Deskripsi
Pelajar Indonesia tidak hanya dituntut baik dalam kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler, tetapi seiring dengan perjalanan pendidikannya, peserta didik juga
diharapkan dapat membangun karakter dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila,
serta mengintegrasikannya dalam setiap kegiatan yang mereka lakukan.
Tema yang diangkat dalam projek ini merupakan satu dari tujuh tema yang dirumuskan
dalam Naskah Profil Pelajar Pancasila yaitu “Bangunlah Jiwa dan Raganya” dengan
topik “Aku Siap Menjadi Remaja”. Projek ini berfokus pada 3 dimensi, yaitu
beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri,
dan kreatif.
Selama kegiatan projek ini peserta didik melakukan penelitian dan mendiskusikan
masalah-masalah tentang kesejahteraan diri (wellbeing), perundungan (bullying),
bentuk kenakalan remaja lainnya yang sering ditemukan di lingkungan sekitar,
serta berusaha mencari jalan keluarnya .
Tujuan
Aktivitas 7 (10 JP) Aktivitas 8 (10 JP) Aktivitas 9 (20 JP) Aktivitas 10 (10 JP)
6, 7, 8, 9,
Kreatif Memiliki keluwesan berfikir Menghasilkan solusi 10
dalam mencari alternatif alternatif dengan
mengadaptasi berbagai
gagasan dan umpan balik
untuk menghadapi situasi
dan permasalahan
Matriks
Capaian pada Tiap Aktivitas
Projek
3. Aktivitas 3 Problematika
Pada tahap ini peserta Mengidentifikasi
Remaja
didik dikenalkan jenis-jenis
mengenai berbagai problematika yang
problematika yang sering terjadi pada
dihadapi remaja usia remaja
secaraumum
Rencana Kegiatan
Persiapan
Pelaksanaan
Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak menjadi dewasa. Pada
masa ini pertumbuhan fisik, mental, dan emosional berubah sangat cepat. Pada
saat proses pematangan fisik, terjadilah perubahan komposisi tubuh baik tinggi
badan maupun berat badan yang akan memengaruhi status kesehatan dan gizi
seseorang. Makanan dengan gizi seimbang dan pola makan sehat sangat
penting pada periode ini untuk membantu tumbuh dan berkembang dengan baik
(Kemdikbud.2019).
Masa remaja berada pada batas peralihan kehidupan anak dan dewasa.
Tubuhnya tampak sudah “dewasa”, akan tetapi bila diperlakukan seperti
orang dewasa remaja gagal menunjukan kedewasaannya. Pengalamannya
mengenai alam dewasa masih belum banyak karena ia sering terlihat pada
remaja adanya kegelisahan, pertentangan, kebingungan, dan konflik pada
diri sendiri. Bagaimana remaja memandang peristiwa yang dialami akan
menentukan perilakunya dalam menghadapi peristiwa-peristiwa tersebut.
Usia SMP merupakan suatu fase memasuki usia remaja. Umumnya murid
SMP mulai mencari jati diri, mereka sudah cenderung lebih banyak
menghabiskan waktu bersama dengan teman-teman, maka pengaruh teman-
teman sebaya akan mulai terlihat pada sikap, pembicaraan, minat,
penampilan, dan perilaku lebih besar dari pada pengaruh keluarga. Pada
masa ini anak akan selalu mencari teman yang sesuai dan sepemikiran
dengannya sehingga sangat mungkin untuk membentuk suatu geng atau
akan berprilaku menyimpang apabila tidak didampingi dan diarahkan.
Di sinilah pentingnya peranan orang tua dan sekolah untuk mengarahkan
mereka agar siap menjadi remaja.
