Anda di halaman 1dari 46

1

LAPORAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

OPTIMALISASI PENGELOLAAN OBAT MENDEKATI KADALUARSA DENGAN


PEMBERIAN LABEL DI UPTD PUSKESMAS JANGGA BARU

DISUSUN OLEH :
INDAH SANTIKA, A.Md.Far
NIP. 199504102020122010

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN II ANGKATAN II


PEMERINTAHAN KOTA LUBUKLINGGAU
TAHUN 2022
2

HALAMAN PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI PENGELOLAAN OBAT MENDEKATI KADALUARSA DENGAN


PEMBERIAN LABEL DI UPTD PUSKESMAS JANGGA BARU

Disusun Oleh
INDAH SANTIKA, A.Md.Far
NIP. 199504102020122010
UPTD PUSKESMAS JANGGA BARU
Telah Disetujui Tanggal ………2022

Mentor, Peserta

SARMI FITRI S.Kep INDAH SANTIKA, A.Md.Far


NIP.19870113 201403 1 010 NIP. 199504102020122010

Mengetahui
Coach,

RISKA PUSPITA, S.IP., M.Si.


NIP. 19861225 201001 2 018
3

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
OPTIMALISASI PENGELOLAAN OBAT MENDEKATI KADALUARSA DENGAN
PEMBERIAN LABEL DI UPTD PUSKESMAS JANGGA BARU

PT PUSKESMAS MUARA KELINGI KABUPATEN MUSI RAWAS

Disusun Oleh
INDAH SANTIKA, A.Md.Far
NIP.199504102020122010
UPTD PUSKESMAS JANGGA BARU

Telah diseminarkan pada hari

Penguji, Coach,

Nama RISKA PUSPITA, S.IP., M. Si


NIP NIP. 19861225 201001 2 018

Mengesahkan:
Kepala BKPSDM Kota Lubuklinggau,
Kepala UPT Diklat,
4

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi “Optimalisasi
Pengelolaan Obat Mendekati Kadaluarsa Dengan Pemberian Label di UPTD
Puskesmas Jangga Baru” dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam
pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan II Angkatan II
Tahun 2022 Pemerintah Kota Lubuklinggau.
Aktualisasi nilai-nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil merupakan salah
satu kegiatan pembelajaran di Badan Pendidikan dan Pelatihan untuk
mewujudkan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Penulis
berharap, penerapan aktualisasi nilai - nilai dasar PNS dapat memberikan
kontribusi yang nyata bagi instansi dimana penulis ditugaskan. Rancangan ini
dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dengan pihak lain.
Berkenaan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan ucapan terimakasih
kepada yang terhormat:
Semoga rancangan aktualisasi yang penulis buat ini menjadi ilmu yang
bermanfaat bagi pembaca dan dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan
Instansi dimana penulis ditempatkan.

Hormat Saya
Penulis

Indah Santika, A.Md.Far


5

DAFTAR ISI
6

DAFTAR GAMBAR
7

DAFTAR TABEL
8

DAFTAR LAMPIRAN
9

BAB I
PROFIL ORGANISASI DAN PESERTA

A. Gambaran Umum UPTD Puskesmas Rawat Inap Jangga Baru


UPTD Puskesmas Rawat Inap Jangga Baru didirikan pada bulan Januari
tahun 1991, diatas tanah milik Pemerintah Kabupaten Batang Hari UPTD
Puskesmas Rawat Inap Jangga Baru awalnya dibangun sesuai standar
Puskesmas Non Rawat yang kemudian mengalami renovasi dan ditambahkan
rawat inap serta PONED pada tahun 2012.
Puskesmas Rawat Inap Jangga Baru ditetapkan menjadi Puskesmas
Rawat Inap dengan izin Operasional sementara Puskesmas dalam Kabupaten
Batang Hari Nomor 169 Tahun 2017 tentang penetapan Izin Operasional
sementara Puskesmas dalam Kabupaten Batang Hari.
Secara geografis wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Jangga
Baru berada di Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batang Hari. Sebagian
besar wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Jangga Baru adalah areal
perkebunan sawit dan karet serta hutan dan ladang yang terletak pada daerah
berbukit-bukit.
Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Muara
Tembesi
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Muara Bulian
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Mandiangin
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Durian Luncuk
10

Gambar 2.1. Peta wilayah kerja puskesmas


Adapun Luas Wiayah :
UPTD Puskesmas Rawat Inap Jangga Baru secara administratif meliputi 4
Desa, yaitu:
1. Desa Jangga Baru
2. Desa Terentang Baru
3. Desa Bulian Baru
4. Desa Jangga Aur
Masing-masing desa dihubungkan dengan jalan aspal yang dapat
dilewati oleh kendaraan roda dua maupun roda empat, akan tetapi jalan ini
ada yang kondisinya sudah rusak dan menyebabkan waktu tempuh dari desa
ke Puskesmas terhambat.
Jarak tempuh dari Puskesmas ke :
1. Desa Jangga Baru : 0 - 6 km dengan waktu 0 – 15 menit
2. Desa Terentang Baru: ± 15 km dengan waktu 20 – 30 menit
3. Desa Bulian Baru : ± 6 km dengan waktu 15 – 20 menit
4. Desa Jangga Aur : ± 55 km dengan waktu 60 – 70 menit
Jarak tempuh Puskemas ke Kabupaten : ± 45 km dengan waktu

80 – 90 menit.

A. JUMLAH PEGAWAI
Tabel 2.1. Jumlah Pegawai UPTD Puskesmas Jangga Baru

No Jenis Nakes PNS Non Lainnya Jumlah Ket


PNS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Tenaga Kesehatan
1 Dokter 2 1 0 3
2 Dokter gigi 1 0 0 1
3 Perawat 2 9 0 11
4 Bidan 2 4 0 6
5 Kesmas 0 2 0 2
11

6 Sanitarian 0 0 0 0
7 ATLM 1 0 0 1
8 Nutrisionis 0 2 0 2
9 Apoteker 0 1 0 1
10 Asisten Apoteker 1 2 0 3
11 Terapisgigi dan Mulut 0 2 0 2
12 KeterapianFisik 0 0 0 0
13 Rekam Medis 0 0 0 0
14 Perawat pustu 1 0 0 1
15 Bidan Pustu 4 3 0 7
16 Bidan polindes 0 0 0 0
Dukungan Management
17 Ka TU 1 0 0 1
18 Asisten Nakes 0 0 0 0
19 Pengelola data 0 0 0 0
20 Pengadministrasian 0 3 0 3
umum
21 Pengelola keuangan 0 1 0 1
23 Pekarya 0 4 0 4
TOTAL 15 34 0 49

C. Jumlah Penduduk Tahun 2022


 Puskesmas Rawat Inap Jangga Baru : 9.209 Jiwa
1. Laki – laki : 4.789 Jiwa
2. Perempuan : 4.420 Jiwa
 Desa Jangga Baru : 3.202 Jiwa
1. Laki – laki : 1.658 Jiwa
2. Perempuan : 1.544 Jiwa
 Desa Terentang Baru : 2.163 Jiwa
1. Laki – laki : 1.136 Jiwa
2. Perempuan : 1.027 Jiwa
 Desa Bulian Baru : 2.363 Jiwa
12

1. Laki – laki : 1.236 Jiwa


2. Perempuan : 1.127 Jiwa
 Desa Jangga : 1.481 Jiwa
1. Laki – laki : 759 Jiwa
2. Perempuan : 722 Jiwa

D. Sarana dan Prasarana Puskesmas Rawat Inap Jangga Baru


Tabel 2.2. Sarana dan Prasana Puskesmas

No. Data Sarana dan Prasarana Jumlah


1 Jenis Puskesmas Rawat Inap
2 Perumahan Dinas 7
3 Puskesmas Pembantu 3
4 Poskesdes 2
5 Klinik Swasta 1
6 Posyandu 17
7 Kader Kesehatan 129
8 Dukun Bayi 7
No. Data Sarana dan Prasarana Jumlah
9 Mobil Operasional 1
10 Mobil Ambulance 1
11 Kendaraan Roda Dua 8
12 Tempat Tidur 8
13 Sumur 4
14 Sumur BOR 1
15 Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) 1
16 Generator 1
17 TK / PAUD 9
18 SD 12
19 SLTP 5
20 SLTA 2
21 Pasar 2
13

22 Masjid 16
23 Gereja 4

E. VISI DAN MISI PUSKESMAS


1. VISI :
Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu, Terjangkau,
Adil dan Merata Menuju Masyarakat Sehat dan Mandiri.

2. MISI
1. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Yang
Paripurna, Merata, Bermutu dan Terjangkau
2. Meningkatkan Sumber Daya Kesehatan
3. Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu Profesional
Terjangkau Secara Efesien dan Efektif.
4. Mendorong Kemandirian Masyarakat Hidup Bersih dan Sehat
Secara Komprehensif

3. MOTTO
“ KESEHATAN ANDA KEBAHAGIAAN KAMI ”

4. TATA NILAI
E : Efisien : Pelayanan dengan biaya minimal dengan hasil
optimal, pelayanan dengan jumlah tenaga minimal
hasil optimal.
M : Mandiri : Terwujudnya kemandirian masyarakat hidup sehat,
serta mampu mengenali masalah kesehatan dan dapat
mengatasi masalah tersebut Puskesmas dalam
memberikan pelayanan kepada msyarakat secara
mandiri.
A : Adil : Adil dalam memberikan pelayanan kesehatan tanpa
memandang status sosial.
S : Santun : Ramah dan sopan dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
14

5. STRATEGI UNTUK MENCAPAI VISI MISI


1. Meningkatkan kedisiplinan petugas
2. Meningkatkan kerjasama lintas sektor dan lintas
program
3. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan
SDMK
Kesehatan yang merata dan bermutu
4. Menggunakan dan memberdayakan masyarakat untuk
hidup sehat
5. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan
yang berkualitas
6. Meningkatkan sistem survelen monitoring, dan
informasi
kesehatan
7. Meningkatkan pelayanan program lebih tinggi dengan
biaya
pelayanan yang terjangkau

F. STRUKTUR ORGANISASI
Sebagai satu bentuk organisasi, UPTD Puskesmas Rawat Inap Jangga
Baru memiliki struktur organisasi yang jelas dan mengacu Permenkes Nomor
43 Tahun 2019.
Struktur organisasi tersebut terdiri dari :
1. Kepala Puskesmas
2. Subbagian Tata Usaha
3. Satuan Pelaksana UKM
4. Pelaksana UKP
a. Kefarmasian
b. Laboratorium
5. Jaringan dan Jejaring Puskesmas
15
8

Gambaran 2.2. Struktur organisasi UPTD Puskesmas Rawat Inap Jangga Baru
9

B. Profil Peserta
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/ 08
/M.PAN/ 4 /2008 Jabatan Fungsional Asisten Apoteker dan Angka Kreditnya menjelaskan
bahwa tugas asisten apoteker pelaksana adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan bahan-bahan atau data-data dari berbagai sumber/acuan dalam rangka
Penyiapan Rencana Kegiatan Kefarmasian;
2. Mengumpulkan data-data dalam rangka Perencanaan Perbekalan Farmasi;
3. Menimbang dan atau mengukur bahan baku dalam rangka Produksi Sediaan Farmasi Non Steril;
4. Menyiapkan ruangan, perlatan dan bahan-bahan untuk kegiatan produksi dalam rangka Produksi
Sediaan Farmasi Steril;
5. Mengemas alat-alat dalam rangka Sterilisasi Sentral;
6. Menerima dan memeriksa perbekalan farmasi dalam rangka Penerimaan Perbekalan Farmasi;
7. Menyimpan perbekalan farmasi dalam rangka Penyimpanan Perbekalan Farmasi;
8. Menerima dan menyeleksi persyaratan administrasi resep serta menghitung harga obatnya
dalam rangka Dispensing Resep Individual.
10

BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Analisis Isu
Isu adalah sebuah masalah yang belum terpecahkan yang siap diambil
keputusannya. Isu merepresentasikan suatu kesenjangan antara praktik
organisasi dengan harapan-harapan para stakeholder. Faktor-faktor yang
berperan dalam menentukan kualitas identifikasi isu adalah kepekaan terhadap
tuntutan dan kondisi lingkungan kerja, konsistensi dan keakraban terhadap
motif bekerja lebih baik, dan kompetensi ASN.
Berdasarkan pengalaman di instansi kerja, situasi problematik yang terjadi
di UPTD Puskesmas Jangga Baru dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Belum dilakukan penandaan obat yang mendekati kadaluarsa
2. Belum adanya etiket penandaan batas waktu penggunaaan obat
3. Rendahnya pemahaman pasien tentang penggunaan antibiotik

Isu yang telah diidentifikasi di atas kemudian di analisa. Analisis isu


dilakukan untuk menetapkan kriteria isu. Untuk mendapatkan isu yang paling
penting, maka peserta menggunakan alat analisis APKL. Peserta telah
menemukan 3 (tiga) isu yang ada di UPTD Puskesmas Jangga Baru, sehingga
nantinya setelah dilakukan analisis APKL akan tersisa satu isu yang paling
penting untuk dijadikan rancangan aktualisasi.
Penjelasan APKL adalah sebagai berikut:
Aktual : Benar terjadi, sedang hangat dibicarakan masyarakat.
Problematik : Isu memiliki dimensi masalah yang kompleks
sehingga perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin.
Kekhalayakan : Isu menyangkut hajat hidup orang banyak
Kelayakan : Masuk akal, realisitis, relevan untuk dimunculkan
Inisiatif masalahnya.
11

Adapun Bobot Penetapan Kriteria Kualitas ISU APKL memiliki skala nilai 1-5.
Tabel 2.1. Bobot Penetapan criteria Kualitas ISU APKL
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya
Berkaiatan dengan rancangan aktualisasi ini, sumber isu
yang diangkat berasal dari tugas pokok dan fungsi (Tupoksi)
asisten apoteker di UPTD Puskesmas Jangga Baru sebagai
berikut :
NO ISU BOBOT SKOR TOTAL RANK
A P K L SKOR
1. Belum dilakukan penandaan obat 5 5 4 5 19 I
yang mendekati kadaluarsa

1. Belum adanya etiket penandaan batas 4 3 4 4 15 II


waktu penggunaaan obat
2. Rendahnya pemahaman pasien 4 3 4 3 14 III
tentang penggunaan antibiotik
Tabel 2.2. Analisis APKL

Isu dengan total nilai tertinggi adalah “Belum dilakukan penandaan obat yang
mendekati kadaluarsa”. Hal ini disebabkan karena belum adanya metode
khusus untuk mengendalikan obat yang mendekati tanggal kedaluwarsa agar
obat yang mendekati tanggal kedaluwarsa sudah bisa terdeteksi secara lebih
dini di UPTD Puskesmas Jangga Baru maka diperlukan penandaan obat
mendekati kadaluarsa dengan cara penempelan stiker (merah kadaluarsa <6
bulan, kuning kadaluarsa 6-12 bulan, dan hijau kadaluarsa >12 bulan) dapat
memberikan peringatan pada petugas farmasi dalam pengambilan obat
tersebut dan penumpukkan obat kadaluarsa terminimalisir. Dilakukan pemuatan
SOP penandaan obat yang mendekati kadaluarsa. Dan dilakukan pemisahan
12

dalam penyimpanan obat yang mendekati kadaluarsa agar tidak terjadi


kesalahan pada saat pemberian obat.
Jika isu tersebut tidak ditangani maka akan berdampak negatif atau
berbahaya bagi pasien jika menggunakan obat kedaluwarsa, yaitu dapat
menimbulkan efek yang tidak diinginkan dan berisiko menyebabkan gangguan
kesehatan. Hal ini karena pada obat yang kedaluwarsa terjadi perubahan
komposisi kimia atau penurunan tingkat efektivitas yang bisa mengurangi
manfaat obat. Sehingga hal tersebut akan menurunkan mutu pelayanan di
UPTD Puskesmas Jangga Baru.

