Anda di halaman 1dari 23

FISIKA DALAM SUDUT PANDANG ISLAM

Karya Tulis

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan

Mengikuti Ujian Madrasah Dan Ujian Nasional (UN/UM)

Tahun Pelajaran 2022/2023

Disusun oleh:

Maulana Wahyu Ramadhan

NISN:

MADRASAH ALIYAH FADLURRAHMAN

JATIWARINGIN PONDOK GEDE

BEKASI

2022/2023

I
HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis ini di ajukan untuk memenuhi persyaratan mengikuti Ujian Madrasah
dan Ujian Nasional(UM/UN) Tahun pelajaran 2022-2023.

Madrasah Aliyah Fadlurrahman Jatiwaringin Pondok Gede dan telah disetujui


pada tanggal..........oleh:

Pembimbing 1 Pembimbing 2

(Verawati,S.Pd) (Annisa Fitri Mustika,S.PD)

Mengetahui

Kepala Madrasah Aliyah Fadlurrahman

(H.M.A Fathurrahman, S,Ag.)

II
MOTTO

“Aku tidak akan melakukan sesuatu yang tidak harus aku lakukan, tapi jika
terpaksa kulakukan maka akan kuselesaikan sesingkat mungkin.”

III
LEMBAR PERSEMBAHAN

Karya tulis saya persembahkan kepada

 Allah SWT yang selalu memberikan kelancaran dan kemudahan dalam


menjalankan
Karya tulis ini
 Untuk orang tua tercinta yang tiada henti-hentinya selalu mendoakan
kesuksesan Untukkuu
 Keluarga besar yang selalu ku sayangi
 Pembimbing I dan pembimbing II yang telah memberikan arahan dalam
penulisan Karya tulis
 Teman-teman kelas ku yang sudah berjuang susah dan senang bersama-
sama

IV
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.lpl

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmatnya Kepada kita, shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, dan tak lupa penulis doakan keselamatan
dan kesejahteraan orangtua yang Telah memberi dorongan doa nya kepada
penulis, serta guru-guru yang telah memberikan Ilmunya dan pengarahan kepada
penulis sehingga penulis dapat menyusun karya ini untuk Melengkapi persyaratan
mengikuti Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional Berbasis Komputer Tahun
Pelajaran 2022/2023 di Madrasah Aliyah Fadlurrahman. Dalam karya tulis ini,
penulis mengambil judul “Fisika Dalam Sudut Pandang Islam” penulis pun
menyadari bahwa dalam pembuatan karya tulis ini masih Banyak kekurangan,
baik dalam bahasa maupun teknik penulisan. Oleh karena itu, penulis
Mengharapkan adanya suatu kritik dan saran-saran. Mudah-mudahan dapat
berguna Khususnya bagi penulis dan umum bagi pembaca. Dalam kesempatan ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian karya tulis ini, khususnya kepada phak-pihak sebagai berikut:

1. K.H. Jawaz Abdul Khaer, BA., Selaku Ketua Umum YPI Fadlurrahman,
2. Bekasi.Bapak H.M.A. Fathurohman, S.Ag., Selaku Ketua Madrasah
Aliyah Fadlurrahman, Bekasi.
3. Ibu Imas Romlah, S.Pd., Selaku Wali Kelas XII MA Fadlurrahman.
4. Bapak Solihin, S.Pd selaku pembimbing I dan Bapak Alfan Abdul Hadi,
S.Pd selaku Pembimbing II dalam karya tulis ini.
5. Para Guru dan Staf di Madrasah Aliyah Fadlurrahman Kota Bekasi, yang
telah Memberikan dukungan dan support, sehingga saya dapat
menyelesaikan karya tulis Ini.
6. Kedua orang tua saya yang telah membimbing dan mengasuh penulis dari
sejak kecil Hingga dewasa, yang penuh dengan kesabaran dan kasih
sayang, serta senantiasa Mendoakan penulis untuk kebaikan dunia akhirat.
7. Seluruh rekan-rekan sahabat yang telah berjuang bersama-sama dalam
suka maupun Duka dengan saling memberikan support dan sharring sejak
awal sekolah sampai Dengan penyusunan karya tulis ini.
Penulis berharap Atas perhatiannya penulis ucapkan terima Kasih.

V
Bekasi, 8 November 2022
Maulana Wahyu Ramadhan

DAFTAR ISI

MEMBANGUN KELUARGA ISLAMI.................................................................1


HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................2
MOTTO...................................................................................................................3
LEMBAR PERSEMBAHAN..................................................................................4
KATA PENGANTAR.............................................................................................5
DAFTAR ISI............................................................................................................6
BAB 1......................................................................................................................8
A. Latar Belakang..............................................................................................8
B. Rumusan Masalah.........................................................................................8
C. Tujuan Masalah.............................................................................................8
D. Manfaat Penulisan.........................................................................................8
BAB 2......................................................................................................................9
A. 1.....................................................................................................................9
B. 2.....................................................................................................................9
C. 3.....................................................................................................................9
D. 4.....................................................................................................................9
E. 5.....................................................................................................................9
F. 6.....................................................................................................................9
G. 7.....................................................................................................................9
H. 8.....................................................................................................................9
I. 9.....................................................................................................................9
J. 10...................................................................................................................9
BAB 3....................................................................................................................10
A. KESIMPULAN...........................................................................................10
B. SARAN.......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

VI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...............................................................................12
LAMPIRAN...........................................................................................................13

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an merupakan mukjizat yang bersifat abadi dan bersifat ilmiah yang
sebenarnya mengajak kepada setiap pembacanya untuk membahas, mengkaji, dan
meneliti ayat-ayat nya dalam rangka menemukan hakekat keilmiahan yang
ditetapkan sebagai suatu ilmu. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila al-
Qur’an mampu menegaskan kebenaran dan kesesuaiannya terhadap apa yang
dihasilkan oleh penemuan- penemuan ilmu pengetahuan kontemporer setelah
ratusan tahun ditemukan oleh para pakar dengan kajian, pembahasan, dan
penalaran. Salah satu fenomena yang dihasilkan oleh para pakar tersebut adalah
konsep-konsep fisika.

B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Fisika Dalam Al-Quran?
2. Bagaimana Prespektif Al-Quran Dalam Memahami Fenomena
Geofisika?

C.Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Konsep Fisika Dalam Al-Quran.
2. Untuk Mengetahui Perspektif Al-Quran Dalam Memahami Fenomena
Geofisika.

D. Manfaat Penulisan

1. Secara Teoritis
Hasil penuisan karya tulis ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
pengembangan hasanah pengembangan hasanah keilmuan.
2. Secara Peraktis

VII
Hasil penulisan karya tulis ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
penulis sebagai syarat kelulusan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Fisika dalam al-Qur’an

Kalau kita mempelajari ilmu fisika maka ada empat unsur penting yang menjadi
landasan di dalamnya. Unsur pertama dalam kegiatan fisika yang penting adalah
observasi atau pengamatan terhadap bagian alam yang ingin kita ketahui sifat dan
kelakuannya pada kondisi tertentu. Dalam kegiatan fisika, apabila pengamatan
atau observasi terhadap kelakuan alam diganti dengan pengkhayalan merupakan
suatu kesalahan, kecuali apabila khayalan tersebut didukung oleh perhitungan
matematik yang dijabarkan dari kelakuan-kelakuan lain yang telah ddiketahui
sehubungan dengan keharusan manusia untuk mengenal alam sekelilingnya
dengan baik, maka Allah SWT memerintahkannya dalam surat

Yunus ayat 101 sebagai berikut:

‫ُقِل اْن ُظ ُرْو ا َم اَذ ا ِفى الَّس ٰم ٰو ِت َو اَاْلْر ِض ۗ َو َم ا ُتْغ ِنى اٰاْل ٰي ُت َو الُّن ُذ ُر َع ْن َق ْو ٍم اَّل ُيْؤ ِم ُنْو َن‬

Katakanlah, “Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi!” Tidaklah


bermanfaat tanda-tanda (kebesaran Allah) dan rasul-rasul yang memberi
peringatan bagi orang yang tidak beriman.

Perintah itu menunjukkan agar manusia mengetahui sifat-sifat dan kelakuan alam
di sekitarnya, yang akan menjadi tempat tinggal dan sumber bahan serta makanan
dalam hidupnya. Dengan mengetahui sifat dan kelakuan alam tersebut manusia

VIII
dapat mengambil manfaat darinya untuk kemaslahatan bagi semua yang ada di
alam.

Unsur kedua yang merupakan hal penting dalam pengembangan fisika adalah
pengukuran. Jadi dalam fisika harus ada pernyataan yang dapat di pahami oleh
semua orang (harus terukur). Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Qomar ayat
49 yang artinya “Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut
ukuran.”

Unsur penting yang ketiga, dalam pengembangan fisika adalah analisis terhadap
data yang terkumpul dari berbagai pengukuran atau besaran besaran fisis yang
terlibat. Unsur yang keempat adalah peranan pemikiran kritis dan penalaran
rasional. Dalam surat An-Nahal ayat 11-12 menyatakan: “Dia menumbuhkan bagi
kamu dengan air hujan itu tanaman tanaman: zaitun,kurma, anggur dan segala
macam buah buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada
tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang membuat. Dan dia menundukan malam
dan siang, matahari dan bulan untuk mu. Dan bintang bintang itu di tundukkan
untukmu dengan perintahNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar ada tanda tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang memahaminya”.

Dari penjelasan empat unsur penting dari ilmu fisika diatas menunjukkan bahwa
semua sejalan dengan apa yang ada didalam Al-Qur’an.

B. Perspektif Al-Qur’an Dalam Fenomena Geofisika

Perspektif Al-Qur’an dalam fenomena geofisika. Dapat dilihat adanya keterkaitan


antara Al-Qur’an dengan fenomena alam yang terjadi di muka bumi. Secara
harfiah Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi
menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika.

Beberapa kajian pustaka yang ditemukan, terkait fenomena geofisika yang dapat
dikaji berdasarkan perspektif Al-Qur’an adalah sebagai berikut:

1. Kosmologi

Debat tentang apakah jagad raya mempunyai awal dan bagaimana cara
lahirnya sudah berlangsung sejak manusia mencatat sejarahnya.
Pembicaraan masalah asal-usul jagad raya sedikit mirip dengan persoalan

IX
lama perihal mana yang lebih dahulu ada, ayam atau telur? Pertanyaan
Yang juga sering muncul adalah mungkinkah jagad raya atau sesuatu yang
menciptakannya sudah ada Selama-lamanya dan tidak perlu diciptakan?.
Sampai sekarang, para ilmuwan barat dengan malu-malu menghindari
pertanyaan macam itu, dan untuk menghibur diri, mereka menyatakan
bahwa itu masalah metafisika atau agama, bukan masalah sains. Namun,
dalam beberapa tahun terakhir muncul gagasan bahwa hukum-hukum
sains mungkin berlaku, bahkan, untuk kondisi pada awal jagad raya.
Dalam hal ini jagad raya dianggap mandiri (self contained) dan ditentukan
sepenuhnya oleh hukum-hukum sains.

Tetapi bagi orang islam, keyakinan kita menuturkan bahwa alam


semesta diciptakan oleh Allah SWT. Hanya, masalahnya kemudian adalah
bagaimana penciptaan itu dideskripsikan, atau bagaimana proses
penciptaan itu?

a. Kontemporer

Tidak seorangpun pada abad ke-17, ke-18, ke- 19, atau awal abad ke-
20 menyatakan bahwa alam Semesta mungkin berubah karena waktu.
Newton Maupun einstein kehilangan kesempatan untuk Meramalkan
bahwa alam semesta bisa mengerut atau Memuai. Orang jelas tidak
dapat menyalahkan new- Ton, karena ia hidup dua ratus lima puluh
tahun Sebelum pemuaian alam semesta ditemukan melalui
Pengamatan. Tetapi einstein harusnya jauh lebih tahu, teori relativitas
umum yang dirumuskannya Pada tahun 1915 memprediksikan bahwa
alam Semesta memuai. Namun ia berpegang pada Keyakinan bahwa
alam semesta statis, sehingga Menambahkan sebuah unsur dalam
teorinya untuk Menyesuaikan prediksi di atas dengan teori Newton
Dan menyeimbangkan efek gravitasinya. Berbicara tentang kosmologi
terkait dimensi Panjang daerah pengamatan yang sangat ekstrim.

