Anda di halaman 1dari 43

RAHASIA

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Lampiran II Keputusan Danpusintelad


PUSAT INTELIJEN Nomor Kep/ 18 /II/2019
Tanggal 19 Februari 2019

DINAS STAF 1/INTELIJEN

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Dalam suatu organisasi terdapat unsur-unsur pokok, yaitu pimpinan


dan unsur pembantu pimpinan (dalam organisasi militer dikenal dengan Staf).
Staf adalah suatu badan yang terdiri dari sekelompok Perwira yang membantu
Komandan/Pimpinan agar dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepada organisasi tersebut dengan baik.

b. Intelijen dalam pengertiannya sebagai organisasi yaitu suatu alat/badan


yang dipergunakan untuk menggerakkan kegiatan Intelijen sesuai dengan
fungsinya baik berupa penyelidikan, pengamanan dan penggalangan untuk
mencapai tujuan-tujuan Intelijen guna memenuhi kepentingan pimpinan.

c. Staf Intelijen adalah staf yang mempunyai tugas dan kewajiban


membantu Komandan dalam bidang Intelijen. Dalam melaksanakan tugasnya
staf Intelijen bekerja dengan bercirikan tepat waktu, lengkap, benar,
dikoordinasikan serta sesuai dengan kebijksanaan Komandan.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Naskah Sekolah ini disusun untuk dipergunakan oleh Gadik


dan Perwira Siswa dalam Proses Belajar Mengajar Diklapa I.

b. Tujuan. Agar Perwira Siswa memahami mampu melaksanakan tugas


fungsi dan kegiatan Intelijen satuan tingkat Brigade.

3. Ruang Lingkup.

a. Pendahuluan.
b. Tugas dan Fungsi Staf 1/Intel.
c. Perkiraan Intelijen.
d. Oleat Situasi.
e. Analisa Daerah Operasi.
f. Roda Perputaran Intelijen (RPI).
g. Lampiran Intelijen.
h. Penutup.

BAB II
RAHASIA
2

TUGAS DAN FUNGSI STAF I/INTEL

4. Umum. Mengingat luasnya bidang pekerjaan dan tanggung jawab seorang


Komandan serta sempitnya waktu yang dimiliki, maka seorang komandan
memerlukan adanya ”STAF” yang dapat membantu dalam pelaksanaan tugasnya.

5. Funsi Staf 1/Intelijen.

a. Membantu dan memberikan saran kepada komandan dan staf lain


mengenai persoalan Intelijen yang diperlukan untuk membuat perencanaan
dan keputusan suatu operasi.

b. Perwira Intelijen harus merencanakan, membuat perkiraan yang logis


mengenai kemungkinan tugas yang akan datang, serta mengumpulkan semua
keterangan dan Intelijen yang diperlukan.

c. Bila kesatuan menerima tugas, perwira intel menilai kembali Intelijen


yang dimiliki dan menentukan Intelijen yang lain yang diperlukan oleh
komandan dalam merencanakan suatu operasi dalam membuat keputusan.

d. Keputusan tersebut biasanya hal yang berhubungan dengan:

1) Kemampuan musuh.
2) Kelemahan musuh.
3) Keadaan daerah operasi.

e. Intelijen yang diperlukan harus dilaporkan kepada komandan untuk


mempeoleh persetujuan, hal ini akan merupakan dasar bagi usaha
pengumpulan keterangan.

f. Dalam perencanaan suatu operasi perwira Intelijen memberikan dan


merencanakan tindakan pengamanan yang diperlukan.

g. Dalam tahap pelaksanaan suatu operasi, perwira Intelijen mengawasi


dan mengadakan koordinasi mengenai kegiatan Intelijen untuk menjamin
berhasilnya pelaksanaan usaha pengumpulan keterangan sesuai apa yang
diperintahkan oleh komandan, dan pengembangan keterangan secepat dan
selengkap mungkin.

6. Tugas Staf 1/Intelijen.

a. Membantu Komandan dalam melaksanakan Fungsi umum Staf sebagai


berikut:

1) Memberikan dan mengumpulkan keterangan/Informasi.


2) Membuat perkiraan keadaan secara terus menerus.
3) Mengajukan saran atau usul secara terus menerus.
4) Menempa Keputusan menjadi rencana.
3

5) Mengadakan pengawasan.

b. Melaksanakan Fungsi Staf/Intelijen.

1) Penyelidikan.
2) Pengamanan.
3) Penggalangan.

c. Melaksanakan tugas-tugas lain sebagai berikut:

1) Memelihara dan mengisi pada peta situasi (Induk/Ikhtisar).


2) Melaksanakan kegiatan-kegiatan administrasi dalam bidang
Intelijen (Buku Harian, Lembar Kerja, Peta situasi dan Laporan).
3) Mencatat/melaporkan senjata-senjata Nubika musuh.
4) Mengajukan permintaan foto-foto/peta udara.
5) Memberikan dan mengkoordinir pekerjaan pos-pos peninjau.

BAB III
PERKIRAAN INTELIJEN

7.Umum. Perkiraan Intelijen merupakan telaahan yang berkaitan dengan kondisi


cuaca, medan dan musuh yang diperlukan sebagai bahan masukan bagi seorang
Komandan dalam rangka pengambilan cara bertindak terbaik dalam pelaksanaan
tugas pokok. Kesalahan dalam memperkirakan Intelijen tentang kemampuan musuh,
medan, cuaca akan mempengaruhi cara bertindak komandan dan selanjutnya akan
menghasilkan suatu tindakan yang dapat berakibat fatal akan mempengaruhi
rencana secara keseluruhan.

8. Penggunaan Intelijen. S-1 menggunakan Intelijen untuk perkiraan Intelijen


yang segar dan terus menerus disesuaikan dengan perkembangan situasi serta
menyampaikan Intelijen tersebut kepada komandan serta staf yang lain untuk bahan
perkiraan masing-masing. Disamping itu S-1 menyampaikan kepada Dansatwah
termasuk satuan BP, satuan atasan dan satuan tetangga jika mereka
membutuhkannya atau karena inisiatif S-1 sendiri.

9. Tujuan Pekiraan Intelijen. Dalam rangka penyampaian bahan keterangan


yang telah menjadi Intelijen, maka salah satu sarana penyampaian Intelijen tersebut
dapat dilakukan melalui bentuk Perkiraan Intelijen. Adapun yang dimaksud dengan
Perkiraan Intelijen adalah penelaahan terhadap keadaan daerah operasi dan
keadaan musuh/lawan yang dilakukan secara teratur untuk menentukan pengaruh
keadaan daerah operasi (medan) dan musuh terhadap cara bertindak sendiri serta
pengaruh medan terhadap kemungkinan cara bertindak musuh. Disamping itu
ditelaah pula kemampuan dan kerawanan musuh yang mempengaruhi penentuan
cara bertindak sendiri yang akan diambil. Perkiraan Intelijen ini menentukan cara
bertindak termasuk prioritas cara bertindak yang dapat digunakan serta kerawanan
4

dan kelemahan musuh yang sebenarnya atau yang potensial yang dapat
dieksploitasi oleh pihak sendiri.

10. Urutan Langkah Pembuatan Perkiraan Intelijen. Perkiraan Intelijen dapat


dilakukan secara lisan dan secara tertulis. Penyampaian Perkiraan Intelijen secara
lisan ataupun secara tertulis harus melalui urutan langkah-langkah penelaahan yang
telah ditentukan. Adapun maksud urutan tersebut adalah untuk menghindarkan
adanya unsur-unsur yang terlewat dan tidak diamati dalam penelaahan tersebut.
Adapun urut-urutan langkah tersebut meliputi:

a. Penegasan Tugas Pokok.

b. Penelaahan Daerah Operasi yang meliputi:

1) Cuaca.
2) Medan.
3) Karakteristik lainnya.

c. Penelaahan Keadaan Musuh yang meliputi:

1) Disposisi.
2) Komposisi.
3) Kekuatan.
4) Kegiatan penting yang baru lalu dan sedang berlaku.
5) Keganjilan dan Kelemahan.

d. Penelaahan kemampuan musuh melalui pertelaahan dan analisa/


diskusi.

e. Penyimpulan yang meliputi:

1) Pengaruh Daerah Operasi terhadap Cara Bertindak Sendiri.


2) Kemungkinan Cara Bertindak Musuh.
3) Kerawanan Musuh.
5

11. Format Perkiraan Intelijen.


KLASIFIKASI
Seksi dan Markas yang
mengeluarkan Tempat
Tanggal, Waktu

PERKIRAAN INTELIJEN NO: . ……

Penunjukan: Peta
:
Kedar :
Tahun :
Lembaran :

1. Tugas Pokok.

2. Keadaan Daerah Operasi.

a. Cuaca.

1) Keadaan yang berlaku.


+++++++
2) Pengaruh terhadap CB Musuh.
+++++++
3) Pengaruh terhadap CB Sendiri.
+++++++

b. Medan.

1) Keadaan yang berlaku.


+++++++
2) Pengaruh terhadap CB Musuh.
+++++++
3) Pengaruh terhadap CB Sendiri.
+++++++

c. Karakteristik.

1) Keadaan yang berlaku.


+++++++
2) Pengaruh terhadap CB Musuh.
+++++++
3) Pengaruh terhadap CB Sendiri.
+++++++

3. Keadaan Musuh.
6

a. Disposisi.
+++++++

b. Komposisi.
+++++++

c. Kekuatan.

1) Pasukan Terlibat.
+++++++
2) Pasukan Memperkuat.
+++++++
3) Pasukan Udara.
+++++++
4) Pasukan Nubika.
+++++++
5) Pasukan Gerilya.
+++++++

d. Kegiatan Penting yang Baru Lalu dan Sedang Berlaku.


+++++++

e. Keganjilan dan Kelemahan.


+++++++

1) Personel.
+++++++
2) Intelijen.
+++++++
3) Operasi.
+++++++
4) Logistik.
+++++++
5) Teritorial.
+++++++
6) Tokoh Perorangan.
+++++++

4. Kemampuan Musuh.

a. Pertelaahan.

1) Menyerang.
+++++++
2) Bertahan.
+++++++
3) Menghambat.
7

+++++++

4) Memperkuat.
+++++++
5) Mundur.
+++++++
6) Udara.
+++++++
7) Nubika.
+++++++
8) Gerilya.
+++++++

b. Analisa dan Diskusi.

1) Menyerang.
+++++++
2) Bertahan.
+++++++
3) Menghambat.
+++++++
4) Memperkuat.
+++++++
5) Mundur.
+++++++
6) Udara.
+++++++
7) Nubika.
+++++++
8) Gerilya.
+++++++

5. Kesimpulan.

a. Pengaruh Daerah Operasi terhadap Cara Bertindak Sendiri.


+++++++

b. Kemungkinan Cara Bertindak Musuh.


+++++++

c. Kerawanan Musuh.
+++++++

Kasi-1/Intel

Nama
Pangkat Korp NRP
Lampiran : ................................
8

Distribusi :.................................
KLASIFIKASI
12. Penjelasan Format Perkiraan Intelijen.

KLASIFIKASI

Seksi dan Markas yang


mengeluarkan

Tempat

Tanggal Waktu
PERKIRAAN INTELIJEN No: ……

Penunjukan: Peta :
Kedar :
Tahun :
Lembaran :

1. Tugas Pokok. Berisi rumusan tugas pokok nyatakan kembali.

2. Keadaan Daerah Operasi. Dalam pasal ini, bila akan menguraikan


secara terperinci dapat menunjukan pada ADO. Pasal ini mendiskusikan
pengaruh daerah Operasi yang digunakan untuk sampai kepada kesimpulan.
Pasal ini didasarkan kepada fakta dan kesimpulan dalam ADO. Pengaruh
terhadap cara bertindak dapat ditiadakan, apabila telah dicakup dengan
memadai dalam ADO.

a. Cuaca.

1) Keadaan yang berlaku. Berisi data terang dan ramalan


cuaca atau keterangan tentang iklim. Bila memerlukan
keterangan terperinci dalam sub pasal ini dapat menggunakan
lampiran.

2) Pengaruh terhadap Cara Bertindak. Dalam sub pasal ini


diskusikan pengaruh cuaca terhadap tiap cara bertindak musuh
secara luas. Tiap diskusi menyimpulkan suatu pernyataan
secara ringkas apakah cara bertindak tersebut dibantu atau tidak
oleh cuaca. Dalam cara bertindak musuh dimasukan
penggunaan senjata nuklir, biologi, dan kimia, metode khusus,
teknik, perlengkapan, penggunaan lintas udara, pasukan mobil
udara, alat pengintaian, komunikasi dan lain sebagainya.
9

3) Pengaruh terhadap Cara Bertindak Sendiri. Dalam sub


pasal ini diskusikan pengaruh cuaca terhadap setiap cara
bertindak untuk pihak sendiri, seperti tersebut dalam sub pasal
di atas.

b. Medan.

1) Keadaan yang berlaku. Bila mungkin gunakan gambar


grafik dalam bentuk lampiran. Dalam menyajikan keterangan
terperinci dapat digunakan pula lampiran. Dalam sub pasal ini
masukkan keterangan sebanyak yang diperlukan untuk
mengetahui lapang tinjau dan lapang tembakan, lindung tinjau
dan lindung tembak, rintangan, medan kritik dan jalan pendekat.
Masukan pula pengaruh tembakan Nubika.

2) Pengaruh terhadap Cara Bertindak Lawan. Diskusi


dengan cara yang sama seperti untuk pengaruh dalam sub
pasal cuaca.

3) Pengaruh terhadap Cara Bertindak Sendiri. Diskusikan


dengan cara yang sama seperti dalam sub pasal cuaca.

c. Karakteristik lainnya. Dalam sub pasal ini dimasukan ciri lain


yang dianggap penting untuk dipertimbangkan, seperti sosiologi politik,
perekonomian, psikologi, ilmu pengetahuan, materiil, angkutan, tenaga
manusia dan Hygrografi.

3. Keadaan Musuh. Dalam pasal ini memberikan keterangan tentang


musuh yang akan memungkinkan pengembangan selanjutnya tentang
kemampuan dan kerawanan musuh dan penyempurnaan kemampuan musuh
ini dalam cara bertindak khusus atau kemungkinannya secara relatif.

a. Disposisi. Dapat menunjuk pada oleat atau peta situasi musuh


maupun dokumen yang telah diketahui.

b. Komposisi. Berisi ikhtisar tentang susunan tempur pasukan


musuh yang terlibat dan pasukan musuh lainnya yang dapat
mempengaruhi penyelesaikan tugas pokok.

c. Kekuatan. Kekuatan musuh yang dimasukan dalam sub pasal


ini adalah kekuatan yang digolongkan ke dalam pasukan terlibat,
memperkuat, udara, Nubika dan insurjen.

1) Pasukan yang terlibat. Pasukan yang terlibat adalah


pasukan darat musuh, termasuk insurjen, bersama dengan
pasukan bantuan tembakan darat yang beralasan pasti untuk
10

digunakan dalam suatu daerah tertentu tanpa menghiraukan


cara bertindak sendiri yang manapun yang akan digunakan.
Satuan Berba harus ditinjau dari pemanfaatan daya kejut,
tembak dan manuvernya. Disposisi, lokasi, eselon pengendalian,
atau faktor lain yang dipertimbangkan pada waktu perkiraan
dibuat, menentukan satuan musuh manakah yang merupakan
pasukan yang terlibat. Satuan bawahan utama komando musuh
yang dapat dibandingkan serta dilibatkan dengan pasukan kita
biasanya dianggap sebagai pasukan yang terlibat. Cadangan
dari komando musuh yang dapat dibandingkan serta dilibatkan
dengan pasukan kita biasanya dianggap sebagai pasukan yang
terlibat. Cadangan dari komando musuh yang dapat
dibandingkan dengan cadangan dari komando yang membuat
perkiraan serta dilibatkan dengan pasukan kita biasanya
dianggap sebagai pasukan yang memperkuat. Bila ada
keraguan tentang apakah suatu satuan harus dianggap sebagai
pasukan yang terlibat atau pasukan memperkuat maka ia
dianggap sebagai pasukan memperkuat. Ini memberikan kepada
musuh kemampuan yang maksimum untuk memperkuat
pasukannya yang dapat dihadapkan kepada cara bertindak
sendiri yang telah ditentukan.

2) Pasukan yang Memperkuat. Pasukan memperkuat


adalah pasukan darat musuh yang penggunaannya atau
pengarahannya terhadap kita tergantung pada cara bertindak
tertentu yang kita pilih dan rencana musuh. Untuk dianggap
sebagai pasukan memperkuat, pasukan musuh harus mampu
untuk dapat dikerahkan terhadap kita pada berbagai waktu dan
tempat yang berbeda didasarkan kepada perhitungan waktu dan
jarak untuk dapat mempegaruhi penyelesaian tugas pokok.
Disposisi, lokasi, eselon pengendalian atau faktor lain yang
dipertimbangkan pada waktu perkiraan dibuat, dipertimbangkan
dalam menentukan musuh manakah yang dianggap sebagai
pasukan memperkuat.

3) Udara. Cantumkan jumlah pesawat terbang serta radius


operasinya, masukan jumlah kemungkinan serta jenis pesawat
bila dapat diketahui.

4) Nubika. Nyatakan perkiraan seperlunya tentang jumlah,


tipe ledakan dan alat tembak senjata nuklir, kimia dan bahan
perang biologi yang tersedia bagi musuh. Perkiraan tentang
kemampuan perang musuh di udara nuklir, kimia dan biologi
biasanya dipersiapkan pada tingkat tentara lapangan dan
markas atasan. Satuan di bawah tingkat tentara lapangan
menggunakan perkiraan dari markas atasan.

5) Insurjen. Nyatakan perkiraan tentang disposisi, lokasi


dan fakta lain yang diperlukan pada waktu perkiraan dibuat,
11

dipertimbangkan dalam menentukan kekuatan kegiatan pasukan


insurjen.

d. Kegiatan Penting yang Baru Lalu dan Sedang Berlaku.


Dalam sub sub pasal ini hal mengenai musuh yang terpilih berdasarkan
keterangan yang didapat dicantumkan untuk memberikan suatu
landasan bagi analisa guna menentukan kemungkinan cara bertindak
tertentu dan kerawanan musuh. Kegagalan musuh untuk mengambil
tindak yang diharapkan dicantumkan keterangan yang positif.

e. Keganjilan dan Kelemahan. Berdasarkan pengetahuan


tentang doktrin taktis musuh, dasar perang, praktek musuh, daerah
Operasi dan keadaan musuh yang diterangkan dan didiskusikan
sebelumnya, cantumkan hal yang memungkinkan pemanfaatan
kerawanan diambil oleh musuh. Pencantuman digolongkan di bawah
judul tersebut di bawahnya. Hanya yang dianggap penting saja yang
dicantumkan.

1) Personel. Suatu perkiraan tentang kekuatan biasanya


dicantumkan bila kekuatan yang diijinkan kurang dari 80% dari
keadaan moril dicantumkan pula jika diketahui.
2) Intelijen. Suatu perkiraan tentang hasil, tidak efektifnya
Intelijen lawan dan terpengaruhnya oleh penipuan dan deteksi.
3) Operasi. Suatu perkiraan tentang hasil guna tempur
biasanya dimasukkan bila kurang baik.
4) Logistik. Suatu perkiraan tentang kemampuan logistik
musuh untuk membantu pasukannya dimasukan bila jelas
terdapat sesuatu ketidak mampuan.
5) Teritorial. Suatu perkiraan tentang sikap penduduk,
keadaan bahan makanan, perbekalan, faslitas kesehatan dan
komunikasi.
6) Tokoh perorangan. Suatu perkiraan tentang kemampuan
dan atau kelemahan para komandan musuh dan para Perwira
Staf teras.

f. Kemampuan Musuh. Berdasarkan semua keterangan dan


analisa yang terdahulu kembangkan dan cantumkan kemampuan
musuh. Pencantuman ini memberikan landasan untuk menganalisa
keterangan yang tersedia untuk sampai pada kemampuan yang dapat
diambil oleh musuh sebagai cara bertindak secara khusus dan
kemungkinan relatif pemilihannya oleh musuh.

1) Pertelaan. Nyatakan apa, bilamana, dan dengan


kekuatan berapa untuk tiap kemampuan.

2) Analisa dan diskusi. Untuk memberikan landasan bagi


ke-siapan sehubungan dengan penentuan kemampuan musuh
yang diambil dan kemungkinan relatif pemeliharaannya. Tiap
kemampuan atau kombinasi bila perlu didiskusikan dalam sub
12

pasal tersendiri. Semua keterangan penting dan kesimpulan


sebelumnya dapat digolongkan sebagai membenarkan atau
menolak terhadap kemungkinan pemilihan kemampuan tersebut.
Setelah dicantumkan semua kenyataan, tiap kemampuan
dipertimbangkan dari sudut pandang musuh apakah
pengambilan kemampuan tertentu menguntungkan atau tidak
bagi musuh. Pertimbangan demikian tidak perlu dibuat apabila
kesimpulan telah jelas atau bila tiada bukti nyata bahwa musuh
menggunakan kemampuan tersebut, kecuali bila kemampuan
tersebut akan membuat penyelesaian tugas pokok pihak sendiri
menjadi tidak pasti atau tidak mungkin. Pengecualian ini adalah
untuk memusatkan perhatian terhadap ancaman yang
berbahaya.

g. Kesimpulan. Berdasarkan semua keterangan dan analisa


yang terdahulu, maka kesimpulan dinyatakan tentang pengaruh daerah
operasi terhadap cara bertindak pihak sendiri secara luas. Cara
bertindak yang paling mungkin diambil oleh musuh termasuk
kemungkinan relatif pemilihannya dan pengaruh kerawanan musuh
yang dapat dieksploitasikan, dan dengan demikian memberikan suatu
landasan untuk pemilihan suatu cara bertindak sendiri.

1) Pengaruh daerah operasi terhadap cara bertindak sendiri.


Untuk cara bertindak dalam serangan, tunjukan jalan pendekat
yang terbaik. Untuk cara bertindak dalam pertahanan, tunjukan
daerah pertahanan terbaik dan jalan pendekat terbaik yang
menuju ke dan didalam daerah pertahanan. Pasal ini ditiadakan
bila diskusi tentang pengaruh daerah Operasi terhadap cara
bertindak kita dalam pasal 2 telah tersedia dalam ADO.

2) Kemungkinan cara bertindak musuh. Cara bertindak


yang paling mungkin dicantumkan menurut urutan kemungkinan
pengambilannya secara relatif. Suatu cara bertindak yang
dicantumkan dapat memuat beberapa cara bertindak yang dapat
dikerjakan dalam waktu yang bersamaan. Ini adalah suatu
pernyataan mengenai kesimpulan berdasarkan keterangan dan
analisa sebelumnya. Biasanya tidak lebih dari dua atau tiga cara
bertindak menurut urutan kemungkinan pengambilan yang dapat
dibenarkan oleh kenyataan yang ada. Bila kenyataan yang ada
dengan kegiatan musuh tidak cukup pasti untuk membenarkan
pemilihan cara bertindak musuh yang memungkinkan, Perwira
Intelijen memilih satu berdasarkan pengetahuannya tentang
daerah operasi, doktrin musuh, praktek musuh dan kenyataan
yang ada, dasar pemilihan demikian supaya dinyatakan secara
jelas.

3) Kerawanan musuh. Cantumkan pengaruh keganjilan


dan kerawanan yang dapat dieksploitir oleh eselon sendiri,
13

eselon atasan atau eselon bawahan. Urutan mencantumkannya


tidak begitu penting.

Kasi-1/Intel

Lampiran :
Nama
Distribusi :
Pangkat Korps NRP
KLASIFIKASI

BAB IV
OLEAT SITUASI

13. Umum. Dalam melengkapi keterangan tentang musuh (khususnya disposisi


musuh) pada Ren/Prinops tersebut maka dibuatlah oleat Intelijen sebagai lampiran
Ren/Prinops, yang merupakan salah satu produk staf Intelijen dalam penyiapan
Ren/Prinops.

14. Manfaat.

a. Memberikan gambaran yang jelas tentang disposisi musuh termasuk


kekuatannya.

b. Penghematan waktu bagi Dansatwah penerima Ren/Prinops.

15. Susunan.

a. Bagian Kepala.

1) Klasifikasi.
2) Lembar No .... dari ... Lembaran.
3) Satuan yang mengeluarkan.
4) Tempat penanda tanganan.
5) Tanggal, jam penandatanganan.
6) Nomor petunjuk berita.
7) Lampiran .... (Oleat Situasi) pada Prinops No.
8) Penunjukan: Peta :
Kedar :
14

Tahun :
Lampiran :

9) Daerah waktu.

b. Bagian Inti. Unsur-unsur yang digambarkan:

1) Tanda silang koordinat (minimal 2 buah).


2) Kedudukan pasukan musuh termasuk kedudukan Sat
Bantemnya.
c. Bagian Penutup.

1) Nyatakan memahami (apabila Oleat itu untuk lampiran perintah


operasi, tetapi apabila Oleat itu bukan untuk lampiran perintah operasi,
nyatakan memahami tidak ditulis).
2) Lampiran (Oleat itu mempunyai lampiran).
3) Distribusi.
4) Sah Jabatan yang bertugas membuat Oleat.
5) Sah Jabatan, Nama pejabat, Pangkat, Korps dan NRP.
Kelompok ini hanya dibuat apabila Oleat itu bukan lampiran perintah
operasi dan bukan lembar utama.

16. Contoh Oleat Situasi.


RAHASIA
(LAT)
Lembar No….dari….Lembaran
BRIGIF-17
PADALARANG (123456)
150700
JUN 20A
AB-2
SUB LAMPIRAN-1 (OLEAT SITUASI) pada
LAMPIRAN-B (INTELIJEN) pada
PERINTAH OPERASI No. 02

Penunjukan: Peta : Jawa & Madura


Kedar : 1 : 50.000
Tahun : 1985
Lembar : No. 39/XLI-A (CIPATAT)
39/XLI-B (CIKALONG)
Daerah Waktu:
15

Komandan
[
Nyakan mengerti
Sah
Kasi 1/Intel
Nama Nama
Pangkat Korps NRP Pangkat Korps NRP

Sub-Sub Lampiran :
Distribusi :
RAHASIA
(LAT)

BAB V
ANALISA DAERAH OPERASI

17. Umum. Analisa daerah Operasi merupakan ikhtisar dari unsur-unsur Intelijen
taktis meliputi cuaca, medan, musuh serta karakteristik lainnya (Ipoleksosbudmilag)
di suatu daerah tertentu untuk kepentingan operasi. Setiap prajurit sedikit banyaknya
mengetahui tentang hal ini atau pernah mengalami bermacam-macam keadaan
cuaca dan juga mengenal, melihat atau pernah melintasi bermacam-macam
keadaan medan. Tugas Staf-1/Intel salah satunya adalah mempelajari dan mengolah
keterangan-keterangan dari unsur tersebut untuk menentukan pengaruh-
pengaruhnya terhadap kita maupun terhadap musuh, sehingga dapat mengusulkan
penggunaannya secara tepat kepada Komandan untuk kepentingan penentuan
keputusan dan sebagai bahan pertimbangan bagi upaya pencapaian tugas pokok
satuan.

18. Bentuk.

a. Bagian Kepala.
16

Markas Satuan
Tempat
Tanggal waktu

ANALISA DAERAH OPERASI NOMOR: ……..

Penunjukan: Peta :
Daerah :
Kedar :
Tahun :
Lembaran :

b. Bagian Inti.

1) Pasal 1. TUJUAN DAN PERTIMBANGAN YG MEMBATASI.

a) Tujuan.
b) Pertimbangan Yang Membatasi.

2) Pasal 2. KETERANGAN UMUM DAERAH.

a) Keadaan Iklim dan Cuaca.


b) Keadaan Medan.
c) Ciri-ciri lain.

3) Pasal 3. ASPEK MILITER DARI MEDAN.

a) Aspek Taktis.
b) Aspek Banmin.
c) Aspek Teritorial.

4) Pasal 4. PENGARUH DAERAH OPERASI.

a) Pengaruh Terhadap Cara Bertindak Musuh.


b) Pengaruh Terhadap Cara Bertindak Sendiri.

c. Bagian Penutup.

SAH KOMANDAN

Lampiran :
Distribusi :

19. Tata Cara Pengisian.

a. Bagian Kepala.
17

1) Markas Satuan. Memuat nama Markas Satuan yang membuat


ADO.

2) Tempat. Memuat nama tempat Markas Satuan yang membuat


ADO.

3) Tanggal Waktu. Memuat tanggal dan waktu ADO ditanda


tangani oleh Komandan.

4) Analisa Daerah Operasi Nomor: …….. Merupakan judul


Naskah ADO dengan diberi nomor urut sesudah nomor ADO terakhir
yang telah dibuat.

5) Penunjukan.

a) Peta. Diisi nama peta pokok yang digunakan.


(1) Kedar. Diisi kedar peta yang digunakan.
(2) Daerah. Diisi nama daerah yang dianalisa.
(3) Lembaran. Diisi nomor lembaran peta yang
digunakan.

b) Dan seterusnya. Apabila ada peta atau dokumen lain


yang digunakan maka dicantumkan secara berurutan mulai butir
kedua ini, dengan ketentuan sebagai berikut:

(1) Peta. Tata cara pengisiannya seperti tersebut


butir a) tersebut di atas.
(2) Dokumen. Mencantumkan nama dokumen,
nama instansi pemilik dan tahun pengeluarannya.

b. Bagian Inti.
18

1) Pasal 1. TUJUAN DAN PERTIMBANGAN YG MEMBATASI.

a) Tujuan. Memuat tujuan pembuatan ADO yang


bersangkutan. Dalam hal ini menganalisa daerah (nama daerah
yang dianalisa) dengan menyebutkan batasan daerah tersebut
secara jelas.

b) Pertimbangan Yang Membatasi. Memuat pertimbangan-


pertimbangan yang akan membatasi macam dan jumlah
keterangan yang diperlukan serta kedalaman/kedangkalan
analisa yang akan diterapkan. Sub pasal ini biasanya memuat
tugas pokok dan pertimbangan lain yang membatasi kebutuhan
keterangan/analisanya. Pertimbangan-pertimbangan yang
membatasi pada umumnya berkaitan erat dengan:

(1) Macam Operasi.


(2) Lama Operasi.
(3) Kemampuan Musuh.
(4) Kemampuan Sendiri.

2) Pasal 2. KETERANGAN UMUM DAERAH.

a) Keadaan Iklim dan Cuaca. Memuat keadaan


meteorologi dalam jangka waktu yang dibutuhkan meliputi
keterangan tentang suhu, tekanan atmosfir, angin, awan, hujan,
kabut dan table keadaan terang yang meliputi awal/akhir
fajar/senja, fase bulan timbul/ terbenam/purnama maupun
keadaan meteorologi lainnya apabila diperlukan (dapat jadi
lampiran).

b) Keadaan Medan. Uraikan dengan jelas atau pergunakan


peta khusus/berwarna atau oleat guna memberikan gambaran
tentang ciri dan pengaruh medan. Pada setiap ciri yang
19

dinyatakan, cantumkan fakta yang akan membantu


menyimpulkan pengaruh tersebut terhadap penggunaan senjata
termasuk nuklir, bahan kimia/biologi (bila ada), sarana dan alat
perlengkapan lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan tugas
pokok. Jangan memasukkan penafsiran tentang pengaruh
tersebut terhadap cara bertindak sendiri maupun musuh.

(1) Penonjolan dan Sistem Pengaliran. Memuat


penonjolan-penonjolan medan termasuk keterangan
tentang lereng serta gigir. Bentuk serta keadaan sungai
termasuk keterangan tentang kedalaman, tebing, dasar
dan tempat-tempat penyeberangan.

(2) Tumbuh-tumbuhan. Memuat daerah berhutan


termasuk keterangan tentang keadaan pohon, diameter
pohon, kepadatan, keadaan dahan dan ranting, serta
kesuburannya. Jenis tumbuhan alamiah dan yang diolah
dalam daerah di luar hutan.

(3) Bahan Permukaan. Memuat keterangan tentang


jenis, macam dan pembagian daerah menurut keadaan
tanah seperti tanah liat, pasir, batu karang dan
sebagainya serta pengaruh radiasi terhadap tanah.
Keterangan tentang dapat atau tidak dilalui
orang/kendaraan.

(4) Benda Buatan. Menjelaskan perubahan


topografi akibat buatan (seperti jalan raya, rel kereta api,
jembatan, terowongan, pertambangan, kota, daerah
industri dan perbentengan) termasuk konstruksinya.

c) Ciri Lain. Pada umumnya memuat keadaan Geo, Demo


dan Konsos (Ipoleksosbud) yang dianggap perlu. Pada setiap
20

ciri yang dicantumkan supaya disebutkan semua fakta serta


pengaruhnya terhadap cara bertindak sendiri maupun musuh.
Luas/sempitnya keterangan yang perlu disebutkan tergantung
kepada pertimbangan yang membatasi, yaitu tugas pokok dan
pembatasan lainnya. Sub pasal ini menjadi sangat penting
khususnya bagi satuan teritorial, Intelijen, administrasi. Di
samping itu cara ini juga menjadi penting bagi semua Satuan
dalam waktu dekat sebelum operasi karena dalam batas tertentu
akan mempengaruhi keputusan Komandan. Kepentingan ini
akan meningkat apabila pengaruh suatu Komando bertambah
luas, baik dalam wilayah maupun tugas pokok yang dibebankan
kepada Komando tersebut.

3) Pasal 3. ASPEK MILITER DARI MEDAN.

Dalam pasal ini semua keterangan dan fakta yang dimuat dalam
pasal 2 dianalisa untuk memperoleh kesimpulan tentang pengaruhnya
terhadap aspek militer, yaitu aspek taktis, administrasi dan teritorial
yang dipertimbangkan dalam mengembangkan cara bertindak.
Luas/sempitnya analisa tergantung kepada tugas pokok, sarana yang
tersedia, serta kemungkinan sarana yang dimiliki musuh yang dapat
menghambat penyelesaian tugas pokok. (Apabila diperlukan, maka
dalam menganalisa faktor setiap aspek supaya mencantumkan
kemungkinan tembakan nuklir, penggunaan senjata kimia/ biologi serta
alat perlengkapan lain yang penting).

a) Aspek Taktis.

(1) Medan Kritik. Kenali setiap medan yang apabila


dapat direbut/dikuasai/dikendalikan akan memberikan
keuntungan yang besar bagi musuh maupun pasukan
sendiri. Bahas secara singkat pengaruh setiap medan
kritik tersebut satu persatu. Bahas mana yang diarahkan
21

kepada pengembangan cara bertindak sendiri dan


musuh. Tinjau kembali berdasarkan kebutuhan yang
timbul dari keputusan Komandan serta keadaan yang
timbul. Pembahasan ini dapat ditiadakan apabila musuh
tidak mempunyai kemampuan untuk merebut atau
mengendalikan medan kritik yang secara materiil dapat
mempengaruhi penyelesaian tugas pokok sendiri.

(2) Lapang Tinjau dan Lapang Tembak. Nyatakan


secara grafis atau terangkan seperlunya pengaruh cuaca,
iklim, bentuk medan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda
buatan manusia serta ciri lain yang penting. Masukkan
pengaruh tembakan nuklir, bahan kimia, biologi dan
sebagainya. Cantumkan pengaruh tertentu terhadap alat
pencarian, alat penembakan nuklir, bidang tembakan
serta daya guna tembakan. Lapang tinjau dan lapang
tembak juga penting bagi satuan bantuan administrasi
untuk kepentingan pertimbangan keamanan daerah
belakang.

(3) Lindung Tinjau dan Lindung Tembak. Nyatakan


secara grafis atau terangkan pengaruh cuaca, iklim,
bentuk medan, tumbuh-tumbuhan serta benda buatan
manusia. Terangkan seperlunya pengaruh tembakan
nuklir, alat detector, bahan kimia, biologi dan sebagainya.
Diskusi yang dimuat disini tidak hanya dilihat dari sudut
perlindungannya terhadap pasukan sendiri dan musuh,
tetapi juga pengaruhnya terhadap operasi lain seperti
pasukan gerilya, infiltrasi dan kontra infilrtrasi lindung
taktis dan tipuan, kontra Intelijen, berlapis baja dan
artileri. Juga dilihat dari segi persyaratan penempatan
bagi instalasi administrasi dan taktis.
22

(4) Rintangan. Nyatakan secara grafis atau terangkan


semua rintangan alam dan buatan serta pengaruh bentuk
medan, cuaca, iklim, tumbuh-tumbuhan, bahan
permukaan serta benda buatan manusia. Masukan
pengaruh dari tembakan nuklir, kimia, biologi serta
pengaruhnya terhadap kemungkinan dilintasi serta jalan
yang menuju ke tempat itu. Apabila mempunyai pengaruh
yang penting maka pengaruh rintangan terhadap cara
bertindak musuh dan pasukan sendiri dinyatakan
rintangan dan kemungkinan dapat dilintasi yang
mempengaruhi pemilihan tempat untuk satuan bantuan
administrasi perlu diuraikan.

