Mini Pro Edit Fix
Mini Pro Edit Fix
PENDAHULUAN
1
data kohort ibu hamil kekurangan energi kronis dan berat bayi lahir rendah tahun
2016 Puskesmas Kedungkandang didapatkan hasil bahwa angka kejadian KEK di
wilayah tersebut sebesar 19 orang dengan didapatkan jumlah Ibu hamil KEK
terbanyak dikelurahan Kotalama dan posisi kedua di tempati oleh kelurahan Buring
sebanyak 5 Orang.
Penting untuk mengetahui masalah KEK ini agar kita dapat mencegah dan
membantu program pemerintah. Berangkat dari tingginya prevalensi kekurangan
energi kronik pada ibu hamil dan kaitan antara asupan protein dengan KEK, maka
pada mini project ini akan membahas masalah KEK.
2
2. Sebagai bahan masukan bagi puskesmas dalam upaya mengatasi masalah
tingginya KEK di Kecamatan Kedungkandang
3. Dapat memberikan informasi yang benar sekaligus menambah wawasan dan
referensi atau kajian kepada masyarakat tentang upaya-upaya untuk
menekan tingginya KEK di wilayah Kedungkandang Malang.
4. Dapat dijadikan data untuk mendukung program tentang KEK oleh petugas
kesehatan lainnya dan sekaligus dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan
bagi program selanjutnya
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Etiologi
Proses terjadinya KEK merupakan akibat dari faktor lingkungan dan faktor
manusia. Faktor-faktor ini didukung oleh kekurangan asupan zat-zat gizi. Beberapa
hal yang dapat menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi antara lain: jumlah zat gizi
yang dikonsumsi kurang, mutunya rendah atau keduanya. Zat gizi yang dikonsumsi
juga mungkin gagal untuk diserap dan digunakan untuk tubuh. Apabila keadaan ini
berlangsung lama maka simpan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi kemerosotan
jaringan. (Helena, 2013)
4
Kebutuhan makanan atau nutrisi bagi ibu hamil lebih banyak dari pada
kebutuhan wanita yang tidak hamil. Kebutuhan nutrisi meningkat selama
kehamilan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin,
bersama-sama dengan perubahan-perubahan yang berhubungan pada
struktur dan metabolisme yang terjadi pada ibu. Metabolisme maternal
diatur melalui aktivitas dari hormon sebagai mediator, mengalihkan nutrisi
khusus kejaringan reproduksi (plasenta dan kelenjar payudara), kemudian
mentransfer nutrisi ke janin yang sedang berkembang (As’Ad, 2002).
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian
terbesar tubuh sesudah air. Beberapa enzim, hormon, pengangkut zat-zat
gizi dan darah, matriks intraseluler adalah protein. Protein mempunyai
fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat lain yaitu membangun
serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh. (Almatsier, 2003). Sebagian
besar protein dianjurkan berasal dari sumber hewani, misalnya daging
susu, telur, keju, produk ayam dan ikan, karena makanan-makanan ini
mengandung kombinasi asam amino yang optimal. Susu dan produk susu
telah lama dianggap sebagai sumber nutrisi, terutama protein dan kalsium
yang ideal bagi wanita hamil (Cunningham, 2005).
b. Usia ibu hamil
Semakin muda dan semakin tua umur seseorang ibu yang sedang hamil
akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda
perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan pertumbuhan
dan perkembangan dirinya sendiri, juga harus berbagi dengan janin yang
sedang dikandung. Sedangkan untuk umur tua perlu energi yang besar juga
karena fungsi organ yang melemah dan diharuskan untuk bekerja
maksimal, maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna
mendukung kehamilan yang sedang berlangsung. Sehingga usia yang
paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun, dengan
diharapkan gizi ibu hamil akan lebih baik.
c. Beban kerja atau aktivitas
Aktifitas dan gerakan seseorang berbeda-beda, seorang dengan gerak yang
otomatis memerlukan energi yang lebih besar dari pada mereka yang
hanya duduk diam saja. Setiap aktifitas memerlukan energi, maka apabila
semakin banyak aktifitas yang dilakukan, energi yang dibutuhkan juga
5
semakin banyak. Namun pada seorang ibu hamil kebutuhan zat gizi
berbeda karena zat-zat gizi yang dikonsumsi selain untuk aktifitas/ kerja
zat-zat gizi juga digunakan untuk perkembangan janin yang ada
dikandungan ibu hamil tersebut. Kebutuhan energi rata-rata pada saat
hamil dapat ditentukan sebesar 203 sampai 263 kkal/hari, yang
mengasumsikan pertambahan berat badan 10-12 kg dan tidak ada
perubahan tingkat kegiatan.
d. Penyakit infeksi
Malnutrisi dapat mempermudah tubuh terkena penyakit infeksi dan juga
infeksi akan mempermudah status gizi dan mempercepat malnutrisi,
mekanismenya yaitu :
a) Penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu makan, menurunnya
absorbsi dan kebiasaan mengurangi makanan pada waktu sakit.
b) Peningkatan kehilangan cairan atau zat gizi akibat diare, mual, muntah
dan perdarahan yang terus menerus.
c) Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan akibat sakit
atau parasit yang terdapat pada tubuh.
e. Pengetahuan ibu tentang gizi
Pemilihan makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi oleh pengetahuan,
sikap terhadap makanan dan praktek/ perilaku pengetahuan tentang nutrisi
melandasi pemilihan makanan. Pendidikan formal dari ibu rumah tangga
sering kali mempunyai asosiasi yang positif dengan pengembangan pola-
pola konsumsi makanan dalam keluarga. Beberapa studi menunjukkan
bahwa jika tingkat pendidikan dari ibu meningkat maka pengetahuan
nutrisi dan praktek nutrisi bartambah baik. Usaha-usaha untuk memilih
makanan yang bernilai nutrisi semakin meningkat, ibu-ibu rumah tangga
yang mempunyai pengetahuan nutrisi akan memilih makanan yang lebih
bergizi dari pada yang kurang bergizi.
f. Pendapatan keluarga
Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas
makanan. Pada rumah tangga berpendapatan rendah, sebanyak 60 persen
hingga 80 persen dari pendapatan riilnya dibelanjakan untuk membeli
makanan. Artinya pendapatan tersebut 70-80 persen energi dipenuhi oleh
6
karbohidrat (beras dan penggantinya) dan hanya 20 persen dipenuhi oleh
sumber energy lainnya seperti lemak dan protein.
g. Pemeriksaan kehamilan
Dalam memantau status gizi ibu hamil, seorang ibu harus melakukan
kunjungan ketenaga kesehatan. Ibu hamil harus melakukan pemeriksaan
kehamilan kepada tenaga kesehatan. Hal ini dilakukan untuk memantau
status gizi ibu hamil tersebut, Karena pemeriksaan kenaikan berat badan
perlu dilakukan dengan teliti. Ibu hamil yang terlalu gemuk akan
mengalami kesulitan saat melahirkan, begitu juga dengan ibu hamil yang
terlalu kurus dapat membahayakan keselamatan dirinya dan janin yang
dikandungannya. (Sjahmien Moehji, 2003)
7
ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori
setiap hari selama hamil. Sumber energi yang lain antara lain bias
didapat melalui : nasi, roti, ubi, mie, jagung, kentang, tepung
(Kristianasari, 2010).
b. Protein
Protein digunakan untuk proses pertumbuhan dan
perkembangan janin, protein memiliki peranan penting selama
kehamilan. Total protein fetal yang diperlukan selama masa gestasi
berkisar antara 350-450 g, dari 6 gram tiap hari sampai trimester kedua.
Pada saat memasuki trimester akhir, pertumbuhan janin sangat cepat
sehingga membutuhkan protein dalam jumlah yang besar 10 gram
perhari atau diperkirakan 2g/kg/hari.
Menurut kristiyanasari, (2010) menyatakan bahwa tambahan
protein untuk ibu hamil adalah 0,75 gram/kg berat badan, secara
keseluruhan jumlah protein yang dibutuhkan oleh ibu hamil yaitu
kurang lebih 60-76 gram setiap hari atau sekitar 925 gram dari total
protein yang dibutuhkan selama kehamilan. Sumber protein yang lain
dapat diperoleh dari : daging, ikan, telur, ayam, kacang-kacangan, tahu
dan tempe.
c. Zat besi
Kebutuhan Fe atau Zat Besi, jumlah Fe pada bayi baru lahir kira-
kira 300 mg dan jumlah yang diperlukan ibu untuk mencegah anemia
akibat meningkatnya volume darah adalah 500 mg (Manuaba, 2001).
Selama kehamilan seorang ibu hamil menyimpan zat besi kurang lebih
1.000 mg termasuk untuk keperluan janin, plasenta dan hemoglobin ibu
sendiri. Seorang ibu hamil perlu tambahan zat gizi rata-rata 20 mg perhari.
Sedangkan kebutuhan sebelum hamil atau pada kondisi normal rata-rata 26
mg per hari (umur 20 – 45 tahun). Zat besi dapat diperoleh dari : daging,
hati, sayuran hijau, bayam, kangkung, daun pepaya dan daun katuk. Tablet
zat besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi karena
mengandung tannin atau pitat yang menghambat penyerapan zat besi.
b. Asam Folat.
Minimal pemberian suplemen asam folat dimulai dari 2 bulan
sebelum konsepsi dan berlanjut hingga 3 bulan pertama kehamilan. Dosis
8
pemberian asam folat untuk preventif adalah 500 mikrogram atau 0,5-0,8
mg, sedangkan untuk kelompok dengan faktor resiko adalah 4 mg/hr.
Sumber asam folat ada di dalam serealia, kacang-kacangan, sayuran hijau,
jamur, kuning telur, jeruk, pisang, dll.
c. Kalsium
Kalsium diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin, serta
melindungi ibu hamil dari osteoporosis. Jika kebutuhan kalsium ibu hamil
tidak tercukupi, maka kekurangan kalsium akan diambil dari tulang ibu.
Sumber kalsium yang lain adalah sayuran hijau dan kacang-kacangan,
janin mengumpulkan kalsium dari ibunya sekitar 25-30 mg/hari atau
kebutuhan kalsium ibu hamil 500-1000mg/hari.
2.4.2 Manfaat Gizi
Manfaat gizi dalam kehidupan antara lain :
Fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia (Waryono, 2009) adalah
untuk:
a. Sumber energi atau tenaga
b. Sumber zat pembangun
c. Sumber zat pengatur
2.4.3 Manfaat bagi ibu hamil dan janin
Apa yang dimakan atau tidak dimakan ibu hamil akan berpengaruh
pada pertumbuhan dan perkembangan alat-alat tubuh bayi. Makanan yang
terlalu sedikit atau makanan yang salah dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim.
Kebiasaan makanan pada ibu hamil dapat mempengaruhi jalannya
kehamilan (berupa komplikasi seperti anemia), ketidaknyamanan (rasa letih,
mual dipagi hari), masa persiapan kelahiran dan persalinan (pada umumnya
ibu yang dietnya baik, jarang mengalami kesulitan/persalinan yang terlalu
dini), emosinya (diet yang baik dapat memperlunak perubahan suasana hati)
dan pemulihan pasca lahir (tubuh yang bergizi baik akan lebih cepat pulih).
Asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil berguna untuk :
Pertumbuhan dan perkembangan janin.
Mengganti sel-sel tubuh yang rusak atau mati.
Sumber tenaga.
9
Mengatur suhu tubuh.
Cadangan makanan
Untuk memperoleh kesehatan yang optimal diperlukan makan bukan
sekedar makanan, tetapi makanan yang mengandung gizi atau zat-zat gizi.
Zat-zat makanan yang diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan
kesehatan ini dikelompokkan menjadi 5 macam, yakni protein, lemak,
karbohidrat, vitamin dan mineral (Waryono, 2010).
2.4.4 Pengaruh kurangnya gizi
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan
masalah, baik pada ibu maupun janin seperti diuraikan sebagai berikut ini :
Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko
dan komplikasi pada ibu antara lain : anemia, KEK,
perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal dan
terkena penyakit infeksi
Terhadap Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat
mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum
waktunya (premature), perdarahan setelah persalinan, serta
persalinan dengan operasi semakin meningkat.
Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi
proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran,
abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan,
anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam
kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
(Waryono, 2010).
10
untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek (Supriasa,
2002).
Kategori KEK adalah apabila LILA kurang dari 23,5 cm atau di bagian
merah pita LILA (Supariasa, 2002). Menurut Depkes RI (1994) didalam
buku Supariasa (2002, p.48) pengukuran LILA pada kelompok wanita usia
subur (WUS) adalah salah satu deteksi dini yang mudah dan dapat
dilaksanakan masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok beresiko
KEK. Wanita usia subur adalah wanita usia 15-45 tahun.
b) Tujuan
Tujuan pengukuran LILA dilakuka pada ibu hamil maupun calon ibu
dan masyarakat umum. Tujuan pengukuran LILA adalah :
(1) Mengetahui resiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu,
untuk menapis wanita yang mempunyai resiko melahirkan bayi berat
lahir rendah.
(2) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan
dalam pencegahan dan penanggulangan KEK
(3) Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan
meningkatakan kesejahteraan ibu dan anak.
(4) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang
menderita KEK.
(5) Meningkatkan peran dalam upaya perbaikan gizi WUS yang menderita
KEK.
c) Ambang Batas
Ambang batas LILA pada WUS dengan resiko KEK di Indonesia
adalah 23,5cm. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5cm atau dibagian
merah pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK, dan
diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR). BBLR
mempunyai resiko kematian, kurang gizi, gangguan pertumbuhan dan
gangguan perkembangan anak (Supariasa, 2002).
d) Cara Mengukur LILA
Pengukuran LILA dilakukan melalui urutan–urutan yang telah
ditetapkan. Ada 7 urutan pengukuran LILA menurut Supariasa (2002)
yaitu:
1) Tetapkan posisi bahu dan siku.
11
2) Letakkan pita antara bahu dan siku.
3) Tentukan titik tengah lengan.
4) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan.
5) Pita jangan terlalu dekat
6) Pita jangan terlalu longgar
e) Cara pembacaan skala yang benar
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LILA adalah
pengukuran dilakukan dibagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri
(kecuali orang kidal kita ukur lengan kanan). Lengan harus posisi bebas,
lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang dan
alat ukur dalam keadaan baik.
b. Index massa tubuh (IMT)
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18
tahun keatas) merupakan masalah penting, karena selain mempunyai resiko
penyakit-penyakit tertentu, juga dapat mempengarui produktif kerja. Laporan
FAO /WHO/UNU tahun 1985 menyatakan bahwa batasan berat badan normal
orang dewasa ditentukan oleh Body Mass Index (BMI).
Body Mass Index di Indonesia lebih dikenal sebagai Indekx Masa
Tubuh (IMT). IMT merupakan alat yang sederhana untu memantau status gizi
orang dewasa khusunya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan
berat badan, maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan
seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang. Berat badan
dilihat dari Quatelet atau body mass Index (IMT). Indeks massa tubuh (IMT)
merupakan rumus matematis yang berkaitan dengan lemak tubuh orang
dewasa
Ibu hamil dengan berat badan dibawah normal sering dihubungkan
dengan abnormalitas kehamilan yang mengakibatkan bayi berat badan lahir
rendah. Sedangkan berat badan overweight meningkatkan resiko atau terjadi
kesulitan dalam persalinan. (Arisman, 2009).
Penilaian Indeks Masa Tumbuh diperoleh dengan memperhitungkan
berat badan sebelum hamil dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter
kuadrat (Yuni, 2009).
12
Rumus ini hanya cocok diterapkan pada mereka yang berusia antara
19-70 tahun, berstruktur tulang belakang normal, bukan atlet atau
binaragawan.
c. Pengaruh KEK
Kurang energi kronik (KEK) pada saat kehamilan dapat berakibat pada
ibu maupun pada janin yang dikandungnya (Waryono, 2010). Akibat dari
KEK adalah sebagai berikut:
Terhadap ibu : dapat menyebabkan resiko dan komplikasi antara lain : anemia,
perdarahan, berat badan tidak bertambah secara normal dan terkena penyakit
infeksi.
Terhadap persalinan : pengaruhnya pada persalinan dapat mengakibatkan
persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature),
perdarahan.
Terhadap janin : menimbulkan keguguran/abortus, bayi lahir mati, kematian
neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR).
13
2.6 Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian KEK
a. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia yaitu : penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai
enam tingkatan yaitu:
1). Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai kemampuan untuk mengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya. Salah satu diantaranya adalah mengingat kembali
(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima.
2). Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3). Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya Aplikasi dapat
diartikan juga sebagai penggunaan atau aplikasi hukum-hukum, rumus
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain.
4). Analisis (analysis)
Analisis diartikan sebagai kemampuan untuk menyebarkan materi
suatu objek ke dalam komponen-komponen yang masih dalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti menggambarkan
(membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan
sebagainya.
5). Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru
14
dengan kata lain suatu kemampuan untuk menyusu suatu formulasi baru dari
formula-formula yang ada.
6). Evaluasi (evaluation)
Evaluasi yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian
terhadap suatu materi atau objek. Notoatmodjo (2010) mengatakan
pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap objek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia yaitu indra diperoleh melalui mata dan telinga.
Pemilihan makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi oleh pengetahuan,
sikap terhadap makanan dan praktek/ perilaku pengetahuan tentang nutrisi
melandasi pemilihan makanan. Pendidikan formal dari ibu rumah tangga
sering kali mempunyai asosiasi yang positif dengan pengembangan pola-pola
konsumsi makanan dalam keluarga.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, akhlaq mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat (UU No.20/2003).
b. Pemeriksaan kehamilan ANC
Pelayanan kesehatan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan
kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Ibu
hamil diharapkan mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan
pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar
(Manuaba, 1998). Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu
hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil
untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pelayanan antenatal ialah
untuk mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan
bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai
(Saifuddin, dkk., 2010). Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan
pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan
anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka
post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental
(Wiknjosastro, 2005). Pelayanan antenatal terintegrasi merupakan integrasi
pelayanan antenatal rutin dengan beberapa program lain yang sasarannya pada
15
ibu hamil, sesuai prioritas Departemen Kesehatan, yang diperlukan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan antenatal.
Tujuan Antenatal Care adalah untukpengawasan wanita hamil secara
teratur dan tertentu. Usaha ini ternyata dapat menurunkan angka mortalitas
serta morbiditas ibu dan bayi jelas menurun. Tujuan pengawasan wanita hamil
ialah menyiapkan fisik dan mental ibu hamil, serta menyelamatkan ibu dan
anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas. Usaha yang dilakukan
dalam antenatal care antara lain :
Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang kurangnya harus sama
sehatnya atau lebih sehat
Adanya kelainan fisik atau psikologik harus ditemukan dini dan diobati,
Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat pula
fisik dan metal (Wiknjosastro, 2005)
Tujuan Asuhan Antenatal yaitu :
Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan Ibu dan
tumbuh kembang bayi
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan
sosial ibu dan bayi
Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan
Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,
Ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
Mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Saifuddin, dkk.,
2002).
Keuntungan Antenatal Care dapat mengetahui berbagai resiko dan
komplikasi hamil sehingga ibu hamil dapat diarahkan untuk melakukan
rujukan kerumah sakit. (Manuaba,1998)
Fungsi Antenatal Care adalah :
Promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifitas
pendidikan
Melakukan screening, identifikasi dengan wanita dengan kehamilan
16
resiko tinggi dan merujuk bila perlu.
Memantau kesehatan selama hamil dengan usaha mendeteksi dan
menangani masalah yang terjadi.
Cara Pelayanan Antenatal Care, disesuaikan dengan standar pelayanan
antenatal menurut Depkes RI yang terdiri dari :
a) Kunjungan Pertama
1) Catat identitas ibu hamil
2) Catat kehamilan sekarang
3) Catat riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
4) Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan
5) Pemeriksaan fisik diagnostic dan laboratorium
6) Pemeriksaan obstetric
7) Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)
8) Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calsium, multivitamin, dan
mineral lainnya serta obat-obatan khusus atas indikasi.
9) Penyuluhan/konseling.
b) Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa
mengancam jiwanya, oleh karena itu, wanita hamil memerlukan
sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal yaitu :
Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu).
Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14
–28).
Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28
–36 11 dan sesudah minggu ke 36) (Saifudin, dkk.,2002).
17
BAB III
ANALISIS DIAGNOSIS KOMUNITAS
1 Kota Lama 9
2 Kedung Kandang 1
3 Buring 5
4 Wonokoyo 4
18
Februari Maret
No Kelurahan
Ibu hamil KEK Ibu hamil KEK
1 Kota Lama 9 1
2 Kedung Kandang 1 3
3 Buring 1 -
4 Wonokoyo 4 -
Berdasarkan tabel 3.2 didapatkan jumlah ibu hamil KEK posisi pertama masih
ditempati oleh kelurahan Kota Lama. Dari tabel 3.1 dan 3.2 dapat disimpulkan bahwa
sasaran prioritas untuk pencegahan dan penanggulangan ibu hamil KEK adalah
kelurahan Kota Lama. Dari hasil tersebut sasaran utama dari program
penanggulangann KEK adalah kelurahan Kota Lama.
