Anda di halaman 1dari 7

Putusan : Put-60553/PP/M.

XIIIB/16/2015
Pengadilan
Pajak Nomor

Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai

Tahun Pajak : 2009

Pokok : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Kompensasi Kelebihan Pajak
Sengketa Masukan dari Masa Pajak sebelumnya yang seharusnya tidak dikompensasikan ke masa pajak berikutnya
sebesar Rp3.056.417.310,00;

Menurut : bahwa sesuai dengan keterangan yang disampaikan oleh Pemohon Banding pada sidang sebelumnya bahwa
Terbanding Pemohon Banding menyampaikan SPT yang telah dibetulkan dan setelah Terbanding melihat data yang ada
pada Terbanding tidak ada SPT Pembetulan yang disampaikan artinya apabila ada SPT yang disampaikan itu
setelah terbit SKP sehingga dalam administrasi Terbanding tidak tercantum sebagai SPT yang dibetulkan;

Menurut : bahwa Pemohon Banding sudah menyampaikan perbaikan SPT Januari 2009 sampai dengan Desember 2009
Pemohon dan Januari 2010 sampai dengan Desember 2010 namun pada waktu menyampaikan perbaikan SPT sebelum
Banding terbitnya SKP oleh petugas penerima surat di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tanah Abang Dua
ditolak yang Januari-Desember 2009 sampai dengan Maret 2010;

Menurut : bahwa sengketa perpajakan dalam banding ini adalah karena adanya kompensasi di bulan Januari 2009 yang
Majelis menurut Terbanding tidak seharusnya dikompensasikan karena untuk nilai kompensasi yang dicantumkan
dalam SPT ini sudah Terbanding berikan restitusi di bulan Desember 2008 sehingga seharusnya untuk
Januari 2009 sudah tidak dikompensasikan lagi. Secara visual sebagaimana dilaporkan pada SPT Masa
Desember 2008 dan SPT Masa Januari 2009 dapat disampaikan sebagai berikut :

DPP SPT D e s e m b e r 2008 Pe m b e tu l a n SPT Ja n u a ri 2009


SPT D e s e m b e r 2008

Eks p o r 3,073,584,491 3,073,584,491 527,388,149


Pa ja k Ke l u a ra n - - -
Pajak yang dapat diperhitungkan
Pa ja k Ma s u ka n 3,056,417,310 3,056,417,310 96,053,050
Ko m p e n s a s i p a ja k b u l a n l a l u 3,056,417,310 ***
Ju m l a h 3,056,417,310 3,056,417,310 3,152,470,360
Pa ja k ya n g ku ra n g (l e b i h ) d i b a ya r (3,056,417,310) * (3,056,417,310) ** 3,152,470,360
Sa n ks i
Pa ja k ya n g m a s i h h a ru s d i b a ya r
* d i ko m p e n s a s i ke ** d i re s ti tu s i *** s e h a ru s n ya td k
MP b e ri ku tn ya d i ko m p e n s a s i ka n

bahwa berdasarkan SPT Masa Januari 2009 tersebut maka Terbanding menerbitkan Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Masa Pajak Januari 2009 Nomor
00002/207/09/072/13 tanggal 19 April 2013 dengan perhitungan sebagai berikut :
DPP SKP

Eks p o r 527,388,149
Pa ja k Ke l u a ra n -
Pajak yang dapat diperhitungkan
Pa ja k m a s u ka n 96,053,050
Ko m p e n s a s i p a ja k b u l a n l a l u
Ju m l a h 96,053,050
Pa ja k ya n g ku ra n g (l e b i h ) d i b a ya r (96,053,050)
D i ko m p e n s a s i ka n ke m a s a p a ja k b e ri ku tn ya 3,152,470,360
Pa ja k ya n g ku ra n g (l e b i h ) d i b a ya r 3,056,417,310 *
Sa n ks i 3,056,417,310
Pa ja kya n g m a s i h h a ru s d i b a ya r 6,112,834,620
* ti d a k b e rh a k d i ko m p e n s a s i ka n
l a gi ka re n a s u d a h d i re s ti tu s i
bula n la lu.

bahwa pada bulan Desember 2008 Pemohon Banding sudah melakukan restitusi tetapi Pemohon Banding
keliru tidak memperbaiki SPT Masa Januari 2009 dan itu baru Pemohon Banding ketahui adanya
kesalahan tersebut setelah Pemohon Banding mendapatkan SPHP pemeriksaan pada saat pemeriksaan
terhadap SPT Pemohon Banding Masa Januari 2009 sampai Desember 2010. Atas kekeliruan tersebut
Pemohon Banding memberitahukan adanya pengungkapan ketidakbenaran pengisian SPT Masa sesuai
dengan Pasal 8 ayat (4) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara
Perpajakan;

bahwa karena kekeliruan persepsi oleh Pemohon Banding pada saat sosialisasi pengisian Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai, maka pada saat Pemohon Banding membetulkan Surat
Pemberitahuan Masa Desember 2010 melalui pembetulan Surat Pemberitahuan Masa Desember 2010 ke 3
tanggal 26 April 2012 yang membetulkan besaran lebih bayar semula sebesar Rp6.028.255.344,00 menjadi
sebesar Rp2.946.621.533,00 dengan statement "dikembalikan/restitusi" tidak diikuti/tidak didahului dengan
pembetulan Surat Pemberitahuan Masa Januari 2009 – Surat Pemberitahuan Masa November 2010

bahwa upaya mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPT Masa dimaksud dilakukan sesuai Tata Cara
yang diatur di Undang-Undang yaitu dibuat dalam laporan tersendiri untuk mengungkapkan ketidakbenaran
pengisian SPT Masa dimaksud, dan masing-masing dilakukan sebanyak 2 (dua) kali yaitu:

1. Terhadap SPT Masa PPN 2009:


a. Laporan untuk mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPM 2009 yang pertama disampaikan
dengan surat tanggal 05 April 2013 (PEM:01002461/072/apr/2013) tanggal 8 April 2013;
b. Disempurnakan dengan surat tanggal 8 April 2013 (PEM:01002574/072/apr/2013) tanggal 11 April
2013;
2. Terhadap SPT Masa PPN 2010
a. Laporan untuk mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPM 2010 yang pertama disampaikan
dengan surat tanggal 05 April 2013 (PEM:01002462/072/apr/2013) tanggal 8 April 2013;
b. Disempurnakan dengan surat tanggal 8 April 2013 (PEM:01002573/072/apr/2013) tanggal 11 April
2013;

sehingga penghitungan PPN Kurang/Lebih Bayar menjadi sebagai berikut :


SPT Ma s a Le b i h B a ya r
PPN Se m u l a D i b e tu l k a n
Ja n u a ri 2009 3,152,470,360 96,053,050
Fe b ru a ri 2009 3,341,530,856 285,113,546
Ma re t 2009 3,429,373,317 372,956,007
Ap ri l 2009 3,542,277,466 485,860,156
Me i 2009 3,606,626,914 550,209,604
Ju n i 2009 3,708,593,702 652,176,392
Ju l i 2009 3,824,232,416 767,815,106
Agu s tu s 2009 3,943,169,835 886,752,525
Se p te m b e r 2009 4,064,430,400 1,008,013,090
Ok to b e r 2009 4,180,992,675 1,124,575,365
No p e m b e r 2009 4,263,506,142 1,207,088,831
D e s e m b e r 2009 4,343,056,388 1,286,639,078

Ja n u a ri 2010 4,478,717,502 1,422,300,191


Fe b ru a ri 2010 4,598,023,655 1,541,606,344
Ma re t 2010 4,734,957,055 1,678,539,744
Ap ri l 2010 4,895,485,192 1,839,067,791
Me i 2010 5,093,362,605 2,012,566,094
Ju n i 2010 5,214,650,124 2,133,853,613
Ju l i 2010 5,408,284,432 2,327,487,921
Agu s tu s 2010 5,569,102,521 2,488,306,010
Se p te m b e r 2010 5,631,548,382 2,550,751,871
Ok to b e r 2010 5,759,543,631 2,678,847,120
No p e m b e r 2010 5,904,358,197 2,823,561,686
D e s e m b e r 2010 6,028,255,364 2,946,621,533

bahwa dasar hukum yang digunakan Pemohon Banding untuk mengungkapkan ketidakbenaran pengisian
SPT Masa tahun 2009 dan tahun 2010 adalah Pasal 8 ayat (4) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang
Nomor 16 Tahun 2009. Ketentuan tersebut menyatakan bahwa :

“Walaupun Direktur Jenderal Pajak telah melakukan pemeriksaan, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak
belum menerbitkan surat ketetapan pajak, Wajib Pajak dengan kesadaran sendiri dapat mengungkapkan
dalam laporan tersendiri tentang ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan
sesuai keadaan yang sebenarnya, yang dapat mengakibatkan:

a. pajak-pajak yang masin harus dibayar menjadi lebih besar atau lebih kecil;
b. rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil atau lebih besar;
c. Jumlah harta menjadi lebih besar atau lebih kecil; atau
d. jumlah modal menjadi lebih besar atau lebih kecil dan proses pemeriksaan tetap dilanjutkan.”

Penjelasan ketentuan tersebut menyatakan :

“Walaupun Direktur Jenderal Pajak telah melakukan pemeriksaan tetapi belum menerbitkan surat
ketetapan pajak, kepada Wajib Pajak baik yang telah maupun yang belum membetulkan Surat
Pemberitahuan masih diberikan kesempatan untuk mengungkapkan ketidakbenaran pengisian Surat
Pemberitahuan yang telah disampaikan, yang dapat berupa Surat Pemberitahuan Tahunan atau Surat
Pemberitahuan Masa untuk tahun atau masa yang diperiksa. Pengungkapan ketidakbenaran pengisian Surat
Pemberitahuan tersebut dilakukan dalam laporan tersendiri dan harus mencerminkan keadaan yang
sebenarnya sehingga dapat diketahui jumlah pajak yang sesungguhnya terutang. Namun, untuk membuktikan
kebenaran laporan Wajib Pajak tersebut, proses pemeriksaan tetap dilanjutkan sampai selesai.”

bahwa Terbanding tidak menerima pengungkapan ketidakbenaran pengisian SPT Masa tahun 2009 dan tahun
2010 yang dilakukan oleh Pemohon Banding. Menurut Terbanding bahwa Pasal 8 ayat (4) ini tidak serta
merta bahwa sebelum keluarnya SKP itu dapat dilakukan pembetulan karena disini ada lanjutan dari
kalimat tersebut adalah sepanjang belum menerbitkan SKP, Wajib Pajak dengan kesadaran sendiri
artinya ketika sudah adanya SPHP itu adalah bukan kesadaran sendiri dari Pemohon Banding karena
SPHP disini adalah sudah merupakan hasil pemeriksaan dan sudah diberitahukan kepada Pemohon Banding
bahwa ada kesalahan;

bahwa hal tersebut dipertegas Pasal 8 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan yang menyatakan:

“Wajib Pajak dapat mengungkapkan dalam laporan tersendiri secara tertulis mengenai ketidakbenaran
pengisian Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4) Undang-Undang, sepanjang pemeriksaan pajak belum
menyampaikan surat pemberitahuan hasil Pemeriksaan.”

Penjelasan ketentuan tersebut sebagai berikut:

“Dengan demikian pengungkapan ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan oleh Wajib Pajak yang
dilakukan setelah Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan akan menyebabkan pengungkapan tersebut tidak
tercermin dalam Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan. Disamping itu, pengungkapan ketidakbenaran
pengisian Surat Pemberitahuan yang disampaikan setelah Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan tidak
mencerminkan pengungkapan ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan yang dilandasi oleh
kesadaran sendiri wajib Pajak.”

bahwa artinya sudah cocok bahwa Pasal 8 ayat (4) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan s.t.d.t.d Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 memang boleh pembetulan
sebelum SKP tetapi dengan dasar kesadaran sendiri dan apa yang dimaksud dengan kesadaran sendiri
Terbanding merujuk kepada penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan bahwa kesadaran sendiri adalah ketika belum
adanya SPHP itulah yang disebut dengan adanya kesadaran sendiri oleh wajib pajak;

bahwa menurut Pemohon Banding, pada saat Pemohon Banding menerima SPHP, Pemohon Banding sadar
terdapat kesalahan, terdapat kekeliruan dan atas kesalahan sendiri itu Pemohon Banding ungkapkan/perbaiki
ketidakbenaran artinya kesadaran Pemohon Banding bukan karena didorong atau dipaksa oleh
siapapun untuk melakukan perbaikan;

bahwa dengan demikian menurut Pemohon banding yang dimaksud dengan kesadaran sendiri adalah suatu
kondisi tidak adanya paksaan dari siapapun untuk melakukan suatu perbuatan, sedangkan menurut
Terbanding adalah suatu kondisi tidak diperlukan adanya suatu pemberitahuan dari pihak lain untuk
melakukan suatu perbuatan;

bahwa frasa “ kesadaran sendiri “ terdiri dari dua kata yaitu kesadaran dan sendiri. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, salah satu arti “kesadaran” adalah “keinsafan; keadaan mengerti” sedangkan “sendiri”
adalah “tidak dibantu (dipengaruhi) orang lain”. Dengan demikian menurut Majelis yang dimaksud dengan
kesadaran sendiri adalah keinsafan atau keadaan mengerti yang tidak dibantu (dipengaruhi) orang lain. Atau
dengan kata lain keinsafan atau keadaan mengerti yang tidak ada paksaan dari pihak lain;
bahwa Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan, pada Bab III Pasal 7, Jenis, Hierarki, Dan Materi Muatan Peraturan perundangan-
undangan menyatakan sebagai berikut:

(1) Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:


a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah Propinsi dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

(1) Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan sesuai dengan hierarki sebagaimana dimaksud pada
ayat (1);

bahwa berdasarkan ketentuan sebagaimana tersebut di atas dapat diketahui bahwa kekuatan hukum dari
undang-undang lebih tinggi dari kekuatan hukum peraturan pemerintah dan peraturan perundang-undangan di
bawah lainnya;

bahwa laporan untuk mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPT Masa tahun 2009 dan tahun 2010 oleh
Pemohon Banding disampaikan pada tanggal 8 dan 11 April 2013 sedangkan Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Masa Pajak Januari 2009 Nomor 00002/207/09/072/13
tanggal 19 April 2013;

bahwa berdasarkan uraian sebagaimana disampaikan oleh Pemohon Banding dan Terbanding di persidangan
dan peraturan perundang-undangan sebagaimana dikemukakan di atas dapat diketahui beberapa hal antara
lain sebagai berikut :

1. Pada bulan Desember 2008 Pemohon Banding sudah melakukan restitusi tetapi Pemohon Banding keliru
tidak memperbaiki SPT Masa Januari 2009 dan itu baru Pemohon Banding ketahui adanya kesalahan
tersebut setelah Pemohon Banding mendapatkan SPHP pemeriksaan pada saat pemeriksaan terhadap SPT
Pemohon Banding Masa Januari 2009 sampai Desember 2010. Berdasarkan ketentuan Pasal 8 ayat (4)
Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan s.t.d.t.d
Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 Pemohon Banding menyampaikan laporan untuk
mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPT Masa tahun 2009 dan tahun 2010, namun laporan
untuk mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPT Masa tahun 2009 dan tahun 2010 tersebut ditolak
oleh Terbanding berdasarkan ketentuan Pasal 8 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011
tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan;

2. Pemohon Banding menyampaikan laporan untuk mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPT


Masa tahun 2009 dan tahun 2010 pada tanggal 8 dan 11 April 2013 sedangkan Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Masa Pajak Januari 2009 Nomor
00002/207/09/072/13 tanggal 19 April 2013. Dengan demikian berdasarkan dasar hukum yang digunakan
Pemohon Banding walaupun Pemohon Banding sudah diperiksa namun sepanjang belum diterbitkan surat
ketetapan pajak dengan kesadaran sendiri dapat mengungkapkan dalam laporan tersendiri tentang
ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan sesuai keadaan yang sebenarnya.
Namun penolakan Terbanding atas laporan Pemohon Banding tersebut sesuai dengan dasar hukum yang
digunakan karena laporan Pemohon Banding setelah mendapatkan SPHP pemeriksaan bukan merupakan
kesadaran sendiri, sehingga tidak memenuhi ketentuan Pasal 8 ayat (4) Undang-undang Nomor 6 Tahun
1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan s.t.d.t.d Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009.
3. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan, kekuatan hukum pada undang-undang lebih tinggi dari kekuatan hukum pada
peraturan pemerintah dan peraturan perundang-undangan lain di bawahnya.

bahwa berdasarkan uraian sebagaimana dikemukakan di atas Majelis berpendapat bahwa :

1. Karena Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Masa Pajak
Januari 2009 Nomor 00002/207/09/072/13 tanggal 19 April 2013, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 8
ayat (4) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
s.t.d.t.d Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 Pemohon Banding masih dapat menyampaikan laporan
untuk mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPT Masa tahun 2009 dan tahun 2010 sebelum
diterbitkan surat ketetapan pajak tersebut;
2. Yang dimaksud dengan kesadaran sendiri adalah keinsafan atau keadaan mengerti yang tidak dibantu
(dipengaruhi) orang lain. Atau dengan kata lain keinsafan atau keadaan mengerti yang tidak ada paksaan
dari pihak lain;
3. Ketentuan Pasal 8 ayat (4) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan s.t.d.t.d Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 mengesampingkan ketentuan Pasal 8 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan
Kewajiban Perpajakan;
4. Mengabulkan banding Pemohon Banding sehingga perhitungan jumlah pajak yang masih harus dibayar
menjadi sebagai berikut :

DPP SKP
(R p ) (R p )

Ek s p o r 527,388,149
Pa ja k Ke l u a ra n -
Pajak yang dapat diperhitungkan
Pa ja k m a s u k a n 96,053,050
Ko m p e n s a s i p a ja k b u l a n l a l u -
Ju m l a h 96,053,050
Pa ja k ya n g k u ra n g (l e b i h ) d i b a ya r (96,053,050)
D i k o m p e n s a s i k a n k e m a s a p a ja k b e ri k u tn ya 96.053.050
Pa ja k ya n g k u ra n g (l e b i h ) d i b a ya r -
Sa n k s i -
Pa ja k ya n g m a s i h h a ru s d i b a ya r -

Menimbang : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai sanksi administrasi, kecuali bahwa
besarnya sanksi administrasi tergantung pada penyelesaian sengketa lainnya;

bahwa atas hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berketetapan untuk menggunakan kuasa Pasal 80
ayat(1) huruf b Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak untuk mengabulkan
seluruhnya banding Pemohon Banding;

Mengingat : Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan ketentuan perundang-undangan
lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini,
Memutuskan : Menyatakan mengabulkan seluruhnya permohonan banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur
Jenderal Pajak Nomor KEP-495/WPJ.06/2014 tanggal 4 April 2014 tentang Keberatan atas Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Masa Pajak Januari 2009 Nomor
00002/207/09/072/13 tanggal 19 April 2013, atas nama: PT XXX, dengan menghitung kembali Pajak
Terutang dan Jumlah yang Masih Harus dibayar menjadi sebagai berikut:

Dasar Pengenaan Pajak:


- Ekspor Rp 527,388,149,00
Pajak Keluaran Rp 0,00
Pajak yang dapat diperhitungkan:
Pajak masukan Rp 96,053,050,00
Kompensasi pajak bulan lalu Rp 0,00
Jumlah Rp 96,053,050,00
Pajak yang kurang (lebih) dibayar Rp (96,053,050,00)
Dikompensasikan ke masa pajak berikutnya Rp 96.053.050,00
Pajak yang kurang (lebih) dibayar Rp 0,00
Sanksi Rp 0,00
Pajak yang masih harus dibayar Rp 0,00

Demikian diputus di Jakarta pada hari Kamis tanggal 5 Februari 2015 berdasarkan musyawarah Majelis
XIIIB Pengadilan Pajak, dan Putusan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua pada
hari Kamis, tanggal 26 Maret 2015, dengan susunan Majelis dan dibantu oleh Panitera Pengganti sebagai
berikut:

Drs. Mariman Sukardi sebagai Hakim Ketua,


Drs. Krosbin Siahaan M.Sc. sebagai Hakim Anggota,
Djoko Sutrisno, S.H., M.M sebagai Hakim Anggota,
Anna Murti Hapsari, S.E., M.M. sebagai Panitera Pengganti

dihadiri oleh Para Hakim Anggota, Panitera Pengganti, serta tidak dihadiri oleh Terbanding dan dihadiri oleh
Pemohon Banding.

Anda mungkin juga menyukai