Anda di halaman 1dari 2

Perumusan Masalah

1. Apakah aspek kesehatan merupakan bagian dari syarat istitha’ah dalam ibadah
haji?

2. Apakah seseorang yang memenuhi syarat istitha’ah haji, namun mengalami


gangguan kesehatan, harus melaksanakan ibadah haji secara mandiri tanpa
bantuan orang lain?

3. Apa udzur syar’i yang menyebabkan seseorang masuk kategori wajib haji tetapi
ditunda pelaksanaannya?

4. Apa udzur syar’i yang menyebabkan seseorang masuk kategori wajib haji tetapi
harus dibadalkan (bi inabah al ghair)?

5. Apa syarat orang yang boleh menjadi badal haji untuk orang lain?

6. Apakah pemerintah (ulil amri) memiliki kewenangan untuk tidak mengizinkan


calon jamaah haji menunaikan ibadah haji karena alasan kesehatan?

Ketentuan Hukum

1. Kesehatan merupakan syarat ada’ (pelaksanaan) haji, dan bukan merupakan


syarat wajib. Seseorang yang sudah istitha’ah dalam aspek finansial dan keamanan,
tapi mengalami gangguan kesehatan, pada dasarnya tetap berkewajiban untuk
berhaji.

2. Seseorang dinyatakan mampu untuk melaksanakan ibadah haji secara mandiri,


bila sehat fisik dan mental untuk menempuh perjalanan ke tanah suci
danmelaksanakan ibadah haji. Apabila seseorang mengalami udzur syar’i
untukmelaksanakan ibadah haji karena penyakit yang dideritanya atau kondisi
tertentu yang menghalanginya untuk tidak melaksanakan ibadah haji secara mandiri,
padahal dia memiliki kemampuan secara finansial, maka kewajiban haji atasnya
tidak gugur; sedangkan pelaksanaannya ditunda atau dibadalkan (inabati al ghoir).

3. Seseorang dapat ditunda untuk melaksanakan ibadah haji jika:

a. Menderita penyakit tertentu yang berbahaya tetapi berpeluang sembuh;

b. Hamil yang kondisinya bisa membahayakan diri dan atau janinnya;

c. Menderita penyakit menular yang berbahaya;

d. Terhalang untuk bepergian sementara.


4. Udzur syar’i yang menyebabkan haji seseorang dibadalkan (inabati al ghair)
adalah:

a. Orang yang mempunyai kemampuan finansial, akan tetapi meninggal sebelum


melaksanakan ibadah haji;

b. Tua renta;

c. Lemah kondisi fisik terus menerus akibat penyakit menahun;

d. Penyakit berat yang tidak bisa diharapkan kesembuhannya;

e. Terhalang untuk bepergian secara terus menerus;

5. Syarat untuk menjadi badal haji adalah:

a. Akil baligh;

b. Tidak berhaji untuk dirinya;

c. Sudah melaksanakan ibadah haji untuk dirinya;

d. Bisa dipercaya melaksanakan ibadah haji untuk orang yang dibadalkan;

e. Tidak terhalang untuk melaksanakan ibadah haji;

f. Satu orang yang menjadi badal haji hanya boleh melakanakan haji untuk satu
orang.

6. Pemerintah (ulil amri) memiliki kewenangan untuk tidak mengizinkan calon


jamaah haji melaksanakan ibadah. (www.muisumut.com)

Anda mungkin juga menyukai