Teknologi informasi memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas dan efisiensi
aktivitas keperawatan. Berikut adalah dua manfaat utama teknologi informasi bagi aktivitas
keperawatan:
1. Peningkatan Akses dan Pengelolaan Data Pasien: Dalam keperawatan, akses yang cepat dan
akurat terhadap data pasien sangat penting. Teknologi informasi memungkinkan pencatatan dan
pengelolaan data pasien secara elektronik melalui sistem manajemen rekam medis. Hal ini
memudahkan perawat untuk mengakses informasi medis pasien seperti riwayat penyakit, alergi,
resep obat, dan hasil tes diagnostik. Dengan akses yang mudah, perawat dapat dengan cepat melihat
informasi penting untuk perencanaan dan pelaksanaan perawatan yang tepat. Selain itu, teknologi
informasi juga memungkinkan kolaborasi antarperawat dan tim kesehatan melalui berbagi data
secara real-time, sehingga memperbaiki koordinasi perawatan pasien.
Dengan demikian, teknologi informasi memiliki manfaat yang signifikan dalam meningkatkan
efisiensi, kualitas, dan keselamatan dalam aktivitas keperawatan.
15. Jelaskan Kekurangan dan kelebihan Distance Learning Menurut
Anda*
Distance learning, juga dikenal sebagai pembelajaran jarak jauh atau e-learning, adalah metode
pendidikan yang menggunakan teknologi komunikasi untuk memberikan pembelajaran kepada siswa
yang tidak berada di lokasi fisik yang sama dengan pengajar. Berikut ini adalah beberapa kekurangan
dan kelebihan distance learning menurut pandangan umum:
1. Kurangnya Interaksi Sosial: Dalam pembelajaran jarak jauh, siswa mungkin mengalami kurangnya
interaksi sosial langsung dengan sesama siswa dan pengajar. Kurangnya kontak tatap muka dapat
mengurangi peluang untuk berdiskusi, berkolaborasi, dan membangun hubungan sosial yang penting
dalam pembelajaran.
2. Keterbatasan Akses Teknologi: Distance learning sangat bergantung pada akses yang baik ke
teknologi seperti komputer, koneksi internet, dan perangkat lunak pembelajaran online. Di daerah
yang kurang berkembang atau di kalangan siswa dengan keterbatasan ekonomi, akses terhadap
teknologi mungkin menjadi hambatan, yang mengakibatkan kesenjangan akses pendidikan.
3. Kendala Motivasi dan Disiplin: Pembelajaran jarak jauh mengharuskan siswa untuk mandiri dan
disiplin tinggi dalam mengatur waktu dan menjalankan pembelajaran. Beberapa siswa mungkin
mengalami kesulitan dalam memotivasi diri sendiri tanpa kehadiran fisik pengajar dan interaksi
sosial sehari-hari di lingkungan kelas.
1. Fleksibilitas Waktu dan Lokasi: Salah satu keuntungan utama distance learning adalah fleksibilitas
yang ditawarkannya. Siswa dapat mengatur waktu belajar mereka sendiri dan mengakses materi
pembelajaran dari lokasi mana pun selama mereka memiliki koneksi internet. Ini memungkinkan
siswa yang bekerja atau memiliki keterbatasan mobilitas untuk mengakses pendidikan.
2. Akses ke Sumber Daya dan Materi yang Luas: Dalam pembelajaran jarak jauh, siswa memiliki akses
yang lebih besar ke sumber daya pembelajaran yang kaya dan beragam. Mereka dapat mengakses
materi online, e-book, jurnal elektronik, dan video pembelajaran yang dikurasi dengan baik. Ini
membuka peluang untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam dan memperluas cakupan
pembelajaran.
Penting untuk dicatat bahwa kekurangan dan kelebihan distance learning dapat berbeda-beda
tergantung pada konteks, infrastruktur, dan kebutuhan individu. Beberapa siswa mungkin lebih
cocok dengan pembelajaran jarak jauh, sementara yang lain mungkin membutuhkan lingkungan
kelas tradisional untuk mencapai hasil yang optimal.
16. Jelaskan 2 Issue Dalam Dunia Kesehatan yang baru baru ini melanda
Dunia.*
Berikut ini adalah dua isu penting yang baru-baru ini melanda dunia dalam bidang kesehatan:
1. Pandemi COVID-19: Pandemi COVID-19 merupakan salah satu isu kesehatan yang paling signifikan
saat ini. Virus Corona (SARS-CoV-2) telah menyebar di seluruh dunia dan menyebabkan jutaan kasus
infeksi dan ribuan kematian. Pandemi ini telah mengganggu sistem kesehatan, menguji kapasitas
rumah sakit, dan mempengaruhi kehidupan masyarakat secara luas. Upaya pencegahan dan
pengendalian, seperti vaksinasi massal, penggunaan masker, dan pembatasan sosial, telah menjadi
fokus utama untuk mengatasi pandemi ini. COVID-19 juga telah meningkatkan kesadaran akan
pentingnya kesiapsiagaan kesehatan masyarakat, sistem perawatan kesehatan yang tangguh, dan
kolaborasi global dalam menghadapi ancaman kesehatan yang mendunia.
2. Kesehatan Mental: Isu kesehatan mental telah menjadi perhatian serius di banyak negara.
Pandemi COVID-19 dan dampaknya, seperti isolasi sosial, kekhawatiran terkait kesehatan,
ketidakpastian ekonomi, dan stres emosional, telah meningkatkan tingkat kecemasan, depresi, dan
gangguan mental lainnya. Banyak orang mengalami tekanan psikologis yang signifikan akibat situasi
ini. Dibutuhkan perhatian yang lebih besar terhadap kesehatan mental, serta akses yang lebih baik
ke layanan kesehatan mental dan dukungan psikososial. Upaya untuk mengurangi stigma terkait
kesehatan mental dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental juga menjadi
prioritas dalam upaya mempromosikan kesejahteraan psikologis masyarakat.
Dua isu di atas menunjukkan kompleksitas tantangan kesehatan global yang dihadapi dunia saat ini.
Dalam menghadapinya, diperlukan upaya kolaboratif dan solusi inovatif dari berbagai pihak,
termasuk pemerintah, lembaga kesehatan, peneliti, dan masyarakat secara keseluruhan.
Pada tahun 1960-an, perkembangan sistem informasi keperawatan masih dalam tahap awal dan
belum sekompleks seperti yang kita kenal saat ini. Beberapa perkembangan utama dalam sistem
informasi keperawatan pada periode ini adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan Kartu Punch: Pada awal 1960-an, kartu punch atau kartu berlubang digunakan
sebagai media untuk menyimpan dan mengakses data keperawatan. Data tentang pasien, diagnosis,
dan perawatan dicatat dalam kartu berlubang dengan menggunakan kode-kode tertentu. Metode ini
membantu dalam pengolahan data secara mekanis, tetapi memiliki keterbatasan dalam kapasitas
penyimpanan dan kecepatan pemrosesan.
2. Pengenalan Komputer Mainframe: Pada pertengahan hingga akhir 1960-an, komputer mainframe
mulai diperkenalkan dan digunakan dalam beberapa institusi kesehatan. Komputer ini digunakan
untuk mengelola data pasien dan catatan keperawatan dalam format elektronik. Data pasien dapat
diinput, disimpan, dan diakses secara lebih efisien daripada menggunakan kartu punch. Namun,
sistem-sistem ini masih relatif sederhana dan terbatas dalam fungsionalitas dan integrasi.
Pada dasarnya, perkembangan sistem informasi keperawatan pada tahun 1960-an merupakan
langkah awal dalam menggantikan pendekatan manual tradisional dengan penggunaan teknologi
komputer untuk mengelola data keperawatan. Meskipun perkembangan pada periode ini masih
terbatas, ini membuka jalan bagi inovasi dan perubahan lebih lanjut dalam sistem informasi
keperawatan pada dekade-dekade berikutnya.
Komputerisasi memiliki manfaat yang signifikan terhadap asuhan keperawatan. Berikut ini adalah
beberapa manfaat utama komputerisasi dalam bidang keperawatan:
2. Kolaborasi dan Koordinasi Perawatan yang Lebih Baik: Komputerisasi memfasilitasi kolaborasi dan
koordinasi yang lebih baik antara anggota tim kesehatan yang terlibat dalam asuhan pasien. Dengan
adanya sistem informasi kesehatan yang terintegrasi, perawat dapat berbagi informasi pasien secara
real-time dengan dokter, ahli farmasi, dan profesional kesehatan lainnya. Hal ini memungkinkan
komunikasi yang lebih efektif, pemantauan yang lebih baik terhadap pasien, dan perencanaan
perawatan yang terkoordinasi.
Dengan demikian, komputerisasi dalam asuhan keperawatan memberikan manfaat penting dalam
meningkatkan efisiensi, akurasi, kolaborasi, koordinasi, keselamatan pasien, dan kemampuan untuk
mengumpulkan dan menganalisis data.