Anda di halaman 1dari 13

Isabertha, Zefanya & Marwan Mahmudi: Analisis resepsi generasi x dan y

ANALISIS RESEPSI GENERASI X DAN Y TERHADAP PERSONAL BRANDING


PRESIDEN JOKO WIDODO DALAM #JKWVLOG DI YOUTUBE

1
Zefanya Isabertha dan 2Marwan Mahmudi
1
Staf Divisi Pemasaran Perum Perhutani; 2Dosen Fikom, Universitas Mercu Buana – Jakarta
1
fanyagerrits@gmail.com; 2marwan.mahmudi@mercubuana.ac.id

ABSTRACT: YouTube is one of those social media with so many users around the world.
Vlog is a personal diary wrapped in an audio visual format, and may call as the latest version
of conventional blogging. The President of Indonesian Republic, Mr. Joko Widodo, is also
participating in vlog usage as a medium to share his activities. The aim of this study is to
comprehensively describe the audience’s reception of Mr. Joko Widodo’s personal branding
through #JKWVLOG contents that are uploaded in his YouTube official account. The
audience in this research comes from 2 different generations, X and Y. The data collection is
done through in-depth interview and non-participatory observation. Most of informants in
this study stated that the President Joko Widodo is a humble, down-to-earth, and a firm
leader. The informants elaborate their own understanding, experience and expectations
towards him. According to this, it is known that Joko Widodo’s consistency in building his
personal branding from the very beginning will be one of factors to be considered by the
audience in response of his #JKWVLOG.

Keywords: reception analysis, personal branding, vlog, YouTube

ABSTRAK: YouTube adalah salah satu media sosial dengan begitu banyak pengguna di
seluruh dunia. Vlog adalah buku harian pribadi yang dibungkus dalam format audio visual,
dan mungkin disebut sebagai versi terbaru dari blogging konvensional. Presiden Republik
Indonesia, Bapak Joko Widodo, juga berpartisipasi dalam penggunaan vlog sebagai media
untuk berbagi kegiatannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk secara komprehensif
menggambarkan penerimaan audien terhadap personal branding Joko Widodo melalui
konten #JKWVLOG yang di-upload di akun resminya YouTube. Penonton dalam penelitian
ini berasal dari 2 generasi yang berbeda, X dan Y. Pengumpulan data dilakukan melalui
wawancara mendalam dan observasi non partisipatif. Sebagian besar informan dalam
penelitian ini menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo adalah pemimpin yang rendah hati
dan teguh. Hasil penelitian menunjukkan konsistensi Presiden Joko Widodo dalam
membangun personal branding-nya sejak awal menjadi salah satu faktor yang mendorong
audien menanggapi #JKWVLOG-nya.

Kata kunci: analisis resepsi, personal branding, vlog, YouTube

15
Jurnal Visi Komunikasi/Volume 16, No.02, November 2017. Hal: 15 – 26
Isabertha, Zefanya & Marwan Mahmudi: Analisis resepsi generasi x dan y

PENDAHULUAN berbagi video ini sebagai bentuk eksistensi


Sebagian besar pengguna media baru diri. Ini membuktikan bahwa gaya hidup
adalah generasi muda yang sangat terbuka masa kini telah menjadikan perangkat
pada perkembangan teknologi dan mampu pintar dan teknologi di dalamnya
mengikuti perkembangan teknologi yang merupakan bagian yang tak terpisah dari
sangat dinamis dengan adanya dorongan masyarakat berbagai kalangan dan usia.
untuk terus berkompetisi satu sama lain. Jauh sebelum YouTube mulai
Penggunaan internet sebagai wadah media digandrungi, salah satu aktivitas yang
baru saat ini telah menjadi bagian dari sempat populer di kalangan pengguna
gaya hidup generasi muda. Namun hal ini internet adalah blogging yang biasa
tidak lantas menutup kemungkinan bagi ditemukan dalam bentuk tulisan di website
siapa saja untuk dapat menikmati pribadi di mana para penulisnya dapat
kemudahan yang ditawarkan oleh media membagikan berbagai jenis informasi yang
baru sebagai sarana berbagi informasi. diinginkan untuk dapat diakses oleh
Berbagai pihak yang telah menyadari siapapun melalui internet. Sedangkan
kehadiran media baru dan adanya vlogging adalah new blogging¸ atau
pergeseran budaya di mana audiens dapat dengan kata lain vlogging merupakan
menciptakan makna sendiri terhadap pesan model terbaru dari blogging (“Blogging or
yang diterimanya pun mulai berlomba Vlogging,”2017). Vlogging sendiri diambil
untuk menunjukkan eksistensi dirinya dari frasa video blogging atau video log
melalui berbagai media sosial. Tujuannya yang memungkinkan seseorang atau suatu
pun beragam, ada yang bermaksud untuk perusahaan menyampaikan pesannya
memperkenalkan jasa atau produk yang kepada khalayak secara interaktif melalui
ditawarkan atau sekadar menunjukkan video yang diunggah di kanal YouTube.
talenta yang dimiliki untuk memeroleh Konten sebuah vlog sendiri dapat
pengakuan dari pihak lain yang berupa cerita keseharian seorang tokoh
menyaksikannya. publik, tutorial, opini, atau apapun yang
Salah satu contoh media baru yang kemudian diunggah di situs berbagi video,
banyak digunakan di Indonesia adalah YouTube. Sejauh ini, bagi kalangan
YouTube, suatu situs berbagi video yang generasi milenial, tayangan iklan,
memungkinkan para penggunanya untuk kampanye atau sekadar cerita keseharian
menonton, mengunggah dan membagikan yang disampaikan dalam bentuk video
video secara online. Per Januari 2017, dinilai lebih menarik dibanding dalam
durasi pengguna Indonesia menonton bentuk tulisan atau gambar. Hal ini
YouTube meningkat 115 persen dibanding dikarenakan vlogging menawarkan
periode yang sama di tahun lalu, dan pengalaman yang lebih kaya dibandingkan
jumlah konten yang diunggah dari Tanah dengan blogging dalam bentuk teks,
Air meningkat hingga 278 persen pada karena adanya kombinasi antara audio,
periode yang sama (“Google Ingin visual, teks, sehingga dapat meningkatkan
Pengguna,” 2017). Kini YouTube semakin kandungan informasi dan emosi yang
mudah diakses melalui ponsel pintar dan dibagi dengan para pengguna internet
komputer tablet. Hal ini pun semakin lainnya (“Things You Should Know,”
mempermudah akses masyarakat terhadap 2017). Media semacam ini membuat para
situs berbagi video ini. Akses yang pengguna lebih mudah mengeksplorasi
dimaksud di sini tentu tidak hanya berbagai cara baru dalam berkomunikasi,
merujuk pada mereka yang hanya di mana kebanyakan pengguna yakin
menonton konten video yang ada di bahwa video akan menghasilkan ekspresi
YouTube tetapi juga mereka yang dengan yang lebih alami daripada tulisan.
sengaja mengunggah karyanya pada situs
16
Jurnal Visi Komunikasi/Volume 16, No.02, November 2017. Hal: 15 – 26
Isabertha, Zefanya & Marwan Mahmudi: Analisis resepsi generasi x dan y

