Anda di halaman 1dari 20

Implementasi

Sistem OSS di
Daerah sesuai
UU Cipta Kerja
Ir. Yuliot, M.M
Deputi Bidang Pengembangan Iklim
Penanaman Modal
Jakarta, 6 Mei 2021
Megatren Dunia 2045
1. Demografi : Populasi 9.454 juta jiwa, pertumbuhan penduduk akan
cepat pada beberapa kawasan dan pada kawasan lain populasi
menurun, penduduk Indonesia 309 juta. Urbanisasi ; 69,1 penduduk
tinggal diperkotaan

2. Perekonomian dunia diperkirakan tidak lagi bergantung pada


pergerakan ekonomi Amerika Serikat (AS), pusat ekonomi akan
bergerak ke Asia, seperti China, India, Korea Selatan, dan Jepang
dan Indonesia berpeluang masuk kedalam kelompok negara dengan GDP
terbesar ke 5 dunia.

3. Perdagangan internasional. Kawasan Asia Pasifik tetap menjadi


poros perdagangan dan investasi dunia. keseimbangan baru, termasuk
dalam konsep peningkatan global production network.

4. Kelas menengah di emerging market Economies (EMEs) di kawasan Asia


dan Amerika Latin. Secara ekonomi, kelas menengah akan menjadi
penggerak pertumbuhan ekonomi karena meningkatnya pendapatan per
kapita akan mendorong pengeluaran serta meningkatkan tabungan dan
investasi, kelas menengah Indonesia diperkirakan 285 juta atau +

5.
80% jumlah penduduk.

seiring dengan bertambahnya penduduk


J
Persaingan sumber daya alam (SDA) dan geostrategic ke depan akan
tetap tinggi dunia,
meningkatnya kegiatan ekonomi, serta perubahan gaya hidup yang
membawa konsekuensi pengembangan industri nasional harus diarahkan
untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri dengan inovasi dan
teknologi.

6. Revolusi industri manufaktur dengan penerapan teknologi yang


bertumpu pada internet of thing, otomasi dan pertukaran data (big
data) menjadi tren manufaktur yang lebih efisien dalam proses
Visi Indonesia 2045: Indonesia Menuju Negara
Maju
GDP Perkapita (USD) Rata-rata Pertumbuhan
RPJMN 2015-2045
2036
2020-2024 23.199
Keluar dari PDB
Middle Income Trap
(MIT)
PDB Riil Riil/Kapi
ta
16.877
5,7% 5,0%
12.233 Target Tahun 2045
Kontribu
8.804 Negara si
Maju dan Kawasan
6.305
4.546
PDB Timur
3.377 Terbesar Indonesi
Ke-5
J
a
(USD 7,4
Triliun) 25%
2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045
Transformasi Ekonomi harus dimulai
pada 2020-2024 untuk memberikan
5,2% 6,0% 6,2% 5,9% 5,6% 5,4% landasan bagi Indonesia Maju

Rata-rata Pertumbuhan
Kebutuhan Investasi di tengah Kontraksi FDI
Global
Data Aliran FDI 2015-2019 dan
Kebutuhan Investasi Indonesia 2021 Forecast Aliran FDI Global 2020-2022

Pemerintah
5,0 - 7,1%
BUMN
4,9 – 8,1%

Swasta
90,1 – 84,7%
Rp 5.817,3 – 5.912,1
Triliun
Sumber: Unctad, 2020

J
Sumber: RKP 2021 Sektor swasta memiliki peranan penting dalam mendorong tercapainya target
perekonomian, namun dengan adanya COVID-19, terdapat penurunan suplai
investasi hingga 30-40% sehingga seluruh negara berebut aliran FDI.
Perkembangan Realisasi Investasi Indonesia
2020 – Q1 2021 (Tidak Termasuk Sektor Hulu Migas dan Jasa
Keuangan)
Realisasi Realisasi Investasi
Investasi Jan – Mar 2021
Jan – Des
2020 Rp 219,7 T
Rp 826,3 24,4%
101,1% T
Target Investasi SEPANJANG JAN – DES 2020 SEPANJANG JAN – MAR 2021 Target Investasi
2020 INVESTASI MENYERAP (TKI) INVESTASI MENYERAP (TKI)
2021
Rp 817,2 1.156.3 311.793 Rp 900 T
T
Berdasarkan
61
Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan
Status Persebaran Status Persebaran
PMDN PMA Luar Jawa Jawa PMA PMDN Luar Jawa Jawa
Rp 413,5 Rp 412,8 T Rp 417,5 T Rp 408,8 T Rp 111,7 T Rp 108,0 T Rp 114,4 T Rp 105,3 T
T (50,1%) (49,9%) (50,5%) (49,5 %) (50,8%) (49,2%) (52,1%) (47,9%)

Sumber: Kementerian Investasi/BKPM,


2021
Perkembangan Realisasi Investasi Indonesia
Januari – Maret Tahun 2021 Berdasarkan Negara
Asal Investor
10 Besar Negara asal Investor (dalam USD
Miliar)
1. Singapura 2.6
2. R.R. Tiongkok 1.03
3. Korea Selatan 0.86
4. Hongkong, RRT 0.82
5. Swiss 0.47
6. Amerika Serikat 0.45
7. Jepang 0.32
8. Thailand 0.23
9. Belanda 0.18
10. Malaysia 0.11

Sumber: Kementerian Investasi/BKPM, 2021


Perkembangan Realisasi PMA-PMDN Indonesia
Januari – Maret 2021 Berdasarkan Lokasi
PMDN PMA
NO LOKASI INVESTASI (Rp Miliar) PROYEK NO LOKASI INVESTASI (US$ Juta) PROYEK
1 Jawa Barat 16.043,4 3.734 1 Jawa Barat 1.445,1 3.083
2 Jawa Timur 9.979,7 5.735 2 Daerah Khusus Ibukota Jakarta 1.003,5 2.848
3 Daerah Khusus Ibukota Jakarta 8.676,1 6.926 3 Sulawesi Tengah 577,4 99
4 Jawa Tengah 8.420,7 3.829 4 Riau 557,6 179
5 Banten 6.975,0 1.914 5 Sulawesi Tenggara 549,3 42
6 Lampung 5.923,7 363 6 Banten 535,0 984
7 Sulawesi Selatan 5.503,3 679 7 Maluku Utara 495,3 38
8 Sumatera Utara 4.637,7 2.099 8 Jawa Timur 483,2 1.023
9 Sumatera Selatan 4.154,5 634 9 Kepulauan Riau 347,8 667
10 Riau 3.952,7 1.153 10 Papua 289,8 50
11 Kalimantan Timur 3.933,4 1.931 11 Sumatera Selatan 281,7 141
12 Aceh 3.457,9 919 12 Jawa Tengah 263,1 760
13 Nusa Tenggara Barat 3.030,2 429 13 Sumatera Utara 132,6 453
14 Jambi 2.839,0 1.116 14 Kalimantan Barat 101,6 198
15 Kepulauan Riau 2.530,3 1.225 15 Kalimantan Timur 98,6 223
16 Kalimantan Tengah 2.065,0 366 16 Bali 82,3 834
17 Kalimantan Selatan 1.721,3 715 17 Sulawesi Selatan 70,3 139
18 Bali 1.570,3 932 18 Lampung 56,2 79
19 Bengkulu 1.566,3 123 19 Nusa Tenggara Barat 46,8 304
20 Sumatera Barat 1.418,1 538 20 Nusa Tenggara Timur 39,9 132
21 Kalimantan Barat 1.272,4 820 21 Sulawesi Utara 36,6 64
22 Sulawesi Utara 1.181,0 401 22 Gorontalo 32,2 15
23 Kepulauan Bangka Belitung 1.090,7 298 23 Kalimantan Tengah 22,8 81
24 Kalimantan Utara 967,3 154 24 Papua Barat 19,4 29
25 Sulawesi Tengah 854,1 311 25 Kalimantan Selatan 17,6 99
26 Maluku Utara 748,8 137 26 Jambi 17,1 85
27 Daerah Istimewa Yogyakarta 712,7 763 27 Aceh 11,4 44
28 Gorontalo 576,1 114 28 Kepulauan Bangka Belitung 10,2 46
29 Nusa Tenggara Timur 566,9 219 29 Kalimantan Utara 8,2 32
30 Sulawesi Tenggara 520,4 162 30 Maluku 6,3 10
31 Papua 459,5 256 31 Sumatera Barat 5,8 90
Sumber: 32
32 Papua Barat 368,0 117 Daerah Istimewa Yogyakarta 4,6 107
33 Sulawesi Barat 196,6 59
Kementerian 33 Bengkulu 2,0 13
34 Maluku 104,1 163 Investasi/BKPM,34 Sulawesi Barat 1,2 19
Total 108.017,3 39.334 2021 Total 7.652,8 13.010
Target Investasi Indonesia