Menurut analisa teori yang ada, orde daerah Pengamatan fisika sub-
nuklir akan lebih kecilvDaripada 10 14 cm. Sedang kosmologi adalah
sekitarv1028 cm. Dengan gambaran ini, maka segera dapat Dipahami
betapa sulitnya memperoleh databEksperimental pengamatan,

X
sehingga sulit sekali Menetapkan fakta yang sesungguhnya.
Bayangkan Saja, suatu obyek yang memancarkan cahaya Sendiri,
misalnya dari ‘pusat’ alam semesta kev‘tepinya’ maka dengan
mengingat cahaya Merambat dengan dengan kelajuan 3x108 m/detik,
Akan diperlukan waktu (setelah diadakan Pembulatan angka) sekitar
10¹0 tahun. Dengan gambaran di atas, sangat disadari Bahwa apa yang
akan diketengahkan berikut ini spekulatif. Namun ada juga di
antaranya Yang benar-benar telah merupakan fakta. Kita Mulai
dengan mengemukakan pertanyaan, Bagaimana model alam semesta
menurut konsep kosmologi yang ada? Hanya ada dua yang telah
Memiliki analisa perumusan yang siap untuk diuji Dengan fakta
eksperimental. Pertama, ialah apa Yang dinamakan “model ledakan
besar (Big-Bang)” Yang dimajukan oleh Friedman. Kedua, ialah apa
Yang dinamakan “model stedy-state (keadaan Tetap)” yang
dimajukan oleh H. Bondi, T. Gold dan F. Hoyle, yang merupakan
tandingan bagi konsep Friedman. Terlepas dari perbedaan antara
kedua Model ini, keduanya menerima adanya peristiwa Ledakan Big-
Bang dalam proses pembentukan materi alam semesta. Ledakan itu
dilukiskan demikian dahsyatnya, maka butir-butir alambsemesta itu
masih terus saja bergerak keluar sekalipun antarmateri itu bekerja
gaya gravitasi. Dengan demikian kedua model itu menerima, bahwa
materi alam semesta itu bergerak mengembang ke luar (expanding
universe). Adapun perbedaan kedua model itu, menurut Friedman,
adalah ledakan Big-Bang itu hanya satu kali saja dan sesudah itu tidak
lagi, sedang menurut model Bondi dkk., ledakan Big-Bang itu terus
saja berlangsung setiap kala waktu tertentu sehingga saat sekarang ini
dan itu terjadi dengan sendirinya. Berdasarkan keterangan tersebut
segera kita mengetahui konsekuensi kedua model itu. Dalam hal ini,
karena keduanya menerima bahwa alam semesta ini mengembang,
maka untuk model Big- Bang Friedman niscaya rapat massa (massa
jenis) materi rata-rata alam semesta akan makin mengecil. Sebaliknya
dalam konsekuensi model Friedman di atas, untuk model Bondi dkk.,
karena kekosongan ruang akibat proses pengembangan materi alam
semesta, maka dengan terus terjadinya penciptaan materi yang

XI
dibarengi dengan ledakan, maka ruang kosong itu akan terisi dengan
materi baru, sehingga rapat materi rata-rata alam semesta akan tetap
keadaannya. Atas dasar itu model ini disebut dengan steady state.

b. Kosmologi Al-Qur’an

Marilah kita mengalihkan perhatian pada Ayat-ayat al-Qur’an yang


banyak membicarakan Menganai kejadian alam semesta. Sehubungan
Dengan itu perlu ditegaskan di sini, bahwa sama Uraian ini sama
sekali tidak hanya untuk Mencocok-cocokkan risalah al-Qur’an itu
dengan fakta-fakta ilmiah, melainkan akan dikemukakan pula suatu
tafsiran terhadap ayat-ayat al-Qur'an yang belum dijamah oleh fakta
ilmu pengetahuan. Dalam al-Qur'an Surat Fushilat ayat 9-12, Allah
berfirman:

۞ ‫ُقْل َإِىَّنُك ْم َلَتْكُفُرْو َن ِباَّلِذ ْي َخ َلَق اَاْلْر َض ِفْي َيْو َم ْيِن َو َتْج َع ُلْو َن َلٓٗه َاْنَداًداۗ ٰذ ِلَك َر ُّب اْلٰع َلِم ْيَن‬
. ‫َو َجَعَل ِفْيَها َر َو اِس َي ِم ْن َفْو ِقَها َو ٰب َر َك ِفْيَها َو َقَّد َر ِفْيَهٓا َاْقَو اَتَها ِفْٓي َاْر َبَعِة َاَّياٍۗم َس َو ۤا ًء ِّللَّس ۤا ِٕىِلْيَن‬. ۚ
. ‫ُثَّم اْسَتٰو ٓى ِاَلى الَّس َم ۤا ِء َو ِهَي ُدَخ اٌن َفَقاَل َلَها َو ِلَاْلْر ِض اْئِتَيا َطْو ًعا َاْو َكْر ًهۗا َقاَلَتٓا َاَتْيَنا َطۤا ِٕىِع ْيَن‬
‫َفَقٰض ىُهَّن َس ْبَع َس ٰم ٰو ٍت ِفْي َيْو َم ْيِن َو َاْو ٰح ى ِفْي ُك ِّل َس َم ۤا ٍء َاْمَر َهاۗ َو َز َّيَّنا الَّس َم ۤا َء الُّد ْنَيا ِبَم َص اِبْيَۖح‬
‫َو ِح ْفًظاۗ ٰذ ِلَك َتْقِد ْيُر اْلَع ِز ْيِز اْلَعِلْيِم‬.

Katakanlah, “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang


menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu
bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itulah Tuhan semesta alam.” Dan
Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya.
Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-
makanan (penghuni)nya dalam empat masa genap. (Penjelasan itu
sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Kemudian Dia
menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata
kepadanya dan kepada bumi, “Datanglah kamu keduanya menurut
perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya menjawab,
“Kami datang dengan suka hati.” Maka Dia menjadikan tujuh langit
dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya.

XII
Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang
cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya.
Demikianlah ketentuan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.
(Fushilat: 9-12)

Langit dan bumi diciptakan Allah secara bersama-sama (ayat 11),


maka dua periode penciptaan bumi (ayat 9) identik dengan dua
periode penciptaan langit (ayat 12). Dan dua periode penciptaan langit
dan bumi itu harus berlangsung sesudah empat periode penciptaan
gunung-gunung (ayat 10), sebab ayat 10 dan 11 dihubungkan oleh
kata tsumma yang artinya “kemudian, selanjutnya, sesudah itu”.

3. ROTASI ALAM SEMESTA

Salah satu sebab utama mengapa terjadi keseimbangan di alam


semesta ini adalah beredarnya benda-benda angkasa sesuai dengan
orbit atau lintasan tertentu. Pengetahuan semacam ini bisa jadi kita
ketahui akhir-akhir ini, sementara gambaran ide orbit ini telah ada di
dalam al-Qur’an ratusan abad yang lalu.

Allah SWT berfirman,

‫ َو ُهَو اَّلِذ ْي َخ َلَق اَّلْيَل َو الَّنَهاَر َو الَّش ْمَس َو اْلَقَم َۗر ُك ٌّل ِفْي َفَلٍك َّيْس َبُحْو َن‬.

“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan
bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS. Al Anbiya :
33)

Superclaster, galaksi, bintang-bintang, planet, dan bulan


berputar pada sumbunya dan dalam sistemnya, dan alam semesta yang
lebih besar bekerja secara teratur seperti pada roda gigi suatu mesin.
Tata surya dan galaksi kita juga bergerak mengitari pusatnya masing-
masing. Setiap tahun bumi dan tata surya bergerak 500 juta kilometer

XIII
menjauhi posisi sebelumnya. Dari hasil perhitungan para pakar sains,
diketahui bahwa bila suatu benda langit menyimpang sedikit saja dari
orbitnya, hal ini akan menyebabkan hancurnya sistem tersebut.
Misalnya, marilah kita lihat apa yang akan terjadi bila orbit bumi
menyimpang 3 mm lebih besar atau lebih kecil dari yang seharusnya.

Selama berevolusi mengitari matahari, bumi mengikuti orbit


yang berdeviasi sebesar 2,8 mm dari lintasannya yang benar setiap 29
km. Orbit yang diikuti bumi tidak pernah berubah karena
penyimpangan sebesar 3 mm akan menyebabkan kehancuran yang
hebat. Andaikan penyimpangan orbit adalah 2,5 mm, dan bukan 2,8
mm, orbit bumi akan menjadi sangat luas dan kita semua akan
membeku. Andaikan penyimpangan orbit adalah 3,1 mm, kita akan
hangus dan mati. Subhaanallah…[]

1. Lubang Hitam

Salah satu fenomena alam yang ditemukan pada abad ke-20


tentang peristiwa alam di ruang angkasa adalah Black Hole
(Lubang Hitam). Peristiwa ini terjadi ketika sebuah bintang
yang telah menghabiskan seluruh bahan bakarnya ambruk
hancur ke dalam dirinya sendiri, dan akhirnya berubah menjadi
sebuah lubang hitam dengan kerapatan tak terhingga dan
volume nol serta medan magnet yang amat kuat. Kita tidak
mampu melihat lubang hitam dengan teropong terkuat
sekalipun, sebab tarikan gravitasi lubang hitam tersebut
sedemikian kuatnya sehingga cahaya tidak mampu melepaskan
diri darinya. Akan tetapi, peristiwa bintang yang runtuh seperti
itu dapat diketahui dari dampak yang ditimbulkannya di
wilayah sekelilingnya. Dalam surat al-Waaqi’ah, Allah SWT
mengarahkan perhatian kepada kita dengan bersumpah. Dan
sumpahnya itu berkaitan dengan letak bintang bintang,

XIV
‫ َو ِاَّنٗه َلَقَسٌم َّلْو َتْع َلُم ْو َن َع ِظ ْيٌۙم‬. ‫َفٓاَل ُاْقِس ُم ِبَم ٰو ِقِع الُّنُجْو ِم‬.

“Maka Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang


bintang. Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar
kalau kamu mengetahui. (al- Waaqi’ah: 75-76)

Istilah “lubang hitam” pertama kali dike- mukakan oleh


fisikawan Amerika, John Wheeler, pada tahun 1969. Pada
mulanya, kita beranggapan bahwa kita dapat melihat semua
bintang. Akan tetapi, belakangan diketahui bahwa ada bintang-
bintang di ruang angkasa yang cahayanya tidak dapat kita lihat,
sebab cahaya bintang-bintang yang runtuh ini lenyap. Cahaya
tidak dapat meloloskan diri dari sebuah lubang hitam
disebabkan lubang ini merupakan massa berkerapatan tinggi di
dalam sebuah ruang yang kecil. Gravitasi raksasanya bahkan
mampu menangkap partikel-partikel tercepat, seperti foton
(partikel cahaya). Misalnya, tahap akhir dari sebuah bintang
biasa, yang berukuran tiga kali massa Matahari, berakhir setelah
nyala apinya padam dan mengalami keruntuhannya sebagai
sebuah lubang hitam bergaris tengah hanya 20 kilometer (12,5
mil). Lubang hitam berwarna "hitam", berarti tertutup dari
pengamatan langsung, Itulah sebabnya, keberadaan lubang
hitam ini diketahui secara tidak langsung, melalui daya hisap
raksasa gaya gravitasinya terhadap benda-benda langit lainnya.
Selain gambaran tentang Hari Perhitungan, ayat di bawah ini
mungkin juga merujuk pada penemuan ilmiah tentang lubang
hitam ini:

‫ َف َذ ا الُّنُجْو ُط ْۙت‬.
‫ُم ِمَس‬ ‫ِا‬
“Maka apabila bintang-bintang dihapuskan”. (Al Mursalaat : 8)

Selain itu, bintang-bintang bermassa besar juga


menyebabkan terbentuknya lekukan-lekukan yang dapat
ditemukan di ruang angkasa. Namun, lubang hitam tidak hanya

XV
menimbulkan lekukan lekukan di ruang angkasa tetapi juga
membuat lubang di dalamnya. Itulah mengapa bintang bintang
runtuh ini dikenal sebagai lubang hitam. Kenyataan ini mungkin
dipaparkan di dalam ayat tentang bintang-bintang, dan ini
adalah satu bahasan penting lain yang menunjukkan bahwa Al-
Qur’an adalah firman Allah.[]

2. Pulsar

Dalam Al-Quran surat at-Thariq: 1-3, Allah SWT


berfirman:
‫الَّنْج ُم الَّثاِقُۙب‬. ‫َو ٓا َاْدٰر ىَك ا الَّطا ُۙق‬.1 ‫َو الَّس ۤا ِء َو الَّطا ِۙق‬
‫ِر‬ ‫َم‬ ‫َم‬ ‫ِر‬ ‫َم‬

“Demi langit dan at-thaariq, tahukah kamu apakah at-thaariq?


(yaitu) bintang yang cahayanya menembus.”

Kata “thaariq,” nama surat ke-86, berasal dari akar kata “tharq,”
yang makna dasarnya adalah memukul dengan cukup keras
untuk menimbulkan suara, atau menumbuk. Dengan
mempertimbangkan arti yang mungkin dari kata tersebut,
yakni”berdenyut/berdetak,” “memukul keras,” perhatian kita
mungkin diarahkan oleh ayat ini pada sebuah kenyataan ilmiah
penting. Sebelum menelaah keterangan ini, marilah kita lihat
kata-kata selainnya yang digunakan dalam ayat ini untuk
menggambarkan bintang-bintang ini. Istilah “at-thaarid” dalam
ayat di atas berarti sebuah bintang yang menembus malam,
yang menembus kegelapan, yang muncul di malam hari, yang
menembus dan bergerak, yang berdenyut berdetak, yang
menumbuk, atau bintang terang. Selain itu, kata “wa”
mengarahkan perhatian pada benda- benda yang digunakan
sebagai sumpah-yakni, langit dan at-thaariq.

XVI
Melalui penelitian yang dilakukan oleh Jocelyn Bell Burnell, di
Universitas Cambridge pada tahun 1967, sinyal radio yang
terpancar secara teratur ditemukan. Namun, hingga saat itu
belumlah diketahui bahwa terdapat benda langit yang
berkemungkinan menjadi sumber getaran atau denyut/detak
teratur yang agak mirip pada jantung. Akan tetapi, pada tahun
1967, para pakar astronomi menyatakan bahwa, ketika materi
menjadi semakin rapat di bagian inti karena perputarannya
mengelilingi sumbunya sendiri, medan magnet bintang tersebut
juga menjadi semakin kuat, sehingga memunculkan sebuah
medan magnet pada kutub-kutubnya sebesar 1 triliun kali lebih
kuat dari pada yang dimiliki bumi. Mereka lalu paham bahwa
sebuah benda yang berputar sedemikian cepat dan dengan
medan magnet yang sedemikian kuat memancarkan berkas-
berkas sinar yang terdiri dari gelombang gelombang radio yang
sangat kuat berbentuk kerucut di setiap putarannya. Tak lama
kemudian, diketahui juga bahwa sumber sinyal sinyal ini adalah
perputaran cepat dari bintang bintang neutron. Bintang-bintang
neutron yang baru ditemukan ini dikenal sebagai “pulsar.”
Bintang-bintang ini, yang berubah menjadi pulsar melalui
ledakan supernova, tergolong yang memiliki massa terbesar,
dan termasuk benda-benda yang paling terang dan yang
bergerak paling cepat di ruang angkasa. Sejumlah pulsar
berputar 600 kali per detik.

Kata “pulsar” berasal dari kata kerja to pulse. Menurut kamus


American Heritage Dictionary, kata tersebut berarti bergetar,
berdenyut. Kamus Encarta Dictionary mengartikannya sebagai
berdenyut dengan irama teratur, bergerak atau berdebar dengan
irama teratur yang kuat. Lagi menurut Encarta Dictionary, kata
“pulsat””, yang berasal dari akar yang sama, berarti
mengembang dan menyusut dengan denyut teratur yang kuat.
Menyusul penemuan itu, diketahui kemudian bahwa peristiwa
alam yang digambarkan dalam al-Qur’an sebagai “thaariq,”

XVII
yang berdenyut, memiliki kemiripan yang sangat dengan
bintang bintang neutron yang dikenal sebagai pulsar. Bintang-
bintang neutron terbentuk ketika inti dari bintang-bintang
maharaksasa runtuh. Materi yang sangat termampatkan dan
sangat padat itu, dalam bentuk bulatan yang berputar sangat
cepat, menangkap dan memampatkan hampir seluruh bobot
bintang dan medan magnetnya. Medan magnet amat kuat
ditimbulkan oleh bintang-bintang neutron yang berputar sangat
cepat ini telah dibuktikan sebagai penyebab terpancarnya
gelombang gelombang radio sangat kuat yang teramati di bumi.

Di ayat ke-3 surat at-Thaariq istilah "an najmu as-tsaaqibu,"


artinya yang menembus, yang bergerak, atau yang membuat
lubang, mengisyaratkan bahwa thaariq adalah sebuah bintang
terang yang membuat lubang di kegelapan dan bergerak. Makna
istilah "adraaka" dalam ungkapan "Tahu-kah kamu apakah at-
thaariq itu?" merujuk pada pemahaman ini. Pulsar, yang
terbentuk melalui pemampatan bintang yang besarnya beberapa
kali ukuran Matahari, termasuk benda-benda langit yang sulit
untuk dipahami. Pertanyaan pada ayat tersebut menegaskan
betapa sulit memahami bintang berdenyut ini. []

XVIII
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Unsur pertama dalam kegiatan fisika yang penting adalah observasi atau
pengamatan terhadap bagian alam yang ingin kita ketahui sifat dan
kelakuannya pada kondisi tertentu. Unsur kedua yang merupakan hal
penting dalam pengembangan fisika adalah pengukuran. Unsur penting
yang ketiga, dalam pengembangan fisika adalah analisis terhadap data
yang terkumpul dari berbagai pengukuran atau besaran besaran fisis yang
terlibat. Unsur yang keempat adalah peranan pemikiran kritis dan
penalaran rasional. Empat unsur penting dari ilmu fisika diatas
menunjukkan bahwa semua sejalan dengan apa yang ada didalam Al-
Qur’an.

SARAN

Semua pasti ada jawabannya, Jangan malas untuk mencarinya

XIX
DAFTAR PUSAKA

Ahmad Baiquni (1995), Al-Qur’an, Ilmu Pengetahuan & Teknologi. Yogyakarta:


Dana Bhakti Wafak.

Arthur Beiser (1981), Concepts of Modern Physics. Mc-Graw-Hill.

Afandi, Khasim (1995), Pengetahuan Modern dalam Islam. Surabaya: al-Ikhlas.

Capra, F. (1975), The Tao of Physics. New York: Bantam Books.

Hawking (1995), Black Holes and Baby Universes. Jakarta: Gramedia

Hawking (1988), A Brief History of Time, New York: Bantam Books.

Harun Yahya (2004), Pustaka Sains Populer Islami, Manusia dan Alam Semesta.
Jakarta: Dzikra.

Kenneth S. Krane (1982), Modern Physics. New York: John willey and Sons, Inc:

Maurice Bucaille (1979), Bibel, Qur’an dan Sains Modern. Jakarta: Bulan
Bintang.

Muhammad kamil abdusshamad (2003), Mukjizat Ilmiah dalam al-Quran. Jakarta:


Akbar.

XX
Sutrisno (1983), Fisika Modern: Seri Fisika, Fisika dasar. Bandung: Penerbit ITB.

S. Weinberg. (1977), The First Three Minutes. New York: Basic Books.

Yasin, Maskoeri (1999), Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.

Tim Penyusun (2003), Ensiklopedi Sains dan Kehidupan. Jakarta: Tarity Samudra
Berlian.

XXI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(isi sendiri)

XXII
LAMPIRAN

(isi sendiri)

XXIII

Anda mungkin juga menyukai