A. Latar Belakang
Hasil pengukuran kinerja Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi Internasional sampai dengan Triwulan
IV Tahun 2020 dapat ditampilkan pada Tabel 1, sebagai berikut:
1|
1. Pertemuan tingkat Menteri: Ministerial Meeting 6th Bilateral Economic RI-Singapore
Pada tanggal 15 Oktober 2020 kesepakatan antara Indonesia dan Singapura yang memuat
capaian kinerja kerja sama 6 Working Group (WG) Indonesia-Singapura disepakati pada
pertemuan Ministerial Meeting Indonesia-Singapura. Dokumen kesepakatan tersebut berupa
Joint Report to Leaders’ Indonesia Singapura. Adapun secara garis besar capaian kinerja dari
setiap WG, sebagai berikut:
- WG on Batam, Bintan, Karimun (BBK) and other Special Economic Zones
Dewan Kawasan Ekonomi Khusus Nasional telah menyetujui pendirian 2 KEK baru, yaitu
Nongsa Digital Park (NDP) yang berfokus pada industri digital dan Batam Aero Technic
berfokus pada Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) Industry. EDB telah melakukan
penelitian terkait dengan tingginya biaya logistik yang harus ditanggung oleh perusahaan di
kawasan BBK. EDB dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sepakat melakukan
joint study dengan melibatkan konsultan untuk mengetahui penyebab tingginya biaya logistik
antara Singapura dan BBK dan secara bersamaan akan melakukan FGD untuk menerima
feedback dari pelaku usaha.
- WG on Investment
Sepakat untuk memfasilitasi investasi bilateral melalui perbaikan iklim berusaha di Indonesia
dan mendorong kemitraan antara investor lokal dan asing serta UKM melalui peluncuran
GlobalConnect @ SBF di Indonesia oleh Singapore Business Federation (SBF) serta
melanjutkan kerja sama antara Kementerian Perindustrian Indonesia dengan Singapore
Polytechnic dalam pelatihan desain kurikulum dan pengembangan pusat inovasi industri 4.0.
melalui webinar di masa Covid-19.
- WG on Manpower
Sepakat untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui kerja sama antara
Singapore’s Institutes of Higher Learning (IHL) dan IHLs, vocational institutes and Ministries
Indonesia; mengekplorasi capacity building lebih lanjut dan training exchanges antar
Kementerian Ketenagakerjaan kedua negara; dan berbagi pengalaman terkait tantangan dan
strategi dalam mempersiapkan diri pasca Covid-19, termasuk mempersiapkan tenaga kerja
untuk ekonomi masa depan.
- WG on Transportations
Berdasarkan catatan, sebelum terjadi pandemi Covid-19 terdapat sebanyak 7,5 juta
pergerakan penumpang melalui penerbangan. Memasuki tahun 2020, pergerakan
penumpang melalui jalur udara mengalami penurunan yang sangat signifikan. Dari sisi
maritim, juga terjadi penurunan yang signifikan pada layanan ferry regional antara Singapura
dan kepulauan Riau. Namun demikian, kedua layanan tersebut tetap beroperasi meskipun
dengan frekuensi yang rendah.
- WG on Agribusiness
Menyepakati untuk terus meningkatkan ekspor pertanian Indonesia ke Singapura melalui
penjajakan proyek pertanian di kawasan BBK yang bertujuan untuk meningkatkan produksi
pertanian di kawasan tersebut termasuk ekspor produk segar dan penggunaan platform
digital untuk promosi dan pemasaran produk pertanian Indonesia ke Singapura; Di bidang
kerja sama perikanan, Pemerintah Indonesia akan melakukan business matching and
investment sharing secara virtual dengan melibatkan pelaku bisnis Singapura dan
mengusulkan dilakukannya pelatihan secara online mengenai identifikasi dan dianogsa
penyakit ikan bagi petugas karantina Indonesia.
- WG on Tourism
Sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang pariwisata, khususnya pada masa
pemulihan pasca Covid-19 melalui penerapan protokol kesehatan pada masing-masing
negara melalui program Cleanliness, Health, and Safety Environment (CHSE) pada sektor
2|
curise dan MICE; Penunjukan Belitung sebagai Twinning Destination, di mana Pemerintah
Indonesia telah melakukan pembenahan sejumlah infrastruktur dan memberikan status di
kawasan KEK Tanjung Kelayang untuk kemudahan berinvestasi.
2. Extraordinary G20 Leaders’ Declaration on Covid-19
Extraordinary G20 Leaders Declaration on Covid-19 merupakan document outcome dari
Extraordinary G20 Leaders’ Summit yang dilaksanakan secara virtual pada 26 Maret 2020.
Dokumen ini bertujuan untuk mengoordinasikan langkah global dalam menangani pandemi
Covid-19 dan mengatasi dampak terhadap sosial-ekonomi dari pandemi tersebut. Dokumen ini
diselesaikan di tingkat Sherpa selama kurang lebih 1 (satu) minggu dengan draft dan masukan
dikirimkan melalui surel. Dokumen ini berisi pokok antara lain:
- memerangi pandemi dalam aspek Kesehatan
- menjaga ekonomi global
- mengatasi disrupsi perdagangan internasional
- meningkatkan kerja sama global.
3|
Sampai dengan Triwulan IV Tahun 2020, terdapat beberapa kendala atau hambatan yang dihadapi
dalam mencapai target yang telah ditetapkan. Adapun berikut beberapa kendala yang dihadapi
dalam mencapai target tersebut:
1. Pertemuan tidak dapat dilaksanakan secara tatap muka dikarenakan pandemi Covid-19 dan
dilaksanakan dalam bentuk video conference
2. Pertemuan virtual yang dilaksanakan akibat pandemi tidak memungkinkan terjadinya diskusi
yang lebih intens dan fleksibel dibandingkan apabila pertemuan dilakukan secara tatap muka
4|