Atas arahan Presiden Jokowi dan harapan datangnya


investasi berkualitas, target realisasi investasi

2021 ditingkatkan menjadi Rp 900T


Sasaran Stategis dan Indikator
Satuan 2021 2022
Kinerja Renstra BKPM 2020-2024
Nilai realisasi penanaman modal
Rp Triliun 858,5 968,4
(Sebelum Keminves)
Nilai realisasi penanaman modal Rp
(Setelah Keminves) 900 1.128
Triliun

Total Realisasi Target Investasi


Investasi Tahun 2015 47,3% Tahun 2020 s.d 2024
s.d 2019 sebesar Rp. sebesar Rp. 4.983,2
3.381,9 T T

Sumber: Renstra BKPM 2020 – 2024


Substansi UU Cipta Kerja

disederhanakan menjadi
Dengan metode Omnibus
Law, 79 Undang-Undang
UU
Cipta
186
direvisi sekaligus hanya
dengan satu UU Cipta
Kerja Pasal dan
Kerja yang mengatur 15 BAB
multisektor dalam UU CK

11 Klaster dalam UU Cipta Kerja


Peningkatan Ekosistem Dukungan Riset dan Investasi Pemerintah
Investasi dan Kegiatan Inovasi Pusat dan Percepatan
Usaha PSN
Perizinan Berusaha Pengadaan Lahan Administrasi
Pemerintahan
Ketenagakerjaan Kawasan Ekonomi Pengenaan Sanksi

Dukungan Koperasi dan UMKM Kemudahan Berusaha


Penyelenggaraan Perizinan Berusaha di Daerah

1 NSPK Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dalam OSS merupakan acuan


tunggal bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Pelaku Usaha. (Pasal
ayat (2) PP No.5/2021)
21

2 Pemerintah Daerah wajib menggunakan sistem OSS dalam pelayanan


Perizinan Berusaha. (Pasal 10 ayat (2) PP No.6/2021)
OSS

Pemerintah daerah dapat mengembangkan sistem internal sebagai pendukung dalam melakukan

3 verifikasi Perizinan Berusaha (OSS) seperti pemenuhan persyaratan atau pembayaran retribusi daerah
sesuai dengan standar yang ditetapkan Pemerintah Pusat. (Pasal 10 ayat (4) PP No.6/2021)

Gubernur atau bupati/wali kota mendelegasikan kewenangan Penyelenggaraan Perizinan

4 Berusaha yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah provinsi dan kabupaten/kota kepada
Kepala DPMPTSP Provinsi/Kabupaten/Kota. (Pasal 4 dan Pasal 5 PP No. 6/2021)

• Kepala DPMPTSP Provinsi sebagai koordinator pengawasan terintegrasi untuk kewenangan

5 provinsi
• Kepala DPMPTSP Kab/kota sebagai koordinator pengawasan terintegrasi untuk kewenangan
Kab/kota. (Pasal 34 ayat (2) PP No.6/2021)
Mandat Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

Perizinan Berusaha
Proses perizinan kegiatan berusaha diubah dari berbasis izin ke
risiko Penerbitan Perizinan Berusaha
melalui sistem OSS oleh:
• Lembaga OSS
Risiko Rendah • Lembaga OSS atas nama
Cukup Nomor Induk
Berusaha (NIB) Menteri/Kepala Lembaga
• Kepala DPMPTSP Provinsi atas nama
Risiko Menengah
Rendah Gubernur
NIB + Sertifikat Standar
(SS) (*Self Declare)
• Kepala DPMPTSP Kabupaten/Kota
atas nama Bupati/Wali Kota
Risiko Menengah Tinggi
• Administrator KEK

J
NIB + SS
(*Self Declare &
Verifikasi)
• Badan Pengusahaan KPBPB.
Pasal 22 ayat (2) PP 5/2021

Risiko Tinggi
NIB + Izin (+SS)
Format Perizinan Berusaha terstandar pada
sistem OSS tersedia untuk masing-masing
penerbit Perizinan Berusaha sesuai
kewenangannya
Penyederhanaan Persyaratan Dasar Perizinan
Berusaha

Kesesuaian Persetujuan
Kegiatan Bangunan Gedung
Pemanfaatan (PBG) dan
Persetujuan 2 UU 2 UU
Ruang (KKPR) 4 UU Sertifikat Laik
Lingkungan (PL) 36 Pasal 48 Pasal
51 Pasal Fungsi (SLF)
• Setiap rencana usaha • PBG untuk membangun baru,
• Pemanfaatan ruang wajib mendapatkan dan/atau kegiatan yang mengubah, memperluas,
Konfirmasi/ Persetujuan/ berdampak (penting/tidak mengurangi, dan/atau merawat BG
Rekomendasi KKPR, berbasis RDTR penting) terhadap lingkungan sesuai standar teknis BG.
(atau RTR, RZ KSNT dan RZ KAW). hidup wajib memiliki: Amdal, • Bangunan tak berisiko tinggi
• Berlokasi di Perairan Pesisir, UKL-UPL atau SPPL. boleh mengacu

J
wilayah perairan dan wilayah • PL merupakan persetujuan prototipe/purwarupa.
yurisdiksi, wajib mendapatkan terhadap: KKLH (Keputusan • Bangunan berisiko tinggi wajib
Persetujuan KKPR Laut (KKPRL). Kelayakan Lingkungan Hidup)- disetujui pemerintah.
• Berlokasi di Kawasan Hutan, wajib Amdal, atau PKPLH • SLF diterbitkan manajemen
mendapatkan Persetujuan Penggunaan (Pernyataan Kesanggupan pengawas konstruksi.
Kawasan Hutan (P2KH). Pengelolaan Lingkungan • Detail mengacu pada PP No. 16
• Detail mengacu pada PP No. 21 Tahun Hidup)-UKL-UPL. Tahun 2021 tentang Peraturan
2021 tentang Penyelenggaraan • Detail mengacu pada PP No. Pelaksanaan UU No. 28 Tahun
Penataan Ruang, dan PP No. 23 Tahun 22 Tahun 2021 tentang 2002 tentang Bangunan Gedung.
2021 tentang Penyelenggaraan Penyelenggaraan Perlindungan
Kehutanan. dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
Gambaran Umum Sistem OSS Berbasis Risiko

SISTEM OSS
SUB SISTEM PELAYANAN
SUB SISTEM PERIZINAN SUB SISTEM PENGAWASAN
INFORMASI

1. Persyaratan Perizinan
1. Penerbitan Perizinan
Berusaha (NIB, Sertifikat 1. Pengawasan rutin,
Berusaha: a. NIB
Standar, Izin) 2. Pengawasan insidentil,
b. Sertifikat Standar
2. Tahapan Proses 3. Jadwal pengawasan
c. Izin
3. KBLI berbasis risiko
2. Tingkat Risiko tahunan
4. Bidang Usaha Penanaman Modal
3. Konfirmasi/Persetujuan Tata 4. Surat tugas
5. Informasi Lokasi Usaha
Ruang 5. Hasil pengawasan/BAP
6. Fasilitas Berusaha
4. Persetujuan Lingkungan
7. Mekanisme Pengawasan 6. Profil pelaku usaha

J
(SPPL, UKL/UPL, atau Amdal)
8. Kewajiban Pelaporan 7. Pengenaan sanksi
5. Sertifikat Produk
9. Layanan Pengaduan

Seluruh proses pengajuan dan penerbitan Perizinan Berusaha


dilayani melalui Sistem OSS
Cakupan 16 Sektor Perizinan Berusaha dan
18 Kementerian/Lembaga
ENERGI DAN
KELAUTAN DAN KETENAGA-
SUMBER DAYA PERDAGANGAN PERINDUSTRIAN
PERIKANAN NUKLIRAN
MINERAL

PEKERJAAN UMUM
PARIWISATA LINGKUNGAN
& PERUMAHAN
DAN EKONOMI AGAMA TRANSPORTASI HIDUP DAN
RAKYAT
KREATIF KEHUTANAN

POS,
TELEKOMUNIKASI,
PENDIDIKAN DAN PENYIARAN, PERTAHANAN &
PERTANIAN
KEBUDAYAAN SISTEM & KEAMANAN
TRANSAKSI
ELEKTRONIK

KESEHATAN,
KETENAGA-
OBAT, DAN
KERJAAN
MAKANAN

Berbagai sektor yang kewenangan penerbitan perizinan berusaha


dilimpahkan kepada Kementerian Investasi/BKPM dan penerbitannya
melalui Sistem OSS
Peraturan BKPM turunan UU Cipta Kerja
Seluruh Peraturan BKPM Turunan UU Cipta Kerja
telah diundangkan per tanggal 1 April 2021

1 Peraturan BKPM Nomor 3 Tahun 2021 tentang Sistem Perizinan


Berusaha Berbasis Risiko Terintegrasi secara Elektronik

2 Peraturan BKPM Nomor 4 Tahun 2021 tentang Pedoman dan Tata


Cara Pelayanan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dan
Fasilitas Penanaman Modal

3 Peraturan BKPM Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman dan Tata


Cara Pengawasan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Kewenangan Pemda dalam Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko

PEMDA KEWENANGAN
Provinsi • PMDN industri besar;
• Semua PMDN non industri yang lokasinya
lintas kab/kota yang bukan kewenangan pusat
dan kab/kota;
• Ketenagalistirkan yang menjadi kewenangan
Gubernur.

Kabupaten/Kota • PMDN industri menengah;


• PMDN industri mikro & kecil;
• Semua PMDN non industri yang lokasinya dalam
J
1 kab/kota yang bukan kewenangan pusat dan
provinsi.
Penerbitan Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko
Kewenangan Pemerintah Daerah
Notifikasi Verifikasi
Permohonan
Permohonan Permohonan oleh
Perizinan
Pelaku Usaha kepada DPMPTSP Perangkat Daerah
Berusaha
Provinsi/Kab/Kot Provinsi/Kab/Kot
melalui OSS
a a

Sistem OSS menerbitkan Perizinan


Berusaha oleh DPMPTSP Provinsi/
Disetujui
Kab/Kota a.n. Gubernur/ Bupati/Wali
Notifikasi

J
Kota
Perangkat Daerah
Sistem OSS menyampaikan permintaan
Provinsi/ Kurang Lengkap
untuk melengkapi kekurangan
Kab/Kota
melalui OSS RBA
Ditolak Sistem OSS menyampaikan penolakan
Hubungan Kerja Fungsional antara DPMPTSP dengan
Lembaga OSS (BKPM)
(Pasal 27 PP No. 6/2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha di
Daerah)
Pendampingan pelaksanaan Perizinan Berusaha.
BKPM menempatkan helpdesk di DPMPTSP Provinsi untuk pelaksanaan konsultasi
perizinan berusaha termasuk melayani Kabupaten/Kota.

Verifikasi usulan Perizinan Berusaha.


Sistem OSS menyediakan proses verifikasi perizinan dan notifikasi
Perizinan Berusaha untuk masing-masing Provinsi/ Kabupaten/Kota sesuai
kewenangan.

Pengembangan kompetensi sumber daya manusia.


BKPM menyelenggarakan sosialisasi dan pelatihan bagi aparatur daerah.

J
Pengadaan perangkat komputer untuk mendukung pelaksanaan
Sistem OSS.
BKPM pada T.A. 2021 akan menyediakan perangkat komputer bagi daerah.

Penanganan pengaduan layanan Perizinan Berusaha di daerah.


Sistem OSS meyediakan layanan pengaduan permasalahan layanan perizinan
berusaha di daerah.
Sanksi Administratif bagi daerah
yang tidak menggunakan OSS
(Pasal 37 PP No. 6/2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha di
Daerah)

Teguran tertulis kepada


Gubernur oleh Mendagri atau Menteri teknis atau Kepala Lembaga pemerintah
Menteri teknis atau Kepala nonkementerian pembina Perizinan berusaha
Lembaga pemerintah mengambil alih kewenangan Perizinan Berusaha
nonkementerian pembina setelah setelah berkoordinasi dengan Mendagri*)
DPMPTSP dalam berkoordinasi dengan Mendagri.
memberikan pelayanan
Perizinan Berusaha
tidak menggunakan
Sistem OSS
Gubernur mengambil alih kewenangan Perizinan
Teguran tertulis kepada
Berusaha dan melaporkan kepada Mendagri dengan
Bupati/Wali Kota oleh Gubernur

J
tembusan Menteri teknis atau Kepala Lembaga
sebagai wakil Pemerintah Pusat
pemerintah nonkementerian terkait*)

*) Apabila teguran tertulis telah disampaikan 2 (dua) kali berturut-turut dan tetap
tidak dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai