Anda di halaman 1dari 11

STATUS HUKUM DANA HIBAH EKS.

PNPM-MPD APAKAH SEBAGAI DANA


MASYARAKAT ATAU SEBAGAI DANA NEGARA

A. Latar Belakang
Analisis hukum ini dimaksudkan untuk materi pembelaan atas tuduhan
Jaksa terhadap saya dan bu Ida Rokhani pada pengelolaan Dana Eks. PNPM
MPd di Kecamatan Kedungbanteng. Tuduhan Jaksa terhadap saya dan bu Ida.
R, diduga ada Perbuatan Melawan Hukum (PMH) tindak pidana korupsi yaitu
dengan tuduhan Pasal 2 juncto Pasal 18 Undang-undang Tindak Pidana
Korupsi (Tipikor) dan Pasal 55 ayat (1) KUHP.
Tuduhan Jaksa pada pengelolaan Dana Hibah Bantuan Langsung
Masyarakat (BLM) berupa dana bergulir untuk kegiatan Simpan Pinjam pada
kelompok SPP (Simpan Pinjam Perempuan) dan UEP (Usaha Ekonomi
Produktif). Bahwa sejak tanggal 29 Desember 2014, PNPM-MPd telah
dinyatakan berakhir melalui Surat Edaran Dirjen PMD Kemendagri Nomor :
414.2/10768/PMD.
Sejak tahun 2003 s/d 2014 (berakhirnya PNPM MPd) Kecamatan
Kedungbanteng menerima hibah sebesar +- 2,6 Milyar Rupiah yang langsung
dari Negara melalui Surat Penetapan Camat (SPC) Kedungbanteng. Sampai
dengan tanggal 29 Desember 2014, jumlah modal yang bersumber dari hibah
tersebut berkembang menjadi sebesar +- 5,9 Milyar Rupiah yang bersumber
dari :
- Modal tambahan dari laba setiap tahun sebesar 50% dari laba bersih;
- Uang operasional yang tidak terpakai;
- Hadiah
Pada saat program sedang/masih berlangsung atau sebelum dinyatakan
berakhir, pengelolaan dana bergulir PNPM-MPd berdasarkan pada Petunjuk
Teknis Operasional (PTO) yang diterbitkan melalui Surat Edaran Menteri
Dalam Negeri dan Dirjen PMD Kemendagri. PTO terakhir melalui Surat Edaran
Menteri Dalam Negeri Nomor : 414.2/3101/PMD tanggal 24 April 2014 tentang
PTO PNPM-MPd Tahun Anggaran 2014.
PTO inilah yang menjadi dasar tuduhan terhadap saya dan bu Ida. R
melakukan tindak pidana korupsi atas Dana Bergulir PNPM-MPd, dalam
kedudukan saya sebagai orang-perseorangan dan bu Ida. R sebagai orang-
perseorangan, bukan dalam jabatan/kedudukan sebagai Komisaris Utama dan
Direktur Utama PT. LKM Kedungmas yang mengelola dana bergulir Eks.
PNPM-MPd.

1|Page
Unsur yang paling utama dalam tindak pidana korupsi adalah pembuktian
adanya “kerugian Negara.” Sesuai Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor :
25/PUU-XIV/2016 halaman 116 menyatakan kata/frasa “dapat” pada Pasal 2
ayat (1) dan Pasal 3 Undang-undang Tindak Pidana Korupsi yang semula
“delik formil” menjadi “delik materiil.” Sehingga unsur “kerugian Negara” harus
dibuktikan secara nyata (actual loss). Akibatnya jika unsur tersebut tidak
terbukti maka saya dan bu Ida. R harus dibebaskan dari jerat hukum.
Untuk itu, pembuktian kerugian Negara pada perkara kami, kami
membuat analisis hukum apakah dana Eks. PNPM-MPd itu dana Negara atau
dana Masyarakat setelah dihibahkan kepada masyarakat satu wilayah
Kecamatan dan setelah berakhirnya PNPM-MPd atau setelah tidak berlakunya
PTO yang dimaksud di atas.
Analisis ini juga termasuk, kedudukan hukum saya pada Eks. PNPM-MPd
di Kecamatan Kedungbanteng, baik pada proses penataan maupun pada
pengelolaan pasca PNPM-MPd berakhir, apakah benar-benar sebagai pihak
yang bertanggungjawab atas penataan PNPM-MPd, dan menjadi pihak yang
melakukan tindak pidana korupsi mengingat bahwa penanggungjawab
seluruhnya PNPM-MPd adalah Camat dan Eks. PJOK dari Kecamatan
Kedungbanteng.

B. Status Dana Eks. PNPM-MPd berdasarkan Peraturan Perundang-


undangan setelah PNPM-MPd dinyatakan berakhir
I. Berdasarkan PTO Tahun Anggaran 2014, Surat Edaran Menteri Dalam
Negeri Nomor : 414.2/3101/PMD tanggal 24 April 2014
1. Pengertian Dana Bergulir adalah seluruh dana program yang berasal
dari BLM-PPK, BLM-PNPM-MPd dan sumber lain yang disalurkan oleh
masyarakat melalui UPK, dan digunakan oleh masyarakat untuk
mendanai ekonomi rumah tangga miskin melalui kelompok-kelompok
yang bersifat pinjaman dalam satu wilayah Kecamatan. Jadi, seluruh
dana yang diperoleh dari hibah, maupun pengembangan kegiatan dan
sumber dana lainnya adalah dana bergulir Eks. PNPM-MPd.
2. Kemudian pada Lampiran Surat Edaran tersebut, pada angka 4
halaman 3 PTO, penjelasan X), mengatur bahwa, “Pemilik Dana
Bergulir adalah masyarakat desa-desa dalam satu wilayah
Kecamatan.”
Kepemilikan ini direpresentasikan oleh BKAD PNPM-MPd.
3. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri ini berisi tentang Petunjuk Teknis
Operasional (PTO) PNPM-MPd, yang kemudian menjadi dasar hukum

2|Page
penuntutan Jaksa terhadap saya dan bu Ida. R. Surat Edaran ini jelas-
jelas mengatur dan menegaskan bahwa, Dana Bergulir dengan segala
pengembangannya status hukum kepemilikannya adalah “milik
masyarakat desa-desa dalam satu wilayah Kecamatan.”
4. Bahwa Dana Hibah bergulir Eks. PNPM-MPd yang diterima Kecamatan
Kedungbanteng sejak tahun 2003 s/d 2014 sebesar Rp2.619.881.650,-
kemudian keadaan permodalan UPK PNPM-MPd di Kecamatan
Kedungbanteng pada akhir tahun 2014 sebesar Rp5.929.000.000,-
Jadi dana hibah Pemerintah yang diperuntukkan untuk PNPM-MPd di
Kecamatan Kedungbanteng berkembang, apakah Negara dirugikan?
5. Berdasarkan PTO tersebut, subjek hukum kepemilikan atas dana
bergulir Eks. PNPM-MPd secara tegas adalah “masyarakat desa-desa
wilayah se-Kecamatan.” Jika demikian, unsur kerugian Negara tidak
ada/tidak terjadi, karena :
- Berdasarkan PTO tersebut, dana bergulir Eks. PNPM-MPd secara
tegas diatur adalah bukan dana Negara, tetapi dana yang dimiliki
oleh masyarakat desa-desa se-wilayah Kecamatan.
- Bahwa pengelolaan dana hibah Negara tersebut, sampai dengan
berakhirnya program berkembang (tidak berkurang) dari
Rp2.619.881.650,- menjadi sebesar Rp5.929.000.000,- pada tahun
2014.
6. Dalam PTO tersebut, juga diatur tentang perintah untuk melakukan
penataan kelembagaan BKAD PNPM-MPd, karena pada tahun yang
sama yaitu pada tanggal 25 Januari 2014, berlaku Undang-undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, dimana pada Pasal 91 diatur
tentang Kerjasama Antar Desa dan tentang BKAD. Sehingga
diperlukan penataan kelembagaan BKAD PNPM-MPd, disesuaikan
dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Desa tersebut.
II. Berdasarkan Surat Edaran Plt. Dirjen PPMD Kementerian Desa PDTT
Nomor : 022/SD/Dep-I.PDT/III/2015 tanggal 30 Maret 2015
1. Surat Edaran ini adalah surat edaran yang untuk pertama kalinya
diterbitkan oleh Kementerian Desa PDTT yang mengatur tentang
PNPM-MPd pasca berakhirnya program.
2. Sejak tanggal 23 Januari 2015, Pemerintah membentuk Kementerian
baru yaitu Kementerian Desa PDTT, sehingga sebelumnya Bidang
Pemberdayaan Masyarakat Desa merupakan kewenangan
Kementerian Dalam Negeri, menjadi kewenangan Kementerian Desa

3|Page
PDTT, dengan sebutan Direktorat Jenderal Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD). Surat Edaran Nomor :
022/SD/Dep-I.PDT/III/2015 tersebut mengatur tentang Panduan
Penataan dan Perlindungan Kegiatan Permodalan PNPM-MPd.
3. Surat Edaran ini justru lebih spesifik/khusus mengatur tentang
penataan permodalan PNPM-MPd. Surat Edaran ini secara tegas
mengatur bahwa Subjek Hukum kepemilikan Dana Bergulir Eks.
PNPM-MPd adalah masyarakat desa dalam satu wilayah Kecamatan,
yang direpresentasikan oleh desa-desa dalam satu wilayah
Kecamatan.
4. Bahkan dalam penjelasan lampiran Surat Edaran tersebut, bahwa
Dana Bergulir dibagikan kepada desa-desa berdasarkan prosentase
Surat Penetapan Camat (SPC) sebagai representasi masyarakat desa.
5. Penataan kelembagaan PNPM-MPd di Kecamatan Kedungbanteng
dilakukan berdasarkan pada ketentuan-ketentuan yang berlaku pada
Surat Edaran ini. Termasuk Rancangan Peraturan Bersama Kepala
Desa (Permakades) yang mengatur tentang Kerjasama Antar Desa,
sebagaimana diamanatkan dan diatur pada Pasal 91 dan Pasal 92
Undang-undang Desa.
III. Surat Edaran Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa (PPMD) Kemendes PDTT Nomor : 134/DPPMD/VII/2015 tanggal
13 Juli 2015 tentang Panduan Pengakhiran dan Penataan Hasil
Kegiatan PNPM-MPd
1. Dengan terbitnya Surat Edaran ini, maka Surat Plt. Dirjen
Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa PDTT Nomor :
022/SD/Dep-I.PDT/III/2015 dinyatakan “tidak berlaku” (angka 2 SE
Nomor : 134/DPPMD/VII/2015)
2. Pada Surat Edaran ini, dijelaskan pada Lampiran surat menyatakan,
bahwa :
“Dengan berakhirnya Pelaksanaan PNPM-MPd tahun anggaran 2014,
maka PTO PNPM-MPd tanggal 24 April 2014 “dinyatakan tidak
berlaku” (Lampiran Surat huruf C. angka 1 huruf b angka (5))
3. Bahwa PTO yang dimaksud tidak berlaku adalah PTO dari Surat
Menteri Dalam Negeri Nomor : 414.2/3101/PMD yang menjadi dasar
tuduhan Jaksa terhadap saya dan bu Ida. R.
4. Surat Edaran ini juga mengatur tentang Dana Bergulir Eks. PNPM-MPd
adalah “milik masyarakat desa dalam satu wilayah Kecamatan.”

4|Page
5. Pada Surat Edaran ini mendudukkan desa sebagai subjek hukum atas
kepemilikan bersama masyarakat, hal ini didasarkan pada pengertian
tentang Desa sesuai Undang-undang Desa Pasal 1 angka 1.
6. Surat Edaran ini juga mengatur tentang Kerjasama Antar Desa
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Desa Pasal 92 ayat
(1), (2), dan (3).
7. BKAD Eks. PNPM-MPd sesuai Surat Edaran ini, diselaraskan dengan
Peraturan tentang Kerjasama Antar Desa pada Undang-undang Desa
tersebut.
8. Salah satu pertimbangan hukum PT. LKM Kedungmas sahamnya
dimiliki oleh 14 Pemerintah Desa dan BKAD karena agar sesuai dengan
Surat Edaran ini.
IV. Berdasarkan Surat Edaran Nomor : 5.079/M-DPDTT/02/2017 tentang
Rekapitulasi Dana Berguliran dan Aset Lain Pasca PNPM-MPd sampai
dengan Desember 2016
1. Surat ini pokoknya memerintahkan kepada Kepala Badan
Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten/Kota untuk :
- Melakukan pendataan terakhir posisi neraca dana bergulir sampai
dengan Desember 2016 pada lokasi PNPM-MPd.
- Melakukan pembinaan terhadap UPK dan lainnya untuk tetap
melaksanakan SOP, PTO dan penjelasannya.
- Terhadap regulasi/peraturan tata kelola kelembagaan yang mengikat
pelaksanaan Dana Bergulir Masyarakat oleh UPK, dan/atau yang
telah disesuaikan dengan oleh Kabupaten/Kota, dan/atau yang telah
disepakati pada Musyawarah Antar Desa (MAD), dinyatakan TETAP
BERLAKU sampai dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Desa
PDTT (angka 4 Surat Edaran Nomor : 5.079/M-DPDTT/02/2017)
2. Pada Surat Menteri ini, tidak ada satu kalimatpun yang
menyebutkan/menyatakan terhadap pengelolaan Dana Bergulir Eks.
PNPM-MPd atau yang dikelola berdasarkan hasil Musyawarah Antar
Desa yang berdasarkan pada Surat Dirjen PPMD Kemendes PDTT
Nomor : 134/DPPMD/VII/2015 tanggal 13 Juli 2015.
3. Bahkan dalam Surat Menteri tersebut, pada pengelolaan Dana Bergulir
Eks. PNPM-MPd yang tidak berdasarkan PTO tetapi berdasarkan hasil
penataan yang disepakati dalam Musyawarah Antar Desa dan
pengelolaan dalam bentuk lain (sebagaimana yang dilakukan di

5|Page
Kecamatan Kedungbanteng) dinyatakan TETAP BERLAKU sampai
dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Desa.
4. Terhadap dakwaan Jaksa terhadap saya dan bu Ida. R atas dugaan
tindak pidana korupsi karena pengelolaan Dana Bergulir Eks. PNPM-
MPd di Kecamatan Kedungbanteng tidak sesuai dengan PTO dan
penjelasannya jelas-jelas tidak terbukti dengan berlakunya Surat
Menteri Desa PDTT ini.
5. Pengelolaan Dana Bergulir pasca pengakhiran PNPM-MPd di
Kecamatan Kedungbanteng, merupakan hasil penataan kelembagaan
Eks. PNPM-MPd sebagaimana diperintahkan oleh Surat Dirjen PPMD
Kemendes PDTT Nomor : 134/M-DPPMD/VII/2015 tanggal 13 Juli
2015, dan merupakan hasil dari Musyawarah Antar Desa, sehingga
apa yang dituduhkan Jaksa terhadap saya dan bu Ida. R karena
pengelolaan Dana Bergulir Eks. PNPM-MPd di Kecamatan
Kedungbanteng, tidak sesuai dengan Surat Menteri Dalam Negeri
Nomor : 414.2/3101/PMD tanggal 24 April 2014 tentang SOP dan PTO
PNPM-MPd adalah tidak benar.
V. Peraturan Menteri Desa, PDTT Nomor 15 Tahun 2021 tentang Tata
Cara Pembentukan Pengelola Kegiatan Dana Bergulir Masyarakat Eks.
PNPM-MPd menjadi BUMDES Bersama
1. Pasal 6 Permendes PDTT ini mengatur bahwa, Aset DBM (Dana
Bergulir Masyarakat) Eks. PNPM-MPd meliputi harta kekayaan baik
yang berupa uang atau benda lain yang dapat dinilai dengan uang baik
aset tetap atau bergerak yang berasal dari :
- Hibah/bantuan Pemerintah langsung dan/atau bantuan lainnya dari
Pemerintah Pusat, Provinsi dan/atau Kabupaten selama
pelaksanaan PNPM-MPd.
- Pengembangan modal dari surplus/laba jasa pinjaman.
- Kekayaan lain yang sah selama pengelolaan.
adalah “milik bersama masyarakat desa dalam satu Kecamatan Eks.
PNPM-MPd.”
2. Pada Permendes ini kepemilikan atas aset Eks. PNPM-MPd tidak lagi
direpresentasikan oleh BKAD, pada Permendes ini sudah tidak
mengatur/tidak ada lagi kelembagaan BKAD sebagai perwakilan
masyarakat dalam satu wilayah Kecamatan Eks. PNPM-MPd.

6|Page
3. Kepemilikan Bersama Masyarakat dalam satu wilayah Kecamatan Eks.
PNPM-MPd diwujudkan dalam bentuk “Modal Penyertaan Masyarakat”
sebagai modal pendirian BUMDES Bersama DBM Eks. PNPM-MPd.
4. Pasal 40 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021
mengatur tentang Modal BUMDES dan BUMDES Bersama terdiri dari :
- Penyertaan Modal Desa;
- Penyertaan Modal Masyarakat Desa;
- Bagian dari laba yang ditetapkan dalam Musyawarah
Desa/Musyawarah Antar Desa untuk menambahkan modal.
5. Pasal 40 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021
mengatur bahwa modal awal BUMDES/BUMDES Bersama dapat
berasal dari :
- Penyertaan Modal Desa; dan
- Penyertaan Modal Desa dan Penyertaan Modal Masyarakat Desa.
6. Pasal 40 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021
mengatur bahwa, Penyertaan Modal Masyarakat Desa dapat berasal
dari lembaga berbadan hukum, lembaga tidak berbadan hukum, orang-
perseorangan, gabungan orang dari desa atau desa-desa setempat.
7. Pendirian BUMDES Bersama DBM Eks. PNPM-MPd, modal pendirian
terdiri dari :
a. Penyertaan Modal Desa; dan
b. Penyertaan Modal Masyarakat Desa Eks. PNPM-MPd
8. Semakin jelas bahwa Dana Hibah Pemerintah berupa Bantuan
Langsung Tunai Dana Bergulir Masyarakat PNPM-MPd dalam bentuk
hibah langsung masyarakat adalah Dana Masyarakat satu wilayah
Kecamatan Eks. PNPM-MPd, bukan Dana Negara.

7|Page
STATUS HUKUM KEPEMILIKAN DANA BERGULIR MASYARAKAT (DBM)
EKS. PNPM-MPd

DBM Eks. PNPM-MPd Terdiri dari

Dana yang bersumber dari


Pemerintah Pusat dan/atau
Perkembangan atau
Pemerintah Daerah melalui
Pertumbuhannya
Bantuan Langsung
Masyarakat PNPM-MPd

Diberikan kepada
masyarakat untuk pinjaman
perguliran sesuai
mekanisme yang telah
ditetapkan

Pasal 5 Permendes 15/2021 Aset DBM Eks. PNPM-MPd

Berupa harta/kekayaan baik


yang berupa uang maupun
benda lain yang dapat dinilai
dengan uang baik aset
bergerak atau tetap

Aset DBM Eks. PNPM-MPd


menjadi “milik bersama
Pasal 6 Permendes 15/2021 masyarakat desa dalam 1
(satu) Kecamatan Eks.
lokasi PNPM-MPd

Subjek Hukum kepemilikan


DBM Eks. PNPM-MPd

Jadi, subjek hukum atas kepemilikan Dana Bergulir Masyarakat Eks. PNPM-
MPd adalah “Milik bersama masyarakat desa dalam 1 (satu) wilayah Kecamatan
Eks. lokasi PNPM-MPd.”

8|Page
KEDUDUKAN SUBJEK HUKUM
“MILIK BERSAMA MASYARAKAT DESA DALAM 1 (SATU)
WILAYAH KECAMATAN EKS. PNPM-MPd

Milik Bersama Masyarakat Desa, haruslah didasarkan pada pengertian Desa


menurut Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
yang dimaksud Desa adalah :
“Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem dan
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.”
Dari pengertian Desa tersebut, dapat dipahami bahwa “untuk mengurus
kepentingan masyarakat desa setempat, desa diberi wewenang untuk mengatur
dan mengurusnya.” Untuk kepentingan tersebut, Desa memiliki lembaga yaitu
“Pemerintahan Desa” yang terdiri dari :
1. Pemerintah Desa, dimana Kepala Desa yang dibantu oleh Perangkat
Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
2. Badan Permusyawaratan Desa (BPD), lembaga yang menjalankan fungsi
pemerintahan, yang terdiri dari wakil dari penduduk desa setempat dipilih
berdasarkan keterwakilan wilayah desa setempat.
Pada sistem “Pemerintahan Desa” sesuai Undang-undang Desa, untuk
pengambilan keputusan bersama, atas kepentingan bersama masyarakat desa,
diatur tentang lembaga/forum tertinggi dalam pengambilan keputusan tersebut
yaitu, Musyawarah Desa. Berdasarkan Pasal 1 Undang-undang Desa yang
dimaksud dengan Musyawarah Desa :
Musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Pemerintah Desa
Unsur Masyarakat
yang diselenggarakan oleh BPD untuk menyepakati hal-hal yang bersifat
strategis.
Yang dimaksud dengan unsur masyarakat, berdasarkan Pasal terdiri dari :
- Ketua RT dan RW, atau yang mewakili;
- PKK;
- Karang Taruna;
- Tokoh Masyarakat (perwakilan per-dusun);
- Tokoh Agama.

9|Page
Yang dimaksud “hal strategis” yaitu, segala sesuatu tentang penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, misalkan :
- Musyawarah Desa Rencana APBDes;
- Musyawarah Desa RPJM Desa (Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa);
- Musyawarah Desa RKP Desa (Rencana Kerja Pemerintah Desa);
- Musyawarah Desa pengelolaan aset desa (bengkok);
- Musyawarah Desa Kerjasama Desa;
- Musyawarah Desa kepemilikan aset desa;
- Musyawarah Desa kepemilikan bersama masyarakat Desa;
- Musyawarah Desa pendirian sekolah, Badan Usaha Milik Desa, dll.
Tata laksana penyelenggaraan Musyawarah Desa diatur dalam Permendes
PDTT Nomor 2 Tahun 2015. Dengan demikian, “Musyawarah Desa” menjadi
forum/lembaga tertinggi ditingkat Desa, dalam pengambilan keputusan bersama
terhadap hal-hal strategis bagi masyarakat Desa.
Selanjutnya, dari hasil kesepakatan pada forum Musyawarah Desa,
dinyatakan kembali dalam :
1. Peraturan Desa; dan/atau
2. Peraturan Kepala Desa.
Dengan demikian, hendaknya segala hal yang telah disepakati dalam
Musyawarah Desa, diakui, dihormati, dan dihargai sebagai hasil musyawarah
tertinggi masyarakat Desa, dan diakui serta dihormati dan dihargai, baik di luar
pengadilan maupun di dalam pengadilan sebagai dasar hukum/produk hukum
Masyarakat Desa/Pemerintah Desa.
Musyawarah Desa dapat dilaksanakan karena sebab :
1. Diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan; dan
2. Kehendak/inisiatif Pemerintah Desa, atau BPD dan/atau masyarakat Desa
setempat.
Asas/prinsip yang menjadi dasar penyelenggaraan Musyawarah Desa adalah
“Musyawarah berdasarkan perwakilan masyarakat menurut keterwakilan wilayah,
kelembagaan Pemerintahan Desa dan keterwakilan tokoh baik masyarakat atau
tokoh agama.”
Kembali pada topic “Subjek Hukum milik bersama masyarakat Desa dalam 1
(satu) wilayah Kecamatan Eks. PNPM-MPd,” seyogyanya dipahami bahwa
kepemilikan bersama DBM Eks. PNPM-MPd ada di tingkat masyarakat 1 (satu)
desa yang berada pada 1 (satu) Kecamatan. Sehingga kedudukan subjek hukum
atas kepemilikan bersama tersebut ada di masyarakat dalam 1 (satu) desa.

10 | P a g e
Adapun penyelenggaraan pengelolaan “Kepemilikan Bersama DBM Eks.
PNPM-MPd” ada di tingkat Kecamatan. Oleh sebab itu, keputusan tertinggi dan sah
terhadap pengelolaan kepemilikan bersama DBM Eks. PNPM-MPd ada di tingkat
“Musyawarah Desa,” sehingga apabila sampai terjadi, penolakan pengelolaan
kepemilikan bersama DBM Eks. PNPM-MPd untuk dikelola bersama pada tingkat
Kecamatan, pada forum/lembaga Musyawarah Desa, maka pengelolaan
kepemilikan bersama DBM Eks. PNPM-MPd seharusnya diselenggarakan di tingkat
Desa. Mengapa demikian, tadi telah dijelaskan tentang pengertian Desa,
kedudukan Musyawarah Desa, yang secara tegas diatur di dalam Undang-undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Kenyataan hukum/fakta hukumnya, terhadap kepemilikan bersama DBM Eks.
PNPM-MPd, sebagaimana diatur dalam PP Nomor 11 Tahun 2021 tentang Badan
Usaha Milik Desa juncto Permendes PDTT Nomor 3 Tahun 2021 tentang
Pendaftaran, Pendataan, dan Pemeringkatan, Pembinaan dan Pengembangan,
dan Pengadaan Barang atau Jasa BUMDES atau BUMDES Bersama juncto
Permendes PDTT Nomor 15 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pembentukan
Pengelolaan Kegiatan Dana Bergulir Masyarakat Eks. PNPM-MPd menjadi
BUMDES Bersama, pengelolaannya adalah melalui kelembagaan BUMDES
Bersama.
Sedangkan BUMDES Bersama, yang dimaksud dapat didirikan berdasarkan
pada “Musyawarah Antar Desa” dimana hasil kesepakatan pada Musyawarah Antar
Desa tersebut, dinyatakan kembali ke dalam “Peraturan Bersama Kepala
Desa/PERMAKADES.” Bahkan, Musyawarah Antar Desa (MAD) menjadi
lembaga/forum tertinggi dalam pengambilan keputusan strategis pada pengelolaan
BUMDES Bersama. Sebagai lembaga/forum tertinggi, MAD pada struktur
kelembagaan BUMDES Bersama merupakan pemegang kekuasaan tertinggi.
Forum/lembaga Musyarawah Antar Desa pada pengelolaan kepemilikan
bersama masyarakat Desa DBM Eks. PNPM-MPd, merupakan forum representatif
subjek hukum atas kepemilikan DBM Eks. PNPM-MPd. Asas/prinsip yang
digunakan pada Musyawarah Antar Desa adalah “Musyawarah berdasarkan
keterwakilan masyarakat Desa dalam 1 (satu) wilayah Kecamatan lokasi Eks.
PNPM-MPd.”

11 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai