Anda di halaman 1dari 5

Hubungan masyarakat

Symmetrical world view adalah pandangan bahwa organisasi harus berkomunikasi dengan publik secara
terbuka dan saling menghargai, serta memperhatikan kepentingan bersama antara organisasi dan
publik. Dalam konteks humas, pandangan ini menganggap bahwa tugas humas adalah untuk
membangun hubungan yang seimbang dengan publik, dengan cara mengkomunikasikan informasi yang
jujur dan transparan, mendengarkan masukan dan umpan balik dari publik, serta melakukan dialog dan
konsultasi dengan publik dalam proses pengambilan keputusan.

Sementara itu, asymmetrical world view adalah pandangan bahwa organisasi memiliki keunggulan
informasi dan sumber daya yang harus dipertahankan untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam konteks
humas, pandangan ini menganggap bahwa tugas humas adalah untuk mengontrol informasi dan citra
organisasi, serta menggunakan berbagai teknik komunikasi untuk mempengaruhi persepsi dan sikap
publik sesuai dengan kepentingan organisasi. Pendekatan ini lebih bersifat manipulatif dan berorientasi
pada tujuan organisasi, daripada mengutamakan kepentingan publik.

Dalam praktiknya, pendekatan symmetrical lebih sesuai dengan perkembangan komunikasi dan
tuntutan transparansi dalam era digital saat ini, yang mengharuskan organisasi untuk membangun
hubungan yang saling menguntungkan dengan publik untuk mencapai tujuan jangka panjang yang
berkelanjutan. Sementara pendekatan asymmetrical lebih sesuai untuk organisasi yang beroperasi
dalam lingkungan yang sangat kompetitif dan kompleks, dan membutuhkan keunggulan informasi dan
pengaruh untuk memenangkan persaingan. Namun, dalam jangka panjang, pendekatan asymmetrical
dapat merusak citra dan reputasi organisasi jika terlalu berlebihan dalam manipulasi informasi dan
pengaruh terhadap publik.

Soal 2

Berdasarkan kondisi yang disebutkan di atas, jenis penelitian Humas yang tepat untuk dilakukan oleh
manajer Humas adalah studi jaringan komunikasi (communication network analysis).
Studi jaringan komunikasi adalah teknik penelitian yang digunakan untuk memetakan pola dan aliran
komunikasi di antara individu atau kelompok dalam suatu organisasi. Teknik ini digunakan untuk
mengidentifikasi pola komunikasi yang efektif dan tidak efektif, serta mengidentifikasi key actor atau
individu yang memiliki pengaruh besar dalam jaringan komunikasi.

Dalam konteks kasus di atas, studi jaringan komunikasi dapat membantu manajer Humas untuk
memahami bagaimana informasi bergerak di antara karyawan dalam perusahaan dan mengidentifikasi
hambatan-hambatan komunikasi yang mungkin terjadi. Dengan memetakan jaringan komunikasi
internal, manajer Humas dapat merancang strategi komunikasi yang lebih efektif dan efisien untuk
meningkatkan kinerja karyawan dan mencapai tujuan perusahaan. Selain itu, studi jaringan komunikasi
juga dapat membantu manajer Humas untuk mengidentifikasi key actor atau individu yang memiliki
peran penting dalam jaringan komunikasi, sehingga memudahkan Humas dalam diseminasi informasi
dan memperkuat hubungan antara karyawan dan perusahaan.

Pengantar ilmu komunikasi

Model komunikasi Stimulus-Respons (S-R) adalah model komunikasi yang melihat komunikasi sebagai
suatu proses yang bersifat linier, di mana pesan yang disampaikan oleh pengirim dianggap sebagai
stimulus yang menimbulkan respons dari penerima. Dalam model ini, komunikasi dianggap sebagai
proses yang sederhana dan tidak kompleks.

Menurut model ini, proses komunikasi terdiri dari tiga komponen utama: pengirim (sender), pesan
(message), dan penerima (receiver). Pengirim adalah individu atau organisasi yang mengirimkan pesan,
sedangkan penerima adalah individu atau kelompok yang menerima pesan. Pesan adalah informasi atau
pesan yang dikirim oleh pengirim dan ditujukan untuk penerima.

Dalam model S-R, pengirim dianggap sebagai pihak yang memiliki kontrol penuh terhadap pesan,
sedangkan penerima hanya dianggap sebagai pihak yang merespon atau menerima pesan. Model ini
melihat penerima sebagai suatu entitas yang pasif dan kurang terlibat dalam proses komunikasi, dan
tidak mempertimbangkan faktor psikologis atau sosial yang mungkin mempengaruhi cara penerima
merespon pesan.

Meskipun model S-R sederhana dan mudah dipahami, namun model ini dianggap kurang relevan dalam
konteks komunikasi modern yang kompleks dan dinamis. Model S-R tidak mempertimbangkan faktor
seperti konteks, budaya, dan pengaruh media sosial yang dapat memengaruhi cara seseorang merespon
pesan. Oleh karena itu, model ini tidak lagi banyak digunakan dalam ilmu komunikasi.

Soal 2

Berikut adalah 4 definisi dari para tokoh yang memahami komunikasi sebagai tindakan satu arah:

1. Claude Shannon dan Warren Weaver: "Komunikasi adalah proses di mana informasi dikirim dari satu
pihak yang disebut sumber ke pihak yang lain yang disebut penerima melalui media tertentu tanpa
adanya umpan balik."

Dalam definisi ini, komunikasi dianggap sebagai suatu proses di mana informasi atau pesan dikirimkan
dari pengirim ke penerima melalui media tertentu. Komunikasi dianggap sebagai suatu tindakan satu
arah karena tidak ada umpan balik dari penerima ke pengirim.

2. Harold Lasswell: "Siapa mengatakan apa, dalam saluran apa, kepada siapa, dan dengan efek apa?"

Dalam definisi ini, Lasswell mengidentifikasi empat elemen penting dalam proses komunikasi: pengirim,
pesan, saluran komunikasi, dan penerima. Komunikasi dianggap sebagai suatu tindakan satu arah karena
tidak ada aspek umpan balik yang ditangani.

3. Wilbur Schramm: "Komunikasi adalah suatu tindakan satu arah dari sumber ke penerima."

Dalam definisi ini, Schramm memandang komunikasi sebagai suatu tindakan satu arah di mana pesan
atau informasi hanya mengalir dari pengirim ke penerima. Tidak ada umpan balik yang dihasilkan oleh
penerima.

4. David Berlo: "Komunikasi adalah suatu proses di mana pesan dikirimkan oleh pengirim kepada
penerima dengan maksud untuk mempengaruhi tindakan atau sikap penerima."
Dalam definisi ini, Berlo menekankan bahwa tujuan dari komunikasi adalah untuk mempengaruhi
tindakan atau sikap penerima. Pesan hanya mengalir dari pengirim ke penerima, dan tidak ada umpan
balik yang ditangani. Oleh karena itu, komunikasi dianggap sebagai suatu tindakan satu arah.

Soal 3

Benar, bahasa adalah komponen penting dalam komunikasi verbal antara manusia. Bahasa memainkan
tiga fungsi penting dalam kehidupan manusia, yaitu:

1. Fungsi representatif atau referensial

Fungsi representatif atau referensial adalah fungsi bahasa yang digunakan untuk menyampaikan
informasi atau pengetahuan tentang objek atau fenomena yang ada di dunia nyata. Fungsi ini berkaitan
dengan makna kata atau frasa dalam bahasa. Contohnya, ketika seseorang mengatakan "kucing", maka
yang dimaksud adalah hewan berbulu yang umumnya dianggap lucu dan menggemaskan.

2. Fungsi ekspresif atau emosional

Fungsi ekspresif atau emosional adalah fungsi bahasa yang digunakan untuk menyatakan perasaan atau
emosi. Fungsi ini berkaitan dengan intonasi, nada, dan ekspresi wajah dalam penggunaan bahasa.
Contohnya, ketika seseorang mengatakan "saya sangat senang hari ini", maka yang dimaksud adalah
perasaan gembira atau senang yang diungkapkan melalui penggunaan bahasa.

3. Fungsi konatif atau pengaruh

Fungsi konatif atau pengaruh adalah fungsi bahasa yang digunakan untuk mempengaruhi atau
memengaruhi orang lain. Fungsi ini berkaitan dengan cara penyampaian dan penggunaan bahasa dalam
mempengaruhi orang lain. Contohnya, ketika seseorang mengatakan "ayo makan siang bersama", maka
yang dimaksud adalah mempengaruhi orang lain untuk makan siang bersama-sama.
Ketiga fungsi bahasa ini saling terkait dan saling melengkapi dalam kehidupan manusia. Dalam
penggunaan bahasa, kita seringkali menggabungkan ketiga fungsi tersebut untuk mencapai tujuan
komunikasi yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai