerintahan yang
Baik dan Bersih

94 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Penyelenggaraan Pemerintahan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih perlu
dikuatkan. Masih terdapat 3 (37,5%) APIP Daerah yang belum menunjukkan perannya
(masih berada pada level 2) dalam early warning system. Masih terdapat kelemahan
Kapabilitas APIP antara lain belum adanya analisis gap kompetensi SDM APIP, perencanaan
pengawasan belum berbasis risiko, audit ketaatan belum pada program prioritas, dan
audit kinerja belum lintas sektoral. Sebanyak 4 APIP memperoleh skor pemetaan Jabatan
Fungsional Auditor (JFA) dengan kategori Baik, 3 APIP dengan kategori Cukup Baik, dan 1
APIP dengan kategori Kurang Baik.

Implementasi Manajemen Risiko pada segmen Badan Usaha masih terkendala pada
minimnya kebijakan dan strategi pemerintah daerah yang dapat dijadikan legal standing
implementasi manajemen risiko. Hanya 4 pemda yang mencapai SPIP, MRI, dan IEPK pada
level 3. OPD-OPD di lingkungan pemerintah daerah masih belum memiliki kesadaran
tanggung jawab dalam penyelenggaraan SPIP, SPIP masih dianggap sebagai suatu beban
pencapaian target, dan bukan merupakan kebutuhan.

Pengelolaan risiko sektor ketahanan pangan dan sektor ketahanan energi belum memadai
karena belum adanya identifikasi risiko dari Pemerintah Daerah. Selain itu, masih dijumpai
permasalahan dalam pencapaian sasaran seperti belum ditetapkannya Perda tentang
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B); terdapat alih fungsi lahan produksi
pangan; belum disusunnya kebutuhan luas lahan, pupuk, bibit dan benih, pakan ternak,
infrastruktur pangan, alsintan dalam rangka mencukupi kebutuhan pangan daerah, serta
belum adanya organisasi adhoc yang mengoordinasikan pengelolaan energi daerah.

Tindak pidana korupsi yang ditemukan BPKP didominasi kasus di Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) dan Pengadaan Barang/Jasa di lingkup pemerintah daerah. Hasil
pengukuran Efektivitas Pengendalian Korupsi (EPK) pada 3 BUMD menunjukkan perlunya
BUMD menyusun kebijakan anti kecurangan yang menyeluruh.

Pengelolaan keuangan dan pembangunan tingkat desa masih perlu ditingkatkan.


Penggunaan APBDes belum mampu memberikan dampak yang signifikan bagi
masyarakat disebabkan rendahnya kualitas perencanaan dan penganggaran desa, adanya
permasalahan pertanggungjawaban penggunaan keuangan desa yaitu administrasi yang
tidak tertib, kekurangan volume pekerjaan, kualitas hasil pekerjaan tidak sesuai rencana,
serta masalah ketaatan perpajakan. Tantangan terkait pembangunan desa, diantaranya
terbatasnya jumlah serta kualitas SDM perangkat desa, 73,70% kepala desa memiliki
tingkat pendidikan SMA dan SMA ke bawah.

Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik dan Bersih 95


F.1.
Kapabilitas APIP Daerah

Peran APIP yang efektif dapat ditunjukkan dari


kemampuannya dalam memberikan keyakinan yang
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) memadai atas efektivitas, efisiensi, dan keekonomisan (3E),
memiliki peran penting membantu pemerintah peringatan dini dan peningkatan efektivitas Manajemen
dalam mencapai tujuan pembangunan nasional/ Risiko (MR) serta perbaikan tata kelola bagi pemerintahan.
daerah. Hasil evaluasi BPKP menunjukkan Dari sebanyak 8 APIP Daerah (Provinsi, Kabupaten, dan
masih terdapat 3 (37,5%) APIP Daerah di wilayah Kota) yang tersebar di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang Belitung, sebanyak 5 APIP telah menjalankan perannya
belum menunjukkan perannya (masih berada secara efektif atau memenuhi karakteristik level 3 (delivered),
pada level 2) dalam early warning system. sedangkan 3 APIP lainnya masih berada pada karakteristik
Pemenuhan kebutuhan sumber daya dan level 2 (structured), dengan rincian pada tabel berikut.
independensi APIP Daerah menjadi titik kritis
Skor Kapabilitas
yang dapat mengganggu penguatan kapabilitas No Nama APIP
APIP
APIP. Selain itu, BPKP menjumpai masih adanya
kelemahan Kapabilitas APIP antara lain belum 1 Inspektorat Provinsi Kepulauan 3,00
adanya analisis gap kompetensi SDM APIP, Bangka Belitung
perencanaan pengawasan belum berbasis Inspektorat Kabupaten Bangka
2 3,00
Tengah
risiko, audit ketaatan belum mencakup lingkup
3 Inspektorat Kabupaten Bangka 3,00
program/fungsi yang prioritas dan memiliki
4 Inspektorat Kabupaten Belitung 3,00
risiko tinggi, dan audit kinerja dilakukan belum
terhadap program lintas sektoral. Pembinaan 5 Inspektorat Kota Pangkalpinang 3,00
kapabilitas APIP Daerah harus dioptimalkan, 6 Inspektorat Kabupaten Belitung Timur 2,71
tidak hanya oleh BPKP, namun juga oleh seluruh Inspektorat Kabupaten Bangka
7 2,44
jajaran pimpinan di lingkungan pemerintah Selatan
daerah. 8 Inspektorat Kabupaten Bangka Barat 2,39

96 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Elemen yang paling lemah pada 3 Inspektorat Daerah level 2, terjadi pada elemen praktik profesional dan elemen
peran dan layanan. Kelemahan tersebut antara lain belum adanya analisis gap kompetensi SDM APIP; Penyusunan
PKPT belum mengidentifikasi dan membuat prioritas area pengawasan berdasarkan tingkat kematangan MR dan
risiko tertinggi berdasarkan hasil evaluasi RR, Audit ketaatan belum mencakup lingkup program/fungsi yang prioritas
dan memiliki risiko tinggi; dan Audit kinerja belum dilakukan terhadap program lintas sektoral.
Upaya peningkatan kapabilitas APIP belum sepenuhnya efektif, antara lain ditandai dengan kondisi sebagai berikut.

Kendala dalam peningkatan kapabilitas APIP, antara lain:


1. Kendala Internal, yaitu lemahnya komitmen pimpinan beserta jajaran APIP dalam peningkatan kapabilitas
APIP; masih terdapat gap SDM APIP (kondisi tahun 2022-2023) antara existing dengan bezetting disebabkan
perencanaan kebutuhan SDM yang telah disusun belum diusulkan penetapannya; minimnya SDM yang
mengikuti pelatihan Audit Kinerja, dan sertifikasi profesi yang mendukung kegiatan pengawasan intern;
alokasi anggaran pengawasan dan/atau pengembangan kompetensi SDM APIP belum memenuhi ketentuan
yang diatur dalam Permendagri.
2. Kendala Eksternal yaitu belum optimalnya penerapan manajemen risiko pada lingkup Pemerintah Daerah dan
lingkup OPD.

Meskipun masih terdapat permasalahan dalam upaya peningkatan kapabilitas APIP, namun ada praktik baik yang
telah diimplementasikan oleh Inspektorat Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung antara lain adanya Aplikasi Sistem Informasi Monitoring Manajemen Risiko Terintegrasi (SIMENTARI) yang
dikembangkan oleh Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Aplikasi SIMENTARI tersebut telah
diimplementasikan oleh beberapa pemerintah daerah di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik dan Bersih 97


Saran :
Atas beberapa permasalahan yang telah diuraikan di atas, Perwakilan
BPKP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah memberikan
rekomendasi/saran perbaikan kepada Gubernur/Bupati/Walikota di
wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung agar:

a. Melakukan pemenuhan anggaran pengawasan APIP sesuai dengan


ketentuan dalam penyusunan APBD.
Terlibat langsung dalam proses internalisasi peningkatan kualitas
b.
Kapabilitas APIP dalam mendukung pencapaian tujuan program
strategis daerah.
Melaksanakan pengelolaan risiko mulai dari penyusunan kebijakan,
c. identifikasi risiko, analisis risiko, sampai evaluasi risiko, baik pada level
program/kegiatan, maupun level sasaran strategis OPD/Pemerintah
Daerah.
Memerintahkan Inspektorat antara lain agar menyusun proyeksi
d. kebutuhan kompetensi dan keahlian SDM jangka panjang yang selaras
dengan tupoksi struktur organisasi dan rencana strategis pemerintah
daerah termasuk analisis gap dan strategi pemenuhannya; menyusun
Perencanaan Pengawasan Berbasis Risiko; menetapkan ruang lingkup/
objek audit ketaatan berdasarkan risiko tinggi dalam PPBR; serta
melaksanakan audit kinerja terhadap program lintas sektoral.

98 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


F.2.
Manajemen Risiko Badan Usaha
Manajemen Risiko semakin menjadi isu penting bagi setiap
organisasi, termasuk badan usaha. Dalam konteks perencanaan
Implementasi Manajemen Risiko pada percepatan pembangunan nasional menuju misi mewujudkan
segmen Badan Usaha di Wilayah masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung percepatan pembangunan nasional, Presiden menerbitkan Perpres
masih memerlukan penguatan Nomor 39 Tahun 2023 tentang Manajemen Risiko Pembangunan
komitmen dan peran pimpinan. BLUD Nasional. Tentunya ini menunjukkan pentingnya peran Manajemen
Bidang Kesehatan dan BUMD Jasa Air Risiko (MR) dalam mewujudkan suatu gagasan untuk mencapai
telah menerapkan manajemen risiko, tujuan yang direncanakan. Demikian pula halnya dengan proses
namun belum sepenuhnya efektif bisnis pada Badan Usaha, berbagai teori dan strategi dalam
dan berkelanjutan. Sedangkan BUMD mencapai tujuan memerlukan Manajemen Risiko untuk memitigasi
Aneka Usaha yang telah menerapkan berbagai gangguan, termasuk yang dipengaruhi oleh perubahan
manajemen risiko, baru 1 dari 10 unit kondisi lingkungan.
dan itu pun belum sepenuhnya efektif Melalui pengawasan, Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Bangka
dan berkelanjutan. Berbagai kendala Belitung mengambil peran adaptif membantu dunia usaha untuk
implementasi di sektor Badan Usaha mengoptimalkan peran manajemen risiko. Pengawasan dilakukan
berakar pada minimnya kebijakan dan pada Badan Usaha Milik Negara (PT Timah Tbk) dan BUMD/BLUD di
strategi pemerintah daerah yang dapat wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang terdiri atas 25 unit
dijadikan legal standing implementasi BLUD Bidang Kesehatan, 6 unit BUMD Jasa Air, dan 10 unit BUMD
manajemen risiko. Aneka Usaha. Hasil pengawasan menunjukan bahwa optimasi
penerapan Manajemen Risiko masih bervariatif.
1. PT Timah Tbk, telah mengimplementasikan MR secara
memadai dengan adanya divisi yang secara khusus
mengadministrasikan penerapan MR secara berkelanjutan
sebagai second line yaitu Divisi Manajemen Risiko. PT Timah
Tbk telah melakukan penilaian maturitas manajemen risiko

Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik dan Bersih 99


secara mandiri dengan hasil bahwa implementasi MR berada pada level 3 dari skala 5 atau “Established/
Defined”.
2. BLUD Bidang Kesehatan dan BUMD Jasa Air di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sudah menerapkan
manajemen risiko meskipun belum sepenuhnya efektif dan berkelanjutan. Penilaian maturitas manajemen
risiko pada BLUD baru dilaksanakan oleh RSUD Depati Hamzah, RSUD Depati Bahrin, dan RSUD Drs. H. Abu
Hanifah dengan hasil mencapai level 3 atau dalam kategori “Defined”. BUMD Jasa Air sudah menerapkan
manajemen risiko, namun belum melakukan penilaian maturitas.
3. BUMD Aneka Usaha yang sudah menerapkan manajemen risiko hanya 1 unit dari 10 unit, dan itu pun belum
efektif dan belum melakukan penilaian maturitas penerapannya.

Kondisi implementasi sebagaimana diuraikan tersebut, menggambarkan bahwa Manajemen Risiko belum
sepenuhnya menjadi perhatian khusus pada segmen BLUD dan
BUMD. Akar permasalahan penerapannya antara lain:
1. Political will dari stakeholder utama dan manajemen
puncak yang belum mendukung secara penuh. Hal ini
tercermin dari minimnya kebijakan yang mendorong
implementasi manajemen risiko pada Badan Usaha
dan belum adanya unit khusus pengelolaan manajemen
risiko pada masing-masing Badan Usaha.
2. Fungsi Satuan Pengawas Intern (SPI) pada badan usaha
belum berjalan efektif. SPI belum sepenuhnya berperan
sebagai third line dalam menjaga upaya pencapaian
tujuan organisasi yang antara lain berperan sebagai
evaluator atas implementasi MR.
3. Kebijakan/SOP penyelenggaraan manajemen risiko
belum ditetapkan.
4. Struktur manajemen risiko belum ada atau belum
berjalan secara optimal.
5. Minimnya dukungan sumber daya untuk penerapan
manajemen risiko, baik anggaran maupun SDM dalam
jumlah dan kompetensi yang memadai.

Rekomendasi teknis kepada masing-masing manejemen Badan Usaha telah kami sampaikan melalui Laporan Hasil
Pengawasan.

Saran :
Dalam kesempatan ini Kepada Gubernur Kepulauan Bangka Belitung
kami sampaikan alternatif langkah tindak yang diperlukan sebagai
pertimbangan, antara lain :
Melakukan koordinasi dengan Walikota dan Bupati terkait untuk
a.
bersama-sama memberikan perhatian khusus terkait manajemen
risiko dengan menetapkan kebijakan implementasi manajemen risiko
Badan Usaha
Menetapkan pedoman roadmap implementasi manajemen risiko pada
b. Badan Usaha yang dapat dijadikan acuan bagi badan usaha dalam
mengimplementasikan manajemen risikonya.

100 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


F.3.
SPIP
Tingkat maturitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) sangat mempengaruhi kualitas tata kelola
Hasil evaluasi atas 8 pemda pemerintah dalam mengelola program strategis yang dilaksanakan
menunjukkan bahwa 4 pemda dengan lintas sektoral dan mengelola K/L/D sebagai bagian yang tidak
SPIP pada level 3, MRI pada level 3, terpisahkan dalam pencapaian target kinerja pemerintah.
dan IEPK pada level 3. Penyelenggaraan Beberapa capaian indikator tata kelola pada pemerintah daerah di
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung serta capaian skor
(SPIP) di wilayah Provinsi Kepulauan hasil evaluasi atas Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi
Bangka Belitung masih membutuhkan dapat dilihat pada gambar yang ada di halaman berikutnya.
perhatian yang serius dari unsur
pimpinan daerah. OPD-OPD di Evaluasi terhadap delapan pemerintah daerah di wilayah kerja
lingkungan pemerintah daerah masih Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menunjukkan
belum memiliki kesadaran tanggung SPIP masih belum berkualitas. Meskipun pembangunan sistem
jawab dalam penyelenggaraan SPIP, pengendalian intern telah dilakukan tetapi belum efektif dalam
SPIP masih dianggap sebagai suatu mencapai tujuan pemerintah daerah terlihat dari 4 pemda dengan
beban pencapaian target, dan bukan SPIP masih berada pada Level <3. Aspek krusial yang mempengaruhi
merupakan kebutuhan. Kondisi tersebut capaian level tersebut adalah kurangnya keterlibatan pimpinan
disebabkan sangat minimnya kegiatan instansi dalam proses penetapan tujuan, minimnya ketersediaan
sosialisasi/Bimtek penyelenggaraan data yang valid dan cukup sebagai dasar penetapan target kinerja,
SPIP yang melibatkan OPD mulai dari perencanaan belum di-design secara kolaboratif, dan belum
tingkat pimpinan sampai ke tingkat mempertimbangkan/memanfaatkan hasil proses manajemen
pelaksana, sehingga SPIP masih belum risiko. Selain itu masih terdapat kelemahan dalam pengelolaan
dipahami secara komprehensif. risiko yaitu pengelolaan risiko strategis level pemda maupun level
unit kerja belum dilakukan secara optimal sehingga mempengaruhi
kualitas perencanaan dan pencapaian tujuan pemerintah daerah.

Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik dan Bersih 101


Saran :
Pemerintah daerah perlu melakukan upaya perbaikan kualitas tata
kelola seperti:
Perbaikan perencanaan daerah sehingga dapat meminimalisir
a. perencanaan dan penganggaran yang tidak efisien dan tidak efektif
dalam mencapai target kinerja yang telah ditetapkan dalam RPJMD dan
RKPD sebagai penjabaran tahunan;
Mendorong penerapan manajemen risiko digunakan sebagai dasar
b. penilaian kinerja pada seluruh Unit Pengelola Risiko (UPR) tingkatan
operasional unit kerja dan seluruh UPR tingkatan strategis unit kerja;
Mendorong pimpinan daerah agar mengambil seluruh keputusan
c. strategis pemda, keputusan strategis unit kerja, dan operasional unit
kerja dengan mempertimbangkan risiko.

102 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


F.4.
Pengelolaan Risiko Sektor
Strategis Nasional

Risiko sektor ketahanan pangan belum dikelola dengan memadai. Pemerintah Daerah belum menyusun dokumen
pengelolaan risiko sektor ketahanan pangan. Selain itu, masih terdapat permasalahan dalam pencapaian sasaran
sektor ketahanan pangan. Perda tentang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) belum ditetapkan;
terdapat alih fungsi lahan produksi komoditas pangan prioritas; serta belum disusunnya kebutuhan luas lahan,
pupuk, bibit dan benih, pakan ternak, infrastruktur pangan, alsintan dalam rangka peningkatan produksi pangan
untuk mencukupi kebutuhan pangan daerah. Penetapan dan pelaksanaan kebijakan stabilisasi harga komoditas
pangan masih terkendala belum ada komoditas pangan yang dipasarkan melalui e-commerce, belum ada
pelatihan pemasaran berbasis digital kepada petani/nelayan, serta belum ada petani yang menjalin kerja sama
dengan konsumen langsung/pengusaha retail/korporasi. Jumlah cadangan beras yang tersisa belum mampu
memenuhi kebutuhan pangan untuk menanggung risiko kejadian darurat selama minimal 3 bulan.
Sementara itu, pada sektor ketahanan energi, proyeksi energi yang terus meningkat dan belum diimbangi dengan
kapasitas produksi energi mengindikasikan masih adanya risiko kerentanan energi nasional. Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai leading sector ketahanan energi, pada
tahun 2023 belum melaksanakan identifikasi dan pengelolaan risiko sektor ketahanan energi. Selain itu, belum
adanya organisasi adhoc yang mengoordinasikan pengelolaan energi daerah juga turut menjadi tantangan lain
yang dihadapi oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam mencapai target dan meminimalisir
risiko terkait kerentanan energi di daerah.

Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik dan Bersih 103


Pengelolaan Risiko Sektor Ketahanan Pangan
Hasil evaluasi atas pencapaian sasaran sektor ketahanan pangan masih menemui permasalahan sebagaimana
berikut ini. Selain itu, diketahui juga bahwa Pemerintah Kabupaten Bangka belum menyusun dokumen pengelolaan

risiko sektor ketahanan pangan. Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Bangka bersama dengan tim
evaluasi Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah menyelenggarakan Focus Group Discussion
(FGD) dan menghasilkan matriks dan profil risiko sektor ketahanan pangan. Namun, masih terdapat kegiatan
pengendalian yang belum efektif mencegah terjadinya risiko.

Pengelolaan Risiko Sektor Ketahanan Energi


Penyediaan energi primer dalam ribuan TOE
(tonne of oil equivalent) di wilayah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung diproyeksikan
mengalami peningkatan untuk seluruh jenis
energi dengan jumlah tertinggi pada jumlah
Energi Baru Terbarukan (EBT) yang akan
diproyeksikan mengalami kenaikan pada
tahun 2015 sampai dengan tahun 2050
hingga mencapai 4.244,93 Ribu TOE.
Rasio elektrifikasi di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung telah mencapai 99,99%
(https://databoks.katadata.co.id/
datapublishembed/150095/ini-daftar-
provinsi-yang-belum-100-berlistrik-
pada-2022). Kebutuhan energi listrik mengalami kenaikan dengan ditandai kenaikan jumlah pelanggan listrik
sebagaimana ditunjukkan pada grafik di samping.
Berbagai peraturan dibuat guna meminimalisir potensi terjadinya kerentanan energi nasional. Pemerintah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung telah menyusun Rencana Umum Energi Daerah (RUED).
Hasil pengawasan BPKP menunjukkan bahwa Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung belum memiliki
organisasi adhoc yang berperan dalam pengkoordinasian antara pemerintah daerah dengan pemangku kepentingan
terkait pengelolaan energi daerah, padahal dalam RUED Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dijabarkan bahwa
terkait pengelolaan energi daerah, terutama dalam implementasi kebijakan, strategi, dan program terkait energi
daerah yang telah ditetapkan akan melibatkan berbagai instansi pemerintah dan pemangku kepentingan terkait.

104 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Hal ini menyebabkan kurangnya informasi dan data serta memungkinkan terjadinya ketidaksinkronan dalam
pengembangan proyek ketahanan energi.
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai leading sector Ketahanan Energi
belum melaksanakan identifikasi dan pengelolaan risiko sektor ketahanan energi pada tahun 2022 dan tahun 2023.
Berdasarkan hasil telaah dan diskusi terpimpin, terdapat risiko yang perlu dikelola dengan baik sebagai berikut.

Saran :
Sehubungan dengan hasil pengawasan sebagaimana tersebut di atas, rencana
tindak yang harus dicanangkan Kepala Daerah yaitu:
Mengupayakan pencapaian target-target indikator terkait sektor ketahanan
1 pangan yang telah ditetapkan antara lain melalui peningkatan produktivitas
pangan daerah/penetapan dan pelaksanaan kebijakan stabilisasi harga
komoditas pangan/resiliensi cadangan pangan daerah, seperti dengan:
a. menetapkan Perda tentang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B);

b.
menyusun kebutuhan luas lahan pangan daerah dalam rangka mencukupi
kebutuhan pangan daerah;
c. menyusun kebutuhan pupuk daerah termasuk kebutuhan pupuk non subsidi;
d. menyusun data kebutuhan, produksi, serta standar produksi pakan ternak;
e. menyusun rencana kebutuhan infrastruktur pangan dan kebutuhan alsintan
dalam mencukupi kebutuhan produksi daerah;
f. menyusun rencana pangan daerah,

g.
menghitung dan menetapkan rencana kebutuhan jumlah cadangan pangan
sesuai ketentuan;
Membentuk desain pengendalian yang memadai terkait peta risiko sektor
2
ketahanan pangan yang disusun.
Membentuk organisasi adhoc yang berfungsi dalam pengkoordinasian antara
3
pemerintah daerah dengan pemangku kepentingan terkait ketahanan energi di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Selain itu, perlu segera memformalkan
Daftar Risiko Sektor Ketahanan Energi menjadi dokumen yang dapat digunakan
dalam pengelolaan risiko dan melaksanakan aktivitas pengendalian dan
pemantauannya.
Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik dan Bersih 105
F.5.
Pengendalian Kecurangan dan
Hambatan Kelancaran Pembangunan

Selama periode semester II Tahun 2023, Perwakilan BPKP


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah melaksanakan
Selama Semester II Tahun 2023, tindak pidana
pengawasan terhadap topik Pengendalian Kecurangan
korupsi yang ditemukan Perwakilan BPKP Provinsi
dan Hambatan Kelancaran Pembangunan, meliputi:
Kepulauan Bangka Belitung, didominasi kasus di
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Pengadaan
Barang/Jasa di lingkup pemerintah daerah. Hasil
pengukuran Efektivitas Pengendalian Korupsi
(EPK) pada 3 BUMD menunjukkan perlunya
BUMD menyusun kebijakan anti kecurangan
yang menyeluruh. Hasil pelaksanaan kegiatan
Pemberian Keterangan Ahli dan Audit Investigatif
telah dimanfaatkan dalam litigasi oleh Aparat
Penegak Hukum.
Disarankan kepada Pj. Gubernur Kepulauan
Bangka Belitung selaku Wakil Pemerintah Pusat
di Daerah agar mengambil langkah-langkah
strategis guna mendorong Pemerintah Daerah
dan Badan Usaha Milik Daerah, agar menyusun
kebijakan anti kecurangan/antifraud yang
didalamnya memuat aspek Cegah, Deteksi,
Respon dan mengimplementasikannya secara
konsisten dan memadai; serta meningkatkan 1. Pelaksanaan Pemberian Keterangan Ahli (PKA)
komitmen dan implementasi anti korupsi. sebanyak 6 kegiatan, baik kepada penyidik maupun

106 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


dalam persidangan tindak pidana korupsi. Penyimpangan yang terjadi secara umum berupa proses pengadaan
barang dan jasa dilakukan tidak sesuai prosedur, penyaluran pembiayaan tidak sesuai aturan, dan realisasi
penggunaan dana atas penyertaan modal tidak sesuai ketentuan. Hasil pelaksanaan kegiatan PKA telah
dilaporkan untuk dimanfaatkan dalam tindakan litigasi oleh Aparat Penegak Hukum.
2. Audit Investigatif atas Dugaan Tindak Pidana Korupsi sebanyak 1 kegiatan yang berasal dari permintaan
penyelidik. Penyimpangan yang ditemukan dalam kasus tersebut adalah pengguna barang/jasa tidak
mempertimbangkan ketersediaan sarana prasarana pendukung, adanya pengondisian dalam proses pemilihan
penyedia, serah terima dilaksanakan tanpa melalui uji kelaikan fungsi, serta hasil pekerjaan yang tidak dapat
dimanfaatkan oleh pengguna barang/jasa.
3. Bimbingan Teknis Implementasi Fraud Control Plan (FCP) pada Pemerintah Kabupaten Bangka Tahun 2023.
Kegiatan Bimtek FCP telah mengidentifikasikan beberapa area of improvement di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Bangka, antara lain:

a. Penetapan Peraturan/Kebijakan Anti Kecurangan yang meliputi pilar Cegah dan Tangkal, Deteksi, dan
Respon kemudian mengimplementasikannya secara memadai melalui pembentukan struktur anti
kecurangan dan whistleblowing system serta penerapan Pakta Integritas bagi pimpinan dan seluruh
pegawai;
b. Mendorong penyelenggaraan Fraud Risk Assessment (FRA) dan menjalankan Rencana Tindak
Pengendalian yang dihasilkan;
c. Penguatan dan pemanfaatan Whistleblowing System di setiap organisasi, kanal pengaduan yang ada
(seperti Saber Pungli dan kanal Pengaduan Masyarakat), maupun Unit Pengendalian Gratifikasi;
d. Penguatan pelibatan APIP Daerah dalam pengendalian kecurangan baik preventif, edukatif, maupun
represif.
4. Kegiatan Pengukuran Efektivitas Pengendalian Korupsi (EPK) dilaksanakan pada tiga BUMD di Wilayah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu PT Jamkrida Babel, Perumda Air Minum Tirta Bangka, dan Perumda
Air Minum Sejiran Setason Bangka Barat, dengan skor perolehan hasil pengukuran masih dibawah 60%.
Berdasarkan hasil pengukuran EPK, secara umum telah teridentifikasi beberapa area of improvement, antara
lain perlunya BUMD menyusun kebijakan anti kecurangan/antifraud yang didalamnya memuat aspek Cegah,
Deteksi, Respon; peningkatan kompetensi dalam hal pencegahan kecurangan, dengan mengalokasikan
anggaran pelaksanaan diklat/seminar/workshop/pembelajaran lainnya terkait fraud bagi Direksi, Dewan
Komisaris/Pengawas, maupun Pegawai; serta penetapan unit penanggung jawab pengendalian risiko korupsi
dalam organisasi.
5. Identifikasi dan Pengembangan Informasi Awal atas Risiko dan Permasalahan Hambatan Kelancaran
Pembangunan (HKP) sebanyak 1 kegiatan yaitu permasalahan Pembangunan Kolam Retensi Pedindang-
Terak, Kabupaten Bangka Tengah. Kondisi yang dijumpai dalam permasalahan pembangunan tersebut antara
lain:

a. Berbagai risiko baik di lingkup entitas pemangku kepentingan maupun lintas entitas pemangku
kepentingan, yang membutuhkan perhatian dan langkah mitigasi sehingga peran yang diembankan ke
masing-masing entitas maupun peran bersama dalam mewujudkan ultimate outcome bisa dilaksanakan
sesuai ketentuan.
b. Perlunya penguatan atas pola koordinasi lintas sektoral untuk menjamin terdelivery-nya informasi dan
komunikasi, untuk segera diambil langkah antisipatif atas dinamika baru yang potensial menghambat
perwujudan peran masing-masing entitas maupun peran bersama para pemangku kepentingan. Hal ini
membutuhkan optimalisasi peran entitas yang in charge dan disepakati sebagai “Pemimpin Orkestrasi
dari kolaborasi, sinergitas lintas sektoral” yang akan dilaksanakan.
c. Perlunya penguatan komitmen bersama untuk memastikan program/kegiatan yang ada dapat
direalisasikan dengan tepat waktu dengan tetap mempedomani ketentuan berlaku.

Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik dan Bersih 107


Saran :
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan Topik
Pengendalian Kecurangan dan Hambatan Kelancaran Pembangunan,
disarankan kepada Pj. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung selaku
Wakil Pemerintah Pusat di Daerah agar mengambil langkah-langkah
strategis guna mendorong Pemerintah Daerah untuk:
Menyusun kebijakan anti kecurangan/antifraud yang didalamnya
a. memuat aspek Cegah, Deteksi, Respon dan mengimplementasikannya
secara konsisten dan memadai;
Meningkatkan komitmen dan implementasi anti korupsi dengan
b. mengoptimalkan peran verifikasi dan validasi, serta fungsi pengawasan
program/kegiatan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan
kecurangan, termasuk ketegasan tindakan dari pengambil kebijakan
tertinggi, tatkala dijumpai kecurangan/penyimpangan yang sengaja
dilakukan;

c. Memastikan dilaksanakannya tindak lanjut perbaikan atas area of


improvement FCP sebagai bagian integral dari Peningkatan IEPK;
Memastikan dilaksanakannya tindak lanjut perbaikan atas area of
d.
improvement dari hasil pengukuran EPK Badan Usaha;
Mengoptimalkan peran aktif Inspektorat Pemerintah Provinsi/
e. Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan pengawasan termasuk
peningkatan kapabilitas dan kompetensi dalam penanganan dan
pencegahan tindak pidana korupsi secara tepat dan efektif; dan
Memastikan terselenggaranya koordinasi lintas sektoral dan
e.
tersusunnya rencana aksi demi terlaksananya program kegiatan sesuai
dengan yang direncanakan.

108 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


F.6.
Pengawasan Pengadaan ASN
Tahun 2023
Pemerintah saat ini sedang melaksanakan reformasi birokrasi, yang
salah satunya dalam bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur,
Sebagai bagian dari Panitia Seleksi antara lain meliputi penataan jumlah dan kualitas serta distribusi
Nasional (Panselnas) Pengadaan Aparatur Sipil Negara (ASN). Proses pengadaan ASN sebagai salah
ASN, BPKP sebagai Tim Pengawas satu bagian dari manajemen ASN perlu melibatkan unsur-unsur
merupakan bagian yang tidak pengawas dari BPKP dan APIP K/L/D dalam semua tahapan proses
terpisahkan dalam proses pengadaan pengadaan untuk mengawal dan memastikan pengadaan ASN
ASN. Dalam rangka menjalankan berjalan sesuai dengan arah dan target yang telah ditetapkan.
tugasnya BPKP Babel melakukan Berdasarkan hasil Pemantauan dan Penjaminan Kualitas (Quality
kegiatan pengawasan berupa kegiatan Assurance) atas Pengawasan Pengadaan PPPK oleh Inspektorat di
pemantauan dan penjaminan kualitas Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2023, diperoleh
atas hasil pengawasan yang dilakukan pokok-pokok simpulan seperti pada grafik berikut.
oleh APIP Daerah. Simpulan dan pokok-
pokok permasalahan yang berhasil
terpotret antara lain, masih terdapat
permasalahan pada tahap perencanaan,
pengumuman dan pelamaran pada
beberapa Pemerintah Daerah.

Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik dan Bersih 109


1. Seluruh Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, telah menganggarkan dana untuk
pengadaan ASN tahun 2023 dengan total Rp2.121.273.350,00 dengan rincian sebagai berikut:
2. Masih belum optimalnya pelaksanaan pengadaan ASN tahap perencanaan pada Kabupaten Bangka Barat
dan Belitung Timur. Hal ini terlihat dari Panitia Seleksi (Pansel) Pengadaan PPPK yang dibentuk belum
mengakomodir unsur tertentu. Selain itu, Panitia Seleksi Kabupaten Belitung Timur belum menyiapkan sarana
dan prasarana bagi peserta seleksi penyandang disabilitas sesuai kebutuhan
3. Masih belum optimalnya pelaksanaan pengadaan ASN tahap pengumuman dan pelamaran pada Kabupaten
Bangka dan Belitung. Hal ini terlihat dari jumlah formasi PPPK Teknis berkurang 10 orang sebagai konsekuensi
dari kebijakan optimalisasi PPPK 2022 dan penetapan alokasi kebutuhan yang dapat dilamar oleh penyandang
disabilitas kurang dari 2% pada Kabupaten Bangka. Atas kondisi tersebut Pemerintah Kabupaten Bangka telah
menyampaikan surat kepada KemenpanRB. Sedangkan pada Kabupaten Belitung, pengumuman lowongan
belum memuat rentang penghasilan per jabatan dan deskripsi umum pekerjaan.
4. Masih belum optimalnya pelaksanaan pengadaan ASN tahap seleksi administrasi pada Pada Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung dan Kabupaten Bangka Selatan. Hal ini terlihat dari pengumuman hasil seleksi tidak dilengkapi
dengan keterangan/penjelasan yang menjadi penyebab pelamar tidak lulus seleksi administrasi pada Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung. Sedangkan, pada Kabupaten Bangka Selatan, Tim Seleksi Administrasi memiliki
beban kerja yang tidak sebanding dengan jumlah pelamar.
5. Terdapat 1 peserta seleksi kompetensi penyandang disabilitas untuk formasi guru. Atas kondisi tersebut telah
dilaporkan kepada BKN dan telah disediakan sarana ujian khusus penyandang disabilitas oleh Panselda.
6. Terdapat 2 Pemerintah Daerah yang melaksanakan seleksi kompetensi teknis tambahan, yaitu Pemerintah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Pemerintah Kabupaten Belitung Timur.

110 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Saran :
Atas permasalahan yang dijumpai dari hasil pengawasan, Inspektorat
Daerah telah menyarankan kepada Panitia Seleksi Daerah/Kepala Daerah
masing-masing yaitu berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut:
Inspektorat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah menyarankan
1
kepada Pj. Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk
mengalokasikan anggaran gaji dan tunjangan PPPK hasil pengadaan
tahun 2023 pada tahun anggaran 2024.

2 Inspektorat Kabupaten Bangka Barat telah menyampaikan saran kepada


Panitia Seleksi PPPK tahun 2023 Kabupaten Bangka Barat, agar:
Merevisi Surat Keputusan tentang Pembentukan Panitia Seleksi
a. Pengadaan PPPK Pemerintah Kabupaten Bangka Barat tahun 2023
untuk mengakomodir unsur unit kerja yang membidangi pengawasan,
perencanaan, keuangan dan/atau unit kerja lain yang terkait, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Merevisi struktur Panitia Seleksi Pengadaan PPPK Pemerintah Kabupaten


Bangka Barat tahun 2023 untuk mengakomodir Tim Pelaksana CAT
dan Tim Pemantau Ujian sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Inspektorat Kabupaten Belitung Timur telah menyampaikan saran kepada
3
Panitia Seleksi Pengadaan PPPK Pemerintah Kabupaten Belitung Timur,
agar:
Mengusulkan penambahan unsur unit kerja yang membidangi
a. perencanaan dan keuangan dalam susunan Panitia Seleksi Instansi
Pengadaan PPPK tahun 2023.
Mengusulkan penambahan Jabatan Sekretaris pada struktur Panitia
b.
Seleksi Instansi Pengadaan PPPK tahun 2023.
Panitia seleksi menyiapkan sarana dan prasarana bagi peserta seleksi
c.
penyandang disabilitas sesuai kebutuhan.
Inspektorat Kabupaten Bangka Selatan telah menyampaikan saran
4 kepada Panitia Seleksi Pengadaan PPPK Pemerintah Kabupaten
Bangka Selatan untuk mengoptimalkan dan mengupayakan menambah
jumlah tim seleksi administrasi sehingga berkas pelamar PPPK dapat
terverifikasi tepat waktu.
Inspektorat Kabupaten Bangka Tengah telah menyampaikan saran
5
kepada Panitia Seleksi Pengadaan PPPK Tahun 2023 Kabupaten Bangka
Tengah agar dalam pelaksanaan pengadaan PPPK selalu berpedoman
pada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik dan Bersih 111


F.7.
Peningkatan Kualitas
Pengelolaan JFA

Dari 8 APIP yang telah dilakukan pemetaan pengelolaan Jabatan Fungsional Auditor (JFA), sebanyak 4 APIP
memperoleh skor pemetaan dengan kategori Baik, 3 APIP dengan kategori Cukup Baik, dan 1 APIP dengan kategori
Kurang Baik. Terdapat keterkaitan antara penerapan JFA dengan kapabilitas APIP; jumlah auditor yang terbatas
pada Inspektorat dapat menimbulkan dampak terhadap kualitas hasil pengawasan; APIP yang menerapkan
pengembangan kompetensi baik maka manajemen kinerja dan manajemen karir cenderung baik; konsistensi
APIP dalam menerapkan kode etik dan standar audit menumbuhkan persepsi positif bagi stakeholders; pola
karir yang transparan, kelas jabatan yang sesuai dan penghargaan yang pantas, akan menumbuhkan kepuasan
bagi organisasi; dan penerapan JFA membutuhkan pengelolaan administrasi kepegawaian yang tertib. Atas
beberapa permasalahan yang terjadi, diharapkan APIP berkoordinasi dengan Pusbin JFA dan Perwakilan BPKP
terkait penerapan JFA, APIP mengimplementasikan seluruh aspek penerapan JFA sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dan APIP dapat menerapkan best practice penerapan JFA yang telah diimplementasikan oleh
APIP lain.

Berdasarkan kegiatan pembinaan dan pengelolaan JFA yang telah dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, masih ditemui kendala dan permasalahan dalam melaksanakan kegiatan pembinaan
JFA. Oleh karena itu, mitigasi dan strategi dilakukan dengan harapan agar APIP Daerah meningkat dalam kapabilitas
APIP-nya sehingga memiliki peran penting dalam lingkup pengawasan intern pemerintah yaitu sebagai upaya
pengendalian manajemen atas pelaksanaan tugas pemerintahan umum dan pembangunan.

112 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Hasil Pemetaan Pengelolaan Jabatan Fungsional
Auditor pada seluruh Inspektorat di wilayah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Beberapa kesimpulan atas pembinaan dan
pengelolaan JFA yang telah dilakukan oleh APIP
di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
adalah sebagai berikut:
1. Terdapat keterkaitan antara penerapan JFA
dengan kapabilitas APIP, yaitu semakin
baiknya skor Telaah Sejawat yang diperoleh
APIP, maka level kapabilitas APIP yang
diperoleh APIP yaitu level 3.
2. Jumlah auditor yang terbatas pada
Inspektorat dapat menimbulkan dampak
terhadap kualitas hasil pengawasan.
Untuk itu, dibutuhkan upaya dari APIP dan
pemangku kepentingan agar jumlah auditor
dapat terpenuhi sehingga pengawasan
dapat berjalan dengan optimal.
3. Pada APIP yang menerapkan pengembangan
kompetensi baik, maka manajemen kinerja
dan manajemen karir cenderung baik.
4. Konsistensi APIP dalam menerapkan kode
etik dan standar audit, menumbuhkan
persepsi positif bagi stakeholders.
5. Pola karir yang transparan, kelas jabatan
yang sesuai dan penghargaan yang pantas, akan menumbuhkan kepuasan bagi organisasi.
6. Penerapan JFA membutuhkan pengelolaan administrasi kepegawaian yang tertib.

Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik dan Bersih 113


Rencana aksi Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang telah dan akan dilakukan terkait dengan
pembinaan penerapan JFA, antara lain melalui kegiatan:
1. Bimbingan Teknis Pengelolaan JFA pada Inspektorat Kabupaten Bangka Barat yang memperoleh skor
pemetaan JFA dengan kategori Kurang Baik.
2. Sosialisasi secara offline kepada seluruh APIP di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terkait penerapan
pengembangan kompetensi JFA di lingkungan APIP pada triwulan IV tahun 2023.
3. Bekerja sama dengan DPW AAIPI untuk melakukan sosialisasi penerapan kode etik dan standar audit kepada
seluruh Inspektorat di tahun 2024.

Saran :
Atas beberapa permasalahan yang telah diuraikan di atas, kami telah
memberikan rekomendasi/saran perbaikan kepada APIP di wilayah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung agar:
Berkoordinasi dengan Pusbin JFA dan Perwakilan BPKP Provinsi
a.
Kepulauan Bangka Belitung terkait penerapan JFA.
Mengimplementasikan seluruh aspek penerapan JFA (pengadaan,
b. pengembangan kompetensi, manajemen kinerja dan manajemen karir)
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dapat menerapkan best practice penerapan JFA yang telah
c.
diimplementasikan oleh APIP lain.

114 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


F.8.
Pengawasan atas Pengendalian
Intern Tata Kelola Desa
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa telah memberi
amanat yang besar bagi desa untuk ikut berkontribusi dalam
Pengelolaan keuangan dan pembangunan. Desa yang sebelumnya dianggap sebagai objek
pembangunan tingkat desa di pembangunan, saat ini telah ditempatkan menjadi subjek, bahkan
wilayah Provinsi Kepulauan Bangka ujung tombak pembangunan nasional. Pemerintah desa diberi
Belitung masih perlu ditingkatkan. kewenangan otonomi sekaligus sumber daya yang lebih dalam
Penggunaan APBDes belum mampu rangka memajukan desa sekaligus meningkatkan kesejahteraan
memberikan dampak yang signifikan masyarakat di desa. Untuk itu, pemerintah desa dituntut untuk dapat
bagi masyarakat. Hal ini disebabkan lebih berperan dalam mendorong kesejahteraan masyarakat dalam
rendahnya kualitas perencanaan dan rangka mencapai cita-cita pembangunan nasional. Perwakilan BPKP
penganggaran desa, belum berorientasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ikut berupaya berperan aktif
outcome, serta masih ditemukan dalam mendukung desa menjalankan pembangunan di wilayahnya
belanja yang tidak efektif dan efisien. Di melalui kegiatan pengawasan, baik yang berupa assurance maupun
sisi pertanggungjawaban penggunaan consulting.
keuangan desa masih ditemukannya Salah satu bentuk concern Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan
masalah administrasi yang tidak tertib, Bangka Belitung terhadap peningkatan kualitas pembangunan desa
kekurangan volume pekerjaan, kualitas adalah dengan melaksanakan Workshop Keuangan Desa tingkat
hasil pekerjaan tidak sesuai rencana, regional dengan tema “Pengelolaan Keuangan Desa yang Akuntabel
serta masalah ketaatan perpajakan. Dalam Rangka Peningkatan Produktivitas untuk Transformasi
Tantangan terkait pembangunan desa, Ekonomi Desa yang Berkelanjutan”. Dalam kegiatan workshop ini,
diantaranya terbatasnya jumlah serta Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menginisiasi
kualitas SDM perangkat desa, 73,70% pembentukan Forum Kolaborasi Pengawasan Intern Desa tingkat
kepala desa memiliki tingkat pendidikan daerah yang terdiri dari unsur Kementerian Keuangan, APIP, dan
SMA dan SMA ke bawah. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik dan Bersih 115


Hasil evaluasi pengelolaan keuangan desa di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menunjukkan masih terdapat
berbagai kendala yang memerlukan perbaikan, baik dari sisi kebijakan maupun implementasinya. Perencanaan
pembangunan desa masih belum mengacu pada peta jalan SDGs desa, masih ditemukan juga penganggaran
ketahanan pangan di bawah 20%, dan kegiatan PKTD belum menganggarkan 50% untuk belanja upah.
Dari aspek keuangan desa, alokasi Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Desa dalam postur APBDes adalah sebesar
42,39%. Sedangkan pengelolaan perpajakan di desa dan pengelolaan dana operasional desa masih belum sesuai
ketentuan, serta adanya penggunaan dana desa yang belum didukung dengan bukti-bukti yang cukup.
Dari aspek pengelolaan aset desa masih terdapat aset desa berupa tanah yang belum disertifikasi atas nama
pemerintah desa, belum seluruh desa melakukan penyusunan BA Hasil Inventarisasi Aset Desa, belum seluruh
desa mencatat aset desa menggunakan aplikasi SIPADES, belum melaksanakan pengamanan hukum dan fisik aset
desa, belum adanya Peraturan Desa mengenai pemanfaatan aset desa, serta tidak terdapat dokumen perjanjian
pengelolaan aset yang memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak.
Terdapat beberapa tantangan terkait pembangunan desa, diantaranya terbatasnya jumlah serta kualitas SDM
perangkat desa, 73,70% kepala desa memiliki tingkat pendidikan SMA dan SMA ke bawah, kualitas belanja desa
belum optimal, lemahnya koordinasi antar program dan kegiatan lintas OPD, serta minimnya program dan anggaran
pemberdayaan masyarakat.

Saran :
Atas beberapa permasalahan yang telah diuraikan di atas, kami telah
memberikan rekomendasi/saran perbaikan sebagai berikut:
Melaksanakan sinergi dan kolaborasi pembinaan, pemberdayaan, dan
a. pengawasan di daerah melalui efisiensi sumber daya, media komunikasi
dan tukar menukar isu, serta penyelesaian permasalahan pengelolaan
keuangan dan pembangunan desa.
Mendorong penyusunan kebijakan desa berbasis data melalui
b.
tersedianya populasi data dan informasi untuk pengambilan keputusan.
Meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan
c. desa yang diindikasikan dari berkurangnya permasalhan perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan
pertanggungjawaban, serta permasalahan hukum
Meningkatkan daya dukung desa dalam pertumbuhan ekonomi dan
d. kesejahteraan nasional melalui bauran kebijakan dan bauran dana yang
berpengaruh signifikan terhadap meningkatnya pertumbuhan ekonomi
dan kesejahteraan.

116 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik dan Bersih 117
G.
Percepatan
Penyelesaian
Pembangunan
Infrastruktur dan
Konektivitas

118 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Penyediaan Akses Internet dan Pembangunan Digital Broadcasting System (DBS) menunjukkan
bahwa lokasi penerima bantuan layanan akses internet tidak memenuhi kriteria, penerima bantuan
akses internet belum sepenuhnya sesuai kriteria, perangkat bermasalah atau rusak, layanan
akses internet tidak dimanfaatkan, area blankspot yang belum mendapatkan bantuan, progres
capaian pembangunan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) tidak sesuai target
kontrak, penggunaan koefisien pembentuk harga satuan pada Analisis Harga Satuan Pekerjaan
(AHSP) dalam kontrak belum sesuai dengan aturan yang berlaku, pembentuk harga satuan pada
AHSP dalam Kontrak yang tidak jelas dasar perhitungannya serta kesalahan aritmatika dalam
menghitung harga satuan pekerjaan. Tata Kelola pembangunan jalan dan jembatan di wilayah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih belum memadai, ditandai dengan belum disusunnya
Rencana Umum Jaringan Jalan (RUJJ), belum selarasnya dokumen perencanaan dengan RPJMN,
belum adanya jembatan timbang dan indikator yang mengukur waktu tempuh dalam dokumen
perencanaan pemerintah daerah.

Pembangunan Infrastruktur SPAL dan sanitasi belum sepenuhnya memadai akibat rendahnya
penganggaran dan akuntabilitas pelaporan serta belum optimalnya pemanfaatan SPAL. Penyediaan
Akses Air Minum Perpipaan Perkotaan yang Layak dan Aman belum berjalan secara optimal
disebabkan kurangnya komitmen dan keberpihakan Pemerintah Daerah. Hal ini tercermin dari target
penyediaan akses air minum layak pada Rencana Pembangunan Daerah (RPD) adalah 0%, belum
ditetapkan kebijakan SPAM Perkotaan yang tegas dan konsekuen serta selaras dengan kebijakan
nasional. Hambatan tersebut sebenarnya dapat disiasati dengan menyelaraskan Jakstrada dan
kebijakan daerah dengan kebijakan nasional, serta mengimplementasikan kebijakan tersebut
dalam sebuah roadmap implementasi yang lebih jelas dan terukur.

Pelaksanaan Program Perumahan Rakyat masih menyisakan permasalahan teknis atas fisik
pekerjaan, serta masih diperlukan kebijakan teknis Pemda untuk pengaturan tata kelola dan
manajemen hunian agar lebih berdaya guna, tepat sasaran dan akuntabel. Upaya penyediaan
tambahan pasokan kelistrikan melalui PSN, yang kemudian di-terminasi, menyisakan risiko
kerawanan pelayanan kelistrikan, khususnya terkait dengan ekspektasi kebutuhan pada Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Kelayang dan daerah Kawasan Industri yang saat ini masih
sedang dalam proses pembangunan. Sampai dengan Tahun 2022, data BPS menunjukkan bahwa
persentase rumah tangga dengan kepemilikan akses terhadap layanan sanitasi layak di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung sebesar 91,63%, berada di atas capaian rata-rata nasional yaitu
sebesar 80,92%. Kendatipun demikian, dari hasil reviu atas Program Hibah Air Limbah Setempat
(HALS) APBN, masih ditemukan kelemahan terkait ketepatan sasaran dan implementasi sistem
pengendalian intern. Pada tahun 2022, data BPS menunjukkan persentase rumah tangga yang
memiliki akses air minum layak di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 80,96%, berada di
bawah capaian rata-rata nasional yaitu sebesar 91,05%. Pelaksanaan Program Hibah Air Minum
Perdesaan (AMD) masih ditemukan permasalahan terkait ketepatan sasaran, ketepatan mutu, dan
implementasi sistem pengendalian intern pada Program AMD.

Percepatan Penyelesaian Pembangunan Infrastruktur dan Konektivitas 119


G.1.
Pemerataan dan Penyediaan Infrastruktur,
Akses Internet dan Komunikasi

Dalam rangka mengatasi kesenjangan akses internet,


pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan
Penyediaan Akses Internet dan Pembangunan Informatika menyelenggarakan Program Penyediaan
Digital Broadcasting System (DBS) pada Infrastruktur Akses Internet. Program tersebut meliputi
Kabupaten Bangka menunjukkan bahwa lokasi Penyediaan BTS serta Penyediaan Akses dan Kapasitas
penerima bantuan layanan akses internet tidak Jaringan Internet di wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal
memenuhi kriteria, penerima bantuan akses (3T), penyediaan Satelit Multifungsi (SATRIA), Penyediaan
internet belum sepenuhnya sesuai kriteria, Akses 4G oleh Operator Seluler, dan Implementasi 5G, serta
perangkat bermasalah atau rusak, layanan akses pembangunan Pusat Monitoring Telekomunikasi. Proyek-
internet tidak dimanfaatkan, area blankspot yang proyek tersebut sekaligus merupakan proyek prioritas
belum mendapatkan bantuan, progres capaian strategis (major project) dalam RPJMN Tahun 2020-2024.
pembangunan infrastruktur Teknologi Informasi Namun demikian program tersebut belum sepenuhnya
dan Komunikasi (TIK) tidak sesuai target kontrak, terlaksanaksana sesuai harapan. Berbagai permasalahan
penggunaan koefisien pembentuk harga satuan mulai dari permasalahan sasaran program, akutabilitas,
pada Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) hingga permasalahan teknis operasional menjadi kendala
dalam kontrak belum sesuai dengan aturan efektivitas penyelenggaraan program dimaksud.
yang berlaku, pembentuk harga satuan pada
AHSP dalam Kontrak yang tidak jelas dasar Ketepatan dan keselarasan perencanaan dan
perhitungannya serta kesalahan aritmatika dalam implementasi pemerataan infrastruktur akses TIK
menghitung harga satuan pekerjaan Salah satu program dimaksud adalah penyediaan bantuan
penyediaan akses internet melalui Badan Aksesibilitas
Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) yang bertujuan
untuk pemerataan akses internet di seluruh wilayah
Indonesia. Sasaran yang dituju adalah wilayah Terdepan,
Terluar, dan Tertinggal (3T) yang berkesejangan dalam

120 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


akses internet. Namun demikian dalam pelaksanaannya lokasi yang dijadikan sasaran, di Kabupaten Bangka, tidak
memenuhi kriteria. Wilayah tersebut bukan wilayah yang berkesulitan akses internet. Masyarakat di daerah tersebut
sudah memiliki akses internet yang memadai dan bahkan lebih stabil dibandingkan layanan tersebut, sehingga
masyarakat kurang memanfaatkan bantuan layanan dimaksud. Dengan demikian Program Bantuan akses Internet
BAKTI senilai Rp110.449.125,00 dapat disimpulkan tidak tepat sasaran dan cenderung kurang bermanfaat.
Akuntabilitas keuangan dan kinerja
Pelaksanaan kegiatan perbaikan sarana prasarana Studio TVRI Bangka Belitung belum sepenuhnya sesuai dengan
peraturan/ketentuan Pengadaan Barang dan Jasa serta diperlukan koreksi/perbaikan nilai kontrak .
Progres dan efektivitas pembangunan infrastruktur TIK dalam mendorong peningkatan pemerataan akses
internet dan komunikasi
Dari pengujian kecepatan akses internet (upload dan download) pada tujuh lokasi layanan publik yang dilakukan
uji petik, dijumpai 1 (satu) lokasi penerima bantuan layanan akses internet yang layanan akses internet BAKTI tidak
dapat digunakan untuk melakukan akses melalui perangkat (telepon genggam/komputer/laptop) yang ditunjukkan
dengan hasil speed test di bawah 1 Mbps
Sesuai data Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IPTIK) Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun
2022, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berada pada peringkat ke 18 dari 34 Provinsi di Indonesia dengan nilai
indeks 5,82 atau naik sebesar +0,11 dibandingkan indeks Tahun 2021 sebesar 5,571.
Saran :
Dari berbagai kondisi dan permasalahan tersebut, secara teknis melalui
Laporan Hasil Pengawasan telah kami rekomendasikan rencana tindak
pada masing-masing pemangku kepentingan dan tanggung jawab,
antara lain:

a. Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung agar


menginstruksikan Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung untuk menyusun data kebutuhan dan
ketersediaan infrastruktur TIK pada semua kabupaten/kota
Kepala TVRI Bangka Belitung melakukan evaluasi dan perhitungan
b.
kembali koefisien pembentukan nilai kontrak, terutama untuk
memperhatikan kebenaran dan kewajaran nilai kontrak, termasuk atas
pengaruh koreksi aritmatik dan kemungkinan pengaruh dari perhitungan
kembali satuan nilai kontrak.
Dalam kesempatan ini melalui Pj. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung
c. kami sarankan agar mendorong Pj. Bupati Bangka untuk berkonsultasi
kepada Kementerian Kominfo, khususnya BAKTI terkait aplikasi dan
bandwith layanan publik, termasuk untuk mengidentifikasi kembali
usulan penyediaan akses internet sesuai kebutuhan dan Kewajiban
Pelayanan Universal (KPU) Telekomunikasi dan Informatika.

122 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


G.2.
Pembangunan Jalan dan Jembatan

Percepatan Penyelesaian Pembangunan Infrastruktur dan Konektivitas 123


Salah satu highlight arahan Presiden dalam agenda pembangunan
pada RPJMN 2020-2024 adalah pembangunan infrastruktur,
Tata Kelola pembangunan jalan dan termasuk perbaikan konektivitas darat berupa jalan dan jembatan,
jembatan di wilayah Provinsi Kepulauan yang diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Bangka Belitung masih belum memadai. nasional.
Hal tersebut ditandai dengan belum Dalam kategori jalan lintas provinsi, Kepulauan Bangka Belitung
disusunnya Rencana Umum Jaringan merupakan provinsi dengan jumlah jalan rusak paling sedikit
Jalan (RUJJ), belum selarasnya di Indonesia. Berdasarkan hasil evaluasi, baik Jalan Provinsi
dokumen perencanaan dengan RPJMN, maupun seluruh Jalan Kabupaten di wilayah Provinsi Kepulauan
belum adanya jembatan timbang Bangka Belitung tidak ditemukan adanya kondisi jalan yang tidak
dan indikator yang mengukur waktu dimanfaatkan. Dalam tahun 2023, persentase kemantapan jalan
tempuh dalam dokumen perencanaan untuk status jalan provinsi dan jalan kabupaten/kota berada di
pemerintah daerah. atas target RKP Pusat, yakni 91,67% dari target 73% untuk provinsi
dan lebih dari 63% untuk kabupaten/kota. Adapun untuk jembatan,
persentase jembatan dengan kondisi tidak mantap sudah berada
di bawah target RKP Pusat sebesar 15%. Namun demikian, dalam penyelenggaraan dan pembangunan jalan dan
jembatan di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ditemukan beberapa permasalahan sebagai berikut.
1. Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung belum memiliki Rencana Umum Jaringan Jalan (RUJJ)
termasuk jembatan sebagai bangunan pelengkap jalan.
2. Ditemukan ketidakselarasan antar dokumen Renstra dan Renja Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan
Perumahan Rakyat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan RPJMD/RPD dan RKPD Pemerintah Provinsi,
termasuk dibandingkan dengan dengan indikator dalam RPJMN 2020-2024 atas penetapan target kondisi
kemantapan jalan, termasuk indikator waktu tempuh.
3. Pemda belum memiliki dan menempatkan jembatan timbang yang berfungsi sebagai kendali tonase muatan
angkutan kendaraan, padahal sering terjadi indikasi kendaraan dengan kondisi over dimension dan over load
(ODOL).
4. Belum optimalnya penindakan atas pelanggaran kelebihan muatan kendaraan angkutan barang di wilayah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Saran :
1 Berdasarkan permasalahan tersebut, secara teknis memlalui Laporan Hsil Pengawasan
telah disarankan kepada pihak-pihak terkait sebagai berikut.
Kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat
a. Kabupaten agar berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang
dan Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Provinsi Kepulauan Bangka Belitung perihal
penyusunan Rencana Umum Jaringan Jalan (RUJJ) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,
serta menambahkan indikator ‘waktu tempuh’ dalam dokumen perencanaan OPD maupun
Pemerintah Daerah.
Kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat Provinsi
b. Kepulauan Bangka Belitung agar melakukan sinkronisasi dokumen perencanaan Daerah
dengan OPD.
Kepada Kepala Dinas Perhubungan berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Penimbangan
c. Kendaraan Bermotor (UPPKB) Kepulauan Bangka Belitung selaku unit kerja Kementerian
Perhubungan dalam upaya pembangunan jembatan timbang dan pelaksanaan pemantauan
atas kepatuhan pemenuhan ketentuan daya angkut, serta melakukan pengukuran waktu
tempuh pada seluruh jalan provinsi dan kabupaten dan menyajikannya ke dalam dokumen
perencanaan.
Berkaitan dengan itu, dalam kesempatan ini kami sarankan kepada Pj. Gubernur Kepulauan
2
Bangka Belitung agar berkoordinasi dengan Walikota dan Bupati terkait untuk menetapkan
kebijakan strategis atas tata kelola jalan dan jembatan termasuk penetapan kendali beban
jalan dan zonasi arus lalu lintas kendaraan.

124 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


G.3.
Infrastruktur Sistem Pengolahan
Air Limbah (SPAL) dan Sanitasi

Pembangunan Infrastruktur SPAL dan sanitasi pada Kabupaten Bangka belum sepenuhnya memadai akibat
rendahnya penganggaran dan akuntabilitas pelaporan serta belum optimalnya pemanfaatan SPAL. Pembangunan
infrastruktur SPAL tidak berpengaruh terhadap program pariwisata, namun berpengaruh terhadap program
stunting. Bupati Bangka diharapkan meningkatkan anggaran sanitasi dan akuntablitas kinerjanya.

Salah satu sasaran program Millenium Development Goals (MDGs) adalah memastikan kelestarian lingkungan
dan akses air minum, serta termasuk aspek Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Salah satu indikatornya berupa
penurunan hingga setengah dari jumlah penduduk yang tidak mempunyai akses terhadap air minum. Sanitasi
aman serta berkelanjutan untuk semua ditetapkan dengan target 90% akses sanitasi layak dan Buang Air Besar
Sembarangan (BABS) di tempat terbuka dengan target 0%. Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap
sanitasi layak di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dari Tahun 2019 sampai dengan Tahun 2022 berfluktuasi
dengan kecenderungan meningkat dengan ilustrasi grafik berikut:

Percepatan Penyelesaian Pembangunan Infrastruktur dan Konektivitas 125


Permasalahan umum yang dihadapi yaitu masih terbatasnya alokasi anggaran Pemerintah dalam menyediakan
akses sanitasi yang layak bagi masyarakat, dan masih rendahnya kesadaran masyarakat atas pentingnya sanitasi
yang sehat. Selanjutnya, sebaran Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak pada
kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2019-2022 dapat diuraikan pada grafik di bawah ini.

Berdasarkan sebaran tersebut terlihat bahwa untuk capaian akses sanitasi layak, Kabupaten Bangka Selatan
merupakan daerah yang paling rendah capaiannya, diikuti Kabupaten Belitung dan Kabupaten Bangka Barat.
Pemerintah Kabupaten Bangka menargetkan peningkatan Persentase Rumah Tangga yang memiliki Akses Sanitasi
dengan target di Tahun 2023 dapat tercapai 100%. Selain itu, Capaian akses air limbah domestik dan BABS di
Kabupaten Bangka, sebagai berikut:

Analisis Efektivitas Program Pembangunan Infrastruktur SPAL


Program Pembangunan infrastruktur SPAL telah mencapai sasaran, indikator keberhasilan, dan target kinerja yang
ditetapkan dalam dokumen perencanaan Program infrastruktur SPAL dan sanitasi pada Dinas PUPR Kabupaten
Bangka telah mencapai sasaran indikator keberhasilan dan target yang ditetapkan dalam dokumen perencanaan.
Standar pengoperasian dan sarana serta prasarana yang mendukung pengoperasian pada infrastruktur SPAL telah
mengacu pada Peraturan Menteri PUPR Nomor 04/PRT/M/2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengolahan Air
Limbah Domestik.
Capaian indikator dan target Pembangunan
infrastruktur SPAL berpengaruh terhadap
program stunting karena salah satu target
untuk menurunkan tren angka stunting
adalah tidak ada lagi masyarakat buang
air besar sembarangan (BABS) atau Open
Defecation Free (ODF). Atas hal tersebut,
Pemerintah Kabupaten Bangka telah
memiliki infrastruktur pengolahan air limbah yaitu Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) yang pengelolaannya
berada di bawah UPTD Pengelolaan Air Limbah Domestik Dinas PUPR Kabupaten Bangka yang berlokasi di Kelurahan
Kenanga, Sungailiat. Namun, IPLT Kenanga belum dilakukan pengujian kualitas lingkungan hidup berupa pengujian
air baku mutu air limbah dan kualitas air tanah. Hal ini disebabkan kurangnya perhatian Dinas PUPR Kabupaten
Bangka selaku penanggung jawab pengelola IPLT dan belum tersedianya laboratorium pada IPLT Kenanga.

126 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Saran :
Terhadap permasalahan yang dijumpai dalam evaluasi, kami telah
rekomendasikan Pj. Bupati Bangka agar:
Semaksimalnya mengupayakan alokasi anggaran untuk program/sub
a. urusan sanitasi (air limbah domestik, drainase, dan persampahan)
sebagaimana imbauan dari Direktur Pengembangan Penyehatan
Lingkungan Permukiman (PPLP) Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR
minimal sebesar 2% dari Total APBD.
Menginstruksikan Kepala Dinas PUPR seluruh Kab/Kota untuk
b. melakukan pengujian kualitas air secara berkala dan melakukan
pengkajian perlunya penyediaan laboratorium pada IPLT untuk
pengujian air baku mutu limbah dan kualitas air tanah.

Percepatan Penyelesaian Pembangunan Infrastruktur dan Konektivitas 127


G.4.
Infrastruktur SPAM

Pemenuhan infrastruktur pelayanan dasar melalui


penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum, dicapai
Penyelenggaraan Kegiatan Prioritas Nasional dengan menetapkan target yang dituangkan dalam
Penyediaan Akses Air Minum Perpipaan Perkotaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
yang Layak dan Aman belum berjalan secara (RPJMN) 2020-2024 dengan indikator sebagai berikut.
optimal. Penyebab utamanya adalah kurangnya
komitmen dan keberpihakan Pemerintah
Daerah terhadap penyelenggaraan program.
Hal ini tercermin dari target penyediaan akses
air minum layak pada Rencana Pembangunan
Daerah (RPD) adalah 0%, belum ditetapkan
kebijakan SPAM Perkotaan yang tegas dan
konsekuen serta selaras dengan kebijakan
nasional. Hambatan tersebut sebenarnya dapat
disiasati dengan menyelaraskan Jakstrada dan
kebijakan daerah dengan kebijakan nasional,
serta mengimplementasikan kebijakan tersebut
dalam sebuah roadmap implementasi yang lebih
jelas dan terukur.

128 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Sayangnya Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
belum memiliki pedoman pencapaian tujuan penyediaan akses air minum
yang layak dan aman berupa kebijakan dan strategi serta rencana induk
SPAM sehingga terjadi berbagai permasalahan teknis operasional pada unit
penyelenggaran SPAM, antara lain lemahnya tata kelola dan kelembagaan
penyelenggaraan air minum dan kebijakan daerah yang kurang mendukung.
Akuntabilitas Keuangan
BUMD Jasa Air Minum di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, selaku ujung
tombak pelaksana SPAM, memiliki akuntabilitas keuangan yang relative cukup
memadai. Hal ini dibuktikan dengan Laporan keuangan yang telah diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik. Demikian pula Laporan pertanggung-jawaban
keuangan UPT Air Minum yang merupakan bagian dari pertanggungjawaban
dan laporan keuangan Dinas Pekerjaan Umum pada masing-masing kabupaten telah diaudit oleh auditor eksternal
pemerintah.
Efektivitas Program Pembangunan Infrastruktur SPAM
Penyelenggaraan program pembangunan infrastruktur SPAM di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih kurang
efektif. Hal ini terlihat dari banyaknya capaian target indikator keberhasilan layanan air minum perpip`aan perkotaan
di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang belum tercapai sesuai target yang ditetapkan.

Kinerja Operasional Penyelenggaraan Air Minum


Belum ada unit yang mampu menyediakan air minum. Operasional penyelenggara SPAM baru berupa penyediaan air
bersih perpipaan. Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang dikelola oleh BUMD Air Minum di wilayah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung adalah sebanyak 36 unit dengan kapasitas produksi terpasang sebesar 36.834.048 m3. Dari
kapasitas tersebut diolah menjadi air bersih dan disalurkan ke masyarakat. Namun demikian kapasitas tersebut
masih menganggur sebesar 38,98%. Sedangkan air bersih yang dikelola oleh KP-SPAM Pedesaan tidak diolah,
melainkan berupa air baku yang ditampung pada tower reservoir dan langsung distribusikan ke penerima manfaat.
Permasalahan operasional pengolahan dan distribusi umumnya berupa inefisiensi biaya pengolahan serta
pencemaran sumber air baku akibat adanya aktivitas penambangan illegal. Selain itu, aspek perizinan air baku juga
masih memerlukan perhatian.
Terhadap berbagai permasalahan tersebut secara teknis melalui Laporan Hasil pengawasan telah kami sampaikan
rekomendasi perbaikan.

Percepatan Penyelesaian Pembangunan Infrastruktur dan Konektivitas 129


Saran :
Dalam kesempatan ini, kepada Pj. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung
kami sarankan agar berkoordinasi dengan Walikota dan Bupati terkait
untuk:
Meningkatkan komitmen bersama dalam penyelenggaraan SPAM
a. dengan menetapkan kebijakan dan strategi daerah terkait SPAM yang
selaras dengan target RPJMN.
Menetapkan ke bijakan yang mendorong peningkatan kinerja BUMD AM
b. dengan menetapkan Pedoman Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang
Baik pada Badan Usaha Milik Daerah serta melakukan pemantauan dan
pengawasan atas penerapan GCG di BUMD AM.
Meningkatkan pengawasan BUMD dan UPT Air Minum agar lebih
c. efisien dalam operas ional, baik dalam pengendalian biaya operasional
maupun evaluasi atas penetapan tarif air yang rendah.

130 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


G.5.
Program Pembangunan Perumahan Rakyat
(Perumahan Khusus dan Rumah Susun,
Bantuan Stimulan Perumahan Rakyat)

Program Perumahan Rakyat berupa Perumahan Khusus dan Rumah


Susun, Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (PKRS BSPS)
Backlog (daftar jumlah kebutuhan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2023 dianggarkan pada
rumah) masih menjadi masalah utama DIPA Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Kepulauan
dari penyediaan perumahan di Indonesia, Bangka Belitung sebesar Rp30.632.565.000,00.
termasuk di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Pemda Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung telah melaksanakan
program Perumahan Rakyat
(Perumahan Khusus dan Rumah Susun,
Bantuan Stimulan Perumahan Rakyat).
Namun demikian dalam pelaksanaannya
menyisakan permasalahan teknis atas
fisik pekerjaan. Selain itu diperlukan
kebijakan teknis Pemda untuk
pengaturan tata kelola dan manajemen
hunian agar lebih berdaya guna, tepat
sasaran dan akuntabel. Adapun realisasi fisik pembangunan rumah swadaya BSPS, per 25
November 2023 diketahui baru terealisasi sebanyak 540 unit dari
target 840 unit penerima bantuan. Pembangunan fisik sebanyak
300 unit baru mencapai 50,36%. Hal ini disebabakan Surat Direktur
Jenderal Perumahan Nomor RU.1003-Dr/40 tentang Penetapan
Calon Penerima Bantuan Kegiatan BSPS dalam Mendukung

Percepatan Penyelesaian Pembangunan Infrastruktur dan Konektivitas 131


Penanganan Kemiskinan Ekstrem dan Stunting Tahun 2023 Tahap XI baru ditetapkan tanggal 25 Oktober 2023 dan
revisi DIPA ke-16 untuk tahap lanjutan Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya BSPS yang terbit pada tanggal 10
November 2023, sehingga pembangunan baru dimulai bulan November dan ditargetkan selesai akhir Desember.
Selanjutnya terkait rumah susun, 44 unit Rumah Susun RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno yang telah selesai dibangun namun
belum dimanfaatkan dengan optimal. Dari hasil pengawasan diketahui bangunan tersebut telah diserahterimakan
kepada pihak RSUD Dr. (H.C.) Ir. Soekarno, namun masih menyisakan permasalahan, antara lain:
belum memiliki Sertifikat Laik Fungsi (SLF), padahal hal tersebut merupakan persyaratan serah terima dan merupakan
pembuktian formal bahwa bangunan tersebut layak untuk dimanfaatkan sesuai fungsinya;
1. Masih terdapat pekerjaan pemasangan kaca yang kurang memenuhi spek teknis pekerjaan;
2. Sampai saat ini tingkat hunian rumah susun tersebut masih rendah, yakni hanya 1unit dari total 44 unit yang
telah selesai dibangun atau baru sebesar 2,27%.

Sehubungan dengan hasil evaluasi tersebut, secara teknis melalui Laporan Hasil Pengawasan telah kami
rekomendasikan kepada Kepala Satker Penyediaan Perumahan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk:
1. Segera menyelesaikan pekerjaan berupa pengurusan penerbitan Sertifikat Laik Fungsi (SLF);
2. Melakukan perbaikan atas pekerjaan yang belum memenuhi spek teknis; dan
3. Berkoordinasi dengan Manajemen RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno selaku penerima bantuan terkait pemanfaatan,
pengelolaan, dan penghunian rusun yang telah dibangun.

Dalam hal ini kepada Pj. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung kami sarankan untuk menetapkan kebijakan teknis
tata kelola dan manajemen hunian PKRS BSPS agar lebih berdaya guna, tepat sasaran dan akuntabel.

132 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


G.6.
Pengawasan Proyek Strategis Nasional
(PSN) Infrastruktur Ketenagalistrikan
PT PLN UIP Sumbagsel mengemban tantangan tanggung jawab
dari pemerintah untuk menyelenggarakan Proyek Strategis Nasional
Kelistrikan masih terus menjadi tema (PSN) di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berupa Proyek
strategis bagi pembangunan sebuah Pembangunan Transmisi SUTT 150.kV Pangkalpinang.2–Air.Anyir
wilayah, sehingga Pemerintah berupaya dan Transmisi SUTT 70.kV Dukong–Belitung.Utara. Proyek tersebut
agar krisis kebutuhan listrik tidak bertujuan untuk memasok kebutuhan daya listrik di Kawasan
terjadi. Upaya penyediaan tambahan Industri dan kawasan wisata di masing-masing tempat. Namun
pasokan kelistrikan melalui PSN, yang demikian, pembangunan SUTT tersebut belum dilaksanakan karena
kemudian di-terminasi, menyisakan belum selesainya proses pembebasan lahan dan adanya perubahan/
risiko kerawanan pelayanan kelistrikan. penundaan Commercial Operation Date (COD) pada kedua proyek
Dengan demikian, hal ini masih menjadi tersebut. Demi berbagai pertimbangan, termasuk pertimbangan
tantangan bagi Pemerintah Daerah dan alasan masih terpenuhinya kebutuhan kelistrikan saat ini pada
PT PLN untuk terus mencari terobosan lokasi tersebut, PT PLN memutuskan untuk melakukan terminasi
untuk menjamin ketersediaan cadangan atas dua kontrak pembangunan SUTT tersebut.
pasokan kelistrikan bagi wilayah Provinsi Secara terpisah, dari hasil analisis menunjukkan bahwa sampai saat
Kepulauan Bangka Belitung, khususnya ini beban daya listrik di lokasi tujuan proyek masih dapat dilayani
ini terkait dengan ekspektasi kebutuhan oleh jaringan dan gardu induk yang terpasang saat ini. Walaupun
pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) demikian kondisi jaringan kelistrikan tetap masih menjadi potensi
Tanjung Kelayang dan daerah Kawasan permasalahan pada masa mendatang. Hal ini terkait dengan
Industri yang saat ini masih sedang ekspektasi kebutuhan pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
dalam proses pembangunan. Tanjung Kelayang dan daerah Kawasan Industri yang saat ini masih
sedang dalam proses pembangunan/pengembangan.
Memperhatikan kondisi ketersediaan/kapasitas kelistrikan
di Kepulauan Bangka Belitung, perkembangan peningkatan

Percepatan Penyelesaian Pembangunan Infrastruktur dan Konektivitas 133


perekonomian serta adanya insiden pemadaman
beberapa waktu lalu, dapat disimpulkan kelistrikan di
wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung khususnya
di Pulau Bangka, masih menyisakan risiko kerawanan
aspek kelistrikan. Upaya penambahan pasokan listrik
melalui PSN sudah terlanjur menyisakan initial cost
atas sebagian investasi yang sudah tertanam berupa
pembebasan lahan, pematokan, dan lainnya. Dengan
demikian masih memerlukan pertimbangan/kajian
untuk terus mencari alternatif penambahan kapasitas
dan sumber kelistrikan cadangan bagi wilayah
Kepulauan Bangka Belitung.
Mencermati perkembangan kondisi-kondisi tersebut,
kami telah menyarankan kepada General Manager
PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera
Bagian Selatan agar berkoordinasi dan berkomunikasi
dengan Direktur Utama PT PLN (Persero) untuk:
1. Berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah dan stakeholder terkait pada program pengembangan KEK Tanjung
Kelayang Belitung dan Kawasan Industri Ketapang Pangkalpinang guna menyelaraskan target penyediaan
daya listrik penunjang program tersebut
2. Meninjau ulang target waktu penyelesaian pembangunan transmisi SUTT 150 kV Pagkalpinang 2 – Air Anyir
dan Transmisi SUTT 70 kV Dukong-Belitung Utara dengan mempertimbangkan proyeksi kebutuhan daya,
peningkatan kualitas, dan keandalan pasokan listrik di wilayah sekitar proyek tersebut.
3. Melakukan langkah-langkah untuk pengamanan aset berupa lahan yang telah dibebaskan pada lokasi proyek
pembangunan Transmisi SUTT 70 kV Dukong-Belitung Utara, termasuk material tower SUTT, agar dapat
dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

Saran :
Selain itu kami juga merekomendasikan kepada Gubernur Provinis
Kepulaun Bangka Belitung untuk berkonsultasi dan berkoordinasi
kepada Pemerintah pusat dan PT PLN berkaitan dengan ketersediaan
aspek kelistrikan untuk mengatasi permasalahan kekurangan
cadangan sumber listrik di Pulau Bangka yang menyebabkan seringnya
pemadaman listrik.

134 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


G.7.
Kelayakan Akses Sanitasi di
Kabupaten Bangka
Pemerintah telah berkomitmen untuk mendorong terwujudnya
pencapaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable
Sampai dengan Tahun 2022, data Development Goals (SDGs) yang salah satunya yaitu “Mewujudkan
BPS menunjukkan bahwa persentase Akses Air Minum dan Sanitasi Aman serta berkelanjutan Bagi
rumah tangga dengan kepemilikan Semua”. Untuk itu Pemerintah telah menyelaraskan target SDGs
akses terhadap layanan sanitasi dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
layak di Provinsi Kepulauan Bangka (RPJMN) 2020-2024 yang mengamanatkan terwujudnya 90% akses
Belitung sebesar 91,63%, dimana angka sanitasi layak, termasuk di dalamnya 15% rumah tangga memiliki
ini berada di atas capaian rata-rata akses sanitasi aman, serta penurunan angka BABS hingga 0% pada
nasional yaitu sebesar 80,92%. Capaian akhir tahun 2024 dengan perkiraan alokasi dan proporsi pendanaan
ini menunjukkan intervensi pemerintah senilai 140,9 triliun rupiah.
terhadap pemenuhan akses layanan Berdasarkan data BPS, Persentase Rumah Tangga yang Memiliki
sanitasi layak yang sal ah satunya adalah Akses terhadap Sanitasi Layak pada Tahun 2022 di Provinsi
Program Hibah Air Limbah Setempat Kepulauan Bangka Belitung dan Kabupaten Bangka adalah sebesar
(HALS) APBN dapat dinilai cukup 91,63% dan 94,18%.
berhasil sebagai wujud nyata komitmen
pemerintah pusat dan pemerintah Angka ini sudah berada di atas capaian rata-rata nasional sebesar
daerah. Kendatipun demikian, dari hasil 80,92%. Kabupaten Bangka dengan capaian 94,18% menempati
reviu terhadap program tersebut pada posisi pertama dari total 7 kabupaten/kota di Wilayah Provinsi
Kabupaten Bangka, masih ditemukan Kepulauan Bangka Belitung sebagaimana disajikan sebagai berikut:
kelemahan terkait ketepatan sasaran
dan implementasi sistem pengendalian
intern atas Program HALS.

Percepatan Penyelesaian Pembangunan Infrastruktur dan Konektivitas 135


Sebagai usaha untuk terus meningkatkan akses sanitasi layak dan aman, diperlukan program-program yang dapat
mendukung tercapainya target melalui kerja sama lintas Kementerian/Lembaga serta kerja sama antara Pemerintah
Pusat dengan Pemerintah Daerah, yang dilaksanakan sesuai dengan tugas dan kewenangannya.
Berkaitan dengan dilaksanakannya program ini, BPKP memberikan dukungan melalui pelaksanaan reviu atas hasil
verifikasi konsultan Program Hibah Air Limbah Setempat yang bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas
bahwa jumlah tangki septik terbangun dari Program Hibah Air Limbah Setempat APBN yang dinyatakan memenuhi
syarat (diterima) dalam Laporan Verifikasi Konsultan Daerah telah sesuai dengan ketentuan. Reviu dilakukan
mencakup penilaian sebagai berikut:
1. Penilaian Kecukupan Pengendalian Intern
2. Penilaian Kesesuaian Pembangunan Tangki dengan Data Baseline Survey (Ketepatan Sasaran)
3. Penilaian Kelayakan Tangki Septik yang Dibangun, yang mencakup:

a. Ketepatan Jumlah – Mutu Teknis


b. Ketepatan Jumlah – Kuantitas
c. Ketepatan Waktu
4. Penilaian Ketepatan Pengadaan Barang dan Jasa

Hasil reviu sebagai berikut:


1. Pemerintah Kabupaten Bangka tidak memiliki mekanisme calon penerima bantuan cadangan apabila terdapat
calon penerima bantuan yang tidak lolos verifikasi dan tidak memilliki mekanisme penggantian lokasi apabila
lokasi yang telah ditetapkan dalam survey/verifikasi ternyata tidak dapat dilaksanakan. Selain itu, Pemerintah
Kabupaten Bangka juga tidak memilliki mekanisme untuk mencegah konflik antar masyarakat di lokasi calon
penerima bantuan.
2. Belum tersedianya saluran komunikasi sebagai sarana pengaduan.
3. Hasil observasi lapangan diketahui terdapat satu tangki septik/rumah terlayani yang tidak memenuhi
persyaratan dengan kondisi keterbatasan lokasi, posisi tanah yang rendah, dan berbatasan langsung dengan
aliran sungai sehingga tangki septik berpotensi mengalami kebocoran dan mencemari lingkungan saat debit
air sungai meningkat di musim penghujan.

136 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


Saran :
Sebagai upaya peningkatan kualitas pelaksanaan Program Hibah Air
Limbah Setempat APBN perlu dilakukan pembenahan/langkah-langkah
perbaikan. Disampaikan rekomendasi kepada Project Implementation
Unit (PIU) Program Hibah Air Limbah Setempat APBN Kabupaten
Bangka agar:
Meningkatkan pengendalian intern guna meningkatkan kualitas
a. pelaksanaan Program Hibah Air Limbah Setempat pada unsur Penilaian
risiko dan Monitoring dan Evaluasi antara lain:
Mekanisme untuk mencegah konflik antar masyarakat di lokasi calon
b. penerima bantuan.
Mekanisme penggantian calon penerima bantuan dan lokasi cadangan
c. apabila lokasi yang telah ditetapkan dalam baseline survey tidak lolos
verifikasi.

d. Penyediaan saluran komunikasi sebagai sarana pengaduan masyarakat


dan pendokumentasian tindak lanjut yang dilakukan.
Berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
e. Ruang (PUPR) Kabupaten Bangka terkait penyusunan jadwal Layanan
Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT) untuk para penerima manfaat program
Hibah Air Limbah Setempat dan mensosialisasikan kegiatan tersebut
kepada Masyarakat dengan melibatkan Kepala Desa.

Percepatan Penyelesaian Pembangunan Infrastruktur dan Konektivitas 137


G.8.
Reviu atas Laporan Verifikasi Konsultan
Atas Program Hibah Air Minum Perdesaan

Air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang


paling penting. Berdasarkan data BPS, Persentase Rumah Tangga
Pada tahun 2022, data BPS menunjukkan yang Memiliki Akses terhadap Air Minum Layak pada Tahun 2022 di
persentase rumah tangga yang memiliki Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Kabupaten Bangka Barat
akses air minum layak di Provinsi adalah sebesar 80,96% dan 84,04%. Angka ini masih berada di bawah
Kepulauan Bangka Belitung sebesar capai rata-rata nasional sebesar 91,05%. Hal ini menunjukkan
80,96%, angka ini masih di bawah capaian masih dibutuhkannya intervensi di Kabupaten Bangka Barat oleh
rata-rata nasional yaitu sebesar 91,05%. pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mencapai target
Hal ini mengindikasikan bahwa masih yang telah ditetapkan secara nasional.
dibutuhkannya intervensi terhadap Salah satu bentuk intervensi yang dilakukan oleh pemerintah
akses air minum layak di Provinsi adalah dengan dilaksanakannya Program Hibah Air Minum
Kepulauan Bangka Belitung. Program Perdesaan yang bertujuan untuk meningkatkan cakupan pelayanan
Hibah Air Minum Perdesaan (AMD) APBN air minum perpipaan di kawasan perdesaan yang diprioritaskan
merupakan wujud komitmen pemerintah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam rangka
pusat dan pemerintah daerah dalam meningkatkan derajat kualitas kesehatan Masyarakat. Berkaitan
rangka meningkatkan akses air minum dengan dilaksanakannya program ini, BPKP memberikan dukungan
layak kepada seluruh masyarakat melalui pelaksanaan reviu atas hasil verifikasi Tim Pengawas
Indonesia. Hasil reviu atas program Verifikasi Program Hibah Air Minum Perdesaan.
tersebut pada Kabupaten Bangka Barat
masih ditemukannya permasalahan Hasil reviu dapat disimpulkan sebagai berikut :
terkait ketepatan sasaran, ketepatan 1. Hasil penilaian SPIP pada pelaksanaan Program Hibah
mutu, dan implementasi sistem Air Minum Perdesaan APBN Tahun 2023 pada Kabupaten
pengendalian intern pada Program AMD. Bangka Barat masuk dalam kategori “Cukup Memadai”. Hal
yang memerlukan perbaikan adalah terkait penilaian dan
pengelolaan risiko serta monitoring dan evaluasi program.

138 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023


2. Dari hasil reviu, terdapat satu pemasangan sambungan rumah (SR) yang tidak tepat sasaran, yaitu hasil
pengecekan fisik, terdapat masyarakat penerima manfaat program yang bukan berasal dari MBR.
3. Penilaian Kelayakan Sambungan Rumah yang Dibangun

a. Dari hasil reviu, terdapat satu pemasangan SR yang tidak tepat jumlah terkait mutu teknis yang tidak
memenuhi ketentuan syarat minimum pemasangan sambungan rumah. Hasil pengecekan fisik, pada
sambungan rumah (SR) yang terpasang tidak terdapat plug keran atau lockable magnetic dan juga
posisi pemasangan katup searah tidak sesuai dengan gambar spesifikasi yang dipersyaratkan.
b. Seluruh pemasangan sambungan rumah yang dibangun sudah sesuai dengan jumlah SR dan nilai
pekerjaan yang dinyatakan dalam kontrak. Total SR yang telah terpasang sebanyak 244 SR sesuai
dengan yang tertera pada dokumen Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Bangka Barat dengan KPSPAM masing-masing desa penerima Program
Hibah Air Minum Perdesaan Tahun 2023.
c. Seluruh pemasangan sambungan rumah yang dibangun tepat waktu sesuai ketentuan yang diatur dalam
pedoman yaitu dibangun setelah penetapan SPPH dan diselesaikan maksimal tanggal 30 Oktober 2023.
4. Identifikasi Hambatan Pelaksanaan Program

Terdapat sejumlah hambatan yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Bangka Barat dalam melaksanakan
Program Hibah Air Minum Perdesaan. Hambatan tersebut antara lain Pemerintah Kabupaten Bangka Barat
tidak memiliki mekanisme calon penerima bantuan cadangan apabila terdapat calon penerima bantuan
yang tidak lolos verifikasi dan tidak memilliki mekanisme penggantian lokasi apabila lokasi yang telah
ditetapkan dalam survey/verifikasi ternyata tidak dapat dilaksanakan. Dampak dari kedua permasalahan ini
akan mengakibatkan tidak adanya penggantian penerima bantuan atau lokasi pelaksanaan apabila terdapat
penerima bantuan atau lokasi yang tidak lolos verifikasi Tim Pengawas Verifikasi.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Bangka Barat juga tidak memilliki mekanisme untuk mencegah konflik antar
masyarakat di lokasi calon penerima bantuan. Sosialisasi dilakukan hanya terkait tujuan program dan syarat
yang harus dipenuhi untuk mendapatkan bantuan. Sedangkan terhadap hasil pekerjaan fisik di lapangan
masih ditemukan komponen sambungan rumah yang mengalami kerusakan pada pondasi beton dudukan
meteran air dikarenakan kualitas hasil pekerjaan belum optimal sehingga perlu dilakukan perbaikan.

Percepatan Penyelesaian Pembangunan Infrastruktur dan Konektivitas 139


Saran :
Telah disampaikan rekomendasi kepada Project Implementation Unit
(PIU) Program Hibah Air Minum Perdesaan APBN Kabupaten Bangka
Barat agar:
Meningkatkan pengendalian intern atas pelaksanaan Program Hibah Air
a. Minum Perdesaan khususnya unsur Penilaian Risiko dengan menyusun:
Mekanisme calon penerima bantuan cadangan apabila terdapat calon
b. penerima bantuan yang tidak lolos verifikasi.
Mekanisme untuk mencegah konflik antar masyarakat di lokasi calon
c. penerima bantuan.
Mekanisme penggantian lokasi apabila lokasi yang telah ditetapkan
d.
dalam survey/verifikasi ternyata tidak dapat dilaksanakan.
Melakukan perbaikan atas pekerjaan berupa pondasi beton dudukan
e.
meteran air yang tidak optimal dan mengalami kerusakan.
Melaporkan progres pelaksanaan program (terdiri dari laporan kemajuan
f.
pelaksanaan kegiatan dan laporan realisasi dana) secara periodik
kepada PPMU, CPMU, dan Kementerian Keuangan cq. Direktorat
Jenderal Perimbangan Keuangan.

140 Laporan Hasil Pengawasan Semester II Tahun 2023

Anda mungkin juga menyukai