Anda di halaman 1dari 7

DESTINASI WISATA: PANTAI PARANGTRITIS

Pantai Parangtritis merupakan destinasi wisata pantai yang populer di antara pantai-pantai
lainnya di Yogyakarta. Pantai ini berjarak 25 km dari pusat kota. Pantai Parangtritis beralamat di
Jl. Pantai Parangkusumo, Pantai, Parangtritis, Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Objek wisata ini menjadi salah satu yang mendapat kunjungan tertinggi di Yogyakarta. Untuk
memasuki kawasan pantai yang cukup populer di Yogyakarta ini pengunjung tidak perlu
mengeluarkan biaya mahal. Harga tiket masuk yang berlaku adalah Rp 10.000. Tiket masuk
kunjungan ke kawasan wisata ini berlaku untuk semua objek wisata dari Pantai Parangtritis
hingga Pantai Depok, Gumuk Pasir dan lainnya. Obyek wisata pantai Parangtritis ini beroperasi
24 jam, karena itu wisatawan dapat melihat sunset maupun sunrise di pantai ini.

ANALISIS POTENSI OBYEK WISATA


1. ATRAKSI
Atraksi yaitu segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa
keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran
atau tujuan kunjungan wisatawan. Pantai Parangtritis memiliki beberapa atraksi yang
menarik bagi wisatawan, atraksi dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Something to see (atraksi yang bisa dilihat)
1) pemandangan pantai, laut, ombak, pasir pantai
2) pemandangan sunrise dan sunset
b. Something to do (sesuatu yang bisa dilakukan)
1) Bermain air dan pasir di pantai
2) Mengelilingi pantai dengan ATV, Motor cross, dan delman
3) Berfoto di spot-spot foto menarik yang sudah disediakan
4) Beristirahat di tepi pantai di bawah paying dengan menggunakan tikar
5) Berkemah
c. Something to buy (sesuatu yang bisa dibeli)
1) Souvenir atau cinderamata yang bisa dibeli di sekitar pantai
2) Kuliner yang menyediakan menu utama hidangan laut yang merupakan
hasil tangkapan langsung nelayandi Pantai Parangtritis

2. AKSESBILITAS
Aksesibilitas adalah semua jenis sarana dan prasarana transportasi yang mendukung
pergerakan wisatawan dari wilayah asal wisatawan ke destinasi pariwisata maupun
pergerakan di dalam wilayah destinasi pariwisata dalam kaitan dengan motivasi
kunjungan wisata.
Pantai Parangtritis berjarak 25 km dari pusat kota yang dapat diakses dengan mudah
menggunakan kendaraan pribadi, dapat menggunakan bus, mobil, maupun motor. Jalan
menuju ke lokasi pantai sudah diaspal dan terdapat papan-papan penunjuk jalan untuk
memudahkan wisatawan yang pertama kali berkunjung kesana.

3. AMENITAS
Amenitas adalah fasilitas prasarana yang terdapat di lokasi destinasi wisata. Ketersediaan
amenitas pada lokasi wisata merupakan suatu hal penting yang mendukung suatu
destinasi wisata. Berikut fasilitas-fasilitas yang tersedia di Pantai Parangtritis:
1) Akomodasi Penginapan
2) Kamar Mandi/Toilet
3) Mushola
4) Tempat Parkir
5) Gazebo dan Tempat Duduk
6) Tourist Information Center (TIC)
7) Tempat Cuci Tangan
8) Tempat Sampah

4. KELEMBAGAAN
Pengelolaan Pantai Parangtritis dilakukan oleh perwakilan penduduk lokal yang
tergabung dalam Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Parangtritis yang didampingi oleh
Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul yang berperan sebegai pihak yang juga merumuskan
arah kebijakan pengembangan, mengatur dan menyediakan infrastruktur wisata.

5. SUMBER DAYA MANUSIA


Pantai Parangtritis dikelola secara langsung oleh Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata)
yang anggotanya adalah masyarakat sekitar Pantai Parangtritis. Pemerintah daerah
memberikan pelatihan dan penyuluhan untuk memperkuat kelembagaan dan
profesionalisme SDM kepariwisataan (Pokdarwis), sehingga mampu bekerja serta
menciptakan berbagai event/kegiatan usaha pengembangan daya tarik yang mendorong
minat kunjung wisatawan ke Pantai Parangtritis. Penguatan SDM pengelola wisata oleh
dinas terkait dengan pendekatan dan komunikasi terus menerus kepada masyarakat,
sebelum mengarah pada penataan maupun pembangunan fasilitas dan sarana prasarana
pendukung wisata.
6. GEOMORFOLOGI
Pantai Parangtritis merupakan jenis jenis bentuklahan marine yang berupa pantai landai
dengan bukit berbatu serta gunung-gunung pasir di sekitarnya. Pantai Parangtritis
terbentuk karena adanya sebuah gelombang (ombak) yang terdapat di daerah sekitar
pesisir yang mempunyai energi yang besar dan sangat berperan dalam menghancurkan
daratan (erosi laut). Gunung-gunung pasir terbentuk akibat adanya akvtivitas vulkanik
Gunung Merapi dengan materialnya yang mengalir ke hilir Sungai Opak kemudian
mengering dan tertiup angin hingga menumpuk dan membentuk bukit pasir.
7. PROTOKOL KESEHATAN
Sejak masa pandemi Covid-19, dibuatlah SOP protocol Kesehatan yang harus dipatuhi
wisatawan ketika berada di destinasi wisata yaitu menyediakan tempat cuci tangan,
wisatawan memakai masker di area obyek wisata, dan melakukan pengecekan suhu tubuh
di pintu masuk obyek wisata.

ANALISIS FAKTOR INTERNAL


N FAKTOR STRENGTH WEAKNESS
O
Atraksi di Pantai Parangtritis sudah 
cukup lengkap dan menarik bagi
wisatawan.
Aksesibilitas menuju Pantai 
Parangtritis sudah memadai

Amenitas di Pantai Parangtritis 


sudah lengkap namun beberapa
fasilitas kurang terawat dengan baik.

Kelembagaan Pantai Parangtritis 


sudah sangat baik.

Sumber Daya Manusia 

Geomorfologi merupakan bentuk 


lahan asal marine

Pantai Parangtritis sudah memenuhi 


protokol kesehatan bagi wisatawan

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL


Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar yang dapat memberikan pengaruh
bagi suatu daya tarik wisata. Apabila pengaruhnya baik atau positif, maka termasuk
opportunity (peluang), namun apabila memberikan pengaruh yang negatif, maka disebut
sebagai threat atau ancaman. Ada 7 faktor yang menjadi penilaian faktor eksternal dari
Pantai Parangtritis, yaitu: regulasi, promosi atau pemasaran, pesaing, wisatawan,
teknologi, kerjasama, serta kebencanaan. Tabel 2 merupakan analisis faktor eksternal
Pantai Parangtritis dan pengklasifikasiannya menjadi opportunity (peluang) dan threat
(ancaman).

NO FAKTOR OPPORTUNITY THREAT


REGULASI

Pantai Parangtritis di Kabupaten 


Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta telah dilengkapi dengan
fasilitas dan sarana pendukung
untuk penerapan protokol kesehatan
menghadapi normal baru atau new
normal di tengah pandemi wabah
virus corona baru atau COVID-19.

WISATAWAN
Wisatawan yang datang mulai dari 
berbagai jenis kalangan dan merasa
puas dengan atraksi wisata yang
ada. Kategori wisatawan yang
berkunjung ketempat ini lebih di
dominasi oleh keluarga dengan tipe
perjalannya yang ber-group, adapun
yang lainya seperti kelompok kecil
individual dengan tujuan untuk
rekreasi dan bersenangsenang

PROMOSI/PEMASARAN

Promosi yang dilakukan oleh 


pengelola sudah sangat baik sekali,
melalui internet, brosur, web dan
lain lainnya. Adapun kegiatan
promosi yang dilakukan antara lain
(1) direct marketing dengan
melakukan travel dialog ke sekolah-
sekolah yang menjadi sasaran utama
pemasaran, (2) kegiatan Java
Promo, (3) publisitas dan public
relation

PERSAINGAN

Pantai Depok dan Pantai 


Parangkusumo yang lokasinya
berdekatan. Kuliner hidangan laut di
Pantai Depok lebih lengkap dan
beragam

TEKNOLOGI
Pantai Parangtritis sudah 
memanfaatkan teknologi berupa
Early Warning System untuk
peringatan dini bencana gelombang
laut tsunami.
Promosi via digital website dan
sosial media

KERJASAMA
Pantai Parangtritis sudah melakukan 
kerjasama dengan baik dengan
pemerintah dan pihak swasta

KEBENCANAAN
Potensi bahaya fisik yang ada di 
wilayah pantai diantaranya ombak
besar, banjir rob, arus pantai, gempa
bumi, dan tsunami. Potensi bahaya
biologi yang teridentifikasi yaitu
sengatan ubur-ubur. Potensi bahaya
yang memiliki frekuensi lebih tinggi
yaitu arus pantai.

Strategi Pengembangan Pariwisata Setelah mengetahui kekuatan atau strength (S), kelemahan
atau weakness (W), peluang atau opportunity (O), dan ancaman atau threat (T) yang dimiliki
DTW Pantai Parangtritis, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis SWOT.
Dari keempat faktor tersebut, dilakukan analisis yang menyandingkan S-O, W-O, S-T, dan W-T.
a. Strategi Strenght – Opportunities (SO)
Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
peluang.
b. Strategi Weakness – Opportunities (W-O)
Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan peluang dengan meminimalkan kelemahan yang ada.
c. Strategi Strenght – Treaths (S-T)
Strategi ini dibuat dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang
ada.
d. Strategi Weaknees – Threats (W-T) Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat
defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

EKSTERNAL/INTERNAL Strenghts (S) 1.Atraksi di Weakness (W) 1.


Pantai Parangtritis sudah Amenitas di Pantai
cukup lengkap dan menarik Parangtritis sangat lengkap
bagi wisatawan. mulai dari fasilitas pokok
2.Aksesbilitas menuju hingga fasilitas
Pantai Parangtritis sudah pendukung, namun
memadai. 3.Pantai beberapa fasilitas kurang
Parangtritis merupakan memadai. 2. Pantai
bentuk lahan asal marine. Parangtritis sudah
4.Kelembagaan Pantai memenuhi protokol
Parangtritis sudah sangat kesehatan bagi wisatawan,
baik, beberapa kelembagaan namun beberapa fasilitas
seperti pokdarwis, dinas penunjang lainnya kurang
pariwisata bantul serta
keikut sertaan masyarakat.

Opportunities (O) 1.Dari segi Strategi S-O 1. Menjaga Strategi W-O


regulasi, Pantai Parangtritis sudah atraksi Pantai Parangtritis 1.Memperbaiki beberapa
memadai dan memenuhi protkol dan menjaga regulasi agar fasilitas yang kurang
kesehatan. 2.Pantai Parangtritis tetap berjalan lancar. 2. memadai.
sudah memanfaatkan teknologi Mengoptimalkan promosi 2.Memberlakukan
sebagai promosi. 3.Wisatawan Pantai Parangtritis Masa protokol kesehatan dengan
yang datang mulai dari berbagai Kebiasaan baru. 3. Menjaga memperhatikan hal hal
jenis kalangan dan merasa puas kestabilan jumlah kecil seperti penyediaan
dengan atraksi wisata. 4.Promosi wisatawan dengan sabun tepat dengan
yangdilakukan oleh pengelola mempertimbangkan pencuci tangan.
sudah sangat baik sekali, melalui peraturan pemerintah serta 3.Mengadakan himbauan
internet, brosur, web dan lain protokol kesehatan. 4. kepada para masyarakat
lainnya. 5.Pantai Parangtritis Membuat event dengan tentunya selaku anggota
sudah melakukan kerjasama mematuhi serta pariwisata untuk
dengan baik dengan pemerintah mempertimbangkan memenuhi
dan pihak swasta protokol kesehatan. protokol kesehatan untuk
pencegahan penyebaran
covid-19.

Threaths (T) 1.Pesaing dengan Strategi S-T Membuat Strategi W-T


DTW sejenis yang berdekatan inovasi atraksi yang lebih 1.Meminimalisasi
Pantai Paragkusumo dan Pantai baik dari para pesaing, kurangnya amenitas dan
Depok. 2.Pantai Parangtritis namun perlu di atraksi agar tidak kalah
memiliki ancaman bencana perhatikannya prosedut UU bersaing. 2.Memperbaiki
seperti ombak besar, banjir rob, Covid-19 serta protokol protokol kesehtan yang
dan tsunam kesehatan. kurang seperti sabun cuci
tangan. 3.Strategi adaptasi
dan mitigasi terhadap
bencana dan covid-19

ANALISIS PENGEMBANGAN DENGAN METODE TALC

Tahap-tahap pengembangan TALC:


1. Penemuan/Exploration
Potensi pariwisata berada dalam tahapan identifikasi dan menunjukkan destinasi
memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi daya tarik atau destinasi wisata karena
didukung oleh keindahan alam yang masih alami, daya tarik wisata alamiah masih
sangat asli, pada sisi lainnyatelah ada kunjungan wisatawan dalam jumlah kecil dan
mereka masih leluasa dapat bertemu dan berkomunikasi serta berinteraksi dengan
penduduk lokal. Karakteristik ini cukupuntuk dijadikan alasan pengembangan sebuah
kawasan menjadi sebuah destinasi atau daya tarik wisata.
2. Pelibatan/Involvement
Pada tahap pelibatan masyarakat lokal mengambil inisiatif dengan menyediakan
berbagai pelayanan jasa untuk para wisatawan yang mulai menunjukkan tanda-tanda
peningkatan dalam beberapa periode. Kontak dengan penduduk lokal tetap tinggi dan
beberapa dari mereka mulai menyesuaikan pola sosialnya untuk mengakomodasi
perubahan kondisi ekonomi akibat keberadaan wisatawan. Masyarakat dan
pemerintah lokal sudah mulai melakukan sosialisasi atau periklanan dalam skala
terbatas.
3. Pengembangan/Development
Pada tahap ini telah terjadi kunjungan wisatawan dalam jumlah besar dan pemerintah
sudah berani mengundang investornasional dan internasional untuk menanamkan
mosal di kawasan wisata yang akan dikembangka. Perusahaan asing atau
multinational company sudah beroperasi dan cenderung menggantikan perusahaan
lokal yang telah ada artinya usaha kecil yang die]kelola oleh penduduk lokal mulai
tersisih, hal ini terjadi karena adanya tuntuntan wisataswan global yang
mengharapkan standar kualitas yang lebih baik. Organisasi wisata mulai terbentuk
dan menjalankan fungsinya khususnya funsi promotive yang dilakukan bersama-sama
dengan pemerintah sehingga investor asing mulai tertarik dan memilih destinasi yang
ada sebagai tujuan investasinya.
4. Konsolidasi
Pda tahap ini sektor pariwisata menunjukkan dominasi dalam struktur ekonomi pada
suatu kawasan dan ada kecenderungan dominasi jaringan internasional semakin kuat
memegang peranannya pada kawasan destinasi tersebut. Kunjungan wisatawan masih
menunnjukkan peningkatan yang cukup positif namun telah terjadi opersaungan
harga diantara perusahaan sejenis pada industry pariwisata di kawasan tersebut. Peran
pemerintah loka; mulai semakin berkurang karena itu dibutuhkan upaya konsolidasi
untuk melakukan reorganisasional, dan balancing peran dan tugas anatara sektor
pemerintah dan swasta.
5. Stagnasi/Stagnation
Pada tahapan ini angka kunjungan tertinggi telah tercapai dan beberapa periode
menunjukkan angka yang cenderung stagnan. Walaupun angka kunjungan masih
relative tinggi namun destinasi sebenarnya tidak menarik lagi bagi wisatawan.
Wisatawan yang datang adalah mereka yang termasuk repeater guest atau mereka
yang loyal dengan berbagai alas an. Prohram-programpromosi dilakukan dengan
sangat insentif namun usaha untuk mendatangkan wisatawan atau penlanggan baru
sangat sulit terjadi. [engelolaan destinasi melampaui daya dukung sehingga terjadi
hal-hal negative tentang destinasi seperti kerusal=kan lingkungan, maraknya tindakan
criminal, persaingan harga yang tidak sehat pada industry pariwisata dan telah terjadi
degradasi budaya masyrakat lokal.
6. Penurunan/ Peremajaan (Decline/Rejuvenation)
Setelah terjadi stagnasi ada dua kemungkinan bisa terjadi pada kelangsungan sebuah
destinasi. Jika tidak dilakukan usaha-usaha untuk keluar dari stagnasi, besar
kemungkinan destinasi ditinggakan oleh wisatawan dan mereka memilih destinasi
lainnya yang dianggap lebih menarik, Destinasi hanya dikunjungi oelh wisatawan
domestic dan hanya ramai dikala liburan dan akhir pekan saja. Banyak fasilitas wisata
yang beralih fungsi menjadi fasilitas selain pariwisata. Jika inhin melanjutkan
pariwisata perlu dilakukan hal berikut:
 Melakukan pertimbangan dengan mengubah pemanfaatan destinasi
 Mencoba menyasar apsar baru
 Mereposisi atraksi wisata ke bentuk lainnya yang lebih menarik
 Jika DMO memiliki modal yang cukup atau ada pihak swasta yang tertarik
untuk melakukan penyehatan seperti membangun atraksi man made

Anda mungkin juga menyukai