Anda di halaman 1dari 61

FORMULASI DAN EVALUASI MASKER GEL PEEL OFF

MINYAK PEPPERMINT MENGGUNAKAN KOMBINASI


HPMC K4M DAN CARBOPOL 940

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :
Andhina Pramesty
NIM : 482012007006

PROGRAM STUDI FARMASI


STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG
2024
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Skripsi

Formulasi dan Evaluasi Masker Gel Peel Off Minyak Peppermint


Menggunakan Kombinasi HPMC K4M dan CARBOPOL 940

Telah di setujui pada tanggal :


9 Desember 2023

Oleh :
ANDHINA PRAMESTY
482012007006

Pembimbing I, Pembimbing II,

Apt. Alinda Tania, S. Farm, M.S. Farm Sonata Daniatiek, S. Farm, M, Biomed
NIK.2294151P

Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Farmasi
STIK Siti Khodijah Palembang

Apt. Sigit Cahyo Hardiansyah, S.Farm.,M.Kes


NIK.1589103

PAGE \* MERGEFORMAT 2
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : ANDHINA PRAMESTY
Nim : 482012007006
Program Studi : Sarjana Farmasi
Program Skripsi : Formulasi dan Evaluasi Masker Gel Peel Off Minyak
Peppermint Menggunakan Kombinasi HPMC K4M dan
CARBOPOL 940

Dengan ini saya mengatakan bahwa dalam skripsi ini tidak ada karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu penguruan tinggi
dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah di tulis atau di terbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di
pendoman dalam naskah dan di sebutkan dalam daftar Pustaka. Apabila ternyata
kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya di atas maka saya akan
bertangung jawab sepenuhnya dan bersedia menerima saksi yang di berikan.

Palembang, Desember 2023

ANDHINA PRAMESTY

PAGE \* MERGEFORMAT 2
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Moto:
"Allah tidak akan membawamu sejauh ini hanya untuk gagal."
"Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik baik Pelindung"
(QS. Al Imran: 73)
Orang lain gak akan bisa paham struggle dan masa sulitnya kita yang
mereka ingin tau hanya bagian succes stories. Berjuanglah untuk diri sendiri
walaupun gak ada yang tepuk tangan. Kelak diri kita di masa depan akan sangat
bangga dengan apa yang kita perjuangkan hari ini, tetap berjuang ya.
Persembahan Kepada :
Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah SWT atas limpahan rahmat,
taufiq, hidayah dan inayyah-Nya kepada penulis beserta keluarga dan saudara
lainnya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini
penulis persembahkan untuk:
1. Kedua orang tua saya (Alm) Sugito MS & Rahayu Prihatini, orang yang
hebat selalu menjadi penyemangat saya sebagai tempat sandaran terkuat
dari kerasnya dunia. Walaupun bapak sudah tidak ada tetapi saya yakin
jikalau beliau masih hidup beliau bakal selalu support dan selalu
menemani saya selama pembuatan proposal skripsi ini. Yang tidak henti-
hentinya memberikan kasih sayang dengan penuh cinta dan selalu
memberikan motivasi, dan terima kasih banyak teruntuk ibu saya yang
telah berjuang mati-matian untuk membiayain Pendidikan saya hingga
saya mendapatkan gelar ini . Terimakasih telah selalu ada di saat saya
membutuhkanmu serta banyak berkat do’a dan dukungan ibu dan bapak
saya berhasil berada di titik ini. Sehat selalu untuk ibu hiduplah lebih lama
agar bisa melihat anak mu hingga mengapai cita-citanya dan harus selalu
ada di setiap perjalanan hidup ku. Tetap lah mendegar kan keluh kesah
anak mu ini.
2. Teruntuk Ibu Apt. Alinda Tania, S. Farm, M. S. Farm dan Ibu Sonata
Daniatiek, S. Farm, M Biomed selaku dosen pembimbing 1 dan 2,
terimakasih atas bimbingan, kritik dan saran, dan selalu meluangkan

PAGE \* MERGEFORMAT 2
waktunya disela kesibukan. Menjadi salah satu dari anak bimbinganmu
merupakan nikmat yang sampai saat ini selalu saya syukurkan. Terima
kasih bapak, semoga jerih payahmu terbayarkan dan selalu dilimpahkan
kesehatan.
3. Terimakasih kepada sahabat-sahabat terdekat saya yaitu Addilah
Rahmadani & Andini Dhea Salsabilla yang telah medukung saya dalam
pembuatan proposal skripsi ini yang selalu menghibur ku setiap saat.
4. Teruntuk teman teman saya terimakasih selalu memberikan motivasi,
semangat dan dukungan tanpa henti sehingga secara tidak langsung
membantu saya dalam menyelesaikan proposal skripsi ini. Teruntuk
adillah, andini, anis dan chelin orang-orang pilihan yang selalu berada di
balik layar, membersamai dalam perjuangan dan selalu mau saya repot kan
terimakasih semoga sama-sama dilancarkan sampai akhir perjuangan
5. Terakhir, terima kasih untuk diri sendiri, karena telah mampu berusaha
keras dan berjuang sejauh ini. Mampu mengendalikan diri dari berbagai
tekanan diluar keadaan dan tak pernah memutuskan menyerah sesulit
apapun proses penyusunan proposal skripsi ini dengan menyelesaikan
sebaik dan semaksimal mungkin, ini merupakan pencapaian yang patut
dibanggakan untuk diri sendiri.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
RIWAYAT HIDUP

Nama : Andhina Pramesty


NIM : 482012007006
Alamat : Jalan Merbau No 11 Komplek Buluran Indah Tanjung
Enim Selatan
Tempat, Tanggal Lahir : Muara Enim, 04 Maret 2003
No Handphone : 082279725522
Email : pramestyandhina226@gmail.com
Nama Orang Tua
Ayah : Sugito MS
Ibu : Rahayu Prihatini

RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 2008 – 2014 : SDN 1 Lawang Kidul Tanjung Enim
Tahun 2014 – 2017 : SMPN 2 Lawang Kidul Tanjung Enim
Tahun 2017 – 2020 : SMA Bukit Asam Tanjung Enim
Tahun 2020 – 2024 : STIK Siti Khadijah Palembang

PAGE \* MERGEFORMAT 2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah Swt karna atas restu dan juga

ridhonya proposal yang berjudul” Formulasi dan evaluasi masker gel peel off

minyak peppermint dengan kombinasi HPMC K4M dan Carbopol 940 ” ini bisa

terselesaikan dengan baik.

Sholawat berserta salam selalu tercurahkan kepada baginda suri tauladan,

Nabi Muhammad SAW, yang kita nanti-nantikan, syafaatnya kelak di hari kiamat.

Penyusunan proposal skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak karena

keterbatasan ilmu pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak dr. Syahrizal, M.Kes Selaku Ketua STIK Siti Khadijah Palembang

2. Bapak Apt. Sigit Cahyo Hardiansyah S. Farm., M. Kes selaku ketua

program studi Sarjana Farmasi STIK Siti Khadijah Palembang, terima

kasih atas masukan dan semua ilmu yang telah diberikan dan juga

dedikasinya terhadap ilmu farmasi.

3. Ibu Apt. Alinda Tania, S. Farm, M. S. Farm selaku dosen pembimbing

utama yang dengan ikhlas telah menyempatkan waktu luangnya,

memberikan bimbingan, saran dan ilmu pengetahuan kepada penulis,

sehingga penyusunan skripsi ini bisa terlaksana dengan baik.

4. Ibu Sonata Daniatiek, S. Farm, M Biomed selaku dosen pembimbing

kedua yang dengan ikhlas telah menyempatkan waktu luangnya,

memberikan bimbingan, saran dan ilmu pengetahuan kepada penulis,

sehingga penyusunan proposal ini bisa terlaksana dengan baik.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
5. Seluruh Dosen dan Jurusan Farmasi STIK Siti Khadijah Palembang yang

telah memberikan ilmu selama perkuliahan, juga pengalaman baik kepada

penulis.

6. Bapak, Ibu dan keluarga yang sudah memberikan dukungan, biaya,

semangat, serta doa yang menjadi kekuatan penulis.

7. Teman-teman seangkatan dan semua pihak yang tidak bisa di sebutkan

satu persatu.

Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis

mendapatkan balasan yang baik dari Allah Swt. Penulis menyadari bahwa

dalam penyusunan proposal ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena

itu, penulis menerima saran dan juga kritik yang membangun dari semua

pihak untuk proposal ini. Semoga proposal ini bisa memberi manfaat.

Palembang, September 2023

Andhina Pramesty

PAGE \* MERGEFORMAT 2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME.........................................iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN...........................................................................iv
RIWAYAT HIDUP..................................................................................................vi
KATA PENGANTAR..............................................................................................vii
DAFTAR ISI.............................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.....................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR................................................................................................
....................................................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum...................................................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus..................................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................................4
1.4.1 Manfaat Bagi Masyarakat.................................................................................4
1.4.2 Manfaat Bagi Institusi.......................................................................................5
1.4.3 Manfaat Bagi Penelitian Selanjutnya................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6


2.1 Tanaman Daun Mint (Mentha Piperitae L).........................................................6
2.1.1 Klasifikasi Daun Mint (Mentha Piperitae L)....................................................6
2.1.2 Nama Umum dan Nama Daerah Mint..............................................................7
2.1.3 Morfologi Tanaman Daun Mint (Mentha Piperitae L).....................................7
2.1.4 Kandungan Kimia Daun Mint (Mentha Piperitae L)........................................8
2.1.5 Khasiat Tanaman Daun Mint (Mentha Piperitae L).........................................9
2.2 Minyak Atsiri.......................................................................................................10
2.2.1 Definisi Minyak Atsirii.....................................................................................10
2.2.2 Pengelolaan Minyak Atsiri................................................................................10
2.3 Metabolit Sekunder..............................................................................................11
2.4 Kulit......................................................................................................................13
2.4.1 Definisi Kulit.....................................................................................................13
2.4.2 Anatomi Kulit....................................................................................................14
2.4.3 Fungsi Kulit.......................................................................................................15
2.5 Kosmetik..............................................................................................................16
2.5.1 Definisi Kosmetik.............................................................................................16
2.5.2 Sejarah Kosmetik..............................................................................................16
2.5.3 Penggolongan Kosmetik...................................................................................16
2.5.4 Fungsi Penggunaan Kosmetik...........................................................................17
2.6. Masker.................................................................................................................17
2.6.1 Definisi Kosmetik.............................................................................................17

PAGE \* MERGEFORMAT 2
PAGE \* MERGEFORMAT 2

2.6.1 Jenis-Jenis Masker Wajah.................................................................................18


2.6.3 Khasiat Masker Gel Peel Off.............................................................................19
2.6.4 Bahan-Bahan Tambahan Dalam Formulasi Masker Gel Peel Off....................20
2.7 Uji Evaluasi Sediaan Gel Peel Off.......................................................................32
2.8 Kerangka Teori.....................................................................................................34
2.9 Penelitian Terkait.................................................................................................35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................36


3.1 Desain Penelitian..................................................................................................36
3.2 Kerangka Konsep.................................................................................................36
3.3 Sampel Penelitian.................................................................................................37
3.4 Variabel Penelitian...............................................................................................37
3.4.1 Variabel Independen.........................................................................................37
3.4.2 Variabel Dependen............................................................................................37
3.5 Tempat Penelitian.................................................................................................37
3.6 Waktu Penelitian..................................................................................................37
3.7 Instrumen Penelitian.............................................................................................38
3.7.1 Alat....................................................................................................................38
3.7.2 Bahan.................................................................................................................38
3.8 Skrining Fitokimia...............................................................................................38
3.9 Metode Pengumpulan Data..................................................................................39
3.9.1 Formulasi dan Pembuatan Masker Gel Peel Off...............................................39
3.9.2 Cara Pembuatan Masker Gel Peel Off..............................................................40
3.10 Uji Evaluasi Sediaan..........................................................................................41
3.10.1 Uji Organoleptis..............................................................................................41
3.10.2 Uji Homogenitas.............................................................................................41
3.10.3 Uji pH..............................................................................................................41
3.10.4 Uji Daya Lekat................................................................................................42
3.10.5 Uji Waktu Mengering.....................................................................................42
3.10.6 Uji Daya Sebar................................................................................................43
3.10.7 Uji Viskositas..................................................................................................43
3.11 Metode Pengolahan dan Analisis Data..............................................................43
3.12 Definisi Operasional...........................................................................................44
3.12.1 Variabel Independen.......................................................................................44
3.12.2 Variabel Dependen..........................................................................................44
3.13 Hipotesis.............................................................................................................45
3.14 Alur Penelitian...................................................................................................46
3.15.1 Alur Uji Skrining Fitokimia............................................................................46
3.15.2 Alur Pembuatan Masker Gel Peel Off.............................................................47
DAFTAR PUSTAKA
PAGE \* MERGEFORMAT 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kulit merupakan lapisan pelindung tubuh dari paparan polusi lingkungan,

terutama kulit wajah yang sering terpapar oleh sinar ultraviolet (UV) akibatnya

dapat menimbulkan masalah kulit seperti keriput, penuaan, jerawat dan pori kulit

yang membesar, sehingga merupakan hal yang penting untuk merawat kulit itu

sendiri (Grace, et al., 2015). Hal ini disebabkan oleh faktor dari dalam maupun

luar tubuh.Faktor dari dalam tubuh dapat disebabkan oleh pola hidup seperti

makanan dan minuman yang dikonsumsi. Faktor dari luar seperti paparan sinar

matahari dan polusi yang dapat merusak kulit. Kerusakan kulit ditandai dengan

munculnya keriput, kulit bersisik, kering, dan pecah pecah (Tambunan, 2019).

Salah satu kosmetik yang dapat mengatasi kulit kering kusam adalah komposisi

masker karena masker mengandung bahan-bahan untuk melembabkan kulit wajah.

Penggunaan masker wajah tidak hanya melembabkan kulit, tetapi juga memiliki

beberapa manfaat yaitu, melembutkan kulit, membuka pori-pori yang tersumbat

oleh kotoran dan residu kosmetik yang tidak dapat dihilangkan oleh pembersih

biasa dan mengangkat sel kulit mati (Muliyawan, et al., 2013).

Masker yang banyak beredar dimasyarakat seperti masker bubuk, masker

krim, masker gel dan masker kertas. Masker yang paling praktis digunakan yaitu

masker yang berbentuk gel yang dimana setelah kering dapat langsung dikelupas

biasanya disebut dengan masker gel peel off (Muliayawan dan Surianah, 2013).
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Masker gel peel-off merupakan masker dengan bahan yang bersifat jelly

biasanya terbuat dari gum tragakan dan latex sehingga memiliki karakteristik

transparan dan biasanya dikemas dalam wadah sediaan yang berbentuk tube

(Putri, 2017).

Masker gel peel-off mempunyai fungsi merelaksasi dan membersihkan wajah

secara maksima l (Muflihunna, 2019). Alasan pemilihan tipe masker gel peel off

adalah karena masker dapat digunakan langsung pada kulit wajah dengan cara

mengoleskannya secara merata dan dapat dibersihkan dengan cara melepaskan

lapiran film sehingga lebih praktis (Alipha, et al., 2019).

Masker wajah peel off mampu meningkatkan hidrasi pada kulit, memperbaiki

serta merawat kulit wajah dari masalah keriput, penuaan, jerawat dan dapat juga

digunakan untuk mengecilkan pori, membersihkan serta melembapkan kulit serta

bermanfaat dalam merelaksasikan otot otot wajah, sebagai pembersih,penyegar,

dan pelembut bagi kulit wajah (Vieira, et al., 2009;Velasco, 2014;Grace et al.,

2015)

Daun mint (peppermint) dengan nama latin Mentha piperita L. Peppermint

merupakan tumbuhan liar didaerah yang lembab dan sedang, seperti Eropa, Asia

dan Amerika Utara. Daun mint dapat melembabkan kulit, mengangkat sel kulit

mati, menghaluskan kulit dan juga terdapat vitamin A yang mampu mengontrol

minyak yang berlebih, daun mint juga mengandung senyawa metabolit sekunder

seperti sapponin, tanin, flavonoid, dan minyak atsiri (Sani, et al, 2010). Minyak

peppermint juga memiliki efek antimikroba dan antiinflamasi. Sebagai agen

antimikroba, ia bertindak sebagai bakterisida terhadap setidaknya 20 patogen


PAGE \* MERGEFORMAT 2

pencernaan,seperti Helicobacter pylori, Escherichia coli,Staphylococcus aureus,

Klebsiella sp.,Salmonella typhi , Shigella boydii , dan Shigellaflexneri (Kamatou

GP, et al., 2013).

Berdasarkan uraian di atas dan belum ada yang meneliti minyak peppermint

dalam formulasi sediaan masker gel peel off serta manfaat minyak peppermint

dapat menyeimbangkan produk sebum, mencegah penyumbatan pori pori &

jerawat serta mengatasi permasalahan kulit berminyak, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian yang memanfaatkan minyak peppermint sebagai

bahan utama dalam membuat masker yang dikombinasikan dengan aloe vera yang

akan dilihat dari evaluasi fisik seperti uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH,

hasil viskositas, uji daya sebar, uji daya lekat, dan waktu mengering.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut:

1) Manakah formula yang paling baik dalam masker gel peel off dari minyak

pepermint menggunakan kombinasi HPMC K4M dan Carbopol 940?

2) Berapakah konsentrasi basis yang paling baik dalam masker gel peel off

dengan menggunakan kombinasi HPMC K4M dan Carbopol 940?


PAGE \* MERGEFORMAT 2

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1.Tujuan Umum

Melakukan pemantauan 4 formulasi yang paling baik dalam masker gel

peel off minyak peppermint menggunakan kombinasi HPMC K4M dan Carbopol

940. Mengetahui konsentrasi basis yang paling baik dalam masker gel peel off

dengan menggunakan kombinasi HPMC K4M dan Carbopol 940.

1.3.2.Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hasil formulasi yang paling baik dalam masker gel peel off

dari minyak pepermint menggunakan kombinasi HPMC K4M dan Carbopol

940.

2. Untuk mengetahui konsentrasi basis yang paling baik dalam masker gel peel

off dari minyak pepermint menggunakan kombinasi HPMC K4M dan

Carbopol 940.

1.4.Manfaat Penelitian

1.4.1.Bagi Masyarakat

Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai

manfaat dari minyak atsiri daun mint (peppermint) atau dengan nama lain Mentha

piperitae L, dapat diolah dan di manfaatkan untuk bahan pembuatan masker gel

peel off, yang bermanfaat sebagai menyeimbangkan produk sebum,mencegah

penyumbatan pori pori & jerawat serta mengatasi permasalahan kulit berminyak.
PAGE \* MERGEFORMAT 2

1.4.2.Bagi STIK Siti Khadijah Palembang

Menambah sumber referensi di perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Siti Khadijah Palembang yang dimana hasil penelitian ini nantinya

dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya khususnya pada pembelajaran

teknologi farmasi.

1.4.3.Bagi Penulis

Menambah wawasan mengenai formulasi serta manfaat masker gel peel

off minyak peppermint dengan menggunakan kombinasi HPMC K4M dan

Carbopol 940.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Daun Mint (Mentha piperitae L)

2.1.1 Klasifikasi Daun Mint (Mentha piperitae L)

Klasifikasi daun mint (Mentha Piperita L) menurut (Plantamor, 2017).

Sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Sub Kingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Sub Class : Asteridae

Ordo : Lamiales

Family : Lamiaceae

Genus : Mentha

Species : Mentha Piperitae L

Gambar 2.1. Daun Mint (Mentha Piperita L)

PAGE \* MERGEFORMAT 2
PAGE \* MERGEFORMAT 2

2.1.2 Nama Umum dan Nama Daerah (Mentha Piperitae L)

Tanaman ini mempunyai nama yang berbeda pada tiap daerah di

Indonesia. Sumatera: Daun pokok (Melayu); Jawa.-Bijanggut, bujanggut

(Sunda), Janggot (Jawa) (Belinda Arbitya Dewi, 2020)

2.1.3 Morfologi Tanaman Daun Mint (Mentha Piperitae L)

Tanaman peppermint (Mentha piperitae L.) adalah keluarga mint

dari Lamiaceae dan merupakan herba tahunan. Tumbuh di daerah lembab

pada dataran tinggi dengan tanah yang gembur yang banyak mengandung

bahan organik dan pH berkisar antara 6–7. Lebih lanjut dia menerangkan

pada daerah tropik tanaman peppermint tidak berbunga, pertumbuhan

batang tegak atau sedikit menjalar, tinggi tanaman berkisar 30–60 cm,

percabangan simpodial, batang berbentuk segi empat. Tangkai daun dan

permukaan daun tanaman peppermint diselimuti oleh bulu–bulu yang

berwarna kuning kehijauan dengan tekstur permukaan daun licin. Warna

daun hijau, panjang daun berkisar antara 1,3-5,5 cm, bentuk daun lanset

(Lanceolate), ujung daun runcing (acute), tepi daun beringgit dangkal

(creneate). (Hadipoentyanti, 2010)

2.1.4 Kandungan Kimia Tanaman Daun Mint

Mentha piperitae salah satu ramuan obat tertua di dunia dan

digunakan di keduanya Tradisi Timur dan Barat, memiliki khasiat fenolik

menthol, menthone dan menthyl acetate (Escop, 2003). Flavonoid,


PAGE \* MERGEFORMAT 2

polifenol terpolimerisasi, karoten,tocopherols, saponin dan kolin adalah

senyawa lainnya ditemukan di Mentha piperitae (Murray, 1995). Mentha

piperitae adalah tanaman abadi, dalam famili Lamiaceae dan mengandung

minyak esensial 1,2-1,5%. Komponen utama minyak adalah mentol (35-

55%), menthone (15-30%), dan menthyl asetat (3-10%). Senyawa lain

yang ditemukan dalam peppermint adalah flavonoid (12%), polifenol

terpolimerisasi (19%), karoten, tocopherols, saponin, dan kolin (Murray,

1995). Mentha memang memiliki minyak atsiri, tanin,glikosida, saponin

dan komponen lainnya. Menthol dan Menthone adalah komponen fenolik

utama minyak Mentha piperitae (Escop, 2003). Minyak atsiri peppermint

terutama terdiri dari mentol, menthone, menthofuran dan menthyl asetat.

Bahan aktif farmakologis lainnya termasuk zat pahit, asam caffenat,

flavonoid, polifenol terpolimerisasi, karoten, tocopherols, betaine, choline

dan tanin (Soković, et al., 2009). Minyak atsiri adalah campuran campuran

berbagai senyawa organik yang mudah menguap, larut dalam pelarut

organik serta mempunyai aroma yang khas sesuai dengan jenis

tanamannya (Sembiring, 2003). Aziz (2010) menyatakan komposisi

minyak atsiri dipengaruhi oleh perbedaan jenis tanaman penghasil, kondisi

iklim, tanah tempat tumbuh, umur panen, metode ekstraksi yang

digunakan, serta cara penyimpanan.


PAGE \* MERGEFORMAT 2

2.1.5 Khasiat Tanaman Daun Mint

Mint essential oil dan mentol digunakan secara luas seperti perasa

dalam penyegar nafas, minuman, antiseptik kumur, pasta gigi, permen

karet, makanan pencuci mulut dan permen. Tindakan obat utama daun

dan berbunga aktif mint tergantung pada minyak atsiri melimpah, yang

telah ditemukan mengandun sebuah hidrokarbon, timol dan oksigen yang

lebih tinggi. Uap bersifat antispasmodik, koleretik dan karminatif.

Minyak atsiri dapat meningkatkan efek biologis seperti antimikroba yaitu

menghambat pertumbuhan Escherichia coli, Staphylococcus aureus,

Salmonella enteritidis, dan Candida albicans, sebagai antioksidan untuk

stimulasi sekresi asam empedu, memperbaiki laju pertumbuhan broiler

(Khempaka dkk., 2013). Mentha piperitae menunjukkan aktivitas yang

signifikan karena daunnya mengandung banyak senyawa ampuh seperti

mentol, menthone, menthyl acetate, menthofuran, dan limnone (Al-

Kassie, 2010). Diantara tanaman lainnya, Mentha sp. Telah lama

dikonfirmasi memiliki efek pada kolesterol dan efeknya signifikan

terhadap parameter darah dan kekebalan, antijamur, anti-ulkus, aktivitas

anti-inflamasi, efek trigliserida, memiliki aktivitas anti-mutagenik dan

sifat stimulan, karminatif dan antispasmodik dan penangkal racun

(Talpur, 2014). Secara

tradisional digunakan untuk sifat antimikroba di pengobatan demam,

sinusitis, kolera, keracunan makanan, bronkitis dan tuberkulosis. Selain


PAGE \* MERGEFORMAT 2

itu, juga digunakan sebagai antiflatulen, karminatif, ekspektoran, agen

diuretik, antitusif dan menstruasi (Nobakht, Norani and Safamehr, 2011).

2.2 Minyak Atsiri

2.2.1 Definisi Minyak Atsiri

Minyak atsiri merupakan salah satu kandungan dalam tanaman yang

bersifat mudah menguap. Minyak atsiri juga disebut essential oil karena

memiliki bau yang khas pada tanaman. Bentuk minyak atsiri berupa cairan

jernih dan tidak berwarna, tetapi selama penyimpanan akan mengental dan

berubah warna menjadi kekuningan atau kecoklatan (Koensoemardiyah,

2010)

Komposisi teridiri dari beberapa campuran senyawa yang berbeda

untuk tiap jenis tanaman. Minyak atsiri dapat larut dalam pelarut organik

seperti eter dan alkohol tetapi kelarutan dalam air sangat rendah

(Koensoemardiyah, 2010)

2.2.2 Pengelolaan Minyak Atsiri

Metode penyulingan atau destilasi merupakan metode yang paling

lazim digunakan untuk mengisolasi minyak atsiri dibandingkan dengan

metode pencairan dengan pelarut yang cocok, pengepresan dan

enfleurage.

a. Penyulingan Dengan Air ( Water Distilation)

Penyulingan adalah suatu proses pemisahan secara fisik suatu

campuran dua atau lebih produk yang mempunyai titik didih yang

berbeda dengan cara mendidihkan terlebih dahulu komponen yang


PAGE \* MERGEFORMAT 2

mempunyai titik didih rendah terpisah dari campuran. Penyulingan

merupakan metode ekstraksi yang tertua dalam pengelolaan minyak atsiri.

b. Pressing (expression)

Pengepresan dilakukan dengan membersihkan tekanan pada bahan

menggunakan suatu alat yang disebut hydraulic atau expller pressing.

Beberapa jenis minyak yang dapat dipisahkan dengan pengepresan adalah

minyak almond, lemon, kulit jerus dan jenis minyak atsiri lainnya

(Wahyuningtyas, 2020).

c. Ekstraksi

Ekstraksi minyak atsiri menggunakan pelarut, cocok untuk

mengambil minyak bunga yang kurang stabil dan dapat rusak oleh panas.

Pelarut yang digunakan untuk mengekstraksi minyak atsiri antara lain

kloroform, alkohol, aseton, eter serta lemak (Wahyuningtyas, 2020).

d. Adsorbsi Oleh Lemak Padat (enfluerasi)

Sedangkan enfluerasi digunakan khusus untuk memisahkan minyak

bunga bungaan untuk mendapatkan mutu dan rendemen minyak yang

tinggi (Wahyuningtyas, 2020).

2.3 Metabolit Sekunder

Metabolit sekunder merupakan metode yang digunakan untuk

mempelajari komponen senyawa aktif yang terdapat pada sampel, yaitu

mengenai struktur kimianya, biosintesisnya, penyebarannya secara ilmiah

dan fungsi biologisnya, isolasi dan perbandingan komposisi senyawa

kimia dari bermacam-macam jenis tanaman. Letak geografis, susu iklim


PAGE \* MERGEFORMAT 2

dan kesuburan tahan suatu wilayah sangat menentukan kandungan

senyawa kimia dalam suatu tanaman, sampel tanaman yang digunakan

dalam uji fitokimia dapat berupa daun, batang, buah bunga dan akar.

Metabolit sekunder yang dapat terkandung pada suatu tanaman adalah

sebagai berikut (Agustin, et al., 2016).

2.3.1 Flavonoid

Flavonoid adalah senyawa polar, flavonoid larut dalam palarut

etanol, methanol, dimetilformamida, air dan lain-lain. Adapun gula yang

terikat pada flavonoid cenderung menyebabkan flavonoid lebih cepat larut

dalam air. Manfaat flavonoid antara lain untuk melindungi struktur sel,

antiinflamasi, antioksidan, antibakteri, dan sebagai antibioktik (Hanani,

2015).

2.3.2 Saponin

Saponin adalah senyawa yang memiliki bobot molekul tinggi atau

besar, tersebar dalam beberapa tumbuhan yang merupakan bentuk

glikosida dengan molekul gula yang terikat dengan aglikon triterpen atau

streroid (Hanani, 2015).

2.3.3 Tanin

Tanin adalah senyawa aktif tumbuhan yang bersifat

fenol,mempunyai rasa sepat. Secara kimia tanin dibagi menjadi dua

golongan,yaitu tanin terkondensasi dan hidrolisis. Tanin terkondensasi

terdapat pada tumbuhan berkeping,senyawa tanin dapat mengganggu


PAGE \* MERGEFORMAT 2

permeabilitas dinding sel. Tanin mampu mengaktivasi adhesion

mikroba,enzim dan protein transport pada sel (Hanani, 2015).

2.3.4 Minyak Atsiri

Minyak atsiri merupakan salah satu kandungan dalam tanamn yang

bersifat mudah menguap. Minyak atsiri juga disebut essential oil karena

memiliki bau yang khas pada tanaman. Bentuk minyak atsiri berupa cairan

jernih dan tidak berwarna, tetapi selama penyimpanan akan mengental dan

berubah warna menjadi kekuningan atau kecoklatan (Koensoemardiyah,

2010)

2.4 Kulit

2.4.1 Definisi Kulit

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan

membatasinya dari lingkungan manusia. Luas kulit orang dewasa sekitar

1,5 meter persegi dengan berat kira-kira 15% berat badan. Kulit

merupakan bagian tubuh yang bersentuhan langsung dengan kosmetik,

khususnya kulit muka, sehingga fungsi utama kulit tidak lain adalah

sebagai perlindungan (Muliyawan, 2013).


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Gambar 2.1 Struktur Kulit


(Sumber : repositori.kemdikbud.go.id)

2.5.2 Anatomi Kulit

Kulit tersusun atas 2 lapisan utama, epidermis dan dermis, dibawah

lapisan dermis terdapat hipodermis ( Kalangi, 2013).

1) Epidermis

Epidermis merupakan lapisan paling luar kulit dan terdiri atas

epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. Epidermis memiliki

ketebalan yang berbeda-beda pada setiap bagiantubuh, yang paling tebal

berukuran 1mm pada telapak tangan dan kaki, yang paling tipis berukuran

0,1 mm pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut

keratinosit. Epidermis memiliki 5 lapisan yaitu, dari dalam ke luar, stratum

basal, stratum spinosum, stratum granulosum, stratum lusidum, dan

stratum korneum (Kalangi, 2013).

2) Dermis

Dermis yaitu sistem terpadu dari jaringan ikat febrosa, filamentosa

dan difus yang juga merupakan tempat pembuluh darah dan saraf di kulit,
PAGE \* MERGEFORMAT 2

serat kolagen adalah komponen dermis yang melimpah. Terdapat dua

daerah dermis, yaitu stratum papilaris dan stratum retikulasi, kedua daerah

itu dapat dilihat secara histologist, sel-sel dalam dermis memiliki jumlah

sel yang relatif sedikit seperti fibroblast, lemak, sedikit makrofag dan sel

mast (Chu, 2012).

3) Hipodermis

Lapisan subkutan yang berada dibawah retikularis dermis disebut

hypodermis, memilliki susunan dari kumpulan sel-sel adiposity yang

tersusun atas lobules-lobulus, dibatasi oleh septum dari jaringan ikat

fibrosa. Hipodermis memiliki fungsi pelindung tubuh, berfungsi sebagai

cadangan energi dan melindungi kulit, serta bertindak sebagai bantalan

bagi kulit (Kalangi, 2013).

2.4.3 Fungsi Kulit

Kulit memiliki fungsi penghalang fisik, melindungi terhadap agen

infeksi, termoregulasi, sensasi, perlindungan dari sinar ultraviolet (UV),

seta regenerasi dan penyembuhan ada 3 lapisan utama kulit, epidermis,

dermis, dan hipodermis. Ketiga lapisan tersebut memiliki peran dan fungsi

nya masing-masing.

Tabel 2.1 Fungsi kulit (Chu, 2012).

Fungsi Lapisan kulit

Barrier permeabilitas Epidermis

Proteksi dari pathogen Epidermis dan dermis


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Termoregulasi Epidermis, dermis dan hipodermis

Sensasi Epidermis, dermis dan hipodermis

Proteksi UV Epidermis

Regenerasi/penyembuhan luka Epidermis, dan dermis

2.5 Kosmetik

2.5.1 Definisi Kosmetik

Kosmetik adalah semua bahan atau sediaan yang digunakan di

bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ

genital bagian luar ) atau gigi dan membran mukosa mulut, terutama untuk

membersihkan, mewangikan, dan mengubah penampilan atau

memperbaiki bau badan, melindungi serta memelihara tubuh pada kondisi

baik (BPOM, 2011).

2.5.2 Sejarah Kosmetik

Kosmetik telah dikenal manusia selama berabad-abad, terutama

pada abad ke-19, kosmetik menjadi objek yang diminati untuk tujuan

kecantikan dan kesehatan. Namun, pada abad ke-20 barulah mengalami

perkembangan ilmu kosmetik dan industrinya (Tranggono, et al., 2011).

2.5.3 Penggolongan Kosmetik

Kosmetik yang beredar di pasaran saat ini diproduksi dengan

berbagai bahan dasar dan cara pengolahan yang berbeda. Menurut bahan
PAGE \* MERGEFORMAT 2

yangn digunakan dan pengolahan kosmetik dapat dibedakan menjadi 2

kelompok besar yaitu kosmetik tradisional dan modern (Tranggono, et al.,

2011).

1) Kosmetik Tradisional

Kosmetik tradisional adalah kosmetik alami yang dapat

dibuat langsung dari bahan segar atau kering, buah-buahan dan

tumbuhan, cara tradisional ini merupakan adat atau kebiasaan

yang telah diwarisi secara turun temurun dari sejak nenek

moyang dahulu kala (Tranggono, et al., 2011).

2) Kosmetik Modern

Kosmetik modern merupakan kosmetik yang diproduksi di

pabrik (laboratorium) yang telah dicampur dengan bahan kimia

untuk mengawetkan kosmetik dalam waktu yang lama, dan

supaya tidak mudah rusak (Tranggono, et al., 2011).

2.5.4 Fungsi Penggunaan Kosmetik

Tujuan utama penggunaan kosmetik dalam masyarakat modern

(Djajadisastra, 2010):

1) Kebersihan pribadi.

2) Meningkatkan daya tarik memalui riasan.

3) Meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan tenang.

4) Melindungi kulit dari sinar ultraviolet, polusi dan faktor

lingkungan lainnya.
PAGE \* MERGEFORMAT 2

5) Mengecah penuaan serta membantu seseorang lebih menikmati

dan menghargai hidup.

2.6 Masker

2.6.1 Definisi Masker

Masker adalah kosmetik yang digunakan pada tingkat terakhir

dalam perawat kulit wajah tidak bermasalah. Penggunaanya dilakukan

setelah messange, dioleskan pada seluruh wajah kecuali alis, mata dan

bibir sehingga akan tampak memakai topeng wajah. Masker juga termasuk

kosmetik yang berkerja secara mendalam karena dapat mengangkat sel-sel

tanduk yang sudah mati (Balsam, et al., 2013). Kosmetik masker

merupakan salah satu kosmetik perawatan (skin-care) yang mampu

mencegah kekringan kulit serta mampu melebabkan kulit. Kosmetik

masker adalah sediaan yang digunakan secara topikal, utamanya untuk

daerah wajah, dengan maksud mencapai sensasi mengencangkan dan efek

pembersihi pada area wajah yang diberikan produk kosmetik (Balsam, et

al., 2013). Memberi masker pada wajah memilliki banyak manfaat,

diantaranya menyegarkan, memperbaiki, dan mengencangkan kulit wajah,

melancarkan peredaran darah, merangsang kembali kegiatan sel-sel kulit,

mengangkat sel kulit mati, melembutkan kulit, juga member asupan nutrisi

bagi kulit (Novita, 2014).

2.6.2 Jenis-Jenis Masker Wajah

Masker terdiri atas berbagai macam bentuk. Berikut ini adalah

macam-macam masker dan penggunaanya :


PAGE \* MERGEFORMAT 2

1) Masker bubuk

Masker ini terdiri dari bahan serbuk (Koalin, titanim,

dioksida, magnesium karbonat), gliserin, air suling, hydrogen

peroksida (H₂O₂). Berfungsi memutihkan dan mengencanngkan

kulit. Dalam penggunaanya, bahan bubuk tersebut dicampurkan

dengan aquadest atau air mawar, hingga menjadi adonan kental.

Dalam membuat adonan tersebut memerlukan keahlian agar tidak

terlalu cair maupun tidak terlalu kental dan mudah dioleskan pada

kulit wajah (Tresna, 2013).

2) Masker bahan alami

Masker ini dibuat dari bahan-bahan alami, misalnya ekstrak

dari buah-buahan atau sayur-sayuran, kuning telur, putih telur,

kapalu susu, madu, minyak zaitun, dan sebagainya (Tresna, 2013).

3) Masker gel peel off

Masker gel pell off merupakan salah satu jenis masker

praktis karena penggunaan nya setelah kering dapat dihapus tanpa

perlu dibilas, masker pell off memiliki keunggulan dalam

penggunaan nya yaitu dengan mudah dilepas atau diangkat seperti

membran elastis, masker peel off ini juga dapat digunakan untuk

mengendurkan otot-otot wajah, membersihkan, melembabkan dan

dapat juga melembutkan kulit (Nigrum, 2018).

2.6.3 Khasiat Masker Gel Peel Off


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Masker berfungsi untuk meninngkatkan taraf kebersihan,

kesehatan, dan kecantikan kulit, memperbaiki, dan merangsang kambali

aktivitas sel kulit mati. Bahan kosmetik wajah pada umumnya bertujuan

untuk menyegarkan, mengecangkan kulit, dan sebagai antioksidan.

Menurut (Muliyawan, 2013) kegunaan masker adalah sebagai

berikut :

1) Memperbaiki dan merangsang aktivitas sel-sel kulit masih aktif

2) Mengangkat kotoran dan sel-sel tanduk yang masih terdapat pada

kulit secara mendalam.

3) Memperbaiki dan mengencangkan kulit.

4) Member nutrisi, menghaluskan, melembutkan, dan menjaga

kelembaban kulit.

5) Mencegah, mengurangi, dan menyamarkan kerusakan-kerusakan

pada kulit seperti gejala keriput dan hiperpigmentasi.

6) Memperlancar aliran darah dan getah bening pada jaringan kulit.

2.6.4 Bahan-Bahan Tambahan Dalam Formulasi Masker Gel Peel Off

Formulasi merupakan langkah awal yangn mengkaji suatu sediaan

farmasi yang stabil, efektif, dan aman, bertujuan untuk menghasilkan

produk yang berkualitas dengan cara menguji stabilitas kimia dan fisika,

dengan pengawetan yang sesuai untuk melawan kontaminasi dari mikroba

jika diperlukan. Formulasi umum masker peel off yaitu zat aktif, basis

gelling agent dan zat tambahan (Ningrum, 2018).

1) Gel Aloe Vera


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Lidah buaya (aloe vera) merupakan tanaman fungsional karena

semua bagian dari tanaman dapat dimanfaatkan, baik untuk perawatan

tubuh maupun untuk mengobati penyakit (Furnawanthi, 2002). Lidah

buaya mengandung berbagai vitamin (kecuali vitamin D), mineral,

enzim, saponin, gula rantai yang panjang dan 20 jenis asam amino.

Lidah buaya mengandung berbagai senyawa biologis aktif, seperti

antrakuinon,mannans asetet, polymannans, antioksidan dan berbagai

lektin. Manfaat utama lidah buaya bagi kulit adalah menstimulasi

pembentukan jaringan epidermis dan membantu proses regenerasi sel

(Rosita dan Qonita, 2008). Gel merupakan sediaan topikal yang

mudah diaplikasikan pada kulit serta memiliki penampilan fisik yang

menarik dibanding sediaan topikal lainnya (Arikumalasari, J

Diwantara et al., 2013). Penggunaannya lebih disukai karena sediaan

gel memiliki kandungan air yang bersifat mendinginkan,

menyejukkan, melembabkan, mudah penggunaannya, serta mudah

berpenetrasi pada kulit (Anastasya., Rahmat et al., 2020) (Mohiudin,

AK, 2019)

2) Gelling Agent

Gelling agent dengan sejumlah polimer dapat digunakan

untuk membentuk struktur jaringan yang merupakan bagian penting

dari sistem gel, termasuk dalam kelompok ini yaitu gum alam,

turunan selulosa, dan karbomer (Anggun, 2011). Gelling agent

berfungsi sebagai pembuat konsisten pada sediaan seperti masker


PAGE \* MERGEFORMAT 2

gel yang mudah untuk diaplikasikan zat-zat yang dapat digunakan

sebagai, polyvinyl alkohol (PVA). PVA sendiri memiliki sifat

higroskopis yang digunakan agar memberikan efek peel off yang

membentuk lapisan film supaya mudah dikelupas setalah

mengering (Priani, et al., 2015).

Polyvinyl Alcohol

Stuktur

Pemerian Berbentuk bubuk butiran,tidak berbau,berwarna

putih hingga krem.

Ph 5-8

Bobot Jenis 3000 -200.000 g/ml.

Titik Lebur atau Titik Leleh 228℃ untuk tingkat terhidrolisis sempurna

180-190℃ untuk tingkat terhidrolisis sebagian.

Kelarutan Larut dalam air,sukar larut dalam etanol.

Stabilitas Bila disimpan dalam wadah tertutup rapat di

tempat sejuk dan kering. Larutan berair stabil

dalam wadah tertutup yang tahan korosi.


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Pengawet dapat ditambahkan ke dalam larutan

jika diperlukan penyimpanan yang lebih lama.

PVA mengalami degradasi lambat pada 100℃

dan degradasi cepat pada 200℃;stabil pada

paparan cahaya.

Inkompabilitas Mengalami reaksi khas suatu senyawa dengan

gugus hidroksi sekunder, seperti esterifikasi,

terurai dalam asam kuat, dan melunak atau larut

dalam asam lemah dan basa.

Konsentrasi Penggunaan 2,5%

Manfaat Coating agent;lubrikan;zat penstabil;zat

penambah viskositas.

(Sumber : Raymond C Rowe, Paul J Sheskey and Marian E Quinn, 2009)

HPMC digunakan sebagai gelling agent dalam sediaan gel

pada konsentrasi 2-5% dapat digunakan sebagai pengikat. HPMC

juga digunakan dalam bentuk sediaan oral cair sebagai bahan

pensuspensi atau pengental dengan konsentrasi berkisar antara

0,25-5,0%. Keuntungan dari HPMC dapat membentuk gel yang

jernih dan bersifat netral serta memiliki viskositas yang stabil pada

penyimpanan jangka panjang dan juga merupakan bahan

pembentuk hidrogel yang baik (Arikumalasari et al., 2013).


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Hypromellose

Stuktur

Pemerian Berbentuk bubuk atau granular yang tidak berbau

dan tidak berasa, berwarna putih atau putih krem.

Ph 5,0-8,0

Bobot Jenis 1.326 g/cm3.

Titik Lebur atau Titik Leleh 50-90℃.

Kelarutan Larutan berair relatif tahan enzim,memberikan

stabilitas viskositas yang baik selama

penyimpanan jangka panjang. Namun larutan

berair rentan terhdap pembusukan mikroba dan

harus diawetkan dengan pengawet antimikroba.

Stabilitas Bubuk hypromelosa harus disimpan dalam wadah


PAGE \* MERGEFORMAT 2

tertutup rapat, ditempat sejuk dan kering. Larutan

stabil pada ph 3-11, mengalami transformasi sol

gel yang reversibel saat dipanaskan dan

didinginkan.

Inkompabilitas Hypromelosa tidak cocok dengan beberapa zat

pengoksidasi, karena bersifat nonionik.

Konsentrasi Penggunaan 0,25-5,0%

Manfaat Agen pendispersi, zat pengemulsi, film forming

agent.

(Sumber : Raymond C Rowe, Paul J Sheskey and Marian E Quinn, 2009)

3) Propilen Glikol

Humektan digunakan untuk mencegah hilangnya

kelembaban dari suatu produk serta dapat meningkatkan jumlah air

pada lapisan kulit terluar yang dapat diaplikasikan. Mekanisme

kerjanya yaitu menjaga kandungan air pada lapisan stratum

korneum dan meningkatkan air dari lingkungan ke dalam kulit.

Pada formulasi sediaan gel, propilen glikol berfungsi sebagai

humektan yang menjaga kandungan air pada sediaan gel,

konsentrasi yang biasa digunakan pada humektan yaitu sebesar

15% (Rowe, et al., 2009)

Propilen Glikol
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Stuktur

Pemerian Cairan bening, tidak berwarna, kental, praktis

tidak berbau, dengan rasa manis, sedikit asam

menyerupai gliserin.

Ph 3-6

Bobot Jenis 1.038 g/cm3.

Titik Lebur atau Titik Leleh Titik lebur 188℃

Titik leleh -59℃

Kelarutan Kosolven yang dapat larut dalam air.

Stabilitas Pada suhu dingin propilen glikol stabil dalam

wadah tertutup rapat, tetapi pada suhu tinggi,

ditempat terbuka, cenderung teroksidasi sehingga

menimbulkan produk seperti propional dehida,

asam laktat, asam piruvat, dan asam asetat.

Inkompabilitas Propilen glikol tidak cocok dengan reagen

pengoksidasi seperti kalium permanganat.

Konsentrasi Penggunaan 15%

Manfaat Pengawet antimikroba, humektan.

(Sumber : Raymond C Rowe, Paul J Sheskey and Marian E Quinn, 2009)

4) Metil Paraben
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Metil paraben digunakan sebagai pengawet untuk

mencegah adanya kontaminasi, perusakan serta pembusukan dari

bakteri dan fungi dalam formulasi sediaan farmasetika, kosmetik,

dan produk makanan pada rentang berkisar pH 4-8.Konsentrasi

umum yang digunakan yaitu 0,02-0,3% pada sediaan topikal (Rowe

et al, 2009).

Methyl Paraben

Stuktur

Pemerian Berbentuk kristal tidak bewarna atau bubuk kristal

putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau dan

memiliki rasa terbakar.

Ph 4-8

Bobot Jenis 1.325 g/cm3.

Titik Lebur atau Titik Leleh Titik lebur 125-123℃.

Kelarutan Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol.

Stabilitas 10% atau lebih setelah sekitar 60 hari

penyimpanan pada suhu kamar.

Inkompabilitas Aktivitas antimikroba metilparaben dan paraben

lainnya sangat berkurang dengan adanya surfaktan


PAGE \* MERGEFORMAT 2

nonionik, seperti polisorat 80 dan mencegah

interaksi antara metilparaben dan polisorbat 80.

Ketidakcocokan dengan zat lain seperti ; bentonit,

magnesium trisilikat, bedak tragacant, natrium

alginat, minyak atsiri, sorbitol dan atropin. Metil

paraben berubah warna dengan adanya besi dan

mengalami hidrolisis oleh basa lemah dan basa

kuat.

Konsentrasi Penggunaan 0,02-0,3%.

Manfaat Pengawet antimikroba.

(Sumber : Raymond C Rowe, Paul J Sheskey and Marian E Quinn, 2009)

5) Propil Paraben

Sediaan gel perlu digunakan kombinasi antara metil

paraben dan metil paraben untuk mencegah terjadinya kombinasi

mikroba yang diakibatkan tingginya kandungan air pada sediaan.

Pada konsentrasi 0,01-0,6% dapat digunakan sebagai bahan

pengawet kosmetik, makanan dan produk farmasetika, sedangkan

konsentrasi kombinasi antara propel paraben 0,02% dan metil

paraben 0,18% menghasilkan kombinasi pengawet sehingga

aktivitas antimikrobanya kuat (Rowe, et al., 2009).


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Propil Paraben

Stuktur

Pemerian Berbentuk bubuk putih, kristal, tidak berbau dan

tidak berasa.

Ph 4-8

Bobot Jenis 1.288 g/cm3.

Titik Lebur atau Titik Leleh 2.958℃.

Kelarutan Sangat sukar larut dalam air.

Stabilitas Pada ph 3-6 dapat disterilkan dengan autoklaf,

tanpa dekomposisi, pada ph 3-6 larutan

stabil(penguraian kurang dari 10%) hingga sekitar

4 tahun pada suhu kamar.

Inkompabilitas Aktivitas antimikroba propil paraben sangat

berkurang dengan adanya surfaktan nonionik

sebagai akibat dari miselisasi. Magnesium

alumunium silikat, magnesium trisilikat, oksida

besi kuning, dan biru laut juga dilaporkan


PAGE \* MERGEFORMAT 2

menyerap propil paraben sehingga mengurangi

kemanjuran pengawet.

Konsentrasi Penggunaan 0,01-0,6%

Manfaat Pengawet antimikroba.

(Sumber : Raymond C Rowe, Paul J Sheskey and Marian E Quinn, 2009)

6) Aquadest

Aquadest merupakan air murni yang dihasilkan dari suatu

tahap penyulingan, yang bebas dari kotoran mikroba. Pada sediaan

farmasi aquadest berfungsi sebagai pelarut maupun pendispersi.

(Rowe, et al., 2009).

Water

Stuktur

H2O

Pemerian Berbentuk bubuk putih, kristal, tidak berbau dan

tidak berasa.

Ph 4-8

Bobot Jenis 0.9971 g/cm3.

Titik Lebur atau Titik Leleh 100℃ titik didih

0℃ titik leleh

Kelarutan Larut dalam air.

Stabilitas Air stabil secara kimia disemua keadaan fisik (es,

cair, dan uap). Tujuan saat merancang dan

menoperasikan sistem penyimpanan dan distribusi


PAGE \* MERGEFORMAT 2

adalah untuk menjaga agar air tidak melebihi

batas yang diperbolehkan selama penyimpanan.

Sistem penyimpanan dan distribusi harus

memastikan bahwa air terlindungi dari

kontaminasi ionik dan organik,juga harus

dilondungi dari masuknya partikel asing dan

mikroorganisme secara fisik sehingga

pertumbuhan mikroba dapat dicegah dan

diminimalkan, harus disimpan dalam wadah yang

sesuai.

Inkompabilitas Air dapat bereaksi dengan obat dan bahan

tambahan lainnya yang rentan terhadap

hidrolisis(penguraian dengan adanya air atau uap

air) pada suhu sekitar dan suhu tinggi. Air dapat

bereaksi hebat dengan logam alkali dan secara

cepat dengan logam alkali dan oksidasinya, seperti

kalsium oksida dan magnesium oksida.

Konsentrasi Penggunaan 100%

Manfaat Pelarut.

(Sumber : Raymond C Rowe, Paul J Sheskey and Marian E Quinn, 2009)

2.7.Uji Evaluasi Sediaan Gel Peel Off


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Beberapa pengujian yang dilakukan dalam proses uji mutu sediaan

masker gel peel off , yaitu :

1) Uji Organoleptik

Organoleptik dilakukan dengan pengamatan langsung yang

meliputi bentuk, warna, dan bau sediaan, yang dihasilkan sebaiknya

memiliki tekstur yang tidak memiliki partikel kasar, bau yang

menyenangkan dan warna yang menarik (Pogaga, 2020).

2) Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas pada sediaan masker peel off bertujuan

untuk melihat tercampurnya formulasi masker secara merata. Pada

pengujian homogenitas sediaan dikatakan homogen ditandai dengan

tidak adanya gumpalan sediaan pada kaca objek (Warnida, 2017).

3) Uji pH

Pengujian di lakukan untuk melihat tingkat keasaman untuk

menjamin kualitas sediaan tidak mengalami iritasi pada kulit. Uji pH

ini dilakukan dengan menggunakan pH meter yang dicelupkan ke

dalam sampel yang diencerkan dan dilihat hasilnya sesuai atau sediaan

masker gel peel off sebaiknya memilki pH yang sesuai dengan pH

kulit yaitu 4,5-6,5 karena jika terlalu basa maka dapat menyebabkan

kulit menjadi kering, sedangkan jika pH terlalu asam akan

menimbulkan iritasi kulit (Izzati, 2014)

4) Uji Daya Sebar


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Uji daya sebar pada sediaan masker peel off bertujuan untuk

melihat seberapa besar masker dapat menyebar. Persyaratan daya sebar

untuk sediaan adalah 5-7cm (Lestari, et al., 2017).

5) Uji Waktu Mengering

Waktu mengering yang paling cepat cenderung lebih baik karena

lebih cepat memberikan efek yang diinginkan. Masker gel peel-off

idealnya mengering dalam waktu 10-30 menit untuk formula

memenuhi syarat waktu mengering (Fauziah, et al., 2020).

6) Uji Daya Lekat

Pengujian daya lekat ini bertujuan untuk mengetahui berapa lama

perlekatan sediaan pada kulit, uji ini dilakukan dengan penambahan

beban secara berkala mulai dari 500 gram dengan mencatat waktu

pelepasan sediaan, daya lekat yang sesuai persyaratan yaitu 4 detik

(Ulaen, et al., 2012).

7) Viskositas

Uji viskositas bertujuan untuk menentukan nilai kekentalan suatu

zat. Semakin kental suatu sediaan maka semakin kecil kecepatan

alirnya. Nilai viskositas berbanding terbalik dengan daya sebar, artinya

semakin tinggi viskositas maka semakin kecil daya sebarnya. Adapun

syarat viskositas gel yang baik adalah 2000-5000cps (Wulandari, et al.,

2019).

2.8.Kerangka Teori
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Bagian tanaman :Daun


mint
(Mentha Piperitae L)

Metabolit sekunder: Saponin,


tanin, flavonoid, dan minyak Formulasi dan evaluasi
atsiri. masker gel peel off minyak
peppermint menggunakan
kombinasi HPMC K4M dan
Carbopol 940.
Uji evaluasi sediaan masker
peel off :
1. Uji organoleptis
2. Uji homogenitas
3. Uji pH
4. Uji daya lekat
5. Uji daya sebar
6. Uji waktu mengering
7. Uji viskositas

Bagan 2.1 Kerangka Teori

2.9 Penelitian Terkait


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Tabel 2.3 Tabel Penelitian

No Nama Penelitian Judul Penelitian Hasil


1 Indriyani Arman, Hosea Formulasi dan uji Hasil homogenitas dalam
Jaya Edy, Karlah L.R stabilitas fisik sediaan ketiga formula tersebut
Mansauda masker gel peel off menunjukkan homogen
ekstrak etanol daun dan tidak mengalami
miana (Coleus perubahan baik sebelum
Scutelleroides L) maupun sesudah
dengan berbagai basis penyimpanan pada suhu
kamar 28 hari. Hasil
formulasi sediaan masker
gel peel off dengan basis
HPMC, Carbopol memiliki
mutu fisik yang baik dan
stabil dibandingkan
Na.CMC
2 Gunawan setiyadi, Annisa Optimasi masker gel Perbedaan konsentrasi
Qonitah peel off ekstrak PVA dan carbomer dapat
etanolik daun sirih mempengaruhi sifat fisik
(Piper Betle L) dengan masker gel peel off .
kombinasi Carbomer Berdasarkan simplex
dan Polivinil Alkohol lattice design formula
optimum masker gel peel
off adalah 1.590 gram
carbomer dan 13.410
gram.. Aktivitas
antioksidan ekstrak daun
sirih adalah 7,62 ug/mL
(7.62 ppm) sedangkan
formula optimum memiliki
nilai IC50 111.25 ug/mL
(111.25 ppm)
3 Anna Prasiningsih, Nida Uji formulasi sediaan Nilai pH dari keempat
Nurul Mahida masker gel peel off sediaan masker gel peel off
ekstrak daun pepaya berkisar antara 5-6, masih
(Carica papaya L) berada pada pH rentang
yang diperbolehkan oleh
BPOM yaitu pH 3,5 untuk
sediaan yang mengandung
glikolat. Sediaan topikal
sebaiknya memiliki pH
kulit yaitu 4,5-6,5.
Berdasarkan hasil dari
penelitian yang telah
dilakukan dapat
disimpulkan bahwa
masker gel peel off ekstrak
daun pepaya memenuhi
persyaratan uji mutu fisik
produk dalam uji evaluasi
dan uji stabilitas.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Eksperimental

adalah penelitian yang menanipulasi atau melakukan intervensi terhadap

suatu variabel penelitian untuk menentukan formulasi terbaik masker gel

peel off minyak peppermint yang meliputi, uji organoleptis, uji daya sebar,

uji daya lekat, uji homogenitas, uji waktu mengering, uji viskositas, dan

uji pH.

3.2 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Uji karakteristik sediaan masker


peel off :
Variasi konsentrasi HPMC K4M dan 1. Uji organoleptis
Carbopol 940 2. Uji daya sebar
HPMC K4M 3. Uji daya lekat
(F1 = 2% F2 = 2% F3 = 4% F4 = 4. Uji homogenitas
4% ) 5. Uji pH
Carbopol 940 6. Uji waktu mengering
(F1 = 0,5% F2 = 1% F3 = 0,5% F4 7. Uji viskositas
= 1% )

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

3.3 Sampel Penelitian

PAGE \* MERGEFORMAT 2
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak

peppermint (Oleum Mentha Piperitae L) yang diperoleh dari supplier

essential oil dengan brand “Apotles Essential“ yang berlokasi di Jakarta

Barat dan sudah memiliki Certificate Of Analysis

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah daun

mint/peppermint oil (Mentha Piperitae L) dengan konsentrasi HPMC dan

Carbopol

3.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah masker gel peel off

meliputi uji organoleptis, uji daya sebar, uji daya lekat, uji homogenitas,

uji pH, uji viskositas dan uji waktu mengering.

3.5 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Sediaan Farmasi

STIK Siti Khadijah Palembang

3.6 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan dari bulan Februari - Mei

2024

3.7 Instrumen Penelitian


PAGE \* MERGEFORMAT 2

3.7.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini : cawan porselin, gelas

arloji, gelas ukur, labu ukur, beaker gelas, batang pengaduk, sendok

tanduk, pipet tetes, sudip.

3.7.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini : Minyak peppermint,

Gel Aloe vera, propilenglikol, PVA, HPMC K4m, Carbopol 940, metil

peraben, propil paraben, aquadest.

3.8 Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia dilakukan pada minyak peppermint yaitu :

1) Identifikasi Flavonoid

Sebanyak 1 ml minyak peppermint dengan 50ml aquadest,

didihkan selama 10 menit dan disaring. Kemudian diperoleh filtrat sebagai

larutan A. selanjutnya larutan A digunakan untuk uji golongan flavonoid,

saponin, tanin dan fenol. Sebanyak 5 ml filtrat dimasukan kedalam tabung

reaksi, kemudian ditambahkan sedikit serbuk magenesium. 1ml HCL

pekat , dan 5 ml amil alkohol, kemudian dikocok perlahan dan dibiarkan

memisah. Terbentuk warna merah, merah bata, merah keunguan pada

lapisan amil alkohol menunjukkan adanya senyawa golongan flavonoid.

2) Identifikasi Tanin
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Sebanyak 5 ml larutan A dimasukkan kedalam tabung reaksi

kemudian direaksikan dengan larutan FeCl3 1%, dan gelatin jika minyak

peppermint mengandung tanin akan terbentuk warna hijau kehitaman atau

biru tua, biru hijau, biru kehitaman.

3) Identifikasi Saponin

Sebanyak 5 ml larutan A dimasukkan kedalam tabung reaksi dan

dilakukan pengocokan secra vertical dengan kuat selama 10 detik hingga

terbentuk busa stabil setinggi 1-10 cm selama 10 menit. Sampel

dinyatakan mengandung saponin jika busa yang dihasilkan tidak hilang

atau stabil dengan penambahan beberapa tetes HCL 2N.

3.9 Metode Pengumpulan Data

3.9.1 Formulasi dan Pembuatan Masker Gel Peel Off

Masker gel peel off dibuat dalam 3 formula yang dibedakan oleh

konsentrasi minyak peppermint (Mentha Piperita L)) yang bervariasi.

Formula sediaan masker dapat dilihat pada tabel 3.1

Konsentrasi (%b/v) Fungsi


F1 F2 F3 F4
Minyak peppermint 0,25 0,25 0,25 0,25 Zat aktif
PVA 9 10 9 10 Pembentuk
Film
Gel Aloe Vera 0,5 0,5 0,5 0,5 Pelembap
HPMC 2 2 4 4 Peningkat
Viskositas
Carbopol 0,5 1 0,5 1 Gelling
agent
Propilen glikol 15 15 15 15 Humektan
Metil paraben 0,2 0,2 0,2 0,2 Pengawet
Propil paraben 0,01 0,01 0,01 0,01 Pengawet
Aquadest Ad 100 Ad 100 Ad 100 Ad 100 Pelarut
3.9.2 Cara Pembuatan Masker Gel Peel Off
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Sediaan dibuat dalam 4 konsentrasi variasi HPMC dan Carbopol

dimana masing-masing sediaan memiliki bobot :

1. Siapkan alat dan bahan

2. Timbang bahan bahan yang diperlukan

3. Larutkan minyak peppermint dengan propilen glikol sedikit

demi sedikit hingga larut sempurna.

4. Kemudian di dalam tempat terpisah, PVA larutkan dalam

aquadest panas (±80°C) hingga mengembang sempurna selama

15-30 menit, lalu dihomogenkan (Massa I).

5. Dispersikan HPMC dalam aquadest dingin di dalam lumpang

selama 15 menit dengan pengadukan yang konstan hingga

mengembang.

6. Kemudian tambahkan metil paraben dan propil paraben

dilarutkan ke dalam propilennglikol (massa II).

7. Di dalam lumpang yang bersih masukkan massa I dan massa

II,HPMC,Carbopol serta propil paraben dan metil paraben

secara berturut dan aduk hingga homogen.

8. Tambahkan minyak peppermint yang telah dilarutkan dalam

propilenglikol sedikit demi sedikit, lalu diaduk hingga

homogen, kemudian ditambahkan aquadest hingga jumlah yang

diinginkan.
PAGE \* MERGEFORMAT 2

9. Tambahkan gel aloe vera aduk hingga homogen,lalu digerus

kemudian tambahkan sedikit demi sedikit sisa basis masker gel

gerus homogen.

10. Masukan kedalam yang sesuai lalu beri etiket sesuai

konsentrasi masker.

3.10 Uji Evaluasi Sediaan

3.10.1 Uji Organoleptis

Uji organoleptis dilakukan dengan pengamatan langsung yang

meliputi bentuk, warna, dan bau sediaan, sediaan yang dihasilkan

sebaiknya memiliki bentuk transparan atau tekstur yang tidak memiliki

partikel kasar, bau yang menyenangkan dan warna yang menarik (Pogaga,

2020).

3.10.2 Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas pada sediaan masker peel off bertujuan

untuk melihat tercampurnya bahan-bahan formulasi masker secara merata.

Sampel sediaan dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan yang

cocok sediaan tersebut harus menunjukkan susunan yang homogen dan

tidak terlihat adanya partikel kasar (Mulyani, et al., 2018). Pada pengujian

homogenitas sediaan dikatakan homogen ditandai dengan tidak adanya

gumpalan, butiran kasar, warna merata pada kaca objek (Warnida, 2017).

3.10.3 Uji pH

Pengujian di lakukan untuk melihat tingkat keasaman untuk

menjamin kualitas sediaan tidak mengalami iritasi pada kulit. Uji pH ini
PAGE \* MERGEFORMAT 2

dilakukan dengan menggunakan pH meter yang dicelupkan ke dalam

sampel yang diencerkan dan dilihat hasilnya sesuai atau sediaan masker

gel peel off sebaiknya memilki pH yang sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5-

6,5 karena jika terlalu basa maka dapat menyebabkan kulit menjadi

kering,sedangkan jika pH terlalu asam akan menimbulkan iritasi kulit

(Izzati,2014)

3.10.4 Uji Daya Lekat

Uji daya lekat pada masker gel peel off bertujuan untuk melihat

seberapa lama sediaan dapat melekat pada kaca objek saat digunakan. Uji

daya lekat dilakukan dengan meletakan 0,25 gram masker gel peel off

diantara 2 kaca objek, kemudian ditekan dengan beban 500 gram selama

5 menit. Setelah itu beban diangkat dari kaca objek, kemudian kaca objek

dipasang pada alat test. Alat uji diberi beban 80 gram dan kemudian

dicatet waktu pelepasan dari kaca objek. Penentuan daya lekat berupa

waktu yang diperlukan sampai kedua kaca objek terlepas. Persyaratan

daya lekat yang baik untuk sediaan adalah lebih dari 4 detik (Wibowo, et

al., 2017).

3.10.5 Uji Waktu Mengering

Pengujian dilakukan dengan mengamati waktu yang dibutuhkan

masker gel peel off untuk mengering. Uji waktu mengering ini dilakukan

dengan cara mengoleskan sediaan sediaan sebanyak 0,2 gram pada objek

glass sehingga membentuk lapisan tipis dengan tebal 1 mm. kemudian


PAGE \* MERGEFORMAT 2

ditunggu sampai kering dan dapat dikelupas waktu mengering sediaan

masker peel off yang baik yaitu diantara 15-30 menit (Lestari, 2013).

3.10.6 Uji Daya Sebar

Daya sebar kemampuan masker untuk menyebar ketika dioleskan

pada kaca datar. Uji daya sebar dilakukan dengan cara sebanyak 0,5 gram

masker gel peel off diletakan pada kaca datar, kaca lainnya diletakan

diatasnya dan dibiarkan selama 1 menit. Setelah itu ditambahkan 150 gram

anak timbangan, diamkan selama 1 menit dan diukur diameter konstan.

Daya sebar yang baik antara 5-7 cm (Lestari, et al., 2017).

3.10.7 Uji Viskositas

Pengujian viskositas dilakukan dengan mengetahui kekentalan atau

besarnya tahanan sediaan yang mengalir.Pengujian dilakukan dengnan

menggunakan viskometer Brookfield dengan cara sebanyak 100 ml

disimpan diwadah lalu diatur spindle dicelupkan kedalam sampel hingga

tanda batas. Kemudian nilai viskositas akan terbaca. Nilai kisaran

viskositas yang di syarat yaitu 2000-5000 cps (Wulandari, et al., 2019).

3.11 Metode Pengolahan Dan Analisis Data

Data – data yang digunakan pada penelitian ini adalah primer. Data

primer yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil penelitian di

laboratorium STIK Siti Khadijah Palembang.

Hasil yang diperoleh dari pengamatan sediaan masker gel peel off

daun mint ini berupa data deskritif . Data deskritif diperoleh dari pengujian
PAGE \* MERGEFORMAT 2

organoleptis yang meliputi bentuk, warna, dan bau sediaan, uji

homogenitas, uji daya lekat, uji daya sebar, dan uji pH yang dilakukan

setelah pembuatan masker gel peel off dengan ditampilkan dalam bentuk

table dan gambar.

3.12 Definisi Operasional

3.12.1 Variabel Independen

Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur skala


Operasional
Formulasi dan Komposisi Timbangan Ditimbang a.FI Nominal
evaluasi bahan-bahan b.FII
sediaan pembuatan c.FIII
masker gel sediaan masker d.FIV
peel off gel peel off
minyak
peppermint
dengan
kombinasi
HPMC dan
Carbopol.

3.12.2 Variabel Dependen

Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur skala


operasional
Organoleptis Pengujian ini Visualisasi Panca Warna, ordinal
dengan cara indra bentuk,
mengamati dan aroma
sediaan
berdasarkan
warna, bau, dan
tekstur
Uji pH Dilakukannya pH meter Visual Sesuai Rasio
penentuan pH kreteria
dengan kulit yaitu
menggunakan 4,5-6,5
pH meter
Viskositas Viskositas Brookfield Melihat Syarat -
berpengaruh skala 2000-5000
terhadap sediaan viskometer cps
masker
Homogenitas Untuk melihat Visual Sesuai Tidak Rasio
apakah sediaan prosedur adanya
yang dibuat butiran
sudah kasar
homogeny atau
PAGE \* MERGEFORMAT 2

sudah bebas dari


butiran-butiran
kasar
Daya sebar Untuk Kaca datar Visual Syarat Rasio
menggetahui memiliki
kemampuan .pe diameter =
nyebaran 5-7 cm
sediaan
Waktu Dilakukan untuk Stopwatch Uji Syarat Rasio
mengering mengetahui laboratoriu waktu =
mengering yang m 10-30
lebih cepat menit
Daya lekat Mengevaluasi Stopwatch Uji Syarat Rasio
sejauh mana laboratoriu waktu
sediaan dapat m >4menit
menempel

3.13 Hipotesis

H0 : Ada pengaruh konsentrasi HPMC dan Cabopol terhadap formulasi

sediaan masker gel peel off minyak peppermint.

Ha : Tidak ada pengaruh konsentrasi HPMC dan Carbopol terhadap

formulasi sediaan masker gel peel off minyak peppermint.


PAGE \* MERGEFORMAT 2

3.14 Alur Penelitian

3.14.1 Uji Skrining Fitokimia

Minyak Atsiri
Peppermint

Skrining Fitokimia : Identifikasi Flavonoid :


1. Uji Flavonoid Sebanyak 1 ml minyak peppermint dengan 50 ml
2. Uji Saponin aquadest,didihkan selama 10 menit dan disaring.
3. Uji Tanin Kemudian diperoleh filtratr sebagai larutan A, Sebanyak
5 ml larutan A dimasukkan ke tabung reaksikemudian
tambahkan sedikit serbuk magnesium,1 ml HCl pekat,
dan 5 ml amil alkohol. Lalu dikocok jika terbentuk
warna merah, merah bata, merah keungunan
menunjukkan senyawa golongan flavonoid.

Identifikasi Saponin :
Sebanyak 5 ml larutan A dimasukkan ke tabung reaksi
dilakukan pengocokan secara vertical selama 10 menit
hinggan muncul busa stabil setinggi 1-10 cm. Sampel
dinyatakan mengandung senyawa saponin,jika busa
tidak hilang dan stabil.

Identifikasi Tanin :
Sebanyak 5 ml larutan A dimasukkan ke tabung reaksi
kemudian direaksikan dengan FeCl3 1% dan gelatin jika
minyak atsiri peppermint mengandung tanin akan
terbentuknya warna hijau kehitaman atau biru tua,biru
hijau dan biru kehitaman.
PAGE \* MERGEFORMAT 2

3.14.2 Pembuatan Masker Gel Peel Off Minyak Peppermint dengan


kombinasi HPMC dan Carbopol.

Melarutkan minyak peppermint dalam sebagian propilenglikol sedikit demi sedikit


hingga larut sempurna

PVA dilarutkan dalam Dispersikan HPMC Metil paraben dan


aquadest panas (±80°C) dalam aquadest dingin propil paraben
hingga mengembang di dalam lumpang dilarutkan ke dalam
sempurna dengan waktu 15- selama 15 menit propilenglikol (Massa
30 menit (Masa 1) 2)

Campurkan HPMC,Carbopol serta propil paraben dan metil paraben yang telah
mengembang secara berturut lalu aduk hingga homogen

Tambahkan minyak peppermint yang telah dilarutkan dalam propilenglikol sedikit


demi sedikit, lalu diaduk hingga homogen, kemudian ditambahkan aquadest hingga
jumlah yang diinginkan.Kemudian tambahkan gel aloe vera dengan sisa basis
masker gel aduk hingga homogen

Pembuatan Masker Gel Peel Off


dengan variasi konsentrasi HPMC
K4M dan Carbopol 940
HPMC K4M
(F1 = 2% F2 = 2% F3 = 4% F4 =
4% )
Carbopol 940
(F1 = 0,5% F2 = 1% F3 = 0,5% F4
= 1% )

Uji Evaluasi:
Organoleptis, homogenitas, daya
sebar, daya lekat, waktu mengering,
viskositas, pH.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, S., 2016 Skrining Fitikomia Tanaman Obat Di Kabupaten Bima.


Indonesia E-Journal of Chemistry. Vol 4 No 1 Th

Alipha, TP., Amalias, NM., Maya, N & Pertiwi, Y. 2019. Formulasi Sediaan
Masker Gel Peel Off Antioksidan Ekstrak Daun Nipah (Nypa
fructicans). Jurnal Pharmaqueous. STIKES Al-Islamiyyah Cilacacap.

Al Kassie, G. A. M. 2010. The Role of Peppermint (Mentha piperita) on


Performance in Broiler Diets. Agriculture and Biology Journal of
North America. 1(5): 1009-10013.

Anastasya., Rahmat, D., Budiati, A. 2020. Formulasi dan aktivitas gel yang
mengandung nanopartikel ekstrak temulawak sebagai antiacne. Jurnal
ilmu kefarmasian Indonesia. Vol: 18 (1):118-122.

Arikumalasari, J., I GNA, D., & NPAD, W. 2013. Optimasi Hpmc Sebagai
Gelling agent Dalam Formula Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangostana L.). Jurnal Farmasi Udayana, 2(3).

Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2011. Peraturan KepalaBadan Pengawas


Obat dan Makanan Nomor : 03.1.23.07.11.6662 TentangAnalisisKosmetik.
Jakarta.

Chu, D.H./2012/. Development and Structural of Skin, Eighth, ed. Megrawhiil,


New York.
Dali .Djajadisastra, 2010. Formulasi Gel Topical dariEkstrakNerii Folium
dalamSediaan Anti Jerawat.JurnalFarmasi Indonesia.Jakarta :Universitas
Indonesia.

ESCOP Monographs, 2003. The Scientific Foundation for Herbal Medicinal


Product, Thieme, United Kingdom

Fauziah, Marwarni, R., & Adriani, A. 2020. Formulasi dan Uji Sifat Fisik Masker
Wajah Peel-Off dari Ekstrak Sabut Kelapa (Cocos nucifera L). Jurnal
Riset Kefarmasian Indonesia, 2(1), 42–51.

Furnawanthi, I. (2002). Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya. Jakarta: Agro Media
Pustaka.

Grace, F.X.,C. Darsika, K.V. Sowmya, K.Suganya. and Shanmuganathan. 2015.


Preparation and Evaluation of Herbal Peel off Face Mask.American
Journal of Pharmtech Research.(5) : 33-336.
Hadipoentyanti, E. 2010. Proceeding International Conference and Talk Show on
Medicinal Plant. Jakarta 19th, Oktober 2010. Hlm 128-143.

Hanani, 2014.Analisia Fitokimia. Jakarta :PenerbitBukuKedokteran EGC.

Hanani, Endang. 2015. Analisis Fitokimia. EGC : Jakarta

Kalangi. 2013.Histofisiologi Kulit, JurnalBiomedik.

Kamatou Guy P. P, Ilze Vermaak, Alvaro M. Viljoen, and Brian M. Lawrence.


Molecules of Interest ; Menthol : A simple monoterpene with remakable
biological properties (96) : 15-25.

Khempaka, S., U. Pudpila, and W. Molee. 2013. Effect of Dried Peppermint


(Mentha cordifolia) on Growth Performance, Nutrient Digestibility,
Carcass Traits, Antioxidant Properties, and Ammonia Production in
Broilers. J. Appl. Poult. Res. 22: 904-912.

Koensoemardiyah. 2010. A to Z Minyak Atsiri - untuk Industri Makanan,


Kosmetik, dan Aromaterapi. (R. Fiva, Penyunt.) Yogyakarta, DIY,
Indonesia: Penerbit ANDI.

Lestari, U., Farid, F., dan Sari, P. M. 2017. Formulasi dan Uji Sifat Fisik Lulur
Body Scrub Arang Aktif Dari Cangkang Sawit (Elaeis Guineensis Jacg)
Sebagai Detoksifikasi, Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, 19(1), 74–79

Lestari, P.M., Sutyasningsih, R. B. and Ruhimat. 2013. The Influence of Increase


Concentration Polivinil Alcohol (PVA) As a Gelling Agent On Physical
Properties of The Peel-Off Gel Of Pineapple Juice (Ananas comosus L.).
Asian Societies of Cosmetic Scientists Conference.

Muflihunna, A., Sukmawati, & Mursyid, A. M. 2020. Formulasi Dan Evaluasi


Masker Gel Peel Off Ekstrak Etanol Kulit Buah Apel (Phyrus mallus L.)
Sebagai Antioksidan Skripsi. Fakultas Farmasi. Universitas Muslim
Indonesia. Makasar.

Mulyawan. D. dan Suriana, N. 2013. A-Z TentangKosmetik. Jakarta : PT. Alex


Media Komputindo.

Muliyawan, D., dan Suriana, N. 2013. A-Z Tentang Kosmetik, PT Elex Media
Komputindo, Jakarta halaman 172-173.

Murray, R. K., K. G. Daryl, A. M. Peter dan W. R. Victor, 1996. Biokimia Harper


edisi 24. Terj. Dari Harper’s Biochemistry 24/E, oleh Andry Hartono.
EGC. Jakarta.
Mohiudin, AK. 2019. Skin care: Formulation and use. American journal of
dermatological research and reviews. 2 (8).

Nigrum. 2018. Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Masker Peel Off Ekstrak
Etanol Daun The (Camellia Sinensis L.) Jurnal Farmasi Sains dan
Praktis. IV(2):57-61.

Nobakht, A., J. Norani, and A. Safamehr. 2011. The Effect of Different Amounts
of Mentha pulegium L. (Pennyroyal) on Performance, Carcass Trait,
Hematological and Blood Chemical Parameter of Broilers. Journal of
Medicinal Plants Research. 5 (16): 3763 –3768.

Plantamor, 2016. Klasifikasi Daun Mint. http://plantamor.com (diakses pada 12


Juni 2019 pada pukul 23.00 WIB)

Pogaga, Eklesi., dkk. 2020. Formulasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Krim Ekstra
Etanol Daun Murbei (Morus Alba L.) Menggunakan Metode DPP
(1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazyl). PHARMACON. Vol.9(3)349-356.

Priani, S. E., & Ainaro, E. P., Gadri, A. 2015. Formulasi Sediaan Masker Gel
Peel-Off Mengandung Lendir Bekicot (Achatina Fulica Bowdich) sebagai
Pelembab Kulit, Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba, 86–95.

Putri, DF., & Puspitorini, A. 2017. Perbandingan Hasil Jadi Efek Luka Bakar
Pada Tngan Menggunakan Kosmetik Maker Gel Peel Off Dan Gelatin
Crystal Gel. E-Journal. Vol. 06. No. 02 Tahun 2017. Edisi Yudisium
Periode Juni. Hal 41-47.

Rosita & Tim Redaksi Qonita. 2008. Sehat, Cantik, dan Penuh Vitalitas Berkat
Lidah Buaya. Bandung: PT Maizan Pustaka

Rowe, et al. 2009. Handbook of Pharmaceutical excipientsi sixth ed. Jurnal


American ParmacuticalAssociation.USA.

Sembiring, B. S, Winarti, C. dan Barimbing, B. 2003 Identifikasi Komponen


Kimia Minyak Atsiri Daun Salam (Eugena Polyantuha) dari Sukabumi
dan Bogor. Buletin Tanaman Rempah dan Obat. 12:9-15.

Sokovic, M., Glamoclija, J., Marin, P.D., Brkic, D. & Griensven, L.J.L.D., 2010,
Antibacterial Effect of the Essential Oils of Commonly Consumed
Medicinal Herbs Using an In Vitro Model, Molecules, 15(10), 7532-7546.

Tranggono & Latifah. 2010. Buku Pengangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.


Jakarta : PT Gramedia PustakaUtama 11 : 90-93.
Tresna, M., dan Masyuara, S. 2013. Rahasia Cantik, Sehat dan Awet Muda. Edisi
I. Yogyakarta:Parasea.

Ulaen, S.P,J., Banne, Y.S., Ririn, A. 2012. Pembuatan Salep Anti Jerawat dari
Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthoriza). Jurnal Ilmia
Farmasi 3(20) : 45-49.

Wahyuningtyas, Y. 2020. Pengaruh Volume Air dan Lama Waktu Distilasi


terhadap Propil Minyak Atsiri Daun Serai Wangi Lenabatu (Cymbopogon
nardus L) Rendle. Hasil Distilasi Uap-Air (Doctoral dissertation, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam)

Wibowo. 2017. Manajemen Kinerja Edisi 5. Depok: Rajagrafindo Persada.

Wulandari, M., & Nirwana. 2019. Pengaruh Ekstrak Tanaman Sebagai


Sumber zpt Alami Terhadap Pertumbuhan Setek Tanaman Lada (Piper
nigrum L.). Agrotek, 3, 1–3.

Anda mungkin juga menyukai