B. Argumentasi Core Issue


Penentuan analisis isu dengan menggunakan alat analisis
APKLmendapatkan hasil bahwa isu dengan total nilai tertinggi dan merupakan
isu final yang perlu dicarikan pemecahan masalahnya. Isu yang terpilih adalah
“Belum dilakukan penandaan obat yang mendekati kadaluarsa”.
Alasan penetapan isu yaitu beberapa bulan yang lalu peserta melihat
ditemukan obat kedaluwarsa yang tergabung dengan obat yang masa
penggunaannya masih lama di lemari obat, karena obat-obat memiliki tanggal
kadaluarsa yang berbeda-beda sehingga dalam pengelolaan obat keluar
memerlukan ketelitian. Maka dari itu peserta beranggapan bahwa perlunya
meningkatkan pengendalian obat yang mendekati masa kadarluwarsa di unit
kerja UPTD Puskesmas Jangga Baru agar tidak terjadinya pemberian obat
kedaluwarsa oleh petugas kesehatan serta penumpukkan obat kadsaluarsa
terminimalisir.

C. Gagasan Pemecahan Isu


Melakuan penandaan obat yang mendekati kadaluarsa dengan
menempelkan stiker penandaan warna merah ditempel pada obat yang dalam
waktu <6 bulan akan kadaluarsa, warna kuning untuk obat yang dalam waktu
6-12 bulan akan kadaluarsa, sedangkan warna hijau untuk obat yang
kadaluarsa >1 tahun. Penempelan stiker penandaan ini nantinya akan
memudahkan petugas pengelola obat mengidentifikasi tindak lanjut dari warna
tersebut.
13

Menurut Moekijat, SOP (Standar Operasional Porsedur) adalah urutan


langkah-langkah dalam hal pelaksanaan pekerjaan, di mana pekerjaan tersebut
dilakukan. Berhubungan dengan apa yang harus dilakukan, bagaimana cara
melakukannya, kapan dan di mana melakukannya, juga siapa yang harus
melakukannya. Membuat SOP penandaan obat yang mendekati kadaluarsa
sebagai pedoman kerja bagi petugas farmasi di UPTD Puskesmas Jangga Baru
saat melakukan pelayanan kefarmasian sesuai kewenangan atas dasar
peraturan perundangan yang ada.
Melakukan pemisahan penyimpanan obat yang kadaluarsa <6 bulan
dengan obat lain sebagai peringatan pada petugas farmasi dalam pengambilan
obat tersebut untuk segera digunakan agar penumpukan obat kadaluarsa dapat
terminimalisir.
14

D. Rancangan Aktualisasi
Tabel 2.3. Rancangan Aktualisasi
NO KEGIATAN TAHAN KEGIATAN OUTPUT/ KEGIATAN SUB MAPEL BERAKHLAK KONTRIBUSI PENGUATAN
HASIL TERHADAP NILAI
VISI MISI ORGANISASI
ORGANISASI
1. Menyusun 1. Pembuatan jadwal Jadwal - Berorintasi pelayanan: Penandaan Kegiatan ini Kegiatan ini
rancangan kegiatan kegiatan obat yang mendekati kadaluarsa mendukung mendukung
kegiatan 2. Diskusi dengan PJ Terlaksna melakukan perbaikan tiada henti di misi tata nilai
Unit dan rekan kerja nya bidang farmasi puskesmas puskesmas
3. Sosialisasi kepada diskusi - Akuntabel: Rancangan kegiatan yaitu efisien
tenaga farmasi dengan PJ untuk melaksanakan aktualisasi
lainnya unit dengan jujur, bertanggung jawab,
Terlaksna cermat, disiplin, dan berintegritas
kannya tinggi
sosialisasi - Kompetan: Rancangan kegiatan
kepada menentukan keberhasilan kegiatan
tenaga aktualisasi
Farmasi - Harmonis: Diskusi PJ Unit dan rekan
lainnya kerja dilakukan dengan keterbukaan
terhadap perbedaan pendapat
- Loyal: Membuat penandaan obat
yang mendekati kadaluarsa
merupakabn bentuk pengabdian
pelayanan farmasi kepada
masyarakat
- Adaptif: Penandaan obat yang
mendekati kadaluarsa adalah bentuk
inovasi dibidang farmasi
- Kolaboratif: Antara PJ unit dan rekan
kerja membangun kerjasama yang
15

sinergis pada pelayanan farmasi


2. Membuat 1. Membuat SOP SOP - Beririentasi pelayanan: SOP Kegiatan ini Kegiatan ini
SOP penandaan obat yang penandaa penandaan obat yang mendekati mendukung mendukung
mendekati kadaluarsa n obat kadaluarsabertujuan untuk misi tata nilai
2. Diskusi PJ unit dan yang melakukan perbaikan pelayanan puskesmas puskesmas
rekan kerja mendekati farmasi tiada henti yaitu efisien
3. Pengesahan SOP kadaluars - Akuntabel: Menyusun naskah SOP
4. Sosialisasi SOP a penandaan obat yang mendekati
kepada tenaga Terlaksan kadaluarsa untuk melaksanakan
farmasi lainnya anya tugas habituasi dengan jujur,
diskusi bertanggung jawab, cermat,
SOP disiplin, dan berintegritas tinggi
dengan - Kompeten: Bekerja sesuai SOP
Kepala melaksanakan tugas dengan kulitas
puskesma terbaik
s - Harmonis: Diskusi PJ Unit dan rekan
kerja dilakukan dengan keterbukaan
SOP telah terhadap perbedaan pendapat
diberi - Loyal: PJ unit dan rekan kerja
nomor dan berusaha menjaga nama baik
disahkan sesama ASN, pimpinan, instansi, dan
Terlaksan negara
kannya - Adaptif: Membuat label obat yang
sosialisasi mendekati kadaluarsa adalah bentuk
SOP antusias terhadap pelayanan
kepada farmasi yang lebih baik
tenaga - Kolaboratif: PJ unit dan rekan kerja
framasi
farmasi terbuka dalam bekerja sama
lainnya
untuk menghasilkan nilai tambah di
bidang farmasi
3. Mencetak 1. Membuat desain Tersedian - Berorientasi pelayanan: Penandaan Kegiatan ini Kegiatan ini
stiker stiker ya desain obat yang mendekati kadaluarsa mendukung mendukung
penandaan 2. Menetapkan kategori stiker melakukan perbaikan tiada henti di misi tata nilai
obat stiker: bidang farmasi puskesmas puskesmas
16

Merah : < 6 bulan Tersedia 2 - Akuntabel: Penerapan penandaan yaitu efisien


Kuning: 6-12 bulan kategori obat yang mendekati kadaluarsa
Hijau: > 12 bulan stiker harus dilakukan secara konsisten
3. Mencetak stiker penandaa - Kompeten: Diskusi PJ unit dan rekan
n obat kerja farmasi dapat membantu
berlajar antar teman sejawat
Stiker - Loyal: Penerapan penandaan obat
penandaa yang mendekati kadaluarsa bertujuan
n obat menjaga nama baik sesama ASN,
yang pimpinan, instansi, dan negara
mendekati - Adaptif: Penerapan SOP penandaan
kadaluars obat yang mendekati kadaluarsa
a meruppakan bentuk penyesuaian
diri menghadapi perubahan
- Kolaboratif: Diskusi pembuatan SOP
penandaan obat yang mendekati
kadaluarsa memberi kesempatan
berbagai pihak untuk berkontribusi
dalam penyusunan SOP
4. Membuat 1. Stok opname obat Daftar - Beorientasi pelayanan: Membuat Kegiatan ini Kegiatan ini
daftar obat dan bahan medis obat yang daftar obat yang akan kadaluarsa mendukung mendukung
yang habis pakai mendekati adalah bentuk perbaikan tanpa misi tata nilai
mendekati 2. Membuat daftar nama kadaluars henti di bidang farmasi puskesmas puskesmas
kadaluarsa obat dan tanggal a - Akuntabel: Penerapan penandaan yaitu efisien
kadaluarsa obat yang mendekati kadaluarsa
3. Menentukan kategori Terbentukn merupakan bentuk melaksanakan
ya catatan tugas dengan jujur, bertanggung
dalam buku jawab, cermat, disiplin, dan
pengingat berintegritas tinggi
dan soft file - Kompeten: Penandaan obat yang
computer mendekati kadaluarsa usaha
melaksankan tugas dengan kuliatas
terbaik
- Harmonis: Diskusi PJ Unit dan rekan
17

kerja dilakukan dengan keterbukaan


terhadap perbedaan pendapat
- Loyal: Penerapan penandaan obat
yang mendekati kadaluarsa bertujuan
menjaga nama baik sesama ASN,
pimpinan, instansi, dan negara
- Adaptif: Kegiatan penadaan obat
yang mendekati kadaluarsa ini bentuk
inovasi di bidang farmasi
- Kolaboratif: PJ unit dan rekan kerja
farmasi terbuka dalam bekerja sama
untuk menghasilkan nilai tambah di
bidang farmasi
5. Penerapan 1. Penerapan Obat telah - Berorientasi pelayanan: Penempelan Kegiatan ini Kegiatan ini
penempela penempelan stiker diberi stiker adalah bentuk perbaikan mendukung mendukung
n stiker 2. Pemisahan penanda tanpa henti di bidang farmasi misi tata nilai
penyimpanan obat - Akuntabilitas: Penerapan penandaan puskesmas puskesmas
yang mendekat Tersediany oabt dilaksanakan dengan jujur, yaitu efisien
kadaluarsa a obat yang bertanggung jawab, cermat,
3. Menerima saran dan sudah disiplin, dan berintegritas tinggi
masukan ditempeli - Kompeten: Tugas penandaan obat
stiker yang mendekati kadaluarsa
warna. dilaksanakan dengan kualitas terbaik
- Harmonis: Diskusi PJ Unit dan rekan
kerja dilakukan dengan keterbukaan
terhadap perbedaan pendapat
- Loyal: Penerapan penandaan obat
yang mendekati kadaluarsa bertujuan
menjaga nama baik sesama ASN,
pimpinan, instansi, dan negara
- Adaptif: Penerapan penadaan obat
yang mendekati kadaluarsa ini bentuk
inovasi di bidang farmasi
18

- Kolaboratif: Sosialisasi SOP kepada


rekan kerja memberi kesempatan
berbagai pihak untuk berkontribusi

E. Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi


NO KEGIATAN BULAN / TANGGAL PELAKSANAAN KEGIATAN
APRIL MEI
4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 0 1 2 3 4
1 Menyusun rancangan
kegiatan
2 Membuat SOP
3 Mencetak stiker penandaan
obat
4 Membuat daftar obat yang
mendekati kadaluarsa
5 Penerapan penempelan
stiker

Tabel 2.4. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


14

BAB III
PELAKSNAAN AKTUALISASI

A. Perubahan Kegiatan dari Rencana Awal


Pada kegiatan rancangan awal di kegiatan kedua, tahapan
kegiatannya adalah diskusi PJ Unit dan rekan kerja pada saat
pembuatan SOP, tetapi tahapan kegiatan tersebut diubah karena
SOP akan disahkan oleh kepala puskesmas dan akan dilakukan
revisi sebelum dilakukan pengesahan dan penomoran SOP oleh
kepala puskesmas dan kagubag tata usaha.

Tabel 3.1. Perubahan Kegiatan dari Rancangan Awal


No Kegiatan Rancangan Awal Kegiatan Pelaksanaan Aktualisasi
1 Membuat SOP Diskusi pembuatan SOP Penanadaan
Pada tahapan diskusi PJ Unit obat mendekati kadaluarsa dengan
dan rekan kerja pada saat kepala puskesmas
pembuatan SOP Penandaan
obat mendekati kadaluarsa

B. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi


Optimalisasi pengelolaan obat mendekati kadaluarsa dengan
pemberian label di uptd puskesmas jangga baru menjadi isu
terpilih dalam pelaksanaan aktualisasi ini. Penandaan obat
mendekati kadaluarsa merupakan kegiatan untuk mencegah
terjadinya penumpukan obat kadaluarsa dan mencegah pemberian
obat kadaluarsa pada pasien.
Kegiatan aktualisasi menerapkan nilai-nilaidasar BerAKHLAK
yang mulai dilaksanakan pada 2 April sampai dengan 31 Mei
Sesuai dengan rancangan kegiatan yang telah disusun dalam
Rancangan Aktualisasi terdapat 5 kegiatan yang akan
dilaksanakan.
14

NO KEGIATAN BULAN / TANGGAL PELAKSANAAN KEGIATAN


APRIL MEI
4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 0 1 2 3 4
1 Menyusun rancangan
kegiatan
2 Membuat SOP
3 Mencetak stiker
penandaan obat
4 Membuat daftar obat
yang mendekati
kadaluarsa
5 Penerapan penempelan
stiker

Tabel 3.2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi


14

C. Capaian Pelaksanaan Aktualisasi


1. Menyusun rancangan kegiatan
Minggu pertama kegiatan yang dilakukan menyusun rancangan kegiatan
yang terdiri dari tiga tahapan yaitu pembuatan jadwal kegiatan, diskusi dengan
PJ Unit dan rekan kerja, dan sosialisasi kepada tenaga farmasi lainnya.
Gambar 3.1. Dikusi dengan PJ Unit

Gambar 3.2. Pembuatan Jadwal Kegiatan

Hasil dari tahapan pembuatan jadwal kegiatan yaitu Jadwal yang jelas
terkait rencana kegiatan. Hasil dari tahapan diskusi dengan PJ Unit dan rekan
kerja yaitu terlaksananya diskusi dengan PJ Unit dan rekan kerja. Hasil dari
tahapan sosialisasi kepada tenaga farmasi lain yaitu terlaksananya
pertemuan tenaga farmasi.
15

Saya membuat jadwal kegiatan dan melakukan diskusi dengan PJ Unit


tentang tahapan kegiatan yang akan saya lakukan. Dan mensosialisasikan
kegiatan yang akan saya lakukan kepada tenaga farmasi lainnya. Penerapan
mata pelatihan BerAKHLAK dalam pelaksanaan kegiatan menyusun
rancangan kegiatan yaitu:
1. Berorintasi pelayanan: Penandaan obat yang mendekati kadaluarsa
melakukan perbaikan tiada henti di bidang farmasi.
2. Akuntabel: Rancangan kegiatan untuk melaksanakan aktualisasi dengan
jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi
3. Kompetan: Rancangan kegiatan menentukan keberhasilan kegiatan
aktualisasi
4. Harmonis: Diskusi PJ Unit dan rekan kerja dilakukan dengan keterbukaan
terhadap perbedaan pendapat
5. Loyal: Membuat penandaan obat yang mendekati kadaluarsa merupakabn
bentuk pengabdian pelayanan farmasi kepada masyarakat
6. Adaptif: Penandaan obat yang mendekati kadaluarsa adalah bentuk
inovasi dibidang farmasi
7. Kolaboratif: Antara PJ unit dan rekan kerja membangun kerjasama yang
sinergis pada pelayanan farmasi

2. Membuat SOP
Minggu kedua saya melalukan kegiatan pembuatan SOP Penandaan obat
yang mendekati kadaluarsa yang terdiri dari tiga tahapan kegiatan yaitu
membuat SOP, melakukan diskusi SOP dengan kepala puskesmas,
pengesahan SOP, dan mensosialisasikan SOP kepada tenaga farmasi
lainnya.
Gambat 3.3. Pembuatan SOP
16

Gambar 3.4. Diskusi SOP dengan Kepala Puskesmas

Gambar 3.5. Pengesahan SOP oleh Kepala Puskesmas


17

Hasil dari tahapan kegiatan pembuatan SOP yaitu mencetak SOP


Penandaan Obat yang Mendekati Kadaluarsa. Hasil dari tahapan melakukan
diskusi SOP dengan kepala puskesmas yaitu revisi SOP dan foto kegiatan.
Hasil dari tahapan pengesahan SOP yaitu penomoran SOP dan SOP
disahkan. Hasil tahapan sosialisasi SOP kepada tenaga farmasi lain nya yaitu
foto sosialisasi.
Segala bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan di Puskesmas dalam
bentuk jasa. Dalam hal ini saya membuat Standar Operasional Prosedur
Penandaan obat yang Mendekati Kadaluarsa, SOP ini akan menjadi acuan
dalam memberikan pelayanan kefarmasian di UPTD Puskesmas Jangga
Baru. Saya melakukan diskusi SOP dengan kepala puskesmas dan saya
merevisi SOP tersebut. Setelah revisi SOP selesai SOP diberi penomoran
dan disahkan. Dan saya mensosialisasikan SOP Penandaan obat yang
Mendekati Kadaluarsa kepada tenaga farmasi lain nya. Penerapan mata
pelatihan BerAKHLAK dalam pelaksanaan kegiatan menyusun rancangan
kegiatan yaitu:
1. Beririentasi pelayanan: SOP penandaan obat yang mendekati
kadaluarsabertujuan untuk melakukan perbaikan pelayanan farmasi
tiada henti
2. Akuntabel: Menyusun naskah SOP penandaan obat yang mendekati
kadaluarsa untuk melaksanakan tugas habituasi dengan jujur,
bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi
3. Kompeten: Bekerja sesuai SOP melaksanakan tugas dengan kulitas
terbaik
4. Harmonis: Diskusi PJ Unit dan rekan kerja dilakukan dengan keterbukaan
terhadap perbedaan pendapat
5. Loyal: PJ unit dan rekan kerja berusaha menjaga nama baik sesama ASN,
pimpinan, instansi, dan negara
6. Adaptif: Membuat label obat yang mendekati kadaluarsa adalah bentuk
antusias terhadap pelayanan farmasi yang lebih baik
7. Kolaboratif: PJ unit dan rekan kerja farmasi terbuka dalam bekerja sama
untuk menghasilkan nilai tambah di bidang farmasi
18

3. Mencetak stiker penandaan obat


Tahapan kegiatan yang dilakukan membuat desain stiker, menetapkan
kategori stiker: (merah : < 6 bulan, kuning: 6-12 bulan, hijau: > 12 bulan), dan
mencetak stiker.
Hasil dari tahapan membuat desain stiker yaitu tersedianya desain stiker
penandaan obat. Hasil dari tahapan menetapkan kategori yaitu kategori stiker
yang jelas stiker merah : < 6 bulan, kuning: 6-12 bulan, hijau: > 12 bulan). Dan
hasil dari tahapan mencetak stiker penandaan obat adalah tersedianya stiker
penandaan obat yang mendekati kadaluarsa.

Gambar 3.6. membuat desain stiker

ED <6 BULAN ED <6 BULAN ED <6 BULAN ED <6 BULAN

ED 6-12 BULAN ED 6-12 BULAN ED 6-12 BULAN ED 6-12 BULAN

ED >12 BULAN ED >12 BULAN ED >12 BULAN ED >12 BULAN

Gambar 3.7. Mencetak stiker penandaan obat


19

Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan stiker penandaan obat yang


mendekati kadaluarsa di UPTD Puskesmas Jangga Baru. Saya membuat
desain stiker dan menetapkan kategori stiker, setelah itu saya mencetak stiker.
Penerapan mata pelatihan berakhlak dalam pelaksanaan kegiatan
mencetak stiker penandaan obat yaitu:
1. Berorientasi pelayanan: Penandaan obat yang mendekati kadaluarsa
melakukan perbaikan tiada henti di bidang farmasi
2. Akuntabel: Penerapan penandaan obat yang mendekati kadaluarsa harus
dilakukan secara konsisten
3. Kompeten: Diskusi PJ unit dan rekan kerja farmasi dapat membantu
berlajar antar teman sejawat
20

4. Loyal: Penerapan penandaan obat yang mendekati kadaluarsa bertujuan


menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi, dan negara
5. Adaptif: Penerapan SOP penandaan obat yang mendekati kadaluarsa
meruppakan bentuk penyesuaian diri menghadapi perubahan
6. Kolaboratif: Diskusi pembuatan SOP penandaan obat yang mendekati
kadaluarsa memberi kesempatan berbagai pihak untuk berkontribusi
dalam penyusunan SOP

4. Membuat daftar obat yang mendekati kadaluarsa


Tahapan kegiatan yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu stok opname
obat dan bahan medis habis pakai, membuat daftar nama obat dan tanggal
kadaluarsa, dan menentukan kategori.
Gambar 3.8. Melakukan Stok Opname
21

Gambar 3.9. Daftar nama obat dan tanggal kadaluarsa

Hasil tahapan stok opname yaitu jumlah stok real dan data tanggal
kedaluwarsa obat. Hasil tahapan membuat daftar nama obat dan tanggal
kadaluarsa yaitu tersedianya daftar obat yang mendekati kadaluarsa. Hasil
tahapan menentukan kategori yaitu diketahuinya warna label kedaluwarsa
masing-masing obat.
Saya menghitung dan mencatat jumlah sisa stok obat beserta tanggal
kedaluwarsa masing-masing obat. Kemudian diperoleh stok real dan tanggal
kedaluwarsa masing-masing obat. Setelah diketahui tanggal kedaluwarsa
setiap obat, dapat dilakukan pengelompokan menjadi tiga kelompok dimana
kelompok pertama yaitu kelompok obat label merah berisi daftar obat yang
akan kedaluwarsa < 6 bulan kemudian, kelompok obat label kuning berisi
daftar obat yang akan kedaluwarsa dalam waktu 6 – 12 bulan kemudian, dan
kelompok obat label hijau yang berisi daftar obat yang akan kedaluwarsa
dalam waktu > 1 tahun kemudian Sebagai seorang ASN asisten apoteker
terampil, dalam melaksanakan kegiatan ini saya berkoordinasi dengan
apoteker dan asisten apoteker lainnya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mencegah adanya obat kedaluwarsa diterima oleh pasien, hal ini merupakan
upaya meningkatkan mutu dan keamanan pelayanan kefarmasian di UPTD
Puskesmas Jangga Baru. Kegiatan stock opname ini harus mampu
dipertanggungjawabkan, jelas, dan transparan, serta berdaya guna untuk
22

meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian. Penerapan mata pelatihan


berakhlak dalam pelaksanaan kegiatan membuat daftar obat yang mendekati
kadaluarsa yaitu:
1. Beorientasi pelayanan: Membuat daftar obat yang akan kadaluarsa adalah
bentuk perbaikan tanpa henti di bidang farmasi
2. Akuntabel: Penerapan penandaan obat yang mendekati kadaluarsa
merupakan bentuk melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab,
cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi
3. Kompeten: Penandaan obat yang mendekati kadaluarsa usaha
melaksankan tugas dengan kuliatas terbaik
4. Harmonis: Diskusi PJ Unit dan rekan kerja dilakukan dengan keterbukaan
terhadap perbedaan pendapat
5. Loyal: Penerapan penandaan obat yang mendekati kadaluarsa bertujuan
menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi, dan negara
6. Adaptif: Kegiatan penadaan obat yang mendekati kadaluarsa ini bentuk
inovasi di bidang farmasi
7. Kolaboratif: PJ unit dan rekan kerja farmasi terbuka dalam bekerja sama
untuk menghasilkan nilai tambah di bidang farmasi

5. Penerapan penempelan stiker

D. Kontribusi Terhadap Visi/Misi Organisasi


VISI : Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu, Terjangkau, Adil dan
Merata Menuju Masyarakat Sehat dan Mandiri.
MISI
a. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Yang Paripurna, Merata,
Bermutu dan Terjangkau
b. Meningkatkan Sumber Daya Kesehatan
c. Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu Profesional Terjangkau
Secara Efesien dan Efektif.
d. Mendorong Kemandirian Masyarakat Hidup Bersih dan Sehat Secara
Komprehensif
Manfaat dari kegiatan melakukan penandaan obat mendekati kadaluarsa ini
23

adalah meminimalisir kesalahan pemberian obat kadaluarsa pada pasien dan


mencegah penumpukan obat kadaluarsa. Dengan terlaksananya kegiatan ini,
maka dapat mewujudkan misi dengan " “meningkatkan pelayanan kesehatan
masyarakat yang paripurna, merata, bermutu dan terjangkau.”

E. Kendala Dan Solusi


Berikut adalah ulasan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
aktualisasi
No. Kendala Antisipasi
1. Adanya pendistribusian obat Segera melakukan pendataan masa
bulanan dari dinas kesehatan kadarluwarsa obat
2. Proses pencetakan label yang Melakukan percetakan label sendiri
lama di percetakan mengunakan system traffic light
(warna merah, kuning, hijau)

F. Manfaat Terselesaikannya Core Issue


Manfaat terselesaikannya core issue penandaan obat mendekati kadaluarsa
dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang di berikan, meningkatkan
kewaspadaan terhadap kesalahan pemberian obat kadaluarsa pada pasien,
dan memisahkan penyimpanan obat yang paling mendekati kadaluarsa
sehingga pengeluaran obat dapat dipantau dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai