Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) adalah
Signing Minister untuk kerja sama ekonomi sub-regional IMT-GT sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2001. Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional merupakan Sekretaris Nasional Tim Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Sub-Regional (KESR) dan sekaligus sebagai Pejabat Senior (Senior Official) dalam kerja sama ekonomi sub-regional. IMT-GT merupakan salah satu bentuk Kerjasama Ekonomi Sub-Regional (KESR) yang keanggotaannya melibatkan tiga negara di kawasan Asia Tenggara yaitu Indonesia, Malaysia dan Thailand. Kerjasama dimaksud disepakati pada tahun 1993. Anggota kerja sama ini adalah wilayah-wilayah yang berdekatan secara geografis, dimana untuk Indonesia adalah 10 (sepuluh) provinsi di pulau Sumatera. Tujuan utama kerjasama ini adalah mengurangi kesenjangan ekonomi antar wilayah yg masuk dalam kerja sama IMT-GT. Kerjasama Sub-regional merupakan building-blocks dan test-bed bagi terwujudnya kerjasama yang lebih luas (regional), khususnya ASEAN. Kerjasama ekonomi sub-regional dan ASEAN juga harus mutually reinforcing, dengan melibatkan propinsi-propinsi di wilayah KBI dan KTI sebagai upaya mengatasi kesenjangan pertumbuhan ekonomi, memperkuat daya saing propinsi-propinsi terkait, serta menangkap peluang ekonomi yang ada. Cetak Biru Implementasi IMT-GT periode 2022-2026 telah disahkan oleh para Kepala Negara anggota, menjadi salah satu indikasi pentingnya kerjasama sub regional. Dalam cetak biru tersebut, kerjasama IMT-GT dilaksanakan melalui 8 (delapan) Working Group (WG) yaitu: a) WG on Agriculture & Agro-Based Industry (WGAAI) b) WG on Tourism (WGT) c) WG on Halal Products & Service (WGHAPAS) d) WG on Transport & Connectivity (WGTC) e) WG on Trade & Investment Facilitation (WGTIF) f) WG on Environment (WGE) g) WG on Human Resource Development (WGHRD) h) WG on Digital Transformation (WGDT) Komitmen dari masing-masing negara anggota sangat kuat dengan ditunjukkan bahwa dilaksanakan Pertemuan sampai dengan tingkat Kepala Negara melalui Konferensi Tingkat Tinggi (KTT). Untuk menerjemahkan dan mengimplementasikan semua arahan Kepala Negara maka perlu disusun rencana kerja tahunan dan juga rencana kerja dua tahunan untuk memantau dan memastikan bahwa semua arahan Kepala Negara dapat dilaksanakan. Indonesia akan menerima tongkat estafet sebagai Ketua IMT-GT pada saat Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) yang direncanakan akan dilaksanakan di Kota Batam, Kepulauan Riau. PTM merupakan pertemuan tertinggi yang akan melibatkan seluruh working group yang ada sehingga semua unsur/elemen dalam kerja sama dapat mendengar langsung arahan dari Menteri dalam mewujudkan Visi IMT-GT Vision 2036. Sebagai Ketua IMT-GT Tahun 2023, maka Indonesia akan menjadi tuan rumah sekaligus memimpin pertemuan PTM tersebut yang direncanakan akan dilaksanakan pada 26-29 September 2023 di Kota Batam. Peran Indonesia sebagai Ketua dalam forum kerja sama sub-regional IMT-GT ini sejalan dengan arah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang mengamanatkan bahwa Indonesia perlu memainkan peran penting dalam berbagai kerja sama ekonomi internasional untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar melalui kerja sama ekonomi internasional. Dalam posisi sebagai Ketua, maka Indonesia mempunyai peran lebih besar dalam menentukan posisi dan arah kerja sama selama satu periode keketuaan. Kemenko Perekonomian dalam kesempatan ini akan menjadi Tuan Rumah sekaligus memimpin dalam Rangkaian Pertemuan Tingkat Menteri IMT-GT ke-29. Oleh sebab itu, perlu dilakukan “Pengadaan Jasa Lainnya Professional Conference Organizer (PCO) Rangkaian Pertemuan IMT-GT ke-29” agar memperoleh PCO yang berkualitas dan kompeten yang mampu menyelenggarakan acara dimaksud dengan baik dan sukses.