Nama :
Kelas :
Catatan Fasilitator
Pernyataan Dimensi
MB SDB BSH SB
KETERANGAN
https://bit.ly/formprogrestiapaktivitas
5 JP (5 X 40 Menit)
Aktivitas
2 Ciri-ciri Remaja
Persiapan
Rencana Kegiatan Fasilitator mencari literatur yang bisa
mendukung pencapaian tujuan
pemahaman kepada peserta didik terkait
ciri-ciri remaja
Pelaksanaan
Materi
https://drive.google.com/drive/u/0/
folders/1uBxyy3wBWhk1xJ3VrmsVtVz3I
Vn-tR1A
Rubrik Penilaian Pencapaian
Dimensi pada Aktivitas 2
Nama :
Kelas :
Catatan Fasilitator
Pernyataan Dimensi
MB SDB BSH SB
Beriman dan
Peserta didik mampu
bertakwa kepada
menganalisis ciri-ciri
Tuhan yang Maha Esa
remaja
dan berakhlak mulia
KETERANGAN
Persiapan
Fasilitator mencari literatur dan
contoh kasus yang sering ditemui atau
Rencana Kegiatan pada siswa usia remaja
Pelaksanaan
Materi
Masa remaja sering disebut-sebut sebagai masa
pencarian jati diri. Tidak heran, jika dalam fase
ini, remaja sering dipenuhi dengan kebingungan.
Berbagai masalah remaja juga bisa terjadi, mulai
dari perkara sepele hingga masalah yang
berdampak pada kesehatan mentalnya.
Kebanyakan remaja mulai memerhatikan Karena tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya,
remaja bisa mengalami gangguan makan, seperti
penampilannya. Pada periode ini, mereka juga
bulimia atau anoreksia. Mereka merasa takut berat
mulai tertarik dengan lawan jenis. badannya bertambah sehingga membiarkan dirinya
Namun, perubahan hormon bisa membuat remaja kelaparan.
menjadi berjerawat, mengalami bau badan, dan Remaja yang mengalami gangguan makan juga
menjalani berbagai perubahan lainnya pada mungkin berusaha mengeluarkan makanan dari
tubuh. tubuhnya, misalnya dengan memuntahkan makanan
yang sudah dimakan atau menggunakan obat
Masalah berat badan juga dapat menyebabkan
pencahar.
remaja merasa tidak percaya diri. Mereka mungkin Gangguan ini bisa menyebabkan mereka kekurangan
menyadari jika tubuhnya terlalu gemuk sehingga nutrisi dan memicu terjadinya berbagai masalah
berusaha untuk diet. kesehatan.
Permasalahan yang dihadapi remaja juga bisa Merokok merupakan salah satu masalah remaja
ditimbulkan oleh tekanan dari teman sebaya. yang cukup mengkhawatirkan. Tidak sedikit remaja
Anak remaja mungkin diharuskan berperilaku sekolah yang mulai terbiasa merokok.
sesuai aturan yang telah disepakati dengan Ada yang merasa bahwa merokok itu keren, ada
teman-temannya. pula yang melakukannya karena mengikuti teman
atau keluarga.
Namun, tekanan ini dapat menyebabkan remaja
Padahal rokok bisa berdampak serius pada
melakukan hal yang seharusnya tidak boleh
kesehatan remaja, termasuk meningkatnya jumlah
dilakukan, misalnya bolos sekolah atau tawuran.
dan keparahan penyakit pernapasan, penurunan
Jika tidak mengikutinya, mereka bisa dikucilkan
kebugaran fisik, dan masalah pada fungsi paru-
atau dijauhi teman-tem annya. paru.
Nama :
Kelas :
Catatan Fasilitator
Pernyataan Dimensi
MB SDB BSH SB
KETERANGAN
Persiapan
Rencana Kegiatan Fasilitator mencari narasumber sesuai
dengan tema yang akan disampaikan
Pelaksanaan
1. Fasilitator mendatangkan narasumber untuk menjelaskan kepada peserta
didik terkait remaja, problematika yang sering muncul pada masa remaja,
bentuk-bentuk kenakalan remaja
2. Narasumber menjelaskan bentuk kenakalan remaja yang sering terjadi di
lingkungan sekitar
3. Narasumber menjelaskan terkait kaitan antara kenakalan remaja dengan
kesehatan jiwa dan raga
4. Peserta didik setelah mendapatkan materi dari beberapa narasumber,
melakukan diskusi dengan kelompok terkait materi yang sudah
disampaikan
5. Peserta didik meneksplorasi permasalahan yang sering terjadi di
lingkungan sekitar
6. Peserta didik bersama dengan kelompoknya menuliskan cara mencegah
terjadinya permasalahan yang dipilih
7. Fasilitator melaksanakan asesmen formatif melalui observasi.
8. fasilitator memberikan umpan balik berdasarkan hasil asesmen formatif.
a Diam saja
d Membantu
Nama :
Kelas :
Catatan Fasilitator
Pernyataan Dimensi
MB SDB BSH SB
KETERANGAN
Rencana Kegiatan
Persiapan
Fasilitator menyiapkan bahan dan lembar
observasi yang akan digunakan peserta
didik untuk mengekplorasi permasalahan
remaja yang ada di lingkungan sekolah
Pelaksanaa n
Nama :
Kelas :
Catatan Fasilitator
Pernyataan Dimensi
MB SDB BSH SB
KETERANGAN
Persiapan
1. Peserta didik menyiapkan lembar
Rencana Kegiatan wawancara
Lembar Wawancara
Contoh
Nama :
Kelas :
Catatan Fasilitator
Pernyataan Dimensi
MB SDB BSH SB
KETERANGAN
Tujuan: Peserta didik membahas secara lebih jauh mengenai masalah kecanduan
gawai dan bullying yang ditemui di lingkungan sekolah
Persiapan
1. Fasilitator menyiapkan berbagai sumber belajar
mengenai contoh kasus kecanduan gawai pada
Rencana Kegiatan remaja
2. Fasilitator meminta siswa berkelompok 2-3
orang
Pelaksanaan
Contoh Kasus 1
Kecanduan Gawai
Gawai yang terhubung sistem daring dengan berbagai fitur ibarat pisau bermata
dua. yang bisa bermanfaat, tetapi juga bisa membahayakan kehidupan
anak-anak. Sejumlah anak mengalami "gangguan jiwa" akibat kecanduan
gawai.
Selain menjadi alat komunikasi dan sumber informasi, gawai yang
dilengkapi berbagai fitur juga menjadi pintu masuk bagi anak-anak untuk
mengakses media sosial, game, dan fitur lainnya secara daring yang belum
sesuai untuk usianya. Bahkan, penggunaan gawai yang terus-menerus tanpa
mengenal waktu berpotensi mengganggu tumbuh kembang anak serta membuat
anak kecanduan atau adiksi gawai.
Fenomena anak-anak yang kecanduan gawai setidaknya semakin terlihat
dalam lima tahun terakhir. Meskipun belum ada angka pasti berapa persentase dan
jumlah anak yang mengalami gejala kecanduan atau kecanduan gawai, dari sejumlah
kasus yang terungkap di publik, hasil kajian, survei, dan penelitian menunjukkan
fenomena kecanduan gawai pada anak saat ini pada situasi mengkhawatirkan.
Tidak hanya menjadi korban, anak-anak juga terlibat dalam sejumlah kasus
yang masuk kategori tindak pidana.
Dari sisi usia, anak yang rentan mengalami kecanduan gawai berada di
rentang usia 13-18 tahun. Pada usia anak, bagian otak, yaitu dorsolateral
prefivntal cortex yang berfungsi untuk mencegah seseorang bersikap impulsif
sehingga ia bisa merencanakan dan mengontrol perilaku dengan baik.
LKPD
1 Carilah contoh kasus kecanduan gawai!
Bullying atau perundungan pada remaja bisa terjadi di mana saja dan pada siapa saja, termasuk
remaja. Maka dari itu, remaja perlu mengetahui tanda-tanda bullying dan hal yang perlu dilakukan jika itu
sampai terjadi. Kata bullying merujuk pada arti kata perundungan, intimidasi, atau penindasan. Meski bisa
terjadi pada semua rentang usia, bullying paling sering terjadi saat anak berada di fase remaja. Perilaku
ini biasanya dilakukan oleh individu atau kelompok yang lebih kuat pada yang lebih lemah.
Perlu diketahui bahwa perundungan berbeda dengan pertengkaran biasa. Perundungan bukan hanya
menyerang fisik tetapi juga kejiwaan atau mental seseorang. Selain itu, kejadian ini umumnya terjadi
secara berulang atau terus menerus. Perlu diketahui pula bahwa tindakan ini juga mempunyai niat untuk
memberikan rasa sakit hati dan tidak nyaman baik secara fisik mapun emosional. Orang yang menjadi
korban bully biasanya memiliki suatu hal yang dirasa tidak umum oleh pelaku bully.
Umumnya anak yang menjadi korban bully ialah yang kurang populer mempunyai fisik yang tidak
sempurna, preferensi seksual yang berbeda, atau dari kondisi ekonomi bawah. Namun, tidak menutup
kemungkinan orang-orang yang populer di sekolah dan dari kalangan atas terkena bully karena misal ia
cenderung arogan sehingga tidak disukai.
A. Jenis-jenis bullying pada remaja
Fenomena perundungan atau bullying adalah salah satu masalah yang hingga saat ini
belum bisa diberantas secara menyeluruh. Pasalnya, perundungan bisa terjadi dimana
saja baik di sekolah, tempat les, bahkan di rumah. Pada banyak kasus, korban
perundungan tidak berani memberitahu siapapun tentang kondisi yang dialaminya karena
diancam oleh pelaku. Ada jenis-jenis bullying yang mungkin dialami remaja dan perlu
ketahui, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Bullying fisik
Biasanya perundungan fisik adalah salah satu dari jenis bullying pada remaja yang
paling mudah dikenali. Sering kali, yang menjadi korban akan menerima berbagai
perlakuan fisik yang kasar.
Menurut National Center Against Bullying , jenis perundungan fisik bisa berupa
menghalangi jalan korban, menyandung, mendorong, memukul, menjambak, hingga
merusak barang.
Perhatikan apabila pada tubuh anak sering muncul luka atau memar tanpa alasan yang
jelas. Biasanya anak yang menjadi korban enggan untuk mengakui bahwa dirinya
ditindas secara fisik.
Hal ini disebabkan karena takut dianggap tukang mengadu atau karena diancam oleh
pelaku perundungan. Maka, anak mungkin akan menjawa b bahwa luka
tersebut didapat saat main basket atau jatuh dari tangga.
2. Bullying verbal
Salah satu dari jenis bullying pada remaja lainnya adalah perundungan verbal. Tindakan
ini bisa dilakukan dengan kata -kata, pernyataan, julukan, dan tekanan psikologis yang
menyakitkan atau merendahkan.
Dampak dari perundungan secara verbal mungkin tidak terlihat secara langsung.
Maka dari itu, pelakunya tidak akan ragu untuk melontarkan ucapan yang tidak pantas
secara terus-menerus.
Biasanya, hal ini dilakukan ketika tidak ada saksi atau orang lain yang lebih tua.
Perundungan jenis ini biasanya ditujukan pada anak yang fisik, penampilan, sifat,
atau latar belakang sosialnya berbeda dari anak -anak yang lain. Tak jarang satu dari
jenis perundungan ini dialami oleh anak yang gemuk, minderan, atau p restasinya
di sekolah kurang tampak.
3. Tindakan pengucilan
Jenis perundungan lainnya yang juga cukup sering terjadi yaitu pengucilan. Anak Anda
tidak disakiti secara fisik maupun verbal, tetapi justru dimusuhi dan diabaikan
oleh lingkungan pergaulannya.
Anak akan kesulitan mencari teman, karena biasanya pelaku punya pengaruh
yang cukup kuat untuk membujuk orang lain mengucilkan si korban.
Biasanya, anak yang mengalami jenis perundungan ini sering menyendiri,
mengerjakan tugas kelompok seorang diri dan tidak pernah bermain bersama teman-
teman di luar jam sekolah.
6. Bullying antarsaudara
Jenis bullying lainnya yang bisa terjadi pada remaja adalah perundungan dari saudara
terdekat. Hal ini bisa terjadi ketika ada salah satu pihak yang merasa bahwa ia
diperlakukan kurang baik dibandingkan dengan adiknya.
Remaja yang pernah dirundung pada masa kecilnya dilaporkan cenderung lebih rentan
mengalami masalah mental sewaktu dewasa. Inilah bahaya bullying di rumah yang perlu
lebih diwaspadai.
https://hellosehat.com/parenting/remaja/kesehatan-mental-remaja/bullying-pada-anak-remaja/
Rubrik Penilaian Pencapaian
Dimensi pada Aktivitas 7
Nama :
Kelas :
Catatan Fasilitator
Pernyataan Dimensi
MB SDB BSH SB
KETERANGAN
Tujuan: Peserta didik mampu menuangkan solusi terbaik menurut mereka untuk
mengatasi problematika remaja yang ditemui dengan berbagai media
Persiapan
Rencana Kegiatan
1. Fasilitator membagi siswa untuk membentuk
kelompok
2. Masing-masing kelompok berjumlah 2 - 3
orang
Pelaksanaan
Masalah Penampilan
1 "Peserta didik harus percaya diri dengan dengan gayanya tidak
Tiktok
harus mengikuti mode karena mode yang sedang trend belum tentu
sesuai dengan dirinya"
Rubrik Penilaian PencapaianDimensi
pada Aktivitas 8
Nama :
Kelas :
Catatan Fasilitator
Pernyataan Dimensi
MB SDB BSH SB
KETERANGAN
Pelaksanaan
1. Fasilitator mempersilakan peserta didik untuk merancang media
kampanye dengan terlebih dahulu mengajukan pertanyaan
"Bagaimana pesan kalian dapat tersampaikan kepada khalayak ?" Peserta
didik menyampaikan alasan mengapa memilih cara tersebut Peserta didik
menyampaikan sasaran kampanye
2. Peserta didik merancang media yang akan digunakan untuk kampanye
Peserta didik berbagi tugas dalam pembuatan media kampanye Setelah
peserta menyelesaikan media kampanye, selanjutnya mereka mendiskusikan
hasil pekerjaannya dengan fasilitator
3. Fasilitator memastikan media yang dibuat sesuai dengan tujuan yang akan
disampaikan
4. Fasilitator memberikan masukan dan umpan balik pada hasil karya/media
kampanye yang dibuat peserta didik sebelum mereka melakukan
kampanye
Rubrik Penilaian Pencapaian
Dimensi pada Aktivitas 9
Nama :
Kelas :
Catatan Fasilitator
Pernyataan Dimensi
MB SDB BSH SB
KETERANGAN
Tujuan: Peserta didik dapat menyampaikan ide dan gagasan melalui berbagai
media sesuai kreativitas masing-masing
Rencana Kegiatan
Persiapan
Pelaksanaan
Peserta didik melakukan kampanye kepada sasaran yang sudah disepakati
bersama melalui media yang sudah dibuat (berupa poster, video, tiktok,
infografis, dll)
Nama :
Kelas :
Catatan Fasilitator
Pernyataan Dimensi
MB SDB BSH SB
KETERANGAN
Nama :
Kelas :
Keterangan
Tujuan: Peserta didik dapat merefleksi diri sendiri dan mengetahui hal yang
baik dan benar untuk dilakukan
Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
Pelaksanaan
Dari kegiatan yang sudah dilakukan, hal apa yang perlu ditingkatkan ?
Rencana perbaikan apa saja yang akan dilakukan sehingga dampak
kegiatan yang dilakukan lebih efektif?
Rencana perbaikan apa saja yang akan dilakukan sehingga dampak kegiatan yang
dilakukan lebih efektif?
Dari apa yang sudah kalian lakukan, pembelajaran berharga apa yang kalian dapatkan ?
Lampiran 1
Rubrik Penilaian
Sedang
Mulai Berkembang Sangat
Sub Elemen Berkembang
Berkembang Sesuai Harapan Berkembang
Lembar Observasi
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Nama Sekolah :
Nama :
Fase : D
Kelas :
Bulimia : Penyakit lapar berlebihan dan selalu ingin makan, tetai setalh
makan lalu muntah.
Regulasi : Pengaturan
Adlina, Atifa. 2022. ht tps:// hell osehat .com/ parenti ng/rem aj a/kesehat an -m ent al -
rem aj a/ bull ying -pada-anak -rem aj a/. Di unduh pada t anggal 25 Jul i 2023
https://kbbi.web.id/
Lam an Komi nfo : ht tps:// www.komi nfo.go.i d/ cont ent /det ail/ 13547/kecanduan -
%20gawai-ancam -anak-anak/ 0/sorot an_m edi a
R ahm awati , Dina. 2022. h ttps://www.seh atq .co m/artikel/m as alah -rem aj a-yang-
perlu -diperhatikan -orangtua (artikel kesehatan yang diterbitkan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia). Diunduh pada tanggal 19 April 2 022