Resepsi yang berasal dari kata Selain itu, Jokowi banyak


reception (Inggris) dapat diartikan sebagai mengunggah vlog yang berisikan berbagai
penerimaan atau penyambutan. Resepsi kegiatannya dari sudut pandang yang lebih
berfokus pada cara audiens memberi informal. Mulai dari yang berhubungan
makna terhadap isi pesan dalam media, dengan agenda kepresidenan seperti saat
selain itu resepsi menekankan pada kunjungan kerja ke Waduk Sei di Batam,
pandangan audiens yakni bagaimana jalan baru di Kalimantan, jamuan makan
mereka dapat menghasilkan pemaknaan siang bersama Raja Salman, sampai
yang berbeda terhadap pesan yang kelahiran dua ekor anak kambing di Istana
ditawarkan oleh media. Oleh karena itu, Bogor, satwa di Istana Bogor, dan lain
dalam kaitannya dengan penelitian ini, sebagainya. Alasan utama Presiden Jokowi
akan dibahas resepsi penonton dari dengan membuat vlog adalah untuk
generasi X dan Y terhadap personal memanfaatkan kanal-kanal media sosial
branding Presiden RI Joko Widodo dalam sebagai salah satu media penyampai pesan
#JKWVLOG di YouTube. Selayaknya kepada publik.
kepala negara atau kepala pemerintahan Akun resmi Presiden Joko Widodo
suatu negara memiliki personal branding sendiri pertama kali diluncurkan pada
yang terbentuk secara konsisten akibat Sabtu, 28 Mei 2016 di Istana Bogor.
prestasi dan program apa saja yang telah Menurut keterangan resmi istana, ada
dilakukan, baik selama masa jabatan baiknya jika pemerintah meninggalkan
maupun sebelum menjabat. Beragam pola-pola lama dalam menyampaikan
persepsi yang terbentuk di benak setiap informasi (“Presiden Jokowi,” 2016).
individu, baik individu sebagai seorang Selain itu, media sosial juga dapat
warga negara maupun pihak-pihak oposisi dimanfaatkan sebagai sarana penyebaran
akan memberi gambaran mengenai seruan perdamaian dan toleransi. Dalam
personal brand tokoh tersebut secara akun Jokowi terdapat banyak video yang
subyektif menurut pengalaman dan latar diunggah, penelitian ini terfokus pada
belakangnya masing-masing. video yang terdapat pada playlist
Gaya kepemimpinan merakyat yang #JKWVLOG pada akun Jokowi yang lebih
masih melekat dalam diri Presiden RI ke-7 menunjukkan keseharian Jokowi sebagai
inilah yang akhirnya mendorong beliau seorang presiden.
untuk berkomunikasi lebih dekat dengan Konten #JKWVLOG dikaji bagaimana
masyarakat, khususnya kalangan muda resepsi audiens terhadap personal
yang cenderung lebih mudah didekati branding Joko Widodo sebagai Presiden
melalui media sosial. Sebagai seorang RI yang memanfaatkan media baru
kepala negara, Presiden Joko Widodo semacam ini. Adapun hasil penelitian ini
memiliki sejumlah akun resmi di media dapat memberikan gambaran yang
sosial yang ditujukan sebagai media komprehensif mengenai posisi audiens
komunikasi Presiden dengan masyarakat. dari beberapa klasifikasi generasi dalam
Akun media sosial resmi Presiden Joko memaknai pesan media dan posisi
Widodo saat ini terdiri dari Facebook penerimaan audiens. Hasil penelitian ini
Presiden Jokowi, Twitter @jokowi, memperhatikan konsep analisis resepsi
Instagram @jokowi, dan yang terbaru audiens dalam pelaksanaan strategi
adalah akun resmi di YouTube, Presiden personal atau corporate branding dengan
Joko Widodo (“Presiden Jokowi,” 2016), memanfaatkan media YouTube atau vlog.
di samping situs resmi di
www.presidenri.go.id. Melalui akunnya di Analisis Resepsi
YouTube, aktivitas vlogging Jokowi mulai Analisis resepsi merupakan salah satu
terlihat sejak bulan Mei 2016. studi khalayak pada komunikasi massa
17
Jurnal Visi Komunikasi/Volume 16, No.02, November 2017. Hal: 15 – 26
Isabertha, Zefanya & Marwan Mahmudi: Analisis resepsi generasi x dan y

yang mengkaji tentang penerimaan dan i) Posisi hegemonik-dominan (dominant-


pemaknaan pesan oleh khalayak serta hegemonic reading): pada posisi ini
peranan pesan yang diterima oleh khalayak pembaca atau audiens sejalan dengan
melalui media di dalam kehidupan sehari- preffered reading yang ditawarkan oleh
hari. Studi resepsi khalayak (audience media. Pada posisi ini, audiens sudah
reception analysis) merupakan suatu aliran memiliki pemahaman yang sama, tidak
studi budaya (cultural studies) yang akan ada pengulangan pesan,
dikembangkan untuk memahami pandangan komunikator dan komunikan
interpretasi dari suatu teks (Salerino, sudah sama dan langsung menerima apa
2012). Sehingga yang dilihat dalam studi adanya.
resepsi khalayak ini adalah peran aktif ii) Posisi negosiasi (negotiated reading):
audiens dalam membangun dan memaknai pada posisi ini audiens memahami
pesan yang diterimanya, baik dalam hampir keseluruhan makna yang
bentuk teks, audio, maupun audio-visual ditawarkan oleh media, hanya saja para
yang disampaikan melalui media. audiens tidak serta-merta menerimanya.
Sebagaimana dikutip oleh Any Audiens dapat bersikap tidak setuju
Suryani, Fiske mengemukakan bahwa teori terhadap beberapa bagian yang
resepsi merupakan teori yang ditawarkan berdasarkan pemahaman
mementingkan tanggapan pembaca atau pengalamannya sendiri.
terhadap suatu karya. Penempatan iii) Posisi oposisi (opositional hegemonic
khalayak sebagai pihak yang aktif dan reading): audiens memaknai pesan
memiliki kuasa untuk menghasilkan secara kritis dan menemukan adanya
makna dari wacana yang ditawarkan oleh bias dalam penyampaian pesan dan
media. Makna yang ditawarkan media berusaha untuk tidak menerimanya
sendiri bersifat terbuka atau polisemi dan begitu saja. Audiens menolak makna
bahkan dapat ditanggapi secara pesan yang dimaksudkan atau disukai
berlawanan oleh khalayak (Suryani, 2013). media dan menggantikannya dengan
Pesan yang disampaikan melalui media cara berpikir mereka sendiri terhadap
merupakan gabungan dari berbagai tanda topik yang disampaikan media.
yang kompleks, di mana sebuah preffered
reading (makna yang dimaksud) telah Audiens New Media dan Klasifikasi
ditentukan, tetapi memiliki potensi Generasi
diterima dengan cara yang berbeda. Audiens bukanlah penonton biasa
Analisis resepsi memfokuskan perhatian karena selama proses audiens menonton
audiens dalam proses komunikasi massa suatu tayangan atau membaca teks media,
(decoding), yaitu pada proses pemaknaan di saat itu mereka juga sedang
dan pemahaman yang mendalam dan mereproduksi makna berdasarkan
bagaimana audiens menginterpretasikan isi pengalaman dan pemahaman yang
media (Hadi, 2008). Peran aktif audiens dimilikinya. Oleh karena itulah audiens
terlihat pada teori yang diungkapkan oleh saat ini tidak lagi pasif menerima pesan
Stuart Hall yaitu model encoding- yang dikirimkan oleh media tetapi aktif
decoding, di mana sebuah pesan yang dengan menciptakan kembali makna dari
sama dapat dikirimkan atau diterjemahkan pesan yang diterimanya. Dalam konteks
lebih dari satu cara (Ulfa, 2013). studi budaya (cultural studies),
Berdasarkan model encoding- Livingstone (2007) pun mengatakan
decoding, Hall merumuskan tiga hipotesis bahwa audiens masa kini bukanlah orang
yang menggambarkan posisi khalayak bodoh secara kultural melainkan produsen
dalam memaknai pesan media (Hall, makna aktif dalam konteks kultural
2011), yaitu: mereka sendiri.
18
Jurnal Visi Komunikasi/Volume 16, No.02, November 2017. Hal: 15 – 26
Isabertha, Zefanya & Marwan Mahmudi: Analisis resepsi generasi x dan y

Adapun dalam konteks audiens, pragmatis ketika memecahkan


klasifikasi generasi dapat digunakan persoalan (Yanuar Surya Putra, 2016).
sebagai alat pembeda audiens itu sendiri.
Oleh Kupperschmidt sebagaimana dikutip Video Blogging (VLOG)
oleh Ahmad Nurizki Rifaie dan Adi Video-blogging dapat digambarkan
Respati (2014), generasi dapat diartikan sebagai proses produksi dan berbagi video
sebagai sekelompok orang yang memiliki antar pengguna, di mana video-blogging
tahun kelahiran dan mengalami peristiwa merupakan salah satu bentuk dari media
hidup yang sama dan berdampak pada baru (versi mutakhir blogging) yang tidak
tahap perkembangannya. Terdapat 4 hanya menampilkan dokumentasi berupa
(empat) generasi yang lahir setelah masa teks tetapi video singkat. Peralatan yang
perang dunia ke-2, yaitu Generasi Baby digunakan dalam video-blogging berbeda
Boomers, Generasi X, Generasi Y, dan dengan alat yang digunakan untuk blog
Generasi Z. dalam bentuk teks. Pada awal masa blog
i) Generasi X berkembang, video-blogging disebut
Menurut Crumpaker & Crumpaker dengan podcast, sebuah istilah yang secara
(dalam Ahmad Nurizki Rifaie dan Adi umum mendeskripsikan postingan berupa
Respati, 2014 ) yang termasuk dalam audio dan video, tetapi saat ini lebih sering
generasi X adalah generasi yang lahir disebut dengan vlogs (Anusha Mogallapu,
pada rentang tahun 1965-1979. 2011). Terdapat beberapa klasifikasi aliran
Generasi ini memiliki kemampuan vlog, di antaranya berupa tipe diari yang
untuk mempelajari hal-hal baru dan berisikan dokumentasi kehidupan pribadi
mengevaluasi diri, tidak egois dalam penciptanya atau pendapat pribadinya
bekerja, memiliki motivasi bekerja yang terhadap berbagai topik tertentu;
tinggi, bersifat otonomi atau mandiri, sedangkan yang lainnya difokuskan pada
lebih fleksibel terhadap suatu pekerjaan, konten hiburan dan menampilkan ulasan
memiliki rasa hormat terhadap rekan film atau pertunjukkan; dan tidak sedikit
kerja atau atasan, mengharapkan pula yang bertemakan isu-isu politik
pengakuan dan penghargaan atas (Anusha Mogallapu, 2011).
pekerjaannya, lebih senang bekerja
sendiri, dan cenderung tidak suka Personal Branding
mengorbankan kehidupan pribadi bagi Menurut Montoya & Vandehey (2008)
perusahaan. personal branding didefinisikan sebagai
ii) Generasi Y upaya yang dilakukan seseorang untuk
Mengacu pada pendapat Hawkins & mengendalikan penilaian orang lain
Mothersbaugh (2010) bahwa generasi Y terhadap dirinya, bahkan sebelum ada
merupakan generasi yang lahir tahun kontak secara langsung. Lesley Everett
1980-1995, dan seringkali dikenal (dalam Montoya & Vandehey, 2008)
dengan sebutan generasi milenial. Oleh pernah mengatakan “you already have a
karena generasi ini lahir di masa personal brand, whether you’ve
internet booming maka tidak consciously developed it or not”, oleh
mengherankan bahwa generasi ini akrab karena itu meski setiap orang pasti
dengan teknologi komunikasi instan memiliki personal brand, tetapi hal itu
seperti e-mail, SMS, instant messaging belum cukup untuk dapat dikategorikan
dan media sosial seperti Facebook, unik dan mudah diingat oleh khalayak.
Twitter, YouTube, dll,. Secara garis Montoya dan Vandehey (2008)
besar, generasi ini sangat menghargai mengemukakan tiga elemen utama dalam
perbedaan, lebih memilih bekerjasama personal branding yang saling terintegrasi
daripada menerima perintah, dan sangat dan dibangun bersamaan, yaitu: (i) you,
19
Jurnal Visi Komunikasi/Volume 16, No.02, November 2017. Hal: 15 – 26
Isabertha, Zefanya & Marwan Mahmudi: Analisis resepsi generasi x dan y

atau dengan kata lain, personal brand menganalisis secara komprehensif posisi
adalah tentang siapa orang tersebut sebagai audiens dalam memaknai pesan yang
suatu pribadi dan spesialisasi yang ia diterimanya, dalam hal ini bagaimana
lakukan; (ii) promise, personal brand audiens memaknai personal branding
adalah sebuah janji atau tanggung jawab Jokowi melalui #JKWVLOG di YouTube.
untuk memenuhi harapan atau ekspektasi Penelitian ini menggunakan metode
yang muncul dalam pikiran khalayak analisis resepsi.
terhadap diri seseorang; (iii) relationship, Penelitian ini berfokus pada resepsi
dengan memiliki personal branding yang audiens. Peneliti memfokuskan informan
baik maka akan tercipta hubungan atau penelitian ini pada generasi X dan Y yang
relasi yang baik pula dengan khalayak, hal berada di Jakarta dengan kriteria
ini dibuktikan dengan seberapa banyak berdasarkan tingkat pengetahuan mereka
atribut dalam personal brand seseorang tentang obyek yang diteliti, dalam
dapat memengaruhi pikiran dan atau penelitian ini adalah vlog Presiden Joko
tindakan khalayaknya. Widodo, termasuk dengan
Menurut McNally & Speak (dalam mempertimbangkan pandangan politiknya
Ronald Susanto, 2009), terdapat tiga terhadap kepemimpinan Joko Widodo.
komponen utama yang tergabung menjadi Para informan masuk dalam salah satu
satu yang menentukan kekuatan dari suatu kategori generasi X dan Y. Selain itu,
personal branding, yaitu: informan harus merupakan pengguna aktif
i) Khas, bisa dikatakan sebagai brand media baru, termasuk YouTube. Teknik
yang mewakili sesuatu yang unik dan pengumpulan data dilaksanakan melalui
berbeda dengan brand lainnya. wawancara mendalam, dan observasi
ii) Relevan, apa yang diwakili oleh brand terhadap komentar-komentar yang terdapat
tersebut memiliki relevansi dengan hal pada kolom komentar YouTube Presiden
yang dianggap penting oleh khalayak, Joko Widodo.
sehingga meningkatkan potensi Teknik analisis data dalam penelitian
adanya persepi yang positif dalam ini adalah analisis interaktif. Adapun
benak khalayak terhadap brand model analisis ini terdiri dari 4 (empat)
tersebut. komponen, yaitu: pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data dan penarikan
Konsisten, khalayak akan menjadi lebih kesimpulan. Teknik triangulasi sumber
yakin dalam suatu hubungan berdasarkan digunakan untuk melakukan analisis
kepada perilaku yang konsisten yang keabsahan data. Adapun triangulasi
mereka rasakan atau amati. sumber ini membandingkan atau
mengecek ulang derajat kepercayaan suatu
METODE PENELITIAN informasi yang diperoleh dari sumber yang
berbeda. Misalnya, membandingkan hasil
Penelitian ini menggunakan
paradigma konstruktivistik yang wawancara dengan hasil observasi
terhadap komentar netizen maupun dengan
meneguhkan asumsi bahwa individu selalu
berusaha memahami dunia di mana sumber-sumber berita terkait objek
penelitian.
mereka hidup dan bekerja dengan
mengembangkan makna-makna subjektif
HASIL DAN PEMBAHASAN
atas pengalaman mereka yang diarahkan
pada objek atau benda tertentu (John W. Berdasarkan jawaban para informan
dalam wawancara yang telah peneliti
Cresswell, 2014). Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif yang lakukan, terkait dengan resepsi terhadap
personal branding Joko Widodo dapat
bersifat deskriptif-analitis, bertujuan untuk
menggambarkan dan kemudian
20
Jurnal Visi Komunikasi/Volume 16, No.02, November 2017. Hal: 15 – 26
Isabertha, Zefanya & Marwan Mahmudi: Analisis resepsi generasi x dan y

dikategorikan ke dalam beberapa elemen, kepemimpinan beliau selama 3 tahun


sebagai berikut: ini sangat baik, sebagaimana berita
a. You, pada elemen ini informan yang informan saksikan melalui media.
menyampaikan pengetahuannya terkait Sedangkan terkait dengan
dengan sosok pribadi Joko Widodo dan perkembangan ekonomi di Indonesia
hal apa yang menjadi ciri khas beliau di sendiri, sejumlah informan sepakat
mata para informan. Berdasarkan hasil bahwa perekonomian Indonesia belum
wawancara, diketahui bahwa sebagian menunjukkan hasil yang positif,
besar informan menyatakan bahwa terutama apabila dilihat dari jumlah
mereka mengenal Joko Widodo sejak hutang negara yang semakin bertambah.
menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta Pertimbangan informan dalam
dan beberapa informan mengaku menyampaikan pendapat tersebut
mengenal sosok Joko Widodo sejak terkait dengan kinerja Joko Widodo
beliau masih mengemban tugas sebagai sebagai seorang presiden saat ini tidak
Walikota Surakarta. Selain itu, Joko terlepas dari adanya janji yang pernah
Widodo dikenal sebagai pemimpin disampaikan oleh Joko Widodo dan
yang merakyat, ramah, apa adanya dan Jusuf Kalla pada masa kampanye
sederhana. Namun ada 1 informan yang Pilpres 2014 yang disebut sebagai
menyatakan bahwa Joko Widodo Nawa Cita. Program ini terdiri 9 agenda
merupakan sosok yang kurang prioritas pemerintahan Joko Widodo
berwibawa, salah satunya alasannya untuk membawa Indonesia menuju
karena informan merasa bahwa saat ini bangsa yang berdaulat secara politik,
sosok Joko Widodo sudah terlalu mandiri dalam bidang ekonomi dan
banyak terekspos media dan informan berkepribadian dalam kebudayaan
meragukan apakah pemberitaan media (“Nawa Cita”, 2014).
tesebut memang benar atau hanya Elemen janji yang melekat dalam
melebih-lebihkan. diri Joko Widodo pun tidak terlepas
b. Promise, dalam personal branding hanya saat menjabat sebagai presiden,
elemen janji (promise) ini merupakan tetapi juga terakumulasi dengan janji
janji atau tanggung jawab untuk semasa jabatan sebelumnya. Adapun
memenuhi harapan atau ekspektasi beberapa contoh program pemerintahan
yang muncul dalam pikiran khalayak Joko Widodo yang sudah terealisasikan
terhadap diri seseorang. Berdasarkan ketika beliau menjabat sebagai
hasil wawancara, para informan Walikota Surakarta adalah mengubah
menyatakan bahwa salah satu janji yang pandangan terhadap kota Solo yang
menjadi perhatian utama masyarakat dikenal sebagai kota dengan banyak
saat ini adalah pembangunan tindak kriminal menjadi pusat seni dan
infrastruktur, kesejahteraan masyarakat budaya sehingga mampu menarik turis
dan perkembangan kondisi ekonomi di internasional untuk berkunjung ke Solo,
Indonesia. Kedua hal inilah yang juga dengan penerapan branding
menjadi perhatian utama informan terbaru bagi kota Solo, “Solo: The Spirit
ketika peneliti mengajukan pertanyaan of Java” (“Ini Kisah Sukses Jokowi”,
terkait dengan kinerja yang dapat 2014). Selain itu, Joko Widodo dinilai
dirasakan dan diharapkan oleh informan dengan kinerjanya sebagai pemimpin
dalam masa kepemimpinan Joko yang mengampanyekan gerakan anti
Widodo sebagai Presiden RI. Sebagian korupsi dan dikenal sebagai pemimpin
besar informan menyatakan bahwa yang jujur dan menjunjung tinggi
pertumbuhan pembangunan kepentingan rakyat. Hal ini
infrastruktur selama masa mengantarkan Joko Widodo menerima
21
Jurnal Visi Komunikasi/Volume 16, No.02, November 2017. Hal: 15 – 26
Isabertha, Zefanya & Marwan Mahmudi: Analisis resepsi generasi x dan y

penghargaan sebagai walikota terbaik membangun hubungan dengan masyarakat.


ketiga sedunia dalam pemilihan World Kedua elemen utama yang menjadi fokus
Mayor Project 2012 yang dilaksanakan para informan tersebut kemudian
oleh The City Mayors Foundation, mendorong adanya ekspektasi atau
yayasan walikota dunia yang berbasis di harapan terhadap janji yang melekat
Inggris (“The 2012 Top 10 Mayors”, dengan sosok Joko Widodo, terutama yang
2013). terkait dengan upayanya untuk
c. Relationship, dengan memiliki personal meningkatkan infrastruktur dan
branding yang baik maka akan tercipta memperbaiki kondisi perekonomian di
hubungan atau relasi yang baik pula Indonesia.
dengan khalayak. Terkait dengan
elemen relationship ini, peneliti Posisi Audiens dalam Memaknai Pesan
menemukan bahwa berdasarkan #JKWVLOG
jawaban informan dapat diketahui Berdasarkan jawaban para informan
bahwa kegiatan blusukan merupakan dalam wawancara yang telah peneliti
salah satu cara yang menjadi ciri khas lakukan, peneliti mengategorikan tiap-tiap
utama sosok Presiden Joko Widodo jawaban informan terkait resepsi mereka
dalam membangun relasi dengan terhadap personal branding Presiden Joko
seluruh kalangan masyarakat. Kegiatan Widodo ke dalam 3 posisi audiens yang
inilah yang semakin memengaruhi terdapat dalam model encoding-decoding
resepsi positif dari para informan Stuart T. Hall, sebagai berikut:
terhadap sosok Joko Widodo sebagai a. Hegemonik dominan, pada posisi ini
pemimpin yang merakyat, ramah dan informan dinilai memiliki pemahaman
berani tampil apa adanya. yang sejalan dengan preferred reading
Melalui kegiatan blusukan inilah yang ditawarkan oleh media, dalam
informan menganggap bahwa sosok hal ini adalah #JKWVLOG.
Presiden Joko Widodo mampu Berdasarkan hasil wawancara dengan
membaur dengan seluruh lapisan para informan, peneliti melihat bahwa
masyarakat di samping upayanya untuk sebagian besar informan yang sejak
mewujudkan janji-janji selama awal memiliki resepsi positif terkait
kampanye dahulu. Meskipun kegiatan personal branding Joko Widodo
blusukan oleh pemimpin negara ini mampu menangkap pesan utama yang
bukan yang pertama kali terjadi di ditujukan dengan adanya #JKWVLOG
Indonesia (Asvi Warman Adam, 2013), di kanal YouTube resmi Presiden Joko
tetapi Joko Widodo dinilai memberikan Widodo, yaitu bahwa beliau berusaha
tren baru dalam wajah kegiatan untuk menjangkau masyarakat,
pemerintah, dimulai dari beliau khususnya generasi muda yang saat
menjabat sebagai Walikota Surakarta, ini akrab dengan dunia media sosial.
kemudian secara konsisten diteruskan b. Negosiasi, pada posisi ini khalayak
ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta mampu memahami hampir
dan bahkan saat beliau sudah menjadi keseluruhan makna yang ditawarkan
Presiden RI. oleh media, hanya saja para informan
tidak serta-merta menerima pesan apa
Berdasarkan hasil wawancara dapat adanya. Pada posisi ini, informan
dikatakan bahwa para informan cenderung dapat bersikap tidak setuju terhadap
memperhatikan sosok Joko Widodo pada beberapa bagian yang ditawarkan
elemen you atau siapa dirinya sebagai berdasarkan pemahaman atau
seorang pribadi dan pada elemen pengalamannya sendiri. Berdasarkan
relationship atau bagaimana cara ia hasil wawancara, beberapa informan

22
Jurnal Visi Komunikasi/Volume 16, No.02, November 2017. Hal: 15 – 26
Isabertha, Zefanya & Marwan Mahmudi: Analisis resepsi generasi x dan y

dari generasi X dan Y berpendapat milenial dan generasi muda lainnya, tetapi
bahwa di masa digital saat ini juga oleh para pejabat publik. Pemanfaatan
menuntut partisipasi masyarakat untuk media sosial untuk berinteraksi dengan
mampu berpacu dengan kemajuan khalayak ini pun menunjukkan bahwa
teknologi dan hal ini tidak menutup sebagai audiens, informan tidak hanya
kemungkinan bagi pejabat publik bersifat pasif terhadap paparan informasi
untuk mengikuti tren dengan yang diterimanya, tetapi turut berperan
menggunakan media sosial. Namun di aktif dalam melakukan pemaknaan
samping perlunya mengikuti berdasarkan tingkat pengetahuan,
perkembangan zaman, seorang pejabat pengalaman, bahkan latar belakang
publik ada baiknya memanfaatkan lingkungan pergaulannya sehari-hari.
media sosial seperlunya untuk
menunjukkan progress pekerjaan saja Pembahasan Resepsi Audiens terhadap
bukan untuk mengekspos sesuatu yang Personal Branding Presiden Joko
tidak berkaitan dengan kepentingan Widodo
masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian yang
c. Oposisi, pada posisi ini informan telah dipaparkan di atas, diketahui bahwa
memilih untuk memaknai pesan secara dari total 8 informan, sebanyak 4 informan
kritis dan menemukan adanya bias termasuk dalam kategori hegemonik
dalam penyampaian pesan dan dominan, 2 informan pada posisi
berusaha untuk tidak menerimanya negosiasi, dan 2 informan pada posisi
begitu saja. Sejumlah informan yang oposisi. Beragam pemaknaan yang
dikategorikan pada posisi ini disampaikan oleh masing-masing informan
kebanyakan merupakan informan terkait personal branding Joko Widodo
yang baru mengenal sosok Joko menunjukkan bahwa setiap elemen yang
Widodo sejak beliau menjabat sebagai terdapat dalam personal branding Presiden
Gubernur DKI Jakarta dan sejak awal Joko Widodo, baik you, relationship, dan
mengenal sosok Joko Widodo para promise telah terbentuk dan terintegrasi
informan turut mempertimbangkan sedemikian rupa dalam benak masing-
adanya faktor dukungan partai masing informan.
politiknya. Contohnya, pada elemen you, dalam
benak sebagian besar informan tertuju
Berdasarkan pengelompokkan di atas, pada karakteristik Joko Widodo, tidak
dapat diketahui terdapat 3 (tiga) posisi hanya sebagai pribadi tetapi sekaligus
resepsi informan yang terdiri dari sebagai pejabat negara. Para informan
hegemonik-dominan, negosiasi, dan mengaku mengenal sosok Presiden Joko
oposisi. Masing-masing posisi dalam Widodo sebagai pemimpin yang merakyat,
penelitian ini terwakili oleh beberapa ramah, jujur dan anti korupsi, dan
informan dari generasi X dan Y sesuai termasuk juga pendapat mengenai kurang
dengan jawaban pendukung yang tegasnya sosok Presiden RI ke-7 ini
disampaikan pada saat wawancara. Selama sebenarnya turut didasarkan pada
penelitian berlangsung, peneliti juga pengalaman-pengalaman informan terkait
mengumpulkan data-data sekunder terkait kinerja Joko Widodo di jabatan-jabatan
penggunaan media YouTube (termasuk sebelumnya. Selanjutnya kegiatan
vlog) oleh Presiden Joko Widodo dan blusukan yang kembali dipopulerkan oleh
beberapa pemimpin dunia lainnya. Hal ini Joko Widodo dinilai sebagai elemen
cukup membuktikan adanya tren atau relationship yang paling erat melekat
pergeseran budaya di mana media sosial dalam personal brand beliau. Pola
tidak hanya digunakan oleh generasi hubungan yang secara konsisten dilakukan
23
Jurnal Visi Komunikasi/Volume 16, No.02, November 2017. Hal: 15 – 26
Isabertha, Zefanya & Marwan Mahmudi: Analisis resepsi generasi x dan y

oleh Presiden ini menjadi daya tarik Selain itu, adanya faktor pengalaman-
khusus di mata informan. Sedangkan pada pengalaman di masa lalu yang terekam
elemen promise, terdapat janji yang dalam benak informan turut andil dalam
diharapkan oleh para informan dengan proses resepsi di kalangan informan. Bagi
adanya hubungan baik yang dibina oleh sebagian informan dari generasi X dan Y,
Presiden yang dikenal sebagai sosok yang notabene sudah beberapa kali
pemimpinan yang merakyat dan mau merasakan pergantian kepala negara
mendengar suara rakyat. Elemen-elemen hingga kini Indonesia di bawah
personal branding yang ada pada diri Joko pemerintahan Joko Widodo pun
Widodo inilah yang memengaruhi mengaitkan penerimaannya terhadap sosok
penerimaan masyarakat terhadap vlog di presiden berdasarkan pengalaman dan
akun YouTube Presiden Joko Widodo. pengetahuan di masa lalu.
Sebagaimana yang telah dipaparkan Hal ini terlihat ketika informan
sebelumnya, tujuan dari pengunggahan menyampaikan pendapatnya mengenai
vlog di YouTube ini sebagai salah satu kegiatan blusukan yang kembali
upaya dari pihak Presiden Joko Widodo dipopulerkan oleh Presiden RI ke-7 ini
untuk membangun komunikasi dengan dinilai sebagai sebuah gaya kepemimpinan
masyarakat kekinian yang semakin yang berorientasi kepada masyarakat.
bergantung dengan berbagai media sosial Serupa tapi tak sama, pola pemikiran ini
dan juga dalam rangka memanfaatkan pun terjadi pada informan yang termasuk
media sosial sebagai saluran untuk dalam posisi oposisional, di mana
menyampaikan pesan-pesan perdamaian. berdasarkan pengalamannya selama
Secara khusus, vlog bisa dikatakan sebagai memperhatikan gaya kepemimpinan
media blusukan modern ala Presiden Joko presiden-presiden pada periode
Widodo untuk memperlihatkan kemajuan sebelumnya, informan menilai gaya
program pemerintahan dan juga sisi kepemimpinan Joko Widodo memperkuat
pribadinya yang tidak banyak diketahui asumsi bahwa akibat terlalu banyaknya
oleh masyarakat serta menjadi wadah bagi media yang mengekspos kegiatannya
masyarakat untuk menyampaikan aspirasi terkesan sebagai pencitraan dan dinilai
dan pertanyaan secara interaktif kepada kurang memiliki eksklusivitas sebagai
beliau. seorang presiden.
Bila ditinjau berdasarkan komponen Berdasarkan data yang diperoleh dari
utama yang menentukan kekuatan Twiplomacy 2016, diketahui bahwa
personal branding (khas, relevan, dan YouTube adalah media sosial ketiga yang
konsisten), ketiga komponen tersebut paling banyak digunakan oleh para
dapat dikaitkan dengan ekspektasi yang pemimpin dunia. Terdapat sekitar 793
muncul dalam benak masyarakat Indonesia akun pemimpin dunia di media Twitter,
terhadap sosok Presiden Joko Widodo. 537 akun di Facebook, dan 346 akun di
Ekspektasi mereka terhadap elemen YouTube (“Vlog, Alat Diplomasi Baru”,
promise pada personal branding beliau, 2017). Namun bila dibandingkan
seperti kinerja dan kemajuan yang berdasarkan penggunaan secara global,
dijanjikan Joko Widodo dalam bidang YouTube berada pada posisi kedua sebagai
infrastruktur, kesejahteraan masyarakat situs yang paling sering dikunjungi setelah
dan perekonomian selama masa Google.
kampanye, maupun terhadap pola Penggunaan YouTube sebagai media
komunikasi yang dilakukan selama ini, menyampai pesan oleh para pemimpin
khususnya blusukan yang menjadi ciri duni saat ini juga dikenal sebagai
khas yang melekat dalam dirinya. Diplomasi YouTube, di mana para
pemimpin dunia memanfaatkan perantara
24
Jurnal Visi Komunikasi/Volume 16, No.02, November 2017. Hal: 15 – 26
Isabertha, Zefanya & Marwan Mahmudi: Analisis resepsi generasi x dan y

YouTube dalam menyampaikan pesan Berdasarkan kecenderungan generasi masa


kenegaraan kepada negara tetangga kini yang sangat bergantung dengan media
sebagai salah satu upaya bernegosiasi sosial, bukan sesuatu yang aneh jika
untuk mencapai suatu kesepakatan. Hal ini Presiden Joko Widodo melihat hal tersebut
yang juga dapat dilihat sebagai salah satu sebagai salah satu kondisi yang dapat
bukti bahwa YouTube menjadi media dimanfaatkan untuk menyampaikan
sosial yang cukup efektif perannya dalam informasi singkat terkait kegiatannya
konteks kenegaraan. melalui media vlog seperti yang banyak
Oleh karena itu, peneliti menilai dilakukan oleh beberapa artis saat ini.
bahwa pemanfaatan YouTube sebagai Sambutan baik terhadap #JKWVLOG
sarana untuk menjalin komunikasi dengan pun membuktikan bahwa upaya
khalayak saat ini dilakukan sebagai sebuah komunikasi yang dilakukan oleh Joko
strategi dari tim public relations Widodo ini dapat dikategorikan sebagai
kepresidenan dalam rangka membangun komunikasi yang efektif, mengingat salah
komunikasi yang interaktif dengan satu indikator komunikasi efektif adalah
masyarakat Indonesia. Penggunaan media ketika komunikator atau penyampai pesan
sosial semacam ini pun dinilai dapat berorientasi pada komunikan atau
menciptakan hubungan yang lebih penerima pesan (Dani Vardiansyah, 2004),
personal dengan publik, hal ini terlihat dari di mana fokus komunikator dalam sebuah
kesempatan yang dimiliki masyarakat proses komunikasi adalah kemampuan
untuk menyaksikan video-video komunikan untuk memahami pesan yang
#JKWVLOG yang diunggah di YouTube diterimanya. Hal ini menunjukkan bahwa
Presiden Joko Widodo dengan dalam proses penerimaan atau resepsi
mempertimbangkan sudut pandang audiens, baik dari generasi X maupun
Presiden dan tim public relations generasi Y, terdapat kesamaan informasi
kepresidenan, bukan dari media berita terkait personal branding Joko Widodo
online pada umumnya. yang dapat diterima oleh keduanya, yaitu
Maraknya penggunaan media sosial di sifat merakyat dan apa adanya, serta
kalangan masyarakat, baik oleh generasi X pembuatan konten #JKWVLOG dinilai
dan Y ini pun dimanfaaatkan sebagai sebagai ide blusukan modern dari seorang
momen yang tepat untuk menarik pemimpin negara untuk dapat lebih
perhatian audiens atau masyarakat itu mendekatkan diri dengan rakyatnya.
sendiri untuk mengenal lebih jauh sosok Sehingga peneliti melihat dengan adanya
pemimpinnya lengkap beserta dengan konsistensi dalam proses pembentukan
program pemerintahan yang diusung. Bila personal branding yang dilakukan oleh
ditinjau dari sudut pandang political public Joko Widodo turut memiliki andil dalam
relations, perlu dipahami bagaimana mempengaruhi resepsi audiens terhadap
publik secara aktif menggunakan media media komunikasi apa yang digunakan
digital dan berbagai media sosial baru olehnya dari waktu ke waktu.
dalam rangka mengatur dan mengeksekusi
strategi (Nadia Riyastika, 2014). SIMPULAN DAN SARAN
Terbukanya jalur komunikasi antara Berdasarkan tanggapan yang positif
pejabat negara dengan masyarakatnya dari sebagian besar informan terhadap
melalui media sosial dapat dimanfaatkan personal branding Joko Widodo, peneliti
sebagai salah satu upaya untuk pun dapat mengelompokkan posisi
membangun hubungan yang dapat masing-masing audiens terhadap
dikatakan lebih personal atau dekat tanpa #JKWVLOG dalam tiga kategori, yaitu
harus bertatap muka secara langsung tetapi hegemonik dominan, negosiasi, dan
tetap mampu menjangkau sasaran. oposisi. Berdasarkan hasil wawancara dan
25
Jurnal Visi Komunikasi/Volume 16, No.02, November 2017. Hal: 15 – 26
Isabertha, Zefanya & Marwan Mahmudi: Analisis resepsi generasi x dan y

observasi melalui kolom komentar yang selain generasi Y atau milenial itu sendiri,
terdapat pada kanal YouTube Presiden terdapat generasi X yang masih berada
Joko Widodo, sebanyak 4 (empat) pada usia produktif yang ditantang untuk
informan termasuk dalam kategori memiliki pola pikir yang terbuka (open
hegemonik dominan, 2 (dua) informan minded) dengan mengikuti perkembangan
termasuk dalam posisi negosiasi, dan 2 teknologi saat ini. Berdasarkan hal
(dua) informan lainnya termasuk dalam tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
oposisi. Hal ini membuktikan bahwa dalam proses penerimaan atau resepsi
adanya resepsi yang positif terhadap sosok audiens, baik dari generasi X maupun
Joko Widodo turut memengaruhi resepsi generasi Y, terdapat kesamaan informasi
informan atau audiens dalam menanggapi terkait personal branding Joko Widodo
penggunaan media sosial YouTube, yang dapat diterima oleh keduanya, yaitu
khususnya terhadap adanya #JKWVLOG. sifat pemimpin yang merakyat dan apa
Fenomena shifting yang sedang terjadi adanya, serta pembuatan konten
saat ini dengan hasil penelitian ini di mana #JKWVLOG dinilai sebagai ide blusukan
peneliti menemukan bahwa generasi modern dari seorang pemimpin negara
milenial merupakan salah satu anggota untuk dapat lebih mendekatkan diri dengan
dari generasi digital yang menjadi sasaran rakyatnya.
utama #JKWVLOG diluncurkan. Tetapi,

DAFTAR RUJUKAN
Creswell, John W. 2014. Research Design: Putra, Yanuar Surya. 2016. Theoritical
Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Review: Teori Perbedaan Generasi.
Mixed. Terj. Achmad Fawaid. Jurnal: Among Makarti Vol. 9 No. 18,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Desember.
Hadi, Ido Prijana. 2008. Penelitian Rifaie, Ahmad Nurizki., dan Adi Respati.
Khalayak dalam Perspektif: Reception 2014. Perbedaan Kesejahteraan
Analysis. Jurnal Ilmiah SCRIPTURA Psikologis Antara Generasi X dan
Vol. 2. Generasi Y. Jurnal FPSI UI.
Hall, Stuart., et.al. 2011. Budaya Media Riyastika, Nadia. Analisis Penggunaan
Bahasa: Teks Utama Pencanang YouTube Pemerintah Provinsi DKI
Cultural Studies 1972-1979. Jakarta Sebagai Sarana Transparansi
Yogyakarta: Jalasutra Komunikasi Ditinjau dari Sudut
Livingstone, Sonia. 2007. Audiences and Pandang Political PR. Artikel Jurnal.
Interpretations. Journal e-Compos, Universitas Indonesia, 2014
Vol. 10. Salerino, Rizky Rachdian. 2012.
Luers, Will. 2007. Cinema Without Show Indonesia, Nasionalisme, dan Iklan
Business: a Poetics of Vlogging. (Analisis Resepsi terhadap 3 Iklan
Michigan: MPublishing, University of Televisi dengan Tema Ke-
Michigan Library, Vol. 5 No.1. Indonesiaan). Tesis. Universitas
Mogallapu, Anusha. 2011. Social Network Indonesia
Analysis of the Video Bloggers’ Suryani, Any. 2013. Analisis Resepsi
Community in YouTube. Master Penonton Atas Popularitas Instan
Theses. Missoury University of Video YouTube “Keong Racun” Sinta
Science and Technology. dan Jojo. Jurnal: THE MESSENGER,
Montoya, Peter., and Tim Vandehey. Vol. V, No. 1, Januari.
2008. The Brand Called You. New Susanto, Ronald. 2009. Brand Equity yang
York: McGraw Hill Dibentuk Melalui Personal Branding
(Studi Kasus: Rhenald Kasali dengan
26
Jurnal Visi Komunikasi/Volume 16, No.02, November 2017. Hal: 15 – 26
Isabertha, Zefanya & Marwan Mahmudi: Analisis resepsi generasi x dan y

MMUI dan Hermawan Kertajaya Ini Kisah Sukses Jokowi di Solo. (2014, 10
dengan MarkPlus).Tesis. Universitas Juni). Tribunnews [online]. Diakses
Indonesia pada 10 Oktober 2017 dari
Ulfa, Dwi Mahliza. Interpretasi Penonton http://www.tribunnews.com/nasional/
Terhadap Pluralisme dalam Film 2014/06/10/ini-kisah-sukses-jokowi-
(Analisis Resepsi Interpretasi di-solo
Penonton Terhadap Pluralisme dalam “Nawa Cita”, 9 Agenda Prioritas Jokowi-
Film Cin(T)a). Jurnal Ilmu JK. (2014, 21 Mei). Kompas [online].
Komunikasi FLOW, Vol. 2 No. 6, Diakses pada 2 November 2017 dari
2013 http://nasional.kompas.com/read/2014
Vardiansyah, Dani. 2004. Pengantar Ilmu /05/21/0754454/.Nawa.Cita.9.Agenda.
Komunikasi: Pendekatan Taksonomi Prioritas.Jokowi-JK
Konseptual. Depok: Penerbit Ghalia Presiden Jokowi Kini Punya Akun
Indonesia YouTube. (2016, 28 Mei). Kompas
Asvi Warman Adam: Soekarno & [online]. Diakses pada tanggal 31 Mei
Soeharto Juga Blusukan, Tapi Beda 2017 dari
Caranya. (2013, 7 Januari). Detik http://tekno.kompas.com/read/2016/05
[online]. Diakses pada 2 November /28/10335477/pesiden.jokowi.kini.pun
2017 dari ya.akun.YouTube.resmi
https://news.detik.com/wawancara/21 The 2012 Top 10 Mayors. (2013, 8
35253/asvi-warman-adam-soekarno-- Januari). City Mayors Foundations
soeharto-juga-blusukan-tapi-beda- [online]. Diakses pada 10 Oktober
caranya 2017 dari
Blogging or Vlogging – Which One Is http://www.worldmayor.com/contest_
Right for Your Brand? (2017, 16 Mei). 2012/world-mayor-12-results.html
Marketing Insider Group [online]. Things You Should Know About
Diakses pada 01 Juni 2017 dari Videoblogging (Agustus 2005).
https://marketinginsidergroup.com/co Educause Learning Initiative [online].
ntent-marketing/blogging-vlogging- Diakses pada 01 Juni 2017 dari
works-brand/ http://net.educause.edu/eli
Google Ingin Pengguna di Indonesia Betah Vlog, Alat Diplomasi Baru Presiden
Menonton YouTube (2017, 09 Maret). Jokowi. (2017, 8 Maret). TirtoID
Kompas [online]. Diakses pada [online]. Diakses pada 4 November
tanggal 31 Mei 2017 dari 2017 dari https://tirto.id/vlog-alat-
http://tempo.co/read.news/2017/03/09/ diplomasi-baru-presiden-jokowi-ckl9
072854397/google-ingin-pengguna-di-
indonesia-betah-menonton-YouTube

27
Jurnal Visi Komunikasi/Volume 16, No.02, November 2017. Hal: 15 – 26

Anda mungkin juga menyukai