(5) Jalan Pendekat. Berdasarkan semua analisa


aspek taktis tersebut di atas, kembangkan jalan pendekat
yang mungkin. Pengembangan ini tidak harus
mempertimbangkan disposisi sendiri dan musuh. Suatu
jalan pendekat harus dapat memberikan fasilitas untuk
gerakan serta ruang yang cukup bagi penyebaran suatu
pasukan untuk mampu memberi pengaruh yang penting
bagi berhasilnya suatu operasi. Apabila pasukan yang
berhadapan masing-masing mempunyai bantuan udara
taktis yang cukup, yang dapat dipergunakan untuk
penyebaran pasukan dan alat perlengkapan ke depan
daerah pertempuran serta akan dapat mempengaruhi
secara serius pencapaian tugas pokok jalan pendekat
udara harus pula disebutkan. Apabila kondisi medan,
cuaca dan iklim tidak begitu mempengaruhi pemilihan
jalan pendekat udara, maka jalan pendekat udara tidak
dicantumkan. Tiap penguraian tentang jalan pendekat
disertai dengan pembahasan singkat untuk memberi
dasar pengembangan lanjutan dari cara bertindak yang
mungkin bagi kedua belah pihak. Bagi satuan bantuan
23

administrasi, pembahasan jalan pendekat didasarkan


kepada kebutuhan untuk penggunaan daerah belakang.

b) Aspek Bantuan Administrasi. Analisa fakta yang


dicantumkan dalam pasal 2, yang ada hubungannya dengan
aspek bantuan administrasi yang akan mempengaruhi pemilihan
cara bertindak masing-masing pihak atau yang akan mampu
memberikan bantuan administrasi khusus guna menjamin daya
tempur dan bantuan lainnya.

(1) Personel. Apabila keadaan cuaca dan iklim


serta medan sulit dan sukar atau jika keadaan politik dan
ekonomi memungkinkan, maka daerah operasi yang
berpenduduk adalah penting terutama untuk memperoleh
tenaga kerja yang potensial.

(2) Logistik. Apabila keadaan cuaca, iklim memang


sulit dan sukar atau bila keadaan politik dan ekonomi
tidak memungkinkan, maka daerah operasi yang memiliki
sumber yang berharga adalah penting, terutama untuk
memenuhi kebutuhan logistik bila diperlukan.

c) Aspek Teritorial. Fakta dan analisa kondisi sosial


komando kewilayahan, aparat pemerintah serta militansi yang
ada akan mempunyai pengaruh terhadap kemungkinan cara
bertindak atau yang akan mampu memberikan bantuan dalam
pelaksanaan operasi. Aspek teritorial akan menjadi lebih
penting, apabila suatu komando memperoleh tanggung jawab
yang intensif dalam bidang teritorial.

4) Pasal 4. PENGARUH DAERAH OPERASI.

Dalam pasal ini memuat kesimpulan berdasarkan fakta dan


analisa pasal terdahulu. Nyatakan pengaruhnya terhadap cara
bertindak secara garis besar bagi kedua belah pihak.
24

a) Pengaruh terhadap cara bertindak musuh. Sebutkan


satu persatu cara bertindak musuh yang penting yang mungkin,
seperti serangan pertahanan, pemunduran, penggunaan udara,
berba, tembakan nuklir, kimia dan biologi, gerilya dan
sebagainya. Tiap cara bertindak disebutkan dalam sub-sub
pasal sendiri dengan suatu diskusi, untuk memberikan indikasi
ciri daerah yang menguntungkan atau tidak. Untuk pertahanan
daerah yang baik untuk bertahan, serta jalan pendekat menuju
daerah itu.

b) Pengaruh terhadap cara bertindak sendiri. Diskusikan


sama seperti didalam pasal 4a terutama yang dapat
menyelesaikan atau memberikan fasilitas untuk penyelesaian
tugas pokok.

c. Bagian Penutup.

1) Komandan. Ditandatangani Komandan pada lembar nomor 1,


jika ADO didistribusikan keluar markas komando.
2) Sah. Disahkan oleh Perwira S-1.
3) Jika ADO tidak didistribusikan keluar markas komando,
ditandatangani oleh Perwira S-1.
4) Lampiran. Dilampirkan data-data lain yang diperlukan sebagai
penjelasan dari pasal-pasal dalam ADO seperti data pelabuhan laut,
udara dan lain-lain.
5) Distribusi. Sesuaikan dengan kesatuan yang akan
membutuhkan.
25

BAB VI
RODA PERPUTARAN PENYELIDIKAN

20. Umum. Roda Perputaran Penyelidikan adalah suatu proses perputaran


kegiatan penyelidikan yang berjalan secara sederhana dan terus menerus serta
berlanjut yang didasarkan atas tugas pokok suatu komando atau yang diberikan oleh
suatu komando. Proses tersebut meliputi dan dimulai dari rencana dan perintah
pengumpulan keterangan, pengolahan keterangan serta penyampaian dan
penggunaan keterangan.

21. Siklus Roda Perputaran Penyelidikan.

RENCANA DAN PERINTAH

- UUK
- PIL
- LK . PUL
- REN
- INT LAM PO
PENYAMPAIAN
PENGGUNAAN PENYAMPAIAN REN PULKET
KIR INTEL LAP

& PENGGUNAAN
TUPOK BAPUL YON
KIRDAN & KIR STAF

- CATATAN
-- PENILAIAN
- PENAFSIRAN
- ANALISA
- INTEGRASI
- SIMPULKAN

PENGOLAHAN
26

22. Langkah-langkah dalam Roda Perputaran Penyelidikan. Langkah-


langkah yang dilakukan didalam Roda Perputaran Penyelidikan (RPP) meliputi
langkah kesatu penyiapan rencana dan perintah pengumpulan keterangan oleh staf
yang bersangkutan (Staf Intelijen), langkah kedua pelaksanaan pengumpulan
keterangan, langkah ketiga pengolahan bahan-bahan keterangan dan langkah
keempat penggunaan dan penyampaian bahan keterangan yang telah diolah.

a. Langkah Kesatu.

1) Rencana dan perintah pengumpulan keterangan dibuat


berdasarkan unsur-unsur utama keterangan dan atau persoalan
Intelijen lain yang diberikan oleh pimpinan atau diperoleh berdasarkan
kebutuhan/indikasi-indikasi yang ditentukan.

2) Rencana dan perintah pengumpulan keterangan tersebut


disusun/dituangkan/dibuat dalam suatu lembaran kerja pengumpulan
keterangan. Keterangan-keterangan yang diperlukan dan badan-badan
pengumpul keterangan ditentukan dan dicantumkan dalam lembaran
kerja pengumpulan keterangan tersebut.

3) Apabila diperlukan dalam rangka melengkapi atau memperjelas


pengumpulan keterangan maka dibuat rencana atau lampiran Intelijen.
Permintaan dan perintah pengumpulan keterangan yang diperlukan
dicantumkan dan ditegaskan dalam rencana atau lampiran Intelijen
tersebut, dan disampaikan kepada satuan-satuan atau badan-badan
pengumpul yang ditentukan.

b. Langkah Kedua.

1) Dalam rencana pengumpulan keterangan tersebut terutama


dalam lembaran kerja pengumpulan keterangan telah ditentukan
badan-badan pengumpul mana yang mungkin melaksanakan
pengumpulan dan badan pengumpul mana yang harus mengumpulkan
keterangan.

2) Badan pengumpul keterangan yang ditentukan tersebut dapat


terdiri dari pasukan-pasukan atau badan-badan/ahli-ahli Intelijen
maupun satuan-satuan khusus.

3) Pelaksanaan pengumpulan keterangan oleh


badan-badan/satuan-satuan tersebut dapat dilakukan secara serentak
sesuai tugas masing-masing badan pengumpul.

4) Setiap keterangan yang diperlukan dari masing-masing


badan/satuan dilaporkan kepada komando/staf yang bersangkutan
(staf Intelijen).
27

c. Langkah Ketiga.

1) Setelah keterangan-keterangan diterima oleh staf Intelijen, maka


staf Intelijen melakukan pencatatan.

2) Pencatatan dilakukan dengan menggunakan buku harian,


lembaran kerja, peta situasi dan lain-lain setelah dicatat diadakan
pemilihan terhadap keterangan-keterangan yang sejenis. Keterangan-
keterangan tersebut selanjutnya dinilai berdasarkan ketentuan
penilaian yang ada/berlaku. Kemudian diadakan penafsiran/analisa
selanjutnya diadakan penyimpulan.

3) Kesimpulan dari suatu keterangan tersebut yang telah


merupakan Intelijen selanjutnya dilaporkan kepada pimpinan/komando
yang bersangkutan.

d. Langkah Keempat.

1) Didalam menyampaikan keterangan yang telah berupa Intelijen


tersebut menggunakan bentuk laporan yang berlaku seperti laporan
khusus, laporan atensi atau laporan-laporan periodik dan lain
sebagainya.

2) Disamping menggunakan bentuk-bentuk laporan maka bahan


keterangan yang telah merupakan Intelijen tersebut digunakan pula
untuk pembuatan/penyusunan perkiraan Intelijen.

3) Setelah bahan-bahan keterangan yang berupa Intelijen


disampaikan kepada komando/pimpinan maka penggunaan Intelijen
selanjutnya untuk penyusunan perkiraan komandan atau perkiraan
staf-staf lainnya serta dikirimkan pula ke komando lain yang
membutuhkan.

4) Dari bahan keterangan yang berupa Intelijan setelah digunakan


oleh pimpinan/komando, maka pimpinan/komando akan memberikan
pengarahan berikutnya kepada staf (staf Intelijen) untuk bahan
tindakan lebih lanjut.

5) Pengarahan tersebut merupakan Unsur Utama Keterangan


(UUK) ataupun Persoalan Intelijen Lain (PIL) yang selanjutnya oleh staf
Intelijen digunakan sebagai bahan perencanaan lebih lanjut. Demikian
dan seterusnya sehingga kegiatan tersebut merupakan suatu lingkaran
kegiatan yang sambung menyambung.

23. Penjelasan Roda Perputaran Penyelidikan. Kegiatan penyelidikan


mengikuti suatu proses perputaran yang sederhana didasarkan atas tugas pokok
satuan. Langkah-langkah dalam perputaran ini adalah merencanakan pengumpulan
keterangan, mengumpulan keterangan, mengolah keterangan yang dikumpulkan
28

menjadi Intelijen dan menyampaikan Intelijen kepada pihak yang membutuhkan


untuk digunakan.

a. Merencanakan pengumpulan keterangan.

1) Perencanaan dilakukan untuk memberikan pengarahan


kegiatan/operasi penyelidikan, keterangan apa yang harus
dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan, bilamana waktunya harus
selesai, badan pengumpulan mana yang harus digunakan sesuai
dengan kemampuannya dan sebagainya. Pengarahan tersebut
dituangkan dalam bentuk perintah dan permintaan, dimana ditentukan
juga sifat penyelidikan yang harus dilakukan, terbuka atau klandestine.
Dengan demikian kegiatan badan pengumpul dapat diarahkan secara
berdaya guna dan berhasil guna.

2) Pada tahap perencanaan, pimpinan/komandan/pembuat


kebijaksanaan memberikan pengarahan, kebutuhan Intelijen yang akan
dipergunakan sebagai dasar petimbangan dalam mengambil
keputusan. Pengarahan tersebut dapat berupa Unsur Utama
Keterangan (UUK) dan Persoalan Intelijen Lain (PIL). Bila
pimpinan/komandan/pembuat kebijaksanaan tidak memberikan
pengarahan, maka Perwira staf Intelijen wajib merencanakan
kebutuhan Intelijen berdasarkan keterangan yang telah diperolehnya
berdasarkan indikasi tertentu kemudian disampaikan kepada
pimpinan/komandan/pembuat kebijaksanaan. UUK dan PIL dirumuskan
dalam bentuk pertanyaan yang singkat dan terarah. UUK dan PIL ini
mengenai hal-hal yang belum jelas diketahui atau belum pasti yang
perlu diketahui atau dipastikan untuk dipergunakan sebagai faktor yang
harus dipertimbangkan dalam membuat keputusan dalam rangka
perencanaan tugas atau mencapai tujuan.

3) Rencana Pengumpulan Keterangan (Renpulket) memuat:

a) Rumusan UUK/PIL yang dirumuskan dalam bentuk


pertanyaan yang dijabarkan dan dimuat dalam perintah-perintah
dan permintaan-permintaan.

b) Daftar semua Badan Pengumpul (Bapul) yang tersedia,


mana yang ditunjuk untuk melaksanakan perintah.

c) Pembatasan jangka waktu bagi setiap Bapul untuk


menyampaikan keterangan yang diperoleh pada pihak yang
memberi perintah yang mengajukan pertanyaan.

d) Menentukan tempat dimana badan-badan pengumpul


keterangan tersebut harus menyampaikan keterangan yang
dapat dikumpulkan.
29

b. Mengumpulkan keterangan. Pengumpulan keterangan adalah


kegiatan yang dilakukan oleh badan-badan pegumpul untuk mencari,
mengumpulkan keterangan dari berbagai sumber dengan taktik atau teknik
penyelidikan.

1) Mengumpulkan keterangan dengan taktik penelitian (research),


pengamatan (observasi) dan penyusupan (penetrasi/infiltrasi).

2) Pengumpulan keterangan yang dilakukan dengan taktik tersebut


di atas menggunakan teknik-teknik penjejakan, pengamatan dan
penggambaran, wawancara (elisitasi), interogasi dan pengintaian.

3) Sarana-sarana yang digunakan dalam pengumpulan keterangan


sesuai taktik dan teknik tersebut di atas ialah:

a) Badan pengumpul keterangan yang organik, berada di


bawah komando langsung. Badan-badan ini mengumpulkan
keterangan atas perintah.

b) Badan pengumpul keterangan yang non organik, berada


pada eselon atas atau samping. Badan-badan ini
mengumpulkan keterangan atas perintah.

c) Badan-badan pengumpul keterangan lain. Badan-badan


ini mengumpulkan keterangan atas permintaan.

d) Alat-peralatan teknologi.

c. Mengolah keterangan yang dikumpulkan menjadi Intelijen.

1) Pengolahan.

a) Pengolahan adalah proses untuk menghasilkan Intelijen


dan informasi yang diterima dari badan pengumpul.
Pengumpulan melalui proses pencatatan, penilaian dan
panafsiran.

b) Pencatatan dilakukan dalam buku harian, lembaran kerja


dan peta-peta adalah suatu sistematika untuk menyusun
penyimpangan-penyimpangan yang diterima secara teratur.
Catatan di dalam buku harian adalah melakukan pencatatan
pada lembaran kerja adalah untuk mencocokkan isi keterangan
yang diperoleh ke dalam kotak-kotak yang mempersatukan
keterangan yang sejenis, di dalam rangkaian susunan yang
diperlukan, yang mempermudah pekerjaan memperbandingkan
dan menyimpulkan keterangan serta menyusun laporan menurut
masalahnya.
30

c) Penyimpanan keterangan yang diperoleh mutlak disusun


menurut urut-urutan lain dengan catatan pada berkas buku
harian dimana keterangan itu disimpan.

d) Lembaran kerja dibuat menurut susunan rangkaian jenis


keterangan yang diperlukan dan disimpan secara berurutan.

e) Disamping penyusunan yang tersusun ini perlu disimpan


pula daftar penunjuk (indeks) berabjad yang memuat nama
orang, badan dan masalah-masalah yang diberi penjelasan
dimana keterangan yang bersangkutan dengan hal-hal tersebut
disimpan.

f) Penilaian ialah menentukan nilai suatu keterangan yang


dilakukan secara kritis sebagai sarana interprestasi. Penilaian
mencakup penentuan tingkat kebenaran dari bahan keterangan
dan tingkat kepercayaan sumber. Penelitian terhadap sumber
dan bahan keterangan dilakukan dengan jalan membandingkan
isi bahan keterangan yang satu dengan yang lainnya baik yang
berasal dari sumber atau sumber yang berlainan. Langkah-
langkah penilaian meliputi:

(1) Langkah pertama, menentukan tingkat


kepentingan dan urgensi dari informasi.

(2) Langkah kedua, meneliti sumber keterangan atau


badan pengumpul sampai dimana dipercaya dan
ditentukan tingkat kepercayaannya.

(3) Langkah ketiga, meneliti ketepatan dan kebenaran


isi keterangan.

g) Penafsiran adalah langkah memberikan arti dan


kegunaan keterangan.

2) Pencatatan.

a) Pencatatan adalah perlakuan secara sistematika


terhadap informasi yang diterima, sehingga informasi tersebut
dapat dengan mudah dan tepat untuk diikuti, dipelajari kembali
guna dijadikan keterangan yang sewaktu-waktu diperlukan.
Disamping itu hal tersebut juga akan memudahkan dalam
proses penilaian dan penafsiran. Pencatatan yang baik adalah
pencataan tersebut memudahkan bagi si pencatat untuk
memberikan keterangan yang diperlukan.
31

b) Sarana pencatatan. Sarana keterangan yang masuk


dicatat dengan menggunakan sarana pencatatan yang berlaku
dilingkungan Intel/Pam TNI AD yaitu Buku Harian, Lembaran
Kerja, Jurnal, Peta Situasi, file (berkas) dan Kartutik.

3) Penilaian.

a) Penilaian menentukan nilai suatu keterangan yang


dilakukan secara kritis sebagai suatu dasar
penafsiran/interprestasi.

b) Penilaian mencakup penentuan pertimensi suatu


keterangan terhadap tugas yang sedang dan akan dilaksanakan
termasuk tugas satuan lain. Penentuan tingkat kebenaran dari
bahan keterangan dan tingkat kepercayaan terhadap sumber.

c) Langkah penilaian. Di dalam penilaian informasi agar


dapat secara kritis dan obyektif menggunakan pedoman dan
langkah-langkah sebagai berikut:

(1) Menentukan tingkat kepentingan dan


urgensi/pertimensi dari informasi tersebut terhadap tugas
pokok.

(2) Meneliti tingkat kepercayaan sumber keterangan


atau badan pengumpul. Penilaian tingkat kepercayaan
terhadap sumber/Bapul diklasifikasikan sebagai berikut:

A = Dipercaya sepenuhnya.
B = Biasanya dapat dipercaya.
C = Agak dapat dipercaya.
D = Biasanya tidak dapat dipercaya.
E = Tak dapat dipercaya.
F = Kepercayaannya tidak dapat dinilai.

(3) Menilai kebenaran isi keterangan. Tingkat


kebenaran isi keterangan atau informasi ditentukan
sebagai berikut:

1 = Dibenarkan oleh sumber lain.


2 = Sangat mungki benar.
3 = Mungkin benar.
4 = Keterangan diragukan.
5 = Tak mungkin benar.
6 = Kebenarannya tak dapat dinilai.
32

d) Hubungan penilaian sumber/bapul dan isi keterangan di


dalam kita mengadakan penilian terhadap informasi/bahan
keterangan yang masuk atau yang didapat, hendaknya penilaian
terhadap isi keterangan, bila perlu dilakukan oleh orang yang
berbeda. Ada kecenderungan bahwa penilaian tersebut
dilakukan secara bersamaan, sehingga akhirnya menghasilkan
nilai yang tidak obyektif.

4) Penafsiran.

a) Penafsiran atau interprestasi bertujuan untuk menentukan


arti dan kegunaan keterangan yang diperoleh dihubungkan
dengan keterangan-keterangan lain yang tersedia.

b) Penafsiran dilakukan dengan cara membanding-


bandingkan keterangan yang baru diperoleh dengan keterangan
yang telah tersedia yang dilakukan secara kritis melalui analisa,
integrasi dan menentukan kesimpulan.

c) Penafsiran adalah pemeriksaan atau menentukan, artinya


(apa arti keterangan itu, apakah memperkuat, menambah atau
membenarkan keterangan-keterangan yang telah ada). Juga
kepentingannya (apakah kepentingan keterangan-keterangan itu
berhubungan dengan tugas ?). Langkah-langkah penafsiran:

(1) Analisa, yaitu penyaringan dan pemilihan


terhadap keterangan yang sudah dinilai guna
memisahkan unsur-unsur yang penting dan berguna bagi
pelaksanaan tugas.

(2) Integrasi, yaitu penggabungan dari unsur-unsur


yang telah dipisahkan dalam proses analisa dengan
keterangan lain yang sudah dikenal, untuk memperoleh
gambaran yang logis atau dugaan (hipotesa) tentang
kegiatan musuh atau pengaruh karakteristik daerah
operasi bagi pelaksanaan operasi.

(3) Kesimpulan. Kesimpulan dibuat untuk menjawab


pertanyaan "Apa arti keterangan ini bila dihubungkan
dengan keadaan operasi dan situasi musuh ?". Jawaban
pertanyaan tersebut merupakan kesimpulan yang
33

berguna yang dapat dipakai untuk menentukan tindakan


musuh yang akan datang dan untuk membuat Kir Intel.

d) Contoh penafsiran tentang kemampuan-kemampuan musuh.

(1) Kemampuan musuh meliputi menyerang, bertahan,


memperkuat, mundur, menghambat, udara, Nubika dan
gerilya.
(2) Kemampuan musuh dapat dirumuskan sebagai
jawaban terhadap pertanyaan ABIDIBRA (Apa, Bilamana,
Dimana dan Dengan kekuatan berapa ?).

(a) Apa. Apa kemampuan yang dapat


dilakukan oleh musuh.

(b) Bilamana. Saat musuh menjalankan


kemampuannya.

(c) Dimana. Tempat atau daerah kegiatan


musuh itu dilaksanakan.

(d) Dengan kekuatan berapa. Pertimbangan


yang teliti tentang kekuatan yang dipergunakan
kemampuannya termasuk senjata bantuannya.

(3) Kekuatan setempat yang tersedia (dalam kontak/


terlibat). Pasukan musuh yang termasuk dalam petak
satuan kita, termasuk cadangan yang jelas dalam kontak
serta Senbannya.

(4) Pasukan Memperkuat.

(a) Satuan-satuan musuh setempat yang


tersedia dalam daerah atau sektor-sektor tetangga
kita tidak dianggap sebagai bantuan untuk
memperkuat karena mereka sudah terlibat dalam
pertempuran.

(b) Satuan-satuan musuh di dalam daerah/


sektor kita yang tidak tersedia setempat dan
satuan-satuan musuh yang dapat datang di daerah
atau sektor kita pada waktunya sehingga dapat
mempengaruhi pelaksanaan tugas kita, dianggap
sebagai bantuan yang memperkuat. Jadi setiap
satuan musuh yang jelas tidak terlibat dalam
pertempuran tetap dapat dipakai untuk
mempengaruhi pelaksanaan tugas kita harus
34

diperhitungkan sebagai kemampuan bantuan untuk


memperkuat.

(c) Faktor waktu harus diperhatikan dalam


memperhitungkan kemampuan bantuan
memperkuat, yaitu waktu yang diperlukan oleh
satuan musuh untuk bergerak dari kedudukan
semula ke titik bantuan ditambah dengan waktu
lintasnya.

d. Penyampaian Intelijen Kepada Pihak Pengguna.

1) Penyampaian. Intelijen harus sampai pada alamatnya yang


tepat pada waktunya agar dapat digunakan dan dalam bentuk yang
memudahkan penggunaanya. Cara penyampaian:

a) Penyampaian Intelijen kepada penggunanya dapat


dengan cara lisan maupun tertulis dengan menggunakan sarana
yang tesedia.

b) Penyampaian secara lisan dapat dilakukan secara


langsung (tatap muka) dan dapat pula menggunakan sarana
elektronik, dalam bentuk kontak langsung.

c) Penyampaian secara tertulis dapat dilakukan dengan


mengirimkan laporan melalui kurir yang ada. Penyampaian
kepada pengguna dalam bentuk tertulis dapat secara lengkap
dan dapat pula secara parsiil sesuai kebutuhan.

d) Sarana penyampaian yang dapat digunakan adalah


semua sarana komunikasi yang tersedia. Pemilihan sarana
tersebut untuk digunakan dan harus didasarkan kepada:

(1) Tingkat Keamanan dan Kerahasiaan.


(2) Tingkat Kecepatan.
(3) Tingkat Kemampuan.

2) Penggunaan. Intelijen yang disampaikan kepada pengguna


akan dipakai sebagai dasar dalam pengambilan keputusan, pembuatan
kebijaksanaan dan pembuatan perkiraan dalam penyelesaian tugas
dan tanggung jawab pimpinan. Pengguna-pengguna Intelijen tersebut
adalah pimpinan dan stafnya, pimpinan unsur-unsur komando
bawahan, pimpinan dan komando atasan, pimpinan dan staf satuan
tetangga dan badan lainnya yang berkepentingan dengan Intelijen
tersebut.

24. UUK dan PIL.


35

a. UUK. Adalah keterangan tentang musuh dan keadaan daerah


operasi yang sangat diperlukan Komandan dalam waktu tertentu untuk
dirangkaikan dengan keterangan Komandan atau Intelijen yang telah ada
guna menentukan suatu keputusan cara bertindak yang tepat bagi
penyelesaian tugas.

b. Hubungan UUK dan pemilihan cara bertindak. Setiap kemampuan


musuh atau karakteristik daerah operasi yang merupakan faktor yang sangat
mempengaruhi pemilihan cara bertindak disebut UUK.
c. UUK dan pengarahan Badan pengumpul. Badan pengumpul
keterangan yang dapat digunakan oleh kesatuan harus diarahkan kepada
sasaran Intelijen tertentu yang merupakan UUK.

d. PIL. Kemampuan musuh atau karakteristik daerah operasi yang


mungkin mempengaruhi tetapi tidak menghalangi penyelesaian suatu tugas
dan dapat diabaikan dalam pertimbangan pemilihan cara bertindak disebut
PIL.

e. Penentuan UUK dan PIL. Dalam situasi taktis UUK dan PIL
dikembangkan oleh Perwira Intelijen dan Perwira Operasi serta dimintakan
persetujuan dari Komandan.

f. Perubahan UUK. Antara UUK dan keputusan Komandan ada


hubungannya. Penentuan perubahan dan penundaan UUK memerlukan
persetujuan Komandan.

g. Macam dan Jumlah UUK. Macam dan jumlah yang dibutuhkan


tergantung dari:

1) Macam operasi.
2) Tingkat operasi.
3) Ada kalanya tergantung pula pada keterangan atau Intelijen
yang sudah dimiliki.

h. Pengumpulan PIL. Pengumpulan PIL dilaksanakan sebagai berikut:

1) Setelah melaksanakan usaha pengumpulan keterangan yang


diperlukan UUK.

2) Secara bersama Badan Pengumpul mungkin dapat


mengumpulkan keterangan yang merupakan UUK maupun PIL.

3) PIL mungkin diperlukan untuk membantu penafsiran keterangan


yang telah diperoleh.

i. Contoh UUK dan PIL.

1) UUK. Apakah kelompok separatis akan meledakkan Istana


Bogor ?
36

Apabila “YA”,

Siapa pemimpinnya ?
Apa sasaran yang akan diledakkan ?
Bilamana peledakkan akan dilaksanakan ?
Dimana basis kelompok separatis dan berapa kekuatannya ?
Bagaimana peledakkan akan dilakukan ?

2) PIL. Apakah ada orang yang tidak dikenal melakukan kegiatan


di sekitar Istana ?

Apabila “YA”,

Siapa namanya ?
Apa kegiatan yang dilakukan ?
Kapan kegiatan tersebut dilakukan ?
Dimana kegiatan tersebut dilakukan ?
Bagaimana kegiatan yang dilakukan ?

BAB VII
LAMPIRAN INTELIJEN

25. Umum. Lampiran Intelijen adalah suatu lampiran di dalam suatu perintah
Operasi yang menyangkut masalah-masalah Intelijen untuk diketahui atau
dilaksanakan oleh semua satuan yang menerima perintah operasi dalam rangka
mendukung terlaksanakannya tugas pokok.

26. Format Lampiran Intelijen.

KLASIFIKASI

Lembar No. ......dari ......Lembar


Markas
Tempat (KV)
Tajabuta
Petunjuk Berita

LAMPIRAN ..... (INTELIJEN) Pada PRINOPS NO . ......

Penunjukan: Peta :+++


Kedar :+++
Tahun :+++
Lembaran :+++
Daerah Waktu:
37

1. Ringkasan Keadaan Musuh.

2. Unsur Utama Keterangan dan Persoalan Intelijen Lain.

a. Unsur Utama Keterangan.


b. Persoalan Intelijen Lain.

3. Perintah dan Permintaan Keterangan.

4. Lain-lain.

a. Instruksi tentang tawanan perang.


b. Instruksi tentang perlakuan dokumen.
c. Perlakuan alat perlengkapan Musuh.
d. Peta dan foto.
e. Instruksi tentang pengamanan.
f. Instruksi insidentil masalah Intelijen.
g. Panggunaan badan Intelijen.
h. Instruksi lainnya.

NYATAKAN MENGERTI
Sah Komandan
(Staf Intelijen) (Pimpinan)

Sub Lampiran :

Distribusi :

KLASIFIKASI

27. Penjelasan Bentuk Lampiran Intelijen.

KLASIFIKASI

Lembar No. ......dari ......Lembar

Markas yang membuat laporan


Tempat laporan dibuat
Tanggal jam penandatanganan
38

Nomor petunjuk berita

Lampiran .... (INTELIJEN) pada PRINOPS No. ......

Penunjukan: Peta :+++


Kedar :+++
Tahun :+++
Lembaan :+++

Daerah Waktu:

1. Ringkasan Keadaan Musuh. (Dapat menunjuk pada sesuatu


Ringkasan Intelijen (Kastel), Oleat atau Dokumen Intelijen yang sah).

2. Unsur Utama Keterangan dan Persoalan Intelijen Lain.

a. Unsur Utama Keterangan. (Sebutkan secara berurutan).


b. Persoalan Intelijen lain. (Sebutkan secara berurutan).

3. Perintah dan Permintaan Keterangan. (Dapat berupa sub lampiran


tersendiri. Memuat daftar lengkap perintah pengumpulan keterangan serta
permintaan keterangan kepada atasan, bawahan dan tetangga).

4. Lain-lain. (Tuliskan di dalam sub pasal tersendiri pokok lainnya yang


belum dicantumkan dalam pasal yang terdahulu atau yang memerlukan
tindakan yang menyimpang dari ketentuan yang semula didalam Protap
satuan, antara lain mengenai prosedur penyelesaian tawanan perang,
desertir, pengungsian, dokumen dan alat rampasan, pengeluaran peta dan
potret, kontra Intelijen, laporan dan distribusi serta badan bantuan. Sub pasal
yang tidak diperlukan tidak perlu dicantumkan, sedang sub pasal yang
diperlukan diberikan penomoran berurutan).

a. Instruksi mengenai penyelesaian tawanan perang. Desertir


orang sipil yang dibebaskan, orang yang menyingkir, pelarian,
pengungsian, orang yang diungsikan serta orang yang dikembalikan ke
tempat asalnya guna dijadikan secara maksimum sebagai sumber
keterangan. Sub pasal ini dapat pula berisi instruksi untuk interogasi
pendahuluan, pencarian pengasingan, perlakuan khusus terhadap
orang tertentu umpamanya Perwira Tinggi dan sebagainya, perlakuan
khusus terhadap orang sipil yang dicurigai, serta petunjuk khusus
mengenai pertanyaan yang harus dikemukakan di dalam interogasi.
Penunjukan pada sub pasal kontra Intelijen diberikan berdasarkan
kebutuhan.

b. Instruksi tentang perlakuan serta penyelesaian dokumen


rampasan yang dapat memuat instruksi tentang usaha pencarian serta
penyelesaian dokumen tertentu. Penyelesaian khusus terhadap
dokumen yang diketemukan pada tawanan perang serta dapat pula
memuat instruksi tentang dokumen khusus tertentu yang harus dicari.
39

c. Penentuan alat perlengkapan tertentu dari musuh yang


diinginkan untuk mendapatkan penyelidikan khusus yang dapat
memuat instruksi khusus tentang cara pengolahan alat perlengkapan
musuh.

d. Peta dan foto yang harus dibagikan untuk operasi, termasuk


penentuan klasifikasi dan kodenya, serta instruksi mengenai pendataan
khusus serta distribusinya.

e. Instruksi tentang pengamanan keterangan militer, misalnya


pendiaman elektronika, monitoring, keamanan komunikasi, sensor,
kebocoran sandi, kontra sandi, penggunaan sandi serta hal-hal lain
yang diklasifikasikan, disiplin, samaran, penyebaran, serta disiplin
lampu penerangan, perlakuan terhadap pelarian sendiri yang
tertangkap, orang sipil sendiri dan musuh serta soal yang sejenis.
Apabila banyak keterangan serta instruksi yang harus dimuat, suatu
sub lampiran kontra Intelijen dapat dipergunakan.

f. Instruksi yang tidak bersifat rutin tentang pengajuan laporan


Intelijen serta pendistribusian penggunaan Intelijen.

g. Penggunaan badan Intelijen khusus di dalam kegiatan


perencanaan serta operasional, meliputi:

1) Badan yang dikendalikan oleh Perwira Intelijen.


2) Badan markas komando atasan yang berada dalam
pengendalian Perwira Intelijen.
3) Badan yang dalam pengamanan para saksi staf lain,
tetapi yang dalam tugasnya memerlukan koordinasi yang erat
dengan Perwira Intelijen.

h. Hal yang belum secara sepenuhnya tercakup di dalam sub pasal


terdahulu seperti instruksi khusus tentang pencarian dan monitoring
radiologis dan sebagainya.
40

NYATAKAN MENGERTI
Sah Komandan
(Staf Intelijen)

Nama Nama
Pangkat Korps NRP Pangkat Korps NRP

Sub Lampiran :
Distribusi :

KLASIFIKASI

28. Contoh Lampiran Intelijen.


RAHASIA
(LAT)
Lembar No….. dari …..lembaran
Brigif-18
Singosari (4311)
291330 Mar 19C
Lampiran A (Intelijen) pada
Perintah Operasi No. 01

Penunjukan: 1. Peta : Jawa dan Madoera


Kedar : 1 : 50.000
Tahun : 1943
Lembaran : No. 54/XLI - C (Mojosari)
54/XLI - D (Bangil)
55/XLI - E (Pasuruan)
54/XLII - A (G. Arjuno)
54/XLII - B (Purwosari)
55/XLII - A (Gondang Wetan)
2. Peta : Ikhtisar Jawa dan Madoera
Kedar : 1 : 250.000
Tahun : 1967
lembaran : No. 10 (Rembang)
11 (Surabaya)
41

12 (Pamekasan)
18 (Situbondo)
15 (Madiun)
16 (Pasuruan)
17 (Bondowoso)
18 (Banyuwangi)
Daerah Waktu :

1. Ringkasan Keadaan Musuh. Pada 151600 MAR 19C musuh dengan


perkuatannya telah berhasil menyusun pertahanannya di sekitar Gambir
Kuning (KV.6532), MULYOREDJO (KV.6533) dan Kejayan (KV.6732) untuk
persiapan melanjutkan gerakan menuju Malang.

2. Unsur Utama Keterangan dan Persoalan Intelijen Lain.

a. Unsur Utama Keterangan (UUK). Apakah musuh akan


mendapat bantuan dari induk pasukannya, Bila ya, kapan dimana dan
dengan kekuatan berapa ?.

b. PIL. Apakah gerilya dan Banutis musuh akan mengganggu


jalannya operasi kita ? Bila Ya, kapan? Dimana dan dengan kekuatan
berapa.

3. Perintah Pengumpulan dan Permintaan Keterangan.


a. Perintah kepada Satwah.

1) Semua Satuan.

a) Laporkan semua kegiatan musuh yang diperoleh.


b) Laporkan segera bila ada/timbul kegiatan gerilya.
(Detga) dan infiltran musuh di daerah operasi masing-
masing.
c) Ikuti perkembangan situasi yang terjadi
berdasarkan STR dan Jukcan yang telah disampaikan
setiap saat.

2) Yonif 501, 502, 503.

a) Laporkan penambahan perkuatan yang menyolok


pada saat pengerahan satuan.
b) Laporkan dan selidiki apabila ada perubahan
situasi musuh terutama posisi pokoknya.

3) Yon Armed - 10. Cari informasi tentang kedudukan


senjata bantuan lawan.

b. Permintaan kepada satuan atas, satuan tetangga dan satuan


yang membantu.
42

1) Kepada Kodahan Jatim.

a) Kegiatan lalu lintas kendaraan logistik yang


mendukung musuh.
b) Aksi-aksi gerilya musuh.
c) Perubahan posisi Posko musuh.

2) Kepada Sub Kodahan 081, 082, dan 084.

a) Kegiatan lalu lintas kendaraan pendukung logistik


musuh.
b) Aksi-aksi gerilya musuh.
c) Perlakuan musuh terhadap rakyat.
d) Sikap rakyat terhadap kegiatan musuh.

3) Kepada Kodim 0819/Pasuruan, Polres Pasuruan dan


Pemda Pasuruan.

a) Lalulintas penduduk di sekitar Pasuruan-Malang.


b) Kegiatan EKKI di daerah.
RAHASIA

4. Lain-lain.

a. Tawanan perang setelah selesai diperiksa agar dikirim ke Posko


Divisi.
b. Ki Hub agar memonitoring radio musuh.
c. Adakan pengamanan terhadap PUS Musuh.
d. Cegah infiltrasi lewat pengungsi.

Nyatakan Mengerti

Sah
Kasi-1/Intelijen Komandan

Kasbi Harun
Letkol Inf NRP 29001 Kolonel Inf NRP 27900

Sub Lampiran : +++


Distribusi : +++
RAHASIA
LAT
43

BAB VIII
PENUTUP

Demikian Naskah Sekolah tentang Dinas Staf-1/Intel ini disusun sebagai


pedoman bagi tenaga pendidik dan siswa dalam proses belajar mengajar Diklapa I.

Komandan Pusat Intelijen Angkatan Darat,

Sonny Aprianto, S.E., M.M.


Brigadir Jenderal TNI

RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai