Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 1 UTS

ANALISIS UNSUR DAN STRATEGI KOMUNIKASI


CHANNEL YOUTUBE “KOK BISA?”

Oleh Kelompok 2:
Rafi satya permana (10601230092)
Leonardus Adi Nugroho (10612330184)
Atthallah Ramadhani Ashari (106012300415)
Naufal Dary Fatih (106012300428)
Muhamad Alvin Ramadan (106012330448 )
Lintang Jati Mustika Akbar (1601213485)

Kelas: DK-47-10

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL


FAKULTAS INDUSTRI KREATIF
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2023
Unsur Komunikasi

1. Komunikator

Channel “Kok Bisa?” didirikan oleh Gerald Sebastian sebagai Co-


Founder dan Businness Director yang ditulis dalam akun Linkedin
miliknya bersama dengan rekannya Ketut Yoga Yudistira sebagai Co-
Founder dan Alvin Dwi Saputra sebagai Co-Founder, channel Kok
Bisa? Sendiri adalah Startup media Pendidikan di Indonesia yang
awalnya dirintis di platform Youtube, dalam deskripsinya kok Bisa
ingin terus menciptakan pengalaman belajar sains yang inovatif dengan
menjawab pertanyaan sehari-hari melalui video-video animasi motion
graphic sehingga akan lebih mudah dipahami.

Dilansir dari SRIPOKU.com Gerald Merupakan Sarjana ilmu


komunikasi lulusan Universitas Indonesia (UI) dia menempuh
pendidikan selama rentang tahun 2012-2015. Yang juga aktif dalam
organisasi yakni, HMIK ( Himpunan Mahasiswa Komunikasi) selain itu
Gerald juga merupakan ketua komunitas parkour Jakarta untuk chapter
kota dan sebagainya.

Gerald dikenal juga memiliki jiwa sosial yang tinggi, dengan


aktivitasnya sebagai relawan di komunitas Earth Hour Global (2011)
Youtube Ambassador (2016-2017) dan Youtube Creator for Change
(2018 hingga saat ini).

Dalam e-journal.unesa.ac.id Ketut Yoga Yudistira berperan sebagai


pengisi suara Co-Founder kok bisa? itu sendiri, sama dengan Co
Founder Kok bisa? yang lain ia lulusan dari Universitas Indonesia (UI).

Di tulis dalam akun linkedinnya Alvin Dwi Saputra berperan sebagai


Co-Founder dan scriptwriter dalam channel kok bisa? pada tahun 2015-
2016,yang dimulai dengan teman kampusnya di Universitas Indonesia
(UI).
2. Pesan

Dilansir dari interview yang dilakukan Kompastv pada 8 April 2016


terhadap ketiga founder Kokbisa. Diceritakan bahwa pembuatan
Channel youtube yang dibuat pada tahun 2015 ini berangkat dari
kekesalan ketut terhadapa dunia per-youtube-an Indonesia yang masih
sangat minim Edukasi. pada saat itu mayoritas berisi konten konten
yang purely berupa hiburan, seperti konten prank, pamer kekayaan, atau
gaming.

Terinspirasi dari channel edukasi dari luar, khususnya “Kurzgaest” dan


“Crash Course”. Tim Kok Bisa mengadopsi gaya edukasi yang
dilakukan dua channel tersebut, yaitu pembuatan video dengan narasi
dan animasi.

Dalam pembuatan videonya, materi yang diangkat Channel Kokbisa


sering bersumber dari pertanyaan pertanyaan yang disampaikan oleh
audiencenya di kolom komentar. Dari pertanyaan politik seperti
“Kenapa Perang Hamas - Israel meletus?”, pertanyaan Sains seperti
“Kapan Kita Bisa Punya Energi Fusi Nuklir”, Pertanyaan Psikologi
“Apa Yang Dirasain Orang Skizofrenia”, sampai pertanyaan pertanyaan
yang sering kita anggap bodoh seperti video terbarunya “Gimana Kalo
Air Laut Jadi Tawar”

Tim kok bisa juga menjawab semua pertanyaan, tidak ada pertanyaan
yang terlalu besar ataupun terlalu kecil. karena seringnya pertanyaan
pertanyaan kecil atau pertanyaan pertanyaan bodoh ini
menyembunyikan hal hal yang menarik atau berfaedah tapi malah kita
lewat atau kubur karena dirasa itu pertanyaan bodoh. Channel Kokbisa
pun menargetkan diri dengan tujuan menjadi wadah. wadah pertanyaan
sejalan dengan namanya “Kok bisa?”.

Channel kok bisa memanfaatkan rasa keingin tahuan penontonnya untuk


mereka jadikan video, mereka ingin mendorong rasa penasaran yang
penontonnya punya. Mereka percaya bahwa peradaban terbentuk dari
rasa keingin tahuan dan pertanyaan. karena itulah kok bisa selalu
menghadirkan konten konten dari rasa keingintahuan penontonnya.

Seperti yang diikutip dari Saltfarmer Blog “Setiap orang pasti dipenuhi
rasa penasaran akan suatu hal. Hal itu bahkan bisa terjadi di kehidupan
sehari-hari, seperti mengapa bisa terjadi hujan, mengapa ada banyak
bahasa, mengapa orang kalu marah banting barang, banyak deh. Nah,
dengan memanfaatkan the power of curiosity ini, kami menjawab rasa
penasaran mereka dengan menghadirkan video video edukatif. Bisa
dibilang, inilah proses engaging kami terhadap Audiens” - Gerald
Sebastian

3. Media

Tertulis di dalam bio Instagram @kokbisa, diinformasikan kepada para


pengikutnya bahwa platform media KOK BISA? bergerak di dalam
empat media komunikasi di dalam menyampaikan informasi yang ingin
platform ini bagikan. Hal itu meliputi video, infografis, kelas, dan ada
juga diskusi sains. Bisa dikatakan, platform ini cukup kreatif dan
beragam dalam memanfaatkan media untuk bisa menyampaikan
informasi, ditambah oleh hadirnya wadah untuk berdiskusi.

Media yang pertama adalah media komunikasi berbentuk video. Media


ini, menjadi yang pertama dan utama bagi platform KOK BISA? untuk
menyampaikan informasi yang ingin dibagikan. Platform KOK BISA?
membagikan videonya dalam bentuk video edukasi dengan konsep
cerita beranimasi. Platform ini membagikan video-videonya di Youtube
pada awalnya, lalu saat ini sudah mulai merambah ke dunia TikTok
yang mungkin dirasa lebih banyak penggunanya, entah untuk
mengunggah hasil kontennya ataupun teaser/trailer dari videonya yang
diunggah di kanal Youtube. Di Tiktok, video yang dibagikan tidak
hanya dalam bentuk cerita animasi, tetapi juga dalam bentuk video yang
menampilkan sang komunikator dari konten yang dibuat di TikTok.

Media yang kedua yang digunakan adalah infografis. Dilansir dari


Gramedia.com, infografis adalah media informasi yang berbentuk teks
dengan perpaduan gambar, grafik, ilustrasi, dan Tipografi. Infografis
dibuat untuk menarik perhatian dan memudahkan pembaca dalam
menerima sebuah informasi. Platform media KOK BISA? juga
menggunakan infografis sebagai salah satu bentuk membagikan
informasi. Kita dapat menemukannya di postingan-postingan KOK
BISA? di akun Instagram mereka.

Media lainnya yang juga dipakai adalah sesi kelas online dan juga
diskusi sains. Kelas online dari platform KOK BISA? biasanya
dilakukan secara online melalui video pembelajaran yang diunggah di
Youtube dengan kategori #belajardirumah. Video pembelajaran yang
diunggah juga dibedakan menjadi video per mata Pelajaran dengan
pembahasan yang juga beragam. Untuk media diskusi sains biasanya
dilakukan dalam media discord ataupun juga baru-baru ini diadakan
seminar offline oleh platform KOK BISA? dengan pembahasan yang
beragam dan pastinya aktual.

4. Komunikan

Dilihat dari kontennya video channel Kok Bisa? sebenarnya ditujukan


ke semua kalangan usia karena materi dari kontennya yang sangat
bermanfaat bagi semua orang. Namun rata - rata audiencenya
merupakan anak - anak sampai dewasa, terutama bagi mereka yang
sangat menyukai ilmu pengetahuan.

Anak anak bisa tertarik karena animasi yang dibuat menarik.


Penggunaan banyak warna yang mencolok, Ilustrasi dan animasi yang
lucu dan menarik, juga pembahasan materi yang disederhanakan juga
singkat membuat banyak anak anak yang tertarik untuk menonton video
video dari channel kokbisa. Sekalipun mungkin tidak semua topik
pembahasan dan isi materi mereka bisa pahami, video video dari
channel youtube kok bisa, dapat membuat anak anak terbiasa
mengkonsumsi konten edukasi dan membuat rasa penasaran dan
semangat ingin tahu mereka semakin berkembang. pemahaman yang
bisa mereka pahami saat itu pun akan menjadi batu loncatan untuk
mereka menjadi lebih tertarik lagi atas topik topik yang ada.

Untuk para remaja dan dewasanya pun animasi yang menarik dan narasi
yang mudah dipahami tetap menjadi kunci utama banyak dari mereka
untuk tertarik mengkonsumsi konten Kok Bisa. ditambah mereka yang
sudah jauh lebih mampu untuk memahami topik juga isi dari materi
materi yang disajikan akan membuat mereka lebih tertarik juga karena
tidak hanya mengkonsumsinya sebagai media hiburan tapi juga
mendapatkan edukasi di dalamnya.

Channel Kok Bisa berperan sebagai pemercik rasa penasaran dan


keingin tahuan bagi para audiencenya. dengan kontennya yang
menjawab rasa penasaran para penonton dengan menarik dan ringkas
membuat para penonton semakin penasaran dengan topik yang dibahas
juga bersemangat lebih untuk bertanya atau mencari tahu sendiri.
banyak juga kreator kreator baru yang terinspirasi dari adanya kok bisa
ini, channel edukasi yang menyenangkan.

5. Efek

Berdasarkan analisa, efek yang diharapkan dari channel ini yaitu bisa
memberikan anak muda untuk menambah wawasan menjadi lebih luas
terhadap pengetahuan umum dan mengunggah rasa penasaran anak
muda lewat video, infografik, kelas, dan diskusi sains, dan kemudian
bisa mengedukasi anak muda tentang pentingnya menggunakan media
sosial untuk mencari tahu.
Channel “kok bisa?” tidak hanya membahas tentang apa yang channel
tersebut bahas tetapi juga kita sebagai penonton bisa mengajukan
pertanyaan, jadi para anak muda juga bisa mengetahui tentang apa yang
mereka tidak ketahui, itu bisa membuat kesadaran untuk para anak
muda bagaimana pentingnya menggunakan media sosial sebagai sarana
untuk bertanya dan mengetahui.

Selain itu, dengan menggunakan animasi yang kreatif dan narasi yang
menarik, Kok Bisa? dapat merangsang imajinasi penonton, terutama
anak-anak, dan membantu mereka untuk memahami konsep-konsep
yang kompleks melalui gambaran visual yang menarik.
Strategi Komunikasi

1. Menentukan Sasaran Khalayak

Strategi komunikasi dalam aspek komunikan/sasaran/khalayak, konten


Kok Bisa? dirancang untuk menjangkau audience dari berbagai
kelompok usia, mulai anak anak hingga dewasa, yang memiliki minat
dan rasa ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan. Dengan pendekatan
yang menarik dan edukatif, mereka mencoba menjawab pertanyaan -
pertanyaan “kok bisa?” yang sering muncul di pikiran penonton, dengan
demikian mereka menjadikan konten ini sebagai ilmu pengetahuan yang
menyenangkan, mengedukasi, dan dapat diakses oleh semua kalangan.

2. Menentukan Tujuan Media

Ada tiga media (media sosial) yang paling sering digunakan oleh
platform KOK BISA? di dalam menyampaikan informasi. Yang
pertama menggunakan media Youtube. Mengapa platform KOK BISA?
memilih Youtube dalam menyampaikan informasinya? Hal itu
dikarenakan media Youtube menjadi sarana yang paling mudah untuk
mengunggah video edukasi yang telah dibuat. Youtube juga memiliki
banyak pengguna sehingga video yang dibuat memiliki kesempatan
lebih besar untuk disaksikan serta para penonton KOK BISA? di
Youtube bisa lebih mudah memahami video edukasinya. Selanjutnya
adalah Instagram dan Tiktok. Kedua media ini menjadi cukup
meyakinkan karena selain penggunanya yang saat ini sedang banyak
dan pengikut (followers) dari KOK BISA? semakin dimudahkan untuk
menikmati materi edukasi yang diberikan.

3. Menentukan Tujuan Pesan


Tim Kok Bisa sengaja mengambil materi untuk video dari pertanyaan
pertanyaan yang disampaikan oleh audience nya lewat kolom komentar
channel youtube mereka. Karena mereka memang bertujuan untuk
menjawab hal hal yang memang audience nya pertanyakan. dan itu akan
membuat enggagement meningkat karena materi yang dibahas memang
materi materi yang audience nya punya ketertarikan dan rasa ingin tahu.

Pertanyaan besar maupun “pertanyaan pertanyaan bodoh” yang


dilemparkan audience nya, tim kokbisa coba ladeni. hal ini membuat
audience nya pun tidak takut untuk bertanya. mereka akan menunggu
dan kembali untuk jawaban yang tim kok bisa siapkan. Pertanyaan
pertanyaan berat bisa kok bisa sampaikan dengan singkat dan menarik.
Pertanyaan pertanyaan kecilnya pun tidak kalah padat oleh materi
materi pembelajaran yang sangat bermanfaat untuk kita dapat.

Penyajian jawaban dari pertanyaan pertanyaan penontonnya, selalu


channel kok bisa jawab dengan All-Out. dari materinya yang ringkas,
animasinya yang menarik, dan tidak lupa menghadirkan humor
didalamnya membuat penonton betah untuk fokus didalam video itu.
sampai banyak penontonnya heran, dari pertanyaan pertanyaan bodoh
itu bisa banyak ilmu yang mereka dapat.

Rasa penasaran, kepuasan ketika pertanyaan itu dijawab, Pertanyaan


pertanyaan absurd yang sering kokbisa jawab, sampai pertanyaan
pertanyaan berat yang kok bisa sampaikan dengan menarik dan mudah
untuk dikonsumsi akan selalu membuat para penontonnya kembali lagi
atau bahkan menunggu nunggu kapan video berikutnya hadir.

4. Peranan Komunikator

Peranan Co-Founder Kok bisa? berawal dari kolaborasi yang


menyalurkan hobi yang akhirnya di kembangin bersama, Gerald
Sebastian sebagai business director dan designer, Alvin Dwi Saputra
sebagai scriptwriter dan Ketut Yoga Yudistira sebagai pengisi suara.
Kok bisa? sendiri menggunakan teknik motion grafis sehingga konten
akan mudah di pahami dari kalangan muda maupun tua, karena Kok
bisa ingin menciptakan pengalaman belajar yang inovatif seperti yang
terlampir dalam deskripsi youtube Kok bisa?.

Dibawa oleh gerald, alvin dan ketut akan terus tumbuh dengan
pengalaman juga skill yang mereka miliki baik dari konten, marketing,
business plan.
Daftar Pustaka:

💸 Apa Jadinya Jika Uang Tak Lagi Dibutuhkan?. (2023). Diakses pada 2

November 2023 dari https://www.kokbisa.id/newsletter/uang-tak-dibutuhkan

Apa Jadinya Jika Indonesia Tidak Pernah Dijajah?. (2018). Diakses pada 2
November 2023 dari https://www.youtube.com/watch?
v=HHCYODQ9Unw&ab_channel=KokBisa%3F

“Kok Bisa” Menyajikan Pembahasan Terkini Lewat Animasi. (2016). Diakses


pada 2 November 2023 dari (3) "Kok Bisa" Menyajikan Pembahasan Terkini
Lewat Animasi - YouTube

Kanal “Kok Bisa?” Hadirkan Konten Edukatif di Tengah Konten Hiburan.


(2020). Diakses pada 2 November 2023 dari Kanal "Kok Bisa?" Hadirkan
Konten Edukatif di Tengah Konten Hiburan Halaman 1 - Kompasiana.com

Channel Youtube Kok Bisa? (2023). Diakses pada 2 November 2023 dari (3)
Kok Bisa? - YouTube

Ulasan Channel Youtube KokBisa. (2019). Diakses pada 3 November 2023


dari Ulasan channel Youtube KokBisa - Saltfarmer’s Blog

Anda mungkin juga menyukai