Berikut merupakan analisi factor resiko kami dengan menggunakan Diagram
Ishikawa :
19
3.2 Diagram Ishikawa (Fishbone)
MACHINE METODE
20
Tabel 3.3: Skoring Akar Permasalahan KEK pada Ibu Hamil di Puskesmas
Kedungkandang
21
Mut
Man
Kurangnya pemahaman
yang benar tentang
1. 8 7 7 4 26
asupan yang baik
selama kehamilan
Kurangnya pemahaman
2. 8 8 7 5 28
ibu tentang KEK
Tingginya angka
4. pernikahan di usia 3 3 3 3 12
muda
Penyakit yang
memperberat KEK
6. 2 1 2 4 9
(diare)
Material
22
Belum optimalnya
formula khusus untuk
1. penanganan KEK pada 5 5 5 3 18
ibu hamil
Belum optimalnya
media informasi
2. 5 4 6 6 21
tentang KEK pada ibu
hamil
Method
Kurangnya penyuluhan
tentang asupan gizi
1. yang baik pada ibu 6 4 4 6 20
hamil
Kurangnya penyuluhan
2. mengenal KEK 7 6 6 6 25
Kurangnya konseling
dan skrining status gizi
pra nikah yang
3. 3 4 5 4 16
dilakukan oleh tenaga
kesehatan
Money
Machine
23
Kurangnya
1. pengetahuan kader 9 8 9 8 34
kesehatan tentang KEK
Kurangnya sosialsasi
2. KEK kepada ibu hamil 9 8 8 8 33
oleh kader kesehatan
Kurangnya sosialisasi
3. KEK kepada ibu hamil 5 7 5 7 24
oleh tenaga kesehatan
24
BAB IV
METODE KEGIATAN
25
Kegiatan mini project “Menekan Angka KEK pada BUMIL” ini dilakukan
dengan beberapa strategi. Strategi intervensi pertama yang dilakukan berupa
penyuluhan kepada kader kesehatan di kelurahan kota lama serta penggunaan lembar
balik sebagai metode untuk penyampaian kader kepada ibu hamil. Strategi intervensi
kepada kader sudah terlaksana dan sekarang dilakukan intervensi dengan sasaran ibu
hamil itu sendiri.
Dalam rangka mencapai sasaran ibu hamil itu sendiri dilaksanakan serangkaian
kegiatan yang akan dilakukan. Pertama berupa refreshing materi kepada kader
kesehatan kelurahan Kota Lama sebagai persiapan penyampaian kepada ibu hamil
agar dalam penyampaian materi lebih komunikatif dan informatif. Refreshing
dilaksanakan dengan memberi kesempatan kepada kader untuk menunjukkan
pemahaman dan memori kader mengenai isi lembar balik. Disertakan pula pada saat
refreshing, buku pedoman kader KEK yang berisi tabel pantauan (follow up) ibu
hamil oleh masing-masing kader. Intervensi selanjutnya yang dilakukan adalah
pemaparan/penyuluhan langsung oleh kader kepada ibu hamil di kelurahan Kota
Lama Kecamatan Kedungkandang, yang didampingi langsung oleh dokter internship.
Acara dibagi di 2 lokasi dikarenakan letak geografis, dimana RW 01-05 letaknya
lebih bawah dibandingkan RW 06-10, jadi diputuskan acara dilaksanakan 2x (RW
01-05 dilaksanakan di Balai RW 03 Kelurahan Kota Lama dan RW 06-10
dilaksanakan di Pustu Kelurahan Kota Lama). Dalam pemaparan langsung kepada ibu
hamil diberikan juga penjelasan mengenai buku harian ibu hamil KEK, buku harian
tersebut berisikan catatan makanan yang sudah dikonsumsi ibu hamil setiap harinya,
dimana buku harian tersebut akan dipantau langsung oleh para kader setiap
pertemuan kader dengan ibu hamil.
Mini project ini diawali dengan survey melalui wawancara dengan Kepala
Puskesmas Kedungkandang serta petugas kesehatan penanggung jawab program
26
Puskesmas untuk mengetahui permasalahan kesehatan yang dihadapi Puskesmas
Kedungkandang selama setahun sebelumnya. Kemudian data sekunder diperoleh dari
data jumlah ibu hamil dengan KEK yang dimiliki Puskesmas dari tahun 2016 – tahun
2017 berjalan. Berikutnya adalah tahap pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan kegiatan
ini di awali, dengan pembimbingan kader di kelurahan Kota Lama Kecamatan
Kedungkandang mengenai KEK sekitar bulan Juni 2017. Hal ini bertujuan untuk
mengenalkan tentang KEK sehingga para kader memilki perhatian khusus pada
kondisi ini.
27
Media yang digunakan dalam intervensi ini berupa buku pedoman KEK untuk
kader, buku harian ibu hamil KEK, serta lembar balik berukuran A3 berisi materi
yang singkat namun padat, serta menggunakan bahasa yang mudah dipahami tentang
KEK (Kurang Energi Kronik) pada ibu hamil. Lembar balik yang menjadi media
kami ini akan kami berikan kepada kader, dengan harapan kader dapat dengan
mandiri memberikan pengetahuan kepada ibu hamil tentang KEK, yang akan
berkelanjutan pada kelas Ibu hamil. Selanjutnya, lembar balik yang digunakan
sebagai media untuk penyampaian materi diberikan kepada seluruh RW yang ada di
kota lama. Buku pedoman kader KEK digunakan sebagai pegangan kader berisi
ringkasan materi dan tabel pemantauan masing-masing ibu hamil, yang akan
digunakan kader ungtuk pencatatan perkembangan setiap pertemuan dengan ibu
hamil. Sedangkan, buku harian ibu hamil KEK diberikan kepada seluruh ibu hamil di
kelurahan Kota Lama Kecamatan Kedungkandang yang berisi catatan mengenai
makanan yang sudah dimakan, yang nantinya akan dilaporkan kepada masing-masing
kader untuk evaluasi pada setiap pertemuan.
a. Baik, bila jawaban responden benar >75% dari total nilai skor pengetahuan.
b. Sedang, bila jawaban responden benar 56% - 75% dari total nilai skor
pengetahuan.
c. Kurang, bila jawaban responden benar <56% dari total nilai skor pengetahuan.
28
BAB V
EVALUASI PELAKSANAAN
5.1 Evaluasi Kegiatan Upaya Menurunkan Angka Kejadian KEK pada Ibu
Hamil di Puskesmas Kedungkandang
Tabel 5.1 Evaluasi Kegiatan 1 (Kegiatan Refreshing Kader)
PROSES
1. Kehadiran peserta lebih dari 80% 1. Peserta yang hadir dan mengisi
2. Seluruh acara terlaksana dengan absensi sebanyak 14 dari 15
baik undangan (tercapai 93 %
3. Materi penyuluhan tersampaikan kehadiran)
dengan jelas dan lengkap 2. 100% acara yang direncakan
4. Seluruh kader antusias dan aktif berjalan sesuai rundown acara
saat berjalannya acara 3. Semua materi tentang lembar
balik, buku log untuk kader, dan
cara pengisian buku harian ibu
hamil dengan KEK telah
dijelaskan secara rinci oleh dokter
Internship
4. Para kader sangat antusias dan
aktif selama acara berlangsung,
dan setelah diadakan role play
antar sesama kader, dapat
dikatakan kader telah mampu
memberi penjelasan tentang KEK
kepada ibu hamil secara mandiri.
29
IMPACT
OUTCOME
- seluruh kader yang diberikan materi Setelah diadakan role play antar sesama
tentang KEK mampu menjelaskan ke kader, para kader dapat dikatakan telah
keluarga terdekat , mengenai tanda dan menguasai materi tentang KEK dan
gejala KEK serta bila menemukan ibu mampu memberi penyuluhan tentang
hamil yang dicurigai KEK bisa KEK kepada warga khususnya ibu
membantu lapor ke petugas kesehatan hamil di wilayah Kotalama.
yang bertanggung jawab terhadap
permasalahan KEK.
Dalam kegiatan ini, tidak ada masalah selama acara berlangsung. Berikut adalah
pertanyaan yang diajukan pada saat sesi diskusi:
1. Bagaimana bila karena masalah ekonomi ibu hamil khususnya dengan KEK
tidak bisa mengonsumsi daging atau ikan setiap hari? Bagaimana dengan
kebutuhan proteinnya?
2. Bagaimana bila ibu hamil dengan KEK malas mengisi buku harian yang
diberikan?
30
PROSES
OUTCOME
31
Dalam kegiatan ini, tidak ada masalah selama acara berlangsung. Berikut adalah
pertanyaan yang diajukan pada saat sesi diskusi:
BAB VI
PEMBAHASAN
32
hamil KEK terbanyak dikelurahan Kota lama dan posisi kedua di tempati oleh
kelurahan Buring sebanyak 5 Orang.
Tingginya KEK serta permasalahan yang menghambat penurunan KEK
tentunya menjadi dasar keputusan penulis dalam menentukan KEK sebagai kegiatan
mini project di wilayah kerja Puskesmas Kedungkandang.
Dari diagram Fish bone didapatkan beberapa penyebab permasalahan yaitu
kurangnya pemahaman kader terhadap KEK, kurangnya sosiaalisasi KEK kepada ibu
hamil oleh kader dan tenaga kesehatan, kurangnya penyuluhan, kurangnya
penyuluhan tentang asupan gizi, kurangnya pemahaman yang benar tentang asupan
yang baik selama kehamilan, kurangnya pemahaman ibu hamil tentang KEK,
kehamilan yang tidak dipersiapkan dan tingginya angka pernikahan muda. Beberapa
hal diatas dapat meningkatkan angka kejadian KEK di Puskesmas.
Intervensi yang kami lakukan pada di kelurahan Kota lama adalah dalam
serangkaian kegiatan yaitu dalam program “Upaya Menurunkan angka kejadian KEK
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kedungkandang”. Program terdiri dari 3
kegiatan utama, yaitu:
1. Refreshing materi para kader serta pengenalan dan penjelasan mengenai buku
pedoman kader KEK dan buku harian ibu hamil KEK yang dilaksanakan pada
hari Kamis, 05 Agustus 2017.
2. Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil di RW06-10 Kelurahan Kota
Lama Kecamatan Kedungkandang oleh para kader sendiri pada hari Senin, 09
Oktober 2017.
3. Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil di RW01-05 Kelurahan Kota
Lama Kecamatan Kedungkandang oleh para kader sendiri pada hari Selasa, 10
Oktober 2017.
Pada kegiatan yang pertama, bertempat di ruang pertemuan Puskesmas
Kedung Kandang kami mengevaluasi sejauh mana pengetahuan kader tentang KEK
dan memberikan penyuluhan kepada semua kader yang datang mengenai isi buku log
kader dan cara pengisian buku harian ibu hamil KEK. Kader diminta menjelaskan
tentang isi lembar balik yang sudah diberikan oleh dokter internsip yang sebelumnya.
Karena mayoritas kader sudah dianggap menguasai materi tentang KEK, acara
dilanjutkan dengan menyampaian materi pada buku log kader dan cara pengisian
buku harian ibu hamil KEK oleh dokter internsip. Acara ini dihadiri oleh 14 orang
kader kelurahan kota lama. Setelah semua materi disampaikan, dibuka diskusi dengan
33
memberikan kesempatan bagi kader yang ingin mengajukan pertanyaan. Pada akhir
acara para kader diminta untuk melakukan role play dengan kader lain sebagai latihan
sebelum kader memberi penyuluhan kepada warga secara mandiri. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana pemahaman kader mengenai KEK, buku log dan buku
harian ibu hamil yang akan mereka jelaskan pada pertemuan yang akan datang.
Setelah diadakan role play antar sesama kader, para kader dapat dikatakan telah
menguasai materi tentang KEK dan mampu memberi penyuluhan tentang KEK
kepada warga khususnya ibu hamil di wilayah Kotalama.
Pada program kegiatan kedua, kader dan ibu hamil dikumpulkan di dua
tempat. Hari Senin di Pustu Kotalama dan pada hari Selasa bertempat di Balai RW
Kotalama. Agenda pertemuan di dua tempat tersebut sama, yakni para kader diminta
untuk menjelaskan tentang KEK dengan menggunakan lembar balik dan buku log
yang sudah diberikan sebelumnya dan juga cara pengisian buku harian ibu hamil
KEK yang akan dibagikan kepada ibu hamil.
Setelah acara dibuka oleh dokter internsip, acara dilanjutkan dengan pre test
yang dikerjakan oleh peserta yang hadir hari itu. Setelah semua peserta selesai
mengerjakan, acara dilanjutkan dengan penyuluhan tentang KEK yang dilakukan oleh
kader kepada warga yang hadir didampingi dokter-dokter internsip. Para warga
sangat antusias dan kerap memberi beberapa pertanyaan saat diskusi berlangsung.
Terakhir peserta yang hadir diminta mengerjakan post test untuk mengevaluasi
tingkat pemahaman warga tentang KEK yang sudah dijelaskan. Baik hari Senin
maupun hari Selasa acara berjalan sangat baik dan lancar.
34
DAFTAR PUSTAKA
35